Вы находитесь на странице: 1из 17

Makalah Diskusi

Kelompok

Oleh Tutor 15 dengan Anggota :

Muhammad Fauzan R (18-131)


Andru Hernowo (18-132)
Anisah Apriyani (18-133)
Nisa Maudina Izzati (18-134)
Amoria Nanta Dwi Amria (18-135)
Qurrota Aini Riawan (18-136)
Raisya Putri Budi Utami (18-137)
Arsukma Husnil Hidayah (18-138)
Ainun Tri Muharramah (18-139)
Suci Jn Juniarti (19-140)

Fakultas kedokteran

Universitas Baiturrahmah Padang

2019
Nama Fasilitator : dr. Mutiara Anissa, SpKJ
Nama Anggota :

 Muhammad Fauzan R (18-131)


 Andru Hernowo (18-132)

 Anisah Apriyani (18-133)

 Nisa Maudina Izzati (18-134)

 Amoria Nanta Dwi Amria (18-135)

 Qurrota Aini Riawan (18-136)

 Raisya Putri Budi Utami (18-137)

 Arsukma Husnil Hidayah (18-138)

 Ainun Tri Muharramah (18-139)

 Suci Jn Juniarti (18-140)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan
trigger yang berjudul “Mataku semakin tiidak awas lagi”. Penyusunan makalah
ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Indra. Kami berharap
dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam mengetahui
tentang masing-masing Sistem Indra.

Menyadari banyaknya kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan


makalah ini, kami mengharapkan saran dan kritikan dari pembaca untuk
melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak pihak yang telah
membantu selama proses penyelesaian makalah ini.

Padang, 21 februari 2019

Kelompok 15
Trigger 1. Mataku Semakin Tidak Awas Lagi

Pak Andro seorang guru, datang ke poliklinik RS dengan keluhan matanya


sekarang ini semakin susah untuk membaca dekat, jika ingin membaca buku atau
ponsel lebih nyaman jika buku/ponselnya dijauhkan dari matanya. Pak Andro saat ini
berusia 60 tahun. Sejak umur 40 tahun Pak Andro sudah memakai kacamata baca S+1 D,
dan semakin lama ukurannya semakin bertambah. Kacamata terakhirnya sudah 3 tahun
lalu dan sekarang sudah tidak nyaman lagi.

Dokter memeriksa visus pasien, visus jauh dengan Snellen chart dan visus dekat
dengan kartu Jaeger. Kemudian dilakukan koreksi dengan kacamata. Untuk visus jauh
6/6. Saat tes dengan kartu Jaeger Pak Andro kesulitan membaca tulisan yang kecil-kecil
dari jarak 30 cm dan baru merasa nyaman ketika diberikan lensa S+3 D.

Sebetulnya Pak Andro merasa enggan untuk memakai kacamata. Saat anak-anak
dan masih muda dulu penglihatan Pak Andro sangat jelas dan tidak perlu memakai
kacamata. Pak Andro bertanya kepada dokter apakah bisa dia tidak usah memakai
kacamata seperti saat masih muda dulu? Dokter mengatakan kondisi ini adalah proses
fisiologis karena pertambahan usia.
STEP 1 ( CLARIFY UNFAMILLIAR TERM)

1. Tes Visus : Tes yang dilakukan untuk menilai ketajaman penglihatan.


2. Snellen Chart : Poster yang digunakan untuk menilai ketajaman penglihatan
3. Kartu jaeger : Kartu yang digunakan untuk menilai rabun dekat

STEP 2 ( DEFINE THE PROBLEM )

1. Apa yang menyebabkan Pak Andro rabun dekat?


2. Mengapa usia mempengaruhi ketajaman penglihatan?
3. Berapakah Visus mata Normal?
4. Bagaiamana terjadinya rabun dekat?
5. Mengapa ketika menggunakan lensa S+3D pak andro merasa jelas ketika
melihat?
6. Apakah ada perbedaan antara rabun jauh dengan rabun dekat?
7. Apakah orang dewasa dapat mengalami rabun dekat?
8. Bagaimana mekanisme penglihatan?
9. Apa saja bagian-bagian mata?
10. Apa saja sel penyusun mata?

