Вы находитесь на странице: 1из 8

Clinical Science Session

TONSILITIS KRONIS PADA ANAK

oleh :
Adelin Prima Devita 1010312050
Charan Kamal Kaur Toor 1010314013
M. Alif Qisthi Abi Rafdhi 1740412274

Preseptor
dr. Al-Hafiz, Sp.THT-KL

BAGIAN ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK

BEDAH KEPALA DAN LEHER

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. M. DJAMIL PADANG


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2018
Dokter Muda THT-KL Periode Januari – Februari 2018
RSUP Dr. M. Djamil Padang 2
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Clinical Science Session

Tonsilitis Kronis pada Anak


Adelin Prima Devita1, Charan Kamal Kaur Toor2, M. Alif Qisthi Abi Rafdhi3

PENDAHULUAN yaitu tonsil palatina, tonsil faringeal (adenoid), tonsil


Tonsil atau yang lebih sering dikenal dengan lingual dan tonsil tuba.1
amandel adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid 1. Tonsil palatina (tonsil)
dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus di Tonsil palatina adalah suatu massa jaringan
dalamnya, bagian organ tubuh yang berbentuk bulat limfoid yang terletak di dalam fossa tonsil pada kedua
lonjong melekat pada kanan dan kiri tenggorok. sudut orofaring, dan dibatasi oleh pilar anterior (otot
Terdapat empat macam tonsil, yaitu tonsil palatina, palatoglosus) dan pilarposterior (otot palatofaringeus).
tonsil faringeal (adenoid), tonsil lingual dan tonsil tuba. Tonsil berbentuk oval dengan panjang 2 – 5 cm,
Tonsil terletak dalam sinus tonsilaris di antara kedua masing-masing tonsil mempunyai 10 – 30 kriptus yang
pilar fausium dan berasal dari invaginasi hipoblas.1,2 meluas ke dalam jaringan tonsil. Tonsil tidak selalu
Tonsillitis sendiri adalah inflamasi pada tonsil mengisi seluruh fossa tonsilaris, daerah yang kosong
palatina yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. diatasnya dikenal sebagai fossa supratonsilar. Tonsil
Saat bakteri dan virus masuk ke dalam tubuh melalui terletak di lateral orofaring. Dibatasi oleh muskulus
hidung atau mulut, tonsil berfungsi sebagai filter / konstriktor faring superior di lateral, muskulus
penyaring yang menyelimuti organisme yang palatoglosus di anterior, muskulus palatofaringeus di
berbahaya tersebut dengan sel-sel darah putih. Hal ini posterior, palatum mole di superior, dan tonsil lingual di
akan memicu sistem kekebalan tubuh untuk inferior.3
membentuk antibodi terhadap infeksi yang akan Tonsil diperdarahi oleh beberapa cabang
datang. Tetapi bila tonsil sudah tidak dapat menahan pembuluh darah, yaitu :
infeksi dari bakteri atau virus tersebut maka akan timbul a. A. palatina asendens, cabang a. fasialis,
tonsillitis.1 memperdarahi bagian posteroinferior;
Tonsilitis paling sering terjadi pada anak-anak, b. A. tonsilaris, cabang a. fasialis, memperdarahi
meskipun jarang terjadi pada anak-anak usia kurang daerah anteroinferior;
dari dua tahun. Tonsilitis akibat infeksi Streptococcus c. A. lingualis dorsalis, cabang a.maksilaris
secara khusus terjadi pada anak-anak usia 6-15 tahun. interna, memperdarahi daerah anteromedia;
Kasus terbanyak ditemukan pada anak-anak usia d. A. faringeal asendens, cabang a. karotis
sekolah yang berkontak dengan anak lain yang eksterna, memperdarahi daerah
menderita tonsillitis akibat bakteri maupun virus. posterosuperior; dan
Berdasarkan data epidemiologi penyakit THT pada e. A. palatina desendens dan cabangnya, a.
tujuh provinsi di Indonesia pada tahun 1994 – 1996, palatina mayor dan minor, memperdarahi
prevalensi kejadian tonsilitis kronik adalah yang daerah antero superior.3
tertinggi setelah nasofaringitis akut (4,6%), yaitu Darah vena dialirkan melalui pleksus venosus
sebanyak 3,8%. perikapsular ke v. lingualis dan pleksus venosus

