Вы находитесь на странице: 1из 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lansia di Indonesia mencapai 20,24 juta jiwa, setara dengan 8,03 persen dari
seluruh penduduk Indonesia tahun 2014. Jumlah lansia perempuan lebih besar dari
pada laki-laki, yaitu 10,77 juta lansia perempuan dibandingkan 9,47 juta lansia laki-
laki (Susenas,2014).
Lansia di Sumatra Selatan menurut data statistik pada tahun 2015 penduduk
lansia Sumatra Selatan telah mencapai 561.712 orang atau sekitar 6,58 persen dari
jumlah penduduk Sumatra Selatan. Perbandingan persentase penduduk lansia
Sumsel tahun 2015, laki-laki berjumlah 271,714 dan perempuan 289,998 lanjut
usia (BPS Provinsi Sumatra Selatan, 2015).
Pandangan Islam Terhadap Lanjut Usia. Agama islam memandang
masyarakat lansia dengan pandangan terhormat sebagaimana perhatiannya terhadap
generasi muda. Agama islam memperlakukan dengan baik para lansia dan
mengajarkan metode supaya keberadaan mereka tidak dianggap sia-sia dan tak
bernilai oleh masyarakat. Dukungan terhadap para lansia dan penghormatan
terhadap mereka adalah hal yang ditekankan dalam islam. Nabi Muhammad Saw
bersabda, “ Penghormatan terhadap para lansia muslim adalah ketundukan kepada
Tuhan”. Beliau mengegaskan berkah dan kebaikan abadi bersama para lansia
kalian. Dalam islam, penuaan sebagai tanda dan simbol pengalaman dan ilmu.
Para lansia memiliki kedudukan tinggi di masyarakat, khususnya dari sisi
bahwa mereka adalah harta dari ilmu dan pengalaman, serta informasi dan
pemikiran. Oleh sebab itu, mereka harus dihormati, dicintai dan diperhatikan serta
pengalaman-pengalamannya harus dimanfaatkan. Nabi Muhammad Saw bersabda
“hormatilah orang-orang yang lebih tua dari kalian dan cintai serta kasihilah orang-
orang yang lebih muda dari kalian”. Oleh karna itu, pemerintah dan masyarakat
berkewajiban memperhatikan kondisi para lansia. Republik Islam Iran dengan
memperhatikan perintah-perintah agama islam menilai lansia sebagai hal yang
sangat penting, sehingga pemerintah Tehran terus berupaya menyiapkan sistem
yang menangani dan membantu para lansia di Negara ini menyalurkan berbagai
bantuan, baik materi maupun moral kepada mereka, supaya dapat hidup dengan
layak, sehat dan berbahagia (Republik Islam Indonesia).
Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra: 23-24

Artinya :
Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain
tuhan dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapakmu. Jika salah seorang diantara
keduanya atau kedua-duanya sampai usia lanjut dalam pemeliharaan, maka jangan
sekali-kali engkau mengatakan kepada ke duanya perkataan “Ah” dan janganlah
engkau membentak mereka dan ucapkanlah kepada keduanya dengan perkataan
baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan
ucapkanlah “Wahai Tuhanku sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua
telah mendidik aku diwaktu kecil”.
Oleh sebab itu kebutuhan para lanjut usia tidak hanya terbatas pada
perawatan medis dan kesehatan. Namun, kebutuhan sosial dan ekonomi mereka
perlu diperhatikan. Sehingga para lanjut usia selalu berada dalam kesehatan fisik
dan mentalnya dengan baik.
Lansia akan menimbulkan beberapa masalah baik masalah secara fisik,
biologis, mental maupun sosial ekonominya. Penyakit yang berkaitan dengan
proses lansia disebut penyakit degeratif. Perubahan fisik lansia pada sistem
respirasi yaitu menurunkan kekuatan otot-otot pernafasan dan elastisitas paru
menurun, sistem saraf, penurunan fungsi serta lambat dalam merespon,
muskuloskeletal, cairan tulang menurun sehingga mudah rapuh, bungkuk,
gastrointestinal yaitu esophagus melebar, asam lambung menurun, peristaltic
menurun, pendengaran, penglihatan, dan sistem kardiovaskuler akan berpengaruh
terhadap tekanan darah. Masa jantung bertambah, katup jantung menebal dan kaku,
kemampuan memompa darah menurun (menurunya kontraksi dan volume),
elastisitas pembuluh darah menurun serta meningkatnya resistensi pembuluh darah
perifer sehingga tekanan darah meningkat sehingga terjadi hipertensi (Maryam, dkk
2012).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah diatas normal, dengan nilai
sistolik > 140 mmHg dan tekanan diastolik > 90 mmHg. Pada populasi lansia
dikatakan hipertensi jika tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik
90 mmHg (Majid, 2014 ).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2013, menyebutkan setiap tahun tekanan
darah tinggi menyumbang kepada kematian hampir 9,4 juta orang akibat penyakit
jantung dan stroke, jika di gabungkan kedua penyakit ini merupakan penyebab
kematian nomer satu didunia. Hipertensi juga meningkatkan risiko gagal ginjal,
kebutaan, dan beberapa kondisi lain. Seperti, obesitas, diabetes, dam kolestrol
tinggi yang meningkatkan risiko kesehatan. Hipertensi meningkat sejalan dengan
perubahan gaya hidup yang kurang sehat, peningkatan hipertensi yang menjadikan
tingginya nilai prevelensi hipertensi.
