Вы находитесь на странице: 1из 14

46

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh antara


variabel independen terhadap variabel dependen dengan variabel moderasi,
maka peneliti menggunakan uji hipotesis sebagai alat untuk mempermudah
penelitian ini dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menjelaskan


hubungan antar variabel dengan menganalisa data numerik (angka)
menggunakan metode statistik melalui pengujian hipotesa. Melalui penelitian
ini, peneliti ingin mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel
dengan variabel lainnya, yang dilakukan dari beberapa sampel perusahaan
(cross sectional) dalam populasi tertentu untuk kurun waktu beberapa tahun
(time series). Data yang sudah dikumpulkan akan diolah dengan
menggunakan 2 software, yaitu Microsoft Excel dan Statistical Package for
the Social Science (SPSS).

3.2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah bagaimana menemukan dan


mengukur variabel-variabel tersebut di dalam penelitian ini dengan
merumuskan secara singkat dan jelas, serta tidak menimbulkan berbagai
artian dan tafsiran. Pada penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan
adalah variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independen). Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah Penghindaran pajak, sedangkan variabel
independen dalam penelitian ini adalah profitabilitas, leverage, kepemilikan
institusional dan dewan komisaris independen dengan ukuran perusahaan
sebagai variabel moderasi. Masing-masing dari variabel akan didefinisikan
agar lebih fokus dan tidak keluar dari permasalahan di luar definisi.
47

3.2.1. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain


(misal variabel variabel bebas, variabel peranatara, variabel moderasi, dan
variabel pengganggu) (Augustine dan Kristaung, 2013). Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah penghindaran pajak (tax avoidance).
Penghindaran pajak merupakan usaha wajib pajak untuk tidak melakukan
suatu kegiatan atau perbuatan yang dikenakan pajak atau upaya yang masih
dalam lingkup aturan perundang-undangan perpajakan untuk memperkecil
jumlah pajak terhutang. Dalam penghindaran pajak menggunakan proksi
Cash ETR atau CETR perusahaan untuk mengukur perencanaan pajak dalam
upaya penghindaran pajak pada perusahaan, jika angka CETR tinggi maka
perusahaan cenderung tidak melakukan tax avoidance maupun sebaliknya.

3.2.2. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang memberikan pengaruh


terhadap variabel lain (Augustine dan Kristaung, 2013). Variabel independen
dalam penelitian ini, yaitu :

a. Profitabilitas

Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai


kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Semakin
tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka semakin baik
perusahaan memperoleh laba, semakin baik pula peringkat obligasi
perusahaan. Perusaahaan dalam rangka memperoleh keuntungan
seharusnya memperhatikan efektivitas dan efisiensi pada bagian
operasional perusahaan. Peningkatan produktivitas dan melakukan
program efektivitas dan efisiensi merupakan langkah yang diambil
perusahaan dalam rangka memperoleh profit.
48

b. Leverage

Rasio leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa


besar perusahaan dibiayai dengan utang. Sedangkan dalam arti luas
Kasmir (2016) mengatakan bahwa rasio leverage digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh
kewajibannya, baik jangka panjang maupun jangka pendek apabila
perusahaan dilikuidasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
leverage digunakan oleh suatu perusahaan bukan hanya untuk
membiayai aktiva, modal serta menanggung beban tetap melainkan
juga untuk memperbesar penghasilan. Pengukuran leverage dalam
penelitian ini menggunakan Debt to Equity Ratio dihitung dengan
membandingkan antara total utang dengan total modal.

c. Corporate Governance

Corporate governance adalah sebuah struktur, sistem, dan


proses yang digunakan oleh organ-organ perusahaan sebagai upaya
untuk memberikan nilai tambah pada perusahaan secara
berkesinambungan dalam jangka waktu yang cukup panjang.
Dalam artian luas dapat dijelaskan corporate governance adalah
Mekanisme administratif yang mengatur hubungan-hubungan
antara manajemen perusahaan, komisaris, direksi, pemegang saham
dan kelompok kelompok kepentingan (stakeholders) yang lain.
Hubungan-hubungan ini dimanifestasikan dalam bentuk berbagai
aturan permainan dan sistem intensif sebagai kerangka kerja yang
diperlukan untuk menentukan tujuan-tujuan perusahaan dan cara-
cara pencapaian tujuan-tujuan serta pemantauan kinerja yang
dihasilkan.

1) Kepemilikan Institusional
49

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham


perusahaan oleh institusi. Kepemilikan institusional yang tinggi
akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak
institusional sehingga dapat menghalangi perilaku yang
memanfaatkan celah peluang dari para manajer. Kepemilikan
institusional diukur dengan proporsi saham yang dimiliki
institusional pada akhir tahun dibandingkan dengan jumlah saham
yang beredar di perusahaaan tersebut.

