Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DISUSUN OLEH:
1. AGZENDY CHRYSTYA H. : 32.13.1521
2. RIZKI APRILIA : 32.16.2114
3. PRAYONI LINDARSARI : 32.16.2121
4. DEWI AYU LESTARI : 32.16.2123
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Audit
Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen kami, Oktavima W., SE., MSA.,
Ak yang telah memberi tanggung jawab kepada kami untuk menyusun makalah
ini. Tak lupa kami juga berterima kasih kepada seluruh keluarga mahasiswa Fakultas
Ekonomi khususnya jurusan akuntansi yang telah banyak membantu dan memberikan
bantuan.
Kami berharap agar makalah ini dapat berguna dalam membantu mahasiswa
tahun ajaran berikutnya agar dapat memahami materi yang berjudul Audit Terhadap
Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………….....i
DAFTAR ISI………………………………………………………....ii
BAB PENDAHULUAN…………………………………..................1
BAB II PEMBAHASAN…………………...……………………......3
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page ii
BAB III PENUTUP………………………………………………....33
3.1 Kesimpulan………………………………………………33
3.2 SARAN………………………………………………..…33
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………....34
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page iii
BAB I
PENDAHULUAN
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan utang usaha ?
2. Apa perbedaan karakteristik utang lancar dan aktiva lancar ?
3. Apa perbedaan pengujian substantif utang lancar dengan aktiva lancar ?
4. Apa saja yang termasuk prinsip Akuntansi berterima Umum di Indonesia
dalam penyajian utang lancar ?
5. Apa saja tujuan audit terhadap utang usaha ?
6. Prosedur apa saja yang ada pada pengujian substantif terhadap utang usaha ?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan mengenai utang usaha
2. Menjelaskan perbedaan karakteristik utang lancar dengan aktiva lancar
3. Menjelaskan perbedaan pengujian substantif utang lancar dengan aktiva
lancar
4. Memaparkan PABU dalam penyajian piutang usaha di neraca
5. Memaparkan tujuan pengujian substantif terhadapa utan usaha
6. Menjelaskan prosedur – prosedur dalam tahapan program pengujian substantif
terhadap utang usaha
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 3
c. Utang yang jumlahnya harus diukur dari transaksi sekarang misalnya
utang sewa: pendapatan yang diterima di muka, utang yang jumlahnya
dihitung dari besarnya deplesi sumber alam.
6. Utang lain yang diperkirakan akan dilunasi dalam jangka waktu pendek
seperti utang bank (kredit modal kerja misalnya), utang jangka panjang yang
segera jatuh tempo, utang pajak penghasilan, utang dividen.
Utang usaha merupakan bagian terbesar utang lancar perusahaan, oleh karenaa itu,
pengujian substantif dalam bab ini difokuskan terhadap utang usaha.
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 4
auditor untuk mendeteksi adanya kemungkinan penyajian utang lancar yang
lebih rendah dari saldo yang seharusnya (understatement utang lancar).
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 5
3. Aktiva yang dijaminkan dalam penarikan utang lancar harus diungkapkan
dalam laporan keuangan.
4. Aktiva dan utang tidak boleh digabungkan penyajiannya dalam jumlah neto.
5. Utang bersyarat harus dijelaskan dalam neraca.
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 6
usaha yang disajikan dalam neraca Untuk itu auditor melakukan rekonsiliasi antara
saldo utang usaha yang dicantumkan dalam neraca dengan akun Utang Usaha dalam
buku besar dan selanjutnya ke register bukti kas keluar dan register cek.
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 7
yang berkaitan dengan utang usaha dalam tahun yang diaudit, auditor melakukan
berbagai substantif berikut ini:
1. Pengujian analitik
2. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan utang
usaha.
3. Pemeriksaan pisah batas transaksi yang berkaitan dengan utang usaha.
4. Konfirmasi piutang usaha
5. Rekonsilasi utang yang dikonfirmasi ke pernyataan piutang yang diterima
oleh klien dan krediturnya
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 8
3. Rekonsilasi utang yang tidak dikonfirmasi ke pernyataan piutang yang
diterima oleh klien dan krediturnya
.
Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan utang usaha di neraca.
Penyajian dan pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan harus didasarkan
pada prinsip akuntansi berterima umum. Pengujian substantif terhadap utang usaha
diarahkan untuk mencapai salah satu tujuan untuk membuktikan apakah unsur utang
telah disajikan dan diungkapkan oleh klien di neracanya sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum. Pengujian subtantif untuk membuktikan asersi penyajian
dan pengungkapan utang usaha di neraca adalah:
1. Konfirmasi utang usaha
2. Rekonsilasi utang yang dikonfirmasi ke penyataan piutang yang
diterima oleh klien dari krediturnya.
3. Pembandingan penyajian utang usaha di neraca dengan prinsip
akuntansi berterima umum yang diaudit dengan prinsip akuntansi
berterima umum.
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 9
Prosedur Audit Kertas Tgl. Pelaksana
kerja Pelaksanaan
Prosedur Audit Awal
1. Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun
utang usaha yang akan diuji lebih lanjut
a. Usut saldo utang usaha yang tercantum di
dalam neraca ke saldo akun utang usaha
yangbersangkutan di dalam buku besar
b. Hitung kembali saldo akun utang usaha di
dalam buku besar
c. Lakukan revie terhadap mutasi luar biasa
dalam jumlah dan sumber posting dalam akun
utang usaha
d. Usut saldo awal akun Utang usaha ke kertas
kerja tahun lalu
e. Usut posting pendebitan akun utang Usaha
ke dalam jurnal yang bersangkutan
f. Lakukan ekonsiliasi akun control Utang
Usaha dalam Buku besar ke buku pembantu utang
usaha
Prosedur Analitik
2. Lakukan prosedur analitik
a. Hitung ratio berikut ini:
· Tingkat perputaran utang usaha
· Ratio utang usaha dengan utang lancar
b. Lakukan analisis hasil prosedur analitik
dengan harapan yag didasarkan pada data masa
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 10
lalu. Data industry, jumlah yang disanggarkan,
atau data lain
c. Bandingkan akun biaya dengan akun biaya
yang sama tahun lalu atau biaya yang
disanggarkan utnuk mendapatkan indikasi
kemungkinan adanya understatement utang lancar
Pengujian terhadap Transaksi rinci
3. Periksa sampel utang usaha yang tercatat ke
dokumen yang mendukung timbulnya utang
usaha.
a. Periksa pengkreditan akun utang usaha
yang tercatat ke dokumen pendukung bukti kas
keluar, laporan penerimaan barang, surat order
pembelian, atau dokumen pendukung lain
b. Perika pendebitan akun utang usaha ke
dokumen pendukung bukti kas masuk, memo
debit untuk retr pembelian
4. Lakukan verivikasi pisah batas
(cutiff) transaksi pembelian
a. Periksa dokumen yang mendukung
transaksi pembelian dalam minggu terakhir tahun
yang diaudit dan minggu pertam setelah tanggal
neraca
5. Lakukan verivikasi pisah batas
(cutiff) transaksi pngeluaran kas
a. Periksa dokumen yang mendukung
transaksi pmbayaran utang usaha dalam minggu
terakhir tahun yang di audit dan minggu pertama
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 11
setelah anggal neraca
6. Lakukan pencarian utang yang belum di catat
a. Periksa bukti-bukti yang mendukung
pengeluaran kas yang dicatat setelah tanggal
neraca
b. Periksa bukti kas keluar yang dibuat setelah
tanggal neraca
c. Periksa catatan sediaan barang konsinyasi
masuk
d. Pelajari perturan perpajakan menyangkut
bisnis klien
e. Lkukan review terhadap anggaran modal,
perintah kerja, dan kontrak pembangunan untuk
memperoleh bukti adanya utang yang belum
dicatat
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 12
terjadi perbedaan
c. Periksa dokumen yang mendukung
pembayaran Utang Usaha setelah tanggal neraca
8. Lakukan rekonsiliasi utang usaha yang tidak
dikonfirmasi ke pernyataan piutang bulanan yang
iterima oleh klien dari kreditur
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 13
2.5.1 Prosedur Audit Awal
Sebelum membuktikan apakah saldo utang usaha yang dicantumkn oleh
kiln di dalam neracanya sesuai dengan utang usaha yang benar-benar ada pada
tanggal neraca, auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi utang usaha
yag dicantumkandi neraca dengan catatn antansi yang mendukungnya.