ANATOMI TONSIL faringeal, yang kemudian bermuara ke vena jugularis

Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan interna. Pembuluh vena tonsil berjalan dari palatum,

limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus menyilang bagian lateral kapsula dan selanjutnya

di dalamnya. Tonsil dan adenoid merupakan bagian menembus dinding faring.3

terpenting dalam Cincin Waldeyer dari jaringan limfoid, Tonsil bagian bawah mendapat sensasi dari

yang mengelilingi faring. Terdapat empat macam tonsil, cabang serabut saraf ke IX (nervus glosofaringeal) dan
juga dari cabang palatina bawah desenden.
Dokter Muda THT-KL Periode Januari – Februari 2018
RSUP Dr. M. Djamil Padang 3
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Tonsil merupakan organ limfatik sekunder yang Terdapat dua mekanisme pertahanan, yaitu
diperlukan untuk proliferasi dan diferensiasi limfosit mekanisme nonspesifik dan spesifik.
yang sudah disensitisasi. Tonsil mempunyai 3 fungsi 1. Mekanisme Pertahanan Nonspesifik
utama yaitu: Mekanisme pertahanan nonspesifik berupa
a. Menangkap dan mengumpulkan bahan asing lapisan mukosa tonsil dan kemampuan limfoid untuk
dengan efektif; menghancurkan mikroorganisme. Pada beberapa
b. Sebagai organ utama produksi antibodi dan tempat, lapisan mukosa ini sangat tipis sehingga
sensitisasi sel limfosit T dengan antigen spesifik; menjadi tempat yang lemah dalam pertahanan dari
dan masuknya kuman ke dalam jaringan tonsil. Jika kuman
c. Filter untuk memperangkap bakteri dan virus yang dapat masuk ke dalam lapisan mukosa, maka kuman
masuk ke tubuh melalui mulut dan sinus. ini dapat ditangkap oleh sel fagosit. Sebelumnya kuman
Tonsil juga menstimulasi sistem imun untuk akan mengalami opsonisasi sehingga menimbulkan
memproduksi antibodi untuk membantu melawan kepekaan bakteri terhadap fagosit.
infeksi.3 Setelah terjadi proses opsonisasi, maka sel
2. Tonsil faringeal (adenoid) fagosit akan bergerak mengelilingi bakteri dan
Adenoid merupakan masa limfoid yang berlobus memakannya dengan cara memasukkannya dalam
dan terdiri dari jaringan limfoid yang sama dengan yang suatu kantong yang disebut fagosom. Proses
terdapat pada tonsil. Adenoid tidak mempunyai kriptus selanjutnya adalah digesti dan mematikan bakteri.
dan terletak di dinding belakang nasofaring. Lobus ini Mekanismenya belum diketahui pasti, tetapi diduga
tersusun mengelilingi daerah yang lebih rendah di terjadi peningkatan konsumsi oksigen yang diperlukan
bagian tengah, dikenal sebagai bursa faringeus. untuk pembentukan superoksidase yang akan
Jaringan adenoid di nasofaring terutama ditemukan membentuk H2O2, yang bersifat bakterisidal. H2O2 yang
pada dinding atas dan posterior, walaupun dapat terbentuk akan masuk ke dalam fagosom atau berdifusi
meluas ke Fossa Rosenmuller dan orifisium tuba di sekitarnya, kemudian membunuh bakteri dengan
eustachius. Ukuran adenoid bervariasi pada masing- proses oksidasi.
masing anak. Pada umumnya adenoid akan mencapai Di dalam sel fagosit, terdapat granula lisosom.
ukuran maksimal antara usia 3 – 7 tahun kemudian Bila fagosit kontak dengan bakteri, maka membran
akan mengalami regresi.3 lisosom akan mengalami ruptur dan enzim hidrolitiknya
3. Tonsil lingual mengalir dalam fagosom membentuk rongga digestif,
Tonsil lingual terletak di dasar lidah dan dibagi yang selanjutnya akan menghancurkan bakteri dengan
menjadi dua oleh ligamentum glosoepiglotika.3 proses digestif.1
FISIOLOGI TONSIL 2. Mekanisme Pertahanan Spesifik
Merupakan mekanisme pertahanan yang
terpenting dalam pertahanan tubuh terhadap udara
pernapasan sebelum masuk ke dalam saluran napas
bawah. Tonsil dapat memproduksi Ig-A yang akan
menyebabkan resistensi jaringan lokal terhadap
organisme patogen. Disamping itu, tonsil dan adenoid
juga dapat menghasilkan Ig-E yang berfungsi untuk
mengikat sel basofil dan sel mastosit, di mana sel-sel
tersebut mengandung granula yang berisi mediator
vasoaktif, yaitu histamin.
Bila ada alergen, maka alergen itu akan
bereaksi dengan Ig-E, sehingga permukaan sel
membrannya akan terangsang dan terjadilah proses
degranulasi. Proses ini menyebabkan keluarnya
Dokter Muda THT-KL Periode Januari – Februari 2018
RSUP Dr. M. Djamil Padang 4
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

