Вы находитесь на странице: 1из 7

Kajian Aplikasi Standar (Silvia F Herina)

KAJIAN APLIKASI STANDAR:TATA CARA PERENCANAAN


STRUKTUR BETON UNTUK BANGUNAN GEDUNG DALAM PELAKSANAAN
BANGUNAN DI INDONESIA

Copyright@ Puslitbang BSN 2008 – DILARANG MEMPERBANYAK MAKALAH INI TANPA IZIN DARI PENULIS / PUSLITBANG BSN
Silvia F Herina
*)
Abstract

Concrete is a widely used material for building system, new developments in its technology are being grown more
and more. With the enormously vary of design, construction methods, and materials used also to guarantee the
building safety, concrete regulation should be coordinated. Indonesian concrete regulation established in 1971,
development of high technologies in foreign countries and Indonesia were motivated Indonesian concrete expert
to revise that standard. In 1992 the new modern Indonesian concrete standard published. Hence it was revised
again in 2002. The existing of standard is not guarantee that it will applied in all building design, the appropriate
socialization is needed. Through the research’s year 2006 of Research Institute of Human Settlements, Public
Work Department, study on concrete standards application in building construction was carry out. Respondents
were taken from representative’s area of the entire of Indonesia. Mostly of respondents was understood much on
the important of standards application, however nearly 30% of public’s respondents, 4% university’s, and 7%
private and public consultants have not applied the new concrete standard in their construction design yet. The
most part of new standard were need commentaries. The paper also proposed decision system of standard’s
socialization material, based on survey’s result.
Key words: standard, concrete, building construction

1. PENDAHULUAN sedapat mungkin sesuai dengan kondisi di


Indonesia.
Dengan makin majunya standar-standar
Sebagai material yang sangat banyak
acuan, berkembangnya teknologi dan peng-
digunakan, beton mendapat tempat khusus
gunaan bahan baru, dan juga permasalahan
dalam dunia konstruksi, perkembangan inovasi
karena kondisi alam dan lingkungan, para ahli
teknologinya pun berjalan sangat cepat. Di dunia
beton sepakat untuk memperbaharui PBI 1971,
internasional sudah sejak lama ada kesepakatan
ditandai dengan dikeluarkannya Tata Cara
dalam menyeragamkan peraturan yang me-
Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan
nyangkut teknologi beton. Pada tahun 1953 CIB
Gedung, SNI 03-2847-1992, yang secara total
(Conseil International du Batiment) menetapkan
mengacu pada ACI 318-86, pada tahun 2002
prinsip-prinsip dasar perencanaan campuran
standar ini telah diperbaharui kembali dengan
matrik beton dan konstruksi penulangannya yang
banyak penyesuaian pada kondisi dan
kemudian dilengkapi oleh CEB (Comite'
perkembangan teknologi terbaru di Indonesia,
Europe'en du Beton) pada tahun 1964, dan
dan berjudul:Tata cara perencanaan struktur
dilanjutkan oleh ISO (International Standar-
beton untuk bangunan gedung (TCPSBUBG)
dization Organization).
Struktur beton adalah salah satu struktur
Di Indonesia, peraturan beton Indonesia
yang berkembang terus dengan selalu adanya
mulai dikenalkan pada tahun 1955, namun
inovasi material matrik dan teknik konstruksi
pemakaiannya masih sangat terbatas, pedoman
baru yang makin memperhitungkan standar
konstruksi beton Indonesia yang disusun oleh Ir.
keamanan lebih tinggi .
Sutami (Menteri Pekerjaan Umum saat itu)
berhasil diterbitkan oleh Badan Penerbit Ketersediaan standar yang mendukung
Pekerjaan Umum tahun 1966, namun pengu- pengembangan tersebut tentu saja sangat
naannya juga masih terbatas di lingkungan membantu para perencana maupun pelaksana
pekerjaan umum. Peraturan yang lebih baru dan bangunan, yang menjadi persoalan adalah
modern, selesai disusun para ahli konstruksi pada kenyataannya kecepatan pemahaman
Indonesia pada tahun 1971 yang dikenal dengan akan standar teknis yang baru muncul tidak
nama:Peraturan Beton Bertulang Indonesia, PBI sama pada setiap pemangku kepentingan,
1971, peraturan ini mengacu pada aturan FIP- khususnya pada standar beton Indonesia ini
CEB, dan ACI (American Concrete Institute) 318- beberapa perencana maupun pihak akademis di
70, serta ada beberapa bagian dari Unified daerah masih menggunakan PBI 1971, atau
British Standard 1970, meski mengacu pada bahkan standar yang lebih lama, tidak akan
standar internasional, sebenarnya berbagai menjadi masalah jika lokasi dimana bangunan
ketentuan dalam peraturan ini sudah disesuaikan yang direncanakan dengan standar lama cukup
stabil, aman terhadap gempa, namun keamanan
Jurnal Standardisasi Vol. 9 No. 1 Tahun 2007: 35 - 41