Rekonsiliasi ini perlu dilakukan agar auditor memperoleh keyakinan bahwa
informasi utang usaha yang dicantumkan di neraca didukung dengan catatn
akuntansi yang dapat dipercaya. Oleh karena itu, auditor melakukan enam
prosedur audit berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi informasi utng usaha
di neraca dengan catatn akuntansi yang bersangkutan:
a. Usut saldo utang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun Utang
Usaha yang bersangkutan di dalam buku besar. Untuk memperoleh
keyakinan bahwa saldo utang usaha yang tercantum di neraca
didukung dengan catatn akuntansi yang dapat dipercaya kebenaran
mekanisme pencatatnya,maka saldo utang usaha yang di cantumkan di
neraca diusut ke akun buku besar berikut ini:
Utang Usaha
Akun ini digunakan untuk menamung transaksi timbulnya
utang dari transaksi pembelian berbagai golongan sediaan dan
pelunasannya. Jika perusahaan menggunakan system bukti kas keluar
(voucher system) dalam pengendalian kasnya, akun Utang Usaha ini di
sebut dengan akun Bukti Kas Kelur yang Akan Dibayar (vocher
payable).
Utang Wesel
Utang wesel merupakan utang yang dibuktika dengan surat
beharga (berupa sertifikat wesel) yang dipegang oleh reditur sehinnga
kreditur dapat menjualnya kepada pihak lan. Utang ini timbul dari
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 14
transaksi pembelian berbagai golongan sediaan. Utang wesel dibagi
menjadi dua golongan yaitu utang wesel berbunga dan utang wesel
tidak berbunga.
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 15
jurnal pembelian dan register bukti kas keluar dan pendebiata kea kun
tersebut di usut ke jurnal pengeluaran kas atau check register dan
jurnal umum (untuk transaksi retun pembelian).
f. Lakukan rekonsiliasi buku pembantu utang usaha dengan akun control
Utang Usaha di buku besar. Saldo akun Kontrol Utang usaha di buku
besar tersebut kemudian dicocokkan dengan jumlah saldo akun
pembantu utang usaha atau ke dalam arsip buku kas keluar yang
belum dibayar untuk memperoleh keyakinan bahwa catatn akuntansi
klien yang bersangkutan dengan utang usaha dapat dipercaya
ketelitiannya.
Ratio Formula
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 16
peristiwa atau transaksi yang tidak biasa, perubahan akuntansi, perubahan
usaha, fluktuasi acak, atau salah saji.
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 17
karena itu, auditor melakukan pengujian substansif terhadap transaksi rinci
yang mengkredit dan mendebit akun Utang Usaha dan pengujian pisah batas
yang digunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan akun
tersebut.
a. Periksa Sampel Transaksi yang Tercatat dalam Akun Utang Usaha Ke
Dokumen yang Mendukung Timbulnya Transaksi Tersebut
Prosedur audit ini dimulai oleh auditor dari buku pembantu utang
usaha. Pengujian dilaksanakan dengan mengambil sampel berikut ini :
Sampel akun debitur yang akan diperiksa transaksi mutasinya.
Sampel transaksi yang dicatat dala akun kreditur pilihan.
b. Periksa Pengkreditan Akun Utang Usaha Ke Dokumen Pendukung : bukti
kas keluar (voucher), laporan penerimaan barang, dan surat order
pembelian.
Auditor mengambil sampel transaksi yang dicatat di sebelah kredit
akun kreditur yang terpilih dalam sampel, kemudian melakukan prosedur
audit berikut ini :
Mengambil dari arsip klien bukti kas keluar beserta dokumen
pendukungnya : laporan penerimaan barang, faktur pembelian dari
pemasok, dan surat order pembelian.
Memeriksa kelengkapan dokumen yang mendukung bukti kas keluar.
Memeriksa kesesuaian data yang tercantum dalam bukti kaskeluar dan
dokumen pendukungnya.
