Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PROSES POLIMERISASI
Disusun Oleh :
Kelompok 9 :
Vera Aisyah Sitanggang ( 122017026 )
Aisyah Amini Reformis Intelekta ( 122017032 )
Windi Wulandari Rahmi ( 122017035 )
M. Adi Putra Firdaus ( 122017064 )
Dosen Pembimbing :
Netty Herawati S.T, M.T
Puji syukur tercurah kepada Allah SWT atas taufik, hidayah, berkat dan
rahmat-NYA. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada suri tauladan
kita Rasullulah SAW, keluarganya, sahabat nya serta para pengikut nya hingga
akhir zaman.
Alat Industri Kimia ini adalah mata kuliah dengan bobot 3 SKS yang
terdapat pada mata kuliah Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Palembang.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dan berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuh nya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dosen pembimbing
2. Semua pihak
Penulis
2
Daftar Isi
Daftar Isi.............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ........................................................................................... 22
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah ini adalah :
1) Apa pengertian Polimerisasi ?
2) Sebutkan jenis-jenis polimer ?
3) Sebutkan dan jelaskan reaksi polimerisasi ?
4) Sebukan dan jelaskan teknik polimerisasi ?
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
1) Mengetahui apa yang dimaksud dengan polimerisasi
2) Dapat mengetahui jenis-jenis polimer
3) Dapat mengetahui dan mengerti reaksi polimerisasi
4) Dapat mengetahui dan mengerti teknik polimerisasi
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Polimerisasi
Dua jenis utama dari reaksi polimerisasi adalah polimerisasi adisi dan
polimerisasi kondensasi. Jenis reaksi yang monomernya mengalami perubahan
reaksi tergantung pada strukturnya. Suatu polimer adisi memiliki atom yang sama
seperti monomer dalam unit ulangnya, sedangkan polimer kondensasi mengandung
atom-atom yang lebih sedikit karena terbentuknya produk sampingan selama
berlangsungnya proses polimerisasi.
5
Polimerisasi kondensasi adalah reaksi dua molekul bergugus fungsi lebih
dari satu menghasilkan molekul besar dengan gugus fungsi yang juga lebih dari satu
diikuti penyingkiran molekul kecil.
B. Jenis-jenis Polimer
a) Jenis polimer berdasarkan sumbernya
Polimer alam,
yaitu polimer yang terdapat di alam. Contoh:
Polimer sintetis,
6
Kopolimer,
yaitu polimer yang tersusun dari dua jenis atau lebih monomer. Contoh: nilon 6,6
(heksametilendiamina + asam adipat), dakron (asam tereftalat + etilena glikol),
SBR (stirena + butadiena), dan ABS (akrilonitril + butadiena + stirena).
Termoset
yaitu polimer yang memiliki bentuk permanen dan tidak menjadi lunak jika
dipanaskan. Sifat ini disebabkan oleh ada banyaknya ikatan kovalen yang kuat
antara rantai-rantai molekul. Pemanasan termoset pada suhu yang terlalu tinggi
dapat memutuskan ikatan-ikatan tersebut dan bahkan membuat termoset menjadi
terbakar. Contoh termoset adalah bakelit dan melamin.
Elastomer
yaitu polimer yang elastis; bentuknya dapat diregangkan, namun dapat kembali ke
bentuk semula setelah gaya tariknya dihilangkan. Elastisitas ini disebabkan oleh
struktur elastomer yang terdiri dari rantai-rantai yang saling tumpang tindih dengan
adanya ikatan silang (cross-link) yang akan menarik kembali rantai-rantai tersebut
kembali ke susunan tumpang tindihnya. Contoh elastomer adalah karet alam
(poliisoprena) dan karet sintetis SBR.
