Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KIMIA FISIKA
OLEH :
KELOMPOK : 2 (DUA)
ASISTEN : ASNITA
MAKASSAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Keterangan :
∆P = Penurunan tekanan uap
𝑋𝐴 = Fraksi mol pelarut
𝑋𝐵 = Fraksi mol terlarut
𝑃° > 𝑃 = Tekanan uap pelarut murni lebih besar dibandingkan dengan
tekanan uap larutan
P° = Tekanan uap pelarut murni
Titik didih zat cair adalah suhu tetap pada saat zat cair mendidih.
Pada suhu ini, tekanan uap zat cair sama dengan tekanan udara
disekitarnya. Hal ini menyebabkan terjadinya penguapan diseluruh bagian
zat cair. Titik didih zat cair diukur pada tekanan 1 atm. Titik didih larutan
selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut murninya. Hal ini disebabkan
adanya partikel-partikel zat terlarut dalam suatu larutan menghalangi
peristiwa penguapan partikel-partikel pelarut. Oleh karena itu, penguapan
partikel-partikel pelarut membutuhkan energi yang lebih besar. Perbedaan
titik didih pelarut murni disebut kenaikan titik didih yang dinyatakan
dengan ∆𝑇𝑏 serta persamaannya dapat ditulis (Muchlisyiyah, 2017) :
𝑔 1000
∆𝑇𝑏 = 𝐾𝑏 𝑚 ; ∆𝑇𝑏 = 𝐾𝑏 𝑀𝑟 ; ∆𝑇𝑏 = 𝑇𝑏 larutan - 𝑇𝑏 pelarut
𝑃
Keterangan :
∆𝑇𝑏 = Kenaikan titik diidh
𝐾𝑏 = Tetapan kenaikan titik didih molal
m = Massa zat terlarut
Mr = Massa Molekul relatif
Penurunan tekanan uap akibat zat terlarut yang tidak menguap juga
dapat menyebabkan penurunan titik beku larutan. Gejala ini terjadi karena
zat terlarut tidak terlarut dalam fase padat pelarut. Contohnya es murni
selalu memisah ketika larutan dalam air membeku. Agar tidak terjadi
pemisahan zat terlarut dan pelarut ketika larutan membeku, maka
diperlukan suhu lebih rendah lagi untuk mengubah seluruh larutan
menjadi fase padatnya. Seperti halnya titik didih, penurunan titik beku
(∆𝑇𝑓 ) berbanding lurus dengan molalitas larutan (Nisa, 2011).
𝑔 1000
∆𝑇𝑓 = 𝐾𝑓 𝑚 ; ∆𝑇𝑓 = 𝐾𝑓 𝑀𝑟 ; ∆𝑇𝑓 = 𝑇𝑓 Pelarut - 𝑇𝑓 Larutan
𝑃
Keterangan :
∆𝑇𝑓 = Penurunan titik beku
𝐾𝑓 = Tetapan penurunan titik beku molal
m = Massa zat terlarut
Mr = Massa Molekul relatif
Suatu larutan yang lebih encer memiliki tekanan uap yang lebih
besar dari pada larutan yang pekat. Artinya molekul-molekul pelarut dalam
larutan encer memiliki kecenderungan lolos yang lebih besar. Tekanan
osmotik adalah tekanan yang diberikan kepada larutan sehingga dapat
mencegah mengalirnya molekul. Pelarut memasuki sela-sela selaput
sepermeabel (Lisa, 2009).
Misalnya suatu larutan encer dan suatu larutan pekat dipisahkan oleh
selaput (membran) yang semipermeabel, yaitu selaput yang dapat
ditembus oleh molekul pelarut, tetapi tidak mampu ditembus oleh molekul
zat terlarut. Selaput semipermeabel ini dapat berupa gelatin, kertas
perkamen, lapisan film selofan, atau membran sel makhluk hidup. Maka
terjadilah peristiwa osmosis, yaitu perpindahan molekul pelarut dari larutan
yang memiliki konsentrasi lebih rendah (encer) ke larutan yang
konsentrasinya lebih tinggi (pekat) melalui sela-sela membran
semipermeabel (Lukman, 2013).
Peristiwa osmotik menyebabkan naiknya permukaan larutan pekat,
sehingga tekanan membesar yang pada gilirannya akan memperlambat
laju osmosis. Akhirnya tercapailah suatu tekanan yang mampu
menghentikan osmosis atau perpindahan molekul pelarut atau disebut
tekanan osmosis (Chang, 2015).