Memeriksa kebenaran data yang di posting ke dalam akun kreditur
berdasarkan bukti kas keluar.
Memastikan bahwa semua bukti kas keluar dan memo debit yang
disampel telah dicatat di sebelah debit akun kreditur.
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 18
c. Lakukan Verifikasi Pisah Batas (Cutoff) Transaksi Pembelian dan Retur
Pembelian
Verifikasi pisah batas dimaksudkan untuk membuktikan apakah klien
menggunakan pisah batas yang konsisten dalam memperhitungkan
transaksi pembelian dan retur pembelian yang termasuk dalam tahun yang
diaudit dibanding dengan tahun sebelumnya. Jika klien tidak
menggunakan tanggal pisah batas yang konsisten, akibatnya adalah
transaksi pembelian yang seharusnya diakui sebagai unsure penentuan kos
barang yang dijual (cost of goods sold) tahun berikutnya, dicatat oleh
klien sebagai unsure kos barang yang dijual tahun yang diaudit. Di lain
pihak, transaksi pembelian tahun yang diaudit dapat diakui oleh klien
sebagai unsure kos barang yang dijual tahun berikutnya. Dengan demikian
jika klien tidak konsisten dalam menggunakan tanggal pisah batas,
perhitungan rugi laba tahun yang diaudit akan terpengaruh langsung. Oleh
karena itu, auditor melakukan pemeriksaan terhadap transaksi pembelian
dan retur pembelian, serta transaksi pengeluaran kas untuk pembayaran
utang usaha yang terjadi dalam beberapa minggu sebelum dan sesudah
tanggal neraca, untuk menentukan perlakuan yang tepat terhadap
pengakuan kos barang yang dijual dan pencatatan transaksi pengurangan
utang usaha.
d. Periksa Dokumen yang mendukung timbulnya utang usaha dalam minggu
terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca
Untuk membuktikan bahwa klien menggunakan pisah batas yang
konsisten terhadap transaksi pembelian, auditor memeriksa bukti kas
keluar san dokumen pendukungnya yang dibuat dan dicatat oleh klien
dalam periode sebelum dan sesudah tanggal neraca. Dengan
membandingkan tanggal bukti kas keluar, faktur pembelian dari kreditur,
tanggal laporan penerimaan barang, dan syarat pembelian yang digunakan,
auditor dapat membuktikan apakah transaksi pembelian dan timbulnya
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 19
utang yang terjadi dalam periode sebelum dan sesudah tanggal neraca,
telah dicatat dalam periode akuntansi yang seharusnya.
e. Periksa dokumen yang mendukung berkurangnya utang usaha dalam
minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu prtama setelah tanggal
neraca
Untuk membuktikan ketetapan pisah batas dalam transaksi
berkurangnya utang usaha karena pembayaran kas kepada kreditur, auitor
memeriksa dokumen bukti kas keluar dan kuitansi penerimaan kas dari
kreditur yang dipakai sebagai basis pencatatan ke di dalam kartu utang.
Dari pemeriksaan ini, auditor dapat membuktikan ketetapan pisah batas
yang dipakai oleh klien dalam mencatat pengurangan utang usaha dari
pembayaran kas kepada kreditur.
f. Lakukan verifikasi pisah batas (cutoff) transaksi pengeluaran kas
Untuk membuktikan ketetapan pisah batas transaksi pengeluaran kas,
auditor melakukan observasi terhadap semua cek yang dibayarkan pada
hari terakhir tahun yang diaudit untuk membuktikan ketetapan pencatatan
pengeluaran kas dalam periode akuntansi yang seharusnya.
g. Periksa Adanya Utang Usaha yang tidak Dicatat
Sebagaimana telah diuraikan dalam karakteristik utang usaha, klien
memiliki kecenderungan untuk melakukan understatement utang usaha
dengan cara tidak mencatat kewajiban klien pada tanggal neraca. Oleh
karena itu, focus auditor dalam pengujian subtantif terhadap utang usaha
adalah menemukan adanya unrecorded transaction yang berkaitan dengan
utang usaha.