Prevalensi hipertensi di Indonesia merupakan masalah yang tertinggi, di
Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur
(29,6%) dan Jawa Timur (29,4%) dan Sumatra Selatan (14,9) (Kemenkes,2015).
Provinsi Sumatra Selatan khususnya kota Palembang merupakan salah satu
wilayah Indonesia yang mempunyai prevelensi hipertensi yang tinggi dibandingkan
dengan wilayah-wilayah lain. Berdasarkan data Dinkes Provinsi Sumatra Selatan
jumlah penderita hipertensi pada tahun 2017 berjumlah 32.270 orang. Hasil
penelitian yang diadakan di Palembang pada tahun 2017 menunjukan bahwa
prevelensi hipertensi di Palembang adalah sebesar 30,1 %. (Dinkes Provinsi
Sumatra Selatan, 2017).
Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan oleh penderita hipertensi yang
memiliki pengetahuan cukup tentang hipertensi (Dewi Ratna,2011) Data Depkes
(2012) di Indonesia terdapat 21% pendetita hipertensi yang tidak terdeteksi.
Sebagai tenaga kesehatan khusunya keperawatan kita bisa melakukan peran
sebagai pemberi asuhan keperawatan untuk membantu meningkatkan kualitas
lansia, baik secara psikologi maupun fisik, penatalaksanaan hipertensi meliputi :
obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah, relaksasi, olah raga, terapi tertawa,
terapi dzikir, makan mentimun, makan buah semangka, makan buah pisang ambon,
seledri dan lain-lain (Dewi Ratna,2011).
Penatalaksanaan yang sudah dilakukan perlu dilakukan intervensi
keperawatan. Peran perawat dalam hal ini adalah sebagai pelaksana keperawatan,
pendidik, koordinator, pelayanan kesehatan(educator), pembaharu(innovator),
pengorganisasi pelayan kesehatan(organizer), panutan (role model),tempat
bertanya (fasilitator) dan sebagai pengelola(manajer). Salah satu peran perawat
dalam hal ini adalah sebagai pemberi pelayanan kesehatan melalui pendidikan yang
dilakukan perawat yaitu melalui pendidikan kesehatan atau penyuluhan kesehatan.
Penyuluhan kesehatan adalah pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan
pesan, menanamkan keyakinan, sehingga sehingga masyarakat tidak saja sadar tahu
dan menggerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan sesuatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan dari berbagai kegiatan dan kesempatan yang
berlandasan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan dimana individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat.
Penyuluhan kesehatan dapat dilakukan dengan mengunakan metode dan media
(Mubbarak & Chayatin,2009).
Metode yang digunakan dalam memberikan penyuluhan kesehatan adalah
metode ceramah, metode diskusi kelompok, metode panel, model bermain peran,
metode demontrasi dan metode seminar. Media penyuluhan kesehatan adalah
media yang digunakan untuk mempermudah penerima pesan kesehatan, karena alat
tersebut digunakan untuk mempermudah penerima pesan kesehatan bagi
masyarakat yang dituju. Media penyuluhan dapat dibagi menjadi beberapa
kelompok yaitu media papan (billoard), dan media elektronik seperti video. media
cetak (leaflet, flip chart/lembar balik, kalender, poster, booklet, dan lain-lain)
(Notoatmodjo,2010).