bangunan akan sangat menurun jika kebetulan Pada tata cara penghitungan struktur beton
misalnya bangunan ada di zona gempa cukup untuk bangunan gedung 1992, dengan pertim-
tinggi. Beberapa hal yang patut dipertimbangkan bangan lebih praktis, ketentuan mengenai bahan
antaranya adalah posisi Indonesia yang ada di beton dipisahkan dijadikan standar lain, jadi
daerah rawan bencana gempa tinggi, karenanya standar tersebut hanya berisi ketentuan me-

Copyright@ Puslitbang BSN 2008 – DILARANG MEMPERBANYAK MAKALAH INI TANPA IZIN DARI PENULIS / PUSLITBANG BSN
sangat penting perencanaan bangunan menga- ngenai struktur beton saja, tetapi dengan
cu pada standar baru yang sudah lebih kesepakatan para ahli untuk sepenuhnya
mempertimbangkan gaya gempa ini. Pemakaian mengacu pada ACI 318, pada revisinya
material baru yang sekarang sangat marak, yang TCPSBUBG-2002, ketentuan bahan digabung-
dikenal dengan beton komposit, juga mulai di kan kembali dengan ketentuan struktur.
atur dalam standar beton yang terakhir. Ada beberapa lonjakan perbedaan keten-
Hal berikutnya yang sering terjadi adalah, tuan dari standar 1971 ke standar 1992/2002,
ketersediaan standar yang tidak didampingi contohnya ketentuan mengenai kuat tekan beton
dengan ketepatan sosialisasinya, standar hanya yang disyaratkan fc', yang digunakan dalam
dikenal oleh lingkungan terbatas yang kebetulan formulasi perencanaan diperoleh dari benda uji
berminat dan punya kesempatan untuk memper- silinder, menggantikan kuat tekan beton rata-rata
olehnya, sedangkan masyarakat luas pengguna σ 'bm yang didapat dari benda uji kubus, jika
belum banyak yang mengenal dan memaha- menggunakan benda uji silinder harus digunakan
minya. faktor pengali 0,83. Juga adanya ketentuan-
Dengan maksud memperoleh pendekatan ketentuan baru mengenai detail penulangan,
yang paling tepat untuk lebih mesosialisasikan diameter pembengkokan tulangan dan seba-
standar beton tersebut, melalui kegiatan gainya yang sebelumnya belum ada dalam PBI
penelitian Pusat Litbang Permukiman tahun 1971. Pemahaman ketentuan-ketentuan dasar
2006, dilakukan kajian aplikasi SNI TCPSBUBG tersebut merupakan salah satu kajian dalam
dengan menggunakan parameter utama peru- studi ini.
bahan atau penambahan ketentuan dalam
standar terbaru. Dalam paper ini disampaikan 3. KAJIAN APLIKASI
hasil kajian dan evaluasi yang diambil secara
acak di daerah-daerah yang dianggap mewakili
di seluruh bagian Indonesia. Kegiatan utama dari kajian ini adalah melakukan
survey kuesioner yang diikuti oleh interview pada
para pemangku kepentingan di bidang pelaksa-
2. PERKEMBANGAN PRINSIP STANDAR naan bangunan: pengambil keputusan dari dinas
PENGHITUNGAN STRUKTUR BETON Pekerjaan Umum propinsi dan kota, konsultan
INDONESIA perencana BUMN atau swasta, dan dosen
fakultas teknik sipil. Untuk mencapai tujuan
Dapat dikatakan sampai saat ini standar beton kajian ini, survey kuesioner dibagi dalam tiga
Indonesia mengalami dua tahapan perubahan bagian yang berbeda, dan satu bagian tambahan
prinsip dasar perencanaan yang berbeda, yakni mengenai konsesi hukum. Pembagiannya
Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 yang seperti dijelaskan berikut:
prinsip perhitungan kekuatannya berdasarkan Yang pertama adalah survey tentang pema-
kekuatan batas, dan tata cara penghitungan haman manfaat diaplikasikannya standar dalam
struktur beton untuk bangunan gedung 1992 dan pelaksanaan bangunan didasarkan pada empat
TCPSBUBG 2002, yang menggunakan metode kriteria yang ditentukan, yakni:
beban terfaktor, disamping metode beban kerja - peningkatan produk elemen bangunan yang
yang dapat digunakan sebagai metode alternatif, berkwalitas
khususnya pada penghitungan pemeriksaan
- peningkatan kwalitas bangunan secara
kondisi layak.
keseluruhan
Dari sisi perencanaan, salah satu
- reduksi pekerjaan perbaikan yang tidak
keuntungan Tata cara penghitungan struktur
diperlukan
beton dibandingkan dengan PBI 1971 adalah
karena Tata cara tersebut mengacu pada - peningkatan kenyamanan penghuni bangu-
standar gempa yang baru, dimana para nan/peningkatan reputasi pemangku kepen-
perencana diberi peluang untuk dapat memilih tingan
sistem struktur dengan berbagai tingkat daktilitas dengan mempertanyakan pendapat responden
(sesuai ketentuan dalam standar bangunan tentang: seberapa penting kriteria-kriteria di atas
tahan gempa) yang diinginkan, pada Peraturan menunjang peningkatan kwalitas kehidupan
Beton Bertulang Indonesia 1971, perencana masyarakat Indonesia dan apakah kriteria
tidak mempunyai pilihan.
Kajian Aplikasi Standar (Silvia F Herina)