histamin, sehingga timbul reaksi hipersensitifitas tipe I, Pada anak, proses ini disertai dengan pembesaran
yaitu atopi, anafilaksis, urtikaria, dan angioedema. kelenjar limfa submandibula.4,5
Mekanisme kerja Ig-A adalah mencegah MANIFESTASI KLINIS TONSILITIS
substansi masuk ke dalam proses imunologi, sehingga Gejala pada tonsillitis dimulai dengan nyeri
dalam proses netralisasi dari infeksi virus, Ig-A tenggorok ringan hingga menjadi parah, nyeri menelan,
mencegah terjadinya penyakit autoimun. Oleh karena dan kadang muntah. Pada tonsillitis, dapat
itu, Ig-A merupakan barier untuk mencegah reaksi mengakibatkan kekambuhan nyeri tenggorok dan
imunologi serta untuk menghambat proses keluarnya nanah pada lekukan tonsil. Tanda klinisnya
bakteriolisis.1 dijumpai tonsil membengkak dan meradang. Tonsil
DEFINISI TONSILITIS KRONIS PADA ANAK biasanya bercak-bercak dan kadang-kadang diliputi
Tonsilitis kronis adalah peradangan kronis dari oleh eksudat. Eksudat ini mungkin keabu-abuan dan
tonsil sebagai lanjutan peradangan akut / subakut yang kekuningan. Eksudat dapat berkumpul, membentuk
berulang / rekuren. Angka kejadian tertinggi terutama membrane, dan pada beberapa kasus dapat terjadi
pada anak-anak dalam kelompok usia antara 5 sampai nekrosis jaringan lokal.1,2
10 tahun yang mana radang tersebut merupakan infeksi Peradangan tonsil akan mengakibatkan
dari berbagai jenis mikroorganisme.1 pembesaran yang menyebabkan kesulitan menelan
ETIOLOGI TONSILITIS KRONIS PADA ANAK atau seperti ada yang mengganjal di tenggorok. Pada
Tonsilitis kronis pada anak dapat disebabkan anak biasanya keadaan ini juga dapat mengakibatkan
oleh beberapa penyebab, tetapi yang utama adalah keluhan berupa ngorok saat tidur karena pengaruh
karena anak sering menderita ISPA atau tonsilitis akut besarnya tonsil mengganggu pernapasan bahkan
yang tidak diterapi adekuat. Pada dasarnya, keluhan sesak nafas juga dapat terjadi apabila
peradangan pada tonsil yang bersifat kronis juga pembesaran tonsil telah menutup jalur pernafasan. 6
disebabkan oleh beberapa jenis kuman, seperti PEMERIKSAAN FISIK TONSILITIS KRONIS
Streptococcus beta hemolitikus grup A, Pada pemeriksaan, terdapat dua macam
Pneumococcus, Streptococcus viridans dan gambaran tonsil dari tonsilitis kronis yang mungkin
Streptococcus piogenes. Kuman yang mendasari tampak, yakni :8,9
terjadinya tonsilitis kronik sama dengan tonsilitis akut, 1. Tampak pembesaran tonsil karena hipertrofi
namun pada beberapa kondisi kuman dapat berubah dan perlengketan ke jaringan sekitar, kripta
menjadi kuman golongan gram negatif.1 Faktor-faktor melebar, tonsil ditutupi oleh eksudat yang
predisposisi yang diketahui mempermudah timbulnya purulen atau seperti keju.
tonsilitis kronik adalah dari beberapa jenis makanan, 2. Mungkin juga dijumpai tonsil tetap kecil,
tingkat higine mulut yang buruk, pengaruh cuaca, dan mengeriput, kadang-kadang seperti
kelelahan.2 terpendam di dalam tonsil bed dengan tepi
PATOFISIOLOGI TONSILITIS KRONIS yang hiperemis, kripta melebar, dan ditutupi
Tonsilitis kronis dapat bermula dari tonsilitis eksudat yang purulen.
akut. Pada tonsilitis kronis akibat proses peradangan Ukuran tonsil dibagi menjadi:8
yang berulang, epitel mukosa dan jaringan limfoid T0: Post tonsilektomi
terkikis sehingga jaringan limfoid diganti dengan T1: Tonsil masih terbatas dalam fossa tonsilaris
jaringan parut dan mengalami pengerutan pada proses T2: Sudah melewati pilar anterior, tapi belum melewati
penyembuhan sehingga kripta melebar. Secara klinis, garis paramedian (pilar posterior)
kripta tampak diisi oleh detritus, yang merupakan suatu T3: Sudah melewati garis paramedian, belum melewati
kumpulan dari leukosit polimorfonuklear, epitel yang garis median
telah mati, dan juga bakteri yang telah mati. Proses T4: Sudah melewati garis median
tersebut terus berlanjut dan meluas sehingga
menembus kapsul tonsil sehingga menimbulkan suatu
perlekatan dengan jaringan disekitar fossa tonsilitis.
Dokter Muda THT-KL Periode Januari – Februari 2018
RSUP Dr. M. Djamil Padang 5
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

