Вы находитесь на странице: 1из 14

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN


KEGAWATSARURATAN SISTEM KARDIOVASKULER
DI RUANG IGD RSUD SLEMAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Kegawatdaruratan

Disusun Oleh:
Citra Putri Ramadhanti P07120216060
Aurora Daniar Aprodhita P07120216061
Izfaningrum Melati Sukma P07120160062

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEM VIB
2019
LEMBARAN PENGESAHAN

Laporan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Kegawatdaruratan Sistem


Kardiovaskuler.

Ini Dibuat Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Nilai Praktek Keperawatan
Kegawatdaruratan Pada Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan

Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jurusan Keperawatan

OLEH :

Citra Putri Ramadhanti P07120216060


Aurora Daniar Aprodhita P07120216061
Izfaningrum Melati Sukma P07120160062

Telah Diperiksa Dan Disetuji Tanggal …………………………

OLEH :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

Ns. Maryana, S.SiT.,S.Psi.,M.Kep Tatik Sundaryani S. ST


BAB III

Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan Pada Tn. H dengan NSTEMI

A. PENGKAJIAN UMUM

Hari/ Tanggal Pengkajian : Selasa,7 Mei 2019

Jam : 12.00WIB

Oleh : Izfaningrum, Citra, Aurora

Sumber Data : RM, observasi dan wawancara

1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn, R

Tempat/tgl.lahir : Magelang, 3 September 1955

Status perkawinan : Kawin

Agama/suku : Islam/ Jawa

Warga negara : Indonesia

Pendidikan : Tamat SD

Pekerjaan :-

Dx. Medis : NSTEMI

2. PENANGGUNG JAWAB

Nama : Ny. M

Hubungan dengan pasien : Anak

Alamat : Magelang, Jawa tengah

Pekerjaan : buruh
B. PENGKAJIAN DATA DASAR

1. Primary Assessment

Airway :

Jalan nafas paten, tidak ada sumbatan, pasien dapat berbicara dengan jelas

Breathing :

Napas cepat 24x/mnt, napas dalam, terdapat otot nafas tambahan, SPO2 : 96%

Circulation :

Nadi lambat 58x/mnt, Tekanan darah 70/40 mmHg, kulit pucat, ekstermitas dingin.

2. Fokus Assessment

Keadaan Umum:

Compos mentis, pasien tampak lemah dlaam keadaan tirah baring dengan posisi
semifowler

Tingkat Kesadaran:

GCS : E5 V5 M6

Keluhan Utama:

Pasien mengatakan nyeri dada 2 jam yang lalu, pasien mengeluh sesak nafas dan
nyeri pada ulu hati,

3. Sekunder Assessment

Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien mengatakan tekanan darah sebelumnya selalu rendah (hipotensi), pasien


tidak pernah dirawat di RS

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien masuk IGD diantar oleh keluarga pukul 12.00. Pasien tampak lemas,, pasien
mengeluh nyeri dada 2 jam yang lalu dan mengeluh sesak nafas. TD : 70/40
mmHg, nadi : 50x/mnt, RR: 28x/mnt. Pasien mendapat injeksi CPG 75 mg 4 tab
(jam 12.15), Apilets 4 tab (jam 12.15) dan Vascon tritrasi 1A 2.1 cc/jam (jam
13.35). Kemudian pasien dirujuk RSUP Dr. Sardjito pukul 16.10 WIB
Riwayat Kesehatan Keluarga :
Pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang serupa.
3. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Bentuk kepala Mesochepal, rambut sedikit beruban
Konjungtiva tidak anemis, tidak ikterik
Hidung bersih tidak ada sekret, terpasang nasal kanul oksigen 3 lpm
Bibir ering, tidak ada sianosis
Telinga simetris, tidak ada gangguan pendengaran
2. Leher :
Tidak ada edema, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
3. Thoraks (paru)
a. Inspeksi : dada simetris kanan dan kiri, terdapat otot napas tambaha
b. Palpasi : getaran dada menurun kanan dan kiri
c. Perkusi : pekek
d. Auskultasi : vasikuler/ tidak ada naas tanbahan
4. Abdomen
a. Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi,
b. Auskultasi : bising usus 12x/mnt
c. Perkusi : kuadran 1 dan 2 redup, kuadran 3 dan 4 tympani
d. Palpasi : tidak ada nyeri tekan
C. TERAPI

