Вы находитесь на странице: 1из 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

PERBEDAAN KELELAHAN DAN STRES KERJA PADA TENAGA KERJA


SHIFT I, II DAN III BAGIAN PRODUKSI PABRIK MINUMAN PT. X SEMARANG

Melcy Novitasari 1, Sisiwi Jayanti 2, Ekawati 3


1
Mahasiswa Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Diponegoro, Semarang
2
Staff Pengajar Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM, Universitas Diponegoro
Email : melcyns92@gmail.com

Abstract : Shift work is one of the company’s strategies to maximaze company’s


productivity and efficiency. Meanwhile, this strategy had several problems
specially for employees who can or less adapt to the working hours. Problems
that may arise is the fatigue and job stress. This study aimed at investigated the
difference between fatigue and job stress of production workers shift I, II and III
the beverages factory PT. X Semarang. This research is analytic survey with
cross sectional approach. Samples used were 42 workers, who worked on shift I,
II and III. Measurement of fatigue by used Bourdon Wiersma test to see results of
speed, accuracy and constancy, and for job stress used General Health
Questionnaire 12 (GHQ-12). Analysis used Oneway Anova Test. The results of
fatigue, there are differences speed and accuracy before and after work between
shift I, II and III (p value = 0,000); differences constancy before work between
shift I, II and III (p value = 0,001); there is no difference constancy after work
between shift I, II and III (p value = 0,870). Results of measurements job stress,
there were differences job stress between shift I, II and III (p value = 0,008). From
this study it can be concluded, there were differences fatigue in terms of speed,
accuracy and constancy and job stress between shift I, II and III.
Keywords : Shift work, fatigue, job stress, Bourdon Wiersma test, General
Health Questionnaire (GHQ-12)

PENDAHULUAN untuk memanfaatkan sumber daya


Arti produktivitas dalam yang ada dengan tujuan memenuhi
kesejahteraan nasional saat ini telah dan meningkatkan produksi. Bagi
disadari secara universal, bahwa perusahaan pengaturan shift kerja
untuk dapat meningkatkan dilaksanakan bertujuan untuk
produktivitas perusahaan atau menjaga kelancaran dan
sistem produksi lainnya, diterapkan pemenuhan target produksi,
kombinasi kebijakan dan metode sedangkan bagi pekerja merupakan
untuk memenuhi kebutuhan dan beban kerja yang harus dipikul
(1)
tujuan khusus. Penambahan jam pekerja.(2) Pekerja shift malam
kerja dengan memberlakukan shift memiliki resiko 28% lebih tinggi
kerja merupakan pembagian kerja mengalami cidera atau kecelakaan.
dalam waktu 24 jam meliputi pagi, Selain itu shift kerja malam dapat
sore dan malam yang dilaksanakan mengurangi kemampuan kerja,

385
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

meningkatnya kesalahan dan Semarang karena bagian ini


kecelakaan, menghambat hubungan menangani pengolahan dari mulai
sosial dan keluarga. Hal ini bahan mentah hingga menjadi
menyebabkan seeseorang akan barang jadi yang siap dipasarkan.
mengalami gangguan tidur. Selain Aktivitas kerja dibagian produksi
gangguan tidur, salah satu yang tinggi serta adanya jadwal shift
hambatan lain yang berhubungan kerja yang cukup padat membuat
dengan produktivitas karena adanya pekerja mengalami kelelahan kerja,
jadwal shift kerja adalah kelelahan. selain itu beban kerja yang
(3)
Jadwal shift merupakan salah satu didapatkan karyawan yang
stressor yang dapat menyebabkan meningkatkan bahaya psikologis
stres kerja bagi karyawan. Pekerja yang menyebabkan terjadinya stres
shift yang bekerja diluar jam kerja kerja di bagian produksi. Penelitian
normal, yaitu malam hari atau dini ini bertujuan untuk mengetahui
hari akan melakukan perlawanan apakah terdapat perbedaan
pada jam biologis yang secara kelelahan dan stres kerja antara shift
natural teratur didalam tubuh. I, II dan III pada tenaga kerja bagian
Beberapa fungsi fisiologis produksi PT. X Semarang.
menunjukkan adanya perubahan METODE PENELITIAN
ritme yang disebut ritme sirkardian. Jenis Penelitian yang digunakan
Terganggunya ritme sirkardian yang adalah penelitian kuantitatif dengan
diakibatkan sistem kerja shift dapat menggunakan survey analitik dan
menimbulkan gangguan pada pola pendekatan cross sectional.
tidur, ritme neurophysiological, Populasi dalam penelitian ini adalah
metabolisme tubuh dan kesehatan 148 pekerja bagian produksi dengan
mental. Gangguan kesehatan dan pengambilan sampel sebanyak 42
gangguan sosial yang dialami pekerja, dan disetiap shiftnya diambil
pekerja shift berpotensi sampel 12 pekerja. Variabel bebas
menimbulkan stres kerja. Shift kerja pada penelitian ini adalah shift kerja
malam lebih berisiko untuk yang terdriri dari 3 shift kerja yaitu
terjadinya stres sedang shift I ( 07.00-14.30), shift II (14.30-
(4)
dibandingkan shift kerja pagi. 22.00) dan shift III (22.00-07.00) dan
Bagian produksi merupakan variabel terikatnya yaitu kelelahan
salah satu bagian penting di PT. X dan stres kerja. Instrumen yang

