Вы находитесь на странице: 1из 4

MOTIVATION LETTER

CALON PESERTA
EKSPEDISI NOL KILOMETER INDONESIA

Nama : Ihsan Kurnia


Bidang Pengabdian : Pendidikan

APA MOTIVASI ANDA MENGIKUTI KEGIATAN


EKSPEDISI NOL KILOMETER INDONESIA ?

Yth. PANITIA EKSPEDISI NOL KILOMETER INDONESIA

Assalamualaikum wr.wb
Nama saya Ihsan Kurnia. Saat ini saya masih menjalani studi di Universitas Andalas Jurusan Hukum.
Motivation letter ini saya tulis dengan tujuan dapat mengekspresikan apa yang menjadi hasrat besar
saya terhadap kegiatan 10 hari Ekspedisi Nol Kilometer Indonesia di Sabang januari mendatang.
Berdasarkan Potret Awal SDG's di Indonesia yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik mengenai
tantangan- tantangan pendidikan di Indonesia, dalam menjamin dan memastikan bahwa semua
orang memiliki akses terhadap pendidikan yang berkualitas dan memiliki kesempatan belajar yang
merata selama hidupnya. Saya merasa memiliki kesempatan berkontribusi lebih untuk pendidikan
Indonesia melalui program Ekspedisi Nol Kilometer Indonesia ini. Beberapa amanah sedang saya
emban pada komunitas yang bergerak dibidang pendidikan dan sosial. Komunitas komunitas ini
jugalah yang memicu saya untuk melakukan hal yang lebih besar lagi. Kendati demikian, untuk
merambah impact yang lebih besar dibutuhkan wadah dimana orang orang didalamnya memiliki visi
dan pemikiran yang sama terhadap apa yang memang menjadi perhatian saya karena hal ini akan
memudahkan target untuk dicapai. Capaian saya akan dikatakan berhasil ketika saya mampu terpilih
menjadi salah satu delegasi program Ekspedisi Nol Kilometer Indonesia ini dan menjaring
konektivitas setelahnya sehingga terjadi dampak positif yang berkelanjutan walaupun program telah
berakhir

Tujuan Pendidikan Indonesia, seperti dinyatakan dalam UU No. 20 Tahun 2003, ialah mencerdaskan
kehidupan bangsa dengan membangun manusia Indonesia seutuhnya. Dalam hal ini saya memahami
bahwa kecerdasan dari peserta didik tidak semata mata goresan tinta nilai pada kolom nilai
matematika, lembaran buku yang telah terbaca ataupun tumpukan piala dan medali sebagai bukti
prestasi. Melainkan adanya karakter kepribadian atau personaliti yang sesuai dengan falsafah hidup
bangsa yakni pancasila. Pendidikan pancasilais yang saya usulkan merupakan peran dari bangsa
indonesia sendiri untuk mengembangkannya. Karena karakter ini endemik hanya ada di Indonesia
yang merupakan kesempurnaan dimana persatuan dan perdamaian muncul ketika penerapannya
dilakukan secara ideal.
Sebelumnya saya belum pernah mengunjungi Pulau Weh, saya melakukan 'knowledge attack' untuk
mengetahui bagaimana sebenarnya potret pendidikan di Sabang yang merupakan pulau terujung dari
Indonesia. Saya melihat beberapa artikel artikel internet mengenai pendidikan disana dan akhirnya
saya tau mengapa muara program ini berlokasi di Pulau tersebut. Selain dari panorama indahnya
yang merupakan potensi wisata, saya melihat peluang dari masyarakatnya yang dapat selangkah
lebih maju karena lokasinya yang sangat strategis. Menarik, karena saya tinggal di Sumatera Barat,
disini terdapat pulau dengan latar belakang yang sama yaitu Pulau Mentawai yang juga merupakan
pulau karang. Sehingga dari ketiga knowledge attack yang saya lakukan saya menyimpulkan bahwa
potensi panorama alam di Pulau Weh akan berkembang lebih pesat ketika masyarakat didalamnya
mampu mengolahnya dan memasarkan pariwisatanya lebih baik sehingga dapat meningkatkan
ekonomi dari masyarakat pulau Weh tersebut. Namun untuk menciptakan masyarakat yang sadar
potensi wisata selain dengan perbaikan potret pendidikan dasar yang masih dikategorikan miris
masyarakat juga harus disisipkan pendidikan karakter pancasilais agar tetap terjadi persatuan dan
kesatuan apabila akhirnya terbangkit sebagai pulau dengan ekonomi, pariwisata dan pendidikan
yang mandiri.
Secara sederhana saya mengidamkan dimana pendidikan menanamkan nilai etis humanis sebagai
karakter positif yang bisa ditanamkan sejak dini. Saya membayangkan adanya kelas kelas dari sekolah
pancasila dimana kelompok mualaf Pancasila merupakan target muridnya. Mereka perlu dibina agar
level “iman” Pancasilanya meningkat dan tidak kembali murtad. Agar pemahamannya lebih benar
dan tidak merasa benar sendiri, secara fakta kesalahan mereka adalah menilai orang lain yang lebih
dahulu ber-Pancasila, sebagai orang yang belum benar Pancasila(is). Kelompok takfiri/radikal
Pancasila yang menganggap orang yang tidak sejalan dengan pilihan politiknya sebagai “kafir”
Pancasila juga harus menjadi target. Dengan pembinaan lebih berupa deradikalisasi. Targetnya
mereka tidak boleh lagi menilai dirinya sebagai paling Pancasila(is), apalagi mengidentifikasi diri
sebagai Pancasila. Kita semua harus menjadi Pancasilais. Pembela panji-panji Pancasila. Bukan
menjadi Pancasila. Pemuda jaman now saat ini kebanyakan merupakan pemuda munafik Pancasila.
Mereka mengaku “beriman” dengan Pancasila, tapi praktik hidupnya jauh dari nilai-nilai Pancasila.
Mereka mengaku “mengimani” Pancasila, tetapi hanya sebagai strategi politik untuk tujuan jangka
panjang yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Saya menyadari pendidikan karakter
pancasilais sangat penting. Dan penerapannya harus sesegera mungkin.
Besar harapan saya untuk dapat berkontribusi mengaplikasikan pemikiran saya melalui ENKI 2019
ini. Apabila berkesempatan untuk menaruh komit saya dalam program ini tentunya akan menjadi
kebahagiaan pribadi yang kelak akan saya pertanggung jawabkan.
Hormat saya
Ihsan Kurnia
APA SAJA PROGRAM YANG AKAN ANDA JALANKAN JIKA TERPILIH MENJADI
PESERTA EKSPEDISI NOL KILOMETER INDONESIA? JELASKAN!