tersebut sudah termuat dalam SNI bidang Denpasar, Mataram, Surabaya, Semarang,
bangunan. Bandung, dan Jakarta.
Bagian kedua berisi survey pemahaman
teknis yang didasarkan pada sudah menga-

Copyright@ Puslitbang BSN 2008 – DILARANG MEMPERBANYAK MAKALAH INI TANPA IZIN DARI PENULIS / PUSLITBANG BSN
1.2 Analisa Data
plikasikan secara penuh, sebagian, sebagian
Data dianalisa dengan menggunakan program
kecil atau belum sama sekali standar beton
trial SPSS 11.0: distribusi frekuensi sederhana
Indonesia: TCPSBUBG dalam perencanaan dan
dan pengaruh variabel, nilai variabel diambil (1)
pelaksanaan bangunan.
sampai dengan (4) untuk menyatakan tingkat
Bagian yang ketiga adalah tentang tingkat pemahaman standar, tingkat telah mengapli-
kesulitan pemahaman materi akibat perkem- kasikan SNI beton, dengan pengartian (1) nilai
bangan standar beton lama ke TCPSBUBG, terendah dan (4) nilai tertinggi. Serta nilai
parameter survey yang diambil adalah keten- variabel (1): terendah sampai dengan (5):
tuan bahan beton, perencanaan pencampuran tertinggi untuk tingkat pemahaman butir isi
(concrete mix design), detail penulangan, standar.
parameter kekuatan, perencanaan dinding, pelat
Nilai rata-rata diambil berdasar formula:
dan fondasi, beton pracetak, beton komposit,
beton prategang, beton polos, dan bangunan x' =
∑ fi x xi
eksisting. ∑ fi
Untuk permasalahan lainnya dalam upaya xi : nilai variabel
aplikasi seperti tidak adanya buku standar,
fi : frekuensi nilai yang bersangkutan
pembengkakan biaya dengan diterapkannya
standar baru, dan konsesi hukum, survey tidak Ringkasan pemahaman manfaat aplikasi
dilakukan dengan sistem skala, tetapi berupa SNI bidang bangunan dalam menunjang pening-
eksplanasi. katan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia
ditampilkan pada Tabel 1, sedangkan uraiannya
dapat dilihat pada Tabel 6 , 7 , 8 , dan 9.
4. HASIL KAJIAN
Pemahaman akan keberadaan SNI bidang
bangunan disampaikan dalam tabel 2 berikut,
1.1 Karakteristik Responden uraiannya dapat dilihat pada tabel 10.
Responden dari kalangan institusi publik, Tabel 3 menunjukkan hasil survey tingkat
universitas, dan BUMN/konsultan dengan aplikasi SNI: TCPSBUBG, uraian keterangannya
persentase 30%, 45%, dan 25%. Hampir 65% dapat dilihat pada Tabel 11, 12, dan 13.
responden mempunyai pengalaman dengan Perbedaan tingkat aplikasi di daerah Pulau Jawa
pelaksanaan bangunan tinggi (lebih dari 4 lantai) dan di luar Pulau Jawa juga diupayakan dikaji,
selama lebih dari delapan tahun. Kualifikasi hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4, dengan
responden tidak diklasifikasikan secara khusus, uraian pada Tabel 14 dan 15. Kadar pemaha-
tetapi hampir semua responden terlibat di man dan perlunya penjelasan lebih lanjut
lapangan secara aktif. Responden diambil terhadap isi standar di presentasikan dalam
secara acak dari daerah yang dianggap Tabel 5, berikut uraiannya pada Tabel 16 sampai
mewakili seluruh Indonesia: Banda Aceh, Tabel 25.
Medan, Padang, Palembang, Batam,
Banjarmasin, Menado, Ujung Pandang,