anak yang menderita penyakit amandel (tonsilitis)


sehingga banyak orang tua yang menginginkan operasi
tonsilektomi pada anaknya dengan maksud dapat
meningkatkan prestasi belajar anaknya, meskipun
belum tentu tonsilnya sakit.7
Tonsilektomi merupakan prosedur operasi
yang praktis dan aman. Di Amerika Serikat, karena
kekhawatiran komplikasi, tonsilektomi digolongkan
pada operasi mayor. Di Indonesia, tonsilektomi
digolongkan pada operasi sedang karena durasi
operasi pendek dan teknik tidak sulit. Indikasi
dilakukannya tonsilektomi dapat dibagi menjadi:1
1. Indikasi absolut
a. Infeksi tenggorokan berulang yang
PEMERIKSAAN PENUNJANG TONSILITIS terjadi:
Dapat dilakukan kultur dan uji resistensi i. 7 x atau lebih dalam 1 tahun;
(sensitifitas) kuman dari sediaan apus tonsil. Biakan ii. 5 x / tahun dalam 2 tahun;
swab sering menghasilkan beberapa macam kuman iii. 3 x / tahun dalam 3 tahun; atau
dengan berbagai derajat keganasan, seperti iv. 2 minggu atau lebih tidak masuk
Streptococcus beta hemoliticus group A, Streptococcus sekolah atau kerja dalam 1 tahun
viridans, Staphilococcus, atau Pneumococcus.10,11 b. Abses peritonsilar. Pada anak,
TATA LAKSANA TONSILITIS KRONIS tonsilektomi dilakukan 4 – 6 minggu
Secara umum, penatalaksanaan tonsilitis kronik setelah abses diobati. Pada dewasa,
dibagi dua, yaitu konservatif dan operatif. Terapi serangan kedua abses peritonsilar
konservatif dilakukan untuk mengeliminasi kausa, yaitu merupakan indikasi asolut;
infeksi, dan mengatasi keluhan yang mengganggu. c. Tonsilitis yang menyebabkan kejang
Pada tonsilitis yang berulang, penggunaan antibiotik demam;
Ciprofloxacin dan Gentamicin perlu dipertimbangkan. d. Hipertrofi tonsil yang menyebabkan:
Hal ini karena organisme yang sering menyebabkan i. Obstruksi saluran napas (sleep
infeksi berulang adalah Pseudomonas aeruginosa dan apnea)
beberapa bakteri lain yang sensitif terhadap ii. Sulit menelan
Ciprofloxacin dan Gentamicin. Pada pasien anak, iii. Gangguan artikulasi suara
penggunaan Amoxicillin atau kombinasi Amoxicillin- e. Suspek keganasan. Pada pembesaran
Asam Klavulanat adalah pilihan pertama pada tonsilitis tonsil unilateral, kemungkinan limfoma
berulang, di mana penggunaan Ciprofloxacin menjadi pada anak dan karsinoma epidermoid
kontraindikasi.1 pada dewasa. Sebelumnya harus
Bila tonsil membesar dan menyebabkan dilakukan dahulu biopsi eksisional.
sumbatan jalan napas, disfagia berat, gangguan tidur, 2. Indikasi relatif
terbentuk abses, atau tidak berhasil dengan a. Karies difteri yang tidak respon dengan
pengobatan konvensional, maka operasi tonsilektomi pemberian antibiotik;
perlu dilakukan. Selain itu, indikasi tonsilektomi pada b. Karies Streptococcus yang mungkin
tonsilitis kronik adalah adanya fokal infeksi, penurunan menjadi sumber infeksi lainnya;
kualitas hidup, dan menimbulkan rasa tidak nyaman.7 c. Tonsilitis kronis dengan halitosis yang
Hal ini sesuai dengan kesan masyarakat bahwa tidak respon dengan terapi
bila seorang anak telah dilakukan operasi tonsilektomi medikamentosa; atau
si anak tidak mudah sakit, lebih konsentrasi dalam
belajar sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar
Dokter Muda THT-KL Periode Januari – Februari 2018
RSUP Dr. M. Djamil Padang 6
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