2) Dewan Komisaris Independen


Komisaris independen didefinisikan sebagai seorang yang
tidak terafiliasi dalam segala hal dengan pemegang saham
pengendali, tidak memiliki hubungan afiliasi dengan direksi atau
dewan komisaris serta tidak menjabat sebagai direktur pada suatu
perusahaan yang terkait dengan perusahaan pemilik dan
pengawasan terhadap performa manajemen perusahaan. Skala yang
digunakan untuk mengukur komposisi dewan komisaris
independen yaitu dengan skala rasio, yaitu jumlah anggota dewan
komisaris independen dibagi dengan jumlah seluruh anggota
dewan komisaris.

3.2.3. Variabel Moderasi

Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (baik


memperlemah atau memperkuat hubungan antara variabel independen ke
dependen (Augustine dan Kristaung, 2013). Variabel moderating penelitian
ini adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan menggambarkan besar
kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukan oleh aktiva.

Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran pajak,


semakin besar atau kecil ukuran perusahaan maka berpengaruh terhadap
50

pembayaran pajak yang harus dibayar dengan laba bersih sebelum pajak.
Ukuran perusahaan diukur dengan menghitung log natural total asset
perusahaan (Wibowo, 2012). Penggunaan nilai log natural total asset
dimaksudkan untuk menghindari masalah data natural yang tidak
berdistribusi normal.

3.3. Pengukuran Variabel


Penelitian ini menggunakan pengukuran yang dijelaskan dari setiap
variabelnya untuk dibandingkan dengan variabel lainnya. Terdapat beberapa
variabel yang dapat dijelaskan, yaitu variabel dependen (penghindaran pajak)
yang diukur dengan cash effective tax rate (Annisa, 2017). variabel
independen yaitu profitabilitas diukur dengan Return On Assets (ROA)
(Annisa, 2017), leverage diukur dengan Debt To Equity Ratio (DER) (Annisa,
2017), pengukuran kepemilikan institusional diukur dengan jumlah
kepemilikan oleh institusional dibagi dengan seluruh modal saham
perusahaan (Fadhilah, 2014), dewan komisaris independen diukur dengan
jumlah anggota dewan komisaris independen dibagi dengan jumlah seluruh
anggota dewan komisaris (Fadhilah, 2014) dan untuk variabel moderasi
ukuran perusahaan diukur dengan log natural total asset perusahaan (Annisa,
2017). Semua pengukuran variabel yang telah disebutkan yaitu menggunakan
skala rasio dan variabel tersebut akan diukur dengan cara-cara sebagai
berikut:

Tabel 3.1.
Pengukuran Variabel

Variabel Pengukuran Skala


Rasio
Profitabilitas Laba bersih
(X1) ROA= -----------------------------
51

Total Aktiva

Total Liabilitas
Rasio
Leverage (X2) DER = ------------------------------
Total Ekuitas

Kepemilikan Jumlah kepemilikan oleh institusional


Institusional KI = ----------------------------------------------
(X3) Seluruh modal saham perusahaan Rasio

Dewan Jumlah anggota dewan komisaris independen


Komisaris DKI = ----------------------------------------------------- Rasio
Independen (X4) Jumlah seluruh anggota dewan komisaris

Ukuran
SIZE = Ln (Total Asset) Rasio
Perusahaan (X5)

Pembayaran Pajak
Penghindaran
CETR= ---------------------------------- Rasio
pajak (Y)
Laba sebelum pajak

3.4. Prosedur Pengumpulan Data


Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh
dari Bursa Efek Indonesia. Data dalam penelitian ini di peroleh dari data
publikasi laporan keuangan perusahaan sampel, yaitu seluruh perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016 yang diunduh dari
www.idx.co.id., arsip-arsip yang ada di kumpulkan dari studi pustaka dengan
cara mengolah literatur, artikel, jurnal, hasil penelitian terdahulu, maupun
media tertulis lainnya yang berkaitan dengan topik pembahasan yang ada di
dalam penelitian ini.

3.4.1. Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif yang
berupa nilai atau skor atas hasil perhitungan data yang terdapat di dalam
laporan keuangan atau laporan tahunan.
52

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data


sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan dan laporan tahunan
perusahaan manufaktur industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2016 melalui situs Indonesian Stock
Exchange (IDX) atau pada situs masing-masing perusahaan.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
dokumentasi, yaitu dengan cara mencari data sekunder berupa laporan
keuangan dan laporan tahunan yang dipublikasikan oleh perusahaan yang
dijadikan sampel.