7
C. Reaksi Polimerisasi
a) Polimerisasi Adisi
Polimerisasi adisi terjadi dalam tiga tahap, yaitu pemicuan, perambatan, dan
pengakhiran. Oleh karena pembawa rantai dapat berupa ion atau radikal bebas maka
polimerisasi adisi digolongkan ke dalam polimerisasi radikal bebas dan
polimerisasi ion.
a) Radikal Bebas
8
R – CH2 – CHX• + CH2=CHX → R – CH2 – CHX – CH2 – CHX•
Tahap pengakhiran dapat terjadi dengan cara berikut.
b) Polimerisasi Ionik
9
Polimerisasi kation terjadi pada monomer yang memiliki gugus yang mudah
melepaskan elektron. Dalam polimerisasi yang dikatalis oleh asam, tahap pemicuan
dapat digambarkan sebagai berikut.
HA adalah molekul asam, seperti HCl, H2SO4, dan HClO4. Pada tahap
pemicuan, proton dialihkan dari asam ke monomer sehingga menghasilkan ion
karbonium (C+).
10
Dalam polimerisasi anion, monomer pembawa rantai adalah suatu
karbanion (C-). Dalam hal ini, monomer pembawa rantai adalah yang memiliki
gugus dengan keelektronegatifan tinggi, seperti propenitril (akrilonitril), 2–
metilpropenoat (metil metakrilat), dan feniletena (stirena).
Seperti polimerisasi kation, reaksi polimerisasi anion optimum pada suhu
rendah. Katalis yang dapat dipakai adalah logam alkali, alkil, aril, dan amida logam
alkali.
Contohnya adalah kalium amida (KNH2) yang dalam pelarut amonia cair
dapat mempercepat polimerisasi monomer CH2=CHX dalam amonia. Kalium
amida akan terionisasi kuat sehingga pemicuan dapat berlangsung seperti berikut.
Perambatan merupakan adisi monomer pada karbanion yang dihasilkan,
yaitu:
Proses pengakhiran pada polimerisasi anion tidak begitu jelas seperti pada
polimerisasi kation sebab penggabungan rantai anion dengan ion lawan (K+) tidak
terjadi. Namun demikian, jika terdapat sedikit air, karbon dioksida, atau alkohol
akan mengakhiri pertumbuhan rantai.
11
b) Polimerisasi Kondensasi
Namun demikian, jika setiap molekul pereaksi mengandung dua atau lebih
gugus fungsional maka reaksi berikutnya boleh jadi terbentuk. Misalnya, reaksi
antara dua monomer asam heksanadioat (asam adipat) dan etana–1,2–diol (etilen
glikol).
Dapat dilihat bahwa hasil reaksi masih mengandung dua gugus fungsional.
Oleh karenanya, reaksi berikutnya dengan monomer dapat terjadi, baik pada ujung
hidroksil maupun pada ujung karboksil.
Polimer yang terbentuk mengandung satuan berulang (–OCH2–CH2–
OOHCH–(CH2)4–CO–). Massa molekul bertambah secara bertahap dan waktu
reaksi sangat lama jika diharapkan massa molekul polimer yang terbentuk sangat
besar. Jadi, polimerisasi kondensasi berbeda dengan polimerisasi adisi.
Pada polimerisasi kondensasi tidak terjadi pengakhiran. Polimerisasi
berlangsung terus sampai tidak ada lagi gugus fungsi yang dapat membentuk
polimer. Namun demikian, reaksi polimerisasi dapat dikendalikan dengan
mengubah suhu. Misalnya, reaksi dapat dihentikan dengan cara didinginkan, tetapi
polimerisasi dapat mulai lagi jika suhu dinaikkan.
Cara menghentikan reaksi yang lebih kekal adalah dengan menggunakan
penghentian ujung. Misalnya, penambahan sedikit asam asetat pada reaksi
pertumbuhan polimer. Oleh karena asam asetat bergugus fungsional tunggal, sekali
asam itu bereaksi dengan ujung rantai yang sedang tumbuh maka tidak akan terjadi
12
lagi reaksi lebih lanjut. Jadi, polimerisasi yang sedang berlangsung dapat
dikendalikan.