Media tersebut mempunyai peran penting dalam melakukan kegiatan
pendidikan kesehatan Media lembar balik merupakan cara penyampaian pesan atau
informasi kesehatan dalam bentuk buku dimana tiap lembar berisi gambar peragaan
dan lembaran baliknya berisi kalimat sebagai pesan kesehatan yang berkaitan
dengan gambar. Keunggulan menggunakan media ini antara lain: mudah dibawa,
dapat dilipat maupun di gulung, dapat dilihat berulang-ulang oleh keluarga maupun
lansia itu sendiri karena kebutuhan untuk melihat waktu dan memiliki daya tarik
disertai dengan gambar yang menarik. Peneliti menggunakan media lembar balik
dengan pertimbangan dapat mengatasi keterbatasan lansia dalam hal mengingat,
lembar balik juga sangat baik untuk menyajikan teori dan praktik, untuk melakukan
penjelasan pada lansia. Peneliti mencantumkan beberapa faktor yang
mempengaruhi kepatuhan minum obat yang dapat dilakukan lansia saat melihat
lembar balik yaitu mengenai teori hipertensi dan jadwal minum obat.
(Notoatmodjo,2010).\
Beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien termasuk kepatuhan
dalam melaksanakan kontrol tekanan darah dan patuh dalam minum obat
hipertensi yaitu kepatuhan dari segi faktor internal antara lain pengetahuan.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap objek tertentu. (Notoatmodjo, 2012).
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Harwandy dkk (2017). Pengaruh
Edukasi Terhadap Tingkat Kepatuhan Pada Penderita Hipertensi di Puskesmas
Kasihan 1 Bantul terdapat perbedaan signifikan pada peningkatan kepatuhan
minum obat (p= 0,000) pada pasien perlakuan dibanding pasien kontrol. Penelitian
ini sejalan dengan Chayanee (2014) Tingkat Kepatuhan Penggunaan Obat
Antihipertensi Pada Hipertensi di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit X Surakarta
menunjukan penilaian tingkat kepatuhan menunjukan bahwa pasien yang tingkat
kepatuhannya tinggi sebesar 16,55%, sementara 50,56% dan 32% pasien
menunjukan tingkat kepatuhan yang sedang dan rendah. Dewanti dkk (2015).
Terdapat Pengaruh Konseling dan Pemberian Leaflet Terhadap Efekasi Diri
Kepatuhan Minum Obat dan Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Puskesmas Kota
Depok. Hairunisa (2014). Ada hubungan tingkat kepatuhan minum obat dan diet
dengan tekanan darah terkontrol pada penderita hipertensi lansia di wilayah kerja
Puskesmas Perumnas 1 Kecamatan Pontianak Barat ada hubungan bermakna antara
kepatuhan minum obat dan diet dengan tekanan darah terkontrol. Sumantra (2017)
Terdapat hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada lansia
hipertensi dipuskesmas Ranomuut Kota Manado.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik melakukan implementasi
asuhan keperawatan dengan gangguan system Kardiovaskular : Hipertensi pada
Ny.M di Panti Lanjut Usia Harapan Kita..

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Gangguan System
Kardiovaskular : Hipertensi pada Ny.M di Panti Lanjut Usia Harapan Kita.

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menganalisis Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan
Gangguan System Kardiovaskular : Hipertensi pada Ny.M di Panti Lanjut Usia
Harapan Kita.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu memahami konsep teoritis gangguan sistem
Kardiovaskular : Hipertensi
b. Mahasiswa mampu memahami konsep teoritis asuhan keperawatan pada
gangguan sistem Kardiovaskular : Hipertensi .
c. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan gangguan
sistem Kardiovaskular : Hipertensi
d. Mahasiswa mampu melakukan merumuskan masalah dan menegakkan
diagnose keperawatan pada pasien dengan sistem Kardiovaskular :
Hipertensi.
e. Mahasiswa mampu menyususun intervensi keperawatan pada pasien dengan
gangguan sistem Kardiovaskular : Hipertensi
f. Mahasiswa mampu melakukan implementasi keperawatan pada pasien
dengan gangguan sistem Kardiovaskular : Hipertensi
g. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan
gangguan sistem Kardiovaskular : Hipertensi

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan bagi
perkembangan ilmu keperawatan secara umum, dan keperawatan secara khusus,
sebagai gambaran asuhan keperawatan gerontik dengan gangguan sistem
Kardiovaskular : Hipertensi
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam
melakukan asuhan keperawatan gerontik, sekaligus sebagai media untuk
mengemukakan pendapat secara objektif mengenai aplikasi implementasi
keperawatan dari diagnosa keperawatan yang muncul.
b. Bagi Institusi Rumah Sakit
Diharapkan dapat menjadi informasi deskripsi terhadap penerapan
asuhan keperawatan gerontik untuk dapat dikembangkan sebagai
pengembangan asuhan keperawatan gerontik.
c. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan menjadi informasi sebagai bahan pembelajaran sekaligus
pembanding terhadap aplikasi asuhan keperawatan di klinis, asuhan
keperawatan secara teoritis terkait gangguan sistem kardiovaskular:
gerontik.

