Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh:
MUHAMMAD PANJI AS’ARI
NIM. 1501410018
1. JUDUL
Laporan Teknik Instrumentasi Pada Ny. “e” Dengan Cholecystectomy Atas Indikasi Symptomstic
Multiple Cholesistitis di OK 13 (Bedah Digestive) RSSA Malang
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Cholesistitis kronis adalah peradangan kandung empedu menahun, mungkin merupakan
kelanjutan dari kolesistitis akut berulang tapi keadaan ini dapat muncul tanpa riwayat serangan
akut.(http://emedicine.medscape.com/article/171886-overview)
Kandung empedu merupakan kantong otot kecil yang berfungsi untuk menyimpan cairan
empedu (cairan pencernaan berwarna kuning kehijauan yang dihasilkan oleh hati). Kandung
empedu memiliki bentuk seperti buah pir dengan panjang 7-10 cm dan merupakan membran otot.
Terletak didalam fossa dari permukaan visceral hati. Kandung empedu terbagi kedalam sebuah
fundus, badan dan leher.(Sjamsuhidayat-de jong.2010)
Kolesistektomi adalah suatu tindakan pembedahan dengan cara mengangkat kandung
empedu dan salurannya dengan cara membuka dinding perut
(http://bedahunmuh.wordpress.com)
Kolesistektomi adalah operasi pengangkatan kantong empedu, yang tekniknya dapat
dilakukan dengan laparoskopi atau bedah terbuka
(http://familiamedika.net/empedu dan pankreas/operasi pengangkatan kantong
empedu.html)
2.2 ETIOLOGI
Penyebab pasti dari Kolelitiasis atau Koledokolitiasis atau batu em-pedu belum diketahui.
Satu teori menyatakan bahwa kolesterol dapat menyebabkan supersaturasi empedu di kandung
empedu. Setelah beberapa lama, empedu yang telah mengalami supersaturasi menjadi
mengkristal dan memulai membentuk batu. Tipe lain batu empedu adalah batu pigmen. Batu
pigmen tersusun oleh kalsium bilirubin, yang terjadi ketika bilirubin bebas berkombinasi dengan
kalsium.
3
2.3 PATOFISIOLOGI
Batu kandung empedu merupakan gabungan material mirip batu yang terbentuk di dalam
kandung empedu. Pada keadaan normal, asam empedu, lesitin dan fosfolipid membantu dalam
menjaga solubilitas empedu. Bila empedu menjadi bersaturasi tinggi (supersaturated) oleh
substansi berpengaruh (kolesterol, kalsium, bilirubin), akan berkristalisasi dan membentuk nidus
untuk pembentukan batu. Kristal yang yang terbentuk dalam kandung empedu, kemudian lama-
kelamaan kristal tersebut bertambah ukuran, melebur dan membentuk batu. Faktor predisposisi
merupakan pembentukan batu empedu :
1. Batu kolesterol
Untuk terbentuknya batu kolesterol diperlukan 3 faktor utama :
a. Supersaturasi atau penumpukan kolesterol didalam kantung empedu
b. Berkurangnya kemampuan kandung empedu
c. Nukleasi atau pembentukan nidus cepat.
Khusus mengenai nukleasi cepat, sekarang telah terbukti bahwa empedu pasien dengan
kolelitiasis mempunyai zat yang mempercepat waktu nukleasi kolesterol (promotor) sedangkan
empedu orang normal mengandung zat yang menghalangi terjadinya nukleasi.
2.4 TERAPI
A. INDIKASI
1. Rasa nyeri hebat dan kolik bilier.
2. Teraba massa padat pada abdomen.
3. Ikterus Obstruksi.
4. Hasil pemeriksaan telah memastikan adanya batu di kandung empedu.
5. Pasien sering mengalami kekambuhan.
6. Mencegah terbentuknya kembali batu di kandung empedu.
7. Penderita dengan simtomatik batu empedu yang telah dibuktikan secara imaging
diagnostic terutama melalui USG Abdomen
8. Penderita kolesterolosis simtomatik yang telah dibuktikan melalui USG Abdomen
9. Adenomyomatosis kantung empedu simtomatik
10. Pasien dengan cholesistitis krionis
B. KONTRAINDIKASI
Kontraindikasi Absolut :
- Koagulopati yang tidak terkontrol
- Penyakit liver stadium akhir
- Penyakit Paru Obstruktif berat dan penyakit jantung kongestif berat
Kontraindikasi Relatif (tergantung keahlian operator) :
- Cirhosis hepatis
- Obesitas
- Gangrene dan empyema gall bladder
- Biliary entereic fistula
- Kehamilan
- Ventriculo-peritoneal shunt (VP-Shunt)
3. LAPORAN KASUS
3.1 PERSIAPAN LINGKUNGAN
1) Pastikan AC ruangan berfungsi dengan baik yaitu:18-220C
2) Mengatur dan mengecek fungsi mesin couter, mesin saction,viewer dan lampu operasi
serta mengecek fungsinya
3) Menata meja instrument, meja mayo dan trolli waskhom
4) Mempersiapkan set linen, set waskhom dan instrument steril yang akan dipergunakan.
