Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh:
Citra Putri Ramadhanti P07120216060
Aurora Daniar Aprodhita P07120216061
Izfaningrum Melati Sukma P07120160062
Ini Dibuat Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Nilai Praktek Keperawatan
Kegawatdaruratan Pada Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan
OLEH :
OLEH :
A. PENGKAJIAN UMUM
Jam : 12.00WIB
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn, R
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan :-
2. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. M
Pekerjaan : buruh
B. PENGKAJIAN DATA DASAR
1. Primary Assessment
Airway :
Jalan nafas paten, tidak ada sumbatan, pasien dapat berbicara dengan jelas
Breathing :
Napas cepat 24x/mnt, napas dalam, terdapat otot nafas tambahan, SPO2 : 96%
Circulation :
Nadi lambat 58x/mnt, Tekanan darah 70/40 mmHg, kulit pucat, ekstermitas dingin.
2. Fokus Assessment
Keadaan Umum:
Compos mentis, pasien tampak lemah dlaam keadaan tirah baring dengan posisi
semifowler
Tingkat Kesadaran:
GCS : E5 V5 M6
Keluhan Utama:
Pasien mengatakan nyeri dada 2 jam yang lalu, pasien mengeluh sesak nafas dan
nyeri pada ulu hati,
3. Sekunder Assessment
Pasien masuk IGD diantar oleh keluarga pukul 12.00. Pasien tampak lemas,, pasien
mengeluh nyeri dada 2 jam yang lalu dan mengeluh sesak nafas. TD : 70/40
mmHg, nadi : 50x/mnt, RR: 28x/mnt. Pasien mendapat injeksi CPG 75 mg 4 tab
(jam 12.15), Apilets 4 tab (jam 12.15) dan Vascon tritrasi 1A 2.1 cc/jam (jam
13.35). Kemudian pasien dirujuk RSUP Dr. Sardjito pukul 16.10 WIB
Riwayat Kesehatan Keluarga :
Pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang serupa.
3. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Bentuk kepala Mesochepal, rambut sedikit beruban
Konjungtiva tidak anemis, tidak ikterik
Hidung bersih tidak ada sekret, terpasang nasal kanul oksigen 3 lpm
Bibir ering, tidak ada sianosis
Telinga simetris, tidak ada gangguan pendengaran
2. Leher :
Tidak ada edema, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
3. Thoraks (paru)
a. Inspeksi : dada simetris kanan dan kiri, terdapat otot napas tambaha
b. Palpasi : getaran dada menurun kanan dan kiri
c. Perkusi : pekek
d. Auskultasi : vasikuler/ tidak ada naas tanbahan
4. Abdomen
a. Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi,
b. Auskultasi : bising usus 12x/mnt
c. Perkusi : kuadran 1 dan 2 redup, kuadran 3 dan 4 tympani
d. Palpasi : tidak ada nyeri tekan
C. TERAPI
1. Infus RL 20 tpm
D. DATA LABORATORIUM
DO :
Penggunaan otot bantu pernafasan
Nafas cepat dan dalam
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN :
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis (iskemia jaringan sekunder
terhadap sumbatan arteri).
G. INTERVENSI KEPERAWATAN
Pukul :
PERENCANAAN
1 Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Pukul 1. Mengetahui jumlah
berhubungan dengan keperawatan selama 1x2 jam pola 1. Monitoring aliran oksigen aliran oksigen yang masuk
keletihan otot pernapasan nafas tidak efektif dapat teratasi
dengan kriteria hasil : 2. Mengetahui kondisi
1. Suara napas bersih tidak ada 2. Pantau tanda-tanda vital pasien
sianosis
2. Menunjukkan jalan napas yang 3. Membantu
paten 3. Atur posisi pasien semi fowler pengembangan paru dan
3. Tanda-tanda vital dalam rentang mengurangi tekanan dai
normal abdomen pada diafragma
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 10-100x/mnt 4. Kolaborasi pemberian oksigen nasal 4. Mempertahankan Pa02
Respirasi : 16-24x/mnt di atas 60 mmH
kanul 3 lpm
Suhu : 36,5-37,5
2 Penurunan curah jantung Setelah dilakukan asuhan 1. Pertahankan tirah baring selama fase 1. Mempertahankan
berhubungan dengan keperawtan selama 1x3 jam akut. kondsi pasien
penurunan cura jantung dapat
penurunan kontaraktilitas 2. Kaji dan laporkan adanya 2. Mengetahui keadaan
teratasi dengan kriteria hasil:
miokardium tanda-tanda penurunan TD. pasien
1. Tekanan darah dalam batas
3. Kaji dan pantau TTV tiap jam. 3. Mengetahui kondisi
normal. pasien
2. CVP dalam batas normal.
4. Berikan oksigen sesuai kebutuhan 4. Memenuhi kebutuhan
3. Nadi perifer kuat dan simetris. oksigen
4. Tidak ada oedem perifer dan
5. Kolaborasi dengan dokter untuk 5. Menentukan pengobatan
asites.
pemberian terapi (CPG. Aspilet dan yang tepat
5. Denyut jantung dalam batas
vascon)
normal.
6. Bunyi jantung abnormal tidak
ada.
7. Nyeri dada tidak ada.
3 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji nyeri secara komprehensif 1. Mengetahui tingkat
dengan agen injury keperawatan selama 1x 2 jam nyeri (PQRST). nyeri
akut dapat teratasi dengan kriteria
biologis (iskemia jaringan 2. Ukur vital sign. 2. Mengetahui keadaan
hasil:
sekunder terhadap pasien
sumbatan arteri). 1. Mampu mengontrol nyeri 3. Berikan posisi yang nyaman. 3. Memberikan posisi
nyaman
2. Nyeri berkurang
4. Kolaborasi dalam pemberian 4. Mengurangi nyeri
3. Mampu mengenali nyeri.
analgetik
4. Tanda-tanda vital dalam batas
normal
(Izfa)