Utang yang belum dicatat pada tanggal neraca dapat timbul sebagai
akibat dari berbagai keadaan berikut ini :
Adanya dokumen-dokumen (misalnya surat order pembelian,
laporan penerimaan barang, dan faktur pembelian dari pemasok)
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 20
yang belum diproses untuk pembayaran pada tanggal neraca, dan
baru dibuatkan bukti kas keluar setelah tanggal neraca.
Adanya barang-barang yang diterima sebelum tanggal neraca,
namun faktur dari pemasok baru dau diterima setelah tanggal
neraca.
Klien menggunakan basis tunai (cash basis) dalam melaksanakan
system bukti khas keluarnya (voucher system)
Adanya jasa yang telah dinikmati oleh kliensebelum tunggal
neraca, namun penjual jasa baru menagih harga jas tersebut setelah
tanggal neraca (misalnyabiaya iklan bulan Oktober sampai bulan
Desember, baru ditagih oleh perusahaan surat kabar bulan Januari
tahun berikutnya).
Prodser audit untuk menemukan adanya utang yang belum
dicatat pada tanggal neraca:
a) Periksa bukti bukti yang mendukung transkasi pengeluaran
kas yang dicatat setelah tangga neraca. Seperti telah
dikemukakan di atas, pemeriksaan dokumen yang
mendukung pembayaran utang lancar setelah tanggal
neraca merupakan salah satu prosedur audit untuk
membuktikan eksentensi utang lancar pada tanggal neraca.
Disamping itu, prisedur audit ini dapat pula digunakan
untuk menemukan adanya utang yang belum dicatat pada
tanggal neraca. jika perusahaan menggunakan ledgerless
bookkeeping, periksa arsip bukti kas keluaran yang telah
dibayar ( paid voucher file) dan pilihlah bukti kas keluar
yang dibayar setelah tanggal neraca. periksa bukti
pendukungnya mengenai kemungkinan adanya uang yang
belum dicatat pada tanggal neraca. Sebagai contoh, dari
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 21
pemeriksaan terhadap bukti kas keluar yang dibayar setelah
tanggal neraca dan laporan penerimaan barang yang
melampiri bukti kas keluar tersebut dapat diketahui bahwa
barang telah diterima oleh klien sebelum tanggal neraca,
sehingga pembayaran tersebut merupakan pembayaran
utang yang ada pada tanggal neraca. karena bukti kas
keluar tersebut baru dibuat setelah tanggal neraca, maka
utang tersebut seharusnya merupakan kewajiban klien yang
pada tanggal neraca belum dicatat.
b) Periksa bukti kas keluar yang dibuat setelah tanggal neraca.
Untuk menemukan adanya utang yang belum dicatat pada
tanggal neraca,auditor dapat memeriksa bukti kas keluar
yang dibuat setelah tanggal neraca.dengan memeriksa
dokumen yang mendukung bukti kas keluar tersebut,
auditor dapat menemukan adanya unrecorded liabilitie.
c) Periksa catatan sediaan barang konsinyasi masuk. Jika
klien menjual barang titipan milik perusahaan lain,
pemeriksaan catatan sediaan barang konsinyasi akan dapat
menunjukkan berapa jumlah barang konsinyasi yang telah
dijual, namun oleh klien belum dikirimkan hasil
penjualannya kepada perusahaan yang menitipkan barang
tersebut. Jumlah tersebut merupakan utang klien kepada
perusahaan penitip barang.
d) Pelajari aturan perpajakan yang menyangkut bisnis klien.
kemungkinan klien mempunyai kewajiban pajak yang
belum diakui di dalam catatan akuntansinya pada tanggal
neraca. Untuk menemukan hal itu, auditor harus
memahami peraturan perpajakan yang menimbulkan
kewajiban pajak bagi klien.
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 22
e) Lakukan review terhadap anggaran modal (capital budget),
perintah kerja (work order), dan kontrak pembangunan
untuk memperoleh bukti adanya utang yang belum dicatat.
Dengan me-review berbagai dokumen tersebut, auditor
akan dapat menemukan kewajiban sehubungan dengan
pembelian aktiva tetap, pemerintah kerja, dan kontrak
pembangunan, yang telah menjadi kewajiban kelien pada
tanggal neraca, namun beum dicatat dan dijadikan oleh
kelien.
