Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Cara sitasi: Basir A, Tarman K, Desniar. 2017. Aktivitas antibakteri dan antioksidan alga hijau
Halimeda gracilis dari Kabupaten Kepulauan Seribu. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 20(2):
211-218.
Abstrak
Rumput laut merupakan salah satu produsen primer di ekosistem perairan laut. Rumput laut juga
memiliki nilai ekonomis sebagai penghasil hidrokoloid (alginat, agar dan karagenan) yang secara luas
digunakan dalam berbagai industri makanan dan farmaseutika. Penelitian ini bertujuan menentukan
aktivitas antibakteri dan antioksidan alga hijau Halimeda gracilis. Penelitian dilakukan dengan beberapa
tahapan yaitu pengambilan dan preparasi sampel, ekstraksi senyawa aktif, fraksinasi, pengujian aktivitas
antibakteri dan antioksidan serta uji fitokimia. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan
pelarut metanol dan dipekatkan dengan rotary evaporator. Ekstrak metanol H. gracilis diuji terhadap bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Ekstrak metanol H. gracilis membentuk zona hambat masing-
masing 10 mm dan 6 mm. Setelah dilakukan partisi cair-cair (air:etil asetat), zona hambat hanya terlihat
pada fraksi etil asetat masing-masing sebesar 6 mm pada S. aureus dan 7,50±1,71 mm pada E. coli. Pengujian
antioksidan pada ekstrak metanol dan fraksi etil asetat masing-masing menunjukkan nilai IC50 sebesar 290,49
ppm dan 375,50 ppm. Uji fitokimia menunjukkan ekstrak metanol H. gracilis mengandung fenol dan steroid.
Abstract
Seaweeds have ecological functions as primary producers in marine waters. It also has an important
economic value as a producer of hydrocolloids (alginate, agar and carrageenan) that is used in various
industries of food and pharmaceuticals. This study aimed to determine the antibacterial and antioxidant
activity of green algae Halimeda gracilis. The study was conducted in several stages, sample collection
and preparation, extraction of bioactive compound, fractionation, antibacterial and antioxidant test, and
phytochemical. Extraction was done by maceration method using methanol and concentrated by rotary
evaporator. The methanol extracts of H. gracilis were tested against Staphylococcus aureus and Escherichia
coli. Methanol extract of H. gracilis formed inhibition zone against the test bacteria with diameter of
inhibition zone was 10 mm and 6 mm, respectively. After liquid-liquid partition (water: ethyl acetate),
inhibition zone was only seen in the ethyl acetate fraction of H. gracilis with diameter of inhibition zone
was 6 mm and 7.50±1.71 mm, respectively. Antioxidant test methanol extracts and ethyl acetate fractions
of H. gracilis each show IC50 value of 290.49 ppm and 375.50 ppm. Phytochemical test showed methanol
extract of H. gracilis contains phenols and steroids.
(Sartorius TE214S), vortex (Pasolina type NS- menguap. Fraksi air dan fraksi etil asetat yang
8), rotary evaporator Buchi R-114, inkubator diperoleh kembali diuji aktivitasnya terhadap
Yamato IS900, autoklaf Yamato SM52, dan bakteri uji S. aureus dan E. coli.
spektrofotometer Shimadzu UV-1800.
Fitokimia
Metode Penelitian Uji fitokimia dilakukan untuk melihat
Pengambilan Sampel dan Preparasi komponen bioaktif pada ekstrak kasar
Rumput laut diambil dari perairan meliputi alkaloid, fenol, saponin, tanin,
Pulau Karya pada kedalaman sekitar 1 meter. steroid, flavonoid dan asam amino merujuk
Sampel yang telah dibersihkan dengan air laut pada Harborne (1987). Sebanyak 0,05 g
disimpan dalam nitrogen cair sebelum dibawa sampel direaksikan dengan masing-masing
menuju laboratorium. Penyimpanan dalam reagen untuk mengetahui kandungan bioaktif
nitrogen cair agar sampel tidak rusak karena secara kualitatif.
