Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TENTANG
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 42 ayat (1) dan ayat (2)
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa dipandang
perlu menetapkan suatu Peraturan Daerah tentang Pembentukan Badan
Permusyawaratan Desa;
-1-
3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
dan
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
-2-
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah;
BAB II
PERSYARATAN ANGGOTA BPD
Pasal 2
-3-
d. berpendidikan sekurang-kurangnya Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
atau yang sederajat, serta dibuktikan dengan ijazah/STTB;
e. berumur sekurang-kurangnya 25 tahun dan atau telah menikah;
f. sehat jasmani dan rohani;
g. berkelakuan baik, jujur dan adil;
h. untuk pegawai negeri/swasta harus mendapat persetujuan tertulis
dari atasan/instansi;
i. terdaftar sebagai penduduk Desa yang bersangkutan sekurang-
kurangnya 2 (dua) tahun terakhir pada saat pendaftaran Bakal Calon
dengan tidak terputus-putus;
j. tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan Pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap;
BAB III
MEKANISME PENETAPAN ANGGOTA BPD dan Musyawarah
Pembentukan Anggota BPD
Pasal 3
(1) Anggota BPD adalah wakil dari penduduk dusun pada desa
bersangkutan.
(2) Anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terdiri dari :
a. Ketua Rukun Warga atau sebutan lainnya yang sejajar
kedudukannya.
b. Pemangku adat
c. Golongan profesi
d. Pemuka agama
e. Tokoh/pemuka masyarakat lainnya.
(3) Penetapan jumlah anggota BPD :
a. Jumlah Anggota BPD dibagi habis secara proposional berdasarkan
jumlah dusun, jika terdapat sisa kuota, maka sisa tersebut
diberikan kepada dusun yang lebih banyak penduduknya.
b. Jumlah kuota calon anggota BPD sebagaimana dimaksud pada
huruf a ditetapkan oleh Surat Keputusan Kepala Desa dan
diumumkan seluas-luasnya dalam wilayah dusun di Desa yang
bersangkutan.
c. Apabila ternyata jumlah dusun melebihi jumlah kuota anggota BPD
yang ada, maka beberapa dusun dapat bergabung menurut
kreteria sosial, budaya dusun yang bersamaan untuk menunjuk
utusan.
-4-
(4) Musyawarah tingkat dusun :
a. Kepala Dusun memfasilitasi pembentukan panitia musyawarah
tingkat dusun.
b. Panitia musyawarah tingkat dusun berjumlah paling banyak 5
(lima) orang dan bertugas untuk melakukan penjaringan dan
seleksi bakal calon BPD sebagaimana perwakilan dusun dan
bermusyawarah menentukan nomor urut atau peringkat calon
anggota BPD.
c. Jumlah calon anggota BPD sebagai perwakilan dusun adalah 2
(dua) kali jumlah kuota yang ada.
d. Panitia musyawarah dusun tidak berhak mencalonkan diri menjadi
anggota BPD.
e. Hasil musyawarah tingkat dusun dituangkan dalam berita acara.
(5) Musyawarah tingkat Desa :
a. Kepala Desa mengadakan musyawarah pembentukan BPD yang
dihadiri oleh para Kepala Dusun, panitia musyawarah dusun, calon
anggota BPD dari masing-masing dusun.
b. Musyawarah tingkat desa menetapkan keanggotaan BPD sesuai
dengan pengajuan yang disampaikan oleh masing-masing dusun.
c. Calon anggota BPD yang tidak ditetapkan sebagai anggota BPD
dalam musyawarah tingkat Desa, ditetapkan menjadi anggota
pengganti antar waktu (PAW) dari dusun yang sama.
d. Hasil musyawarah tingkat desa dituangkan dalam sebuah berita
acara.
e. Berita acara musyawarah tingkat Desa dan berkas-berkas anggota
calon BPD disampaikan kepada Bupati melalui camat untuk
pembuatan SK peresmiannya.
f. Biaya panitia musyawarah dalam rangka pembentukan BPD
dibebankan kepada APB Desa
(6) Calon anggota BPD yang telah ditetapkan sebagai perwakilan dari
dusun di sampaikan kepada panitia pelaksana musyawarah untuk di
teliti kelengkapan persyaratan calong anggota BPD.
(7) Rapat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk memilih
Bakal Calon Anggota BPD dengan musyawarah dan mufakat diikuti
oleh Panitia Musyawarah, anggota BPD periode sebelumnya, Kepala
Desa, Bakal Calon Anggota BPD, Perangkat Desa, Ketua Rukun Warga
atau sebutan lain, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama,
tokoh pemuka masyarakat lainnya yang ditentukan oleh Panitia
Pelaksana Musyawarah;
(8) Jumlah anggota BPD ditetapkan dengan jumlah ganjil, paling sedikit 5
(lima) orang dan paling banyak 11 (sebelas) orang dengan
-5-
memperhatikan luas wilayah, jumlah penduduk dan kemampuan
keuangan desa.