1. Infus RL 20 tpm

2. Oksigen nasal kanul 3lpm

3. Clopidogrel 75mg 4tab (jam 12.15 WIB)

Tujuan : mencegah penggumpalan darah pd penderita serangan jantung,


infark miokard, stroke dan kematian vaskuler

Efek samping : nyeri perut, diare, gangguan pencernaan

Kontraindikasi : hipersensitif, pasien denga riwayat pendarahan


4. Apilets 4 tab (jam 12.15 WIB)

Tujuan : untuk mengatasi gangguan pembekuan darah, menegh adanya


penyumbatan pembuluh darah pada penderita penyakit kantung stoke dan infark

Efek samping : nyeri lambung, sakit perut, sakit keala, mengantuk,


perdarahan, gangguan fungsi ginjal

Kontraindikasi : ibu menyusui, penderita tukak peptik, penderita hemofilia

5. Vascon titrasi 1 A 2.1 cc/jam (jam 13.35 WIB)

Tujuan : mengendalikan tekanan darah pada kasus hipotensi akut

Efek sanping : bradikardi, sakit kepala, kegelisahan, kesulitan pernafasan

Kontraindikasi : hipersensivitas, output urine menurun, hipoksia jaringan,


asidosis laktat

D. DATA LABORATORIUM

Pemeriksaan Hasil Rentang Interpretasi


Normal
HEMATOLOGI RUTIN
Hemoglobin 13,8 13,5-17,5 g/dl Normal
Hematokrit 41 33-45 % Normal
Leukosit 13,9 4.5-11.0 rb/Ul Normal
Trombosit 150-450 rb/Ul Normal
HITUNG JENIS
Eusinofil 0.0 4,5-11.0 jt/rb Tidak normal
Netrofil 88.5 55.00-80.00 % Tidak normal
Limfosit 5.9 22.00-44.00% Tidak normal
Ureum 67.0 10-50 mg/dl Tidak normal
Kreatinin 1.44 <1.5
Klorida 107.2
Na 135.4 135-145 mEq/L normal
K 4.86 3.5-5 mEq/L normal
E. ANALISA DATA

DATA MASALAH PENYEBAB


DS : Nyeri akut agen injury biologis (iskemia
Pasien mengatakan nyeri dada jaringan sekunder terhadap
P: sumbatan arteri).
Q: seperti ditimpa benda berat
R : dada kiri
S : skala 4
T : nyeri berlanjut
DO:
Pasien tampak lemas dan menahan
nyeri
TD : 85/53 mmHg
RR :24x/mnt

DS: Penurunan curah Penurunan kontraktilitas


Pasien mengtakan nyeri dada, jantung maikardium
lemas dan lelah
DO:
Pasien tampak lemas, kulit pucat
dan akral dingin
TD : 85/53 mmHg
Suhu : 36,6
RR : 24X/mnt

DS : Pola nafas tidak


Pasien mengatakan sesak nafas efektif Keletihan otot pernafasan

DO :
Penggunaan otot bantu pernafasan
Nafas cepat dan dalam
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN :

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan

2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontaraktilitas


miokardium

3. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis (iskemia jaringan sekunder
terhadap sumbatan arteri).
G. INTERVENSI KEPERAWATAN

Hari/ Tanggal : Selasa/ 7 Mei 2019

Pukul :

PERENCANAAN

NO Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

1 Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Pukul 1. Mengetahui jumlah
berhubungan dengan keperawatan selama 1x2 jam pola 1. Monitoring aliran oksigen aliran oksigen yang masuk
keletihan otot pernapasan nafas tidak efektif dapat teratasi
dengan kriteria hasil : 2. Mengetahui kondisi
1. Suara napas bersih tidak ada 2. Pantau tanda-tanda vital pasien
sianosis
2. Menunjukkan jalan napas yang 3. Membantu
paten 3. Atur posisi pasien semi fowler pengembangan paru dan
3. Tanda-tanda vital dalam rentang mengurangi tekanan dai
normal abdomen pada diafragma
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 10-100x/mnt 4. Kolaborasi pemberian oksigen nasal 4. Mempertahankan Pa02
Respirasi : 16-24x/mnt di atas 60 mmH
kanul 3 lpm
Suhu : 36,5-37,5

