Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A ir buangan, atau sering pula disebut limbah, adalah semua cairan yang dibuang, baik yang
mengandung kotoran manusia, hewan, bekas tumbuh-tumbuhan, maupun yang mengandung
sisa-sisa proses dari industri.
4.1.3. Perangkap
Maksud perangkap
Bagian terpenting dari system pembuangan adalah perangkap dan pipa ven.
Tujuan utama dari system pembuangan adalah mengalirkan air buangan dari dalam gedung
keluar, ke dalam instalasi pengolahan atau riol umum, tanpa menimbulkan pencemaran kepada
lingkungannnya dalam gedung itu sendiri.
Tetapi karena alat plambing tidak terus menerus digunakan, pipa pembuangan tidak selalu terisi
air; ini dapat menyebabkan masuknya gas yang berbau ataupun beracun, atau bahkan serangga.
Untuk mencegah hal ini harus dipasang suatu perangkap, biasanya berbentuk huruf “U”, yang
akan menahan bagian terakhir dari air penggelontor, sehingga merupakan suatu “penyekat” atau
penutup air yang mencegah masuknya gas-gas tersebut. Gbr.4.1 memperlihatkan bagian-bagian
perangkap.
1
dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________
Air penutup tersebut dapat terdorong ke dalam pipa pembuangan oleh tekanan positif dalam
alat plambing, atau tersedot ke dalam pipa pembuangan oleh tekanan negatif dalam pipa
pembuangan. Untuk mencegah hal tersebut, pemilihan ukuran pipa serta konstruksinya harus
di usahakan agar perubahan tekanan dalam pipa pembuangan tidak lebih dari 25 mm kolom air.
Bagian dalam dari perangkap alat plambing akan selalu tercemar kotoran sampai tingkat
tertentu. Setiap kali ada aliran air buangan, terjadi efek “membersihkan diri” dari kotoran
tersebut. Tetapi makin dalam air penutup di dalam perangkap, efek ini makin berkurang. Oleh
karena itulah nampaknya diperoleh angka 100 mm sebagai pedoman batas maksimum,
walaupun batas ini tidak mutlak.
Ada alat-alat plambing khusus yang mempunyai kedalaman air penutup lebih dari 100 mm,
tetapi perangkapnya dibuat dengan konstruksi yang mudah dibersihkan.
b. Konstruksinya harus sedemikian agar dapat selalu bersih dan tidak menyebabkan kotoran
tertahan atau mengendap.
Aliran air buangan harus dapat menimbulkan efek “membersihkan diri” perangkap tersebut dan
permukaan dalamnya harus cukup licin agar kotoran tidak tersangkut atau menempel pada
permukaannya.
c. Konstruksi perangkap harus sedemikian sehingga fungsi air sebagai “penutup” tetap dapat
dipenuhi.
Artinya, menutup kemungkinan masuknya serangga dan gas-gas melalui pipa pembuangan.
Kriteria yang harus dipenuhi :
1) Selalu menutup kemungkinan masuknya gas dan serangga
2) Mudah diketahui dan diperbaiki kalau ada kerusakan
3) Dibuat dari bahan yang tidak berkarat
d. Konstruksi perangkap harus cukup sederhana agar mudah membersihkannya karena endapan
kotoran lama kelamaan tetap akan terjadi.
Juga adanya kemungkinan benda-benda padat, potongan kain dan sebaginya yang jatuh
kedalam alat plambing. Kalau tersedia lubang pembersih pada perangkap, maka penutup lubang
2
___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto
pembersih tersebut harus mudah dicapai dan dapat ditutupi kembali dengan rapat setelah
pembersihan perangkap.
e. Perangkap tidak boleh dibuat dengan konstruksi dimana ada bagian bergerak ataupun bidang-
bidang tersembunyi yang membentuk sekat penutup.
Kalau bagian bergerak membuat sekat penutup, fungsi penutup tidak terpenuhi apabila bagian
tersebut rusak. Bidang-bidang tersembunyi dapat mengganggu aliran air buangan atau
menyebabkan penyumbatan.
Jenis-jenis perangkap :
Perangkap alat plambing dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Yang dipasang pada alat plambing
Yang dipasang pada pipa pembuangan
Yang menjadi satu dengan alat plambing
Yang dipasang di luar gedung lihat gambar 4.2
Sekat perangkap
Sekat perangkap
Sekat perangkap
Sekat perangkap
Gambar 4.2 (e-1) perangkap jenis genta Gambar 4.2 (e-2) untuk bak cuci
untuk pipa buang lantai didapur
3
dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________
Perangkap jenis ini dapat diandalkan dan sangat stabil kalau dipasang pipa ven.
- Perangkap jenis “S”
Perangkap ini bentuknya menyerupai huruf “S” dan seringkali menimbulkan kesulitn akibat efek
sifon. Di Amerika Serikat jenis ini dilarang dipasang. Di Jepang jenis ini banyak digunakan,
terutama dalam hal dinding gedung tidak cukup tebal; kalau digunakan perangkap jenis “P”,
pipa pembuangan akan menembus ke dalam ruangan sebelahnya. Lihat Gbr.4.3.
d. Bak perangkap
Jenis ini dipasang di luar gedung. Sebagaimana terlihat pada Gbr. 4.5, bak ini berfungsi sebagai
perangkap bila ujung pipa pembuangan terbenam dalam air di dalam bak tersebut.Kalau
digunakan penutup yang berlubang, Gbr. 4.5 (a) gas yang berbau masih mungkin masuk dari
4
___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto
riol gedung. Untuk mencegah hal tersebut, sebaiknyadigunakan cara seperti yang dinyatakan
dalam Gbr. 4.5 (b).
masuk
Keluar masuk
keluar Sekat
perangkap
a) b)
Gbr.4.5
Contoh bak penampung perangkap
Faktor terpenting dalam suatu perangkap adalah kedalaman air penutup, yang merupakan
pencegah masuknya gas dan sebagainya dari pipa pembuangan jumlah air yang terlalu sedikit
tidak akan berfungsi dengan baik sebagai penutup.
