Вы находитесь на странице: 1из 4

Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual

Konsep Dasar Akuntansi adalah prinsip-prinsip akuntansi yang menerapkan kapan


pengaruh atas transaksi atau kejadian harus diakui untuk tujuan pelaporan keuangan. Konsep
Dasar Akuntansi pada umumnya ada 2 (dua) yaitu basis kas dan basis akrual.
Akuntansi berbasis kas adalah transaksi ekonomi dan kejadian lain diakui ketika kas diterima
oleh kas pemerintah atau dibayarkan dari kas pemerintah. Sedangkan akuntansi berbasis
akrual adalah suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi dan peristiwa lainnya diakui,
dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa
memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Dalam akuntansi berbasis
akrual, waktu pencatatan (recording) sesuai dengan saat terjadinya arus sumber daya,
sehingga dapat menyediakan informasi yang paling komprehensif karena seluruh arus sumber
daya dicatat.

Dengan pelaporan berbasis akrual, pengguna dapat mengidentifikasi posisi keuangan


pemerintah dan perubahannya, bagaimana pemerintah mendanai kegiatannya sesuai dengan
kemampuan pendanaannya sehingga dapat diukur kapasitas pemerintah yang sebenarnya.
Akuntansi pemerintah berbasis akrual juga memungkinkan pemerintah untuk
mengidentifikasi kesempatan dalam menggunakan sumber daya masa depan dan
mewujudkan pengelolaan yang baik atas sumber daya tersebut. PP No. 71 2010 Pasal 1 ayat
(8) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan SAP Berbasis Akrual adalah SAP yang
mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis
akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan
anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN atau APBD.

Siklus Akuntansi Pemerintah

Laporan keuangan yang akurat dapat dihasilkan hanya jika hasil kejadian dan aktivitas
bisnis dicatat dengan baik. Kejadian-kejadian tertentu, yang dikenal dengan istilah transaksi,
melibatkan pemindahan dan pertukaran barang atau jasa antara dua entitas atau lebih.
Setidaknya ada empat tahapan dalam siklus akuntansi pemerintahan, yaitu:
1. Pencatatan,
2. Penggolongan,
3. Peringkasan
4. Penginterpretasian laporan (hasil pencatatan, penggolongan dan peringkasan
transaksi).
Keempat tahapan dalam siklus akuntansi tersebut tidak berbeda dengan siklus akuntansi pada
perusahaan bisnis. Proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi atau peristiwa
keuangan, khususnya dalam rangka menyusun laporan realisasi anggaran.

a. Jenis Transaksi Keuangan

Transaksi atau peristiwa keuangan dalam rangka pelaksanaan APBD, pada


dasarnya terdiri dari:
1. Transaksi Penerimaan Kas, yaitu semua penerimaan Kas Daerah dalam
periode tahun anggaran tertentu.
2. Transaksi Pengeluaran Kas, yaitu semua pengeluaran Kas Daerah dalam
periode tahun anggaran tertentu.
3. Transaksi Selain Kas, adalah semua transaksi keuangan selain penerimaan Kas
Daerah dan pengeluaran Kas Daerah dalam periode tahun anggaran tertentu.
Misal: transaksi koreksi kesalahan atas pencatatan sebelumnya atau pemberian
atau penerimaan donasi dalam bentuk barang.

b. Media Akuntansi

Transaksi keuangan dalam rangka pelaksanaan APBD yang terdiri dari:


penerimaan kas, pengeluaran kas, dan selain kas dalam proses akuntansi dicatat,
digolongkan, dan diringkas ke dalam Catatan Akuntansi berdasarkan Dokumen atau
Bukti Transaksi yang sah. Dokumen Transaksi merupakan dokumen tertulis sebagai
bukti terjadinya suatu transaksi keuangan; sedangkan Catatan Akuntansi, terdiri dari:
Buku Jurnal, Buku Besar dan Buku Pembantu. Berdasarkan uraian tersebut, media
untuk melaksanakan proses akuntansi meliputi: Dokumen atau Bukti Transaksi,
Buku Jurnal, Buku Besar dan Buku Pembantu.

c. Dokumen Transaksi

Dokumen atau Bukti Transaksi adalah formulir-formulir yang digunakan sebagai


tanda bukti terjadinya suatu transaksi atau adanya suatu peristiwa keuangan yang
menjadi dasar pencatatan dalam akuntansi.

Pada awalnya, Pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005


tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Standar Akuntansi Pemerintahan tersebut
menggunakan basis kas untuk pengakuan transaksi pendapatan, belanja dan pembiayaan, dan
basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Keberadaan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tersebut hanya bersifat sementara dan sejak tanggal 22
Oktober 2010 telah digantikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan.

Perubahan mendasar dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 adalah


adanya perubahan dari basis kas menjadi basis akrual dalam akuntansi pemerintahan.
Perubahan ini selain dilakukan untuk memenuhi amanat Undang-undang di bidang Keuangan
Negara juga untuk mengikuti penerapan akuntansi pemerintahan di dunia Internasional yang
telah mengacu pada Internatonal Public Sector Accounting Standards (IPSAS).

Basis akrual adalah suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi atau peristiwa
akuntansi diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi
tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas diterima atau dibayarkan. Pendapatan diakui pada
saat (hak) penghasilan telah diperoleh (earned) sedangkan beban atau biaya diakui pada saat
kewajiban timbul atau sumber daya dikonsumsi.

Penyajian informasi keuangan pemerintah dengan menggunakan basis akrual akan


menjadi lebih informatif, terutama dalam hubungannya dengan pengukuran kinerja
pemerintah terkait biaya jasa layanan, efisiensi, dan pencapaian tujuan dalam periode
akuntansi tertentu, serta dapat memberikan gambaran yang utuh atas posisi keuangan
pemerintah untuk tujuan pengambilan keputusan. Selain itu, laporan keuangan pemerintah
yang dihasilkan dari penerapan SAP Berbasis Akrual dimaksudkan untuk memberikan
manfaat yang lebih baik bagi para pemangku kepentingan, baik para pengguna maupun
pemeriksa laporan keuangan pemerintah, dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Hal
ini sejalan dengan salah satu prinsip akuntansi yaitu bahwa biaya yang dikeluarkan sebanding
dengan manfaat yang diperoleh.

Sistem Akuntansi Pemerintahan adalah rangkaian sistematik dari prosedur,


penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis
transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di lingkungan organisasi pemerintah. Dalam
rangka mewujudkan konsolidasi fiskal dan statistik keuangan Pemerintah secara nasional,
ditetapkan pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan yang mengacu pada SAP.

Dalam penerapannya, dengan mengacu pada pedoman umum Sistem Akuntansi


Pemerintahan, Menteri Keuangan menetapkan sistem Akuntansi Pemerintahan untuk
lingkungan pemerintah pusat, sedangkan Menteri Dalam Negeri menetapkan Sistem
Akuntansi Pemerintahan untuk Pemerintah Daerah. Sementara itu, bagi setiap daerah, selain
mengacu pada pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan, dalam menetapkan sistem
akuntansi pemerintahan di daerahnya masing-masing, Gubernur/Bupati/Walikota juga harus
mengacu pada peraturan daerah dan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
pengelolaan keuangan daerah yang berlaku.

Вам также может понравиться