STEP 3 ( BRAINSTOM POSSIBLE HYPOTESIS OF EXPLANATION )

1. Karena pengaruh usia, serta kebiasaan melihat objek terlalu jauh


2. Karena berkurangnya fungsi mata
3. 20/20 (dalam feet) dan 6/6 (m)
4. Cahaya yang masuk ke mata jatuh kebelakang retina
5. Karena lensa S+3D membuat cahaya jatuh tepat ke retina
6. Rabun jauh : Tidak bisa melihat objek dengan jarak jauh
Rabun dekat : Tidak bisa melihat objek dengan jarak dekat
7. Ya bisa, Karena faktor kebiasaan hidup seperti membaca dalam jarak jauh
8. Sumber cahaya masuk kemata melalui kornea menyebabkan pupil
melebar Cahaya di biaskan oleh lensa Objek terlihat.
9. Pupil, Kornea, Iris, Lensa, Retina, Kelenjar air mata, Sklera.
10. L. O
STEP 4 ( ARRANGE EXPLANATION INTO TENTATIVE SOLUTION )

PAK ANDRO

60 TAHUN

ANATOMI MATA HISTOLOGI MATA

VISUS

RABUN DEKAT RABUN JAUH MATA NORMAL

 Mekanisme rabun  Mekanisme rabun  Mekanisme


Dekat Jauh Penglihatan
 Penyebab rabun  Penyebab rabun Normal
Dekat Jauh  Nilai Visus mata
 Perbedaan dengan  Perbedaan dengan Normal
rabun jauh rabun dekat

STEP 5 (LEARNING OBJECTIVE)

1. Anatomi Mata
2. Histologi Mata
3. Mekanisme Penglihatan Mata
4. Mekanisme Rabun Jauh
5. Mekanisme Rabun Dekat
6. Pemeriksaan Mata
7. Penyebab Rabun Jauh dan Rabun Dekat
8. Perbedaan Rabun jauh dan Rabun Dekat
STEP 7 ( CONCLUSION )
1. Anatomi Mata
2. Histologi Mata
3. Mekanisme Penglihatan Normal
4. Mekanisme Rabun Jauh

Bayangan yang Terbentuk pada Mata yang Miopi dan Jenis Lensa yang di Pakai Mata
miopi adalah mata dengan lensa terlalu cembung atau bola mata terlalu panjang. Dengan
demikian,objek yang dekat akan terlihat jelas karena bayangan jatuh pada retina,
sedangkanobjek yang jauh akan terlihat kaburkarena bayangan didepan retina. Kelainan mata
jenis ini dikoreksi dengan mata jenis cekung.
5. Mekanisme Hipermetropi (Rabun dekat)

Bayangan yang Terbentuk pada Mata Heipermetropi dan Jenis Lensa yang di Pakai
Mata hipermetropi adalah mata dengan lensa terlalu pipih atau bola mata terlalu pendek.
Objek yang dekat akan terlihat kabur karena bayangan jatuh didepan retina, sedangkan objek
yang jauh akan terlihat jelas karena bayangan jatuh di retina. Kelainan mata jenis ini
dikoreksi dengan lensa cembung.

6. Pemeriksaan Mata
PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN (VISUS) Alat yang digunakan :

- Trial lens - Trial frame - Kartu Snellen

- Astigmat dial - Kartu Ishihara

- Ruangan dengan panjang 5 m atau 6 m

- Penerangan yang cukup Tahap Persiapan Tahap Pelaksanaan :

- Visus sentralis jauh diperiksa dengan kartu Snellen. - Jarak pemeriksaan 5 meter atau 6
meter.
Cara memeriksa :

1. Kartu diletakkan pada jarak 5 atau 6 meter dari pasien dengan posisi lebih
tinggi atau sejajar dengan mata pasien. Bila jarak 5 meter, maka visus normal
akan bernilai 5/5 artinya mata normal dapat melihat pada jarak 5 meter, pasien
juga dapat melihat pada jarak 5 meter. Bila berjarak 6 m, berarti visus
normalnya 6/6. Satuan selain meter ada kaki = 20/20, ada juga log (logaritma).
2. Pastikan cahaya harus cukup
3. Bila ingin memeriksa visus mata kanan, maka mata kiri harus ditutup dan
pasien diminta membaca kartu.
4. Cara menilai visus dari hasil membaca kartu :
1. Bila pasien dapat membaca kartu pada baris dengan visus 5/5 atau 6/6,
maka tidak usah membaca pada baris berikutnya => visus normal
2. Bila pasien tidak dapat membaca kartu pada baris tertentu di atas visus
normal, cek pada 1 baris tersebut
1. Bila cuma tidak bisa membaca 1 huruf, berarti visusnya terletak
pada baris tersebut dengan false 1.
2. Bila tidak dapat membaca 2, berarti visusnya terletak pada baris
tersebut dengan false 2.
3. Bila tidak dapat membaca lebih dari setengah jumlah huruf yang
ada, berarti visusnya berada di baris tepat di atas baris yang tidak
dapat dibaca.
4. Bila tidak dapat membaca satu baris, berarti visusnya terdapat
pada baris di atasnya.
3. Bila terdapat penurunan visus, maka cek dengan menggunakan pinhole
(alat untuk memfokuskan titik pada penglihatan pasien)
1. Bila visus tetap berkurang => berarti bukan kelainan refraksi
2. Bila visus menjadi lebih baik dari sebelumnya => berarti
merupakan kelainan refraksi