5
dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________
Perangkap jenis mangkuk umumnya dipasang pada lubang buangan lantai dalam kakus, kamar
mandi dan sebagainya. Kesulitan yang timbul umumnya karena pemasangan yang tidak rapi dan
cara penggunaan yang kurang tepat.
1. Pada waktu lantai ruangan tersebut dibersihkan dan di cuci dengan air, biasanya tutup dan
mangkuk diangkat kalau ada kotoran yang agak aliran. Dengan demikian gas dari pipa
pembuangan akan masuk kedalam ruangan. Setelah selesai pembersihan, seringkali tidak
dipasang kembali dengan benar dan perangkap tidak diisi lagi dengan air.
2. Akhir-akhir ini banyak digunakan bahan lantai jenis baru, yang pembersihannya tidak dengan
disiram air melainkan dilap dengan kain pel basah. Dengan cara ini seringkali perangkap “lup”
tidak diperiksa dan diisi dengan air lagi. Banyak ditemukan perangkap jenis ini yang telah kering
airnya, baik di kamar mandi hotel maupun dikamar operasi rumah sakit yang cukup baik.
3. Di daerah dimana jalan kotor atau banyak tanah, perangkap jenis ini mudah sekali tersumbat,
akibat kotoran atau tanah yang menempel pada sepatu atau kaki.
Apabila diperlukan memasang lubang buangan lantai, perangkap dengan kedalaman air yang
cukup harus dipasang, dan air dalam perangkap harus selalu diisi. Pengisian air ini dapat juga
dilakukan dengan air yang berasal dari bak cuci tangan atau dari pipa air penggelontor otomatik
untuk peturasan. Lihat Gbr. 4.7, 4.8 dan 4.9.
6
___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto
Penggunaan perangkap jenis mangkuk pada bak cuci dapur jelas akan menimbulkan kesulitan-
kesulitan seperti dikemukakan diatas.
- Perangkap terpisah
Contoh perangkap jenis ini dapat dilihat pada Gbr. 4.10. Konstruksi perangkap ini mempunyai
dua pelat pemisah yang tersembunyi. Kalau terjadi kerusakan, misalnya ada lubang pada pelat
tersebut, air tidak lagi dapat berfungsi sebagai penutup jalannya gas dari pipa pembuangan.
Kerusakan pada pelat semacam ini tidak mudah diketahui, oleh karena itu perangkap jenis ini
sebaiknya tidak digunakan.
7
dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________
Gbr 4.10
Contoh dari perangkap dinding
pemisah
Walaupun akan terdapat sejumlah air yang dapat berfungsi sebagai penutup, cara ini tidak
dibenarkan sebagai perangkap karena bentuk demikian tidak stabil. Tidak dapat diperkirakan,
kapan pipa lunak tersebut akan berubah bentuk sedemikian sehingga tidak lagi dapat dijamin
adanya air sebagai penutup.
8
Gbr. 4.12
Contoh penggunaan satu perangkap untuk beberapa kepentingan
___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto
Kalau tidak dipasang perangkap, gas dan bau dari riol gedung atau riol umum akan mengalir
keluar talang atap dan akhirnya dapat masuk melalui jendela yang berdekatan. Terlebih lagi
apabila atap gedung juga digunakan, misalnya, untuk restoran atau keperluan lain.
Perangkap yang harus digunakan untuk ini dari jenis “U”.Gbr.4.14.a, memperlihatkan perangkap
yang dipasang pada pipa besi cor, Gbr. 4.14 b
untuk pipa baja (terutama dalam gedung) dan Gbr. 4.15 untuk diluar gedung.
Gbr 4.15 (c) Contoh pemasangan Gbr 4.15 (d) Contoh pemasangan
Perangkap dan lubang pembersihan Perangkap dan lubang pembersihan
untuk pipa penuntun air hujan untuk pipa penuntun air hujan
Lubang pembersih perlu disediakan pula pada pipa pembuangan air hujan, demikian pula pada
perangkapnya (gbr 4.16)
Pada pipa pembuangan yang dipasang dalam tanah, dengan kedalaman sampai 70 cm, satu atau
kedua lubang pembersih pada perangkap “U” harus disambungkan ke atas sampai permukaan
tanah agar mudah dilakukan pembersihan pipa. Kalau hanya salah satu yang diperpanjang, harus
dipilih yang bagian hilir. LIhat Gbr.4.16.
10
___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto
Kalau kedalamannya lebih dari 70 cm, dapat ditambahkan bak pemeriksa lubang pembersih
diatasnya. Lihat Gbr 4.15 (d). Ukuran bak tersebut harus cukup besar untuk memudahkan
pembersihan, dan tutupnya harus rapat.
Pipa pembuangan air hujan tidak boleh disambungkan kepada tangki septic atau instalasi
pengolah air kotor dan air bekas.
Gbr. 4.16
Contoh Pemasangan lubang pembersihan untuk perangkap U pada pipa air
hujan bawah tanah
4.1 4 Ruang Pembusukan
Telah kita ketahui bahwa tinja manusia adalah sumber bibit penyakit bagi lingkungan dan manusia
itu sendiri. Bibit penyakit sampai pada manusia melalui perantara seperti binatang peliharaan
ataupun juga lalat dan juga melalui kontak langsung.
Misalnya :
- Kita bejalan tanpa alas kaki dan tdak sengaja menginjak tinja
- Ketika membersihkan lubang anus setelah buang air besar
Untuk itu agar kita hidup didalam lingkungan yang sehat dan terhindar dari sumber bibit penyakit
maka kita harus mengurus atau menempatkan tinja kita pada tempatnya, tentunya aspek yang lain
harus juga ikut diperhatikan. Oleh sebab itu hilangkanlah kebiasaan buang air besar disembarang
tempat misalnya disungai, kebun dan lain-lain dan bangunlah setiap rumah mempunyai WC
sendiri. Sebagai bentuknya WC agar disesuaikan dengan petunjuk-petunjuk pemerintah.