Вам также может понравиться

  • Patway
    Patway
    Документ1 страница
    Patway
    aisyah amalyah putri
    Оценок пока нет
  • Format PKL Baru
    Format PKL Baru
    Документ18 страниц
    Format PKL Baru
    aisyah amalyah putri
    Оценок пока нет
  • Artritis Reumatoid Penyebab dan Dampaknya
    Artritis Reumatoid Penyebab dan Dampaknya
    Документ1 страница
    Artritis Reumatoid Penyebab dan Dampaknya
    aisyah amalyah putri
    100% (1)
  • Bab 4 Revisi
    Bab 4 Revisi
    Документ29 страниц
    Bab 4 Revisi
    aisyah amalyah putri
    Оценок пока нет
  • BAB IV Edit
    BAB IV Edit
    Документ37 страниц
    BAB IV Edit
    aisyah amalyah putri
    Оценок пока нет
  • BAB I Seminar Gerontik
    BAB I Seminar Gerontik
    Документ7 страниц
    BAB I Seminar Gerontik
    aisyah amalyah putri
    Оценок пока нет
  • Data Kesling
    Data Kesling
    Документ6 страниц
    Data Kesling
    aisyah amalyah putri
    Оценок пока нет
  • Diare
    Diare
    Документ11 страниц
    Diare
    aisyah amalyah putri
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ8 страниц
    Bab I
    Amalia Nur Azhima
    Оценок пока нет
  • Bab Iv Pembahasan
    Bab Iv Pembahasan
    Документ21 страница
    Bab Iv Pembahasan
    aisyah amalyah putri
    Оценок пока нет
  • BAB IV Edit
    BAB IV Edit
    Документ29 страниц
    BAB IV Edit
    aisyah amalyah putri
    Оценок пока нет
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Документ11 страниц
    Bab Iii
    aisyah amalyah putri
    Оценок пока нет
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Документ7 страниц
    Bab Iv
    aisyah amalyah putri
    Оценок пока нет
  • Tumbuh Kembang Remaja
    Tumbuh Kembang Remaja
    Документ13 страниц
    Tumbuh Kembang Remaja
    Anonymous TZ2UNdoCJ
    Оценок пока нет
  • Bab II
    Bab II
    Документ29 страниц
    Bab II
    aisyah amalyah putri
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ4 страницы
    Bab I
    aisyah amalyah putri
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ8 страниц
    Bab I
    Amalia Nur Azhima
    Оценок пока нет
  • BAB III (Masih Kosong)
    BAB III (Masih Kosong)
    Документ13 страниц
    BAB III (Masih Kosong)
    aisyah amalyah putri
    Оценок пока нет
  • LAPORAN RESUME OPTIMAL
    LAPORAN RESUME OPTIMAL
    Документ4 страницы
    LAPORAN RESUME OPTIMAL
    aisyah amalyah putri
    Оценок пока нет
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ56 страниц
    Bab Ii
    aisyah amalyah putri
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ4 страницы
    Bab I
    aisyah amalyah putri
    Оценок пока нет
  • Kebersihan Diri
    Kebersihan Diri
    Документ11 страниц
    Kebersihan Diri
    aisyah amalyah putri
    Оценок пока нет
  • Pathways
    Pathways
    Документ1 страница
    Pathways
    aisyah amalyah putri
    Оценок пока нет
  • Bab II
    Bab II
    Документ29 страниц
    Bab II
    aisyah amalyah putri
    Оценок пока нет
  • BAB I Baru
    BAB I Baru
    Документ3 страницы
    BAB I Baru
    aisyah amalyah putri
    Оценок пока нет
  • Intra Natal
    Intra Natal
    Документ13 страниц
    Intra Natal
    aisyah amalyah putri
    Оценок пока нет
  • LP Sikap Dan Perilaku Seks Bebas
    LP Sikap Dan Perilaku Seks Bebas
    Документ13 страниц
    LP Sikap Dan Perilaku Seks Bebas
    aisyah amalyah putri
    Оценок пока нет
  • LP Manajemen
    LP Manajemen
    Документ16 страниц
    LP Manajemen
    aisyah amalyah putri
    Оценок пока нет
  • Kebersihan Diri
    Kebersihan Diri
    Документ11 страниц
    Kebersihan Diri
    aisyah amalyah putri
    Оценок пока нет