Tabel 1 Tingkat Kepentingan Kriteria Manfaat Aplikasi Standar Bidang Bangunan dalam Menunjang
Peningkatan Kualitas Kehidupan Masyarakat Indonesia

Frekuensi
No Kriteria Manfaat Aplikasi Standar Mean St.dev Skala
1 2 3 4
Jurnal Standardisasi Vol. 9 No. 1 Tahun 2007: 35 - 41

1. Peningkatan produk elemen bangunan - 3 25 27 3.4364 0.6013


yang berkualitas 1. sangat tidak
2. Peningkatan kualitas bangunan penting
secarakeseluruhan - - 24 31 3.5636 0.5005 2. tidak penting
3. Reduksi pekerjaan perbaikan yang tidak 3. penting

Copyright@ Puslitbang BSN 2008 – DILARANG MEMPERBANYAK MAKALAH INI TANPA IZIN DARI PENULIS / PUSLITBANG BSN
diperlukan - - 16 39 3.7091 0.4583 4. sangat penting
4. Peningkatan kenya-manan penghuni
bangunan - - 24 31 3.5636 0.5005

Tabel 2 Tingkat Termuatnya Keempat Kriteria Manfaat Aplikasi Standar dalam SNI Bidang Bangunan

Frekuensi
Kriteria Manfaat Aplikasi Standar Mean St.dev Skala
1 2 3 4
• peningkatan produk elemen yang berkualitas 1. tidak tahu
• peningkatan kualitas bangunan secara 4 22 20 9 2.6182 0.8496 2. belum termuat
keseluruhan 3. sebagian
• reduksi pekerjaan yang tidak diperlukan termuat
• peningkatan kenyamanan penghuni bangunan 4. sudah semua
termuat

Tabel 3 Tingkat Aplikasi TCPSBUBG di Berbagai Instansi

Ffrekuensi
No Intansi Mean St.dev Skala
1 2 3 4
1. sama sekali belum pernah
1. Publik 6 5 1 2 1.9286 1.0716 2. aplikasi standar lama
3. aplikasisebagian standar lama/se-
bagian TCPSBUBG
2. Universitas 1 3 5 16 3.4400 0.8698 4. sudah penuh aplikasi TCPSBUBG

3. BUMN / konsultan 1 3 4 6 3.0714 0.9972

Tabel 4 Tingkat Aplikasi TCPSBUBG di Pulau Jawa dan di Luar Pulau Jawa

Frekuensi
No. Lokasi instansi Mean St.dev. Skala
1 2 3 4
1. sama sekali belum pernah
1. Dalam pulau Jawa 6 9 11 22 3.0208 1.0815 2. aplikasi standar lama
3. aplikasi sebagian st.lama/ sebag.
TCPSBUBG
2. Di luar pulau Jawa 2 3 - 6 2.6667 1.2535 4. sudah penuh aplikasi TCPSBUBG

Tabel 5 Usulan Penjelasan Lebih Lanjut dan Revisi yang diperlukan dari ketentuan dalam
TCPSBUBG

frekuensi
No. Topik 1 2 3 4 5 Mean St.dev Skala
1. Ketentuan bahan 2 3 7 14 19 4.0000 1.1281 1. sangat
2. Perencanaan campuran 2 4 9 11 18 3.8864 1.1854 tidakpent
Kajian Aplikasi Standar (Silvia F Herina)

3. Detail penulangan 2 3 9 9 24 4.0638 1.1685 ing


4. Parameter kekuatan 2 4 8 15 12 3.7561 1.1353 2. tidak
penting
5. Perencanaan dinding, pelat, 2 3 13 17 9 3.6364 1.0363
dan fondasi 3. cukup

