Вы находитесь на странице: 1из 7

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN LANSIA DI

POSYANDU LANSIA DESA SAKATIGA


TAHUN 2015

Miranti Dea Dora, *Sri Maryatun S.Kep.,Ns.,M.,Kep, *Nurna Ningsih.,S.Kp.,M.Kes


Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sriwijaya
Indralaya Sumatera Selatan 30622 Telp. 0711-581831
Email: mirantideadora@gmail.com

ABSTRACT
Data visits the elderly in the village Elderly Posyandu Sakatiga 2014 showed low when
compared with the target of elderly health care coverage. Visit the elderly Posyandu low
causing health care of the elderly in the village of Sakatiga not optimal. This study aims to
determine the factors associated with visits elderly in the Rural Elderly Posyandu Sakatiga.
The method used is cross sectional with a sample of 78 respondents were obtained using
methods nonprobability sampling with form of purposive sampling. The results of research to
get the percentage of elderly knowledge of the Posyandu elderly lacking majority (59%), the
majority lacking family support (68%), the support of the majority of cadres less (60.2%), the
hood of a good majority of the elderly (59%). Fisher statistical test men get related factors
significant to visit elderly Posyandu is knowledge (p value = 0.004), family support elderly (p
value = 0.001), support for the elderly cadres (p value = 0.003). The factors that do not have
significant relationships to visit the elderly in Posyandu is the attitude of the elderly (p value
= 0.076). Analysis results obtained also that the attitude of the elderly OR = 6.69 is greater
than other factors, which means a good opportunity elderly attitude 6.7 times to visit the
active elderly. This research is recommended to health professionals to conduct home visits
elderly, improve counseling about elderly posyandu both the elderly and families, facilities
and infrastructures posyandu further enhanced, as well as elderly posyandu activities should
be more varied.
Keywords: factors, visit the elderly, elderly Posyandu

