Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh
Kelompok II:
Marzella.I.C.Milla (1608.14201.498)
MALANG
2019
1
1.1 Latar Belakang Masalah
Kondisi pasien stroke ketika pulang dari rumah sakit, seringkali masih
mengalami gejala sisa, misalnya gangguan motorik (hemiplegi/hemiparese) atau
pasien yang pulang dengan keadaan bedrest total, kehilangan komunikasi atau
kesulitan berbicara, gangguan persepsi, kerusakan fungsi kognitif dan efek
psikologik akan berdampak pada aktivitas hidup sehari-hari, sehingga peran
keluarga sangat dibutuhkan untuk merawat anggota keluarga pasca stroke
(American Stroke Association, 2014; Mulyatsih, 2010). Sementara hampir 50%
pasien dengan gagal jantung mengalami penurunan kualitas hidup karena
ketidakmampuan secara fisik, sehingga sangat diperlukan adanya home care
sebagai tindak lanjut dari perawatan di rumah sakit untuk menurunkan kejadian
dirawat kembali, menurunkan cost dan meningkatkan kualitas hidup (Smeltzer,
et al, 2008). Pasien DM dengan komplikasi luka, diperlukan teknik perawatan
2
luka yang benar. Perawatan luka tidak bisa dilakukan sendiri oleh pasien atau
keluarga, jika pasien memilih untuk tetap dilakukan rawat inap di rumah sakit
sampai luka sembuh dibutuhkan waktu lama dan biaya yang besar , sehingga
mutlak dibutuhkan perawat home care untuk perawatan luka (Howthorne, et al,
2010).
Home care merupakan bagian atau lanjutan dari pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan
keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat
kemandirian dan meminimalkan dampak penyakit. Pelayanan home care juga
meliputi konseling yang bermanfaat meningkatkan kepatuhan pasien dalam
penggunaan obat, sehingga angka kematian dan kerugian (baik biaya maupun
hilangnya produktivitas) dapat ditekan (Schnipper, 2006). Perawat yang
melakukan pelayanan keperawatan di rumah (home care) mempunyai peran
untuk meningkatkan kemampuan keluarga untuk mencegah penyakit dan peme-
liharaan kesehatan sehinga penerapan proses keperawatan di rumah, terjadi
proses alih peran dari perawat kepada klien dan keluarga (sasaran), dan
diharapkan secara bertahap dapat mencapai kemandirian klien beserta keluarga
sasaran dalam menyelesaikan masalah kesehatannya.
3
2. Pembahasan
A. Definisi
B. Tujuan
Tujuan dari SIM telenursing adalah tidak untuk membentuk diagnosis medis,
melainkan difokuskan pada dimensi dari urgensi (Fairchild L.S, Elfrink V, Dieckman
A, 2006). Sehingga para perawat akan lebih terfokus pada informasi, dukungan,
dan meningkatkan pengetahuan. Untuk itu diperlukan komunikasi yang baik
sehingga setiap perkataan akan mudah untuk didengar dan dipahami. Dengan
demikian keluarga akan termotivasi untuk mengikuti saran perawat. Sebuah
komunikasi yang berpusat pada keluarga adalah teknik pendekatan yang disukai
dalam rangka membina hubungan antara keluarga dan tenaga professional
(Hartford Kathleen, 2005
4
C. Aspek Legal Etik
1. Dasar Hukum dalam Home Care
Dasar hokum praktik home care adalah praktek pelayanan mandiri.
Perawat yang di atur dalam beberapa undang-undang. Di antaranya yaitu :
a) UU Kes.No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
b) PP.No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah.
c) Kepmenkes No.1239 tahun 2001 tentang regitrasi dan praktik
keperawatan.
d) SK Menpen No. 94/KEP/M.PAN/11/2001 tentang jabatan fungsional
perawat.