3.4.2. Populasi dan Sampel


Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur industri barang
konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Sampel merupakan
bagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti dan dianggap dapat
mewakili keseluruhan populasi. Sampel dari penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur industri barang konsumsi terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang
memiliki kriteria tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti.
Di dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan metode
purposive sampling, yaitu metode pemilihan sampel penelitian dari populasi
yang mana perusahaan dijadikan sampel tersebut harus memenuhi kriteria
yang dikehendaki oleh peneliti. Penggunaan dari metode ini diharapkan agar
memperoleh sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan, Adapun kriteria penilaian sampel, yaitu:
1. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan mempublikasikan
laporan keuangan auditan dan menerbitkan laporan tahunan (annual
report) secara konsisten, lengkap dan harus memperoleh laba dari tahun
2012 sampai dengan 2016 lima tahun berturut-turut yang termasuk dalam
kategori perusahaan manufaktur industri barang konsumsi;
2. Periode laporan keuangan perusahaan yang berakhir setiap 31 Desember;
3. Laporan keuangan dan laporan tahunan yang diterbitkan dengan
menggunakan mata uang Rupiah secara konsisten;
53

4. Memiliki data yang lengkap sesuai dengan variabel-variabel yang


digunakan dalam penelitian.

3.5. Metode Analisis


Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, sehingga penyajian
datanya dapat berupa angka, diagram maupun tabel dan hipotesa. Hasil dari
penyajian data ini dapat memberikan hasil yang jelas akan hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen, apakah kedua variabel
tersebut memiliki pengaruh signifikan atau tidak.

3.5.1. Statistik Deskriptif

Menurut Jakaria (2010) Statistik deskritif merupakan metode


bagaimana mengorganisir, menyimpulkan dan mempresentasikan data agar
data tersebut dapat dijadikan suatu informasi. Penggunaan deskriptif ini
bertujuan untuk menjelaskan atau menggambarkan karakteristik dari data.

3.5.2. Uji Asumsi Klasik


Pengujian regresi linier berganda akan dilakukan setelah model dari
penelitian ini memenuhi syarat-syarat yaitu lolos dari uji asumsi klasik.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah data tersebut harus terdistribusikan
secara normal, tidak mengandung multikolinearitas, autokorelasi dan
heterokedastisitas.
Untuk itu sebelum melakukan pengujian regresi linier berganda perlu
dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri sebagai berikut:
3.5.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi,
variabel penggangu atau residual memilki distribusi normal. Menurut Ghozali
(2011) ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal
atau tidak, yaitu dengan cara analisi grafik atau analisis statistik. Pada
penelitian ini uji normalitas didasarkan pada uji statistik sederhana dengan
54

melihat kurtosis dan skewness untuk semua variabel dependen dan


independen. Uji lainnya yang digunakan adalah uji statistik non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov. Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:
Ho : data berdistribusi normal
Ha : data tidak berdistribusi normal
Dasar pengambilan keputusan uji normalitas sebagai berikut :
a. Jika nilai sig. ≤ 0.05, maka Ho ditolak; distribusi data tidak normal.
b. Jika nilai sig. > 0.05, maka Ho diterima; distribusi data normal.

3.5.2.2 Uji Multikolinearitas


Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel
independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal.
Uji multikolinearitas dilakukan dengan menghitung nilai Variance Inflation
Factor (VIF) dari tiap-tiap variabel independen (bebas). Analisa untuk
menguji keberadaan multikolinearitas dapat dilakukan dengan menguji
Variance Inflation Factor (VIF), batas dan tolerance value adalah 0.10 dalam
batas VIF adalah 10. Jika nilai tolerance value di atas 0.10 atau VIF di bawah
10, maka tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2011). Sebaliknya, jika
tolerance value di bawah 0.10 VIF di atas 10, maka terjadi multikolinearitas.
Hipotesis pengujian multikolinearitas sebagai berikut :
Ho : tidak ada Multikolinearitas.
Ha : ada Multikolinearitas.
Dasar pengambilan keputusan :
a. Jika VIF > 10, maka Ho ditolak (ada
multikolinearitas).
b. JikaVIF < 10, maka Ho diterima (tidak ada
multikolinearitas).
55

3.5.2.3 Uji Heterokedastisitas


Menurut Sufren dan Nathanael (2014) Pengujian untuk mendeteksi
adanya heteroskedastisitas atau tidak dapat menggunakan uji glejser. Dalam
uji ini, apabila hasilnya sig > 0,05 maka tidak terdapat gejala
heterokedastisitas, Jika tidak terjadi adanya heterokedastisitas, maka data
tersebut dapat dinyatakan baik. Hipotesis pengujian heterokedastisitas sebagai
berikut :
Ho : tidak ada Heteroskedastisitas.
Ha : ada Heteroskedastisitas.

