Вы находитесь на странице: 1из 11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Analisis

2.1.1. Pengertian Analisis

Pengertian analisis menurut KBBI adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa


(karangan,perbuatan,dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya (sebab musabab,duduk perkaranya dan sebagainya) dalam arti lain
Analisis adalah proses pemecahan suatu masalah kompleks menjadi bagian-
bagian kecil sehingga bisa lebih mudah dipahami.

2.1.2. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Menurut PP nomor 24 tahun 2005 : Laporan Keuangan merupakan laporan yang


terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh
suatu entitas pelaporan.

Menurut Harahap (2006:189) bahwa analisis laporan keuangan adalah


menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit–unit informasi yang lebih
kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai
makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non
kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang
sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
2.1.3 Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Harahap (2006:195) mengungkapkan bahwa tujuan dari analisis laporan


keuangan ini sebagai berikut :

a. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam dari pada
yang terdapat dari laporan keuangan biasa.
b. Dapat mengambil informasi yang tidak tampak secara kasat mata
(expicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan
keuangan (implicit).
c. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
d. Dapat membongkar hal–hal yang tidak bersifat konsisten dalam
hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan
kompenen inten laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi
yang diperoleh dari luar peusahaan.
e. Mengetahui sifat- sifat hubungan yang akhirnya data melahirkan model-
model dan teori–teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi
dan peningkatan (rating)
f. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil
keputusan.
g. Dapat menentukan peringkat perusahaan menurut kriteria tertentu yang
sudah dikenal dalam dunia bisnis.
h. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain
dengan periode sebelumnya atau dengan standart industri normal atau
standart ideal.
i. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami
perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan
sebagainya.
j. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan
di masa akan datang.
2.2. Konsep Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

2.2.1. Pengertian dan jenis jenis APBD

Menurut PSAP 02 tahun 2005 yang dimaksut dengan Anggaran merupakan


pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi rencana
pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan yang diukur dalam satuan
rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk
satu periode.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana


keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Tahun anggaran APBD meliputi masa
satu tahun, mulai dari tanggal 1 januari sampai dengan tanggal 31
Desember.

APBD terdiri atas :

A. Anggaran Pendapatan, terdiri atas :


a. Pendapatan asli daerah (PAD)
Pendapatan asli daerah (PAD) yang meliputi Pajak Daerah,retribusi
daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan penerimaan lainnya

b. Bagian Dana Perimbangan, yang meliputi Dana bagi hasil, Dana


Alokasi Umum(DAU), dan Dana Alokasi Khusus.

c. Lain-lain pendapatan yang sah seperti Dana Hibah, Dana


Darurat,Dana bagi hasil Pajak dan Provinsi dan Pemerintah Daerah
lainnya,Dana penyesuaian dan otonomi khusus,Bantuan Keuangan
dari Provinsi atau pemerintah daerah lainnya dan pendapatan lain-
lain.

B. Anggaran Belanja, yang digunakan untuk keperluan penyelenggaraan


tugas Pemerintah daerah.
C. Pembiayaan, yaitu setiap penerimaan yang perlu di bayar kembali
dan/atau pengeluaran yang akan di terima kembali, baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya,
meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau untuk
memanfaatkan surplus.

2.2.2.Fungsi APBD

Fungsi APBD antara lain :

a. Fungsi Otorisasi bermakna bahwa anggaran daerah menjadi dasar untuk


merealisasi pendapatan, dan belanja pada tahun bersangkutan.Tanpa di
anggarkan dalam APBD sebuah kegiatan tidak memiliki kekuatan untuk
dilaksanakan.
b. Fungsi Perencanaan bermakna bahwa anggaran daerah menjadi pedoman
bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang
bersangkutan.
c. Fungsi Pengawasan mengandung makna bahwa anggaran daerah menjadi
pedoman untuk menilai keberhasilan atau kegagalana penyelenggaraan
pemerintah daerah .
d. Fungsi Alokasi mengandung makna bahwa anggaran daerah harus
diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran,
dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas
perekonomian daerah.
e. Fungsi Distribusi memiliki makna bahwa kebijakan-kebijakan dalam
penganggaran daerah harus memperhatikan rasa keadilan, dan kepatuhan.
f. Fungsi Stabilisasi memiliki makna bahwa anggaran daerah menjadi alat
untuk memelihara, dan mengupayakan keseimbangan fundamental
perekonomian daerah.
2.2.3. Tujuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Tujuan APBD disusun dengan tujuan untuk dijadikan pedoman oleh