membaca Snelleen chart

4. Snelleen chart yang yang digunakan dalam ukuran kaki = normalnya


20/20.
Misal, pasien dapat membaca semua huruf pada baris ke 8. Berarti
visusnya normal
5. Bila hanya membaca huruf E, D, F, C pada baris ke 6 => visusnya 20/30
dengan false 2.
Artinya, orang normal dapat membaca pada jarak 30 kaki sedangkan
pasien hanya dapat membacanya pada jarak 20 kaki.
6. Bila pasien membaca huruf Z, P pada baris ke 6 => visusnya 20/40
7. Bila tidak dapat membaca huruf pada baris ke 6, cek baris ke 5 dengan
ketentuan seperti di atas.
5. Cara pemeriksaan berlaku untuk E chart dan cincin Landolt.
2. Bila tidak bisa membaca kartu, maka dilakukan penghitungan jari.

1. Penghitungan jari di mulai pada jarak tepat di depan Snellen Chart => 5 atau
6m
1. Dapat menghitung jari pada jarak 6 m => visusnya 6/60
2. Bila tidak dapat menghitung jari pada jarak 6 m, mka maju 1 m dan
lakukan penghitungan jari. Bila pasien dapat membaca, visusnya
5/60.
3. Begitu seterusnya, bila tidak dapat menghitung jari 5 m, di majukan
jadi 4 m, 3 m, sampai 1 m di depan pasien.
3. Bila tidak bisa menghitung jari pada jarak tertentu, maka dilakukan pemeriksaan
penglihatan dengan lambaian tangan.

1. Lambaian tangan dilakukan tepat 1 m di depan pasien.


Dapat berupa lambaian ke kiri dan kanan, atau atas bawah. Bila pasien dapat
menyebutkan arah lambaian, berarti visusnya 1/300.
4. Bila tidak bisa melihat lambaian tangan, maka dilakukan penyinaran, dapat
menggunakan 'pen light'
Bila dapat melihat sinar, berarti visusnya 1/~. Tentukan arah proyeksi :

1. Bila pasien dapat menyebutkan dari mana arah sinar yang datang,berarti
visusnya 1/~ dengan proyeksi baik
Proyeksi sinar ini di cek dari 4 arah. Hal tersebut untuk mengetahui apakah
tangkapan retina masih bagus pada 4 sisinya, temporal, nasal, superior, dan
inferior.
2. Bila tak dapat menyebutkan dari mana arah sinar yang datang, berarti
visusnya 1/~ dengan proyeksi salah.
5. Bila tidak dapat melihat cahaya, maka dikatakan visusnya = 0

7. Penyebab Rabun Jauh dan Rabun Dekat

a. Penyebab dan Faktor Pemicu Rabun Jauh

Pada kondisi normal, kornea mata memiliki bentuk dan ukuran normal yang
memungkinkan cahaya untuk masuk dan difokuskan tepat pada retina. Pada penderita rabun
jauh, kornea menjadi lebih panjang atau pipih dari kornea mata normal, sehingga cahaya
tidak terfokus tepat pada retina melainkan di satu titik di depan retina.

Namun, ukuran kornea bukanlah satu-satunya kemungkinan penyebab. Kerusakan


refraktif pada mata merupakan penyebab paling sering yang mendasari kondisi ini. Pada
gangguan refraktif, lapisan kornea tidak mulus seperti mata normal, sehingga cahaya yang
masuk tidak dapat dibiaskan secara normal. Cahaya yang masuk ke mata justru terfokus di
depan retina, sehingga pandangan jarak jauh menjadi kabur.
Penyebab di balik kerusakan tersebut belum diketahui secara pasti. Para pakar menduga
kondisi ini dapat dipicu oleh 2 faktor utama, yaitu keturunan dan pengaruh lingkungan.

b. Penyebab Rabun Dekat

Rabun dekat terjadi karena cahaya yang masuk ke mata tidak terfokus di dalam retina, tapi
terfokus di belakangnya. Hal ini terjadi karena kornea terlalu datar atau kurang melengkung,
lensa yang kurang tebal, dan bola mata terlalu pendek.

Lensa mata akan berusaha mengubah ketebalannya (menjadi lebih tebal dan bulat) untuk
menyesuaikan pantulan sinar agar berada tepat pada retina. Proses adaptasi oleh lensa ini
disebut dengan akomodasi. Namun pada penderita rabun dekat, kemampuan akomodasi mata
tidak cukup efektif. Hasilnya penglihatan akan menjadi buram karena cahaya tidak bisa
terfokus dengan benar.

Berikut ini adalah beberapa faktor yang bisa menyebabkan rabun dekat.

 Genetika. Sebagian orang diwariskan penyakit rabun dekat oleh orang tua.
 Usia. Rabun dekat lebih sering terjadi pada orang yang berusia di atas 40 tahun,
namun masih ada kemungkinan bisa dialami oleh usia berapa saja.

Selain beberapa faktor yang disebutkan di atas, ada juga faktor lain yang walaupun jarang
namun bisa menyebabkan terjadinya rabun dekat, yaitu tumor di sekitar mata, diabetes,
masalah pembuluh darah di retina atau foveal hypoplasia, dan mata yang tidak berkembang
sempurna saat bayi masih di dalam kandungan atau disebut sindrom mata kecil.

8. Perbedaan Rabun Jauh dan Rabun Dekat

a. Rabun Dekat (hipermetropi)

Rabun dekat -dalam bahasa medis disebut hipermetropi atau hiperopia, merupakan
sebuah kondisi penglihatan yang cukup umum, di mana Anda dapat melihat suatu objek
di jarak yang jauh dengan jelas, namun tidak dapat melihat jelas objek yang berjarak
dekat. Tingkat rabun dekat Anda dipengaruh oleh kemampuan mata untuk fokus.
Jika Anda menderita rabun dekat yang parah, mungkin saja objek yang jaraknya sangat
jauh dapat terlihat sangat jelas. Sementara jika Anda hanya menderita rabun dekat
dalam tingkatan ringan, objek yang jaraknya cukup dekat akan masih terlalu jelas.
Biasanya, rabun dekat merupakan kondisi yang sudah ada sejak lahir dan kebanyakan
dipengaruhi oleh faktor keturunan. Untuk meningkatkan kualitas penglihatan, Anda
bisa memakai kacamata maupun lensa kontak yang ukuran lensanya sudah disesuaikan
dengan kondisi Anda. Selain itu, kondisi ini juga bisa diperbaiki dengan operasi mata.
Objek yang jaraknya dekat akan terlihat kabur
Ada beberapa gejala yang akan muncul seperti:

 Harus menyipitkan mata agar dapat melihat dengan jelas


 Mata akan terasa tegang
 Mata bisa saja merasakan sensasi terbakar
 Area di sekitar mata akan terasa sakit
 Akan merasakan ketidaknyamanan tertentu pada mata, atau menderita sakit kepala
setelah melakukan kegiatan seperti membaca, menatap komputer, menggambar,
atau menulis dalam waktu yang lama.

b. Rabun Jauh (Myopia)

Rabun jauh, alias Miopia, merupakan suatu kondisi penglihatan yang cukup umum,
di mana Anda dapat melihat benda atau objek yang jaraknya dekat dengan jelas, namun
objek yang jaraknya jauh akan terlihat kabur atau tidak jelas. Kondisi ini dapat
berkembang secara bertahap maupun secara cepat, dan seringkali bertambah buruk di
masa kanak-kanak, maupun seiring Anda bertambah dewasa. Sama seperti rabun dekat,
kondisi rabun jauh juga dipengaruhi oleh faktor keturunan. Untuk memperbaiki daya
penglihatan, Anda bisa menggunakan kacamata ataupun lensa kontak yang ukuran
lensanya telah disesuaikan dengan kondisi mata. Selain itu, Anda juga bisa memperbaiki
kondisi penglihatan ini dengan menjalani operasi mata.
Jika menderita rabun jauh, biasanya Anda akan mengalami gejala-gejala sebagai
berikut :

 Penglihatan menjadi kabur saat menatap objek pada jarak yang jauh
 Anda akan sering menyipitkan mata agar dapat melihat lebih jelas
 Anda akan merasa kesulitan melihat saat tengah berkendara, terutama di malam
hari.
 Anda akan sering menderita sakit kepala karena mata yang tegang.

Rabun jauh dapat terdeteksi sejak masa kanak-kanak dan umumnya terdiagnosis di
masa-masa awal sekolah atau saat memasuki masa remaja. Jika Anda menderita
rabun jauh, maka ia akan menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut yang harus
Anda waspadai :

 Sering berkedip secara berlebihan


 Terus menerus menyipitkan mata saat melihat suatu objek
 Seringkali harus menonton televisi dalam jarak yang dekat, atau harus duduk lebih
dekat dengan papan tulis di sekolah.
 Sering menggosok-gosok matanya
 Seringkali tidak sadar akan keberadaan objek yang jaraknya jauh.
KESIMPULAN

mata adalah organ indera yang terletak di rongga orbita yang memiliki reseptor
peka cahaya. pada bagian mata memiliki lapisan reseptor , sistem lensa , serta sistem
saraf. terdapat kelainan yang terkait dengan pengelihatan seperti miopia (rabun
jauh) serta hiperopia/hipermetropia (rabun dekat). pada beberapa kelainan mata ini
dapat dilakukan pemeriksaan visus (ketajaman pengelihatan) , serta pemeriksaan
untuk rabun dekat dengan menggunakan tes dengan buku ischihara.

Вам также может понравиться