386
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

digunakan untuk mengukur digunakan untuk menguji hipotesis


kelelahan kerja adalah tes Bourdon adalah Uji Oneway Anova (sig <
Wiersma dan untuk stres kerja 0,05 H0 ditolak).
dengan General Health
Questionnaire (GHQ-12). Uji yang
HASIL DAN PEMBAHASAN responden. Umur yang paling muda
Gambaran Karakteristik
adalah 24 tahun dan umur yang
Responden
Dari hasil penelitian ini, umur paling tua 24 tahun. Masa kerja
pekerja produksi berada pada pekerja produksi yang lebih dari 10
rentang umur 24-56 tahun. Umur tahun sebanyak 26 responden
yang paling banyak adalah antara sedangkan 16 responden
31-40 tahun sebanyak 19 mempunyai masa kerja kurang dari
sama dengan 10 tahun.
Analisis Univariat
1. Kelelahan Kerja ditinjau dari Kecepatan waktu Mengerjakan Tes
Bourdon Wiersma sebelum dan sesudah bekerja Bekerja
Kecepatan waktu dalam antar shift I, II dan III mengalami
penelitian ini menggambarkan penurunan dari shift I yang
seberapa cepat waktu yang bergolongan baik dengan rata-rata
digunakan untuk menyelesaikan tes 7,85, shift II golongan cukup baik
bourdon wiesma. Dari hasil dengan rata-rata 9,28 dan shift III
penelitian, dapat diketahui bahwa golongan cukup dengan rata-rata
rata-rata kecepatan waktu untuk 11,46. Begitu juga dengan hasil rata-
menyelesaikan tes sebelum dan rata kecepatan waktu sesudah antar
sesudah antar shift I, II dan III sama- shift I, II dan III juga mengalami
sama dalam satu golongan. Namun penurunan nilai rata-rata yang tidak
rata-rata kecepatan waktu sebelum jauh berbeda.
2. Kelelahan Kerja ditinjau dari Ketelitian Mengerjakan Tes Bourdon
Wiersma sebelum dan sesudah bekerja Bekerja
Ketelitian dalam tes ini diukur sebelum dan sesudah antar shift I, II
dengan melihat berapa banyak dan III sama-sama dalam satu
kesalahan yang dilakukan dalam golongan. Namun rata-rata ketelitian
mengerjakan tes bourdon wiersma. sebelum antar shift I, II dan III
dari hasil penelitian ini, dapat mengalami penurunan dari shift I
diketahui bahwa rata-rata ketelitian yang bergolongan cukup dengan