PENDAHULUAN UHH juga meningkat (66,2 tahun). Tahun


2010 perkiraan penduduk lansia di
Indonesia merupakan salah satu negara Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau
dengan tingkat perkembangan yang cukup 9,77 % dan UHH sekitar 67,4 tahun. Pada
baik. Hal ini dibuktikan dengan tahun 2020 perkiraan penduduk lansia di
pembangunan kesehatan di Indonesia yang Indonesia mencapai 28,8 juta atau 11,34 %
sudah cukup berhasil dilihat dari dengan UHH sekitar 71,1 tahun
meningkatnya angka harapan hidup (Kemenkokesra, 2007).
penduduknya. Namun meningkatnya Peningkatan jumlah penduduk
angka harapan hidup ini membawa beban lansia akan menimbulkan masalah
bagi masyarakat, karena populasi terutama dari segi kesehatan dan
penduduk lansia yang juga meningkat kesejahteraan lansia, karena dengan
(Notoatmodjo, 2007). semakin bertambahnya usia, fungsi organ
Populasi penduduk lansia di Indonesia tubuh akan semakin menurun baik karena
dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung faktor alamiah maupun karena penyakit.
meningkat. Tahun 1980 Usia Harapan Masalah tersebut jika tidak diselesaikan
Hidup (UHH) 52,2 tahun dan jumlah akan berkembang menjadi masalah yang
lansia 7.998.543 orang (5,45%) Tahun kompleks, sehingga menyebabkan
2006 menjadi 19 juta orang (8,90%) dan kebutuhan lansia terhadap pelayanan
kesehatan meningkat (Maryam, et al. menciptakan kesehatan lansia secara
2012). optimal. Namun fakta menunjukkan
Salah satu bentuk perhatian posyandu lansia hanya ramai pada awal
pemerintah terhadap lansia dalam pendirian saja selanjutnya 6% dari total
mengatasi permasalahan kesehatan dan populasi yang berkunjung ke posyandu
kesejahteraan lansia, pemerintah dan semakin berkurang. Hal ini
mengeluarkan beberapa kebijakan atau menunjukkan bahwa kecenderungan
program yang diterapkan oleh puskesmas pemanfaatan pelayanan kesehatan yaitu
(Effendy, 2012). Program pelayanan kunjungan lansia dalam mengikuti
kesehatan lansia tersebut melalui posyandu kegiatan posyandu lansia sangat rendah
lansia yang melibatkan semua lintas sektor (Komisi Nasional Lansia, 2010).
terkait swasta, LSM, dan masyarakat yang Berdasarkan beberapa fakta diatas, maka
muncul dari aspirasi masyarakat dan peneliti tertarik untuk melakukan
dikembangkan oleh Puskesmas (Angraeni, penelitian dengan tujuan Untuk
2014). mengetahui faktor-faktor apa saja yang
Pelayanan kesehatan yang terdapat berhubungan dengan kunjungan lansia di
di posyandu lansia meliputi pemeriksaan posyandu lansia.
kesehatan fisik dan mental emosional yang
dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju BAHAN DAN METODE
Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal Penelitian ini merupakan penelitian
penyakit yang diderita atau ancaman salah kuantitatif dengan menggunakan penelitian
satu kesehatan yang dihadapi (Ningsih, et survei analitik. Drsain penelitian adalah
al. 2012). Kegiatan pelayanan kesehatan di cross sectional. Populasi dalam penelitian
posyandu lansia antara lain pemeriksaan ini adalah seluruh lansia di Desa Sakatiga.
kegiatan sehari-hari, pemeriksaan status penelitian dilakukan pada tanggal 26
gizi, pemeriksaan status mental, April- 11 Mei 2015.
pengukuran tekanan darah, pelayanan Pengambilan sampel dilakukan
rujukan ke puskesmas, promosi kesehatan, dengan teknik purposive sampling, yaitu
dan pemberian makanan tambahan (PMT) suatu teknik penetapan sampel dengan cara
dengan memperhatikan aspek kesehatan memilih sampel diantara populasi sesuai
gizi lansia dan olah raga seperti senam dengan kehendak peneliti (tujuan atau
lansia yang bermanfaat untuk kebugaran masalah dalam penelitian). Jumlah sampel
lansia (Depkes RI, 2006). dalam penelitian ini ditetapkan
Studi awal yang dilakukan peneliti berdasarkan kriteria inklusi sebagai
di Desa Sakatiga didapatkan data rata-rata berikut:
kunjungan lansia tiap bulan ke posyandu 1) Bersedia menjadi responden
lansia tahun 2014 sebanyak 15 orang 2) Lansia dengan usia ≥ 60 tahun.
dengan presentase kunjungan 6% dari total 3) Lansia yang masih memiliki
lansia di Desa Sakatiga. Sebanyak 13 dari penglihatan dan pendengaran yang baik.
15 orang lansia tidak rutin mengunjungi 4) Lansia yang masih mempunyai
posyandu lansia dalam 3 bulan terakhir keluarga.
(86,6%) dan sisanya mengunjungi 5) Lansia di Desa Sakatiga
posyandu lansia dalam 3 bulan terakhir Besar sampel dalam penelitian ini
(13,3%). adalah responden yang memenuhi
Kegiatan posyandu lansia kriteriainklusi untuk menjadi sampel yaitu
memberikan kemudahan bagi lansia dalam sebanyak 78 responden.
memperoleh pelayanan kesehatan dasar, Variabel independen dalam
sehingga kualitas hidup lansia tetap terjaga penelitian ini adalah pengetahuan lansia,
dengan baik. Kunjungan posyandu lansia dukungan keluarga lansia, dukungan kader
yang dilaksanakan secara teratur dapat lansia, dan sikap. Variabel dependen
adalah kunjungan lansia . Instrumen untuk responden tergolong kurang yaitu 53 orang
variabel independen dan variabel (67,9%), dukungan kader responden
independen menggunakan lembar tergolong kurang yaitu 47 orang (60,3%),
kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti sikap responden terhadap posyandu lansia
dan telah dilakukan uji validitas dan tergolong baik 46 orang (59%).
reliabilitas. Data yang telah dikumpulkan
kemudian dianalisis mengunakan uji Hasil analisis bivariat dalam penelitian ini
statistik Fisher untuk mengetahui faktor bertujuan untuk menganalisis hubungan
yang memiliki hubungan bermakna antara setiap variabel independen dan
terhadap kunjungan posyandu lansia dependen.
dengan tingkat kemaknaan α ≤ 0,05.
Hasil analisis univariat terdapat hubungan
HASIL yang bermakna terhadap kunjungan di
Hasil analisis univariat menggambarkan posyandu yaitu faktor pengetahuan lansia
distribusi dari setiap variabel baik (p value = 0,004 ), dukungan keluarga
independen maupun dependen yang terdiri lansia lansia (p value = 0,001 ), dan
dari pengetahuan lansia, dukungan dukungan kader posyandu lansia lansia (p
keluarga lansia, dukungan kader lansia, value = 0,003 )
sikap lansia terhadap posyandu lansia, dan Sedangkan faktor yang tidak terdapat
kunjungan lansia di posyandu lansia. hubungan yang bermakna terhadap
Tabel 1 Distribusi frekuensi hasil analisis kunjungan di posyandu lansia adalah sikap
univariat lansia yang memiliki p value = 0,076.

