Вы находитесь на странице: 1из 9

Setelah mengetahui karakteristik belajar orang dewasa, perawat perlu pula belajar

tentan teori belajar yang ada. Perkembangan teori belajar yang ada dapat dikelompok ke
kelompok besar, yaitu teori stimulus-respons yang kurang memperhitung teori transformasi
yang telah memperhitungkan faktor internal. Teori dimasukan ke dalam dua faktor internal
dan imulus-respons berpangkal pada psikologi asosiasi yang dirintis oleh John Locke dan
Herbart. Di dalam teori ini apa yang terjad] Proses lan pada subjek belajar merupakan rahasia
atau biasa dilihat sebagaiblack box. Belajar adalah mengambil tanggapan-tanggapan dan
menggabungkan tangapan dengan jalan mengulang –u Tanggapan tersebut diperoleh melalui
pemberian stimulus, maka semakin memperkaya tanggapan pada subjek belajar. Teori ini
tidak memperhitungkan faktor internal yang terjadi pada subjek belajar. Teori proses belajar
yang kedua sudah memperhitungkan faktor inte oleh Neisser Teori transformasi ini
berlandaskan pada psikologi kognitif seperti yang dirumuskan bahwa belajar adalah
transformasi dari masukan (input), kemudian input tersebut direduksikan, disimpan,
ditemukan kembali, dan dimanfaatkan.

MODEL PENDIDIKAN KESEHATAN


Banyak teori belajar yang dapat digunakan sebagai pendidikan kesehatan, yang lebih penting
prinsipnya herhubungan dengan perilakunya (Glanz K. et al, 1990). Perawat sebagai pendidik
harus memiliki kemampuan untuk mengkaji kekuatan dan dampak yang ditimbulkan oleh
intervensi keperawatan terhadap perilaku subjek yang dapat memperkaya, memberikan
informasi, dan melengkapi perlangkapan subjek yang diinginkan. Model pendidikan
kesehatan yang dapat digunakan oleh perawat adalaah sebagai berikut.

Model Perilaku Individu


Ada dua model yang sering digunakan untuk menjelaskan faktor penentu dari perilaku
preventf, yaitu model nilai kesehatan dan model promosi kesehatan. Secara mendasar model
nilai kesehatan ditujukan untuk promosi peningkatan perilaku sehat daripada menanggulang
faktor penyeb Model ini berfokus pada orientasi mencegah penyakit yang spesifik. Dimensi
yang digunakan pada model nilai kesehatan meliputi kepekaan, keparahan, penghalang yang
dirasakan, variabel struktural, serta sosio-psikologi lainnya. Sedangkan model promosi
kesehatan oleh Pender (1987) merupakan modifikasi dari model nilai kesehatan dan lebih
memfokuskan pada prediksi perubahan perilaku akibat dari promosi kesehatan.

Model Pemberdayaan Masyarakat


Perubahan perilaku yang terjadi pada individu belum membawa dampak yang berarti pada
perubahan perilaku di masyarakatnya. Sehingga perawat perlu membantu individu dan
keluarga yang telah berubah perilakunya untuk ditampilkan pada komunitas. bFokus proses
pemberdayaan masyarakat adalah komunikasi, informasi, dan pendidikan IE) yang ditujukan
kepada individu, keluarga, dan kelompok. Strategi yang dapat digunakan olek perawat dalam
rangka KIE adalah pembelajaran pemecahan masalah (problem-solving), memperluas
jaringan kerja (networking), bernegosiasi dengan pihak yang bersangkutan (negotiating),
pendekatan untuk memengaruhi orang lain (lobbying, dan pencarian informasi, meningkatkan
derajat kesehatan kliennya.