Copyright@ Puslitbang BSN 2008 – DILARANG MEMPERBANYAK MAKALAH INI TANPA IZIN DARI PENULIS / PUSLITBANG BSN
penting
6. Beton pracetak 2 5 12 16 9 3.5682 1.0868
4. penting
7. Beton komposit 2 2 16 14 9 3.6047 1.0267
5. sangat
8. Beton prategang 2 2 16 14 10 3.6364 1.0363 penting
9. Beton polos 2 8 16 11 6 3.2558 1.0711
10. Bangunan eksisting 2 7 16 13 6 3.3182 1.0515

1.3 Konsesi Hukum dan Permasalahan Lain universitas adalah dosen yang mempunyai minat
dan aktif mengikuti perkembangan dunia
Beberapa responden memberikan komentar
konstruksi. Responden dari BUMN/konsultan
setuju jika SNI ditekankan dalam kontrak
meski berada di daerah, rata-rata kendali
pelaksanaan bangunan dengan detail untuk
perencanaan ada di Jakarta (dimana pengaturan
menjamin kualitas pekerjaan, karena adanya
mengenai standar sudah dijalankan sangat
beberapa ketidak seragaman di lapangan,
ketat), jika di daerah masih menggunakan
seperti mutu material, tingkat keahlian tenaga
standar yang lama, boleh jadi karena dalam
tukang dan ladennya, namun komentar
peraturan daerahnya belum diatur ketentuan
terbanyak mengatakan bahwa penekanan SNI
mengenai standar-standar yang baru.
sebaiknya cukup sederhana saja, sehingga ada
toleransi jika mengalami permasalahan di Tidak ada perbedaan yang signifikan dari
lapangan. tingkat aplikasi standar di Pulau Jawa dan di luar
Pulau Jawa, beberapa responden dari
Beberapa responden juga memberikan
universitas di luar Pulau Jawa memberikan
komentar bahwa tidak mengaplikasikan
respon pengetahuan yang baik terhadap
TCPSBUBG karena belum tahu keberadaannya,
standar–standar konstruksi.
kesulitan memperoleh buku SNInya, dan kalau
tersedia masih tidak faham isinya atau jika Dari 10 topik utama isi TCPSBUBG yang
digunakan, membuat biaya konstruksi menjadi dipilih, hampir semua responden menyatakan
lebih mahal. perlunya diberikan penjelasan lebih lanjut, dan
beberapa diantaranya memerlukan revisi yang
disesuaikan dengan kondisi saat ini.
5. DISKUSI
Tingkat komprehensif sebuah perjanjian
konsesi dipengaruhi oleh tingkat komprehensif
Pada umumnya pemahaman pemangku kepen- kerangka hukum yang ada, dimana semakin
tingan pelaksanaan bangunan mengenai komprehensif kerangka hukum yang ada
pentingnya standar sudah cukup tinggi, hal ini semakin sederhana perjanjian konsesi karena
dapat dilihat dari Tabel 1, rata-rata menyatakan sebagian isinya sudah merujuk ke
aplikasi standar dapat menunjang peningkatan standar/peraturan yang ada. Memasukkan
kualitas kehidupan masyarakat Indonesia melalui secara detail ketentuan standar diinginkan oleh
peningkatan kualitas bangunan, berkurangnya beberapa responden, tetapi sebagian mengi-
pekerjaan perbaikan yang tidak diperlukan, juga nginkan agar tetap ada toleransi dalam
peningkatan kenyamanan bangunan. pelaksanaan di lapangan, jadi ketentuan standar
Diketahuinya keberadaan standar bidang dimasukkan secara sederhana saja.
bangunan oleh responden dapat dilihat pada Kesulitan umum yang selalu terjadi dalam
Tabel 2, rata-rata dapat mengeluarkan masalah belum mengaplikasikan standar adalah
kesimpulan bahwa kriteria aplikasi standar di karena tidak tahu keberadaannya, kesulitan
atas baru sebagian termuat dalam SNI. mem-peroleh buku SNI, dan karena belum
Survey tentang diaplikasikannya memahami isinya, atau berpendapat bahwa
TCPSBUBG memperoleh hasil bahwa instansi dengan penerapan standar biaya konstruksi
publik terutama di daerah sebagian besar masih akan jauh lebih mahal.
menggunakan standar beton yang lama,
sedangkan di universitas dan BUMN/konsultan 6. KESIMPULAN
sebagian sudah menerapkan standar
TCPSBUBG. Kemungkinan besar hal ini
disebabkan karena rata-rata responden dari Hampir semua pemangku kepentingan dalam
pelaksanaan bangunan memahami tentang
Jurnal Standardisasi Vol. 9 No. 1 Tahun 2007: 35 - 41