Jika auditor menemukan adanya utang yang pada tanggal belum dicatat
dan tidak disajikan di neraca, ada dua jalan yag dapat ditempuh oleh auditor,
yaitu: (1) mengusulkan adjusment kepada kelien untuk mencatat uang
tersebut, (2) tidak mengusulkan adjustment kepada kelien, dan membiarkan
uang tersebut tetap tidak tercatat. Kriteria yang umumnya dipakai oleh auditor
untuk memutuskan apakah akan mengusulkan adjusment mengenai utang
yang belum dicatat tersebut adalah:
Apakah dengan tidak dicatatnya utang tersebut, penentuan laba-rugi di
dalam tahun yang diaudit akan terpengaruh secara material? Jika
jawabannya “ya”, maka auditor harus mengusulkan kepada kelien
untuk mencatat utang yang belum dicatat tersebut.
Apakah dengan tidak dicatatnya utang tersebut akan mempengaruhi
jumlah modal kerja secara material? Jika jawabannya “ya” maka
auditor harus mengusulkan jurnal adjusment untuk mencatat utang
tersebut.
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 23
Contoh berikut ini akan memberikan ganbaran lebih jelas mengenai
bagaimana auditor memperlakukan utang yang belum dicatat pada tanggal
neraca.
Contoh:
Suatu perusahaan memiliki total aktiva sebesar Rp. 10 miliar, dan laba
menurut perhitungan peusahaan sebesar Rp 500 juta.
Kasus 1
Auditor menemukan sebuah faktur sebesar Rp 7.000.000, bertanggal
30 Desember 20X2, dengan syara pembelian FOB shipping point. Barang
telah dikirim oleh pemasok pada tanggal 30 Desember 20X2, tetapi baru
diteima ole klien tanggal 4 Januari 20X3 dan dicatat oleh klien sebagai
pembelian pada tanggal 4 Januari 20X3.
Jika auditor menemukan utang yang belum dicatat pada tanggal neraca seperti
kasus 1 tersebut, auditor tidak akan mengusulkan adanya jurnal adjusment
untuk mencatat utang tersebut, karena jika utang tersebut diusulkan untk di
adjust, maka jurnal adjusment-nya adalah sebagai berikut:
Pembelian Rp 7.000.000
Utang usaha Rp 7.000.000
Jurnal ini tidak akan mempengaruhi modal erja bersih dan tidak
mempengaruhi laba bersih tahun 20X2.
Kasus 2
Auditor menemukan sebuah faktur pembelian sebesar Rp 20.000.000,
bertanggal 30 Desember 20X2, dengan syarat pembelian FOB shipping point.
Barang telah diterima pada tanggal 31 Desember 20X2 dan telah
diikutsertakan dalam perhitungan fisik sediaan pada tanggal neraca tersebut.
Faktur baru diterima oleh klien tanggal 8 januari 20X3 dan dicatat sebagai
transaksi pembelian tahun 20X3.
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 24
Jika auditor menemukan utang yang belum dicatat pada tanggal neraca
seperti kasus 2 tersebut, ia akan mengusulkan adanya jurnal adjistmen untuk
mencatat utang tersebut karena:
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 25
2.5.4 Pengujian Terhadap Saldo Akun Rinci
Tujuan pengujian saldo akun Utang Usaha rinci adalah memverifikasi :
b. Kelengkapan
c. Kewajiban
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 26
Prosedur konfirmasi utang usaha ditempuh oleh auditor jika dua kondisi
berikut ini terdapat di dalam perusahaan yang diaudit, yaitu : (1) pengendalian
terhadap utang usaha lemah, (2) dalam pengujian subtantif tidak dapat
dijumpai adanya pernyataan piutang dari kreditur.
Jika prosedur konfirmasi ini dilaksanakan oleh auditor, kreditur yang
dipilih untuk dikirimi surat konfirmasi adalah : (1) kreditur yang melakukan
penjualan yang besar kepada klien dalam tahun yang diaudit, (2) kreditur yang
memiliki akun berisi transaksi yang luar biasa sifatnya, (3) krediturnya
mempunyai hubungan istimewa dengan klien (misalnya hubungan antara
induk dengan anak perusahaan).