Tahap I. Perencanaan dan Pemilihan Strategi


Tahap ini merupakan dasar dari proses komunikasi yang akan dilakukan oleh pendidik
kesehatan Juga merupakan kunci penting untuk memahami kebutuhan belajar sasaran dan
mengetahui sasaran atau pesan yang akan disampaikan.Pertanyaan yang membantu pada
tahap ini
1. Siapa sasaran yang akan diberikan pendidikan kesehatan?
2. Apa yang telah diketahui oleh sasaran dan dari mana sumbernya?
3. Apa tujuan jangka pendek dan panjang?
4. Strategi evaluasi apa yang akan digunakan nanti?
5. Apa isu kesehatan yang menarik?
Tindakan perawat yang perlu dilakukan:
1. Review data yang berhubungan dengan kesehatan, keluhan, kepustakaan, media massa,
dan tokoh masyarakat.
2.Cari data baru: wawancara, fokus grup (dialog masalah yang dirasakan)

Tahap II Memlith Saluran dan Materi/Media


Pertama di atas membantu untuk memilih saluran yang efektif dan materi yang relevan
dengan kebututuhan sasaran. Saluran yang dapat digunakan adalah melalui kegiatan yang ada
di(arisan, keagamaan, sekolah, organisasi masyarakat, dan lainnya). Materi/media yang an
disesuaikan dengan kemampuan masyarakat sekitar.
Pertanyaan yang membantu pada tahap
1. Apakah sauran yang tepat untuk pendidikan ini?
2. Format apa yang akan digunakan?
3. Sumber apa yang tersedia?
Tindakan keperawatan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Identifikasi pesan dan media yang digunakan.
2. Gunakan media yang sudah ada atau menggunakan media baru.
3. Pilihlah saluran dan caranya.

Tahap III. Mengembangkan Materi dan Uji Coba


Materi yang dibuat sebaiknya diuji coba (diteliti ulang) apakah sudah sesuai dengan sasaran
dan mendapat respons atau tidak. Pertanyaan yang membantu pada tahap ini adalah:
1. Bagaimana cara menyampaikan pesan?
2. Bagaimana reaksi sasaran terhadap materi yang akan disampaikan?
3. Apakah sasaran akan memahami, menerima, dan mengadopsi pesan yang disampaikan?
4. Apa perubahan yang akan didapat dari pesan ini?
Tindakan perawat yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut.
lV. Kembangkan materi yang relevan dengan sasaran.

. Uji terlebih dahulu materi dan media (wawancara, pertanyaan, fokus grup). Hasil uji coba
akan
membantu apakah meningkatkan pengetahuan, dapat diterima, dan sesuai dengan individu.
Tahap IV. Implementasi

Merupakan tahapanpelaksanaan pendidikan kesehatan, pertanyaan yang membantu pada


tahap ini:
1.Apakah pesan program dapat di terima oleh sasaran
2.Tahapan pelaksanaan pendidikan kesehatan efektif?
kekuatan program yang akan dilakukan ini?
ah perubahan akan meningkatkan efektivitas?
Tahap V. Mengkaji Elektivitas

Mengkaji keefektifan program dan pesan yang telah disampaikan terhadap perubahan perlaku
yang
diharapkan. Evaluasi hasil hendaknya berorientasi pada kriteria jangka waktu
(panjang/pendek)
yang telah ditetapkan
Pertanyan yang membantu pada tahap ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah tujuannya tercapai?
2. Apa dampaknya (perubahan dalam mortalitas atau morbiditas)?
3. Bagaimana evaluasi prosesnya (sesuai atau tidak)?
4. Apakah perubahan yang terjadi akibat pendidikan atau faktor lain?
Tindakan perawat yang perlu dilakukan adalah melakukan evaluasi proses dan hasil.
Tahap VI. Umpan Balik

Langkah ini merupakan tanggung jawab perawat terhadap pendidikan yang telah dilakukan.
Apakah perlu diadakan perubahan terhadap isi pesan dan apakah telah sesuai dengan
kebutuhan sasaran. Informasi dapat memberikan gambaran tentang kekuatan yang telah
digunakan dan memungkinkan adanya modifikasi.
Pertanyaan yang membantu pada tahap ini adalah sebagai berikut.
1. Apa yang dipelajari?
2. Apakah terjadi perbaikan?
3. Apakah telah dilaksanakan sesuai dengan rencana?
4. Apakah tujuan dan sasaran sesuai?
5. Apakah telah terjadi perubahan pada sasaran?
6. Apakah pengkajian yang dilakukan selesai atau belum?
7. Apakah sasaran merasakan adanya masalah?
8. Apakah metode dan strategi yang digunakan telah sesuai?
9. Apakah ada faktor yang menghambat?
Tindakan keperawatan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Kaji ulang tujuan, sesuaikan dengan kebutuhan.
2. Modifikasi strategi bila tidak berhasil.
3. Lakukan kerja sama lintas sektor dan program.
4. Catatan perkembangan dan evaluasi terhadap pendidikan kesehatan yang telah
dilakukan.
5. Pertahankan alasan terhadap upaya yang akan dilakukan.
6. Hubungan status kesehatan, perilaku, dan pendidikan kesehatan.