Contoh :
1. Sumur cubluk
2. Kakus leher angsa langsung tangki septik
3. Kakus leher angsa, tangki septik dan tangki rembesan
1. Sumur Cubluk
Sumur cubluk atau kakus cemplung yang sederhana adalah fasilitas sanitasi yang umum dijumpai
dinegara-negara yang sedang berkembang.
Bentuknya sangat sederhana dan terdiri atas 3 bagian yaitu :
Sumuran pengumpul tinja (cubluk )
Pelat jongkok atau tempat duduk dan tumpuannya berikut fondasi
Bangunan pelindung/ konstruksi bagian atas
Sumur cubluk konvensional
Contoh : 1. Cubluk Konvensional
11
dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________
TERBUKA
UNTUK VENTILASI
TUTUP YG
PERMUKAAN DASAR
DAPAT
DIANGKAT TANAH
LUBANG
UDARA
Pelat Jongkok
Permukaan Plin
Tanah
Pasangan Bata
dan Luluh Cubluk
URUGA N
BETON
Pasangan Bata
tanpa Luluh
+ 2.7.6
+ 2.2.6
+ 2.0.6
Plat beton
+ 2.0.0 = 0.0.0
M.T .
0.0.0
0.15
-
Pondasi
TAMPAK DEPAN balok 0.06-
SKALA 1 :25 A
100 Maka tinggi 0,65
muka air tanah
VENTILASI
15 cm
Dari kantong
bambu atau dari 7 0
batu bata
2.6.5
- 2 . 5
POTONGAN A – A
100
SKALA 1 : 25
Perhitungan Isi Sumur :
EMBER
Seorang dalam setahun menghasilkan lumpur
najis 30.l. Kakus kakus dipakai oleh satu
70
kelurga dari 10 jiwa maka banyak lumpur najis :
10 x 30 l/ tahun
Isi sumur cubluk akan penuh dalam waktu
A 769,31L
D E NA H
= 2,56 l/tahun
S KA LA 1 : 2 5 3.000 L / th
Jadi untuk amannya paling lama 2,5 tahun.
Sumur cubluk harus dikuras.
- Mudah karatan
- Diameter pipa mulai DN 50 s/d DN 20
Cara Penyambungan :
- Spigot
Stutz ring
Dichtung
Innenring
-Tanpa socket
14
___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto
2. Pipa baja
3. Pipa asbestsemen
Pipa asbestsement
4. Pipa plastik :
Untuk masa kini banyak sekali menggunakan bahan plastik untuk instalasi pipa. Karena pipa dari
bahan plastik seperti PVC, PE, PP banyak sekali kelebihanya dibanding dengan pipa besi, baja.
Misalnya : Tahan terhadap karat, ringan, permukaanya licin pada bagian dalam.
a. Pipa PVC :
1. Tahan temperatur sampai 600 C
2. Dipergunakan untuk
- Pipa ven
- Pipa air hujan
- Pipa kanal
3. Sistim sambungan
- Sistim spigot
- Sistim lem
b. Pipa PE :
15
dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________
Air buangan yang keluar dari alat plambing mungkin mengandung bahan – bahan yang
berbahaya, yang dapat menyumbat atau mempersempit penampang pipa, yang dapat
mempengaruhi kemampuan instalasi pengolahan air buangan.
Dengan melihat beberapa problem tersebut di atas maka setiap instalasi dapat ditarik kesimpulan
bahwa dalam pemasangan air kotor banyak hal yang perlu diperhatikan akibat-akibat kesalahan
didalam pemasangan instalasi pipa air kotor.
Untuk mendapatkan instalasi air kotor yang baik ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan
sepertinya :
1. Diameter pipa buang
Diameter pipa tidak boleh mengecil dan harus disesuaikan dengan beban unit alat plambing.
Misal :
-Pipa buang dari wastafel harus berdiameter lebih besar dari pada pipa buang setelah trap;
minimal 40 mm
-Pipa buang dari WC, minimal 100 mm
-Pipa tegak, minimal 70 mm jika tidak ada WC; apabila ada satu WC pipa tegak harus 100
mm
-Pipa buang dari tempat cuci piring minimal 50 mm
-
16
___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto
Gambar 4.19
Penentuan diameter pipa
2. Panjang pipa :
Jarak antara alat plambing dengan pipa tegak air buangan usahakan jangan terlalu panjang,
tidal lebih dari 3 m.
Pipa tegak air kotor letakkanlah sedekat mungkin dengan WC.
Gambar 4.20
Menentukan panjang pipa
3. Kemiringan pipa :
Kemiringan pipa dalam pemasangan pipa air kotor sangatlah penting, jika penen-tuan kemiringan
pipa salah dapat menganggu kecepatan mengalir air buangan, bahaya penyumbatan akibat
kotoran bekas buangan manusia.
Oleh karena itu ada ketentuan tentang kemiringan pipa sambungan (lihat gambar dibawah ini)
17
dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________
DN 40 ( 50 ) 0
~88
~
DN 32 ( 40 )
J=1:5 bis 1:20
Max.3m
h 5
0.5 50 %
d 10
Gambar 4.21
Menentukan kemiringan pipa sambungan air kotor
18
___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto
1
Gambar. 4.22
2
skema instalasi air kotor
19
dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________
1. sistim campuran :
RR RR
RR RR
Dalam sistim pembuangan ini adalah antara air kotor dan air bekas dikumpulkan dan dialirkan
kesatu aliran.
2. Sistim terpisah :
Dimana dalam sistim ini adalah antara air kotor dan air bekas masing-masing dikumpulkan dan
dialirkan secara terpisah.
RR RR
RR RR
20
___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto
SE PT ICTA NK
RIO L
Contoh :
Hitungan :
Pipa tegak :
Qs DN
Mm
Alat Plambing AWs K . AWs I/s
21
dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________
IV – D 20 2,24 100
B–C 55 3,7 100
C–D 82,5 4,54 125
D–F 102,5 5,06 125
Karena tujuan utamanya adalah menjaga agar perangkap tetap mempunyai sekat air, maka ven
harus dipasang sedemikian rupa agar mencegah hilangnya sekat air tersebut. Telah dijelaskan
bahwa sekat air dalamnya harus sekurang-kurangnya 50 mm. Pipa pembuangan dan ven harus
dirancang dan dipasang agar mampu menjaga kedalaman sekat tersebut.
