Вы находитесь на странице: 1из 11

Lampiran

Peraturan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda


Nomor : 064/PER/DIR/PB/III/2016

Tentang
PANDUAN PENATALAKSANAAN PASIEN
DENGAN PENYAKIT MENULAR

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Isu mengenai munculnya penyakit infeksi atau Emerging Infectious Diseases timbul
sejak dua tahun ini dengan adanya kekhawatiran akan terjadinya Pandemi Flu. Perkiraan akan
terjadi pandemi flu, baik akibat virus strain burung maupun virus influensa lainnya, telah
membuat sibuk para ahli virologi, epidemiologi, pembuat kebijakan, maupun pihak pers dan
masyarakat. Keadaan seperti ini dapat menimbulkan “histeria” yang tak beralasan di kalangan
masyarakat maupun komunitas tertentu, bila tidak dilakukan persiapan upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi. Komunitas di bidang kesehatan yang bekerja di fasilitas kesehatan
termasuk kelompok berisiko tinggi untuk terpajan oleh penyakit infeksi yang berbahaya dan
mengancam jiwa. Risiko tersebut meningkat secara signifikan bila terjadi wabah penyakit
pernapasan yang menular, seperti SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome), penyakit
meningokokus, flu burung, dan lain-lain.
Penyakit menular adalah infeksi yang dapat ditularkan kepada manusia secara
langsung, maupun dengan perantara.
Penatalaksanaan terhadap pasien dengan penyakit menular adalah langkah-langkah yang
dilakukan apabila mendapatkan pasien dengan penyakit menular
APD lengkap adalah penggunaan Alat Perlindungan Diri secara menyeluruh, meliputi Masker
respirator / N95, Google, Penutup kepala, Gaun / apron lengan panjang dari bahan plastik,
Sarung tangan DTT.

1
1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN UMUM
Menyiapkan agar Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lain dengan sumber
daya terbatas dapat menerapkan pencegahan dan pengendalian infeksi, sehingga dapat
melindungi tenaga kesehatan dan masyarakat dari penularan penyakit menular
(Emerging Infectious Diseases) yang mungkin timbul
1.2.2 TUJUAN KHUSUS
Memberikan informasi kepada petugas kesehatan di Rumah Sakit dan fasilitas kesehatan lain,
mengenai : Kesiapan Menghadapi Pandemi Penyakit Menular (Emerging Infectious
Diseases).

1.3 PENYAKIT MENULAR YANG HARUS DIISOLASI


Metode Transmisi Infeksi

Bloodborne - Hepatitis B / C
- HIV - AIDS
Kontak Herpes Simplex Virus

Dropletborne Avian Influenza ( + Airborne dan


Kontak)

Airborne - Morbili
- Mumps
- Varicella ( + Kontak)
- TB
Lainnya Hepatitis A

2
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup penatalaksanaan pasien dengan penyakit menular adalah :


1. Bagian Keperawatan meliputi Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi
Rawat Inap, Kamar Operasi
2. Bagian umum meliputi Cleaning Service, Security
3. Bagian Laundry
4. Bagian Gizi
5. Bagian Administrasi

3
BAB III
KEBIJAKAN

3.1 Regulasi Nasional


1. Undang - Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Lainnya- Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Cetakan kedua ,
2008

3.2 Regulasi Rumah Sakit


Pelayanan pasien risiko tinggi dan penyedia pelayanan risiko tinggi :
 Rumah sakit memberikan pelayanan resusitasi di rumah sakit.
 Rumah sakit mengidentifikasi staf untuk dilatih memberikan resusitasi yaitu staf medis
dan non medis (petugas keamanan, sopir, petugas registrasi, kasir dan customer
service)
 Rumah sakit mengatur penanganan, penggunaan dan pemberian darah dan produk
darah.
 Rumah sakit mengatur perawatan pasien yang menderita penyakit menular dan
penurunan kekebalan tubuh (immune-suppressed).
 Rumah sakit mengatur penggunaan alat pengekang (restraint) dan perawatan pasien
yang memakai alat pengekang.
 Rumah sakit mengatur perawatan pasien lanjut usia, orang dengan keterbatasan, anak-
anak, dan populasi yang beresiko diperlakukan tak senonoh.