3.5.2.4 Uji Autokolerasi


Uji autokorelasi dilakukan untuk menentukan apakah dalam suatu
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu atau residual
pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Dalam penelitian ini,
untuk mendeteksi autokorelasi dengan uji Durbin Watson. (Ghozali, 2011).
Hipotesis pengujian autokorelasi sebagai berikut :
Ho : tidak ada Autokorelasi.
Ha: ada Autokorelasi.
Dasar pengambilan keputusan uji autokorelasi lebih jelasnya akan
ditampilkan pada tabel berikut ini yang menjelaskan keputusan dari uji
autokorelasi :

Tabel 3.2
Keputusan Uji Autokorelasi
Hipotesis Nol (H0) Keputusan Kriteria
Tidak ada autokorelasi positif Ditolak 0 < dw <dL
56

Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada keputusan dL ≤ dw ≤ dU


Tidak ada autokorelasi,
Diterima dU < dw < 4-dU
positif atau negatif
Tidak ada autokorelasi
Tidak ada keputusan 4-dU ≤ dw ≤ 4-dL
negatif
Tidak ada autokorelasi
Ditolak 4-dL < dw < 4
negatif
Sumber : Gujarati, (2009)

Penjelasan :
1. Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (dU) dan
(4-dU) maka kofisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak
ada autokorelasi.
2. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau lower bound
(dL) maka koefisien autokorelasi lebih besar dari pada nol, berarti
ada autokorelasi positif.
3. Bila nilai DW lebih besar dari pada (4 – dL), maka koefisien
autokorelasi lebih kecil dari pada nol, berarti ada autokorelasi
negatif.
4. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (dU) dan batas bawah
(dL) atau DW terletak diantara (4 – dL), maka hasilnya tidak dapat
disimpulkan.
Pengujian autokorelasi yang dilakukan dengan Durbin-Watson test
dapat dinyatakan dengan gambar, sebagai berikut :

Gambar 3.1
Uji Autokorelasi
57

3.5.3. Regresi Linier Berganda


Menurut Suharyadi dan Purwanto (2008) Analisis regresi linier
berganda digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk membuktikan
hipotesis mengenai pengaruh variabel independen secara parsial maupun
secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Regresi berganda
digunakan untuk mengetahui arah dan besar pengaruh dan variabel bebas
yang jumlahnya lebih dari satu terhadap variabel terikatnya. Pengujian
hipotesis dilakukan dengan menggunakan model regresi melalui beberapa uji,
yaitu melihat seberapa baik model regresi dengan konsep determinasi
(goodness of fit), uji F (overall fit) dan uji t (significance test). Metode ini
digunakan untuk mengetahui koefisien regresi atau besarnya pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis regresi berganda
digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Model regresi yang dikembangkan untuk menguji hipotesis-
hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

Tabel 3.3
Model Regresi

Y=a+b1x1+b2x2+b3x3+b4x4+5x5+b6x1.x5+b7x2.x5+b8x3.x5+b9x4.x5+e

Keterangan : Y = Penghindaran Pajak (CETR)

X1 = Profitabilitas (ROA)
58

X2 = leverage (LEV)

X3 = Kepemilikan institusional (KI)

X4 = Dewan komisaris independen (DKI)

X5 = Ukuran perusahaan (SIZE)

a = Konstanta

e = Varibel pengganggu/error

Uji hipotesa dengan menggunakan metode pengujianAnalisis regresi


linier berganda ini dibantu dengan menggunakan software spss dalam prosess
pengujiannya.

3.5.3.1 Uji Hipotesa

a) Koefisien Determinasi (adjusted R2)


Menurut Priyatno (2014), Uji adjusted R2 merupakan uji
yang dilakukan dengan tujuan menjelaskan seberapa besar
kontribusi dari variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat
jika dalam regresi terdapat lebih dari 2 variabel independen.

b) Uji F
Sufren dan Nathanael (2014) mengatakan bahwa uji
statistik F adalah untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas
yang dimasukkan mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel terikat, yaitu model regresi yang digunakan sudah
fixed atau belum, Dengan tingkat kepercayaan untuk pengujian
hipotesis adalah 95% atau (α) = 0,05. Dengan ketentuan dasar
pengambilan keputusan, sebagai berikut:
59

a. Jika p value > (α) = 0,05, maka Ha dapat ditolak dan Ho


diterima, artinya secara bersama-sama variabel independen
tidak mempengaruhi variabel dependen

b. Jika p value < (α) = 0,05, maka Ha dapat diterima dan Ho


ditolak, artinya secara bersama-sama variabel independen
mempengaruhi variabel dependen

c) Uji Individu (t-test)


Menurut Priyatno (2014), Uji statistik t-test pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara
individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Tingkat
kepercayaan (α) dalam pengujian hipotesis adalah 95% atau (α) =
0,05, Yaitu:

a. Jika, sig < 0.05 maka Ho ditolak berarti ada hubungan yang
signifikan antara variabel independen dengan variabel
dependen.
b. Jika, sig > 0.05 maka Ho diterima berarti tidak ada hubungan
yang signifikan antara variabel independen dengan variabel
dependen.

Вам также может понравиться