Hilangnya sekat air terjadi pada waktu muka air dalam perangkap turun sampai di bawah lekuk
atas, dan ini terutama disebabkan oleh hal-hal berikut ini :
1) Efek sifon sendiri (self-Siphonage)
2) Efek hisapan
3) Efek tiupan keluar (blow-out)
4) Efek kapiler
5) Penguapan
6) Efek momentum
1. Efek sifon sendiri timbul apabila seluruh perangkap dan pipa pengering alat plambing terisi
penuh dengan air buangan pada akhir proses pembuangan. Sehingga air perangkap juga akan
ikut mengalir ke dalam pipa pengering.
2. Efek hisapan dapat terjadi pada air perangkap alat plambing yang dipasang dekat dengan pipa
tegak, dan dalam pipa tegak tersebut tiba-tiba ada aliran air buangan yang cukup besar yang
masuk dari cabang mendatar di bawahnya. Akibatnya, dalam perangkap alat plambing dapat
timbul tekanan vakum yang akan menghisap air dalam perangkap.
22
___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto
Efek tiupan keluar (blow-out) dapat terjadi pada air perangkap alat plambing yang dipasang
dekat dengan pipa tegak, dan dalam pipa tegak tersebut tiba-tiba ada aliran air buangan yang
cukup besar yang masuk dari cabang mendatar di atasnya. Akibatnya, dalam perangkap alat
plambing dapat timbul tekanan positif yang akan mendorong air dalam perangkap bahkan
keluar dari alat plambing.
Efek kapiler terjadi kalau ada rambut atau benang yang tersangkut dalam perangkap dan
menjurai ke dalam pipa pengering alat plambing. Akibatnya air dalam perangkap lama-
kelamaan akan habis terbuang.
Penguapan air dalam perangkap biasanya terjadi kalau alat plambing tidak dipergunakan untuk
waktu yang cukup lama, apalagi kalau alat plambing tersebut berada dalam ruangan yang
agak kering udaranya.
23
dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________
Lubang pembuangan lantai yang sekarang ini banyak digunakan, mempunyai kedalaman
sekat air yang kurang dari 50 mm, dan sering terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama
sudah banyak air nya yang menguap sehingga air sebagai sekat tidak cukup lagi.
Efek momentum biasanya jarang terjadi. Efek ini bisa timbul kalau ada pembuangan air
mendadak atau terjadi perubahan tekanan yang cepat dalam pipa pembuangan.
Diantara berbagai sebab yang dapat menghilangkan sekat air dalam alat plambing, yang
sering terjadi adalah disebabkan oleh efek sifon-sendiri, hisapan, dan tiupan-keluar.
Pencegahan dilakukan dengan memasang pipa ven.
Tetapi efek kapiler, penguapan, dan momentum, tidak dapat dicegah walaupun dipasang pipa
ven.
Ada beberapa jenis pipa ven yang dibagi berdasarkan tujuannya. Jenis pipa ven terutama adalah
ven tunggal, ven lup (loop vent) dan ven pipa tegak. Sistem ven yang menggunakan jenis-jenis
pipa ven tersebut dinamakan sistem ven tunggal, sistem ven lup, dan sistem ven pipa tegak.
Secara umum pada dasarnya sistem harus dilengkapi dengan kombinasi pipa-pipa ven berikut ini
:
Ven pipa tegak dan ven tunggal atau Ven pipa tegak dan ven lup.
Walau demikian pada banyak gedung dapat ditemui sekaligus ketiga jenis pipa ven tersebut,
mengingat lokasi dan pengelompokan alat plambingnya.
Di samping itu masih ada pipa ven lainnya yang merupakan tambahan atau perubahan atau tiga
jenis tersebut di atas.
Pipa ven basah adalah pipa ven yang juga menerima air buangan berasal dari alat plambing
selain kloset.
(f) Ven pelepas
Pipa ven ini adalah pipa ven untuk melepas tekanan udara dalam pipa pembuangan.
dinding
dinding
150 mm
atau 150 mm
lebih atau
lebih
Ven balik Ven balik
(a) (b)
Gambar 4.31
Contoh Ven Balik
25
dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________
Dalam gedung yang menggunakan sistem ini, hanya ada ven pipa tegak saja dan tidak
dipasang pipa ven jenis lainnya. Semua pipa pengering alat plambing disambung langsung
kepada pipa tegak air buangan. Sistem ini disebut juga sistem pipa tegak tunggal atau sistem
pipa pembuangan tunggal.
Sistem ini dapat diterapkan pada gedung di mana pipa tegak air buangan dapat dipasang
dekat alat-alat plambing, seperti pada gedung rumah susun (apartment).
Menurut percobaan yang dilakukan di Amerika Serikat, system semacam ini masih cukup
memuaskan untuk gedung sampai dengan tiga lantai.
32
32
A
L
50
BT
WC B
40
Pipa tegak air
kotor Pipa ven basah
WC : Kloset air
BT : Bak mandi
L : Bak cuci tangan
Gambar 4.32
Contoh sistem pipa ven basah (diameter
pipa hanya sebagai referensi)
3) Sistem ven balik : Sistem ini diterapkan kalau pipa ven tunggal tidak dapat disambung ke pipa
ven lainnya yang lebih tinggi ataupun langsung ke udara luar, sehingga harus dibelokkan ke
bawah lebih dahulu. Sebenarnya dapat dikatakan bahwa cara ini kurang “alamiah”. Lihat Gbr.
4.33.
4) Sistem ven yoke : Pipa tegak air kotor atau bekas yang melayani lebih dari 10 interval cabang
harus dilengkapi dengan pipa ven “yoke” untuk setiap 10 interval cabang dihitung dari cabang
lantai paling atas.
