Вы находитесь на странице: 1из 10

ARTIKEL GEOGRAFI

KEKERINGAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

NAMA : 1. ARDELIA NINGSIH


2. ARTHA NUR KASIH
3. ARIF ANDRIANSYAH

KELAS : XI IPS 1

SEKOLAH MENENGAH ATAS


SMA N 1 BATANGHARI
LAMPUNG TIMUR
2018 / 2019
KEKERINGAN

 Pengertian Kekeringan
Kekeringan adalah keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah dalam
masa yang berkepanjangan (beberapa bulan hingga bertahun-tahun). Biasanya
kejadian ini muncul bila suatu wilayah secara terus-menerus mengalami curah
hujan di bawah rata-rata. Musim kemarau yang panjang akan menyebabkan
kekeringan karena cadangan air tanah akan habis akibat penguapan
(evaporasi), transpirasi, ataupun penggunaan lain oleh manusia.

Menurut Shelia B. Red (1995) kekeringan didefinisikan sebagai pengurangan


persediaan air atau kelembaban yang bersifat sementara secara signifikan di
bawah normal atau volume yang diharapkan untuk jangka waktu khusus.
Dampak kekeringan muncul sebagai akibat dari kekurangannya air, atau
perbedaan-perbedaan antara permintaan dan persediaan air.

Menurut Shelia B. Red (1995) kekeringan bisa dikelompokan berdasarkan


jenisnya yaitu:
1. Kekeringan meteorologis, berasal dari kurangnya curah hujan dan
didasarkan pada tingkat kekeringan relatif terhadap tingkat kekeringan
normal atau rata–rata dan lamanya periode kering. Perbandingan ini
haruslah bersifat khusus untuk daerah tertentu dan bisa diukur pada musim
harian dan bulanan, atau jumlah curah hujan skala waktu tahunan.
Kekurangan curah hujan sendiri, tidak selalu menciptakan bahaya
kekeringan.
2. Kekeringan hidrologis mencakup mencangkup berkurangnya sumber–
sumber air seperti sungai, air tanah, danau dan tempat–tempat cadangan
air. Definisinya mencangkup data tentang ketersediaan dan tingkat
penggunaan yang dikaitkan dengan kegiatan wajar dari sistem yang
dipasok (sistem domestik, industri, pertanian yang menggunakan irigasi).
Salah satu dampaknya adalah kompetisi antara pemakai air dalam sistem–
sistem penyimpanan air ini.
3. Kekeringan pertanian adalah dampak dari kekeringan meteorologi dan
hidrologi terhadap produksi tanaman pangan dan ternak. Kekeringan ini
terjadi ketika kelembapan tanah tidak mencukupi untuk mempertahankan
hasil dan pertumbuhan rata-rata tanaman. Kebutuhan air bagi tanaman,
bagaimanapun juga, tergantung pada jenis tanaman, tingkat pertumbuhan
dan sarana- sarana tanah. Dampak dari kekeringan pertanian sulit untuk
bisa diukur karena rumitnya pertumbuhan tanaman dan kemungkinan
adanya faktor–faktor lain yang bisa mengurangi hasil seperti hama, alang–
alang, tingkat kesuburan tanah yang rendah dan harga hasil tanaman yang
rendah..
4. Kekeringan sosioekonomi berhubungan dengan ketersediaan dan
permintaan akan barang–barang dan jasa dengan tiga jenis kekeringan
yang disebutkan diatas. Ketika persediaan barang–barang seperti air,
jerami atau jasa seperti energi listrik tergantung pada cuaca, kekeringan
bisa menyebabkan kekurangan. Konsep kekeringan sosio ekonomi
mengenali hubungan antara kekeringan dan aktivitas–aktivitas manusia.
Sebagai contoh, praktek–praktek penggunaan lahan yang jelek semakin
memperburuk dampak–dampak dan kerentanan terhadap kekeringan di
masa mendatang