Nama Program: Ulali


Tujuan :
1. Memberikan pembelajaran sambil bermain
2. Melakukan uji pemahaman dengan permainan
3. Meningkatkan jiwa kompetisi yang sehat dalam permainan
4. Meningkatkan minat belajar
5. Menumbuhkan interaksi dua arah antara pengajar dan murid

Alat dan bahan yang digunakan:


Dadu besar yang dibuat menggunakan karton
Alas ular tangga yang dibuat seperti banner berbentuk persegi
Beberapa kartu sesuai tema permainan

Sasaran pemain:
Anak anak
Laki laki dan perempuan
Usia 7-20 tahun
Waktu program:
Program ini sangat fleksibel karena dapat dijalankan kapanpun tanpa berbatas
waktu dan hari.
Capaian keberhasilan:
1. Pemain dapat memahami pembelajaran dari permainan, mengambil moral
value dan melatih motorik secara interaktif
2. Pemain menanamkan nilai nilai pancasilais saat bermain seperti tidak
terjadinya pertengkaran, menghargai pemain lain dan menjunjung sportivitas
Rincian kegiatan
Permainan dilakukan dengan menggelar spanduk besar bergambar permainan
ular tangga. Dimana permainan akan sedikit dimodifikasi dengan menambahkan
beberapa kolom berisi 2 perintah yang akan dihadapi . Perintah tersebut berupa
tantangan dan pertanyaan. Pemain permainan ini menjadi pion yang akan
bergiliran mengocok dadu. Pemain yang berhenti di kolom tantangan dapat
mengambil salah satu kartu dari tumpukan 'kartu tantangan' yang berisi perintah
melakuka sesuatu yang tentunya di desain se edukatif mungkin. Dan pemain
yang berhenti di kolom pertanyaan dapat mengambil salah satu kartu dari
tumpukan "kartu pertanyaan" yang berisi pertanyaan mengenai topik yang akan
dibahas.
Kartu kartu tantangan dan pertanyaan dapat di desain menjadi beberapa topik

1. Pendidikan pancasila
Pemain yang mencapai kolom finish terlebih dahulu merupakan pemenang dan
akan diapresiasi oleh pendidik

Вам также может понравиться