d. Tonsilitis Streptococcus berulang pada Tonsilektomi merupakan tindakan bedah yang


pasien dengan penyakit katup jantung. dapat dilakukan dengan anestesi lokal maupun umum
3. Bagian dari operasi lain sehingga komplikasi yang ditimbulkan merupakan
a. Palatofaringoplasti yang dilakukan gabungan komplikasi tindakan bedah dan anestesi.10,11
karena adanya sleep apnea syndrome; 1. Komplikasi anestesi
b. Neurektomi glossofaringeal. Tonsil Komplikasi anestesi ini terkait dengan
diangkat terlebih dahulu, kemudian keadaan status kesehatan pasien. Komplikasi yang
nervus glossofaringeal diangkat, dan dapat ditemukan berupa :
tonsil bed ditinggalkan; atau a. Laringospasme;
c. Pengangkatan prosesus stiloideus. b. Gelisah paskaoperasi;
Beberapa perawatan yang harus dilakukan pada c. Mual muntah;
pasien yang telah menjalani tonsilektomi adalah d. Kematian saat induksi pada pasien
sebagai berikut: dengan hipovolemi;
1. Perawatan awal e. Induksi intravena dengan pentotal bisa
a. Pasien tetap dikondisikan dalam menyebabkan hipotensi dan henti
keadaan “posisi koma” sampai efek jantung; atau
anestesi hilang; f. Hipersensitif terhadap obat anestesi.
b. Awasi tanda-tanda perdarahan dari 2. Komplikasi Bedah
hidung dan mulut; dan a. Perdarahan
c. Awasi tanda-tanda vital pasien. Merupakan komplikasi tersering (0,1 – 8,1 %
2. Diet dari jumlah kasus). Perdarahan dapat terjadi selama
Saat pasien sudah sadar, pasien dapat mulai operasi, segera sesudah operasi atau di rumah.
diberikan makanan cair, seperti susu dingin atau es Kematian akibat perdarahan terjadi pada 1:35.000
krim. Kulum-kulum es batu juga dapat mengurangi rasa pasien. Sebanyak 1 dari 100 pasien kembali karena
nyeri. Diet diberikan bertahap, mulai dari makanan perdarahan dan dalam jumlah yang sama
lunak sampai makanan biasa / solid. Pemberian puding, membutuhkan transfusi darah.
jeli, dan telur rebus dapat diberikan pada hari kedua b. Nyeri
paskaoperasi. Nyeri paskaoperasi muncul karena kerusakan
3. Higiene mulut mukosa dan serabut saraf glosofaringeus atau vagal,
Pasien diberikan obat kumur 3 – 4 x sehari. Mulut inflamasi dan spasme otot faring yang menyebabkan
dibersihkan dengan air bersih setiap selesai makan. iskemia, dan siklus nyeri berlanjut sampai otot diliputi
4. Analgesik kembali oleh mukosa, biasanya 14 – 21 hari setelah
Nyeri biasanya terjadi secara lokal pada operasi.
tenggorokan yang dapat menjalar ke telinga. Dapat c. Komplikasi lain
diredakan dengan analgesik lemah, seperti Demam, kesulitan bernapas, gangguan
Paracetamol. Analgesik dapat diberikan setengah jam terhadap suara (1:10.000), aspirasi, otalgia,
sebelum pasien makan. pembengkakan uvula, insufisiensi velofaringeal,
5. Antibiotik stenosis faring, serta lesi di bibir, lidah, gigi, dan
a. Antibiotik yang sesuai dapat diberikan pneumonia.
secara injeksi / oral selama sekitar 1 KOMPLIKASI TONSILITIS KRONIS
minggu. Komplikasi tonsilitis kronis dapat terjadi secara
b. Pasien dapat dipulangkan 24 jam setelah perkontinuitatum ke daerah sekitar atau secara
operasi jika tidak ada komplikasi dan hematogen atau limfogen ke organ yang jauh dari
dapat beraktivitas normal kembali 2 tonsil. Adapun berbagai komplikasi yang kerap ditemui
minggu setelah operasi. adalah sebagai berikut:10
Dokter Muda THT-KL Periode Januari – Februari 2018
RSUP Dr. M. Djamil Padang 7
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