2. Ruang Lingkup dalam Home Care
Menurut PPNI (2009) ruang lingkup dalam pelayanan Home Care adalah :
a) Memberi asuhan keperawatan secara komperhensif dan holistic
(bio,psiko, sosio, spiritual, cultural)
b) Mendokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang di berikan
kepada keluarga.
c) Melakukan koordinasi dengan tim yang lain jika praktik di lakukan
secara berkelompok.
d) Sebagai pembela (advokat klien)
e) Menentukan frekuensi atau lamanya pelayanan keperawatan pada
klien .
f) Melakukan pendidikan kesehatan pada keluarga.
3. Prinsip Pelayanan Home Care.
Menurut PPNI (2009) Prinsip Pelayanan home care adalah :
a) Pengelolaan home care di laksanankan oleh perawat.
b) Mengaplikasikan konsep sebagai dasar mengambil keputusan dalam
praktik.
c) Mengumpulkan data secara akurat, sistematis dan komperhensif.
d) Menggunakan data hasil pengkajian dan hasil pemeriksaan dalam
mentakan diagnose.
e) Mengembangkan rencana keperawatan di dasarkan pada kebutuhan
dasar .
f) Memberi pelayanan paripurna yang terdiri dari preventif, kuratif,
promotif, dan rehabilitative.
D.Solusi
5
b) home care merupakan satu cara dimana perawatan 24 jam dapat diberikan
secara fokus pada satu klien, sedangkan dirumah sakit perawatan terbagi
pada beberapa pasien
c) home care memberi keyakinan akan mutu pelayanan keperawatan bagi klien,
dimana pelayanan keperawatan dapat diberikan secara komprehensif
(biopsikososiospiritual)
d) home care menjaga privacy klien dan keluarga, dimana semua tindakan yang
berikan hanya keluarga dan tim kesehatan yang tahu;
e) home care memberikan kemudahan kepada keluarga dan care giver dalam
memonitor kebiasaan klien seperti makan, minum, dan pola tidur dimana
berguna memahami perubahan pola dan perawatan klien
f) home care memberikan perasaan tenang dalam pikiran, dimana keluarga
dapat melakukan kegiatan lain dengan tidak meninggalkan klien
g) pelayanan home care lebih memastikan keberhasilan pendidikan kesehatan
yang diberikan, perawat dapat memberi penguatan dalam pelaksanaan
perawatan yang dilakukan keluarga.
E.Solusi
Menurut Amy Peck (2005) ada tiga ketegori dasar hambatan dalam
telenursing, meliputi: perilaku, legislatif, dan teknologi. Hambatan perilaku, ada
ketakutan bahwa perawat akan mendelegasikan tugas ke mesin. Pada awalnya
perawat akan resisten terhadap telenursing akibat kurangnya penguasaan
terhadap teknologi informasi dan teknologi telekomunikasi. Namun dengan
adanya pelatihan dan adanya support system, perawat bisa merasakan manfaat
telenursing untuk dirinya dan pasien. Legislasi, telenursing muncul sebagai issue
kebijakan public secara mayor, belum adanya kepastian lisensi tentang
telenursing. Secara teknologi, Elektronik Health Record (EHR) dan standar data
mendukung perkembangan telenursing. Tanpa EHR telehealth tidak bisa
bekerja. Ketersediaan system penyimpanan data pasien kapanpun dan
dimanapun provider membutuhkannya (Johnsson A-M & Willman A. 2008).
6
F.Kesimpulan
Home Visit Berbasis SIM Telenursing dikembangkan secara online melalui website,
dengan tahapan input, proses dan output (laporan) baik admin RS maupun pasien.
Telenursing menyediakan program perawatan profesional dengan layanan
konsultasi, evaluasi, dan penelusuran pasti yang dapat meningkatkan aksesibilitas
ke masyarakat yang menerima layanan medis atau informasi proses perawatan di
tempat-tempat terpencil, meningkatkan saluran konsultasi dengan dokter, perawat,
dan tenaga kesehatan lainnya dengan mengurangi waktu evaluasi yang panjang,
dan meminimalkan pemindahan pasien dan informasi perawatan yang tidak perlu.