 Tanda-Tanda Umum Kekeringan


Gejala terjadinya kekeringan adalah sebagai berikut:
1. Kekeringan berkaitan dengan menurunnya tingkat curah hujan dibawah
normal dalam satu musim. Pengukuran kekeringan Meteorologis
merupakan indikasi pertama adanya bencana kekeringan.
2. Tahap kekeringan selanjutnya adalah terjadinya kekurangan pasokan air
permukaan dan air tanah. Kekeringan ini diukur berdasarkan elevasi muka
air sungai, waduk, danau dan air tanah. Kekeringan Hidrologis bukan
merupakan indikasi awal adanya kekeringan.
3. Kekeringan pada lahan pertanian ditandai dengan kekurangan lengas tanah
(kandungan air di dalam tanah) sehingga tidak mampu memenuhi
kebutuhan tanaman tertentu pada periode waktu tertentu pada wilayah
yang luas yang menyebabkan tanaman menjadi kering dan mongering

 Faktor – Faktor Terjadinya Kekeringan


Faktor-faktor penyebab terjadinya bencana kekeringan:
1. Lapisan tanah tipis
Dengan lapisan tanah yang tipis, air hujan yang terkandung dalam tanah
tidak akan bertahan lama. Hal ini dapat terjadi karena air akan lebih cepat
mengalami penguapan oleh panas matahari. Biasanya bencana kekeringan
sering terjadi di daerah pegunungan kars, karena di daerah ini memiliki
lapisan tanah atas yang tipis.

2. Air tanah dalam


Air hujan yang jatuh pada saat musim penghujan, akan meresap jauh ke
dalam lapisan bawah tanah mengingat selain hanya mampu menyimpan air
dengan intensitas yang terbatas, tanah juga tidak mampu menyimpan air
dengan jangka waktu yang lebih lama.Hal ini menyebabkan aliran-aliran
air di bawah tanah (sungai bawah tanah) yang dalam, sehingga tanaman
tidak mampu menyerap air pada saat musim kemarau, karena akar yang
dimiliki tidak mampu menjangkaunya. Air tanah yang dalam
menyebabkan sumber-sumber mata air mengalami kekeringan di musim
kemarau, karena air yang terdapat jauh di bawah lapisan tanah tidak
mampu naik, sehingga kalaupun ada sumber mata air yang tidak
mengalami kekeringan pada musim kemarau, itu jumlahnya terbatas.

3. Tekstur tanah kasar


Tekstur tanah yang kasar, tidak mampu menyimpan air dengan jangka
waktu yang lama. Karena air hujan yang turun akan langsung mengalir ke
dalam, karena tanah tidak mampu menahan laju air. Di lain sisi, air yang
terkandung dalam tanah yang memiliki tekstur yang kasar akan mengalami
penguapan relatif lebih cepat, karena rongga-rongga tanah jelas lebih lebar
dan sangat mendukung terjadinya proses penguapan.

4. Iklim
Dalam hal ini iklim berkaitan langsung dengan bencana
kekeringan. Keadaan alam yang tidak menentu akan berpengaruh terhadap
kondisi iklim yang terjadi. Sehingga mengakibatkan perubahan musim.
Misalnya: Akibat perubahan kondisi iklim, menyebabkan musim kemarau
berjalan lebih lama daripada musim penghujan, dengan musim kemarau
yang lebih lama tentunya akan memungkinkan terjadinya bencana
kekeringan. Karena kebutuhan air kurang terpenuhi di musim kemarau.