(e) Pipa tegak ven
Pipa tegak ven harus dipasang dalam hal di mana pipa tegak air kotor atau air bekas melayani
dua interval cabang atau lebih, dan dalam hal di mana alat-alat plambing pada setiap lantai
mempunyai pipa ven tunggal atau pipa ven jenis lainnya. Bagian atas dari pipa tegak ven ini
harus terbuka langsung ke udara luar di atas atap tanpa di kurangi ukurannya atau langsung
disambungkan kepada ven pipa tempat yang letaknya 150 mm atau lebih tinggi di atas muka
air banjir dari alat plambing tertinggi. Bagian bawah dari pipa tegak ven ini harus
disambungkan kepada pipa tegak air buangan, tanpa dikurangi ukurannya, pada tempat yang
lebih rendah dari cabang terendah atau disambungkan kepada pipa pembuangan gedung.
26
___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto
Ven pipa tegak dan pipa tegak ven tidak harus dibuat masing-masing langsung terbuka ke
udara luar, melainkan boleh digabungkan lebih dahulu baru dibuat terbuka ke udara luar.
Walaupun demikian, cukup banyak ditemukan keadaan dimana terpaksa dipasang “pipa ven di
bawah lantai”. Pipa ven semacam ini melayani cabang mendatar air buangan dan dari tempat
sambungannya dengan cabang mendatar air buangan dan dari tempat sambungannya dengan
cabang mendatar tersebut pipa ven hanya dibuat pendek dalam arah tegak kemudian
langsung dibelokkan mendatar masih di bawah lantai (tetapi letaknya masih berada di atas
cabang mendatar tersebut). ditunjukkan empat cara pemasangan “pipa ven di bawah lantai “
tersebut lihat gambar 4.35. Cara yang paling buruk adalah “a” dan “b” dalam gambar tersebut
Syarat :
lebih
Gambar 4.34
Contoh rancangan pipa yang benar untuk sistem ven
Pipa buang
Pipa buang horizontal
horizontal
Pipa buang Pipa buang
horizontal Pipa ven bawah lantai horizontal
(pipa ven bawah)
28
gbr. 4.35 contoh sistem ven yang salah gbr. 4.35 : contoh pipa -pipa sistem ven
(supaya dilarang) yang salah (supaya dilarang)
___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto
atau lebih
teratas yang dilayani oleh
150 mm
ven
Pipa ven bawah lantai
(pipa ven bawah)
Pipa ven bawah lantai
(pipa ven bawah)
Muka lantai Muka
lantai
Pipa
buang Pipa buang
horizontal horizontal
gbr. 4.35 : contoh pipa -pipa sistem ven yang gbr. 4.35 : contoh pipa -pipa sistem ven yang
salah (supaya dilarang) salah (supaya dilarang)
Cara C Cara D
Gambar 4.35
Contoh cara pemasangan sitem ven dibawah lantai
Pada dasarnya kalau terjadi penyumbatan pada cabang mendatar pipa air buangan yang dilayani
pipa ven semacam ini, maka air buangan akan masuk ke dalam pipa ven sehingga pipa ven
seakan-akan menjadi semacam “cabang pipa pembuangan”. Akibatnya, kalau ada bagian padat
dalam air buangan yang masuk kedalam pipa ven tersebut mungkin akan tertinggal dan akhirnya
mengurangi penampang pipa ven atau bahkan dapat menyumbat sama sekali.
(4) Ujung pipa ven
Ujung pipa ven harus terbuka ke udara luar, tetapi harus dengan cara yang tidak menimbulkan
gangguan kesehatan. Berikut ini adalah persyaratan untuk pembukaan ujung pipa tersebut.
(a) Ujung terbuka
1) Pipa ven yang menembus atap; ujung yang terbuka ke udara luar harus berada sekurang-
kurangnya 15 cm di atas bidang atap tersebut.
2) Kalau atap digunakan sebagai taman, tempat bermain, jemuran pakaian dsb di daerah mana
pipa ven akan menembus, ujung yang terbuka ke udara luar harus berada sekurang-
kurangnya 2 m di atas bidang atap tersebut.
3) Ujung pipa ven tidak boleh di gunakan sebagai tiang bendera, antenna televise dsb.
29
dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________
mm
600
Bagian atas dari jendela
mm
150
Jarak horizontal kurang dari 3,0 m. Tetapi
600 m diatas bukan jendela
3,0 mm
3,0 mm
Gambar 4.36
Letak ujung pipa ven
Catatan : jarak ini adalah minimum. Apabila ujung pipa ven diletakkan dekat lubang pemasukan udara
kecepatan tinggi dari sistem penyegaran udara, hendaknya digunakan jarak vertikal atau
horizontal yang lebih besar
1) Ujung pipa ven tidak boleh berada langsung di bawah pintu, lubang masuk udara ventilasi
dsb, dan juga tidak boleh berada dalam jarak 3 m horizontal dari padanya kecuali kalau
sekurang-kurangnya 60 cm di atasnya.
2) Konstruksi bagian pipa ven menembus atap harus sedemikian hingga tidak mengganggu
fungsinya.
3) Ujung pipa ven tidak boleh ditempatkan di bawah bagian atap yang menjorok keluar karena
gas-gas dari pipa pembuangan mungkin akan terkumpul dan dapat menimbulkan gangguan.
4) Di lingkungan tertentu mungkin perlu dipasang kawat saringan untuk mencegah masuknya
daun-daun kecil atau burung bersarang di dalamnya.
30
___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto
Secara umum ukuran pipa ven harus di dasarkan pada ketentuan-ketentuan yang tercantum
dalam buku “Pedoman Plambing Indonesia 1979” atau standar paling baru yang dikeluarkan
oleh Instansi Pemerintah yang berwenang.
Gambar 4.37
Contoh konstruksi pada bagian puncak pipa Ven
31
dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________
2 50 12 4,5 12
3 50 20 3 9
4 75 10 - 6 12 30
5 75 30 - - 12 30
6 75 60 - - 48 24
7 100 100 - 2,1 6 15,6 60
8 100 100 - 1,8 5,4 15 54
9 100 500 - - 4,2 10,8 42
10 125 200 - - - 4,8 21 60
11 125 1100 - - - 3 12 42
32
___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto
Misalnya :
- Air bersih menggunakan pipa galvanis
- Air kotor menggunakan pipa PVC
- Cairan kimia menggunakan pipa plastik khusus untuk cairan kimia
Dengan adanya berbagai problem di atas maka pipa diproduksi juga bermacam-macam sesuai
dengan fluid yang dialirkan dan tentunya juga akan bervariasi tentang tehnik penyambungan.