2 Penurunan curah jantung Setelah dilakukan asuhan 1. Pertahankan tirah baring selama fase 1. Mempertahankan
berhubungan dengan keperawtan selama 1x3 jam akut. kondsi pasien
penurunan cura jantung dapat
penurunan kontaraktilitas 2. Kaji dan laporkan adanya 2. Mengetahui keadaan
teratasi dengan kriteria hasil:
miokardium tanda-tanda penurunan TD. pasien
1. Tekanan darah dalam batas
3. Kaji dan pantau TTV tiap jam. 3. Mengetahui kondisi
normal. pasien
2. CVP dalam batas normal.
4. Berikan oksigen sesuai kebutuhan 4. Memenuhi kebutuhan
3. Nadi perifer kuat dan simetris. oksigen
4. Tidak ada oedem perifer dan
5. Kolaborasi dengan dokter untuk 5. Menentukan pengobatan
asites.
pemberian terapi (CPG. Aspilet dan yang tepat
5. Denyut jantung dalam batas
vascon)
normal.
6. Bunyi jantung abnormal tidak
ada.
7. Nyeri dada tidak ada.
3 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji nyeri secara komprehensif 1. Mengetahui tingkat
dengan agen injury keperawatan selama 1x 2 jam nyeri (PQRST). nyeri
akut dapat teratasi dengan kriteria
biologis (iskemia jaringan 2. Ukur vital sign. 2. Mengetahui keadaan
hasil:
sekunder terhadap pasien
sumbatan arteri). 1. Mampu mengontrol nyeri 3. Berikan posisi yang nyaman. 3. Memberikan posisi
nyaman
2. Nyeri berkurang
4. Kolaborasi dalam pemberian 4. Mengurangi nyeri
3. Mampu mengenali nyeri.
analgetik
4. Tanda-tanda vital dalam batas
normal

5. Menyatakan rasa nyaman


setelah nyeri berkurang.
H. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/ Tanggal : Selasa/ 7 Mei 2019

NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWATAN

1. Pola nafas tidak efektif Pukul : Pukul :


berhubungan dengan 1. Monitoring aliran oksigen S: pasien mengatakan lebih enakan
keletihan otot pernapasan 1. Pantau tanda-tanda vital O : pasien terpasang oksigen nasal kanul 3 lpm
2. Atur posisi pasien semi fowler TD : 132/75 mmHg
3. Kolaborasi pemberian oksigen nasal RR : 26x/mnt
kanul 3 lpm Nadi : 105x/mnt
A :pola napas tidakefektif teratasi sebagaian
P : lanjutkan intervensi dengan observasi saturasi oksigen

(Izfa)

2. Penurunan curah jantung Pukul Pukul :


berhubungan dengan 1. Pertahankan tirah baring selama fase S : pasien mengatakan masih sesak dan nyeri dada
penurunan kontaraktilitas akut.
O : Pasien tirah baring
miokardium 2. Kaji dan laporkan adanya tanda-tanda
penurunan TD.
3. Memantau TTV . Jam TD NADI RR SUHU SP02
(mmHg) (x/mnt) (x/mnt) (°C) (100%)
4. Memberikan oksigen sesuai kebutuhan
5. Memberikan obat injeksi 12.00 70/40 50 26 35 96

Clopidogreal 75 mg 4 tab (jam 12.15), 13.00 84/57 57 22 35.6 97


Apilets 4 tab (jam 12.15) dan Vascon
13.35 85/53 58 24 36.7 100
tritrasi 1A 2.1 cc/jam (jam 13.35).
13.45 97/68 47 21 36 100
(Citra)
14.10 112/60 60 24 36.5 100

14.20 97/62 63 22 36.6 100

Obat masuk: Clopidogreal 75 mg 4 tab (jam 12.15),


Apilets 4 tab (jam 12.15) dan Vascon tritrasi 1A 2.1
cc/jam (jam 13.35).

A : penurunan urah jantung belum teratasi

P : lanjutkan intervensi dengan memantau TTV jika tidak ada


perubahan rujuk ke RSUP Dr. Sardjito

3. Nyeri akut berhubungan Pukul 13.00 Pukul


dengan agen injury biologis 1. Kaji nyeri secara komprehensif S : Pasien mengatakan masih nyeri dada
(iskemia jaringan sekunder (PQRST).
O : pasien tirah baring
terhadap sumbatan arteri). 2. Ukur vital sign.
TD: 84/57, RR : 22x/mnt, nadi : 57x/mnt, suhu :36°C
3. Berikan posisi yang nyaman. A :nyeri akut belum teratasi
4. Ajarkan teknik non farmakologi P : lanjutkan intervensi dengan memonitor nyeri
(relaksasi/nafas dalam).
5. Kolaborasi dalam pemberian analgetik.

Вам также может понравиться