1. Peritonsilitis: Peradangan tonsil dan daerah sehat dan kurang terjaganya kebersihan mulut.
sekitarnya yang berat tanpa adanya trismus Penyakit ini memiliki prognosis yang baik apabila
dan abses. didiagnosis dan diterapi secara cepat dan tepat.
2. Abses Peritonsilar (Quinsy): Kumpulan nanah Penting untuk memberikan edukasi kepada pasien dan
yang terbentuk di dalam ruang peritonsil. keluarga agar penyakit ini dapat dicegah dan tidak
Sumber infeksi berasal dari penjalaran terulang kembali.
tonsilitis akut yang mengalami supurasi, DAFTAR PUSTAKA
menembus kapsul tonsil dan penjalaran dari 1. Adams LG, Boies LR, Higler PA. Buku ajar
infeksi gigi. penyakit THT. EGC. Jakarta: 2013.
3. Abses Parafaringeal: Infeksi dalam ruang 2. Arun R, et al. Chronic tonsilitis in children: an
parafaring dapat terjadi melalui aliran getah Ayurvedic Bird View. Review article.
bening / pembuluh darah. Infeksi berasal dari International Ayurvedic Medical Journal. 2013;
daerah tonsil, faring, sinus paranasal, 1(4).
adenoid, kelenjar limfe faringeal, mastoid dan 3. Kenna MA, Amin A, Snow JB, Wackym
os. petrosus. PA. Anatomy and physiology of the oral cavity.
4. Abses Retrofaring: Merupakan pengumpulan Ballenger’s otorhinolaryngology head and
pus dalam ruang retrofaring. Biasanya terjadi neck surgery 17th ed. Shelton BC Decker Inc:
pada anak usia 3 bulan – 5 tahun karena 2009. 769 – 774.
ruang retrofaring masih berisi kelenjar limfe. 4. Hammouda, Mostafa. Chronic tonsillitis
5. Krista Tonsil: Sisa makanan terkumpul dalam bacteriology in Egyptian Children including
kripta mungkin tertutup oleh jaringan fibrosa antimicrobial susceptibility. Australian Journal
dan ini menimbulkan krista berupa tonjolan of Basic and Applied Sciences. 2009; 3(3):
pada tonsil berwarna putih / berupa cekungan, 1948 – 1953.
biasanya kecil dan multipel. 5. Khan AR, Khan SA, Arif AU, Waheed R.
6. Tonsilolith (kalkulus dari tonsil): Terjadinya Analysis of ENT diseases at Khyber teaching
deposit kalsium fosfat dan kalsium karbonat hospital, Peshawar. J. Med. Sci. 2013; 21(1):
dalam jaringan tonsil yang membentuk bahan 7 – 9.
keras seperti kapur. 6. Fakh IM. Karakteristik Pasien Tonsilitis Kronis
PROGNOSIS TONSILITIS pada Anak di bagian THT-KL RSUP M. Djamil
Tonsilitis biasanya sembuh beberapa hari Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. Padang:
dengan istrirahat dan pengobatan suportif. Menangani 2016.
gejala-gejala yang timbul dapat membuat penderita 7. Kartika II. Faktor-faktor yang berhubungan
lebh nyaman. Bila antibiotik diberikan untuk mengatasi dengan angka kejadian tonsilitis pada anak
infeksi, antibiotik harus di konsumsi, bahkan walaupun usia 5 – 18 tahun di poliklinik THT RSUD
penderita telah mengalami perbaikan dalam waktu Karawang tahun 2015. Jurnal Kesehatan
singkat. Gejala yang tetap ada dapat menjadi indikasi Bhakti Husada. 2016; 3(1).
bahwa penderita mengala infeksi saluran nafas lain, 8. George LA. Penyakit-penyakit nasofaring dan
seperti infeksi telinga dan sinus. Pada kasus yang orofaring dalam: Adams, Boies, Higler (eds)
serius, tonsilitis dapat menyebabkan demam rematik buku ajar penyakit THT edisi 6. EGC. Jakarta:
dan pnemonia.10 1997.
PENUTUP 9. Derake A, Carr MM. Tonsilectomy. Dalam:
Tonsilitis merupakan radang yang terjadi pada Godsmith AJ. Talaveran F. E-medicine.com
tonsil. Kondisi ini sebagian besar dialami oleh anak- Inc. 2010; 1(10).
anak. Penyakit ini dapat dicetus oleh beberapa hal, 10. Brodsy L, Poje C. Tonsilitis, tonsilectomy and
salah satunya ada kebiasaan anak yang sering adenoidectomy. Dalam: Bailey BJ, Johnson
mengonsumsi makanan atau minuman yang tidak JT. Head and neck surgery. Otolaryngology
Dokter Muda THT-KL Periode Januari – Februari 2018
RSUP Dr. M. Djamil Padang 8
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

4rd Edition. Lippinscott Williams Wilkins


Publishers. Philadelphia: 2006.
11. Gotlieb J. The future risk of childhood sleep
disorder breathing. SLEEP. 2005: 28(7).