(9) Jumlah anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di bagi
habis secara proporsional berdasarkan jumlah dusun di desa yang
bersangkutan.
(10) Apabila setelah di bagi habis perdusun ternyata terdapat sisa kuota,
maka sisa tersebut di serahkan pada dusun – dusun yang memiliki
jumlah penduduk lebih banyak.
Pasal 4
Jumlah anggota BPD ditentukan berdasarkan jumlah penduduk desa yang
bersangkutan dengan ketentuan :
a. jumlah <1500 jiwa = 5 orang anggota;
b. jumlah 1501 jiwa s/d 2000 jiwa = 7 orang anggota;
c. jumlah 2001 jiwa s/d 2500 jiwa = 9 orang anggota;
d. jumlah lebih dari 2501 jiwa = 11 orang anggota;
BAB IV
PENGESAHAN PENETAPAN ANGGOTA
Pasal 5
Hasil penetapan anggota BPD sebagaimana dimaksud Pasal 3 ayat (2)
ditetapkan dan disahkan dengan Keputusan Bupati.
BAB V
FUNGSI, WEWENANG, HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN BPD
Bagian Kesatu
Fungsi
Pasal 6
Bagian Kedua
Wewenang
Pasal 7
-6-
b. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa
dan Peraturan Kepala Desa;
c. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa;
d. membentuk Panitia Pemilihan Kepala Desa;
e. mengusulkan pengangkatan penjabat kepala desa atas dasar
musyawarah BPD dengan Perangkat Desa kepada Bupati melalui
Camat;
f. menggali/menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan
aspirasi masyarakat;
g. menyusun tata tertib BPD;
Bagian Ketiga
Hak
Pasal 8
b. menyatakan pendapat;
b. mengajukan pertanyaan;
e. memperoleh tunjangan;
Bagian Keempat
Kewajiban
Pasal 9
(1) Anggota BPD mempunyai kewajiban :
a. mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan mentaati segala
Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku;
b. melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Desa;
c. mempertahankan dan memelihara hukum nasional serta keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
-7-
d. menyerap, menampung, menghimpun dan menindaklanjuti
aspirasi masyarakat;
e. memproses pemilihan Kepala Desa;
f. mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi,
kelompok dan golongan;
g. menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat
setempat;
h. menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga
masyarakat;
i. menyampaikan hasil kinerjanya kepada masyarakat;
(2) Penyampaian hasil kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir i
diinformasikan melalui pertemuan dengan masyarakat dan atau dengan
media cetak, serta diinformasikan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1
(satu) tahun.
Bagian Kelima
Larangan
Pasal 10
-8-
BAB VI
PEMBERHENTIAN, PENGGANTIAN ANTAR WAKTU
DAN MASA KEANGGOTAAN
Pasal 11
Pasal 12
Masa jabatan anggota BPD adalah 6 (enam) tahun dan dapat
diangkat/diusulkan kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.
BAB VII
TATA CARA PENGUCAPAN SUMPAH/ JANJI
Pasal 13
Pimpinan dan anggota BPD sebelum memangku jabatannya mengucapkan
sumpah janji secara bersama-sama dihadapan masyarakat dan dipandu
oleh Bupati atau Pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB VIII
TATA CARA MENGGALI, MENAMPUNG DAN
MENYALURKAN ASPIRASI MASYARAKAT
Pasal 14
(1) BPD menggali dan menampung aspirasi masyarakat serta
membahasnya dalam rapat BPD
-9-
(2) Hasil keputusan rapat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan BPD dan dalam hal tertentu akan
disampaikan kepada Bupati melalui Camat.
BAB IX
TATA TERTIB
Pasal 15
(1) Rapat BPD dipimpin oleh Pimpinan BPD.
(2) Rapat BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas dinyatakan
sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 1/2 (satu per dua) dari
jumlah anggota BPD dan Keputusan ditetapkan berdasarkan suara
terbanyak.
(3) Dalam hal tertentu rapat BPD dinyatakan sah apabila dhadiri oleh
sekurang-kurangya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota BPD, dan
keputusan ditetapkan dengan persetujuan sekurang-kurangnya
1/2(satu per dua) ditambah 1 (satu) dari jumlah anggota BPD yang
hadir;
(4) Hasil rapat BPD ditetapkan dengan Keputusan BPD dan dilengkapi
dengan notulen yang dibuat oleh sekretaris BPD.
BAB X
KEUANGAN BPD
Pasal 16
Pasal 17
BAB XI
HUBUNGAN KERJA
-10-
Pasal 18
(1) Hubungan kerja BPD dengan Kepala Desa bersifat koordinasi teknis
fungsional dan teknis operasional
(2) Hubungan kerja BPD dengan lembaga kemasyarakatan di wilayah
kerjanya bersifat koordinasi teknis fungsional.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19
dto,
H. T. ERRY NURADI
Diundangkan di Sei Rampah
pada tanggal 1 Oktober 2007
dto,
H. DJAILI AZWAR
-11-