5. Vegetasi
Vegetasi juga mempunyai andil terhadap terjadinya kekeringan .Jenis
vegetasi tertentu seperti ketela pohon yang menyerap air tanah dengan
intensitas yang lebih banyak,daripada tanaman lain, tentunya akan sangat
menguras kandungan air dalam tanah. Dan lebih parahnya, penanaman
ketela pohon banyak terjadi di daerah pegunungan karst yang rawan akan
bencana kekeringan. Vegetasi lain yang dapat memicu kekeringan adalah
tanaman bambu. Bambu memiliki struktur yang sangat rumit, dan
menutupi permukaan tanah (lapisan tanah atas) di sekitar bambu itu
tumbuh. Sehingga kemungkinan tanaman lain untuk tumbuh sangat
kecil. Dengan demikian tanaman yang seharusnya berfungsi untuk
menyimpan air tidak ada atau terbatas jumlahnya.

6. Topografi
Topografi atau tinggi rendah suatu daerah sangat berpengaruh terhadap
kandungan air tanah yang dimiliki. Biasanya daerah yang rendah akan
memiliki kandungan air tanah yang lebih banyak daripada di daerah
dataran tinggi. Hal ini disebabkan karena air hujan yang diserap oleh tanah
akan mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Oleh karena
itu air akan lebih banyak terserap oleh tanah di dataran yang lebih rendah.
Dengan kata lain.di dataran tinggi kemungkinan terjadi bencana
kekeringan lebih besar daripada di dataran rendah. Karena dataran tinggi
tidak mampu menyimpan air lebih lama.

 Dampak Kekeringan
1. Fisik
a. Kerusakan terhadap habitat spesies ikan dan binatang.
b. Erosi-erosi angin dan air terhadap tanah.
c. Kerusakan spesies tanaman.
d. Pengaruh-pengaruh terhadap kualitas air (salinisasi).
e. Pengaruh-pengaruh terhadap kualitas udara (debu, polutan,
berkurangnya daya pandang).
f. Kekeringan juga menjadikan tanah menjadi mengeras dan retak-retak,
sehingga sulit untuk dijadikan lahan pertanian.
g. Keadaan suhu siang hari pada saat kekeringan akibat musim kemarau
menjadikan suhu udara sangat tinggi dan sebaliknya pada malam hari
suhu udara sangat dingin. Perbedaan suhu udara yang berganti secara
cepat antara siang dan malam menyebabkan terjadinya pelapukan
batuan lebih cepat.
2. Non fisik
a. Ekonomi
1) Kerugian-kerugian produksi tanaman pangan, susu, ternak, kayu,
dan perikanan.
2) Kerugian pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional.
3) Kerugian pendapatan petani dan lain-lain yang terkena secara
langsung.
4) Kerugian-kerugian dari bisnis turisme dan rekreasi.
5) Kerugian pembangkit listrik tenaga air dan meningkatkan biaya-
biaya energi.
6) Kerugian-kerugian yang terkait dengan produksi pertanian.
7) Menurunya produksi pangan dan meningkatnya harga-harga
pangan.
8) Pengangguran sebagai akibat menurunnya produksi yang terkait
dengan kekeringan.
9) Kerugian-kerugian pendapatan pemerintah dan meningkatnya
kejenuhan pada lembaga-lembaga keuangan.

b. Sosial Budaya
1) Saat terjadi kekeringan, tanah menjadi kering dan pasir lembut atau
debu mudah terbawa angin. Hal ini menyebabkan debu ada dimana,
sehingga menimbulkan banyak gejala penyakit yang berhubungan
dengan pernafasan. Banyak orang yang akan sakit flu dan batuk.
2) Pengaruh-pengaruh kekurangan pangan ( kekurangan gizi,
kelaparan).
3) Hilangnya nyawa manusia karena kekurangan pangan atau kondisi-
kondisi yang terkait dengan kekeringan.
4) Konflik di antara penggunan air.
5) Masalah kesehatan karena menurunnya pasokan air.
6) Ketidakadilan dalam distribusi akibat dampak-dampak kekeringan
dan bantuan pemulihan.
7) Menurunnya kondisi-kondisi kehidupan di daerah pedesaan.
8) Meningkatnya kemiskinan, berkurangnya kualitas hidup.
9) Kekacauan social, perselisihan sipil.
10) Pengangguran meningkat, karena yang tadinya bertani kehilangan
mata pencaharian.
11) Migrasi penduduk untuk mendapatkan pekerjaan atau bantuan
pemulihan,banyaknya TKI (tenaga kerja indonesia) yang memilih
keluar negeri.

c. Politik
Pemerintah harus bekerja keras untuk membuat kebijakan
penanggulangan bencana kekeringan. Badan khusus penanggulangan
bencana juga harus dibentuk, seperti yang sudah dibentuk di Indonesia
yaitu BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana).