5) Memasang perlak, doek besar dan U ped pada meja operasi
6) Mempersiapkan dan menempatkan tempat sampah medis agar mudah dijangkau
5
B. INSTRUMENT TAMBAHAN
NO NAMA ALAT JUMLAH
1 Ring klem 2
2 Peritonium klem (Mikulik) 4
3 Timan 2
4 Canul suction 1
5 Klem 900C / stone tang 1/1
1 Mesin Couter 1
2 Mesin suction 1
3 Lampu Operasi 2
4 Meja Operasi + penunjang pengaman 1
5 Meja Instrument 1
6 Meja Mayo 1
7 Troli Waskom 1
8 Tempat Sampah medis 2
9 Viewer 1
E. PERSIAPAN LINEN
NO NAMA ALAT JUMLAH
1 Duk Besar 4
2 Duk Sedang 4
3 Duk Kecil 3
4 Sarung Meja Mayo 1
5 Handuk Tangan 5
6 Scort/ Gaun Operasi 6
xifoideus dengan tujuan area operasi lebih menonjol (terangkat) guna mempermudah
proses operasi
8) Perawat sirkuler membersihkan area operasi dengan sabun antiseptik (hibiscrub) dan
dikeringkan dengan duk kecil steril serta memasang plat diatermi dibagian betis pasien
9) Instrumen melakukan cuci tangan bedah (surgical scrub), memakai scort (gowning) dan
sarung tangan steril (gloving)
10) Instrumen membantu gowning dan gloving operator dan asisten
11) Berikan kepada operator bengkok yang berisi povidone iodine 10 % dan 3 deppers steril
dan desinfeksi klem untuk desinfeksi area operasi.
12) Melakukan Drapping:
- 1 Duk besar tebal (extremitas bawah)
- 1 Duk besar tebal (menutupi dada s/d bagian badan atas pasien)
- 2 Duk sedang panjang (kanan dan kiri)
- Fiksasi duk dengan menggunakam duk klem 4 buah
13) Dekatkan meja instrumen dan meja mayo pada area operasi
14) Pasang selang suction dan couter, ikat dengan kasa dan fiksasi dengan duk klem serta cek
fungsinya
15) Perawat sirkuler membacakan Time Out (Perkenalan tim operasi dan tugas masing-
masing, konfirmasi nama pasien, jenis tindakan dan area operasi, pemberian antibiotik
profilaksis, antisipasi kejadian kritis dan kebutuhan instrumen radiologi) dan dilanjutkan
berdoa yang dipimpin oleh operator
16) Memberikan pinset chirurgis kepada operator untuk menandai area insisi (marker)
17) Memberikan handvat messno. 3 dengan mess no.10 kepada operator untuk insisi kulit, dan
memberikan kassa kering dan klem mosquito untuk merawat perdarahan pada asisten
18) Memberikan double pincet chirurgis dan couter pada operator dan asisten untuk
memperdalam area insisi samapai lemak
19) Memberikan double langenbeck untuk memperluas lapang operasi
20) Setelah tampak facia, operator membuka fasia menggunakan mess atau berikan handvat
mess dengan mess no. 10 untuk insisi fasia dan berikan 2 kochker untuk menjepit fasia
selanjutnya berikan gunting metzembaum untuk memperlebar facia sampai otot
21) Pada lapisan otot, berikan pean cantik untuk membuka otot dan ditarik dengan langenback
lalu berikan couter untuk memotong otot
22) Setelah otot terbuka, berikan double pincet anatomi dan gunting metzenbaum untuk
membuka peritoneum
23) Berikan double klem peritonium ( Mikulicz) untuk menjepit lapisan peritonium, lalu
peritoneum diperlebar dengan menggunakan gunting metzemboum
24) Memberikan bigkas basah pada operator dan dimasukkan kerongga abdomen guna
melindungi bagian usus, omentum dan gaster.
9
25) Selanjutnya klem peritonium dilepas dan berikan double retraktor (timan), asisten
memperlebar lapangan operasi menggunakan retraktor hingga terlihat jelas kantung
empedu.
26) Setelah kantong empedu terlihat, operator melakukan punksi pada kantong empedu untuk
mengeluarkan cairan empedu agar nantinya mudah dipegang, berikan spuit 10 cc pada
operator untuk punksi
27) lalu berikan ring klem pada operator untuk memegang kantong empedu
28) Berikan pincet cantik dan couter untuk memisahkan kantung empedu dari hepar, sampai
tampak duktus sistikus.