387
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

rata-rata 6,64 , shift II golongan sesudah antar shift I, II dan III juga
ragu-ragu dengan rata-rata 14,28 mengalami penurunan yang tidak
dan shift III golongan ragu-ragu jauh berbeda nilai rata-rata
dengan rata-rata 25,4. Begitu juga ketelitiannya.
dengan hasil rata-rata ketelitian
3. Kelelahan Kerja ditinjau dari Konstansi Mengerjakan Tes Bourdon
Wiersma sebelum dan sesudah bekerja Bekerja
Dari hasil penelitian ini, dapat antara shift I dan III berada pada
diketahui bahwa rata-rata konstansi golongan cukup dengan rata-rata
sebelum dan sesudah antara shift I 3,30 dan 6,13 sedangkan pada shift
dan III dalam satu golongan, namun II rata-ratanya 9,34 dengan
pada shift II sebelum bekerja golongan ragu-ragu. Rata-rata
mendapat golongan ragu-ragu dan ketelitian sesudah bekerja antara
setelah bekerja naik menjadi shift I, II dan III tidak jauh berbeda
golongan cukup disemua shift. Rata- hasilnya karena dalam 1 golongan
rata ketelitian sebelum bekerja semua yaitu golongan cukup.
4. Stres Kerja
Dari hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa pada shift I terdapat 5
responden (35,7%) tidak mengalami stres kerja dan 9 reponden (64,3%)
mengalami Hasil uji dengan ANOVA untuk rata-rata kecepatan, diketahui bahwa
nilai signifikansi rata-rata kecepatan sebelum bekerja 0,001, dimana signifikansi
< 0,05, yang artinya terdapat perbedaan rata-rata kecepatan sebelum bekerja
antar shift I, II dan III. Untuk nilai signifikansi rata-rata setelah bekerja 0,001 <
0,05 yang artinya juga terdapat perbedaan kecepatan rata-rata sesudah antar
shift.
stres kerja ringan sedangkan dan pada shift III didapatkan hasil
pada shift II didapatkan hasil 3 2responden (14,3%) tidak
(21,4%) responden tidak mengalami mengalami stres kerja dan 12
stres kerja dan 11 (78,6%) (85,7%) responden mengalami stres
responden mengalami stres ringan kerja ringan
Analisis Bivariat
1. Perbedaan Rata-Rata Kecepatan Sebelum Dan Sesudah Bekerja Antar
Shift
Hasil uji dengan ANOVA untuk rata- nilai signifikansi rata-rata kecepatan
rata kecepatan, diketahui bahwa sebelum dan sesudah bekerja 0,001,

388
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dimana signifikansi < 0,05, maka kecepatan sebelum dan sesudah


terdapat perbedaan rata-rata bekerja antar shift I, II dan III.
Tabel 4. 10 Hasil Uji Multiple Comparisons Post Hoc Dengan ANOVA Untuk
Perbedaan Rata-Rata Kecepatan Sebelum Dan Sesudah Bekerja Antar Shift
Tahun 2014
Dependent Var Shift Mean Std. Sig.
difference Error
Rata-rata kecepatan sebelum I ke II -1.43* .32 .001
bekerja I ke III -3.60* .32 .001
II ke III -2.17* .32 .001
Rata-rata kecepatan sesudah I ke II -1.26* .31 .001
bekerja I ke III -2.69* .31 .001
II ke III -1.42* .31 .001
*. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan

Dari tabel 4. 10 Hasil perbedaan rata-rata kecepatan


signifikansi sebelum bekerja antar antara sebelum dan sesudah
shift menunjukkan nilai signifikansi bekerja antara shift I dan II, shift I
0,001, dimana nilai signifikansi < dan III serta shift II dan III.
0,05 yang artinya terdapat
2. Perbedaan Rata-Rata Ketelitian Sebelum Dan Sesudah Bekerja
Antar Shift bekerja 0,001, dimana signifikansi
Hasil uji dengan ANOVA
< 0,05, maka terdapat perbedaan
untuk rata-rata ketelitian, diketahui
rata-rata ketelitian sebelum dna
bahwa nilai signifikansi rata-rata
sesudah bekerja antar shift I, II dan
ketelitian sebelum dan sesudah
III.
Tabel 4.14 Hasil Uji Multiple Comparisons Post Hoc Dengan ANOVA Untuk
Perbedaan Rata-Rata Ketelitian Sebelum Dan Sesudah Bekerja Antar Shift
Tahun 2014
Dependent Var Shift Mean Std. Sig.
difference Error
Rata-rata ketelitian sebelum I ke II -7.64* 1.44 .001
bekerja I ke III -18.66* 1.44 .001
II ke III -11.00* 1.44 .001
Rata-rata ketelitian sesudah I ke II -5.07* 2.22 .001
bekerja I ke III -19.64* 2.22 .001
II ke III 14.57* 2.22 .001
*. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan

Dari tabel 4. 14 Hasil semua, dimana nilai signifikansi <


signifikansi rata-rata ketelitian 0,05 yang artinya terdapat
sebelum bekerja antar shift perbedaan rata-rata ketelitian antara
menunjukkan nilai signifikansi 0,001 shift I dan II, shift I dan III serta shift