4
BAB IV
TATA LAKSANA

4.1 Bagian Administrasi


 Petugas memberi label pada rekam medis pasien yang sudah tegak diagnosa
infeksi bloodborne, yaitu :
1) HIV-AIDS : warna Merah
2) Hepatitis : warna Kuning
 Petugas menginformasikan pada dokter / perawat bila pada rekam medis pasien
yang berobat di UGD / Poliklinik terdapat label penyakit menular bloodborne

4.2 Bagian Keperawatan


4.2.1 IGD dan IRJ
 Semua petugas IGD mengenakan APD sesuai dengan kewaspadaan standart.
 Bila menerima pasien yang memiliki label warna pada rekam medis atau
dinyatakan oleh dokter jaga sebagai penyakit menular :
1) Semua petugas menggunakan APD lengkap sesuai dengan metode
transmisi, yaitu :
- Transmisi Bloodborne
a) Sarung tangan
b) Apron / gown / google bila perlu
- Transmisi Kontak
a) Sarung tangan karet
b) Apron dan gown bila perlu
- Transmisi Droplet
a) Sarung tangan
b) Masker bedah
c) Apron dan gown bila perlu
- Transmisi Airborne
a) Sarung tangan
b) Masker N95 pada Avian Influenza, Masker bedah pada TB /
Morbili / Mumps
c) Apron / gown / google bila perlu

5
2) Dokter jaga melakukan re-anamnesa dan pemeriksaan fisik
3) Pemeriksaaan fisik meliputi :
- Keadaan umum
- Kesadaran
- Tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, frekuensi napas, suhu)
- Bila fasilitas tersedia, pantau saturasi oksigen dengan alat pulse
oxymetry.
4) Lakukan tindakan emergency bila diperlukan
5) Lakukan terapi suportif (oksigen, cairan intravena, dll)
6) Lakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologis sesuai indikasi
7) Pindahkan pasien ke kamar perawatan isolasi atau ICU isolasi
8) Pakaikan masker bedah pada pasien bila memungkinkan
9) Petugas wajib cuci tangan pada “5 moments of hand hygiene”