Variabel independen N % PEMBAHASAN


Pengetahuan lansia Berdasarkan hasil penelitian
a. Baik dan cukup 32 41 menunjukkan bahwa sebagian besar lansia
b. Kurang 46 59 tergolong pengetahuan kurang yaitu
sebanyak 46 orang (59%). Pengetahuan
Dukungan keluarga lansia lansia tergolong kurang terjadi karena
a. Baik 25 32,1 kurang optimalnya kader dalam
b. Kurang 53 67,9 memberikan dukungan informasional
mengenai manfaat dan pentingnya
Dukungan kader posyandu lansia posyandu lansia. Hal ini menyebabkan
a. Baik 31 39,7 pengetahuan kurang cenderung tidak aktif
b. Kurang 47 60,3 melakukan kunjungan ke posyandu lansia.
Ismawati, et al. (2010)
Sikap lansia terhadap posyandu lansia mengemukakan pengetahuan lansia yang
a. Baik 46 59 baik tentang manfaat posyandu lansia
b. Kurang 32 41 mengakibatkan lansia dapat memahami
pentingnya mengikuti posyandu lansia,
Variabel dependen N % sebaliknya jika pengetahuan lansia yang
Kunjungan Lansia kurang tentang pemanfaatan posyandu
mengakibatkan pemahaman lansia yang
a. Aktif 6 7,7 kurang dalam pentingnya mengikuti
b. Tidak Aktif 72 92,3 posyandu lansia.
Sebagian besar lansia dari 46 orang
lansia (92,3%) pengetahuan lansia
Pada tabel 1 didapatkan mayoritas tergolong kurang dan kunjungan lansia
pengetahuan responden tergolong kurang tergolong tidak aktif. Pengetahuan lansia
yaitu 46 orang (59%), dukungan keluarga yang tergolong kurang tergambar dari
responden yang kurang bisa menjawab pengetahuan dengan kunjungan lansia ke
pertanyaan yang peneliti berikan. posyandu lansia. Menurut Sampurna
Sebagian besar lansia mengakui tidak (2014) kurangnya pengetahuan lansia
pernah mendapatkan informasi tentang posyandu lansia disebabkan karena
pelaksanaan posyandu lansia dan informasi lansia kurang mendapatkan penyuluhan
mengenai manfaat dan posyandu lansia tentang manfaat posyandu lansia baik di
baik dari kader lansia maupun petugas masyarakat dan puskesmas.
kesehatan karena informasi pelaksanaan Berdasarkan hasil penelitian
posyandu lansia yang dilaksanakan 1 bulan menunjukkan bahwa lansia tergolong
sekali di Desa Sakatiga dan hanya dukungan keluarga kurang yaitu sebanyak
diumumkan di masjid yang berada di 53 orang (67,9%). Dukungan keluarga
dusun 3, hal ini menyebabkan lansia yang lansia yang kurang terjadi karena saat
terpapar informasi pelaksanaan posyandu dilakukan wawancara kepada keluarga
lansia hanya lansia yang berada di dusun 3 lansia, sebagian besar keluarga lansia
dan dusun yang letaknya dekat dengan mengakui tidak mengetahui keberadaan
dusun 3 seperti dusun 4 dan 5 sedangkan posyandu lansia di Desa Sakatiga, mereka
dusun yang jauh letaknya dari masjid beranggapan posyandu yang dilaksanakan
seperti dusun 1, 2, 6, 7 dan 8 tidak terpapar satu bulan sekali di desa tersebut hanya
informasi pelaksanaan posyandu lansia. untuk balita saja. Keluarga lansia juga
Lansia juga banyak yang beranggapan banyak yang tidak mengetahui manfaat
bahwa Posyandu yang diadakan di Desa dan pentingnya posyandu lansia itu
Sakatiga hanya untuk balita saja. Hal ini sendiri.
disebabkan dukungan informasional kader Sebagian besar lansia dari 53 orang
yang kurang sehingga lansia yang tidak (68%) dukungan keluarga lansia tergolong
terpapar informasi tentang pelaksanaan kurang dan kunjungan lansia tergolong
maupun manfaat dan pentingnya tidak aktif. Hal ini tergambar dari jawaban
posyandu, lansia tersebut tidak mengetahui responden yang menyatakan bahwa