389
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

II dan III. Hasil signifikansi rata-rata nilaisignifikansi < 0,05 yang artinya
ketelitian sesudah bekerja antar shift terdapat perbedaan rata-rata
juga menunjukkan nilai signifikansi ketelitian antara shift I dan II, shift I
0,001 semua, dimana dan III serta shift II dan III.
3. Perbedaan Rata-Rata Konstansi Sebelum Dan Sesudah Bekerja Antar
Shift Tahun 2014
Hasil uji dengan ANOVA untuk shift kerja. Untuk nilai signifikansi
rata-rata konstansi, diketahui bahwa rata-rata konstansi setelah bekerja
nilai signifikansi rata-rata konstansi 0,870, dimana signifikansi > 0,05
sebelum bekerja 0,001, dimana maka tidak terdapat perbedaaan
signifikansi < 0,05, maka terdapat rata-rata konstansi setelah bekerja
perbedaan rata-rata konstansi antar antar shift kerja.
Tabel 4. 18 Hasil Uji Multiple Comparisons Post Hoc Dengan ANOVA Untuk
Perbedaan Rata-Rata Konstansi Sebelum Dan Sesudah Bekerja Antar Shift
Tahun 2014
Dependent Var Shift Mean Std. Sig.
difference Error
Rata-rata konstansi sebelum I ke II -6.03* 1.51 .001
bekerja I ke III -2.83 1.51 .068
II ke III 3.23* 1.51 .040
Rata-rata konstansi sesudah I ke II -.00 .80 .998
bekerja I ke III -.36 .80 .649
II ke III -.36 .80 .652
*. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan

Dari tabel 4. 18 Hasil artinya tidak terdapat perbedaan.


signifikansi konstansi sebelum Karena hasil uji Anova rata-rata
bekerja antar shift tidak semuanya konstansi sesudah bekerja tidak
terdapat perbedaan, hanya shift I terdapat perbedaan, maka otomatis
dan II dengan nilai signifikansi 0,001 hasil uji Post Hoct juga tidak
< 0,005 dan shift II dan III dengan terdapat perbedaan rata-rata
nilai signifikansi 0,040 < 0,05 konstansi antara shift I dan II, shift I
sedangkan shift I dan III nilai dan II serta shift II dan III.
signifikansi 0,068 > 0,05 yang
4. Stres Kerja
Hasil uji dengan ANOVA untuk 0,05, yang artinya terdapat
mengetahui perbedaan stres kerja perbedaan stres kerja antar shift I, II
antar shift, dapat dilihat dari nilai dan III.
probabilitas yaitu 0,008, dimana p <

390
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel 4. 21 Hasil Uji Multiple Comparisons Post Hoc Dengan ANOVA Untuk
Perbedaan Stres Kerja Antar Shift Tahun 2014
Dependent Var Shift Mean Std. Sig.
difference Error
Stres Kerja I ke II 4.42* 1.42 .004
I ke III 3.71* 1.42 .013
II ke III -.71 1.42 .620
*. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan

Hasil signifikansi stres kerja 0,005) dan antara shift I dan III
hanya terdapat perbedaan stres dengan nilai signifikansi 0,013 ( <
kerja antara shift I dan II dengan nilai 0,005.
signifikansi 0,004 ( nilai signifikansi <
PEMBAHASAN
1. Perbedaan Kelelahan Kerja Shift I, II dan III
PT. X Semarang Dari hasil penelitian, dapat
memberlakukan sistem rotasi dilihat hasil pengukuran kelelahan
pendek dengan pergantian satu kerja dengan menggunakan tes
minggu disetiap shift kerja. Fungsi bourdon wiersma yang menguji
tubuh pekerja dengan kecepatan, ketelitian dan konstansi
diberlakukannya sistem rotasi baik sebelum dan sesudah bekerja
membuat tubuh mereka terus memberikan gambaran bahwa shift
beradaptasi dengan lingkungan III atau shift malam memiliki
sekitar setiap minggunya. Waktu kecepatan, ketelitan dan konstansi
kerja dan shift kerja yang berotasi yang paling rendah dibandingkan
pendek atau cepat membuat tubuh dengan shift sore dan shift pagi.
akan sulit dan bingung untuk Hasil penelitian ini sesuai dengan
beradaptasi dengan waktu kerja teori yang dikemukan oleh
yang dijalani. Hal ini disebabkan Suma’mur bahwa shift malam paling
ketika tubuh baru mulai beradaptasi, potensial menyebabkan kelelahan
waktu kerja telah berotasi ke shift dibandingkan shift kerja yang
berikutnya, sehingga tubuh tidak lainnya. (8)
akan pernah bisa secara optimal Dalam penelitian yang
menyesuaikan tubuh dengan waktu dilakukan oleh Sitorus (1998) di
kerja dan pada titik tertentu tubuh Rumah Sakit Herna Medan
akhirnya akan mengalami kelelahan. mengatakan kerja gilir malam paling

