Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
oleh :
Adelin Prima Devita 1010312050
Charan Kamal Kaur Toor 1010314013
M. Alif Qisthi Abi Rafdhi 1740412274
Preseptor
dr. Al-Hafiz, Sp.THT-KL
Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan interna. Pembuluh vena tonsil berjalan dari palatum,
limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus menyilang bagian lateral kapsula dan selanjutnya
terpenting dalam Cincin Waldeyer dari jaringan limfoid, Tonsil bagian bawah mendapat sensasi dari
yang mengelilingi faring. Terdapat empat macam tonsil, cabang serabut saraf ke IX (nervus glosofaringeal) dan
juga dari cabang palatina bawah desenden.
Dokter Muda THT-KL Periode Januari – Februari 2018
RSUP Dr. M. Djamil Padang 3
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Tonsil merupakan organ limfatik sekunder yang Terdapat dua mekanisme pertahanan, yaitu
diperlukan untuk proliferasi dan diferensiasi limfosit mekanisme nonspesifik dan spesifik.
yang sudah disensitisasi. Tonsil mempunyai 3 fungsi 1. Mekanisme Pertahanan Nonspesifik
utama yaitu: Mekanisme pertahanan nonspesifik berupa
a. Menangkap dan mengumpulkan bahan asing lapisan mukosa tonsil dan kemampuan limfoid untuk
dengan efektif; menghancurkan mikroorganisme. Pada beberapa
b. Sebagai organ utama produksi antibodi dan tempat, lapisan mukosa ini sangat tipis sehingga
sensitisasi sel limfosit T dengan antigen spesifik; menjadi tempat yang lemah dalam pertahanan dari
dan masuknya kuman ke dalam jaringan tonsil. Jika kuman
c. Filter untuk memperangkap bakteri dan virus yang dapat masuk ke dalam lapisan mukosa, maka kuman
masuk ke tubuh melalui mulut dan sinus. ini dapat ditangkap oleh sel fagosit. Sebelumnya kuman
Tonsil juga menstimulasi sistem imun untuk akan mengalami opsonisasi sehingga menimbulkan
memproduksi antibodi untuk membantu melawan kepekaan bakteri terhadap fagosit.
infeksi.3 Setelah terjadi proses opsonisasi, maka sel
2. Tonsil faringeal (adenoid) fagosit akan bergerak mengelilingi bakteri dan
Adenoid merupakan masa limfoid yang berlobus memakannya dengan cara memasukkannya dalam
dan terdiri dari jaringan limfoid yang sama dengan yang suatu kantong yang disebut fagosom. Proses
terdapat pada tonsil. Adenoid tidak mempunyai kriptus selanjutnya adalah digesti dan mematikan bakteri.
dan terletak di dinding belakang nasofaring. Lobus ini Mekanismenya belum diketahui pasti, tetapi diduga
tersusun mengelilingi daerah yang lebih rendah di terjadi peningkatan konsumsi oksigen yang diperlukan
bagian tengah, dikenal sebagai bursa faringeus. untuk pembentukan superoksidase yang akan
Jaringan adenoid di nasofaring terutama ditemukan membentuk H2O2, yang bersifat bakterisidal. H2O2 yang
pada dinding atas dan posterior, walaupun dapat terbentuk akan masuk ke dalam fagosom atau berdifusi
meluas ke Fossa Rosenmuller dan orifisium tuba di sekitarnya, kemudian membunuh bakteri dengan
eustachius. Ukuran adenoid bervariasi pada masing- proses oksidasi.
masing anak. Pada umumnya adenoid akan mencapai Di dalam sel fagosit, terdapat granula lisosom.
ukuran maksimal antara usia 3 – 7 tahun kemudian Bila fagosit kontak dengan bakteri, maka membran
akan mengalami regresi.3 lisosom akan mengalami ruptur dan enzim hidrolitiknya
3. Tonsil lingual mengalir dalam fagosom membentuk rongga digestif,
Tonsil lingual terletak di dasar lidah dan dibagi yang selanjutnya akan menghancurkan bakteri dengan
menjadi dua oleh ligamentum glosoepiglotika.3 proses digestif.1
FISIOLOGI TONSIL 2. Mekanisme Pertahanan Spesifik
Merupakan mekanisme pertahanan yang
terpenting dalam pertahanan tubuh terhadap udara
pernapasan sebelum masuk ke dalam saluran napas
bawah. Tonsil dapat memproduksi Ig-A yang akan
menyebabkan resistensi jaringan lokal terhadap
organisme patogen. Disamping itu, tonsil dan adenoid
juga dapat menghasilkan Ig-E yang berfungsi untuk
mengikat sel basofil dan sel mastosit, di mana sel-sel
tersebut mengandung granula yang berisi mediator
vasoaktif, yaitu histamin.