4.3 IRNA
4.3.1 Penempatan dan Perawatan Pasien
- Pasien ditempatkan pada ruangan isolasi (kamar amerta) atau ruangan
isolasi dengan diberi label kamar isolasi dan diperlakukan sebagai ruangan
isolasi
- Ruangan isolasi yang berisi lebih dari 1 orang harus menjalankan sistem
kohorting, yaitu :
a) Pasien menderita penyakit menular yang sama
b) Jarak antar tempat tidur pasien harus lebih dari 1 meter
- Bila pasien diketahui menderita penyakit menular saat telah berada di
ruang perawatan biasa :
1) Identifikasi apakah pasien lain yang seruangan telah memiliki imunitas
terhadap penyakit menular tersebut atau belum
2) Bila pasien lain yang seruangan telah imun, pasien dengan infeksi
menular dipindahkan ke kamar isolasi dan pasien lain tetap di ruangan
yang sama. Tidak diperbolehkan untuk menempatkan pasien baru di
ruangan tersebut. Setelah pasien pulang, ruangan segera didesinfeksi
dengan Presept dan Ultraviolet / Fogging
3) Bila pasien lain yang seruangan tidak imun, pasien dengan infeksi
menular dipindahkan ke kamar isolasi dan pasien lain dipindahkan ke
6
ruangan lain. Ruangan segera didesinfeksi dengan Presept dan
Ultraviolet / Fogging.
- Perawat Penanggung Jawab Pasien hanya 1 orang yang boleh keluar-
masuk Ruangan Isolasi (kecuali kondisi kegawatan) dengan menggunakan
APD lengkap sesuai metode transmisi penyakit
- Dokter Penanggung Jawab Pasien harus menggunakan APD lengkap
sesuai metode transmisi penyakit bila akan memeriksa pasien
- Perawat dan dokter harus mencuci tangan pada ”5 moments of hand
hygiene”
- APD dilepas dan dibuang (bila disposable) bila keluar dari Ruangan
Isolasi. Bila APD re-use, harus segera didekontaminasi dalam larutan
Presept.
- Peralatan medis bagi pasien harus tersendiri
4.3.2 Penegakan Diagnostik
- Pengambilan sampel dikerjakan oleh petugas laboratorium dengan
menggunakan APD lengkap berdasarkan metode transmisi penyakit
- Sampel yang diambil harus dibawa dalam tempat tertutup
4.3.3 Transport Pasien
- Transport pada pasien infeksius harus dibatasi, bila perlu saja.
- Bila mikroba pasien virulen, hal yang perlu diperhatikan :
1) Pasien dipakaikan APD (masker, gaun)
2) Petugas di area tujuan harus diingatkan akan kedatangan pasien
tersebut sehingga dapat menjalankan kewaspadaan berdasarkan
transmisi yang sesuai
3) Pasien diberi informasi untuk dilibatkan kewaspadaannya agar tidak
terjadi transmisi kepada orang lain
- Pada pasien dengan diagnosa SARS atau Flu Burung
 Jangan izinkan mereka meninggalkan tempat isolasi kecuali untuk
pelayanan kesehatan penting
 Pindahkan pasien melalui alur yang dapat mengurangi kemungkinan
terpajannya staff, pasien lain atau pengunjung
 Bila memungkinkan, pasien memakai masker bedah. Petugas kesehatan
harus menggunakan masker, gaun pelindung dan sarung tangan.

7
- Jika pasien dipindahkan menggunakan ambulans, maka sesudahnya
ambulans tersebut harus didesinfeksi.
4.3.5 Kriteria pindah rawat dari ruang isolasi ke ruang perawatan biasa
- Terbukti bukan kasus infeksi menular
- Sudah mencapai batas waktu penularan / durasi infeksius

Penyakit Periode Durasi Infeksius


Inkubasi

Varicella 13-21 hari 1-5 hari sebelum muncul rash hingga


vesikel mengalami krustasi

Measles 7-18 hari Dari awal gejala prodromal hingga 4 hari


setelah muncul rash

Mumps 12-25 hari 1 minggu sebelum dan hingga 9 hari


setelah muncul pembengkakan

Avian Influenza 1-4 hari Dewasa : 7 hari bebas panas

Anak-anak (<12 tahun) : 21 hari bebas


panas

Pertussis 7-10 hari 21 hari setelah muncul paroxismal

Herpes Simplex 2-11 hari Infeksi primer : 3-4 minggu


Virus
Infeksi sekunder :3-5 hari

Hepatitis A 15-50 hari 7 hari setelah muncul jaundice

Difteri 2-5 hari Mendapat terapi : 3 hari

Tidak mendapat terapi : 28 hari

4.3.6 Pemulangan Pasien


- Upaya pencegahan infeksi harus tetap dilakukan sampai batas waktu masa
penularan