Macam-macam pipa :
1. Pipa baja
Pipa baja merupakan produk pertama dari industri pipa yang kemudian dikerjakan lagi sesuai
dengan penggunaanya sepertinya :
Pipa baja dilapisi dengan galvanis disebut pipa galvanis dan pipa ini yang paling sering
dipergunakan unutk instalasi air bersih. Namun masih ada pipa baja yang lain juga
dipergunakan didalam instalasi air bersih; yaitu pipa baja tuang dan pipa baja tahan karat.
Penggunaanya :
- Pipa baja digunakan pada instalsi gas, uap, air.
- Pipa baja galvanis digunakan pada instalasi air dan gas bumi.
- Pipa baja tuang dipergunakan pada instalasi air dengan diameter besar lebih dari 4” dan
instalasi di bawah jalan raya.
- Pipa baja tahan karat dipergunakan pada instalasi air dekat dengan laut atau tanah yang
banyak mengandung garam.
Keuntungan :
-Kuat
-Tahan benturan
-Tahan karat
-Tahan terhadap perubahan cuaca
Kelemahan :
- dalam kasar
-Berat
-Bersifat konduktor listrik
-Cairan tidak boleh bersifat asam
2. Pipa Tembaga
Penggunaanya :
- Instalasi air bersih
- Instalasi air panas
Keuntungan :
- Cepat didalam pemasangan
- Mudah dibengkokkan
- Sistem sambungan solder
- Tidak mudah korosi
- Gesekan kecil karena dinding dalam halus
- Baik untuk instalasi air panas
Kelemahan :
- Harga terlalu mahal
33
dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________
3. Pipa Plastik
Penggunaanya :
-Instalasi air bersih
-Instalasi air kotor
-Instalasi air di industri kimia
Keuntungan :
- Ringan
- Mudah sekali didalam pengerjaan
- Tidak korosi
- Permukaan dalam pipa sangat licin
- Tidak menghantar arus listrik
-Tahan terhadap zat-zat kimia
Kekurangan :
- Tidak tahan terhadap perubahan cuaca
- Tidak tahan terhadap benturan terhadap paku, pecahan batu
Air kotor dan air hujan dialirkan melalui pipa tegak secara terpisah. Pada sistem campuran, air
kotor dan air hujan boleh dialirkan secara bersama-sama pada pipa buangan setelah diluar
bangunan.
Diameter minimal untuk pipa tegak adalah DN 70
34
___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto
Air yang mengalir pada pipa tegak menekan dinding pipa akibat
adanya hambatan udara didalam pipa.
Gambar 4.38.
1. Freier fall : standig
Aliran25pada Pipa Tegak zunehmende
m/s 1
geschwindigkeit
20 V 2 gh
2 2. Fließgeschwindigkeit in
15 Falleitungen :
Fließgeshwindigkeit V
B egrenzt V≤ 12 m/s
10
0
0 5 10 15 20 25 m 30
Fallhȍhe h
Pada tinggi jatuh 12 m, kecepatan pada pipa tegak adalah
10 m/dtk, sedangkan kecepatan pada jatuh beban adalah
15,5 m/dtk
Air yang mengalir pada pipa tegak tidak terdapat pusaran. Air mengalir ke bawah dan bagian
terbesar terdapat pada dinding pipa. Ada cukup besar udara yang terdapat dan menyertai aliran
air.
Aliran air kotor memungkinkan udara pada pipa tegak, mendorong udara didepannya dan
menekan udara di dalam pipa yang tertutup. Kecepatan aliran air kotor cukup besar. Namun
karena ada hambatan dari udara dan dinding pipa, kecepatan air dalam pipa tegak berkisar antara
10 m/dtk sampai dengan 12 m/dtk pada tinggi jatuh antara 12 m sampai dengan 15 m, gambar 2.
Air kotor dan udara yang ada di depan pipa yang berbelok akan terjadi kemacetan dan
menimbulkan tekanan lebih, gambar 4.39.
35
dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________
In mbar In mbar
Air penahan bau
Hisap │akan
dihisap
Normal │guncangan
ringan
macet│akan didorong
keluar
normal macet
Hisap
Normal
Macet
Gambar 4.39.
Perbandingan Tekanan Pada Pipa Tegak
Sedangkan di bawah belokan terjadi efek lainnya. Pada pipa tegak tidak akan terjadi macet bila
tidak ada belokan. Untuk menghindari kemacetan air pada pipa tegak gunakan belokan 30° atau
45° gambar 4.40.
30 - 45 º
Gambar 4.40
Belokan Pada Pipa Tegak
Pada bangunan sampai dengan tiga tingkat atau tinggi jatuh air kotor <10 m diperbolehkan adanya
peralihan dari pipa tegak ke pipa buangan atau pipa pengumpul dengan memasang sambungan
90°, gambar 4.41(a). untuk mencegah timbulnya bunyi akan lebih baik bila di pasang sambungan
dua hal 45°.
36
___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto
Elbow 88o
Gambar 4.41(a)
Perubahan pipa tegak pada pipa
pengumpul dan pipa buangan pada
beberapa ketinggian bangunan
Penghubung antara
o
2 elbow 45
Apabila tidak dapat menghindar belokan yang besar, maka dilarang menyambung alat plambing di
daerah tekan lebih dan di daerah tekan kurang, gambar 4.42.
Pada belokan pipa tegak <2 m diperlukan pipa penghindar, gambar 4.42 b. Seperti pada gambar
4.42 a, diperbolehkan juga menyambung alat plambing pada pipa pengumpul dimana pipa
pengumpul tersebut berfungsi juga sebagai pipa Vent, gambar 4.43
37
dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________
Pada bangunan dengan tingkat lebih dari 8 atau pada tinggi jatuh air kotor lebih dari 22 m selalu
menggunakan pipa penghindar pada pipa belokan atau pipa peralihan yang menuju pada pipa
pengumpul atau pipa buangan, gambar 4.41(c), 4.42(b), 4.43, 4.44.