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 27
bulanan dari kreditur. Dari rekonsiliasi ini, auditor dapat memperoleh
keyakinan bahwa utang usaha yang tercantum dineraca benar-benar ada dan
adanya utang usaha yang tidak dicatat pada tanggal neraca.
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 28
pengaruh signifikan terhadap perhitungan perubahan posisi keuangan
(modal kerja).
c. Periksa Pengungkapan yang Bersangkutan Dengan Utang Usaha
Utang usaha yang dijamin dengan aktiva harus diungkapkan secara
memadai di neraca atau dalam penjelasan laporan keuangan. Begitu pula
aktiva yang dijaminkan dalam utang usaha harus diungkapkan secara
memadai. Utang usaha harus selalu dinyatakan dalam jumlah bersih
setelah dikurangi dengan trade discounts. Potongan tunai dapat
dikurangkan atau dapat pula tidak dikurangkan dari utang usaha,
tergantung atas prosedur pencatatan utang usaha yang digunakan oleh
klien.
d. Mintalah Informasi dari Klien Untuk Menemukan Komitmen yang Belum
Diungkapkan dan Utang Bersyarat dan Periksa Penjelasan yang
Bersangkutan dengan Utang Tersebut
Sebenarnya kewajiban perusahaan tidak hanya terdiri dari utang yang
nyata telah terjadi, tetapi juga meliputi kewajiban yang secara potensial
akan terjadi, yang berupa komitmen dan utang bersyarat. Pemakai laporan
keuangan berkepentingan untuk mengetahui informasi mengenai
komitmen yang telah dibuat oleh klien dan kewajiban bersyarat yang ada
pada tanggal neraca, di samping informasi mengenai utang yang bener-
bener telah merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal tersebut. Oleh
karena itu, dalam pengujian subtantif terhadap utang usaha, auditor
berkewajiban untuk menentukan ada atau tidaknya komitmen yang tidak
diungkapkan dan utang bersyarat pada tanggal neraca, dan jika ada,
apakah klien telah mengungkapkan secara memadai mengenai utang
tersebut.
Utang bersyarat (contigent liabilities) merupakan kewajiban potensial
yang mempunyai kemungkinan akan sungguh-sungguh menjadi utang
atau akan dapat diselesaikan tanpa pengeluaran uang di masa yang akan
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 29
datang. Utang bersyarat berbeda dengan utang yang belum dicatat pada
tanggal neraca (unrecorded liabilities). Unrecorded liabilities ini pada
tanggal neraca sudah benar-benar merupakan perusahaan, tetapi belum
dicatat. Di lain pihak, pada tanggal neraca utang bersyatar belum
merupakan kewajiban. Apakah suatu utang bersyarat akan menjadi utang
atau tidak, sangat tergantung dari kejadian di masa yang akan datang.
Setelah tanggal neraca, utang bersyarat dapat benar-benar menjadi utang,
tetapi dapat juga tidak.
Contoh utang bersyarat adalah piutang wesel yangdidiskontokan ke
bank. Jika klien menjual wesel tagih ke bank beberapa hari menjelang
tanggal neraca, maka pada tanggal neraca klien mempunyai utang
bersyarat. Jika pihak yang mengeluarkan wesel gagal melunasi
kewajibannya pada saat jatuh tempo wesel, maka bank akan menagih
nominal wesel tersebut kepada klien. Dengan demikian, pada tanggal
neraca klien mempunyai utang bersyarat, yaitu kewajiban yang potensial
akan menjadi utang, jika pihak yang mengeluarkan wesel tidak dapat
melunasi kewajiban pada saatnya. Contoh lain utang bersyarat adalah :
biaya/denda pengadilan, tambahan pengenaan pajak, klaim dari pembeli,
biaya reparasi produk yang dijual dengan garansi.