29) Kemudian berikan klem 90 pada operator untuk mengklem duktus sistikus beserta arterinya
30) Berikan jahitan dengan benang mersilk 2-0 raound untuk ligasi pangkal kantong empedu
beserta arteri sistikus, dengan klem 90 dipertahan untuk mempermudah proses ligasi
31) Setelah ligasi dilakukan, berikan gunting metzenbaum pada operator untuk memotong
duktus sistikus selanjutnya kantong empedu yang sudah dipotong diberikan pada perawat
sirkuler guna pemeriksaan patologi
32) Berikan couter pada operator untuk diatermi (membakar) ujung dari potongan kantong
empedu
33) Keluarkan big kasa serta pastikan tidak ada kassa dan instrument yang tertinggal di dalam
rongga abdoment
34) Operator melakukan evaluasi perdarahan, berikan deppres kecil dan cuci area operasi
dengan cairan NS 0.9%
35) Setelah tidak tampak perdarahan, berikan 4 peritoneum klem pada operator untuk menjepit
peritoneum
36) Perawat sirkuler mengembalikan posisi meja operasi (meja operasi diluruskan)
37) Perawat sirkuler membacakan Sign Out ( Jenis tindakan, Kecocokan jumlah instrumen,
kassa jarum sebelum dan sesudah operasi, permasalahan pada alat dan Perhatian khusus
pada masa pemulihan)
38) Selanjutnya, memberikan jahitan dengan benang vicryl no.0 dan pinset anatomis pada
operator untuk menjahit peritoneum, otot dan fasia sekaligus dengan jahitan jelujur serta
berikan klem pean manis, langenback dan gunting benang pada asisten untuk membantu
operator
39) Memberikan jahitan dengan benang vicryl no 2-0 pada operator untuk menjahit fat sampai
subcutis
40) Memberikan jahitan dengan benang premilene no 3-0 dan pinset chirurgis pada operator
untuk menjahit lapisan kulit dengan jahitan satu-satu
41) Setelah lapisan kulit tertutup, membersihkan daerah incisi dengan kassa basah lalu
dikeringkan dengan kassa kering
10
42) Menutup luka dengan sofratul sesuai panjang luka, tutup dengan kassa kering dan fiksasi
dengan hipavix
43) Rapikan pasien, bersihkan bagian tubuh pasien dari bekas betadin yang masih menempel
dengan menggunakan towel
44) Operasi selesai, bereskan semua instrument, selang suction dan kabel couter dilepas.
45) Rapikan pasien, bersihkan bagian tubuh pasien dari bekas betadin yang masih menempel
dengan menggunakan kassa basah dan keringkan.
46) Pindahkan pasien ke brankart, dorong ke ruang recovery.
47) Semua instrument didekontaminasi menggunakan larutan presep 2.5 gram (9 buah) dalam 5
liter air. Rendam selama 10 menit lalu cuci, kemudian cuci dengan detergent enzymatic
lalu bersihkan, bilas dan keringkan, kemudian alat diinventaris dan diset kembali bungkus
dengan kain dan beri indicator lalu siap untuk disterilkan.
48) Bersihkan ruangan dan lingkungan kamar operasi, rapikan dan kembalikan alat- alat yang
dipakai pada tempatnya.
49) Inventaris bahan habis pakai pada lembar depo farmasi
3.6 PENYELESAIAN
PROSES DEKONTAMINASI SAMPAI DENGAN PACKING
Setelah selesai operasi , kumpulkan instrument dan alat yang telah selesai di gunakan untuk operasi
kemudian bawa ke spoelhook utuk di cuci dan di packing
Langkah-langkah untuk dekontaminasi di OK 13 RSSA
1. Semua instrument didekontaminasi menggunakan larutan presep 2.5 gram (9 buah) dalam 5
liter air.
2. Atau, Larutkan Cairan Cydezyme (detergent enzymatic) 40 cc dengan 5 Liter air bersih dalam
sebuah baskom plastic
3. Rendam instrument 10 menit lalu sikat instrument dengan sikat instrument
4. Bilas dengan air mengalir
5. Keringkan instrument dengan handuk
6. Packing instrument set digestive pada Box instrument
7. Sterilkan instrument set yang sudah di packing pada sterilisator di OK 13 Paviliun RSSA
8. Packing alat alat tambahan seperti cabel couter dan korentang , pada bingkisan khusu (poches)
yang sudah ada di dekat sterilisator
11
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESUME INSTRUMENT TEKNIK
DI OK 13 (BEDAH DIGESTIVE)
INSTALASI BEDAH SENTRAL RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG