Вы находитесь на странице: 1из 21

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI MANUSIA

ACARA V

ELEKTROKARDIOGRAFI

BERGITA VEBRIANI CAMELLIA JEMAT

E1A016011

A/VI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019
ACARA V

ELEKTROKARDIOGRAFI

A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan praktikum : Untuk memahami konsep fisiologi
jantung dan memiliki keterampilan dalam
menggunakan Elektrokardiografi (EKG).
2. Hari, tanggal praktikum : Senin, 22 April 2019
3. Tempat praktikum : Laboratorium Biologi FKIP, Universitas
Mataram.

B. Landasan Teori
Otot jantung merupakan otot yang mempunyai keistimewaan
dibandingkan dengan otot lainnya. otot jantung mempunyai sistem yang
dapat memberikan suatu impuls rangsangan kontraksi sendiri
(automacity) dan meneruskan dan meneruskan rangsangan tersebut
keseluruh otot jantung (disebut dengan proses konduksi). Setiap
kontraksi dan relaksasi dari otot jantung akan memberikan perubahan
potensial aksi kelistrikan yang dapat kita lihat dengan merekam
perubahan tersebut pada alat perekam khusus (Setiadi, Kusmiyati,
Merta, & Bahri, 2017).
Otot jantung akan berkontraksi akibat mendapatkan rangsangan
elektris atau impuls pada proses pemompaan darah. Impuls ini berawal
dari potensial aksi yang terjadi pada sel-sel otot jantung. Sebagian kecil
dari impuls ini akan menyebar ke seluruh permukaan tubuh. Bila titik-
titik tertentu pada kulit ditempatkan elektroda, maka potensial listrik
yang disebabkan oleh adanya arus dari impuls tersebut akan dapat
direkam. Arus impuls inilah yang disebut dengan sinyal elektrik atau
sinyal biopotensial. Sinyal elektrik ini dapat menginformasikan
bagaimana performa jantung. Untuk menangkap sinyal-sinyal
biopotensial yang dikeluarkan oleh jantung, diperlukan suatu alat yang
bernama Elektrokardiografi (Andrianto dan Sakinah, 2017 : 133).
Elektrokardiogram atau Elektrokardiografi (EKG) merupakan
alat diagnostik jantung yang cukup murah dan handal untuk menilai
beberapa kelainan jantung, seperti kelainan irama jantung (disritmia),
pembesaran ruang jantung (hipertropi), iskemia dan infark otot
jantung, gangguan keseimbangan elektrolit, menilai efek penggunaan
obat tertentu pada jantung dan penilaian fungsi pacu jantung.
Elektrokardiogram bekerja dengan mengukur aktivitas listrik jantung,
dimana depolarisasi dan repolarisasi otot jantung menyebabkan arus
mengalir di dalam badan, menimbulkan potensial listrik di permukaan
kulit. Potensial listrik ini akan dideteksi oleh elektroda yang
dipasang pada ekstremitas dan prekordial dari pasien kemudian akan
diterjemahkan oleh alat EKG dalam bentuk gelombang P,Q, R,S dan T
(Lesmana, dkk, 2018: 30-32).

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Elektrokardiogram, dan
b. alat tulis.
2. Bahan
a. Alkohol 70%,
b. tisu,
c. kapas, dan
d. krim EKG.

D. Langkah Kerja
Adapun langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini
adalah :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
2. mengaktifkan elektrokardiogram dengan menyambungkan ke
soket,
3. membersihkan elektroda dan area kulit yang akan diletakkan
elektroda dengan alcohol,
4. membersihkan sejumlah bagian tubuh yang akan ditempeli
elektroda dengan alcohol,
5. mengoleskan krim EKG pada sejumlah bagian tubuh yang akan
ditempeli elektroda,
6. memasangkan elektroda ke daerah yang lebih kembut dari kulit
tepat dia atas pergelangan tangan dan pergelangan kaki,
7. memasang elektroda warna merah pada tangan kanan dan warna
kuning pada tangan kiri,
8. memasang elektroda warna hitam pada pergelangan kaki kanan dan
warna hijau pada pergelangan kaki kiri,
9. memasangkan elektroda atau bola EKG pada bagian dada,
10. memasang bola EKG C1 warna merah diantara tulang rusuk ke 4
dan 5 bagian kanan,
11. memasang bola EKG C2 warna merah diantara tulang rusuk ke 4
dan 5 bagian kiri,
12. memasang bola EKG C3 warna hijau pada tulang rusuk ke 5 bagian
kiri,
13. memasang bola EKG C4 warna coklat pada tulang rusuk ke 5 dan 6
bagian kiri,
14. memasang bola EKG C5 warna hitam pada tulang rusuk ke 5dan 6
bagian kiri,
15. memasang bola EKG C6 warna ungu pada tulang rusuk ke 6 bagian
kiri bawah,
16. menekan tombol ON dan Start dan menunggu hasil pemeriksaan
keluar pada kardiogram,
17. melepaskan dan menyeka krim dari kulit menggunakan tissue, dan
18. membersihkan serta merapikan alat dan bahan yang telah
digunakan.

E. Hasil Pengamatan
1. Kelompok 1 (Hasan)

2. Kelompok 2 (Rahmat)
3. Kelompok 3 (Anugrah)
4. Kelompok 4 (Gofur)
5. Kelonpok 6 (Surya)
F. Pembahasan
Praktikum fisiologi manusia tentang elektrokardiografi
bertujuan untuk memahami konsep fisiologi jantung dan memiliki
keterampilan dalam menggunakan Elektrokardiografi (EKG). Jantung
adalah salah satu organ tubuh yang paling vital fungsinya dibandingkan
dengan organ tubuh vital lainnya. Dengan kata lain, apabila fungsi
jantung mengalami gangguan maka besar pengaruhnya terhadap organ-
organ tubuh lainya terutama ginjal dan otak. Karena fungsi utama
jantung adalah sebagai single pompa yang memompakan darah ke
seluruh tubuh untuk kepentingan metabolisme sel-sel demi
kelangsungan hidup. Jantung merupakan sebuah organ yang mampu
menghasilkan muatan listrik. Tubuh merupakan sebuah konduktor yang
baik,dengan demikian impuls yang dihasilkan jantung dapat menjalar
keseluruh tubuh sehingga potensial aksi yang dipancarkan oleh jantung
dapat diukur dengan Galvanometer melalui elektroda-elektroda yang
diletakan pada berbagai tempat. Grafik yang tercatat melalui rekaman
ini disebut elektrocardiogram (EKG).
Aktivitas listrik jantung dipengaruhi oleh berbagai hal
diantaranya aktivitas sistim saraf otonom, keadaan anatomi struktur
jantung, keadaan otot jantung, kondisi sistem konduksi jantung,
penggunaan obat tertentu, dan konsentrasi elektrolit dalam serum, oleh
karena itu kesimpulan hasil EKG harus disertai dengan hasil
pemeriksaan fisik, anamnesa dan keadaan klinis klien. Jantung dapat
berkontraksi secara teratur karena mendapat impuls secara teratur dari
pace maker alamiah (SA Node) yang akan dilanjutkan ke sistem
konduksi lainnya yaitu AV Node, Bundlle of His, dan Purkinye Fibers.
Terbukanya saluran ion Na dan Ca pada membran sel otot jantung
menyebabkan ion ini dengan mudah masuk kedalam sel otot jantung
dan dengan segera menimbulkan perubahan potensial membran dimana
intrasel menjadi lebih elektro positif dan menimbulkan proses
depolarisasi, keadaan ini dinamakan potensial aksi. Setelah fase
depolarisasi berlalu, membran sel akan mengalami repolarisasi, yaitu
keadaan dimana ion-ion kembali keposisi semula dan intrasel kembali
menjadi lebih elektro negatif. Pada fase depolarisasi terdapat masa
refrakter dan pada masa ini otot jantung tidak dapat dirangsang.
Rangsangan baru dapat diterima jika sel sudah mengalami proses
repolarisasi sempurna. Masa refrakter sangat penting bagi fungsi
jantung untuk mempertahankan irama jantung secara regular dan
memberi waktu yang cukup bagi jantung untuk berkontraksi dan
berelaksasi, sehingga fungsi hemodinamik jantung dapat dipertahankan
dengan baik dan efektif.
Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh
sebuah lektrokardiograf, yang merekam aktivitas kelistrikan jantung
dalam waktu tertentu. Namanya terdiri atas sejumlah bagian yang
berbeda: elektro, karena berkaitan dengan elektronika, kardio, kata
Yunani untuk jantung, gram, sebuah akar Yunani yang berarti
"menulis". Elektrokardiogram atau yang biasa kita sebut dengan EKG
merupakan rekaman aktifitas kelistrikan jantung yang ditimbulkan oleh
sistem eksitasi dan konduktif khusus jantung. Jantung normal memiliki
impuls yang muncul dari simpul SA kemudian dihantarkan ke simpul
AV dan serabut purkinje. Perjalanan impuls inilah yang akan direkam
oleh EKG sebagai alat untuk menganalisa kelistrikan jantung. EKG
atau ECG biasanya dilakukan jika seseorang mengalami kesulitan
bernapas, nyeri dada, kelelahan secara keseluruhan, atau memiliki detak
jantung yang tidak umum. EKG berfungsi untuk mengawasi
perkembangan penyakit jantung yang telah terdiagnosa. Dokter
mungkin meminta EKG atau ECG dilakukan secara rutin jika pasien
memiliki keluarga dengan riwayat penyakit jantung. Pemeriksaan EKG
juga dimanfaatkan untuk memeriksa kondisi jantung sebelum seseorang
hendak melakukan pembedahan. EKG atau ECG biasanya dilakukan
untuk memastikan tidak ada bagian dari prosedur yang membahayakan
organ. Selain itu, manfaat EKG pula untuk menentukan apakah
pengobatan atau alat (seperti alat pacu jantung) yang digunakan untuk
mengatasi masalah jantung, bekerja dengan benar atau hanya
memperparah masalah yang ada. Tes ini merekam aktivitas kelistrikan
melalui gelombang, yang muncul pada kertas pelacak. Hasilnya akan
diinterpretasikan, baik oleh teknisi terlatih atau dokter ahli jantung.
Detak jantung normal adalah 60 – 100 per menit. Selanjutnya,
gelombang (tinggi dan rendah) harusnya sama rata atau konsisten.
Penyimpangan apapun dapat menjadi indikasi potensi masalah jantung.
Ada masanya, di mana hasil yang ditampakkan salah positif atau salah
negatif, tergantung pada kondisi jantung yang muncul. Sehingga, ECG
seringkali dilakukan bersamaan dengan tes-tes kardiovaskular lainnya.
Kertas EKG merupakan kertas grafik yang dibagi dengan garis
tipis ( 1 mm x 1 mm) dan garis sedikit tebal (5 mm x 5 mm). Aksis
horizontal menggambarkan waktu, dan kecepatan mencatat mesin EKG
adalah 25 mm/detik. Dengan demikian 1 mm horizontal sama dengan
0.2 detik. Aksis vertikal menggambarkan amplitudo (voltage). Standar
baku amplitudo untuk voltage adalah 1 atau 10 kotak berukuran 0.1 mm
(1 cm) sama dengan 1 mVolt. Stardarisasi ini harus konsisten agar
dengan melihat amplitudo dapat dilihat adanya perubahan amplitudo
dalam gambaran EKG yang menunjukkan perubahan konduksi jantung.
Apabila gambaran EKG yang terekam terlalu kecil, standarisasi
amplitudo dapat dirubah menjadi 2 mVolt atau sebaliknya jika
amplitudonya terlalu tinggi, voltagenya dirubah menjadi 0.5 mVolt.
Elektroda berdasarkan polaritasnya dibagi menjadi elektroda
positif (anoda) dan elektroda negatif (katoda) dan netral (ground).
Elektroda dibuat dari bahan yang dapat menjamin resistensi yang
rendah antara kulit dan permukaan elektroda. Dan untuk memperoleh
gambaran EKG yang jelas pada setiap pemasangan elektroda harus
dibubuhi jelly atau krim yang berfungsi untuk meminimalkan resistensi.
EKG dapat direkam antara 2 kutub ( positif dan negatif) yang dipasang
dipermukaan tubuh dengan sebuah elektroda netral sebagai kontak
ketiga dan diletakkan di tungkai yang bertujuan untuk menyalurkan
arus listrik yang berlebihan ketanah. EKG standar dibuat sebanyak 12
sadapan pada tempat yang mampu memberikan gambaran aktivitas
listrik jantung.
Langkah-langkah untuk membaca EKG secara sederhana adalah
sebagai berikut, pertama menentukan tingi R dari dasar garis
isoelektris. 2) menentukan tinggi R dibagi 3. 4) menjawab Q. Hasil
EKG pada kelompok 1 menunjukkan bahwa jantung pada praktikan
masih normal. Hal ini dikarenakan HR pada kelompok 1 adalah rata-
rata diatas 90 dan memiliki jarak antar gelombang R satu dengan yang
lainnya adalah seimbang. Jumlah HR pada kelompok 2 adalah normal,
rata-rata 70. Jarak gelombang R adalah tidak merata, pada hasil EKG
terlihat bahwa jarak antar kolom R berbeda beda setiap grafiknya. Hasil
EKG pada kelompok 3 adalah gelombang R tidak rata sehingga jumlah
HR beragam mulai dari 100 sampai 80. Sedangkan pada hasil
pengamatan pada kelompok 4 dan 5 adalah berbeda dimana HR pada
kelompok cukup rendah yaitu 70 sedangkan HR pada kelompok 5
adalah 90. Dilihat dari gelombang R pada kedua kelompok tersebut
adalah adalah sama. Kesalahan dalam penggunaan elektrokardiograf
adalah terletak pada pemasangan kabel pada titik-titik tertentu bagian
tubuh dan pemasangan kabel atau bola elektroda disekitar area dada.
Selain itu terdapat juga kesalahan pada saat membaca
elektrokardiogram, dimana praktikan kesulitan membaca EKG. EKG
dapat digunakan juga sebagai indicator ketika tubuh mengalami
gangguan elektrolit terutama kalium dan kalsium. Hal-hal seperti diatas
bisa mengubah nilai pada saat pemeriksaan, sehingga ketika dilakukan
EKG maka badan tidak boleh tersentuh oleh orang lain hal tersebut
akan berpengaruh. Gelombang yang ada pada elektrokardiogram adalah
gelombag P, Q, R,S,T. dimana setiap gelombang memiliki kepentingan
sendiri terhadap jantung. Pada gelombang P jika terjadi kesalahan atau
kelainan dalam aktivitas jantung diantaranya adalah denyut yang
abnormal dan kelainan di atrium. Gelombang Q jika terjadi kelaianan
maka akan menyebabkan adanya nekrosis miokard atau Q patologis.
Gelombang R yang normal adalah gelombang yang merupakan
gelombang yang jumlahnya merupakan bagian dari 1/3 gelombang P.
sedangkan gelombang atau komplek QRS adalah komplek yang diawali
dengan Q dan diakhiri dengan letak yang sama. Pada segmen ST
terdapat sebuah garis isoelektris menunjukkan bahwa terdapat
kepentingan pada praktikan yaitu untuk mengetahui infra akut dan
depresi.
Denyut jantung tiap praktikan dalam praktikum ini dapat terlihat
pada hasil pengamatan. Adanya perbedaan pada tiap praktikan
dimungkinkan oleh beberapa hal yaitu, perbedaan usia. Pada orang
dewasa detak jantung jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan detak
jantung pada bayi dan anak-anak. Suhu udara. Semakin tinggi suhu atau
kelembapan udara, semakin tinggi pula kinerja detak jantung. Hal ini
disebabkan karena jantung harus memompa darah lebih banyak.
Alhasil, detak jantung akan meningkat hingga 5-10 kali per menit.
Postur tubuh. Semakin besar postur tubuh seseorang (obesitas), maka
semakin besar pula kinerja detak jantungnya. Bahkan, orang yang
obesitas bisa memiliki rata-rata detak jantung 100 BPM atau lebih.
Konsumsi obat- obatan. Penggunaan obat-obat tertentu juga bisa
berdampak pada kinerja detak jantung, bisa semakin tinggi dan bisa
pula semakin rendah. Jika seseorang mengonsumsi obat yang bisa
memblokir adrenalin, maka kinerja jantung akan melemah. Sebaliknya,
jika mengonsumsi obat tiroid, detak jantung bisa menjadi lebih tinggi.
Posisi tubuh pun berpengaruh pada perbedaan denyut jantung. Posisi
ketika duduk, berbaring, atau berdiri juga berpengaruh terhadap detak
jantung. Kestabilan emosi juga berpengaruh terhadap tinggi rendahnya
detak jantung. Mungkin saja praktikan yang tengah berada dalam emosi
sedih, cemas, atau stres akan memiliki detak jantung yang lebih tinggi
atau mungkin lebih rendah dibandingkan ketika dalam emosi tenang.
Terdapat kesalahan yang dilakukan praktikan selama praktikum ini,
yaitu terlalu mendesak praktikan laki-laki untuk melakukan tes EKG
sehingga mempengaruhi hasil tesnya. Ada yang terlalu cepat, ada yang
terlalu lambat.
EKG memberikan kita data penting tentang kondisi
elektrofisiologi jantung pasien. Dari data EKG pula kita dibantu untuk
mendeteksi banyak kelainan jantung. Ketrampilan membaca EKG yang
baik akan sangat mendukung akurasi diagnosis pada pasien dengan
kelainan jantung. Di dalam memori kita sebenarnya sudah "tersimpan"
rekaman-rekaman diagnosis EKG yang berhubungan dengan anatomi