pemerintah daerah dalam mengatur penerimaan dan belanja untuk
pelaksanaan pembangunan daerah sehingga kesalahan, pemborosan dan
penyelewengan ysng merugikan dapat di hindari. Adapun tujuan APBD
antara lain :

a. Membantu pemerintah dalam hal ini pemerintah daerah mencapai


tujuan fiskal.
b. Meningkatkan pengaturan atau koordinasi setiap bagian–bagian yang
berada pada lingkungan pemerintah daerah .
c. Membantu menghadirkan dan menciptakan efisiensi dan keadilan
terhadap penyediaan barang dan jasa publik dan umum .
d. Menciptakan prioritas belanja atau keutamaan belanja pemerintahan
daerah.
e. Menghadirkan dan meningkatkan transparansi pemerintah daerah
terhadap masyarakat luas dan pemerintah daerah dapat
mempertanggungjawabkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah(DPRD)

2.3. Konsep Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)

2.3.1 Pengertian LKPD

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah atau dalam arti untuk entitas pemerintahan
daerah adalah laporan keuangan yang dikeluarkan oleh Pemerintah pada level
Provinsi/Kabupaten/Kota.

2.3.2 Jenis LKPD

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah terdiri dari

1) Laporan Realisasi Anggaran


2) Neraca
3) Laporan Arus Kas
4) Catatan dan laporan lain serta meteri penjelasan merupakan bagian integral
dari laporan keuangan.

2.3.3.Tujuan LKPD

Tujuan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah adalah untuk menyajikan informasi


yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas
entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya, dengan :

a. Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi,


kewajiban, dan ekuitas pemerintah
b. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya
ekonomi,kewajiban, ekuitas pemerintah
c. Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan
sumber daya ekonomi
d. Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap
anggarannya
e. Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai
aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya
f. Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan
g. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan
entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.

Laporan Keuangan untuk tujuan umum juga memepunyai peranan prediktif dan
prospektif, menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi besarnya
sumber daya yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan, sumber daya
yang dihasilkan dari operasi yang berkelanjutan, serta resiko dan ketidakpastian
yang terkait, Pelaporan Keuangan juga menyajikan informasi bagi pengguna
mengenai :
a. Indikasi apakah sumber daya telah diperoleh dan digunakan sesuai dengan
anggaran dan
b. Indikasi apakah sumber daya diperoleh dan digunakan sesuai dengan
ketentuan, termasuk batas anggaran yang di tetapkan oleh DPR/DPRD

Menurut kerangka konseptual akuntansi pemerintahan , pelaporan keungan


pemerintah daerah (pemda) seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat
bagi para pengguna

2.4 Konsep Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

LRA merupakan laporan keuangan yang menggambarkan informasi


mengenai realisasi pendapatan, belanja, transfer,surplus/defisit dan
pembiayaan yang diperbandingkan antara anggaran dengan realisasinya
dalam satu periode pelaporan.

2.4.1 Tujuan Laporan Realisasi Anggaran(LRA)

Adapun tujuan Laporan Realisasi Anggaran adalah:

a. Tujuan standart Laporan Realisasi Anggaran adalah menetapkan dasar-dasar


penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk pemerintah dalam rangka memenuhi
tujuan akuntabilitas sebagaimana di tetapkan oleh peraturan perundang-undangan.

b. Tujuan pelaporan realisasi anggaran adalah memberikan informasi tentang


realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara tersanding. Penyandingan antara
anggaran dan realisasinya menunjukkan tingkat ketercapaian target-target yang
telah disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan peraturan perundang-
undangan .

