Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Tn. B usia 50 tahun, suku Palembang, agama Islam, pendidikan SMA, tampak lemah,
dirawat di rumah sakit dengan diagnosis medik Disfagia neurogenik, Paraparese ec suspect
Myelitis. Pasien seorang pedagang yang cukup sukses, mempunyai seorang istri dan
seorang anak yang belum berkeluarga dan tinggal serumah dengan orang tuanya. Tapi
semenjak sakit, pasien tidak dapat bekerja lagi, sehingga usahanya diteruskan oleh
anaknya. Saat ini pasien lebih banyak tinggal di tempat tidur atau duduk di atas kursi
rodanya karena kedua tungkainya lemah. Sejak 2 bulan yang lalu, pasien mengeluh ketika
makan memerlukan waktu yang lebih lama dari biasanya, kadang-kadang melepeh
makanannya. Kemudian sejak 2 minggu yang lalu pasien mengeluh sulit menelan, dan
merasa makanannya tersumbat di kerongkongan. Pasien mencoba makan makanan saring
berupa bubur sumsum, bubur saring, havermut, susu dan teh manis. Hasil pemeriksaan
FEES/THT (tes menelan) diketahui : bubur sumsum (ada residu), bubur nasi (ada residu),
havermut (tidak ada residu), susu (ada aspirasi), air teh manis (ada aspirasi).
Meskipun demikian, pasien masih ingin makan makanan yang seharusnya dihindari (kacang
dan keripik)
Data-data pasien sbb. : TB = 145,5 cm, BB = 45 kg, hasil lab : Hb =12 mg/dl, Albumin = 3
g/dl (N 3,4-4,8 g/dl), kolesterol HDL = 30 mg/dl, kolesterol LDL = 50 mg/dl, Na darah = 133
mEq/L, K = 5 mEq/L. Isterinya kemudian berusaha membuatkan makanan yang lebih mudah
ditelan yaitu makanan blenderized yang terdiri dari nasi tim 1½ p, tim ikan kakap/tuna 2 p,
wortel/brokoli rebus 2 p, dengan pemberian 3 x 300 cc, ditambah makanan cair 250 cc (2x
sehari) yang terdiri dari : susu full cream 3 sdm, bubur kacang hijau ½ gelas, dan telur 2
butir. Hasil anamnesa gizi (recall 24 jam) : E = 800 kkal, P = 51 g, L = 27 g, KH = 85 g. Isteri
pasien belum mengetahui variasi bahan makanan yang digunakan untuk makanan
blenderized, variasi makanan cair selain blenderized, dan komposisi zat gizi yang memenuhi
kebutuhan gizi pasien. Selanjutnya pasien mendapat terapi dari dietisien yang merawatnya.
Pada hari ketiga intervensi, pasien dapat menghabiskan semua makanan yang disediakan
rumah sakit berdasarkan rekomendasi dietisien. Lemah berkurang. Isteri pasien ikut
membantu perawat memberikan makanan kepada pasien, dan menyatakan akan mengikuti
anjuran dietisien dalam penyediaan makanan setelah pasien pulang ke rumah.
Berdasarkan kasus di atas, bagaimana asesmen gizinya?
1. Lakukan review data diatas.
2. Lakukan cluster data menurut terminologinya.
3. Lakukan identifikasi data dengan membandingkan dengan rujukan standar.
PengkajianGizi
Data Personal
Riwayat Klien (Client History – CH) KODING CH 1.1
Nama : Tn. B
Jenis kelamin : laki laki CH.1.1.2
Usia : 50 tahun CH.1.1.1
Suku : Palembang CH.1.1.3
Pendidikan : SMA CH.1.1.6 EDUKASI
Mobilitas : Bed rest/duduk di kursi roda, tidak dapat berjalan (lemah kedua
tungkai) CH.1.1.10
Sebagai kepala rumah tangga CH.1.1.7,
pasien rawat jalan
4. Pengetahuan Gizi/ Kepercayaan dan Sikap KODING F.H 4.1 / F.H 4.2
Tingkat pengetahuan : Basic, mengetahui bahan makanan yang digunakan untuk
makanan blenderized/cair. Belum mengetahui variasi dan
komposisi , pasien masih ingin makan makanan yang harus
dihindari (kacang, kripik)
Data Biokimia, Tes Medis dan Prosedur (Biochemical Data, Medical Tests And
Procedures – BD)
Hb : 12 mg/dl (N : 13,5 – 17,5 g/dL) KODING B.D 1.10.1
Albumin : 3 g/dl (N : 3,4-4,8 g/dl), KODING B.D 1.11.1
Kolesterol HDL : 30 mg/dl (N : 40 - 85 mg/dl) KODING B.D 1.7.2
Kolesterol LDL : 50 mg/dl (N : < 130 mg/dl) KODING B.D 1.7.3
Natrium : 133 mEq/L (N : 135 – 147 mEq/L) KODING B.D 1.2.5
Kalium : 5 mEq/L. (N : 3,5 - 5 mEq/L) KODING B.D 1.2.7
DIAGNOSA GIZI
DIAGNOSA GIZI INTERVENSI
P Tujuan :
NI 2.1 kekurangan intake makan Meningkatkan asupan secara bertahap,
minum oral dimulai 80%
Preskripsi Diet :
Jenis Diet : makanan cukup energi cukup protein
Bentuk : Lunak blenderized dan Cair
Rute :oral dan NGT
Frekuensi Makan : 3x makan utama (Makanan Saring), 2x selingan 2x200 cc (cair /
blenderized melalui NGT)
Energy : 1.250 Kkal (80%), protein : 46,8 g (15% total energi), lemak :34,7 g (25% total
energi), KH :187,5 g (60% total energi), bisa dilanjutkan sampai dengan kebutuhan
mikronutrien untuk pasien tsb.
Edukasi gizi :
Tujuan : Pasien dan keluarga mampu melakukan pemilihan bahan makanan yang tepat
dan sesuai
Materi :
1. Pemilihan bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk makanan
blenderized (ditambahkan sesuai MNT pada pasien disfagia neurogenik)
2. Cara pembuatan makanan blenderized