450
≥ 1,5 m
≥2m
≥2m
Sambunga
≥1m ≥1m
≥1m
n mendatar ≤2 m
Pipa ven
≥ 1,5 m
≥ 2,0 m
≥1m
Gambar 4.43.
Sambungan pada pipa pengumpul yang berfungsi juga sebagai pipa Vent.
≥ 1,5 m
38
Gambar 4.44.
Pipa penghindar untuk pipa tegak > 8 tingkat atau tinggi jatuh > 22 m
___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto
Diameter pipa penghindar adalah sama seperti diameter pipa tegak, tetapi paling besar DN 100.
Pada pipa tegak yang berubah beberapa hal, seperti pada rumah yang berjenjang, dipasang pipa
vent pada pipa tegaknya.Pipa vent ini dinamakan pipa vent samping. Pipa vent ini dipasang pada
setiga tingkat pada pipa tegak, agar tidak terjadi kemungkinan air kotor mengalir balik. Lihat
gambar 4.45.
450
450
Gambar 4. 45.
Pipa Vent samping langsung pada pipa tegak yang berubah beberapa kali pada
rumah yang berjenjang.
Tabel 4.4: Diameter nominal (DN) yang sesuai dengan diameter dalam minimal d l min
(sesuai tabel 4.4 dalam DIN EN 12056-2)
39
dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________
Tabel 4.5 : Pengukuran dari instalasi penampung Yang tidak ada pengudaraan
(sesuai tabel 4.5 dalam DIN 1986-100)
K= 0,5 K= 0,7 K= 1,0 di
DN
DU DU DU mm
1,0 1,0 0,8 50 44
2,0 2,0 1,0 56/60 49/56
9,0 4,6 2,2 70* 68
13,0** 8,0** 4,0 80 75 * tidak ada kloset
13,0** 10,0** 5,0 90 79 ** max 2 Kloset
16,0 12,0 6,4 100 96
Sumber: Handbuch. VSSH. Otto, Fux, uws.1993
Tabel 4.6 : Pengukuran dari instalasi penampung
(Sesuai tabel 4.6 dalam 1986 - 100)
Qmax (I/S)
Pipa tegak air kotor dengan
percabangan Percabangan
ven utama
dengan radius
dalam
60 0,5 0,7
70 1,5 2,0
80* 2,0 2,6
90 2,7 3,5
100** 4,0 5,2
125 5,8 7,6
150 9,5 12,4
200 16,0 21,0
Sumber: Handbuch. VSSH. Otto, Fux, uws.1993
* Diameter minimal pada penggunaan pada bak air kloset dengan 4 sampai dengan 6 liter
volum air penggelontor
** Diameter minimal pada penggunaan dari bak air kloset dengan volum air penggelontor > 6
liter.
40
___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto
Sistem pembuangan harus mampu mengalirkan dengan cepat air buangan yang biasanya
mengandung bagian-bagian padat. Untuk maksud tersebut, pipa pembuangan harus mempunyai
ukuran dan kemiringan yang cukup, sesuai dengan banyaknya dan jenis air buangan yang harus
dialirkan.
Biasanya pipa dianggap tidak penuh berisi air buangan, melainkan hanya tidak lebih dari 2/3
terhadap penampang pipa, sehingga bagian atas yang “kosong” cukup untuk mengalirkan udara.
Sebagai pedoman umum, kemiringan pipa dapat dibuat sama atau lebih dari satu per diameter
pipanya (dalam mm), Tabel 4.8 memuat standar untuk penggunaan umum. Kecepatan terbaik
dalam pipa berkisar antara 0,6 samai 1,2 m/detik. Kemiringan pipa pembuangan gedung dan riol
gedung dapat dibuat lebih landai dari pada yang dinyatakan dalam Tabel 4.8 asal kecepatannya
tidak kurang dari 0,6 m/detik. Kalau kurang, kotoran dalam air buangan dapat mengendap yang
pada akhirnya akan dapat menyumbat pipa. Sebaliknya kalau terlalu cepat akan menimbulkan
turbulensi aliran.
Tabel 4.8
Kemiringan pipa pembuangan horizontal
Diameter pipa Kemiringan
(mm) minimum
75 atau kurang 1/50
yang dapat menimbulkan gejolak-gejolak tekanan dalam pipa. Hal ini mungkin akan dapat
merusak fungsi air penutup dalam perangkap alat plambing. Di samping itu, kemiringan yang
lebih curam dari 1/50 cenderung menimbulkan efek sifon yang akan menyedot air penutup dalam
perangkap alat plambing.
Pipa ukuran kecil akan mudah tersumbat karena endapan kotoran dan kerak, walaupun dipasang
dengan kemiringan yang cukup. Oleh karena itu untuk jalur yang panjang, ukuran pipa sebaiknya
tidak kurang dari 50 mm .
Pipa DN 100
50 mm 70m m 30 mm
Gambar 4.46
Elevansi (tinggi permukaan) air dalam pipa
41
dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________
h 50 h 70 h 30
0.5 0.7 0.3
d 100 d 100 d 100
Baik Baik Salah
- Pipa air
hujan
- Pipa induk
-Skala kemiringan
L
I N 1:
h
Keterangan :
I Angka kemiringan
h = Perbedaan tinggi ( m )
L = Panjang pipa ( m )
42
___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto
43
dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________
pada instalasi pipa-pipa tertentu ada kemungkinan orang akan berdiri di atas pipa, baik untuk
berjalan maupun untuk memeriksa atau memperbaiki perlengkapan pipa tersebut atau pipa
lain di sebelahnya. Sebaiknya tambahan berat orang tersebut dipertimbangkan pula.
(2) Jarak antara penggantung atau penumpu bergantung pada jenis bahan pipa, karena adanya
perbedaan kelenturan.