2.4.2 Manfaat LRA

LRA menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan, belanja, transfer,


surplus/defisit, dan pembiayaan dari suatu entitas pelaporan yang masing- masing
diperbandingkan dengan anggarannya. Informasi tersebut berguna bagi para
pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-
sumber-sumber daya ekonomi , akuntabilitas dan ketaatan entitas pelaporan
terhadap anggaran dengan :

(a) Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan


sumber daya ekonomi
(b) Menyediakan informasi mengenai realisasi anggaran secara menyeluruh
yang berguna dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal evisiensi
dan evektivitas spengguna anggaran.

LRA menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi sumber daya


ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan pemerintahan pemerintah
pusat dan daerah dalam periode mendatang dengan cara menyajikan laporan
secara komparatif. Laporan Realisasi Anggaran dapat menyediakan informasi
kepada para pengguna laporan tentang indikasi perolehan dan penggunaan sumber
daya ekonomi :

(a) Telah dilaksanakan secara efisien, efektif, dan hemat


(b) Telah dilaksanakan sesuai dengan anggarannya (APBN/APBD) dan
(c) Telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

2.4.3. Isi LRA

Laporan Realisasi Anggaran di sajikan sedemikian rupa sehingga menonjolkan


berbagai unsur pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, dan pembiayaan
dengan anggarannya .Laporan Realisasi Anggaran dijelaskan lebih lanjut dalam
catatan atas laporan keuangan yang memuat hal- hal yang mempengaruhi
pelaksanaan anggaran seperti kebijakan fiskal dan moneter , sebab-sebab
terjadinya perbedaan yang material antara anggaran dan realisasinya, serta daftar-
daftar yang merinci lebih lanjut angka angka yang dianggap perlu dijelaskan.

Laporan Realisasi Anggaran sekurang-kurangnya mencakup pos-pos sebagai


berikut :
a. Pendapatan
b. Belanja
c. Transfer
d. Surplus atau defisit
e. Penerimaan Pembiayaan
f. Pengeluaran Pembiayaan
g. Pembiayaan Neto dan
h. Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran(SILPA/SIKPA)

Laporan Realisasi Anggaran lebih lanjut di jelaskan dalam Catatan Atas Laporan
Keuangan. Penjelasan tersebut memuat hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan
anggaran seperti kebijakan fiskal dan moneter, sebab-sebab terjadinya perbedaaan
yang material antara anggaran dan realisasinya, serta daftar-daftar yang merinci
lebih lanjut angka-anka yang perlu di jelaskan.

2.5. Konsep Belanja Daerah

2.5.1 Pengertian Belanja Daerah

Belanja Daerah menurut PSAP No 2 adalah semua pengeluaran dari


Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar
dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah.

2.5.2 Klasifikasi Belanja Daerah

Belanja diakui pada saat pengeluaran dari kas umum daerah. Belanja di
klasifikasi menurut klasifikasi ekonomi jenis belanja, organisasi dan fungsi
sebagai berikut :
a. Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokan Belanja yang didasarkan
pada jenis belanja untuk melaksanakan suatu aktivitas. Klasifikasi
ekonomi untuk pemerintah pusat yaitu
a) belanja pegawai
b) belanja barang
c) belanja Modal
d) Bunga subsidi
e) Hibah
f) bantuan sosial
g) dan belanja lain-lain

b. Klasifikasi ekonomi untuk Pemerintah Daerah meliputi Belanja


pegawai, Belanja barang, Belanja Modal, bunga, subsidi, hibah,
bantuan sosial dan Belanja tak terduga
c. Belanja Operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-
hari pemerintah pusat/daerah yang memberi manfaat jangka pendek.
Belanja Operasi antara lain meliputi belanja pegawai, belanja
barang, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial.
d. Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset
tetap daan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode
akuntansi. Belanja Modal meliputi antara lain belanja Modal untuk
perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan aset tak
berwujud .
e. Belanja Lain-lain/tak terduga adalah pengeluaran anggaran untuk
untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak di harapkan
berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dna
pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam
rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah pusat/daerah.
2.5. Analisis Efisiensi Kinerja keuangan daerah

Mardiasmo (2009: 132) efisiensi berhubungan erat dengan konsep produktifitas,


Pengukuran efisiensi diakukan dengan menggunakan perbandingan antara output
yang dihasilkan terhadap input yang digunakan .Proses kegiatan operasional dapat
dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai
dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah–rendahnya.

Вам также может понравиться