Вам также может понравиться

  • CSS Covid-19
    CSS Covid-19
    Документ20 страниц
    CSS Covid-19
    rifkyramadhan
    Оценок пока нет
  • Laporan Keluarga Binaan Rifky Ramadhan
    Laporan Keluarga Binaan Rifky Ramadhan
    Документ89 страниц
    Laporan Keluarga Binaan Rifky Ramadhan
    rifkyramadhan
    Оценок пока нет
  • CSS INFERTILITAS Padang
    CSS INFERTILITAS Padang
    Документ39 страниц
    CSS INFERTILITAS Padang
    rifkyramadhan
    Оценок пока нет
  • CRS
    CRS
    Документ24 страницы
    CRS
    rifkyramadhan
    Оценок пока нет
  • Case Report Session Kekerasan Tajam
    Case Report Session Kekerasan Tajam
    Документ58 страниц
    Case Report Session Kekerasan Tajam
    rifkyramadhan
    Оценок пока нет
  • Imunopatogenesis COVID-19 Dan Imunomodulator Dini
    Imunopatogenesis COVID-19 Dan Imunomodulator Dini
    Документ21 страница
    Imunopatogenesis COVID-19 Dan Imunomodulator Dini
    rifkyramadhan
    Оценок пока нет
  • CRS Asma Dalam Kehamilan
    CRS Asma Dalam Kehamilan
    Документ34 страницы
    CRS Asma Dalam Kehamilan
    rifkyramadhan
    Оценок пока нет
  • KORIOAMNIONITIIS
    KORIOAMNIONITIIS
    Документ10 страниц
    KORIOAMNIONITIIS
    rifkyramadhan
    Оценок пока нет
  • MH Ok
    MH Ok
    Документ52 страницы
    MH Ok
    rifkyramadhan
    Оценок пока нет
  • Tugas
    Tugas
    Документ5 страниц
    Tugas
    rifkyramadhan
    Оценок пока нет
  • RVU
    RVU
    Документ6 страниц
    RVU
    rifkyramadhan
    Оценок пока нет
  • Skabies
    Skabies
    Документ28 страниц
    Skabies
    rifkyramadhan
    Оценок пока нет
  • CRS SSJ Kasus Lengkap
    CRS SSJ Kasus Lengkap
    Документ32 страницы
    CRS SSJ Kasus Lengkap
    Heniza Indri
    Оценок пока нет
  • BST Katarak
    BST Katarak
    Документ36 страниц
    BST Katarak
    rifkyramadhan
    Оценок пока нет
  • Fittzpattrick
    Fittzpattrick
    Документ13 страниц
    Fittzpattrick
    rifkyramadhan
    Оценок пока нет
  • Pembahasan Jurnal Reading
    Pembahasan Jurnal Reading
    Документ6 страниц
    Pembahasan Jurnal Reading
    rifkyramadhan
    Оценок пока нет
  • Gangguan Kecemasan
    Gangguan Kecemasan
    Документ63 страницы
    Gangguan Kecemasan
    Atika Najla
    Оценок пока нет
  • Review Artikel
    Review Artikel
    Документ13 страниц
    Review Artikel
    rifkyramadhan
    Оценок пока нет
  • Sudden Deafness
    Sudden Deafness
    Документ38 страниц
    Sudden Deafness
    rifkyramadhan
    Оценок пока нет
  • Gangguan Nyeri Somatoform
    Gangguan Nyeri Somatoform
    Документ65 страниц
    Gangguan Nyeri Somatoform
    rifkyramadhan
    Оценок пока нет
  • Kombinasi Terapi Rituximab Dan Mycophenolat Mofetil Pada Lupus Nefritis Pada Anak
    Kombinasi Terapi Rituximab Dan Mycophenolat Mofetil Pada Lupus Nefritis Pada Anak
    Документ6 страниц
    Kombinasi Terapi Rituximab Dan Mycophenolat Mofetil Pada Lupus Nefritis Pada Anak
    rifkyramadhan
    Оценок пока нет
  • CRS Sudden Deafness
    CRS Sudden Deafness
    Документ13 страниц
    CRS Sudden Deafness
    rifkyramadhan
    Оценок пока нет
  • Jurnal
    Jurnal
    Документ5 страниц
    Jurnal
    rifkyramadhan
    Оценок пока нет
  • CSS Karsinoma Nasofaring
    CSS Karsinoma Nasofaring
    Документ10 страниц
    CSS Karsinoma Nasofaring
    rifkyramadhan
    Оценок пока нет
  • Css Oma Final
    Css Oma Final
    Документ5 страниц
    Css Oma Final
    rifkyramadhan
    Оценок пока нет
  • CSS Oma Fix
    CSS Oma Fix
    Документ5 страниц
    CSS Oma Fix
    rifkyramadhan
    Оценок пока нет
  • CSS Oma Fix
    CSS Oma Fix
    Документ5 страниц
    CSS Oma Fix
    rifkyramadhan
    Оценок пока нет
  • Css Oma Final
    Css Oma Final
    Документ5 страниц
    Css Oma Final
    rifkyramadhan
    Оценок пока нет
  • Diskusi Jurnal
    Diskusi Jurnal
    Документ3 страницы
    Diskusi Jurnal
    rifkyramadhan
    Оценок пока нет