391
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

berpengaruh terhadap kelelahan berada dalam waktu untuk


kerja pada perawat kemudian diikuti beraktivitas, sehingga waktu malam
(9)
oleh shift sore dan shift pagi. untuk beristirahat masih ada.
Monk dan Folkrad mengatakan Sedangkan pada shift III pekerja
bahwa irama sirkardian tiap individu banyak merasakan tidur yang tidak
berbeda dalam menyesuaikan kerja berkualitas, karena tidur diwaktu
terutama terhadap kerja shift pagi terdapat banyak yang
dimalam hari, namun antara shift mengganggu, seperti kebisingan,
pagi dan siang terlihat sedikit aktivitas keluarga dan sosial serta
perbedaan. Hal ini terjadi karena hal lain mempengaruhi kualitas tidur
secara umum semua fungsi tubuh adalah hormon melatonin yang
meningkat pada siang hari, mulai hanya diproduksi malam hari yang
melemah pada sore hari dan membuat tidur menjadi nyenyak,
menurun pada malam hari untuk sedangkan tidur dipagi hari tidak
pemulihan dan pembaharuan. (5) memproduksi hormon melatonin
Dari hasil penelitian dengan sehingga tidur tidak begitu nyenyak
tes bourdon wiersma juga dapat dan nyaman. Sehingga waktu tidur
diketahui bahwa pekerja shift III berkurang menurunkan kesiapan
cendrung lebih lama dalam mental saat bekerja sehingga terjadi
mengerjakan tes serta banyak kurang ketelitian, keterlambatan
melakukan kesalahan yang dapat bekerja dan penurunan kesiagaan
diketahui bahwa pekerja shift III serta adanya perasaan lelah.
cenderung lebih mudah mengalami 2. Perbedaan Stres Kerja Antara
kelelahan kerja yang diakibatkan Shift I, II dan III
mengantuk karena waktu tidur Stres kerja sebagi suatu proses
berkurang serta waktu tidur siang yang menyebabkan orang merasa
tidak seefektif tidur pada malam hari. sakit, tidak nyaman atau tegang
Menurut Adiwardana, kecelakaan karena pekerja, tempat kerja atau
kerja paling banyak ditemukan pada situasi tertentu. Hasil statistik
akhir rotasi shift yakni shift malam. Oneway Anova menunjukkan
Pada shift I dan shift II gangguan adanya perbedaan stres kerja antar
tidur tenaga kerja tidak terlalu shift I, II dan III (p 0.039 < 0,05).
terganggu dan tidak juga terlalu Hasil penelitian ini sejalan dengan
susah untuk beradaptasi karena penelitian Magdalena (2011) yang

392
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

menguji beda stres kerja pada banyak yang mengalami stres


pekerja shift pagi dan malam. setelah shift III (malam), hal ini
Berdasarkan hasil uji statistik disebabkan karena pekerjaan yang
menunjukkan bahwa terdapat belum diselesaikan pada shift
perbedaan yang signifikan antara sebelumnya harus diselesaikan oleh
stres kerja pekerja shift pagi dan pekerja shift II, dan juga karena
pekerja shift malam (p = 0,000). (7) sebelum bekerja mereka sudah
Adanya perbedaan stres yang melakukan aktivitas dirumah
terjadi pada shift I dan III dapat sehingga membuat badan menjadi
disebabkan oleh banyaknya faktor lelah dan strespun meningkat. Selain
yang mempengaruhinya. Faktor itu hal lain yang menyebabkan
yang paling berpengaruh yaitu irama karyawan shift II (siang) lebih
sirkardian tubuh, jam tidur yang banyak yang mengalami stres
kurang, keleitian, kelelahan dan dibandingkan dengan shift I (pagi)
mengantuk. Karyawan yang masuk adalah waktu kerja, karyawan mulai
kerja pada shift pagi akan bekerja pada siang hari dan pulang
menempuh pola kerja yang normal pada malam hari hal ini yang
yaitu mulai bekerja pada pagi hari membuat karyawan tidak dapat
dan pulang pada siang hari, berbeda memenuhi kebutuhan bersosialisasi
dengan shift siang dan malam. Hal dengan lingkungan sekitar dan juga
inilah yang kemudian membuat waktu yang tersedia untuk keluarga
karyawan dapat mengatur waktu terbatas. Hal-hal tersebut yang
untuk beristirahat yang cukup, dapat mengakibatkan karyawan
berkumpul dengan keluarga, mengalami stres kerja ketika masuk
(7)
bersosialisasi dengan lingkungan. shift II (siang).
Hal ini sejalan dengan pernyataan Dalam penelitian ini stres yang
Frost dan Jamal yang menunjukkan paling banyak dialami adalah
bahwa karyawan yang bekerja pada karyawan yang bekerja pada shift III
shift pagi mempunyai (malam). Pada saat masuk shift
partisipasi/aktivitas sosial yang lebih malam karyawan dihadapkan pada
tinggi daripada karyawan yang situasi dan kondisi dimana karyawan
bekerja shift siang dan malam. harus bekerja pada malam hari dan
Pada penelitian ini, karyawan mengganggu irama sirkardian tubuh
yang bekerja pada shift II (siang) seseorang yang menyebabkan

393
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

gangguan fisik dan mental serta didapatkan hasil bahwa terdapat


perbedaan stres kerja antara shift I,
mengalami stres kerja.
II dan III.
KESIMPULAN DAN SARAN Saran
Kesimpulan 1. Bagi perusahaan dapat
1. Uji perbedaan kelelahan ditinjau memperpendek shift malam, agar
dari kecepatan, ketelitian dan tubuh pekerja tidak terlalu lama
konstansi dengan menggunakan beradaptasi dengan shift malam
Uji Oneway Anova didapatkan hasil seperti menggunakan rotasi
bahwa terdapat perbedaan metropolitan atau kontingental
kecepatan dan ketelitian sebelum (dapat dilihat pada tabel 2.1 dan
dan sesudah bekerja antara shift I, 2.2 halaman 8)
II dan III, namun untuk konstansi 2. Bagi manajemen diharapkan dapat
hanya terdapat perbedaan melakukan evaluasi tentang stres
konstansi sebelum bekerja, kerja dan kelelahan kerja agar
sedangkan setelah bekerja tidak mendapat gambaran masalah yang
terdapat perbedaan antara shift I, II terjadi di bagian produksi.
dan III. 3. Bagi pekerja hendaknya
2. Uji perbedaan stres kerja dengan beristirahat dan tidur yang cukup
menggunakan Uji Oneway Anova setelah bekerja, dan tidak terlalu
banyak beraktivitas pada pagi hari.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sinungan, Murdachsyah. Apa dan Bagaimana Produktivitas. Jakarta : PT. Bumi
Aksara. 2008
2. Sinurat, Dina Hertaty. Pengaruh Shift Kerja terhadap kelelahan kerja pada
karyawan di bagian produksi seksi penuangan PT. Inalum Kuala Tanjung Tahun
2006. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara. 2006 (online)
(http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/32889)
3. Mauritz, L.S., Ima,D.W. Faktor dan penjadwlan shift kerja. Teknoin Volume 13,
(2): 11 -12 ISSN :0853-896. 2008
4. Riggio, Ronald E. Introduction to Industrial/Organizational Psychology.New
Jersey Inc. 2003
5. Firdaus, Hery. Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kejadian Stres Kerja Pada Tenaga
Kerja di Bagian Produksi Pabrik Kelapa Sawit PTPN 4 Kebun Pabatu Tebing
Tinggi Tahun 2005. Skripsi tidak diterbitkan, FKM-USU. Medan. 2005 (online)
(http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/32151 )
6. Veronika, Magdalena. Perbedaan Stres Kerja Antara Tenaga Kerja Shift Pagi
dan Shift Malam di Unit Spark Plug PT Denso Indonesia Sunter Plant. Jakarta:
Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Ilmu Kesehatan. 2011
7. Nuryati, Kristin. Tingkat Stres Kerja Pada Karyawan SPBU Bagian Operator
Ditinjau dari Shift Kerja. Skripsi. Semarang : Fakultas Psikologi Universitas
Katholik Soegijapranata. 2007 (online)
(eprints.unika.ac.id/945/1/02.40.0148_Kristin_Nuryati.pdf )
8. Suma’mur, PK. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Gunung Agung,
Jakarta. 1992
9. Sitorus, Kristina. Pengaruh Kerja Gilir Terhadap Kelelahan Kerja Perawat di
Rumah Sakit Umum Herna Medan Tahun 1998. Skripsi. Medan : FKM
Universitas Sumatera Utara

394

Вам также может понравиться