aktivitas biologis selama transportasi, sehingga
disimpan dalam nitrogen cair dengan suhu Uji Antibakteri
berkisar -200oC. Sampel dikeringkan dengan Uji aktivitas antibakteri ekstrak kasar
freeze dryer sebelum dilakukan ekstraksi. dilakukan dengan metode difusi sumur
Sampel untuk identifikasi dipisahkan dan agar (agar well diffusion) mengacu pada
diawetkan dalam alkohol 70%. Identifikasi Ergene et al. (2006). Bakteri uji yang digunakan
dilakukan di Laboratorium Botani Laut, yaitu S. aureus ATCC6538 dan Escherichia coli
Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu ATCC8739. Kedua bakteri ini dipilih untuk
Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ancol, Jakarta mewakili kelompok bakteri Gram positif dan
Utara. bakteri Gram negatif. Bakteri ditumbuhkan
dalam media agar miring nutrient agar (NA)
Ekstraksi dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC.
Ekstraksi dilakukan dengan metode Bakteri yang telah tumbuh disuspensikan
maserasi menggunakan pelarut metanol pada media cair nutrient broth (NB) steril dan
mengacu pada Singkoh (2011). Metanol diinkubasi kembali selama 24 jam pada suhu
ditambahkan dengan perbandingan 1:10 37oC. Pertumbuhan bakteri dalam media
(b/v) ke dalam labu Erlenmeyer berisi rumput NB diukur kepadatannya menggunakan
laut kering sampai semua bagian terendam spektrofotometer untuk mengetahui nilai
sempurna. Maserasi dilakukan selama 24 jam optical density (OD). Bakteri siap untuk
kemudian filtrat disaring menggunakan kertas diujikan apabila mencapai OD pada rentang
saring Whatman no. 42. Proses maserasi 0,5-0,8. OD bakteri E. coli dan S. aureus pada
dilakukan secara berulang hingga tiga kali penelitian ini masing-masing adalah 0,8 dan
atau sampai filtrat terlihat bening. Hasil 0,7. Bakteri uji sebanyak 20 μL dimasukkan
maserasi selanjutnya diuapkan menggunakan ke dalam 20 mL media Muller Hinton Agar
rotary evaporator hingga seluruh metanol (MHA), kemudian dituang pada cawan
menguap dan diperoleh ekstrak kasar rumput petri steril secara aseptis. Media MHA berisi
laut. Ekstrak kasar yang diperoleh dilakukan bakteri uji yang telah padat kemudian dibuat
analisis fitokimia, uji antibakteri terhadap lubang sebanyak 8 sumur. Dua sumur diisi
E. coli dan S. aureus serta uji antioksidan. dengan 20 μL larutan yang mengandung 2
mg ekstrak, dua sumur diisi dengan 20 μL
Fraksinasi larutan yang mengandung 1 mg ekstrak dan
Fraksinasi mengacu pada metode Pramana dua sumur diisi dengan 20 μL larutan yang
dan Saleh (2013) yang dilakukan dengan mengandung 0,5 mg ekstrak. Kontrol negatif
metode partisi cair-cair menggunakan pelarut yang digunakan adalah metanol, sedangkan
etil asetat dan air dengan perbandingan 1:1 kontrol positif adalah kloramfenikol sebanyak
(v/v) menggunakan corong pisah. Fraksi yang 300 μg. Cawan berisi bakteri dan ekstrak
diperoleh diuapkan sehingga seluruh pelarut tersebut disimpan dalam lemari pendingin
selama 2 jam agar ekstrak yang diujikan dilengkapi hold fast bertingkat dan segmen
berdifusi. Cawan diinkubasi pada suhu 37oC subsilindris. Setiap segmen dapat mencapai
dan diamati pertumbuhan bakteri setiap 3 jam panjang 11 mm dan lebar 18 mm. Morfologi
selama 24 jam. H. gracilis dari perairan Kepulauan Seribu
dapat dilihat pada Gambar 1.