D. Teknik Polimerisasi
Pada dasarnya, ada dua teknik polimerisasi yang dapat digunakan untuk
memproduksi polimer, yaitu teknik homogen dan teknik heterogen. Teknik
homogen dapat dilakukan secara polimerisasi massa dan larutan, sedangkan teknik
heterogen dilaksanakan secara emulsi dan suspensi.
Polimerisasi Massa
13
Kedalam larutan ini ditambahkan bukan pelarut setetes demi setetes sambil
diaduk cepat. Bahan bermassa molekul paling tinggi menjadi tak larut dan
segan terpisah.
Tambahkan lagi bukan - pelarut sebagai pengendap untuk mengendapkan
polimer bermassa molekul tertinggi berikutnya.
Tata kerja ini dilakukan berulang - ulang sampai terpisah menjadi beberapa
fraksi yang kian berkurang massa molekulnya.
2. Elusi bertingkat
Langkah-langkahnya:
Polimer diekstraksi dari zat padat kedalam larutan.
Kolom diisi dengan bahan polimer dan diisi sampel, lalu dielusi dengan
campuran pelarut dan bukan pelarut secara bertahap. Jadi polimer yang
bermassa molekul rendah keluar dari kolom pertama kali, diikuti oleh fraksi
yang mengandung bahan bermassa molekul lebih besar.
Polimerisasi Larutan
14
Kesukaran: dapat terjadi pemindahan rantai kepelarut
Sukar menghilangkan pelarut
15
Polyethylene membentuk cabang karena proses self-branching. Cabang
yang lebih panjang dari metil tidak dapat masuk ke kisi kristal polyethylene,
sehingga polimer padat yang dihasilkan kurang bersifat kristal (tidak transparan)
dan lebih kaku daripada HDPE (0.935-0.96 g cm-3) yang dibuat dengan
reaksi coordination polymerization.
Polimerisasi Emulsi
Polimerisasi jenis ini, dapat menghasilkan polimer dengan laju dan berat
molekul yang tinggi. Sistem pada polimerisasi emulsi merupakan dua fase cairan
yang tidak larut, Fase pertama ialah fase kontinu aqueous, yang merupakan
inisiator, sedangkan fase kedua ialah fase diskontinu nonaqueous yang merupakan
bentuk monomer dan polimer. Contoh teknik polimerisasi ini adalah pada
pembuatan karet SBR.
Pada tahun 1998 kebutuhan dunia akan polimer emulsi sebesar 7,4 juta
metrik ton dan diramalkan kebutuhan tersebut pada tahun 2007 akan meningkat
menjadi 10,1 juta metrik ton dengan pertumbuhan per tahun sebesar 3,6% . Salah
satu faktor yang menentukan sifat/karakter polimer emulsi adalah ukuran partikel.
Polimer emulsi mengandung partikel dengan diameter berkisar antara 10 sampai
dengan 1.500 nm. Pada umumnya ukuran partikel polimer emulsi berkisar antara
100 sampai dengan 250 nm. Ukuran partikel sangat menentukan sifat polimer
emulsi seperti sifat aliran dan kestabilan polimer. Sebagai contoh suatu bahan
pelapis dengan ukuran partikel yang kecil akan memberikan hasil coating yang
halus, kekuatan adhesi yang baik, ketahanan terhadap air yang cukup baik serta
kestabilan lateks yang cukup lama. Disamping itu ukuran diameter partikel polimer
yang kecil dapat menyebabkan bahan pelapis akan lebih glossy atau transparan
16
karena partikel-partikel polimer dari pelapis akan lebih rapat, jadi tidak ada ruang
untuk ditempati partikel lain.
Karakteristik Polimerisasi Emulsi :
Ada 2 fasa cair saling bercampur :
Fasa luar = fasa kontinu = medium pendispersi = air
Fasa dalam = fasa terkontinu = medium terdispersi = monomer + polimer
Inisiator berada dalam fsa cair. Partikel monomer – polimer = 0,1µm
Dispersi cair-cair = emulsi memerlukan stabilisator (emulgator).