MEMBUAT RENCANA PENDIDIKAN KESEHATAN DI KOMUNITAS

Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar yang harus dialami oleh individu, keluarga,
kelompok an masyarakat yang menjadi sasaran dengan tujuan akhir perubahan perilaku.
(Benyamin Bloom 1908), ahli psikologi pendidikan, membagi perilaku ke dalam tiga domain,
yaitu domain kognitif (cognitive domain) , domain sikap (attitude domain), dan domain
psikomotor (psychomotor domain).
Domain Kognitif

Kognitif (pengetahuan) adalah merupakan hasil "tahu'", dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra
seseorang. Kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (overt behavior). Tingkat pengetahuan mempunyai enam tingkatan sebagai berikut.
1. Tahu (know)
2. Memahami (comprehension)
3. Aplikasi (application)
4. Analisis (analysis)
5. Sintesis (synthetis)
6. Evaluasi (evaluation)
Proses Adopsi Perilaku
Sebelum mengadopsi perilaku seseorang akan terjadi proses yang berurutan (Rogers,
1974) berikut ini :
1. Kesadaran (awareness), di mana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
2. Tertarik (interest), di mana orang mulai tertarik pada stimulus.
3. Evaluasi (evaluation), orang akan menimbang-nimbang terhadap baik ti tersebut bagi
dirinya.
4. Mencoba (tria), di mana orang mulai mencoba perilaku baru tersebut.
5. Adopsi (adoption), subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran sikapnya terhadap stimulus merupakan reaksi atau respons yang masih
tertutup dari seseorang terhadap stimulus
Domain Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus
(objek).

Kuliah
kuliah adalah metode memberikan informasi, motivasi, dan pengaruh terhadap cara berpikir
sasaran mengenai satu topik. DI sini pemberi kuliah menjadi pihak yang lebih tahu daripada
sasaran kuliah semua sasaran mendengar informasi yang sama dengan cara yan sama dalam
waktu yang dilanjutkan dengan diskusi dan pemberian pekerjaan rumah.

Konferensi
Konferensi adalah metode di mana orang belajar dengan cara berbagi informasi, ide, dan
pengalaman. Sikap dan opini yang terbentuk kemudian diperiksa secara periodik untuk
mengetahui perubahannya. Pemeriksaan ini dilakukan pada awal, pertengahan, atau akhir
program. Biasanya konferensi memerlukan waktu dua sampai tiga hari. Persiapan konferensi
dilakukan oleh komite rencana. Kegiatan dalam fase persiapan ini adalah sebagai berikut.
1. Penentuan biaya yang diperlukan.
2. Penetapan tujuan konferensi
3. Penyusunan agenda konferensi.
4. Penyiapan fasilitas konferensi.
5. Mengundang narasumber
6. Menyiapkan dan menyebarkan informasi bagi peserta.
7. Mengatur pendaftaran dan akomodasi.
8. Mengatur proses manajerial dan pemantauan
9. Mengantisipasi adanya perubahan desain konferensi bila diperlukan.
10. Mengembangkan prosedur evaluasi dan kelanjutannya (follow up)

Konferensi terdiri atas tiga tahap berikut ini.


1. Pembukaan yang memuat pemaparan tujuan program dan orientasi mengenai program
2. Program.
3. Penutupan: berisi kesimpulan dan evaluasi.

Simulasi
Simulasi adalah peniruan suatu situasi untuk tujuan pemecahan masalah, pengambilan
keputusan, dan klarifikasi nilai dalam suatu konteks individu, organisasi, atau sosial. Simulasi
dapat berupa permainan (role play) dengan keterbatasan tertentu (aturan, waktu, sumber daya
tertentu) dengan suatu tujuan akhir yang spesifik. Prosedur simulasi adalah sebagai berikut.