jadwal pelaksanaan posyandu lansia dan keluarga lansia tidak pernah mengingatkan
manfaat pentingnya mengikuti kegiatan di jadwal posyandu lansia, keluarga lansia
posyandu lansia. Informasi pelaksanaan tidak pernah mengantar lansia ke posyandu
tidak disampaikan langsung oleh kader lansia dan memotivasi lansia agar aktif
melainkan kepala desa Sakatiga. dalam kegiatan di posyandu lansia, bahkan
Pengalaman juga dapat mempengaruhi ada keluarga lansia tidak mengetahui
lansia dalam memperoleh informasi keberadaan posyandu lansia di Desa
mengenai Posyandu lansia. Jika Sakatiga dan manfaat pentingnya
pengetahuan lansia tergolong kurang, hal posyandu lansia. Dukungan keluarga yang
ini disebabkan karena pengalaman lansia kurang menyebabkan lansia kurang
yang kurang dalam mengunjungi posyandu termotivasi untuk melakukan kunjungan
lansia. Notoadmojo (2007) menyatakan ke posyandu lansia sehingga frekuensi
bahwa pengetahuan seseorang juga kunjungan lansia ke posyandu lansia
dipengaruhi adanya pengalaman – menjadi tidak aktif.
pengalaman seseorang kemudian Ningsih, et al (2014) menyatakan
pengalaman tersebut diketahui, bahwa adanya dukungan keluarga menjadi
dipersepsikan, diyakini dan informasi prioritas lansia mengikuti kegiatan-
ataupun paparan media massa sehingga kegiatan di luar rumah seperti posyandu
menimbulkan motivasi dan niat. lansia. Dukungan keluarga merupakan hal
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang sangat membantu lansia untuk
penelitian yang dilakukan Sampurna mengikuti kegiatan posyandu lansia yang
(2014) yang menyatakan bahwa ada diadakan oleh tenaga kesehatan dan
hubungan yang bermakna antara
bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan lansia tidak aktif. Pada saat pelaksanaan
lansia. posyandu lansia pelayanan kesehatan
Hasil penelitian ini diperkuat dengan posyandu lansia monoton menyebabkan
hasil penelitian Kresnawati & Kartinah lansia mengakui berkunjung ke posyandu
(2011) yang menyatakan bahwa dari 80 lansia hanya pada saat sakit saja, tetapi
orang responden, sebagian besar pada saat lansia merasa sehat, lansia
responden 33 orang (41,25 %) mempunyai merasa tidak perlu datang ke posyandu
dukungan keluarga yang kurang lansia.
mengakibatkan lansia tidak aktif mengikuti Pengalaman lansia yang didapatkan
kegiatan di posyandu lansia. dari lansia lain yang sudah pernah
Berdasarkan hasil penelitian melakukan kunjungan ke posyandu lansia
menunjukkan bahwa lansia tergolong menyebabkan lansia tidak melakukan
dukungan kader posyandu lansia kurang kunjungan ke posyandu lansia meskipun
bivariat yaitu sebanyak 47 orang lansia lansia memiliki sikap yang baik terhadap
(60,2%) dukungan kader lansia tergolong posyandu lansia, lansia teringat dengan
kurang dan kunjungan lansia tergolong lansia lain yang tidak merasakan manfaat
tidak aktif. Hal ini disebabkan oleh posyandu lansia untuk kesehatan. Lansia
dukungan informasional yang diberikan yang tidak melakuka n kunjungan ke
kader lansia kurang. Jumlah kader lansia posyandu lansia mengakui yang tidak
yang sedikit berjumlah 3 orang tidak datangnya ke posyandu lansia disebabkan
tersebar merata di 8 dusun Desa Sakatiga karena pelayananan kesehatan di posyandu
diantaranya 2 orang kader posyandu lansia yang monoton dan kegiatan
berada di dusun 4 dan 1 orang lainnya posyandu lansia tidak bervariatif hanya
berada di dusun 6, hal ini menyebabkan penimbangan berat badan, pengobatan