Utang bersyarat ini harus dicantumkan dineraca dengan salah satu dari
tiga cara berikut ini :
utang bersyarat dicantumkan didalam tanda kurung, dalam
kelompok kurang lancar. Jumlah utang bersyarat ini tidak
ditambahkab kepada utang lancar yang lain.
utang bersyarat dicantumkan di bawah judul “Utang Bersyarat”
di neraca. Jumlah utang bersyarat tidak diperhitungkan dalam
menjumlah utang lancar.
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 30
jika memerlikan penjelasan yang panjang, utang bersyarat
disajikan dibagian penjelasan laporan keuangan (notes to
financial statement).
Untuk menentukan macam utang bersyarat dan cukup atau tidaknya
penjelasan terhadap utang tersebut, auditor menempuh cara pemeriksaan
berikut ini :
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 31
yang telah disetujui di dalam kontrak. Komitmen lain adalah antara lain
kontrak pembangunan pabrik dan gedung, program pension atau program
pembagian laba, kontrak karya jangka panjang dengan karyawan inti.
Semua komitmen yang melibatkan jumlah rupiah yang material perlu
dijelaskan di bagianPenjelasan Laporan Keuangan di bawah judul “Utang
Bersyarat”.
g. Mintalah informasi dari pengacara klien mengenai perkara pengadian yang
melibatkan klien. Informasi yang diperlukan dari pengacara klien
meliputi:
Gambaran perkara pengadilan yang melibatkan klien ditangani oleh
pengacara bersangkutan
Suatu penilaian terhadap kemungkinan keputusan pengadilan yang
tidak menguntungkan klien akibat perkara yang digambarkan tersebut.
Suatu taksiran kerugian yang mungkin diterima oleh klien akibat
perkara pengadilan tersebut atau suatu pernyataan dari pengacara
bahwa taksiran kerugian tidak mungkin dilakukan oeh pengacara.
Suatu pernyataan jumah honorarium pengacara yang belum ditagih
h. Kirimkan konfirmasi ke bank
Auditor meminta informasi dari bank mengenai kewajiban bersyarat
yang menjadi tanggung jawab klien pada tanggal neraca.
i. Pelajari arsip korespondensi klien dengan lembaga keuangan
Arsip koresponden klien dengan lembaga keuangan akan memberikan
informasi mengenai persetujuan pemberi jaminan trhadap utang yang
ditark oleh perusahaan lain dan penjualan pitang usaha. Kedua jenis
transaksi terebut mempunyai kemungkinan menimbulkan kewajiban bagi
klien, jika perusahaan yang dijamin atau kreditur tidak memenuhi
kewajibannya tidak kepada lembaga keuangan.
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 32
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Utang lancar memiliki karakteristik yang berbeda dengan karakteristik
aktiva lancer, yang berdampak terhadap pengujian substantif terhadap utang
lancar. Dalam menyajikan aktiva lancar klien berkecenderungan umum
untuk menyajikan aktiva tersebut lebih tinggi dari jumlah yang senyatanya.
Dilain pihak, dalam menyajikan utang lancar klien berkecenderungan umum
untuk menyajikan utang tersebut lebih rendah dari jumlah yang senyatanya.
Kecenderungan ini didorong oleh keinginan untuk menyajikan gambaran
modal kerja perusahaan yang lebih baik. Oleh karena itu, pengujian
substantif terhadap utang lancar ditujukan untuk menemukan adanya
penyajian utang lancar yang lebih rendah dari jumlah yang seharusnya.
Pengujian substantif terhadap utang usaha ditujukan untuk
memperoleh keyakinan tentang kendalan catatan akuntansi bersangkutan
dengan utang usaha, membuktikan keberadaan utang usaha dan keterjadian
transaksi yang berkaitan dengan utang usaha yang dicantumkan dalam
neraca, membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan
akuntansi serta membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan utang
usaha di neraca.
3.2 Saran
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu
kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang. Kami juga
mengharapkan dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan kita semua tentang auditing khususnya terhadap siklus
pengeluaran pengujian substantif terhadap saldo utang usaha.
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 33
DAFTAR PUSTAKA
.
Agoes, Sukrisno.2016. Auditing Petunjuk Praktis. Jakarta : Salemba Empat.
Audit Terhadap Siklus Pengeluaran Pengujian Substantif terhadap Utang Usaha Page 34