1. Perkenalan/introduksi: berisi mengenai penjelasan cara dan tujuan simulasi.


2. Enactment
3. Memberikan ringkasan mengenai :
 Review tentang pengalaman bersimulasi.
 Identifikasi kejadian dalam simulasi yang paling berkesan.
 Menganalisis kesan yang didapat.
 Membuat generalisasi

Komponen Pokok Sikap


Komponen sikap mempunyai tiga komponen pokok sebagai berikut.
1. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
3. Kecenderungan untuk bertindak.
Tingkat sikap mempunyai empat tingkatan berikut ini.
I. Persepsi (perseption)
2. Respons terpimpin (guided response)
3. Mekanisme (mechanism)
4. Adaptasi (adaptation)
Setelah kita mempelajari domain perilaku, sebelum melakukan pendidikan kesehatan yang
paling mudah untuk mengaplikasikan enam tahap yang telah dipelajari di atas sebaiknya kita
membuat rencana pengajaran dalam bentuk satpel (satuan pembelajaran).
TEKNIK DAN MEDIA PERAGA DALAM METODE PENDIDIKAN KESEHATAN
Berikut ini adalah berbagai teknik dan media yang dapat dipergunakan dalam pendidikan
kesehatan.
Teknik Kasus

Teknik kasus dimulai dengan mempresentasikan kasus secara anonim kemudian dibahas.
Kasus didapatkan dari sumber primer. Prosedurnya adalah sebagai berikut.

Case Report

Pada tahap ini kasus dipresentasikan dengan mempergunakan alat-alat audio visual.
Selanjutnya sasaran mempelajari sendiri kasus tersebut selama beberapa menit. Untuk
menghindari bias, meinstruktur menggali informasi dari sasaran.
Case Analysis

Case analysis dilakukan selama (5-10 menit). Sasaran menentukan apa yang menjadi masalah
uta dalam kasus yang telah dipresentasikan dan bagaimana cara mengatasinya.
Case Discussion

Selama beberapa menit (20-30 menit) sasaran bekerja sendiri. Setelah itu, sasaran
mengemukakan pendapatnya. Dari sini sasaran akan terbagi menjadi beberapa kelompok
opini. Kelompok-kelompok ini kemudian berdiskusi untuk memecahkan masalah.

Komponen Pokok Sikap


Komponen sikap mempunyai tiga komponen pokok sebagai berikut.
4. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.
5. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
6. Kecenderungan untuk bertindak.
Tingkat sikap mempunyai empat tingkatan berikut ini.
I. Persepsi (perseption)
2. Respons terpimpin (guided response)
3. Mekanisme (mechanism)
4. Adaptasi (adaptation)
Setelah kita mempelajari domain perilaku, sebelum melakukan pendidikan kesehatan yang paling
mudah untuk mengaplikasikan enam tahap yang telah dipelajari di atas sebaiknya kita membuat
rencana pengajaran dalam bentuk satpel (satuan pembelajaran).
TEKNIK DAN MEDIA PERAGA DALAM METODE PENDIDIKAN KESEHATAN
Berikut ini adalah berbagai teknik dan media yang dapat dipergunakan dalam pendidikan kesehatan.
Teknik Kasus
Teknik kasus dimulai dengan mempresentasikan kasus secara anonim kemudian dibahas. Kasus
didapatkan dari sumber primer. Prosedurnya adalah sebagai berikut.

Case Report
Pada tahap ini kasus dipresentasikan dengan mempergunakan alat-alat audio visual. Selanjutnya
sasaran mempelajari sendiri kasus tersebut selama beberapa menit. Untuk menghindari bias,
meinstruktur menggali informasi dari sasaran.
Case Analysis
Case analysis dilakukan selama (5-10 menit). Sasaran menentukan apa yang menjadi masalah uta
dalam kasus yang telah dipresentasikan dan bagaimana cara mengatasinya.
Case Discussion
Selama beberapa menit (20-30 menit) sasaran bekerja sendiri. Setelah itu, sasaran mengemukakan
pendapatnya. Dari sini sasaran akan terbagi menjadi beberapa kelompok opini. Kelompok-
kelompokini kemudian berdiskusi untuk memecahkan masalah.

Вам также может понравиться