dukungan kader lansia kurang optimal hipertensi dan rematik, pemberian makan
untuk mengajak lansia, memberitahukan tambahan seperti bubur kacang hijau. Hal
jadwal, menjelaskan manfaat pentingnya ini juga disebabkan karena pengalaman
mengikuti kegiatan di posyandu lansia lansia yang sedikit mengenai kunjungan ke
kepada lansia di setiap dusun Desa posyandu lansia. Meskipun sikap lansia
Sakatiga. Kader posyandu lansia tidak baik terhadap posyandu lansia, tetapi
mampu menjangkau lansia yang rumahnya lansia tetap tidak melakukan kunjungan ke
jauh dengan rumah kader posyandu lansia. posyandu lansia karena pengalaman lansia
Kader posyandu lansia juga hanya yang tidak merasakan manfaat posyandu
mengingatkan lansia yang ditemui dalam lansia bagi kesehatan dirinya.
perjalanan ke posyandu lansia saja. Menurut Marimbi (2009) menyatakan
Rosyid, et al. (2009) mengungkapkan bahwa sikap seseorang sering diperoleh
bahwa ada hubungan yang bermakna dari pengalaman sendiri atau orang lain
antara dukungan kader dengan kunjungan yang paling dekat. Sikap positif terhadap
lansia di posyandu lansia. Ada banyak nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud
dukungan yang dapat diberikan oleh kader dalam suatu tindakan yang nyata. Hal ini
antara lain dukungan emosional, dukungan disebabkan karena sikap akan terwujud di
informasional, dukungan penilaian. dalam suatu tindakan tergantung saat situsi
Berdasarkan hasil penelitian tertentu, sikap akan diikuti atau tidak
menunjukkan bahwa lansia tergolong sikap diikuti oleh tindakan tergantung dari
lansia baik terhadap posyandu lansia dan pengalaman orang lain, dan banyak atau
kunjungan tidak aktif yaitu sebanyak 40 sedikitnya pengalaman seseorang.
orang lansia (51,3%) dengan nilai OR Hasil penelitian ini sejalan dengan
(Odds Ratio) sebesar 6,69 Hal ini terjadi penelitian yang dilakukan oleh Nurani
karena Responden yang tergolong sikap (2011) yang mengungkapkan bahwa tidak
baik akan tetapi kunjungan ke posyandu ada hubungan antara sikap lansia dengan
keikutsertaan lansia dalam kegiatan agar lansia di Desa Sakatiga dapat
posyandu lansia. menjangkau pelayanan kesehatan di
KESIMPULAN posyandu lansia.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan 3. Bagi lansia agar lansia aktif
dapat disimpulkan sebagai berikut: melakukan kunjungan ke posyandu
terdapat hubungan yang bermakna antara lansia untuk memeriksakan kondisi
pengetahuan lansia, dukungan keluarga kesehatannya guna meningkatkan
lansia dan dukungan kader lansia dengan derajat kesehatan dan mutu kehidupan
kunjungan lansia di posyandu lansia dan lansia serta aktif dalam mencari
tidak terdapat hubungan yang bermakna informasi mengenai posyandu lansia
antara sikap lansia terhadap posyandu dengan cara bertanya kepada petugas
lansia dengan di posyandu lansia. Hasil kesehatan, mengakses informasi
analisis diperoleh juga bahwa nilai OR = posyandu lansia melalui media
6,69 sikap lansia lebih besar dari faktor televisi, koran dan buku bacaan.
yang lain yang berarti sikap lansia yang 4. Bagi keluarga lansia agar pihak
baik berpeluang 6,7 kali untuk kunjungan keluarga mendukung lansia dengan
lansia aktif. cara memotivasi lansia agar mengikuti
SARAN kegiatan di posyandu lansia. Bentuk
1. Bagi profesi keperawatan agar lebih dukungan terhadap lansia seperti
memberikan perhatian kepada lansia mengantarkan lansia ke posyandu