Tekanan osmosis merupakan salah satu sifat koligatif yang terdapat
kesamaan rumus dengan gas ideal. PV = nRT, jika P adalah tekanan
𝑛
osmotik (𝜋) sedangkan 𝑉 adalah kemolaran (M), maka (Nisa, 2011) :
𝑛
𝜋 = 𝑀𝑅𝑇 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜋 = 𝑅𝑇
𝑉
Keterangan :
M = 𝑚𝑜𝑙⁄𝑙
R = 0,082
T = °𝐾(°𝐶 + 273)
IV.3 Pembahasan
Kenaikan titik didih dipengaruhi oleh energi kalor dan konsentrasi zat
terlarut. Semakin banyak energi atau kalor yang diperoleh maka akan
semakin cepat suhu zat untuk mendidih. Dan semakin banyak konsentrasi
zat terlarut maka yang dicampur akan semakin tinggi titik didih zat
tersebut. Sedangkan penurunan titik beku hanya dipengaruhi oleh
konsentrasi zat terlarut dimana jika jumlah partikel zat terlarut semakin
banyak, maka titik beku larutan tersebut akan semakin turun (Lukman,
2013).
Pada pengamatan penurunan titik beku digunakan es batu yang
ditambahkan garam tujuannya adalah untuk mempercepat pembekuan
pada larutan. Jika yang digunakan hanya es batu saja maka titik bekunya
hanya 0℃, sedangkan jika ditambahkan garam dapur suhunya akan lebih
rendah (lebih dingin). Penambahan garam dapur pada es batu
mengakibatkan peningkatan konsentrasi yang mengakibatkan semakin
rendah titik bekunya (Lukman, 2013).
Pada sampel yang digunakan pada percobaan didapatkan hasil
kenaikan titik didih ataupun penurunan titik beku yang sesuai dengan teori
dimana hasilnya positif sesuai dengan teori.
Pada percobaan kali ini dicari Mr dari sampel, dimana Mr sampel
pada percobaan ini belum diketahui, Mr (molekul relatif / bobot molekul
zat) dapat dicari apabila nilai 𝐾𝑓 ataupun nilai 𝐾𝑏 telah diketahui serta
massanya telah diketahui.
Pada percobaan yang dilakukan ada terdapat suatu kekeliruan yang
disebabkan karena adanya faktor kesalahan pada percobaan ini yaitu
dimana sampel yang memiliki konsentrasi lebih tinggi mempunyai
penurunan titik beku dan kenaikan titik didih yang hasilnya lebih kecil
dibandingkan dengan sampel yang memiliki konsentrasi rendah. Hal
tersebut disebabkan karena adanya faktor kesalahan dalam praktikum
yaitu kurangnya ketelitian praktikan dalam melakukan pengamatan.
Pada percobaan ini yang mengalami penurunan titik beku dan
kenaikan titik didih yang hasilnya lebih besar perubahannya terdapat pada
sampel dengan konsentrasi 0,6 gram askorbat dan 0,6 Glukosa.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan telah terjadi kenaikan titik
didih (∆𝑇𝑏 ) dan penurunan titik beku (∆𝑇𝑓 ) pada sampel yang dipengaruhi
oleh energi kalor dan konsentrasi zat terlarut. Pada ∆𝑇𝑏 semakin banyak
energi atau kalor yang diperoleh maka akan semakin cepat suhu zat untuk
mendidih. Sedangkan pada ∆𝑇𝑓 hanya dipengaruhi oleh konsentrasi zat
terlarut dimana jika jumlah partikel zat terlarut semakin banyak maka titik
beku larutan tersebut akan semakin turun.
V.2 Saran
V.2.1 Saran Untuk Laboratorium
Saran kami untuk laboratorium, sebaiknya alat dan bahan di
laboratorium lebih di lengkapi lagi khusususnya alat dan bahan yang ingin
di gunakan praktikan pada saat praktikum agar pada saat praktikum dapat
berjalan dengan lancar tanpa kendala apapun baik itu dalam hal alat
maupun bahan.
V.2.2 Saran Untuk Dosen
Saran kami untuk dosen, sebaiknya selama praktikum sedang
berlangsung dosen pembimbing selalu mengontrol dan membimbing para
praktikan yang sedang melakukan praktikum dan juga mengontrol para tim
asisten agar jika terjadi kesalahan pada saat praktikum dapat di atasi
dengan cepat
V.2.3 Saran Untuk Asisten
Saran kami untuk asisten, sebaiknya para asisten selalu
mendampingi para praktikan yang sedang melakukan praktikum agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak di inginkan pada saat praktikum sedang
berlangsung dan dapat cepat di tangani jika terjadi kesalahan atau
kelalaian praktikan pada saat praktikum sedang berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Sakinah, Asri Nisa. 2011. Sifat Koligatif Larutan. Bandung : Media Ilmu.