manfaat standar dalam meningkatkan mutu tepat, hasil kajian menunjukkan sosialisasi
konstruksi. Belum mengaplikasikan suatu sebaiknya yang utama dititik beratkan pada
standar adalah karena tidak tahu keberadaannya instansi publik di daerah, kemudian BUMN dan
atau kesulitan cara memperolehnya. pihak universitas.
Tata cara perencanaan struktur beton untuk

Copyright@ Puslitbang BSN 2008 – DILARANG MEMPERBANYAK MAKALAH INI TANPA IZIN DARI PENULIS / PUSLITBANG BSN
bangunan gedung dianggap dapat digunakan 7. SARAN
sebagai acuan dalam perencanaan konstruksi,
namun diperlukan suatu “jembatan antara” yang
mungkin dapat berupa manual-manual yang bisa Berdasarkan hasil kajian, penentuan materi
digunakan untuk memberikan penjelasan sosialisasi TCPSBUBG hendaknya dilakukan
perubahan ketentuan-ketentuan yang ada dari dengan sistem aktif, bagan alir nya sebagai
ketentuan dalam standar beton yang lama. pada Gambar 1.
Peningkatan Sumber Daya Manusia sangat Selain pengetahuan dasar partisipan,
penting dalam upaya serta kecepatan variabel material sosialisasi harus melibatkan:
pemahaman suatu standar, makin lanjut perilaku/kinerja, komitmen, kualitas, dan edukasi
pendidikan atau makin banyak pengalaman partisipan (didapat dari kuesioner yang harus
dalam pelaksanaan lapangan seseorang akan diisi partisipan sebelum sosialisasi dilaksa-
makin mudah dalam memahami standar. nakan). Pada saat sosialisasi berlang-sung
variabel material bergerak aktif dengan
Diperlukan pelaksanaan suatu payung
mempertimbangkan koreksi yang timbul sebagai
hukum (Undang-Undang Bangunan Gedung,
reaksi partisipan.
misalnya) sehingga standar dapat diberlakukan
secara wajib dan mengikat.
Keberadaan standar TCPSBUBG harus
didampingi dengan cara sosialisasinya yang

Pengetahuan dasar tentang standar yang akan disosialisasikan

Prasyarat
-perilaku
Variabel material Persenta
- komitmen si
------ ( sukses
- kualitas …… respon )

- edukasi

- bidang kerja
koreksi
-material

Gambar 1 Bagan Penentuan Materi Sosialisasi Standar

DAFTAR ISI 3. SNI 03-2847-2002, Tata Cara Perencanaan


Struktur Beton untuk Bangunan Gedung,
Badan Standarisasi Nasional
1. N.I. – 2. 1971, Peraturan Beton Bertulang
Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum 4. Suprapto, Dr. Ir, MSc, et al. 2006. Aplikasi
dan Tenaga Listrik, Direktorat Jenderal Cipta NSPM dalam Pembangunan Infrastruktur
Karya, Lembaga Penyelidikan Masalah Perumahan dan permukiman, Pusat Litbang
Bangunan Permukiman, Badan Litbang Departemen
Pekerjaan Umum
2. SNI 03-2847-1992, Tata Cara Penghitungan
Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung “, 5. Sutami, Ir, 1971. Konstruksi Beton Indo-
Departemen Pekerjaan Umum, Yayasan nesia. Badan Penerbit Pekerjaan Umum
Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan
Kajian Aplikasi Standar (Silvia F Herina)

BIODATA Teknik Sipil dari Unika Parahyangan, 1985, Post


Graduate Development Technologies on Civil
Silvia. F. Herina, Peneliti di bidang Rekayasa Engineering, Melbourne University, 1991,
Teknik Sipil, Pusat Litbang Permukiman, Sarjana Magister Manajemen dan Rekayasa Konstruksi.

Copyright@ Puslitbang BSN 2008 – DILARANG MEMPERBANYAK MAKALAH INI TANPA IZIN DARI PENULIS / PUSLITBANG BSN

Вам также может понравиться