Uji Antioksidan H. gracilis segar berwarna hijau muda
Uji aktivitas antioksidan yang dilakukan hingga hijau tua, sedangkan pada kondisi
menggunakan radikal 1,1-diphenyl-2-picryl- kering hasil freeze dry berwarna keabu-abuan.
hydrazyl (DPPH) mengacu pada Sharma Pengeringan dengan freeze dry memiliki
dan Bhat (2009). Ekstrak kasar rumput laut keunggulan di antaranya tidak menimbulkan
dilarutkan dalam metanol dengan dibuat perubahan warna secara signifikan. Penyebab
konsentrasi 50, 100, 200 dan 400 ppm. Tabung perubahan warna H. gracilis yang tampak
reaksi diisi sebanyak 4,5 mL ekstrak dengan pucat setelah proses pengeringan belum
konsentrasi yang telah dibuat sebelumnya diketahui secara pasti.
dan ditambahkan DPPH sebanyak 0,5 mL
kemudian dihomogenisasi dengan vorteks. Komponen Aktif Ekstrak Kasar
Sampel diinkubasi pada suhu 37oC selama 30 H. gracilis
menit dan diukur absorbansinya pada panjang Uji fitokimia yang dilakukan meliputi
gelombang 517 nm dengan spektrofotometer. alkaloid, steroid, saponin, flavonoid, fenol
Absorbansi dari larutan blanko juga diukur dan tanin. Senyawa aktif ini diduga berperan
untuk melakukan perhitungan persen memberikan aktivitas antibakteri dan
inhibisi. Blanko dibuat dengan mereaksikan antioksidan pada H. gracilis. Hasil uji fitokimia
4,5 mL pelarut metanol dengan 0,5 mL larutan dapat dilihat pada Tabel 1.
DPPH. Aktivitas antioksidan dinyatakan Hasil uji fitokimia menunjukkan ekstrak
dengan persen inhibisi, yang dihitung dengan kasar H. gracilis positif mengandung fenol dan
formulasi sebagai berikut: steroid. Komponen aktif yang diduga berperan
sebagai antibakteri pada H. gracilis adalah
steroid. Dzeha et al. (2003) berhasil mengisolasi
senyawa yang memiliki potensi antibakteri
dari H. macroloba yaitu clionasterol yang
HASIL DAN PEMBAHASAN merupakan senyawa golongan triterpenoid.
Identifikasi rumput laut H. gracilis Kandungan fenol pada H. gracilis diduga
Hasil identifikasi menunjukkan bahwa berperan sebagai antioksidan, namun pada
rumput laut yang digunakan dalam penelitian beberapa penelitian steroid juga dilaporkan
ini merupakan spesies H. gracilis. Spesies memiliki aktivitas antioksidan. Pramana dan
tersebut termasuk genus Halimeda yang Saleh (2013) berhasil mengisolasi senyawa
merupakan salah satu rumput laut hijau. steroid golongan sterol dari tanaman kukang
Pedrosa et al. (2004) menyatakan bahwa H. yang memiliki potensi sebagai sumber
gracilis panjangnya dapat mencapai 24 cm, antioksidan. Doshi et al. (2011) melaporkan
berwarna hijau dalam kondisi segar dan bahwa komponen bioaktif fenol pada alga
keabu-abuan dalam kondisi kering. Tubuh merah dan alga cokelat memiliki peran sebagai
Gambar 1 Morfologi H. gracilis (A) segar (B) hasil pengeringan dengan freeze dryer
antibiotik di antaranya brominated fenol dan 20 μL yang mengandung 0,5 mg, 1 mg dan 2
sesquiterpen fenol. mg ekstrak dalam pelarut. Hasil uji aktivitas
Putri dan Hidajati (2015) melaporkan antibakteri ekstrak kasar alga hijau H. gracilis
ekstrak metanol kulit batang tumbuhan nyiri menunjukkan adanya zona hambat pada
batu (Xylocarpus moluccensis) mengandung kedua bakteri uji.
senyawa fenolik golongan flavonoid dan Zona bening yang terbentuk pada
saponin memiliki aktivitas antioksidan uji aktivitas antibakteri ekstrak kasar
sangat kuat karena memiliki nilai IC50<50 H. gracilis terhadap kedua bakteri uji
ppm. Farasat et al. (2014) menyatakan bahwa (Gambar 2). Ekstrak kasar alga hijau H. gracilis
senyawa bioaktif yang berperan sebagai dalam penelitian ini mampu menghambat
antioksidan dari rumput laut merupakan pertumbuhan S. aureus yang merupakan
senyawa dari golongan fenol dan flavonoid bakteri Gram positif lebih baik dibandingkan