dan fisiologi jantung. Kelainan organ jantung tersebut misalnya
penyakit jantung koroner, kelainan katup-katup jantung (mitral dan
trikuspid), dan penebalan otot miokard. Ada juga kelainan yang
menggangu fisiologi jantung seperti anemia dan hipo atau
hiperkalemia. Kelainan EKG, tidak selalu diikuti kelainan
kardiovaskular secara klinis. Misalnya Lone Atrial Fibrillation, yang
mengidikasikan adanya kelainan listrik jantung murni. Pada Lone Atrial
Fibrillation, gelombang atrium tidak teratur tinggi amplitudonya,
kecepatan frekuensi kompleks QSR tinggi, dan menimbulkan
ketidakteraturan konfigurasi dan frekuensi kompleks QSR. Walaupun
rekaman EKG normal, tetapi bila ada faktor risiko penyakit jantung
koroner (PJK) yang jelas, seperti perokok berat, hipertensi,
dislipedemia, diabetes, atau riwayat keluarga yang kuat, perlu
dilakukan pemeriksaan uji latih jantung. Pemeriksaan yang dimaksud
adalah rekaman EKG dalam kondisi gerak (dinamis), baik dengan
mengayuh sepeda (ergocycle test) atau menaiki tangga berjalan
(treadmill exercise test), guna memunculkan penyakit kardiovaskular
yang tersembunyi. Yang dimaksud dengan faktor risiko keluarga adalah
satu generasi di atasnya (ayah, ibu dan saudara-saudaranya) pada usia
muda (pria < 55 tahun, perempuan < 65 tahun) pernah menderita
serangan jantung, stroke (serangan otak) atau meninggal mendadak.
Adakalanya pasien mengeluh jantung berdebar sewaktu-waktu, tetapi
ketika dibuat rekaman EKG selalu normal. Pada pasien seperti ini juga
memerlukan pemeriksaan uji latih jantung (ergocycle test atau treadmill
exercise test) untuk memunculkan aritmia yang tersembunyi. Pasien-
pasien berusia tua, perempuan, dan penderita diabetes mellitus; karena
sakit dada, sesak nafas, dan berdebar sering dipersepsikan sebagai
angina equivalent. Pasien dengan faktor resiko tersebut harus lebih
diwaspadai. Diperlukan kesabaran untuk mendengarkan keluhan-
keluhan pada kelompok individu tersebut.
Penyakit jantung disebut juga sebagai penyakit kardiovaskular.
Penyakit-penyakit ini tentunya menyerang jantung dan menyebabkan
fungsi jantung terganggu. Penyebab penyakit jantung beragam dan
kebanyakan penyebabnya adalah karena tidak mengetahui cara menjaga
kesehatan jantung. Beberapa penyakit kardiovaskular yang terjadi
akibat tidak menjaga kesehatan jantung antara lain jantung koroner.
Penyakit jantung koroner atau dapat juga disebuat arteri koroner adalah
kondisi rusaknya pembuluh darah utama pada jantung. Penyebab
utamanya yang paling umum adalah penumpukan plak pada pembuluh
darah. Penyakit ini bisa tidak menyababkan gejala pada awalnya, tapi
jika sudah serius dapat menyebabkan nyeri dada hingga serangan
jantung (penyumbatan aliran darah ke otot jantung). Gagal jantung.
Gagal jantung termasuk kondisi kronis di mana jantung tidak dapat
memompa darah seperti fungsi utamanya. Gagal jantung umumnya
disebabkan oleh penyakit lain seperti tekanan darah tinggi, depresi,
diabetes, gangguan tidur, hingga obesitas. Gejala yang mungkin muncul
adalah seperti sesak napas, kelelahan, jantung berdeyut cepat, hingga
pemengkakan pada kaki. Gangguan irama jantung. Gangguan irama
jantung adalah kondisi detak jantung tidak normal, bisa terlalu cepat,
terlalu lambat, atau bahkan tidak beraturan. Penyebab gangguan irama
jantung beragam mulai dari pengaruh olkohol, pengaruh obat-obatan,
hipertensi, gangguan kelenjar tiroid, diabetes, atau dapat juga akibat
gangguan jantung lainnya. Henti jantung. Henti jantung terjadi secara
mendadak yaitu hilangnya fungsi jantung, kesadaran, dan napas