yang tidak aktif melakukan kunjungan lansia, menemani lansia dalam
ke posyandu lansia untuk kegiatan di posyandu lansia,
meningkatkan penyuluhan tentang mengingatkan jadwal kegiatan di
posyandu lansia, melakukan posyandu lansia, memberi nasehat
kunjungan rumah lansia dan apabila lansia tidak mau datang di
meningkatkan kualitas pelayanan di kegiatan posyandu lansia, serta lebih
posyandu lansia serta melakukan memperhatikan kondisi lansia baik itu
pengembangan dari kegiatan kondisi fisik maupun psikologisnya
posyandu lansia berupa klinik mandiri dan menjaga kondisi kesehatan lansia
berdasarkan ilmu keperawatan dengan melakukan kontrol kesehatan
gerontik dan komunitas. minimal sekali sebulan sehingga
2. Bagi posyandu lansia Desa Sakatiga kondisi tubuh lansia dalam keadaan
agar pihak kader dan petugas sehat.
kesehatan di posyandu lansia Desa KEPUSTAKAAN
Sakatiga agar melakukan penyuluhan
dengan leaflet kepada lansia dan Angraeni. (2014). Hubungan Antara
keluarga atau pertemuan warga Kinerja Kader Posyandu Lansia
mengenai pentingnya dan manfaat Terhadap Kepuasan Lansia di
posyandu lansia, merekrut kader Kelurahan Rempoa Wilayah
posyandu lansia di setiap dusun dan Binaan Kerja Puskesmas Ciputat
melakukan pelatihan untuk kader,lebih Timur.Skripsi (dipublikasi).
memotivasi lansia untuk berkunjung Fakultas Ilmu Keperawatan UIN
ke posyandu lansia, menyediakan Jakarta.
sarana dan prasarana yang lebih Depkes RI. (2006.). Pedoman Pembinaan
lengkap dalam program posyandu Kesehatan Usia Lanjut Bagi
lansia, mengadakan kegiatan yang Petugas Kesehatan Jakarta:
lebih bervariatif setiap bulannya Direktorat kesehatan keluarga.
seperti senam lansia, dan kegiatan Ismawati, et al. (2010). Posyandu & Desa
posyandu lansia sebaiknya Siaga. Yogyakarta : Nuha Medika.
dilaksanakan random di setiap dusun
Kemenkokesra. (2007). Penduduk Lanjut Jurnal Keperawatan Stikes
Usia di Indonesia dan Masalah Aisyiyah Pringsewu.
Kesejahteraannya.(Online),http://w
ww.kemsos.go.id/, diakses tanggal
16 Januari 2015.
Komnas Lansia. (2010). Pedoman
Pelaksanaan Posyandu Lanjut
Usia.Komnas Lansia: Jakarta.
Kresnawati & Kartinah Indah. (2011).
Hubungan Dukungan Keluarga
dengan Keaktifan Lansia (Lanjut
Usia) dalam Mengikuti Kegiatan di .
Posyandu Lansia Desa Gonilan
Kecamatan Kartasura. (Online),
http://publikasiilmiah.ums.ac.id/ha
ndle/123456789/3639 diakses
tanggal 16 Januari 2015.
Maryam, et al. (2012). Mengenal Usia
Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Penerbit Salemba Medika.
Marimbi. (2009). Sosiologi dan
Antropologi Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika
Maryam, et al. (2012). Mengenal Usia
Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Penerbit Salemba Medika.
Marimbi. (2009). Sosiologi dan
Antropologi Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika
Notoatmodjo, Soekidjo .(2007).Kesehatan
Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta:
Rineka Cipta.
. (2007). Promosi
Kesehatan & Ilmu Perilaku.
Jakarta: Rineka Cipta.
Nurani. (2011). Faktor-Faktor yang
Berhubungandengan Keikutsertaan
Orang Lanjut Usia (Lansia) dalam
Kegiatan Posyandu Lansia di
Wilayah Kerja Puskesmas
Karangdoro Kota Semarang Tahun
2010. Skripsi (dipublikasi)
Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Negeri Semarang.
Sampurna. (2014). Hubungan
Pengetahuan dengan Keaktufan
Mengikuti Posyandu Lansia
Wilayah Kerja Puskesmas Kalirejo
Kabupaten Lampung Tengah.

Вам также может понравиться