seperti yang banyak ditemukan pada terhadap E. coli yang merupakan bakteri
tumbuhan tingkat tinggi. Gram negatif. Zona hambat paling tinggi
ditunjukkan pada konsentrasi ekstrak 2 mg,
Aktivitas Antibakteri Ekstrak dengan diameter zona hambat sebesar 10
H. gracilis mm pada S. aureus dan 6 mm pada E. coli.
Pengujian aktivitas antibakteri Sivakumar dan Vignesh (2014) melaporkan
menggunakan bakteri uji S. aureus dan E. hasil yang lebih baik, ekstrak H. gracilis
coli dengan nilai OD masing-masing sebesar dengan pelarut gabungan metanol:kloroform
0,7 dan 0,8. Ekstrak diujikan sebanyak (1:1) menggunakan metode difusi sumur agar
dapat menghambat pertumbuhan bakteri E.
Gambar 2 Zona bening pada uji aktivitas antibakteri ekstrak kasar H. gracilis; konsentrasi ekstrak
setiap sumur (0,5 mg, 1 mg, 2 mg); bakteri uji (A) S. aureus (B) E. coli
Gambar 3 Aktivitas antibakteri H. gracilis pada bakteri (A) E. coli (B) S. aureus ( ) ekstrak kasar
metanol ( ) fraksi etil asetat.
coli dengan diameter zona hambat 11 mm. mengetahui kepolaran senyawa yang berperan
Zona hambat pada bakteri uji gram negatif sebagai antibakteri dari ekstrak rumput laut
lainnya lebih tinggi, di antaranya : Klebsilla H. gracilis.
pneumoneae (18 mm), Salmonella typhi (15
mm) dan Vibrio cholerae (14 mm). Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Aktivitas antibakteri juga terlihat pada H. gracilis
ekstrak fraksi etil asetat (Gambar 3). Zona Pengujian aktivitas antioksidan
hambat tertinggi pada konsentasi 2 mg, dilakukan terhadap ekstrak kasar alga hijau
masing-masing sebesar 6 mm dan 7,5 mm H. gracilis menggunakan radikal DPPH. Nilai
pada S. aureus dan E. coli. Zona hambat absorbansi digunakan untuk menghitung
tidak terlihat pada fraksi air, untuk kedua persentase penghambatan yang menunjukkan
bakteri uji. Hasil ini sesuai dengan penelitian kemampuan senyawa aktif di dalam ekstrak
lain pada genus Halimeda. Mishra et al. menangkap radikal bebas DPPH.
(2016) menunjukkan aktivitas antibakteri Aktivitas antioksidan ekstrak kasar H.
pada bakteri uji E. coli dan S. aureus gracilis dengan pelarut metanol dan fraksi etil
hanya terlihat pada fraksi etanol dari hasil asetat dapat dilihat pada Gambar 4. Molyneux
fraksinasi menggunakan kolom kromatografi. (2004) menyatakan bahwa suatu senyawa
Dzeha et al. (2003) melakukan kajian masuk dalam kategori sangat kuat apabila
antibakteri dari jenis alga hijau menunjukkan nilai IC50 <50 ppm, kuat 50-100 ppm, sedang
bahwa ekstrak H. macroloba dengan pelarut 101-150 ppm, dan lemah >150 ppm. Ekstrak
etanol:n-heksana, aktif terhadap bakteri H. gracilis pada metanol dan fraksi etil asetat
E. coli ditunjukkan terbentuknya diameter masing-masing memiliki nilai IC50 290,49
zona hambat 19 mm. ppm dan 375,50 ppm, sehingga berdasarkan
Fraksi etil asetat dan fraksi air kategori tersebut aktivitas antioksidan ekstrak
yang diperoleh dari fraksinasi cair-cair alga hijau H. gracilis sangat lemah.
menggunakan corong pisah juga dilakukan uji Aktivitas antioksidan Ekstrak H. gracilis
antibakteri. Fraksinasi dilakukan untuk lebih pada metanol lebih tinggi sebelum dilakukan
Gambar 4 Aktivitas antioksidan ekstrak H. gracilis ( ekstrak metanol; fraksi etil asetat).