8
- Bila dipulangkan sebelum masa isolasi berakhir, pasien dengan penyakit
menular harus diisolasi di dalam rumah selama pasien tersebut mengalami
gejala sampai batas waktu penularan atau sampai diagnosa alternatif dibuat
atau hasil uji diagnosa menunjukkan bahwa pasien tidak terinfeksi dengan
penyakit tersebut. Keluarga harus diajarkan cara menjaga kebersihan diri,
pencegahan dan pengendalian infeksi serta perlindungan diri
- Sebelum pemulangan pasien, pasien dan keluarganya harus diajarkan
tentang tindakan pencegahan yang perlu dilakukan, sesuai dengan cara
penularan infeksi yang diderita pasien
4.3.7 Pemulasaraan Jenazah
- Petugas kesehatan harus menjalankan kewaspadaan standar ketika
menangani pasien yang meninggal akibat penyakit menular
- APD lengkap harus digunakan petugas yang menangani jenazah jika
pasien tersebut meninggal dalam masa penularan
- Jenazah harus terbungkus seluruhnya dalam kantong jenazah yang tidak
mudah tembus sebelum dipindahkan ke kamar jenazah
- Jangan ada kebocoran cairan tubuh yang mencemari bagian luar kantong
jenazah
- Segera pindahkan ke kamar jenazah setelah meninggal dunia
- Jika keluarga pasien ingin melihat jenazah, diijinkan untuk melakukannya
sebelum jenazah dimasukkan dalam kantong jenazah dengan
menggunakan APD
- Petugas harus memberi penjelasan kepada pihak keluarga tentang
penanganan khusus bagi jenazah yang meninggal dengan penyakit
menular. Sensitivitas agama, adat istiadat dan budaya harus diperhatikan
ketika seseorang dengan penyakit menular meninggal dunia
- Jenazah tidak boleh dibalsem atau disuntik pengawet
- Jenazah yang sudah dibungkus tidak boleh dibuka lagi
- Jenazah hendaknya diantar oleh mobil jenazah khusus
- Jenazah sebaiknya tidak lebih dari 2 jam disemayamkan di pemulasaraan
jenazah

9
4.4 Bagian Umum
1) Cleaning Service
- Petugas cleaning service yang membersihkan ruangan pasien memakai APD
lengkap
- Alat kebersihan harus tersendiri dan dibersihkan dalam ruangan isolasi (kamar
mandi pasien) dengan menggunakan air panas
- Semua sampah dalam ruangan isolasi diperlakukan sebagai sampah medis
- Tempat sampah dicuci dengan menggunakan desinfektan (chlorin0,5%) dan
bilas dengan air secara teratur.
- Setelah pasien pulang, kamar dibersihkan terlebih dahulu, kemudian dilakukan
fogging dan dilanjutkan dengan bongkar besar kamar isolasi.
2) Sekuriti
- Petugas sekuriti saat membantu transportasi pasien dengan penyakit menular
menggunakan APD lengkap sesuai metode transmisi penyakit
- Petugas sekuriti harus membatasi pengunjung yang masuk dalam kamar
isolasi, terutama yang sakit atau kurang dari 12 tahun

4.5 Bagian Laundry


- Linen pasien diperlakukan seperti linen infeksius
- Petugas laundry menggunakan APD (masker, sarung tangan, apron) saat mencuci
linen pasien dengan penyakit menular
4.6 Bagian Gizi
- Bila ada perawat PPJP di dalam kamar isolasi, maka petugas gizi cukup
mengantarkan makanan pasien hingga di depan pintu kamar pasien. Selanjutnya
PPJP yang akan membantu mengantarkan makanan sampai ke dekat pasien
- Petugas gizi menggunakan APD (masker bedah, sarung tangan)
- Alat makan pasien diperlakukan seperti alat makan infeksius, diberi warna yang
berbeda dan dibungkus dengan kantong plastik kuning sebelum diletakkan dalam
troli alat makan kotor.
- Makanan sisa pasien dibuang dalam tempat sampah medis di dalam kamar isolasi

10
BAB V
PENUTUP

Panduan penatalaksanaan pasien dengan penyakit menular sangat penting untuk


memberikan informasi kepada petugas kesehatan di Rumah Sakit dan fasilitas kesehatan lain,
mengenai : kesiapan menghadapi pandemi penyakit menular (emerging infectious diseases)
bagi karyawan, pasien, pengunjung maupun masyarakat di sekitar Rumah Sakit.
Diharapkan agar panduan ini dapat dijadikan acuan bagi setiap tenaga kesehatan dalam
hal penatalaksanaan pasien dengan penyakit menular di Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri
Bunda.

11

Вам также может понравиться