Disperse padat-cair = suspensi
Polimerisasi Suspensi
17
Polimerisasi Suspensi :
18
Pemisahan dan penanganan polimer lebih mudah daripada polimerisasi
emulsi dan larutan.
Produk lebih mudah dimurnikan.
1. PVC
Poli(vinil klorida) (PVC) yang bersifat lunak digunakan untuk selang air,
jas hujan, dan insulasi listrik. Sedangkan, PVC yang bersifat kaku digunakan untuk
pipa dan pelapis lantai.
2. PS
Polistirena (PS) memiliki beberapa macam bentuk. Polistirena yang
berbentuk kaku dan mudah pecah digunakan untuk kotak kaset, peralatan makan—
sendok, garpu, dan pisau—plastik. Polistirena berbentuk foam, yakni styrofoam,
19
memiliki sifat insulator panas yang baik. Oleh karena itu, styrofoam banyak
digunakan untuk wadah makanan/minuman dan juga gabus penahan benturan
dalam kemasan alat elektronik.
4. PP
Polipropilena (PP) digunakan untuk botol plastik, tali, karung plastik,
karpet, peralatan laboratorium, dan mainan.
5. PTFE
Politetrafluoroetilena (PTFE) yang dikenal juga dengan nama dagang
Teflon, memiliki sifat kuat, tidak reaktif, dan tahan panas. PTFE digunakan sebagai
gasket, pelapis tangki bahan kimia, dan pelapis panci anti lengket.
20
6. PMMA
Poli(metil metakrilat) (PMMA) yang dikenal juga dengan nama dagang
Plexiglas atau Lucite atau Perspex, memiliki sifat kuat, keras, ringan, dan
transparan. PMMA digunakan untuk alat optik, kaca jendela pesawat terbang,
furnitur, dan glove box.
7. PET
Poli(etilena tereftalat) (PET) yang dikenal juga dengan nama dagang
Dacron atau Terylene, banyak digunakan sebagai serat tekstil. Selain itu, PET juga
banyak digunakan sebagai botol minuman. Dalam bentuk film tipis, PET dengan
nama dagang Mylar bersifat kuat dan tahan terhadap robekan, sehingga digunakan
untuk pita perekam magnetik, layar perahu, dan kemasan barang.
8. Nilon
Nilon merupakan polimer berbentuk serat yang bersifat kuat, ringan, dan
tahan terhadap tegangan. Oleh karena itu, nilon banyak digunakan untuk membuat
tali, jala, parasut, tenda, jas hujan, karpet, dan sebagainya.
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jenis-jenis Polimer
Polimer alam,
Polimer sintetis,
b) Jenis polimer berdasarkan monomer penyusunnya\
Homopolimer,
Kopolimer,
c) Jenis polimer berdasarkan sifatnya
Termoplas
Termoset
Elastomer
d) Berdasarkan jumlah rantai karbonnya
Polimerisasi Adisi
Polimerisasi adisi terjadi dalam tiga tahap, yaitu pemicuan, perambatan, dan
pengakhiran. Oleh karena pembawa rantai dapat berupa ion atau radikal bebas maka
polimerisasi adisi digolongkan ke dalam polimerisasi radikal bebas dan
polimerisasi ion.
22
Polimerisasi Kondensasi
Teknik polimerisasi pada dasarnya, ada dua teknik polimerisasi yang dapat
digunakan untuk memproduksi polimer, yaitu teknik homogen dan teknik
heterogen. Teknik homogen dapat dilakukan secara polimerisasi massa dan larutan,
sedangkan teknik heterogen dilaksanakan secara emulsi dan suspensi.
23
Daftar Pustaka
https://www.studiobelajar.com/polimer/
http://rainbowartyasa.blogspot.com/2013/07/v-behaviorurldefaultvmlo.html
https://smk3ae.wordpress.com/2009/05/28/polimerisasi/
http://www.nafiun.com/2013/10/reaksi-polimerisasi-pembentukan-
polimer.html
24