(3) Mencegah perambatan getaran
Pipa yang berhubungan dengan mesin atau peralatan yang bergerak atau berputar dapat
meneruskan getaran mesin atau peralatan tersebut ke dalam ruangan lainnya, baik melalui
pipa itu sendiri atau penggantung/penumpu pipa, atau melalui konstruksi gedung, sehingga
dapat menimbulkan kebisingan dan resonansi.
Penggantung dan penumpu pipa sebaiknya dapat mencegah perambatan getaran semacam
ini. Di samping itu penggantung atau penumpu pipa harus juga cukup kuat untuk menahan
gaya-gaya tumbukan akibat timbulnya pukulan air dalam pipa.
(4) Ekspansi pipa
Penggantung atau penumpu pipa harus mampu menampung adanya perubahan panjang pipa
akibat perubahan temperature pipa.
(5) Jarak antara pipa
Jarak antara pipa dengan pipa dan antara pipa dengan dinding atau permukaan lainnya, harus
cukup lebar untuk memungkinkan penggunaan alat-alat, pemasangan isolasi atau penutup
pipa yang lainnya, pengecatan, dan pekerja perawatan umumnya. Jarak minimum untuk ini
biasanya sekitar 25 mm.
(6) Pertimbangan untuk pekerja lainnya
Perlu diperhatikan juga jarak atau ruang yang perlu untuk pekerjaan-pekerjaan lainnya yang
nantinya akan dipasang di sekitar pipa, seperti saluran udara, pipa dan rak untuk kabel listrik
dsb.
(7) Beberapa pipa sejajar
Pipa-pipa sebaiknya dipasang dengan sumbunya atau permukaan bawahnya pada satu
bidang dengan rapid an dengan jarak antara sejauh mungkin
(8) Penggantungan pipa pada pipa lainnya
Pipa tidak boleh digantungkan pada pipa lainnya karena dapat menimbulkan lendutan pada
pipa yang di atasnya. Lihat Gbr. 4.47.
Gambar 4.47
Contoh penggantungan bersama pada
pipa horizontal
Disekitar katup dan sambungan ekspansi (untuk katup ukuran 100 mm atau lebih harus
dipasang pada kedua sisinya)
Pada belokan pipa mendatar
Pada dasar pipa tegak
Pada cabang pipa
Pada pipa yang disambungkan ke mesin atau peralatan, di dekat mesin atau peralatan
tersebut
Tabel 4.10 Jarak tumpuan atau penggantung pipa.
Air ini biasanya keruh sekali dan bau busuk karena oksigen yang ada di air telah diambilnya untuk
proses pembusukan.
Bau busuk dari air kotor ini yang mempersulit untuk proses pengolahan atau penjernihan.
Air kotor dapat menyebabkan penyakit karena mengandung berbagai virus dan bakteri dan air
kotor yang berasal dari air hujan juga mengandung kotoran dari atap, teras, kebun, jalan dan
tumbuh-tumbuhan.
Pada proses pengotoran air kotor dibedakan antara benda yang dapat terpisah dengan air
misalnya lumpur dan yang tidak dapat dipisahkan misalnya tidak terlihat oleh mata ( kolloid ).
Secara umum proses penjernihan terbagi 2 tingkat :
1. Penjernihan secara mekanis
1.1. Pembersihan dengan garpu:
Dimana pembersihan dengan garpu berjalan pada permulaan air kotor ditampung maka
akan dibersihkan benda-benda kasar yang terapung, melayang misalnya : kayu, benang,
kain, sampah plastik, kertas dan lain-lain.
Garpu pembersih digerakkan secara mekanis untuk mengambil dan membuang koto-ran
yang ikut terbawa.
1.2. Pembersihan dengan saringan pasir :
Pada proses ini biasanya kecepatan aliran air dijaga agar tidak lebih dari 30 cm/det. Karena
dengan kecepatan tersebut maka akan mengendaplah mineral-mineral sepertinya pasir, batu
kecil dan sebagainya.
Endapan lumpur melalui ruang pemisah kemudian ditampung.
1.3. Pembersihan dalam bak pengendapan (awal penjernihan ) :
Air bekas buangan kemudian disalurkan melalui pipa menuju bak pengendapan sebagai
awal penjernihan. Kecepatan aliran pada bak pengendapan adalah 1,5 cm/det. Sehingga
pada proses ini akan terjadi benda halus akan mengendap misalnya : lumpur halus, serat
kayu dan lain-lain dan benda yang melayang dan ringan akan naik kepermukaan air seperti
serat benang atau kapas.
Lumpur yang mengendap ditampung ke dalam bak dan yang halus juga diambil dari
permukaan air dan ditampung.
Air buangan setelah melalui proses secara mekanis dan bisa disebut dengan air mengalami
proses awal penjernihan. Dimana air kemudian disalurkan melalui pipa untuk proses yang
berikutnya adalah proses penjernihan secara biologis.
46
___________________________________________________________ dhimasprasetioirianto
Biogas
udara
Lumpur
Lumpur
Bak pengaduk
hidup Udara Penjernihan akhir
Tekan
Gambar 4.48
Skema penjernihan Instalasi Air Kotor
Rencanakanlah :
1. Instalasi air kotor
2. Rumah tinggal dengan lantai satu
3. Skala alat plambing 1 : 50
4. Hitunglah diameter pipa buang dan
kemiringannya
47
dhimasprasetioirianto ___________________________________________________________
Rencanakanlah :
1. Instalasi air kotor
2. Rumah tinggal dengan lantai dua
3. Skala alat plambing 1: 50
4. Hitunglah diameter pipa buang dan
kemiringannya
Rencanakanlah :
1. Instalasi air kotor
2. Rumah tinggal dengan lantai dua
3. Skala alat plambing 1 : 50
4. Hitunglah diameter pipa buang dan
kemiringannya
Rencanakanlah :
1. Instalasi air kotor
2. Rumah tinggal dengan lantai dua
3. Skala alat plambing 1 : 50
4. Hitunglah diameter pipa buang dan
kemiringannya.
48