Bila ada alergen, maka alergen itu akan
bereaksi dengan Ig-E, sehingga permukaan sel
membrannya akan terangsang dan terjadilah proses
degranulasi. Proses ini menyebabkan keluarnya
Dokter Muda THT-KL Periode Januari – Februari 2018
RSUP Dr. M. Djamil Padang 4
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
histamin, sehingga timbul reaksi hipersensitifitas tipe I, Pada anak, proses ini disertai dengan pembesaran
yaitu atopi, anafilaksis, urtikaria, dan angioedema. kelenjar limfa submandibula.4,5
Mekanisme kerja Ig-A adalah mencegah MANIFESTASI KLINIS TONSILITIS
substansi masuk ke dalam proses imunologi, sehingga Gejala pada tonsillitis dimulai dengan nyeri
dalam proses netralisasi dari infeksi virus, Ig-A tenggorok ringan hingga menjadi parah, nyeri menelan,
mencegah terjadinya penyakit autoimun. Oleh karena dan kadang muntah. Pada tonsillitis, dapat
itu, Ig-A merupakan barier untuk mencegah reaksi mengakibatkan kekambuhan nyeri tenggorok dan
imunologi serta untuk menghambat proses keluarnya nanah pada lekukan tonsil. Tanda klinisnya
bakteriolisis.1 dijumpai tonsil membengkak dan meradang. Tonsil
DEFINISI TONSILITIS KRONIS PADA ANAK biasanya bercak-bercak dan kadang-kadang diliputi
Tonsilitis kronis adalah peradangan kronis dari oleh eksudat. Eksudat ini mungkin keabu-abuan dan
tonsil sebagai lanjutan peradangan akut / subakut yang kekuningan. Eksudat dapat berkumpul, membentuk
berulang / rekuren. Angka kejadian tertinggi terutama membrane, dan pada beberapa kasus dapat terjadi
pada anak-anak dalam kelompok usia antara 5 sampai nekrosis jaringan lokal.1,2
10 tahun yang mana radang tersebut merupakan infeksi Peradangan tonsil akan mengakibatkan
dari berbagai jenis mikroorganisme.1 pembesaran yang menyebabkan kesulitan menelan
ETIOLOGI TONSILITIS KRONIS PADA ANAK atau seperti ada yang mengganjal di tenggorok. Pada
Tonsilitis kronis pada anak dapat disebabkan anak biasanya keadaan ini juga dapat mengakibatkan
oleh beberapa penyebab, tetapi yang utama adalah keluhan berupa ngorok saat tidur karena pengaruh
karena anak sering menderita ISPA atau tonsilitis akut besarnya tonsil mengganggu pernapasan bahkan
yang tidak diterapi adekuat. Pada dasarnya, keluhan sesak nafas juga dapat terjadi apabila
peradangan pada tonsil yang bersifat kronis juga pembesaran tonsil telah menutup jalur pernafasan. 6
disebabkan oleh beberapa jenis kuman, seperti PEMERIKSAAN FISIK TONSILITIS KRONIS
Streptococcus beta hemolitikus grup A, Pada pemeriksaan, terdapat dua macam
Pneumococcus, Streptococcus viridans dan gambaran tonsil dari tonsilitis kronis yang mungkin
Streptococcus piogenes. Kuman yang mendasari tampak, yakni :8,9
terjadinya tonsilitis kronik sama dengan tonsilitis akut, 1. Tampak pembesaran tonsil karena hipertrofi
namun pada beberapa kondisi kuman dapat berubah dan perlengketan ke jaringan sekitar, kripta
menjadi kuman golongan gram negatif.1 Faktor-faktor melebar, tonsil ditutupi oleh eksudat yang
predisposisi yang diketahui mempermudah timbulnya purulen atau seperti keju.
tonsilitis kronik adalah dari beberapa jenis makanan, 2. Mungkin juga dijumpai tonsil tetap kecil,
tingkat higine mulut yang buruk, pengaruh cuaca, dan mengeriput, kadang-kadang seperti
kelelahan.2 terpendam di dalam tonsil bed dengan tepi
PATOFISIOLOGI TONSILITIS KRONIS yang hiperemis, kripta melebar, dan ditutupi
Tonsilitis kronis dapat bermula dari tonsilitis eksudat yang purulen.
akut. Pada tonsilitis kronis akibat proses peradangan Ukuran tonsil dibagi menjadi:8
yang berulang, epitel mukosa dan jaringan limfoid T0: Post tonsilektomi
terkikis sehingga jaringan limfoid diganti dengan T1: Tonsil masih terbatas dalam fossa tonsilaris
jaringan parut dan mengalami pengerutan pada proses T2: Sudah melewati pilar anterior, tapi belum melewati
penyembuhan sehingga kripta melebar. Secara klinis, garis paramedian (pilar posterior)
kripta tampak diisi oleh detritus, yang merupakan suatu T3: Sudah melewati garis paramedian, belum melewati
kumpulan dari leukosit polimorfonuklear, epitel yang garis median
telah mati, dan juga bakteri yang telah mati. Proses T4: Sudah melewati garis median
tersebut terus berlanjut dan meluas sehingga
menembus kapsul tonsil sehingga menimbulkan suatu
perlekatan dengan jaringan disekitar fossa tonsilitis.