Untuk penanganan dampak, perlu dilakukan secara terpadu oleh sektor


terkait antara lain dengan upaya:
a. Dampak Sosial
 Penyelesaian konflik antar pengguna air.
 Pengalokasian program padat karya di daerah-daerah yang
mengalami kekeringan.

b. Dampak Ekonomi:
 Peningkatan cadangan air melalui pembangunan waduk-waduk
baru, optimalisasi fungsi embung, situ, penghijauan daerah
tangkapan air, penghentian perusakan hutan, dll.
 Peningkatan efisiensi penggunaan air melalui gerakan hemat air,
daur ulang pemakaian air.
 Mempertahankan produksi pertanian, peternakan, perikanan, dan
kayu/ hutan melalui diversifikasi usaha.
 Meningkatkan pendapatan petani, dan perdagangan hasil pertanian
melalui perbaikan sistem pemasaran.

c. Dampak Keamanan:
 Mengurangi kriminalitas melalui penciptaan lapangan pekerjaan.
 Mencegah kebakaran dengan meningkatkan kehati-hatian dalam
penggunaan api.

d. Dampak Lingkungan:
 Mengurangi erosi tanah melalui penutupan tanah (land covering).
 Mengurangi beban limbah sebelum dibuang kesumber air.
 Membangun waduk-waduk baru untuk menambah cadangan air
pada musim kemarau.
 Mempertahankan kualitas udara (debu, asap, dll) melalui
pencegahan pencemaran udara dengan tidak melakukan kegiatan
yang berpotensi menimbulkan kebakaran yang menimbulkan
terjadinya pencemaran udara.
 Mencegah atau mengurangi kebakaran hutan dengan pengolahan
lahan dengan cara tanpa pembakaran.

 Upaya Penanggulangan Kekeringan


Kekeringan merupakan salah satu bencana alam yang keberadaannya sama
sekali tidak diinginkan. Sepeti halnya jenis bancana alam lainnya yang dapat
diupayakan penanggulangannya, demikian halnya dengan kekeringan.
Beberapa upaya yang dapat kita lakukan untuk menanggulangi kekeringan ini
antara lain adalah sebagai berikut:
1. Menanam banyak pohon
Salah satu cara untuk dapat menanggulangi kekeringan adalah banyak
menanam pepohonan. Seperti yang kita tahu bahwa salah satu fungsi
pohon adalah mnyerap dan kemudian menyimpan air di dalam akarnya.
Suatu saat air yang tersimpan di bawah akar pohon dan disebut dengan air
tanah ini akan dapat digunakan di kemudian hari ketika musim kemarau
tiba. seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dartah yang
mempunyai banyak pohon akan lebih banyak mempunyai air daripada
daerah yang kurang pohon.

2. Membuat bendungan
Solusi kedua untuk menanggulangi kekeringan adalah dengan membuat
bendungan. Bendungan merupakan salah satu cara untuk membuat air
sungai tersimpan (terbendung) sehingga suatu saat dapat digunakan ketika
masuarakat kekurangan air. Bendungan juga digunakan untuk mengairi
sawah.

3. Menggunakan air dengan sewajarnya


Salah satu solusi yang dapat kita lakukan dan dimulai dari diri sendiri
adalah menghemat penggunaan air. Air yang merupakan sumber daya
alam harus kita hemat dan penggunaannya hanya sewajarnya saja, jangan
berlebihan.

Вам также может понравиться