seseorang secara tiba-tiba. Berbeda dengan serangan jantung, henti
jantung terjadi lebih cepat langsung membuat penderitanya tidak
sadarkan diri. Pada beberapa kasus, serangan jantung bisa menjadi
penyebab henti jantung.
Penyakit jantung adalah penyakit yang tidak dapat disepelekan,
karena jantung memiliki peranan yang sangat besar bagi tubuh manusia.
Maka dari itu, menjaga kesehatan jantung menjadi hal yang sangat
penting agar jantung dapat terus menjalani fungsinya dengan baik.
Beberapa cara menjaga kesehatan jantung yang bisa dilakukan yaitu,
menjaga asupan makanan. Makanan dengan kandungan lemak
berbahaya sebaiknya dihindari karena dapat meningkatkan kolesterol
yang merupakan salah satu pemicu gangguan jantung. Hindari juga
makanan dengan kadar indeks glikemik tinggi yang dapat menyebabkan
kenaikan gula darah. Pilih makanan dengan gizi seimbang dan
perbanyak asupan serat untuk menjaga kadar kolesterol dan gula dalam
darah. Jangan lupa juga untuk menjaga asupan air putih agar tubuh
terhidrasi dengan baik dan organ tubuh dapat bekerja dengan baik.
Selain menjaga asupan makanan, olahraga rutin juga merupakan salah
satu cara untuk menjaga kesehatan jantung. Olahraga berguna untuk
melatih jantung agar dapat tetap berfungsi dengan baik. Idealnya kita
melakukan olahraga selama 30 menit, paling tidak 5 kali dalam
seminggu. Anda bisa memulai kebiasaan dengan olahraga yang ringan
seperti berjalan, jogging, atau bersepeda. Cara menjaga kesehatan
jantung selanjutnya adalah dengan menjaga pola tidur. Tidur yang
cukup dapat menjaga tubuh bekerja lebih baik, termasuk juga
melancarkan peredaran darah dan menjaga kesehatan jantung.
Mengatur pola tidur dapat membantu Anda tidak hanya terhindar dari
penyakit jantung, tapi juga banyak gangguan tubuh lainnya. Selain
mendapatkan tidur yang cukup, pastikan juga Anda mendapatkan tidur
yang berkualitas. Memeriksa berat badan ideal juga bisa menjadi salah
satu cara menjaga kesehatan jantung. Cara menghitung berat badan
ideal dapat menggunakan kalkulator BMI (body mass index). Seperti
yang kita ketahui, kelebihan berat badan dapat meningkatkan berbagai
risiko penyakit, terutama penyakit jantung. Jika Anda sudah
menerapkan tiga cara yang disebutkan sebelumnya, akan lebih mudah
untuk mendapatan berat badan ideal. Rokok dan minuman beralkohol
bukan merupakan bagian dari pola hidup sehat. Keduanya juga
merupakan penyebab meningkatnya risiko penyakit jantung. Maka dari
itu, menghindari keduanya dapat menjadi salah satu cara menjaga
kesehatan jantung yang efektif. Bagi sebagian orang, rokok dan
minuman beralkohol mungkin sudah menjadi bagian dari gaya hidup
dan sulit untuk dilepaskan. Jika merasa kesulitan, Anda bisa meminta
bantuan ahli medis untuk dapat terlepas dari rokok dan minuman
beralkohol. Cara menjaga kesehatan jantung yang lain yaitu jangan
pernah menyepelekan gejala penyakit, sekecil apapun itu. Jika
merasakan gejala seperti nyeri dada atau jantung berdebar, sebaiknya
segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih
lanjut. Gejala yang hanya muncul sebentar, kemudian hilang dengan
cepat bukan berarti tidak berbahaya. Memeriksakan kesehatan secara
rutin juga merupakan salah satu cara menjaga kesehatan jantung.
Beberapa jenis penyakit mungkin tidak menimbulkan gejala dan baru
diketahui setelah kondisinya sudah parah. Memeriksaan kadar gula
darah, tekanan darah, dan kadar kolesterol merupakan hal yang wajib
dilakukan secara rutin untuk mengetahui kesehatan jantung. Jika dapat
dideteksi sejak dini, tentunya penyakit yang dialami juga dapat
ditangani dengan lebih cepat dan tepat.

G. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil pengamatan serta pembahasan, maka
dapat disimpulkan bahwa :
a. Jantung merupakan sebuah organ yang mampu menghasilkan
muatan listrik. Tubuh merupakan sebuah konduktor yang
baik,dengan demikian impuls yang dihasilkan jantung dapat
menjalar keseluruh tubuh sehingga potensial aksi yang
dipancarkan oleh jantung dapat diukur dengan Galvanometer
melalui elektroda-elektroda yang diletakan pada berbagai
tempat. Grafik yang tercatat melalui rekaman ini disebut
elektrocardiogram (EKG).
b. Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah
lektrokardiograf, yang merekam aktivitas kelistrikan jantung
dalam waktu tertentu.
c. Kertas EKG merupakan kertas grafik yang dibagi dengan garis
tipis ( 1 mm x 1 mm) dan garis sedikit tebal (5 mm x 5 mm).
Aksis horizontal menggambarkan waktu, dan kecepatan
mencatat mesin EKG adalah 25 mm/detik.
d. Denyut jantung tiap praktikan dalam praktikum ini dapat terlihat
pada hasil pengamatan. Adanya perbedaan pada tiap praktikan
dimungkinkan oleh beberapa hal yaitu, perbedaan usia, suhu
udara, postur tubuh, konsumsi obat-obatan dan lain-lain.
e. Kelainan EKG, tidak selalu diikuti kelainan kardiovaskular
secara klinis. Walaupun rekaman EKG normal, tetapi bila ada
faktor risiko penyakit jantung koroner (PJK) yang jelas, seperti
perokok berat, hipertensi, dislipedemia, diabetes, atau riwayat
keluarga yang kuat, perlu dilakukan pemeriksaan uji latih
jantung.
f. Beberapa penyakit kardiovaskular yang terjadi akibat tidak
menjaga kesehatan jantung antara lain jantung koroner, gagal
jantung, gangguan irama jantung, henti jantung dan gangguan
jantung lainnya.
g. Beberapa cara menjaga kesehatan jantung yang bisa dilakukan
yaitu, menjaga asupan makanan, olahraga rutin, menjaga pola
tidur, memeriksa berat badan ideal, menghindari rokok dan
minuman beralkohol, jangan pernah menyepelekan gejala
penyakit jantung, memeriksaan kadar gula darah, tekanan darah,
dan kadar kolesterol.

2. Saran

Semoga praktikum selanjutnya dapat berjalan lebih baik, dan


alat-alat yang akan digunakan untuk praktikum memadai. Terimakasih
kak 
DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, S dan Sakinah, L. 2017. Perancangan Simulator EKG

(Elektro Kardiografi) Menggunakan Software Proteus 8.0.

Jurnal Ilmiah KOMPUTASI. Vol. 16 No : 2 (133-137). p-ISSN

1412-9434/e-ISSN 2549-7227. Tangerang : Sekolah Tinggi

Teknik Multimedia Cendekia Abditama.

Lesmana, H., Wijayanti, D., Ose, M. I., Utami, P. A., & Wahyuni, R.

2018. Pengaruh Penggunaan Jelly dan Air Ledeng terhadap

Potensial Aksis Elektrokardiogram. Medika Respati, 13(1).

Setiadi, D., Kusmiyati, Merta, I. W., & Bahri, S. 2017. Petunjuk

Praktikum Mata Kuliah Fisiologi Manusia. Mataram: UNRAM

Press.

Вам также может понравиться