Dokter Muda THT-KL Periode Januari – Februari 2018
RSUP Dr. M. Djamil Padang 5
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
1. Peritonsilitis: Peradangan tonsil dan daerah sehat dan kurang terjaganya kebersihan mulut.
sekitarnya yang berat tanpa adanya trismus Penyakit ini memiliki prognosis yang baik apabila
dan abses. didiagnosis dan diterapi secara cepat dan tepat.
2. Abses Peritonsilar (Quinsy): Kumpulan nanah Penting untuk memberikan edukasi kepada pasien dan
yang terbentuk di dalam ruang peritonsil. keluarga agar penyakit ini dapat dicegah dan tidak
Sumber infeksi berasal dari penjalaran terulang kembali.
tonsilitis akut yang mengalami supurasi, DAFTAR PUSTAKA
menembus kapsul tonsil dan penjalaran dari 1. Adams LG, Boies LR, Higler PA. Buku ajar
infeksi gigi. penyakit THT. EGC. Jakarta: 2013.
3. Abses Parafaringeal: Infeksi dalam ruang 2. Arun R, et al. Chronic tonsilitis in children: an
parafaring dapat terjadi melalui aliran getah Ayurvedic Bird View. Review article.
bening / pembuluh darah. Infeksi berasal dari International Ayurvedic Medical Journal. 2013;
daerah tonsil, faring, sinus paranasal, 1(4).
adenoid, kelenjar limfe faringeal, mastoid dan 3. Kenna MA, Amin A, Snow JB, Wackym
os. petrosus. PA. Anatomy and physiology of the oral cavity.
4. Abses Retrofaring: Merupakan pengumpulan Ballenger’s otorhinolaryngology head and
pus dalam ruang retrofaring. Biasanya terjadi neck surgery 17th ed. Shelton BC Decker Inc:
pada anak usia 3 bulan – 5 tahun karena 2009. 769 – 774.
ruang retrofaring masih berisi kelenjar limfe. 4. Hammouda, Mostafa. Chronic tonsillitis
5. Krista Tonsil: Sisa makanan terkumpul dalam bacteriology in Egyptian Children including
kripta mungkin tertutup oleh jaringan fibrosa antimicrobial susceptibility. Australian Journal
dan ini menimbulkan krista berupa tonjolan of Basic and Applied Sciences. 2009; 3(3):
pada tonsil berwarna putih / berupa cekungan, 1948 – 1953.
biasanya kecil dan multipel. 5. Khan AR, Khan SA, Arif AU, Waheed R.
6. Tonsilolith (kalkulus dari tonsil): Terjadinya Analysis of ENT diseases at Khyber teaching
deposit kalsium fosfat dan kalsium karbonat hospital, Peshawar. J. Med. Sci. 2013; 21(1):
dalam jaringan tonsil yang membentuk bahan 7 – 9.
keras seperti kapur. 6. Fakh IM. Karakteristik Pasien Tonsilitis Kronis
PROGNOSIS TONSILITIS pada Anak di bagian THT-KL RSUP M. Djamil
Tonsilitis biasanya sembuh beberapa hari Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. Padang:
dengan istrirahat dan pengobatan suportif. Menangani 2016.
gejala-gejala yang timbul dapat membuat penderita 7. Kartika II. Faktor-faktor yang berhubungan
lebh nyaman. Bila antibiotik diberikan untuk mengatasi dengan angka kejadian tonsilitis pada anak
infeksi, antibiotik harus di konsumsi, bahkan walaupun usia 5 – 18 tahun di poliklinik THT RSUD
penderita telah mengalami perbaikan dalam waktu Karawang tahun 2015. Jurnal Kesehatan
singkat. Gejala yang tetap ada dapat menjadi indikasi Bhakti Husada. 2016; 3(1).
bahwa penderita mengala infeksi saluran nafas lain, 8. George LA. Penyakit-penyakit nasofaring dan
seperti infeksi telinga dan sinus. Pada kasus yang orofaring dalam: Adams, Boies, Higler (eds)
serius, tonsilitis dapat menyebabkan demam rematik buku ajar penyakit THT edisi 6. EGC. Jakarta:
dan pnemonia.10 1997.
PENUTUP 9. Derake A, Carr MM. Tonsilectomy. Dalam:
Tonsilitis merupakan radang yang terjadi pada Godsmith AJ. Talaveran F. E-medicine.com
tonsil. Kondisi ini sebagian besar dialami oleh anak- Inc. 2010; 1(10).
anak. Penyakit ini dapat dicetus oleh beberapa hal, 10. Brodsy L, Poje C. Tonsilitis, tonsilectomy and
salah satunya ada kebiasaan anak yang sering adenoidectomy. Dalam: Bailey BJ, Johnson
mengonsumsi makanan atau minuman yang tidak JT. Head and neck surgery. Otolaryngology
Dokter Muda THT-KL Periode Januari – Februari 2018
RSUP Dr. M. Djamil Padang 8
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas