Вы находитесь на странице: 1из 111

2016

PEDOMAN

PENGEMBANGAN DAN PENYUSUNAN KURIKULUM


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................

PENGANTAR .................................................................................................... i

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... ii

PERATURAN-PERATURAN REKTOR ..........................................................

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Hakekat Kurikulum ..................................................................................... 1


1.2 Kurikulum dalam Sistem Pendidikan Tinggi di Indonesia.......................... 3
1.3 Dasar Pengembangan dan Tujuan Kurikulum Pendidikan Tinggi .............. 4
1.4 Kebijakan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi .......................... 7

BAB 2 PENGEMBANGAN KURIKULUM PROGRAM STUDI DI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ..................................11
2.1 Kebijakan Pengembangan Kurikulum di Universitas Muhammadiyah
Jember..........................................................................................................11
2.2 Komponen dan Penciri Kurikulu di Universitas Muhammadiyah Jember ..12
2.2.1 Komponen Kurikulum Universitas Muhammadiyah Jember ......................12
2.2.2 Penciri Kurikulum Universitas Muhammadiyah Jember .............................13
2.2.2.1 Penciri Berasalan dari Sumber Universal ................................................14
2.2.2.2 Nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan .............................................16

BAB 3 PARADIGMA PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN DALAM


PEMBELAJARAN ...................................................................................18
3.1 Paradigma Pembelajaran................................................................................18
3.1.1 Perubahan Pembelajaran dari TCL menjadi SCL .......................................19
3.1.2 Mengapa Pembelajaran Menggunakan SCL? .............................................24
3.1.2.1 Peran Dosen dalam Pembelajaran SCL....................................................24
3.1.2.2 Beberapa Ragam Model Pembelajaran SCL............................................25
3.1.3 Sistem Implemetasi Pembelajaran ..............................................................33
3.1.3.1 Sistem Pembelajaran Berbasis Blok.........................................................33
3.1.3.2 Sistem Pembelajaran Berbasis Subyek ....................................................36
3.2 Penilaian dalam Pembelajaran .......................................................................37
3.2.1 Hakekat Penilaian dalam Pembelajaran ......................................................37
3.2.2 Pendekatan Penilaian dalam Pembelajaran .................................................38
3.2.3 Sistem Penilaian Pembelajaran ...................................................................40
3.2.4 Bentuk Penilaian .........................................................................................43

BAB 4 LANGKAH-LANGKAH DAN TAHAPAN PENYUSUNAN


KURIKULUM ..........................................................................................
4.1 Langkah-langkah Penyusunan Kurikulum.....................................................44
4.2 Beban Belajar dan Masa Studi .......................................................................49
4.3 Tahapan Penyusuna Kurikulum ......................................................................49

BAB 5 SISTEMATIKA DOKUMEN AKADEMIK KURIKULUM

BAB 6 RANCANGAN PEMBELAJARAN


6.1 Pengertian Rancangan Pembelajaran .............................................................65
6.2 Tujuan Rancangan Pembelajaran...................................................................65
6.3 Manfaat Rancangan Pembelajaran.................................................................66
6.4 Model Pengembangan Rancangan Pembelajaran ..........................................66

BAB 7 PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................70

LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN

Hal

DAFTAR MATA KULIAH WAJIB UMUM .................................................... 71

PENILAIAN PEMBELAJARAN....................................................................... 74

RENCANA PEMBELAJARAN......................................................................... 77

FORMAT KONTRAK PERKULIAHAN .......................................................... 81

FORMAT RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN......................... 82

FORMAT TUGAS TERSTRUKTUR ................................................................ 84


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Hakekat Kurikulum


Kurikulum berasal dari kata “currere” (Latin) yang berarti lintasan. Oleh
karena itu, Schubert (1986) menyatakan bahwa kurikulum sebagai sebuah
‘currere” mengacu pada lomba balap dan menekankan pada kapasitas individu
untuk merekonseptualisasi otobiografi masing-masing. Lebih jauh, Schubert
menyatakan bahwa kurikulum sebagai:
• Content or Subject Matter
• Program of Planned Activities
• Curriculum Learning Outcomes
• Cultural Reproduction
• Experience
• Discrete Tasks and Concepts
• An agenda for social reconstruction
• Currere
Sementara itu, kurikulum dalam artian luas adalah “ .. All experiences
children have under the guidance of teachers” (Campbell, 1980). Lingkup
kurikulum program adalah isi sampai dengan keseluruhan pengalaman atau
kegiatan. Sehingga, kurikulum diartikan sebagai rencana yang tertulis yang
disebut dokumen kurikulum dan kurikulum fungsional (functioning curriculum)
yang dioperasikan di dalam kelas. Secara khusus, Ornstein & Hunkins (2004)
berpandangan bahwa currere atau kurikulum mengacu pada pengalaman
eksistensial dalam struktur-struktur pembelajaran.
Di samping pengertian di atas, terdapat beberapa pandangan tentang
kurikulum. Kaum Traditionalists menyatakan bahwa ‘Curriculum as subject
matter, content, planned activities’. Kemudian, kaum Conceptual Empiricists
memaknai ’Curriculum as scientific research’ dan ‘Curriculum as control
behaviour’. Sementera itu, kaum Reconceptualists dan Critical Theorists

UM Jember Page 1
berpendapat bahwa ‘Curriculum as experience’ dan ‘Curriculum as
understanding’. Sedangkan Postmodernists menegaskan bahwa “1) Curriculum
as hybridizing; 2) Curriculum as evolving, 3) Curriculum as (de/re)constructing”.
Selanjutnya, berdasarkan tingkat pengembangannya, kurikulum memiliki
beberapa fungsi sebagaimana diseskripsikan pada gambar 1.1

Gambar 1.1 Tingkat Pengembangan Kurikulum

Kurikulum Operasional
Kurikulum Eksperensial

Kurikulum Instruksional

Kurikulum Ideal
Kurikulum Formal

Kurikulum ideal mengandung segala sesuatu yang dianggap penting


sehingga dianggap perlu dimasukan kedalamnya oleh hampir setiap orang.
Cakupannya akan sangat luas, kandungannya tidak sistematis, dan bebannya
menjadi sangat besar sehingga tidak mungkin terwujud. Namun, kurikulum ideal
tetap ada fungsinya, yaitu sebagai pencerminan aspirasi warga masyarakat yang
perlu diperhatikan, disaring, ditata, dan dikemas dalam sosok yang tepat oleh
semua pihak yang terlibat dengan kebijakan pendidikan formal.
Sedangkan kurikulum formal adalah kurikulum yang disahkan oleh pihak
yang berwenang dan kemudian ditampilkan sebagai dokumen resmi kurikulum.
Kurikulum ini menjadi acuan resmi dan harus dilaksanakan oleh seluruh lembaga
penyelenggara pendidikan yang ada di bawahnya. Contoh kurikulum tersebut
adalah kurikulum madrasah yang ditetapkan oleh Kementerian Agama.
Berikutnya adalah kurikulum instruksional yang merupakan terjemahan
dari kurikulum formal. Kurikulum ini berbentuk seperangkat skenario
pembelajaran dari jam pertemuan ke jam pertemuan berikutnya oleh guru yang

UM Jember Page 2
bertugas mengimplementasikannya dalam suatu konteks kelembagaan tertentu.
Dengan kata lain kurikulum intruksional adalah kurikulum yang mencerminkan
niat para guru sebagai implementatornya.
Selanjutnya adalah kurikulum operasional. Kurikulum ini merupakan
perwujudan objektif dari kurikulum intruksional dalam interaksi pembelajaran.
Yang terakhir adalah kurikulum eksperiensial. Kurikulum ini menjadi
manifestasi makna dari pengalaman belajar yang terhayati oleh peserta didik. Oleh
karena itu, kurikulum eksperiensial akan membuahkan dampak dalam bentuk
perubahan cara berpikir, bersikap, dan bertindak peserta didik.
Di samping itu, pengembangan kurikulum dapat juga dikelompokkan
menjadi pengembangan pada tingkatan makro dan mikro. Pengembangan pada
tingkat makro dilakukan untuk menghasilkan kurikulum formal (sampai silabi
atau GBPP mata kuliah). Sedangkan, pada tingkatan mikro bertujuan untuk
menghasilkan rancangan pembelajaran dalam satu semester atau satu minggu dan
sebagainya atau sering disebut RPS (satu semester) atau RPP/SAP (satu minggu).

1.2 Kurikulum dalam Sistem Pendidikan Tinggi di Indonesia


Berdasarkan SK Mendiknas No, 232/U/2000, kurikulum merupakan
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan
pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan
tertentu. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi (SNPT) kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian, proses, dan penilaian yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan program studi.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, kurikulum dapat diartikan
sebagai rangkaian pembelajaran terdiri atas rencana, pelaksanaan dan evaluasi
yang harus dilalui peserta didik untuk mendapatkan pengalaman belajar tertentu.
Kurikulum akan memandu dan menjadi pedoman bagi penyelenggaraan sebuah
program pendidikan atau pembelajaran. Dengan demikian, kurikulum pada
pendidikan tinggi dapat berperan sebagai: 1) sumber kebijakan manajemen

UM Jember Page 3
pendidikan tinggi untuk menentukan arah penyelenggaraan pendidikannya; (2)
filosofi yang akan mewarnai terbentuknya masyarakat dan iklim akademik; (3)
patron atau pola pembelajaran, yang mencerminkan bahan kajian, cara
penyampaian dan penilaian pembelajaran; (4) atmosfer atau iklim yang terbentuk
dari hasil interaksi manajerial perguruan tinggi (PT) dalam mencapai tujuan
pembelajarannya; (5) rujukan kualitas dari proses penjaminan mutu; serta (6)
ukuran keberhasilan PT dalam menghasilkan lulusan yang bermanfaat bagi
masyarakat.
Dari penjelasan ini, nampak bahwa kurikulum tidak hanya berarti sebagai
suatu dokumen saja, namun merupakan suatu rangkaian proses yang sangat
krusial dalam pendidikan. Oleh sebab itu, kurikulum harus dikaji secara periodik,
disusun dengan cermat, dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
zaman.

1.3 Dasar Pengembangan danTujuan Kurikulum Pendidikan Tinggi


Misi pendidikan tinggi abad ke-21 dari UNESCO (1998) telah dirumuskan
oleh The International Commissionon on Education for theTwenty-first Century
diketuai oleh Jacques Delors (UNESCO, 1998) dapat dijadikan rujukan
pengembangan kurikulum, yang isinya antara lain diuraikan di bawah ini.
(1) Harapan peran pendidikan tinggi ke depan:
a) Jangkauan dari komunitas lokal ke masyarakat global. Hal ini
berdasarkan kenyataan adanya saling ketergantungan secara global untuk
merespon perubahan-perubahan yang terjadi akibat kesenjangan antar
negara miskin dan kaya. Pembangunan pesat yang kurang terkendali
dipandang sebagai permasalahan dan ancaman global untuk dicarikan
solusinya secara bersama. Dibutuhkan saling pengertian, solidaritas, serta
tanggungjawab tinggi dalam perbedaan budaya dan agama untuk dapat
hidup dalam masyarakat global secara harmonis. Akses pendidikan untuk
semua orang sangat diperlukan untuk membantu memahami dunia secara
utuh serta mengetahui masyarakat lainnya. Kebijakan pendidikan harus
menjamin adanya keragaman tanpa meninggalkan nilai-nilai budaya lokal
dan dirancang agar tidak menyebabkan pengucilan sosial.

UM Jember Page 4
b) Perubahan dari kohesi sosial ke partisipasi demokratis. Kohesi atau
keterpaduan sosial, tanpa meninggalkan nilai-nilai baik yang berkembang,
harus mampu mengembangkan partisipasi individu secara demokratis.
Interaksi sosial yang baik dengan penuh saling pengertian dibutuhkan
dalam berkehidupan demokratis di masyarakat dan dunia kerja. Partisipasi
demokratis membutuhkan pendidikan dan praktik berkewarganegaraan
yang baik.
c) Dari pertumbuhan ekonomi ke pengembangan kemanusiaan.
Pertumbuhan ekonomi diperlukan namun tidak terlepas dari
pengembangan kemanusiaan. Investasi untuk menumbuhkan
perekonomian harus inklusif terhadap perkembangan masyarakatnya
(aspek sosial) dan lingkungan hidupnya (aspek ekologi).

(2) Asas pengembangan pendidikan:


a) Empat pilar pendidikan UNESCO (learning to know, Learning to do,
learning to be dan learning to live together).
Learning to know. Pembelajaran mengandung makna diantaranya untuk
belajar dan menemukan, untuk memahami lingkungan seseorang, untuk
berfikir secara rasional dan kritis, untuk mencari pengetahuan dengan
metode ilmiah, dan untuk mengembangkan kebebasan dalam mengambil
suatu keputusan.
Learning to do. Pembelajaran diantaranya adalah untuk mengembangkan
practical know-how ke kompetensi, mempraktikan apa yang sudah
dipelajari, mengembangkan kemampuan untuk mentransformasi pengeta -
huan ke dalam inovasi-inovasi dan penciptaan lapangan pekerjaan;
Pembelajaran tidak lagi terbatas untuk pekerjaan tetapi merupakan respon
dari partisipasi dalam perkembangan sosial yang dinamis; Pembelajaran
adalah untuk mengembangkan kemampuan komunikasi, bekerja dengan
lainnya serta untuk mengelola dan mencari pemecahan konflik;
Pembelajaran adalah untuk mengembangkan kemampuan yang merupakan
campuran dari higher skill, perilaku sosial, kerja tim dan inisiatif /
kesiapan untuk mengambil risiko.

UM Jember Page 5
Learning to be. Pembelajaran diantaranya adalah untuk mengembangkan
pikiran dan fisik, intelegensia, sensitivitas, tanggungjawab dan nilai-nilai
spiritual; mengembangkan mutu imajinasi dan kreativitas, pengayaan
personalitas; Mengembangkan potensi diri untuk membuka kemampuan
yang tersembunyi pada diri manusia, dan dalam waktu bersamaan terjadi
konstruksi interaksi sosial.
Learning to live together. Pembelajaran mengandung makna diantaranya
untuk menghormati keragaman, memahami dan mengerti diri seseorang,
terbuka atau receptive terhadap yang lainnya; Pembelajaran adalah untuk
mengembangkan kemampuan untuk memecahkan perbe daan pendapat
melalui dialog, selalu perhatian dan berbagi, bekerja dengan tujuan yang
jelas dalam kehidupan bermasyarakat, dan mengelola serta memecahkan
konflik.
b) Belajar sepanjang hayat (learning throughout life atau life-long
learning).
Prinsip belajar sepanjang hayat penting sebagai kunci untuk memasuki
abad ke-21 agar mampu menghadapi berbagai tantangan dari cepatnya
perubahan-perubahan di dunia. Dengan belajar sepanjang hayat ini akan
memperkuat pilar learning to live together melalui pengembangan
pemahaman terhadap orang lain dan sejarahnya, tradisi, dan nilai-nilai
spiritual. Dengan demikian akan menciptakan semangat baru dengan
saling menghormati, mengakui saling ketergantungan, serta melakukan
analisis bersama terhadap risiko dan tantangan di masa depan. Kondisi ini
akan mendorong orang untuk melaksanakan program atau proyek bersama
atau mengelola konflik dengan cara yang cerdas dan damai.

(3) Arah pengembangan pendidikan:


a) Adanya kesatuan dari pendidikan dasar sampai ke perguruan tinggi.
Pendidikan dasar adalah sebagai ”passport” untuk kehidupan seseorang,
dan pendidikan menengah adalah sebagai perantara jalan untuk
menentukan kehidupan. Pada tahapan ini isi pembelajaran harus dirancang
untuk menstimulasi kecintaan terhadap belajar dan ilmu pengetahuan.

UM Jember Page 6
Selanjutnya pendidikan tinggi adalah untuk menyediakan peluang terhadap
keinginan masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.
b) Peran perguruan tinggi antara lain:
 Sebagai lembaga ilmiah dan pusat pembelajaran dimana mahasiswa
mendapatkan pembelajaran teori dan penelitian aplikatif. Sebagai
lembaga yang menawarkan kualifikasi pekerjaan dengan
menggabungkan pengetahuan tingkat tinggi dan keterampilan yang
terus disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan dunia kerja.
 Sebagai tempat untuk belajar sepanjang hayat, membuka pintu bagi
orang dewasa yang ingin melanjutkan studi atau untuk beradaptasi
terhadap perkembangan pengetahuan, atau untuk memenuhi keinginan
belajar di semua bidang kehidupan.
 Sebagai mitra dalam kerjasama internasional untuk memfasilitasi
pertukaran dosen dan siswa sehingga tercipta pembelajaran yang terbaik
dan tersedia secara luas bagi masyarakat.

1.4 Kebijakan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi

Pasca millenium ke-2 atau era 2000, dunia mengalami lompatan dan
percepatan perubahan di segala sektor yang sulit dibendung oleh siapapun di
dunia ini. Pada era yang juga dikenal dengan globalisasi atau informasi atau
pengetahuan ini, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan
cepat menjalar ke seluruh belahan dan bahkan pelosok terpencil dunia yang pada
era sebelum 2000 (pre-millennium) hampir tidak tersentuh oleh perubahan.
Akibat percepatan perubahan yang dahsyat tersebut mengakibatkan tuntutan
masyarakat makin beragam dan masif yang salah satunya adalah tuntutan dunia
kerja.
Jika dipahami dengan baik dan lebih dalam berdasarkan sistem pendidikan
yang telah dijelaskan di atas, maka jika terjadi perubahan pada tuntutan dunia
kerja sudah sewajarnyalah proses pendidikan di PT perlu untuk beradaptasi.
Alasan inilah yang seharusnya dikembangkan untuk melakukan perubahan
kurikulum PT di Indonesia.

UM Jember Page 7
Setelah diratifikasinya beberapa perjanjian dan komitmen global seperti
AFTA, WTO, GATTS dan yang terbaru adalah AEC oleh pemerintah RI, maka
dunia semakin mencair dalam berhubungan dan berinteraksi. Berbagai macam
parameter kualitas akan dipasang untuk menstandarkan mutu dan kualitas lulusan
di berbagai belahan bumi. Berbagai kesepakatan dan kesepahaman antar negara-
negara di ASEAN mulai ditetapkan. Roadmap atau peta pengembangan mobilitas
bebas tenaga kerja profesional antar negara di ASEAN telah dibentangkan.
Perkembangan roadmap tersebut dimulai semenjak tahun 2008 dengan melakukan
harmonisasi berbagai peraturan dan sistem untuk memperkuat institusi
pengembang SDM. Kemudian pada tahun 2010 mulailah disepakati Mutual
Recognition Agreement (MRA) untuk berbagai pekerjaan dan profesi. Beberapa
bidang profesi yang telah memiliki MRA hingga tahun ini adalah: (1) engineers;
(2) architect; (3) accountant; (4) land surveyors; (5) medical doctor; (6) dentist;
(7) nurses, dan (8) labor in tourism. Atas dasar prinsip kesetaraan mutu serta
kesepahaman tentang kualifikasi dari berbagai bidang pekerjaan dan profesi di era
global, maka diperlukanlah sebuah parameter kualifikasi secara internasional dari
lulusan pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya yang sudah dilakukan oleh
perguruan tinggi khusunya di ASEAN adalah berdirinya AUN-QA (ASEAN
University Network Quality Assurance).
Selain alasan tuntutan paradigma baru pendidikan global di atas, secara
internal, kualitas pendidikan di Indonesia sendiri, terutama pendidikan tinggi
memiliki disparitas yang sangat tinggi. Antara lulusan S1 suatu program studi
dengan yang lain tidak memiliki kesetaraan kualifikasi, bahkan pada lulusan dari
program studi yang sama. Selain itu, tidak juga dapat dibedakan antara lulusan
pendidikan jenis akademik, dengan vokasi dan profesi. Carut marut kualifikasi
pendidikan ini membuat akuntabilitas akademik lembaga pendidikan tinggi
semakin menurun.
Maka melalui UU Nomor 12 tahun 2012 dan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 8 Tahun 2012, Pemerintah memberi dorongan sekaligus
dukungan untuk mengembangkan sebuah ukuran kualifikasi lulusan pendidikan di
Indonesia dalam bentuk sebuah kerangka kualifikasi, yang kemudian dikenal
dengan nama Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) menjadi sebuah

UM Jember Page 8
tonggak sejarah baru (milestone) bagi dunia pendidikan tinggi di Indonesia agar
menghasilkan sumber daya manusia berkualitas dan bersaing di tingkat global.
Secara khusus, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012
pasal 1 menyatakan bahwa:
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat KKNI,
adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat
menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang
pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam
rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur
pekerjaan di berbagai sector.

KKNI juga disusun sebagai respon dari ratifikasi yang dilakukan Indonesia
pada tanggal 16 Desember 1983 dan diperbaharui tanggal 30 Januari 2008
terhadap konvensi UNESCO tentang pengakuan pendidikan diploma dan
pendidikan tinggi (The International Convention on the Recognition of Studies,
Diplomas and Degrees in Higher Education in Asia and the Pasific). Dalam hal
ini dengan adanya KKNI maka negara-negara lain dapat menggunakannya sebagai
panduan sekaligus tolak ukur untuk melakukan penilaian kesetaraan capaian
pembelajaran serta kualifikasi tenaga kerja baik yang akan belajar atau bekerja di
Indonesia maupun sebaliknya apabila akan menerima pelajar atau tenaga kerja
dari Indonesia.
Pada dasarnya, pendidikan tinggi di Indonesia sudah melakukan
pengembangan kurikulum sebagai respon terhadap isu-isu global, tuntutan dunia
usaha dan kebutuhan lainnya. Hal tersebut ditujukkan dengan adanya perubahan
baik pendekatan maupun model pengembangan kurikulum pendidikan tinggi di
Indonesia. Tahun 1994 melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 056/U/1994 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
Perguruan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, dimana kurikulum yang
mengutamakan keterca paian penguasaan IPTEKS, oleh karenanya disebut
sebagai Kurikulum Berbasis Isi. Pada model kurikulum ini, ditetapkan mata
kuliah wajib nasional pada program studi yang ada.
Kemudian pada tahun 2000, atas amanah UNESCO melalui konsep the four
pilars of education, yaitu learning to know, learning to do, learning to be dan
learning to live together (Dellors, 1998), Indonesia merekonstruksi konsep
kurikulumnya dari berbasis isi ke Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).

UM Jember Page 9
Kurikulum era tahun 2000 dan 2002 ini mengutamakan pencapaian kompetensi,
sebagai wujud usaha untuk mendekatkan pendidikan pada kondisi pasar kerja dan
industri. Pada Kurikulum Berbasis Kompetensi terdiri atas kurikulum inti dan
institusional. Implementasi KBK memerlukan petapan kompetensi utama oleh
kesepakatan bersama antara kalangan perguruan tinggi, masyarakat profesi, dan
pengguna lulusan. Sedangkan kompetensi pendukung dan kompetensi lain,
ditetapkan oleh perguruan tinggi sendiri. Dengan dorongan perkembangan global
yang saat ini dituntut adanya pengakuan atas capaian pembelajaran yang telah
disetarakan secara internasional, dan dikembangkannya KKNI, maka kurikulum
di perguruan tinggi sejak tahun 2012 mengalami sedikit pergeseran dengan
memberikan ukuran penyetaraan capaian pembelajarannya. Kurikulum ini masih
mendasarkan pada pencapaian kemampuan yang telah disetarakan untuk menjaga
mutu lulusannya. Kurikulum ini dikenal dengan nama Kurikulum Pendidikan
Tinggi. Pada Gambar 1.2 di bawah ini menjelaskan perbandingan Kurikulum
Pendidikan Tinggi di Indonesia dari waktu ke waktu dalam dua dasawarsa
terakhir.
Gambar 1.2 Perubahan Konsep Kurikulum 1994 sampai dengan 2012

PERUBAHAN KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI


DI INDONESIA
1994 2000/2002 2012
Kurikulum Kurikulum Inti dan Kurikulum Pendidikan
Nasional Institusional Tinggi
(No. 056/U/1994) (232/U/2000 dan (UUPT No.12/2012 dan KKNI –
045/U/2002 Perpres No. 8/2012)
 Mengutamakan  Mengutamakan  Mengutamakan kesetaraan
penguasaan IPTEKS pencapaian capaian pembelajaran
 Tidak merumuskan kompetensi (mutu)
kemampuannya  Penetapan  Terdiri dari sikap dan tata
 Menetapkan MK Kompetensi Utama nilai, kemampuan kerja,
wajib (100-110) dari hasil penguasaan keilmuan,
dari 160 sks (S1) kesepakatan kewenangan dan tanggung
oleh Konsorsium program studi sejenis jawabnyas.
 Perumusan capaian
pembelajaran minimal
tercantum pada Standar
Nasional dan hasil
kesepakatan prodi sejenis
KBI KBK KPT

Gambar 1-3 Perubahan Konsep Kurikulum Pendidikan Tinggi Indonesia

UM Jember Page 10
BAB 2

PENGEMBANGAN KURIKULUM PROGRAM STUDI


DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER.

2.1 Kebijakan Pengembangan Kurikulum di Universitas Muhammadiyah


Jember
Suatu keharusan bagi penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang,
khususnya pendidikan formal untuk memiliki dan selalu melakukan peninjauan
kurikulum. Sebagaimana diuraikan pada Bab I, kurikulum menjadi panduan bagi
penyelenggaraan program pendidikan atau pembelajaran yang berisi seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian,
proses, dan penilaian. Maka keberhasilan sebuah program studi untuk
menyelengarakan program pendidikan atau pembelajaran sangat ditentukan secara
mutlak oleh keberadaan kurikulum yang digunakan.
Oleh karena itu, setiap perguruan tinggi akan menetapkan kebijakan tentang
pengembangan kurikulum bagi prodi-prodi yang dikelolanya. Kurikulum adalah
salah satu standar (Standar Isi) dari 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang
wajib dipenuhi oleh setiap penyelenggara pendidikan untuk semua jenjang mulai
pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi. Kebijakan ini juga berlaku di
Universitas Muhammadiyah Jember sebagai bagian taat azas terhadap aturan
perundangan dan akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan. Pengembangan
kurikulum di UM Jember dituangkan dalam Keputusan Rektor Nomor:
782/KEP/II.3.AU/F/2015 tentang Penerapan Kurikulum Pendidikan Tinggi
Berbasis Kompetensi dan Capaian Pembelajaran Universitas Muhammadiyah
Jember Tahun 2015 . Tindak lanjut dari Keputusan tersebut adalah
dikeluarkannya pedoman kurikulum yang dinamakan Pedoman Pengembangan
dan Penyusunan Kurikulum Universitas Muhammadiyah Jember.
Implikasi dari kebijakan tersebut adalah setiap prodi di Universitas
Muhammadiyah Jember wajib untuk mengembangkan atau merekonstruksi
kurikulumnya. Dalam merekonstruksi kurikukulum, beberapa ketentuan harus
dipatuhi sehingga penyelenggaraan pendidikan di setiap prodi dapat

UM Jember Page 11
dipertanggungjawabkan dan dapat menghasilkan output (lulusan) dan outcomes
pendidikan (kemampuan lulusan, pengembangan ipteks, dan lain-lain) yang
bermutu.

2.2 Komponen dan Penciri Kurikulum di Universitas Muhammadiyah


Jember

Dalam merekonstruksi kurikulum, beberapa hal penting yang harus


dicermati selain konstruksi adalah isi atau komponen yang akan membentuk
bangunan kurikulum. Isi kurikulum adalah seperangkat komponen yang harus
disusun dan dirumuskan untuk dilaksanakan oleh pendidik untuk membentuk
sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Oleh karena itu, dalam
konstruksi kurikulum harus terdapat 2 (dua) aspek penting yaitu Komponen
Kurikulum dan Penciri Kurikulum.

2.2.1 Komponen Kurikulum Universitas Muhammadiyah Jember


Sebagaimana prinsip kurikulum pada umumnya, Komponen Kurikulum
Program Studi di Universitas Muhammadiyah Jember terdiri atas : 1) tujuan; 2)
isi (materi): 3) proses atau sistem penyampaian dan media: dan 4) evaluasi.
Komponen tersebut harus dideskripsikan secara jelas dan tegas sehingga dapat
dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan.
Pertama, komponen tujuan menunjukkan filososi sekaligus peta arah
diselenggarakanya pendidikan. Pada komponen tujuan diuraikan tentang tujuan
pendidikan nasional, institusional, kurikuler, instruksional baik umum dan khusus.
Tujuan pendidikan nasional merupakan uraian yang diambil dari UU No. 20 tahun
2003 pasal 3 yang menyatakan bahwa:
Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.

Tujuan Pendidikan Nasional tersebut akan menjadi pijakan dasar dan utama bagi
universitas, fakultas, dan program studi untuk menyelenggarakan pendidikan dan
pembelajaran. Selanjutnya, Tujuan Pendidikan Nasional tersebut diejawantahkan
UM Jember Page 12
dalam tujuan institusional yaitu tujuan penyelenggaraan pendidikan Unversitas
Muhammadiyah Jember.
Didasari oleh Pola Ilmiah Pokok yaiktu ‘Inovasi IPTEKS untuk
kesejahteraan dan peradaban ummat’ dan visi UM Jember ‘menjadi perguruan
tinggi yang ungul dalam IPTEKS bernafaskan nilai-nilai kemanusian’, misi
pendidikan pembelajaran UM Jember adalah:
1. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu dan mutakhir.
2. Menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyaratkat dalam
rangka meningkatkan kesjahteraan ummat.
Berdasarkan visi dan misi tersbut, tujuan penyelenggaraan pendidikan
Unversitas Muhammadiyah Jember tertuang dalam Statuta pasal 13 sebagai
berikut:
1. Menghasilkan lulusan yang berakhlak mulia, kompetitif, dan inovatif.
2. Menghasilkan IPTEKS untuk meningkatkan kesejahteraan umat.
Kedua, komponen isi atau bahan merupakan penentuan jenis, nama, dan isi
pesan pembelajaran. Isi atau bahan harus mencakup seberapa luas dan dalam
cakupan isi pesan yang harus dikuasai dan bagaimana isi pesan diorganisasikan.
Ketiga, komponen proses berupa sistem penyampaian yang mencakup
strategi dan media pembelajaran. Pola umum pembelajaran yang harus dilakukan
oleh dosen dan mahasiswa untuk mencapai tujuan pembelajaran (capaian
pembelajaran atau kompetensi yang ditentukan) harus jelas dan tepat . Strategi apa
yang akan digunakan dalam pembelajaran, misalkan sebuah pembelajaran harus
menggunakan Reception (exposition) vs Discovery learning; Role Learning vs
Meaningful Learning; Group Learning vs Individual learning harus
dipertimbangkan dengan baik. Untuk menyampaikan isi pembelajaran diperlukan
media pengajaran yang merupakan semua sumber yang diperlukan untuk
melakukan komunikasi dengan si pebelajar, yang terdiri atas perangkat lunak dan
perangkat keras.
Komponen terakhir kurikulum adalah evaluasi. Komponen ini terdiri atas
pengukuran tingkat capaian kurikulum baik dari sisi proses dan capaian hasil
belajar mahasiswa. Evaluasi harus memberi informasi yang komprehensif tentang

UM Jember Page 13
pelaksanaan kurikulum berkenaan dengan aspek apa, bagaimana, dan mengapa
fenomena pembelajaran terjadi sebagai akibat dari kurikulum.
2.2.2 Penciri Kurikulum Universitas Muhammadiyah Jember
Kurikulum yang digunakan di UM Jember dirancang berdasarkan beberapa
komponen penciri yang diambil dari dua sumber yang berbeda yaitu nasional atau
universal dan khusus dari persyarikatan Muhammadiyah.

2.2.2.1 Penciri Berasal dari Sumber Universal


(a) Kecakapan hidup sejati (true life skills)
Sebagaimana dipahami bersama bahwa pendidikan harus mampu
menghantarkan peserta didik sebagai bagian dari komunitas dunia yang memiliki
kecakapan yang dibutuhkan untuk hidup saat ini dan masa yang akan datang.
Maka UNESCO menetapkan bahwa pendidikan harus diselenggarakan
berdasarkan pada 4 pilar yaitu learning to know, learning to do, learning to be,
learning to live togather. Di samping pilar-pilar pendidikan tersebut, UM Jember
melengkapi peserta didik (mahasiswa) dengan pilar ke-5 yaitu learning how to
learn. Berkenaan dengan pilar terakhir tersebut, Wirth dan Perkins menyatakan
“learning how to learn includes learning how to diagnose one’s own need for
learning and how to be a self-learner. This type of learning enables students to
continue learning with greater effectiveness and is a particularly important skill
with the recent explosion of knowledge and technology “ (2008: 9).
Dengan demikian, hasil belajar mahasiswa diharapkan mencakup semua
aspek kemampuan yang dibutuhkan dalam hidup . Pembelajaran diarahkan untuk
mencapai hasil belajar yang direncanakan . sedangkan dosen sebagai implementor
harus mampu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran
dengan baik. Dengan kata lain, dosen melalui kurikulum sangat menentukan
keberhasilan pemebelajaran tersebut. Oleh karena itu, agar pembelajaran berhasil
dengan baik, pembelajaran (kurikulum) harus dapat juga mengembangkan
mahasiswa untuk memiliki kemampuan learning how to learn. Bagaimanapun,
hasil belajar di samping ditentukan oleh strategi mengajar guru, juga sangat
ditentukan oleh strategi belajar mahasiswa. Maka, proses pembejaran inovatif
yang berkualitas akan memberikan hasil ganda yaitu: a) meningkatnya

UM Jember Page 14
penguasaan siswa terhadap isi/materi pembelajaran dan b) meningkatnya
keterampilan belajar siswa .
Peningkatan keterampilan mahasiswa juga dapat dikembangkan melalui
pembelajaran yang dirancang untuk tujuan tersebut. Hal yang paling utama adalah
pembelajaran diharapkan dapat membentuk kemampuan untuk menguasai
kecakapan hidup yang lain yang dapat digunakan dalam kehidupan saat ini dan
akan datang.

(b) Alih Belajar (Transfer of learning) dan Pembelajaran Berpusat pada


Mahasiswa (Student-centered Learning atau SCL)
Dalam menyelenggarakan pembelajaran, UM Jember (lembaga) dan dosen
(individu) harus memposisikan mahasiswa sebagai subyek (agent) yang
membentuk atau membangun pengetahuan, keterampilan dan sikap sendiri.
Fungsi lemabaga dan dosen adalah menfasilitasi mahasiswa dalam merencanakan
dan melaksanakan pembelajaran sehingga dia mampu menginternalisasi
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang dibutuhkan dalam kehidupannya.
Hal ini sejalan dengan pandangan Kostruktivisme yang menyatakan bahwa
membangun pengetahuan sedikit demi sedikit, yang kemudian hasilnya
diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep- konsep, atau kaidah-
kaidah yang siap untuk diambil atau diingat. Manusia harus mengkonstruksi
pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Artinya
pebelajar atau mahasiswa akan cepat memiliki pengetahuan jika pengetahuan
itu di konstruksi/dibangun atas dasar realitas yang ada. Pada kondisi tersebut,
mahasiswa menjadi titik aksentuasi pembelajaran atau dikenal dengan
pembelajaran berpusat pada siswa/mahasiswa (student-centered learning).
Oleh karena itu, maka pembelajaran di UM Jember harus dikembangkan
sebagai upaya alih belajar (tansfer of learning). Pembelajaran bukan sekedar alih
pengetahuan (transfer of knowledge) atau alih keteramplan dan nilai.

UM Jember Page 15
(c) Fleksibilitas Kurikulum
Pengembangan Kurikulum UM Jember menganut prinsip fleksibilitas baik
secara horisontal maupun vertikal dengan mempertimbangkan kebutuhan dan
minat peserta didik dan perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni (Ipteks), olah raga, dan budaya. Fleksibilitas vertikal kurikulum
memungkinkan transfer kredit antar program studi, antar jenjang program di
lingkungan UM Jember, dan antar program studi di UM Jember dengan program
studi di perguruan tinggi lain. Sementara itu, fleksibilitas kurikulum secara
horisontal harus tercermin dalam penataan mata kuliah pilihan atau keahlian untuk
mengakomodasi keragaman minat, dan kemampuan peserta didik serta dengan
mempertimbangkan pula kebutuhan pengguna lulusan.
Fleksibilitas kurikulum memungkinkan pula dilakukan revisi isi dan nama
mata kuliah yang disesuaikan dengan tuntutan standar mutu, kebutuhan
masyarakat (pemangku kepentigan luar), kebutuhan persyarikatan
Muhammadiyah, dan perkembangan Ipteks khususnya mata kuliah pilihan pada
struktur kurikulum. Maka dampak fleksibilitas tersebut memungkinkan terjadinya
konversi matakuliah.

2.2.2.2 Nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan


Kurikulum program studi di Universitas Muhammadiyah Jember dirancang
berdasarkan pada ketentuan Persyarikatan sebagaimana dinyatakan dalam
Pedoman Pipimpnan Pusat Muhammadiyah Nomor 02/PED/I.0/B/2012 tentang
Perguruan Tinggi. Pada pasal 9 ayat 1 disebutkan bahwa penyelenggaraan
pendidikan tinggi dilaksanakan dalam program-program studi atas dasar
kurikulum yang disusun oleh masing-masing PTM dengan mengacu pada SNP
dan sistem pendidikan Muhammadiyah. Lebih lanjut, pada ayat 2 dinyatakan
bahwa PTM wajib memiliki ciri khas kurikulum Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan yang diatur lebih lanjut dengan ketentuan Majelis
Pendidikan Tinggi.
Berdasarkan ketentuan tersebut, kurikulum prodi-prodi di Universitas
Muhamamdiyah Jember harus memuat nilai-nilai keislaman dan
kemuhammadiyahan sebagai isi pembelajaran baik secara eksplisit dalam struktur

UM Jember Page 16
kurikulum maupun implisit atau sebagai hidden curriculum. Diawali dengan
rumusan visi (misi) “UM Jember menjadi Perguruan Tinggi yang unggul dalam
IPTEKS bernafaskan nilai-nilai Keislaman" yang diturunkan menjadi visi (misi)
prodi, kurikulum prodi di UM Jember wajib memuat matakuliah wajib (8 sks bagi
prodi S1, 4 sks bagi prodi D3, 2 sks bagi prodi S2). (Lihat Lampiran 1)
Di samping itu, nilai-nilai keislaman harus disisipkan dalam setiap
matakuliah. Setidaknya, nilai-nilai keislaman mewarnai setiap matakuliah yang
tercermin dalam rumusan capaian pembelajaran. Dalam proses pembelajaran,
dosen harus berusaha mengaitkan materi atau isi pembelajaran dengan nilai-nilai
keislaman baik yang bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.

UM Jember Page 17
BAB 3

PARADIGMA PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN


DALAM PEMBELAJARAN

3.1 Paradigma Pembelajaran


Abad ke-21 disebut juga abad informasi dan pengetahuan menghendaki
dilakukannya perubahan pendidikan tinggi yang bersifat mendasar. Bentuk
perubahan-perubahan tersebut adalah: (i) perubahan dari pandangan kehidupan
masyarakat lokal ke masyarakat dunia (global), (ii) perubahan dari kohesi sosial
menjadi partisipasi demo-kratis (utamanya dalam pendidikan dan praktek
berkewarganegaraan), dan (iii) perubahan dari pertumbuhan ekonomik ke
perkembangan kemanusiaan. UNESCO (1998) menjelaskan bahwa untuk
melaksanakan empat perubahan besar di pendidikan tinggi tersebut, dipakai dua
basis landasan, berupa empat pilar pendidikan: (i) learning to know, (ii) learning
to do yang bermakna pada penguasaan kompetensi dari pada penguasaan
ketrampilan menurut klasifikasi ISCE (International Standard Classification of
Education) dan ISCO (International Standard Classification of Occupation),
dematerialisasi pekerjaan dan kemampuan berperan untuk menanggapi bangkitnya
sektor layanan jasa, dan bekerja di kegiatan ekonomi informal, (iii) learning to
live together (with others), dan (iv) learning to be, (v) learning how to learn ,
serta; belajar sepanjang hayat (life-long learning).
Empat pilar pendidikan tersebut sebenarnya merupakan satu kesatuan
utuh. Pengelompokan pilar hanya mencirikan pengutamaan substansi materi dan
proses pembelajaran. Hal ini berarti bahwa kompetensi sebagai ciri utama dari
penguasaan learning to do dari suatu materi pembelajaran tidak dapat dipisahkan
dengan elemen kompetensi yang terkandung dalam learning to know, learning to
live together, dan learning to be dari materi yang bersangkutan atau materi-materi
pembelajaran lainnya. Oleh karenanya, pemisahan antara materi pembelajaran
atas hard skill dan soft skill dalam satu kurikulum tidak dibenarkan. Makna
arti hard skill dan soft skill diakomodasi dalam proses pembelajaran yang sesuai

UM Jember Page 18
dengan dimensi proses kognitif, yaitu: (i) mengingat/menghafalkan, (ii) memaha-
mi, (iii) menerapkan, (iv) menganalisa, (v) mengevaluasi, dan (vi) mengkreasi;
dari setiap dimensi pengetahuan yang berjenjang, mulai dari dimensi faktual,
dimensi konsepsual, dimensi prosedural, dan dimensi pengetahuan metakognitif.
Perubahan-perubahan mendasar pendidikan tinggi yang berlangsung di
abad XXI, akan meletakkan kedudukan pendidikan tinggi sebagai: (i) lembaga
pembelajaran dan sumber pengetahuan, (ii) pelaku, sarana dan wahana interaksi
antara pendidikan tinggi dengan perubahan pasaran kerja, (iii) lembaga
pendidikan tinggi sebagai tempat pengembangan budaya dan pembelajaran
terbuka untuk masyarakat, dan (iv) pelaku, sarana dan wahana kerjasama
internasional. Perubahan-perubahan mendasar pendidikan tinggi yang mendunia
tersebut, ternyata sejalan dengan kebijakan strategi pengembangan pendidikan
tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang dituangkan dalam bentuk
Rencana Strategis Pendidikan Nasional 2010-2014.

3.1.1 Perubahan Pembelajaran dari TCL menjadi SCL


Pola pembelajaran yang terpusat pada dosen (teacher-centered learning atau
TCL) seperti yang dipraktekkan pada saat ini sudah tidak memadai untuk
mencapai tujuan pendidikan berbasis capaian pembelajaran. Berbagai alasan yang
dapat dikemukakan antara lain adalah: (i) perkembangan IPTEK dan Seni yang
sangat pesat dengan berbagai kemudahan untuk mengaksesnya merupakan materi
pembelajaran yang sulit dapat dipenuhi oleh seorang dosen, (ii) perubahan
kompetensi kekaryaan yang berlangsung sangat cepat memerlukan materi dan
proses pembelajaran yang lebih fleksibel, (iii) kebutuhan untuk mengakomodasi
demo-kratisasi partisipatif dalam proses pembelajaran di perguruan tinggi. Oleh
karena itu pembelajaran ke depan didorong menjadi berpusat pada mahasiswa
(student-centered learning atau SCL) dengan memfokuskan pada capaian
pembelajaran yang diharapkan. Berpusat pada mahasiswa menyatakan bahwa
capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang
mengutamakan pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan
mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan
pengetahuan. Mahasiswa harus didorong untuk memiliki motivasi dalam diri

UM Jember Page 19
mereka sendiri, kemudian berupaya keras mencapai hasil pembelajaran yang
diinginkan.
Perubahan pendekatan dalam pembelajaran dari TCL menjadi SCL adalah
perubahan paradigma, yaitu perubahan dalam cara memandang beberapa hal
dalam pembelajaran, yakni; a) pengetahuan , dari pengetahuan yang dipandang
sebagai sesuatu yang sudah jadi yang tinggal ditransfer dari dosen ke mahasiswa,
menjadi pengetahuan dipandang sebagai hasil konstruksi atau hasil transformasi
oleh pembelajar, b) belajar, belajar adalah menerima pengetahuan (pasif-reseptif)
menjadi belajar adalah mencari dan mengkonstruksi pengetahuan, aktif dan
spesifik caranya, c) pembelajaran, dosen menyampaikan pengetahuan atau
mengajar (ceramah dan kuliah) menjadi dosen berpartisipasi bersama mahasiswa
membentuk pengetahuan.
Dengan paradigma ini maka tiga prinsip yang harus ada dalam
pembelajaran SCL adalah (a) memandang pengetahuan sebagai satu hal yang
belum lengkap, (b) memandang proses belajar sebagai proses untuk merekon-
struksi dan mencari pengetahuan yang akan dipelajari; serta (c) memandang
proses pembelajaran bukan sebagai proses pengajaran (teaching) yang dapat
dilakukan secara klasikal, dan bukan merupakan suatu proses untuk menja-lankan
sebuah instruksi baku yang telah dirancang. Proses pembelajaran adalah proses
dimana dosen menyediakan berbagai macam strategi dan metode pembelajaran
dan paham akan pendekatan pembelajaran mahasiswanya untuk dapat
mengembangkan potensi yang dimilikinya. Perbedaan pendekatan pembelajaran
yang berpusat pada dosen (TCL) dan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa
( SCL) dapat dirinci pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Perbedaan TCL dan SCL


Teacher-Centered Learning Student-Centered Learning
Pengetahuan ditransfer dari dosen ke Mahasiswa aktif mengembangan
mahasiswa pengetahuan dan keterampilan yang
dipelajarinya
Mahasiswa menerima pengetahuan Mahasiswa aktif terlibat dalam mengelola
secara pasif pengetahuan
Menekankan pada penguasaan Tidak hanya menekankan pada penguasaan
materi materi, tetapi juga mengembangkan

UM Jember Page 20
karakter mahasiswa (Life-long learning)
Biasa memanfaatkan media tunggal Memanfaatkan banyak media (multi
media)
Fungsi dosen sebagai pemeberi Fungsi dosen sebagai fasilitator dan
informasi utama dan evaluator evaluasi dilakukan bersama dengan
mahasiswa
Proses pembelajaran dan penilaian Proses pembelajaran dan asesmen
diberikan secara terpisah dilakukan secara berkesinambungan dan
terintegrasi
Menekankan pada jawaban yang Penekanan pada proses pengembangan
benar pengetahuan. Kesalahan dinilai dan
dijadikan sumber pembelajaran

Tabel 3.1 menunjukkan bahwa trdapat perbedaan yang substantif antara


TCL dan SCL. Belajar tidak ditentukan mutlak oleh dosen tetapi mahasiswa harus
aktif untuk membangun pengetahuan atau keterampiannya. Belajar dianalogikan
sebagai pertumbuhan sebuah pohon bukan seperti mendirikan dinding bangunan.
Pada SCL, peran dosen masih sangat penting yaitu membantu mahasiswa untuk
menemukan bentuk belajarnya dan selanjutnya dimanfaatkan oleh mahaasiswa
untuk membangun pengetahuan atau keterampilannya.
Secara ilustratif, perbedaan pembelajaran TCL dan SCL dapat dilihat
pada Gambar 3.1

Gambar 3.1 Ilustrasi Pembelajaran TCL dan SCL


UM Jember Page 21
Pada ilustrasi di atas nampak pada TCL usaha keras dosen untuk
memberikan sejumlah pengetahuan yang dianggap penting, hanya ditanggapi
dengan kepasifan mahasiswa. Pada SCL digambarkan prinsip “belajar adalah
berubah” (dari gemuk ke kurus), dengan cara yang dapat dipilih sendiri oleh
mahasiswai sesuai dengan kapasitas dirinya, karena yang menjadikan dirinya
“berubah” (kurus) adalah dirinya sendiri. Di dalam proses perubahan (pembe-
lajaran) ini dapat ditanyakan: apa tugas dosen?. Yang pasti adalah merancang
berbagai metode agar peserta didik dapat memilih ”cara belajar”yang tepat, dan
dosen juga dapat bertindak sebagai “instruktur”, fasilitator, dan motivator.
Disamping itu, pembelajaran dapat digambarkan sebagai sebuah sistem yang
menyeluruh seperti Gambar 3.2

Gambar 3.2. Ilustrasi Sistem Pembelajaran berbasis TCL

Perencanaan diturunkan dari ‘dokumen kurikulum’ dalam bentuk Garis


Besar Program Pengajaran (GBPP) dan Satuan Acara Pengajaran (SAP), sedang-
kan proses (pengajaran) dipisah dengan proses penilaian hasil belajar lewat ujian,
dan dari seluruh kegiatan ini akan dievaluasi serta disusun perbaikan
(rekonstrukasi) rencana mata kuliahnya.

UM Jember Page 22
Dalam proses ini, dosen melaksanakan perkuliahan selama 14-16 minggu,
kemudian melakukan penilaian pada saat Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir
Semester. Nilai mahasiswa, baru dapat ditengarai setelah ujian tengah semester
selesai dilaksanakan, dimana pada saat itu proses pembelajaran telah berakhir.
Permasalahan yang mungkin timbul dari proses ini adalah, dosen sudah tidak
memiliki waktu untuk memperbaiki kesalahan yang dilaku-kan mahasiswa.
Sedangkan dalam sistem pembelajaran dengan pendekatan SCL, rencana
pembelajaran difokuskan pada ‘paduan mahasiswa belajar’ dan proses menjadi
satu dengan penilaian hasil belajar dengan mengembangkan sistem asesmen
dalam kegiatan ‘pembelajaran’, proses belajar (learning process), bukan proses
mengajar (teaching process). Proses belajar yang dilakukan mahasiswa dengan
prinsip konstruktif menuntut mahasiswa untuk dapat unjuk kinerja di setiap
pertemuan. Apabila terdapat masalah belajar mahasiswa, dapat dideteksi lebih
awal dalam proses lewat asesmen tugas mahasiswa, sehingga dapat dilakukan
perbaikan saat itu juga secara sistem, SCL dapat diikuti pada Gambar 3.3

Gambar 3.3. Sistem Pembelajaran SCL

UM Jember Page 23
3.1.2 Mengapa Pembelajaran Menggunakan SCL?
Pembelajaran menurut UUSisdiknas no 2 tahun 2003 dan UU Pendidikan
Tinggi no 12 tahun 2012, dinyatakan :
”Pembelajaran adalah interaksi antara pendidik, peserta didik, dan
sumber belajar, di dalam lingkungan belajar tertentu”.

Sehingga dengan mendeskripsikan setiap unsur yang terlibat dalam pembelajaran


tersebut dapat ditengarai karakteristik pembelajaran yang berpusat pada siswa
(studen- centered learning) seperti pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4. Karakteristik pembelajaran SCL

Ciri metode pembelajaran SCL sesuai unsurnya dapat dirici sebagai berikut:
dosen, berperan sebagai fasilitator dan motivator; mahasiswa, harus menun-
jukkan kinerja, yang bersifat kreatif yang mengintergrasikan kemampuan kognitif,
psikomotorik dan afeksi secara utuh; proses interaksinya, menitik-beratkan pada
“ method of inquiry and discovery”; sumber belajarnya, bersifat multi demensi,
artinya bisa didapat dari mana saja; dan lingkungan belajarnya, harus terancang
dan kontekstual.

3.1.2.1 Peran Dosen dalam Pembelajaran SCL


Di dalam proses pembelajaran SCL, dosen masih memiliki peran yang
penting dalam pelaksanaan SCL, yaitu:

UM Jember Page 24
a. Bertindak sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran;
b. Mengkaji capaian pembelajaran matakuliah yang perlu dikuasai mahasiswa di
akhir pembelajaran;
c. Merancang strategi dan lingkungan pembelajaran yang dapat; menyediakan
beragam pengalaman belajar yang diperlukan mahasiswa dalam rangka
mencapai kompetensi yang dituntut matakuliah;
d. Membantu mahasiswa mengakses informasi, menata dan memprosesnya untuk
dimanfaatkan dalam memecahkan permasalahan hidup sehari-hari;
e. Mengidentifikasi dan menentukan pola penilaian hasil belajar mahasiswa yang
relevan dengan capaian pembelajaran yang akan diukur.
Sementara itu, peran yang harus dilakukan mahasiswa dalam pembelajaran
SCL adalah:
a. Mengkaji capaian pembelajaran matakuliah yang dipaparkan dosen
b. Mengkaji strategi pembelajaran yang ditawarkan dosen
c. Membuat rencana pembelajaran untuk matakuliah yang diikutinya
Dalam proses pembelajaran, mahasiswa harus belajar secara aktif (dengan cara
mendengar, membaca, menulis, diskusi, dan terlibat dalam pemecahan masalah
serta lebih penting lagi terlibat dalam kegiatan berfikir tingkat tinggi, seperti
analisis, sintesis dan evaluasi), baik secara individu maupun berkelompok.

3.1.2.2 Beberapa Ragam Model Pembelajaran SCL


Proses pembelajaran melalui kegiatan kurikuler wajib dilakukan secara
sistematis dan terstruktur melalui berbagai mata kuliah dengan beban belajar yang
terukur dan menggunakan metode pembelajaran yang efektif sesuai dengan
karakteristik mata kuliah. Metode pembelajaran yang dapat dipilih untuk
pelaksanaan pembelajaran mata kuliah antara lain: (1) Small Group Discussion;
(2) Role-Play & Simulation; (3) Case Study; (4) Discovery Learning (DL); (5)
Self- Directed Learning (SDL); (6) Cooperative Learning (CL); (7) Collaborative
Learning (CbL); (8)Contextual Instruction (CI); (9) Project Based Learning
(PjBL); dan (10) Problem Based Learning and Inquiry (PBL). Selain kesepuluh
model tersebut, masih banyak model pembelajaran lain yang belum dapat
disebutkan satu persatu, bahkan setiap pendidik/dosen dapat pula

UM Jember Page 25
mengembangkan model pembelajarannya sendiri. Berikut akan disampaikan satu
persatu kesepuluh model pembelajaran yang telah disampaikan di atas.

a. Small Group Discussion


Diskusi adalah salah satu elemen belajar secara aktif dan merupakan
bagian dari banyak model pembelajaran SCL yang lain, seperti CL, CbL, PBL,
dan lain-lain. Mahasiswa peserta kuliah diminta membuat kelompok kecil (5
sampai 10 orang) untuk mendiskusikan bahan yang diberikan oleh dosen atau
bahan yang diperoleh sendiri oleh anggota kelompok tersebut. Dengan aktivitas
kelompok kecil, mahasiswa akan belajar: (a) Menjadi pendengar yang baik; (b)
Bekerjasama untuk tugas bersama; (c) Memberikan dan menerima umpan balik
yang konstruktif; (d) Menghormati perbedaan pendapat; (e) Mendukung pendapat
dengan bukti; dan (f) Menghargai sudut pandang yang bervariasi (gender, budaya,
dan lain-lain). Adapun aktivitas diskusi kelompok kecil dapat berupa: (a)
Membangkitkan ide; (b) Menyimpulkan poin penting; (c) Mengakses tingkat skill
dan pengetahuan; (d) Mengkaji kembali topik di kelas sebelumnya; (e) Menelaah
latihan, quiz, tugas menulis; (f) Memproses outcome pembelajaran pada akhir
kelas; (g) Memberi komentar tentang jalannya kelas;(h) Membandingkan teori,
isu, dan interpretasi ; (i) Menyelesaikan masalah; dan (j) Brainstroming.

b. Simulasi/Demonstrasi
Simulasi adalah model yang membawa situasi yang mirip dengan
sesungguhnya ke dalam kelas. Misalnya untuk mata kuliah aplikasi instrumentasi,
mahasiswa diminta membuat perusahaan fiktif yang bergerak di bidang aplikasi
instrumentasi, kemudian perusahaan tersebut diminta melakukan hal yang
sebagaimana dilakukan oleh perusahaan sesungguhnya dalam memberikan jasa
kepada kliennya, misalnya melakukan proses bidding, dan sebagainya. Simulasi
dapat berbentuk: (a) Permainan peran (role playing). Dalam contoh di atas, setiap
mahasiswa dapat diberi peran masing-masing, misalnya sebagai direktur,
engineer, bagian pemasaran dan lain- lain; (b) Simulation exercices and
simulation games; dan (c) Model komputer. Simulasi dapat mengubah cara
pandang (mindset) mahasiswa, dengan jalan: (a) Mempraktekkan kemampuan

UM Jember Page 26
umum (misal komunikasi verbal & nonverbal); (b) Mempraktekkan kemampuan
khusus; (c) Mempraktekkan kemampuan tim; (d) Mengembangkan kemampuan
menyelesaikan masalah (problem-solving);(e) Menggunakan kemampuan sintesis;
dan (f) Mengembangkan kemampuan empati.

c. Discovery Learning (DL)


DL adalah metode belajar yang difokuskan pada pemanfaatan informasi
yang tersedia, baik yang diberikan dosen maupun yang dicari sendiri oleh
mahasiswa, untuk membangun pengetahuan dengan cara belajar mandiri.

d. Self-Directed Learning (SDL)


SDL adalah proses belajar yang dilakukan atas inisiatif individu
mahasiswa sendiri. Dalam hal ini, perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
terhadap pengalaman belajar yang telah dijalani, dilakukan semuanya oleh
individu yang bersangkutan. Sementara dosen hanya bertindak sebagai fasili-tator,
yang memberi arahan, bimbingan, dan konfirmasi terhadap kemajuan belajar yang
telah dilakukan individu mahasiswa tersebut.
Metode belajar ini bermanfaat untuk menyadarkan dan memberdayakan
mahasiswa, bahwa belajar adalah tanggungjawab mereka sendiri. Dengan kata
lain, individu mahasiswa didorong untuk bertanggungjawab terhadap semua
fikiran dan tindakan yang dilakukannya. Metode pembelajaran SDL dapat
diterapkan apabila asumsi berikut sudah terpenuhi, yaitu sebagai orang dewasa,
kemampuan mahasiswa semestinya bergeser dari orang yang tergantung pada
orang lain menjadi individu yang mampu belajar mandiri. Prinsip yang digunakan
di dalam SDL adalah: (a) Pengalaman merupakan sumber belajar yang sangat
bermanfaat; (b) Kesiapan belajar merupakan tahap awal menjadi pembelajar
mandiri; dan (c) Orang dewasa lebih tertarik belajar dari permasalahan daripada
dari isi matakuliah Pengakuan, penghargaan, dan duku-ngan terhadap proses
belajar orang dewasa perlu diciptakan dalam lingkungan belajar. Dalam hal ini,
dosen dan mahasiswa harus memiliki semangat yang saling melengkapi dalam
melakukan pencarian pengetahuan.

UM Jember Page 27
e. Cooperative Learning (CL)
CL adalah metode belajar berkelompok yang dirancang oleh dosen untuk
memecahkan suatu masalah/kasus atau mengerjakan suatu tugas. Kelompok ini
terdiri atas beberapa orang mahasiswa, yang memiliki kemampuan akademik yang
beragam.
Metode ini sangat terstruktur, karena pembentukan kelompok, materi yang
dibahas, langkah- langkah diskusi serta produk akhir yang harus dihasilkan,
semuanya ditentukan dan dikontrol oleh dosen. Mahasiswa dalam hal ini hanya
mengikuti prosedur diskusi yang dirancang oleh dosen. Pada dasarnya CL seperti
ini merupakan perpaduan antara teacher-centered dan student-centered learning.
Metode ini bermanfaat untuk membantu menumbuhkan dan mengasah: (a)
kebiasaan belajar aktif pada diri mahasiswa; (b) rasa tanggungjawab individu dan
kelompok mahasiswa; (c) kemampuan dan keterampilan bekerjasama antar
mahasiswa; dan (d) keterampilan sosial mahasiswa.

f. Collaborative Learning (CbL)


CbL adalah metode belajar yang menitikberatkan pada kerjasama antar
mahasiswa yang didasarkan pada konsensus yang dibangun sendiri oleh anggota
kelompok. Masalah/tugas/kasus memang berasal dari dosen dan bersifat open-
ended, tetapi pembentukan kelompok yang didasarkan pada minat, prosedur kerja
kelompok, penentuan waktu dan tempat diskusi/kerja kelom-pok, sampai dengan
bagaimana hasil diskusi/kerja kelompok ingin dinilai oleh dosen, semuanya
ditentukan melalui konsensus bersama antar anggota kelompok.

g. Contextual Instruction (CI)


CI adalah konsep belajar yang membantu dosen mengaitkan isi
matakuliah dengan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari dan memotivasi
mahasiswa untuk membuat keterhubungan antara pengetahuan dan aplikasinya
dalam kehidupan sehari-hari sebagai anggota masyarakat, pelaku kerja profesional
atau manajerial, entrepreneur, maupun investor.
Sebagai contoh, apabila kompetensi yang dituntut matakuliah adalah
mahasiswa dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi proses transaksi

UM Jember Page 28
jual beli, maka dalam pembelajarannya, selain konsep transaksi ini dibahas dalam
kelas, juga diberikan contoh, dan mendiskusikannya. Mahasiswa juga diberi tugas
dan kesempatan untuk terjun langsung di pusat- pusat perdagangan untuk
mengamati secara langsung proses transaksi jual beli tersebut, atau bahkan terlibat
langsung sebagai salah satu pelakunya, sebagai pembeli, misalnya. Pada saat itu,
mahasiswa dapat melakukan pengamatan langsung, mengkajinya dengan berbagai
teori yang ada, sampai ia dapat menganalis faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi terjadinya proses transaksi jual beli. Hasil keterlibatan,
pengamatan dan kajiannya ini selanjutnya dipresentasikan di dalam kelas, untuk
dibahas dan menampung saran dan masukan lain dari seluruh anggota kelas. Pada
intinya dengan CI, dosen dan mahasiswa memanfaatkan pengetahuan secara
bersama-sama, untuk mencapai kompetensi yang dituntut oleh matakuliah, serta
memberikan kesempatan pada semua orang yang terlibat dalam pembelajaran
untuk belajar satu sama lain.

h. Project-Based Learning (PjBL)


PjBL adalah metode belajar yang sistematis, yang melibatkan mahasiswa
dalam belajar pengetahuan dan keterampilan melalui proses pencarian/ penggalian
(inquiry) yang panjang dan terstruktur terhadap pertanyaan yang otentik dan
kompleks serta tugas dan produk yang dirancang dengan sangat hati-hati.

i. Problem-Based Learning/Inquiry (PBL/I)


PBL/I adalah belajar dengan memanfaatkan masalah dan mahasiswa harus
melakukan pencarian/penggalian informasi (inquiry) untuk dapat memecahkan
masalah tersebut. Pada umumnya, terdapat empat langkah yang perlu dilakukan
mahasiswa dalam PBL/I, yaitu: (a) Menerima masalah yang relevan dengan salah
satu/ beberapa kompetensi yang dituntut matakuliah, dari dosennya; (b)
Melakukan pencarian data dan informasi yang relevan untuk memecahkan
masalah; (c) Menata data dan mengaitkan data dengan masalah; dan (d)
Menganalis strategi pemecahan masalah PBL/I adalah belajar dengan meman-
faatkan masalah dan mahasiswa harus melakukan pencarian/penggalian informasi
(inquiry) untuk dapat memecahkan masalah tersebut.

UM Jember Page 29
Secara ringkas, aktifitas atau langkah-langkah model-model pembelajaran
SCL dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Aktifitas atau Langkah-langkah dalam Model-model
Pembelajaran SCL
No Model Pembelajaran Aktifitas Belajar Mahasiswa Aktifitas Dosen
1 Small Group  membentuk kelompok (5-  Membuat rancangan bahan
Discussion 10) dikusi dan aturan diskusi.
 memilih bahan diskusi  Menjadi moderator dan
 mepresentasikan paper dan sekaligus mengulas pada
mendiskusikan di kelas setiap akhir sesi diskusi
mahasiswa.
2 Simulasi/Demonstrasi  mempelajari dan  Merancang situasi/ kegiatan
menjalankan suatu peran yang mirip dengan yang
yang ditugaskan sesungguhnya, bisa berupa
kepadanya. bermain peran, model
atau komputer, atau berbagai
 mempraktekan/mencoba latihan simulasi.
berbagai model (komputer)  Membahas kinerja
yang telah disiapkan mahasiswa
3 Discovery Learning mencari, mengumpulkan,  Menyediakan data, atau
dan menyusun informasi petunjuk (metode) untuk
yang ada untuk menelusuri suatu
mendeskripsikan suatu pengetahuan yang harus
pengetahuan. dipelajari oleh mahasiswa.
 Memeriksa dan memberi
ulasan terhadap hasil
belajar mandiri mahasiswa.
4 Self-Directed Learning Merencanakan kegiatan Sebagai fasilitator. memberi
belajar, melaksanakan, dan arahan, bimbingan, dan
menilai pengalaman konfirmasi terhadap
belajarnya sendiri. kemajuan belajar yang telah
dilakukan individu
mahasiswa.
5 Cooperative Learning Membahas dan  Merancang dan dimonitor
menyimpulkan masalah/ proses belajar dan hasil
tugas yang diberikan dosen belajar kelompok
secara berkelompok. mahasiswa.
 Menyiapkan suatu masalah/
kasus atau bentuk tugas
untuk diselesaikan oleh
mahasiswa secara
berkelompok.

UM Jember Page 30
No Model Pembelajaran Aktifitas Belajar Mahasiswa Aktifitas Dosen
6 Collaborative Learning Bekerja sama dengan  Merancang tugas yang
anggota kelompoknya dalam bersifat open ended.
mengerjakan tugas  Sebagai fasilitator dan
motivator.
Membuat rancangan proses
dan bentuk penilaian
berdasarkan konsensus
kelompoknya sendiri.

7 Contextual Instruction Membahas konsep (teori)  Menjelaskan bahan kajian


atau Contextual kaitannya dengan situasi yang bersifat teori dan
Teaching and Learning nyata mengkaitkannya dengan
situasi nyata dalam
Melakukan studi lapang/ kehidupan sehari-hari, atau
terjun di dunia nyata untuk kerja profesional, atau
mempelajari kesesuaian manajerial, atau
teori. entrepreneurial.
 Menyusun tugas untuk studi
mahasiswa terjun ke
lapangan

8 Project-Based Learning Mengerjakan tugas (berupa  Merancang suatu tugas


proyek) yang telah dirancang (proyek) yang sistematik
secara sistematis. agar mahasiswa belajar
pengetahuan dan
Menunjukan kinerja dan ketrampilan melalui proses
mempertanggung jawabkan pencarian/ penggalian
hasil kerjanya di forum.
(inquiry), yang terstruktur
dan kompleks.
 Merumuskan dan
melakukan proses
pembimbingan dan
asesmen.
9 Problem-Based Learning Belajar dengan menggali/  Merancang tugas untuk
mencari informasi (inquiry) mencapai kompetensi
serta memanfaatkan tertentu
informasi tersebut untuk
memecahkan masalah  Membuat petunjuk(metode)
faktual/ yang dirancang oleh untuk mahasiswa dalam
dosen mencari pemecahan
masalah yang dipilih oleh
mahasiswa sendiri atau
yang ditetapkan.

UM Jember Page 31
Dalam memilih metode pembelajaran, dosen perlu memperhatikan
beberapa unsur, yaitu: (1) Mahasiswa ; (2) Materi ajar/bahan kajian (pengetahuan,
prosedur); dan (c). Sarana dan media pembelajaran (modalitiy). Yang terpeting
dalam pemilihan wujud ketiga unsur tersebut, dosen perlu berfokus pada capaian
pembelajaran yang akan dicapai. Agar metode pembelajarannya efektif, dosen
perlu mempertimbangkan unsur sarana dan media, terkait dengan materi ajarnya,
misal untuk mengajarkan warna, tayangan atau penyajian visual nyata akan lebih
efektif penyerapannya dari pada dengan bahasa lisan. Agar pembelajaran lebih
efisien maka dosen perlu mempertimbangkan sarana dan media tersebut, terkait
dengan jumlah mahasiswa, misal, susunan ruang dan besaran ruang menentukan
efisiensi pembelajarannya. Sedangkan untuk keberhasilannya mencapai
kompetensi, dosen perlu mempertimbangkan tingkat kemampuan peserta didik
dan tingkat kesukaran atau kompleksitas materi ajarnya sebagaimana
dililustarsikan pada. Gambar 3.5.

Gambar 3.5 Unsur Penting dalam Pemilihan Metode Pembelajaran

Menyusun rancangan pembelajaran SCL memerlukan kreativitas dosen


dalam menentukan strategi agar peserta didik memenuhi capaian pembelajaran
(learning outcomes) yang diharapkan. Heterogenitas kemampuan peserta didik,
prasarana dan sarana yang dibutuhkan, jumlah mahasiswa, dan karakteristik
bidang keilmuan, tentu menuntut pemilihan strategi yang tepat. Dalam
UM Jember Page 32
pembelajaran SCL yang tidak hanya menekankan pada hasil belajar tetapi juga
proses belajar dalam membentuk kemampuan peserta didik, dan dengan
perubahan paradigma dalam pembelajaran yang telah diuraikan sebelumnya, maka
berikut ini disajikan secara diagramatik satu model proses pembelajaran.

3.1.3 Sistem Implementasi Pembelajaran


Untuk menerapkan kurikulum, terdapat 2 (dua) sistem implementasi
pembelajaran yang bisa diterapkan yaitu Berbasis Modul (Blok) dan Berbasis
Subyek. Pertimbangan pemilihan sistem implementasi pembelajaran didasarkan
pada capaian pembelajaran yang ingin dicapai, ketersedian dosen, sarana-
prasarana pemebelajaran, dan perangkat akademik yang lain.

3.1.3.1 Sistem Pembelajaran Berbasis Blok


Pembelajaran dapat dikembangkan berdasarkan sebuah kerangka
pembelajaran modul yang berisikan bahan-bahan kajian yang terkait dengan
capaian pembelajaran. Model ini mensyaratkan perencanaan pembelajaran yang
mencakup ketersediaan peta bahan kajian dan mengelompokkannya menjadi
modul-modul sehingga diketahui jumlah modul pembelajaran yang harus
diselesaikan oleh mahasiswa/lulusan. Ketersedian dosen sarana pembelajaran
yang memadai sangat menentukan dalam implementasi model ini sebab kegiatan
pembelajaran dilaksanakan oleh semua dosen yang terlibat dalam dalam
kelompok kecil. Kesepakatan dalam melaksanakan pembelajaran di antara dosen
terkait dirumuskan dalam pedoman pembelajaran baik sebagai pegangan masing-
masing dosen dan mahasiswa.
.
Peta Kurikulum
Macro
Blok

Meso
Blue Print

Micro

Modul Blok/Unit

Gambar 3.6. Perencanaan Model Integrasi Kurikulum


UM Jember Page 33
Buku pegangan dosen berisi capaian pembelajaran, tugas mahasiswa dan
skenario tutor. Sedangkan buku pegangan mahasiswa berisi capaian pembelajaran,
kegaiatan pembelajaran, skenario pembelajaran, proses pemecahan masalah,
lembar kerja mahasiswa, tata tertib, tim fasilitator/tutor, pembagian kelompok,
dan jadual pembelajaran. Seyogyanya, model ini juga dilengkapi dengan modul
bahan ajar yang memuat deskripsi modul, capaian pembelajaran, peta
konsep/pohon topik, strategi pembelajaran, penilaian, jadual pembelajaran, dan
referensi. Secara skematis, langkah-langkah penyusunan pedoman pembelajaran
mulai dari pemetaan kurikulum sampai dengan penetapan Buku Blok dapat dilihat
pada Gambar 3.7

Menetapkan tujuan blok

Menyusun peta konsep/


pohon topik

Menetapkan modul

Menetapkan unit
pembelajaran

Menyusun skenario

Menetapkan rekomendasi
sumber belajar

Menetapkan kegiatan
penunjang pemebelajaran

Menyusun Blok

Gambar 3.7. Langkah-langkah Pemetaan Kurikulum menjadi Buku Blok

UM Jember Page 34
Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun buku blok adalah menjaga
keterkaitan antara capaian pembelajaran dengan blok yang direncanakan.
Keterkaitan antara capaian pembelajaran dengan blok dapat dilihat pada Gambar
3.8.

Capaian Bahan kajian Tema blok unit


pembelajaran yang terkait
#1 tema/blok

Capaian Bahan kajian Tema blok


pembelajaran yang terkait semester/tahun
#2 tema/blok

Capaian Bahan kajian Profil lulusan


pembelajaran yang terkait
#3 tema/blok

Gambar 3.8. Keterkaitan Blok dengan Capaian Pembelajaran

UM Jember Page 35
3.1.3.2 Sistem Pembelajaran Berbasis Subyek
Pada sistem pembelajaran berbasis subyek atau matakuliah, dosen
membelajarkan materi (bahan kajian) yang menjadi pokok bahasan atau sub
pokok bahasan dalam suatu matakuliah. Dalam sistem ini, matakuliah menjadi
wadah atau bungkus bahan kajian serumpun atau terkait. Berbagai bahan kajian
yang saling terkait dalam capaian pembelajaran dapat tersebar di beberapa
matakuliah sehingga satu matakuliah terkait dengan 1 (satu) atau lebih mata
kuliah yang diturunkan dari capaian pembelajaran tertentu. Keterkaitan antara satu
matakuliah dengan matakuliah lain yang diturunkan dari capaian pembelajaran
yang sama disebut sebagai jejaring matakuliah. Dalam praktik pembelajaran,
dosen mengaitkan setiap pokok bahasan yang dibelajarkan dengan capaian
pembelajaran. Keterkaitan capaian pembelajaran dengan matakuliah atau jejaring
matakuliah tercermin pada Gambar 3.9.

Matakuliah
Bahan kajian/ A
Capaian sub-bahan kajian
Pembelajaran Ber-
#1 Matakuliah
jejaring
B
Bahan kajian/
sub-bahan kajian
Matakuliah
C

Capaian
Pembelajaran
#2

Capaian Bahan kajian/


Pembelajaran sub-bahan kajian Matakuliah
#3 D

Gambar 3.9. Keterkaitan antara Matakuliah dengan Capaian Pembelajaran

UM Jember Page 36
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan sistem
pemebelajaran berbasis subyek adalah: a) mengembangkan jejaring matakuliah; b)
mengembangkan Rencana Pembelajaran Semester; c) mengembangkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran. Jejaring matakuliah menunjukkan interaksi,
interrelasi/interkoneksi, interdependensi dari dua atau lebih matakuliah yang
mendukung 1 (satu) atau lebih capaian pembelajaran. Jejaring matakuliah
menuntut terbangunnya komunikasi pembelajaran antar dosen yang membelajar-
kan bahan-bahan kajian yang ada pada matakuliah tertentus sehingga setiap
matakuliah tampak kontribusinya pada capaian pembelajaran tertentu.
Rencana Pembelajaran Semester (RPS) merupakan rencana kegiatan
pembelajaran selama 1 semester, dirancang oleh dosen atau tim dosen. Setiap
matakuliah seyogyanya memiliki RPS yang diketahui dan disepakati oleh tim
dosen dan dikomunikasikan kepada mahasiswa.
Sedangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan
rancangan pelaksanaan aktifitas pembelajaran. Setiap dosen seyogyanya membuat
RPP yang terkait dengan bahan kajian yang dibelajarkan. Dalam RPP
tergambarkan manfaat dan muara bahan kajian yang dibelajarkan mahasiswa
terkait capaian pembelajaran.

3.2 Penilaian dalam Pembelajaran


3.2.1 Hakekat Penilaian dalam Pembelajaran
Para pemangku kepentingan perguruan tinggi (rektor, dekan, dosen,
mahasiswa, orang tua) membutuhkan informasi yang tepat sebagai dasar
pengambilan keputusan yang tepat pula. Salah satu informasi yang diperlukan
untuk pengambilan keputusan adalah penilaian (assesment) proses dan hasil
pembelajaran.
Penilaian merupakan komponen yang harus ada atau tidak dapat dipisahkan
dari program pembelajaran atau pendidikan ( perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian). Bahkan dalam pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian juga
dilakukan untuk mengetahui apakah proses pembelajaran sudah sesuai dengan
perencanaan pembelajaran untuk memaksimalkan hasil pembelajaran.

UM Jember Page 37
Penilaian seringkali dirancukan dengan tes. Penilaian (assesment)
dipadankan dengan evaluasi (evaluation). Gronlund dalam Saukah (2013)
menyatakan “evaluation is a systematic process of collecting, analyzing, and
interpretig information to determine the extent to which pupils are achieveing
instructional objectives. Evaluation answers the question ‘How good?” Dengan
demikian, penilaian berarti suatu proses yang menggunakan cara-cara yang
sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis, dan kemudian menafsirkan data-
data atau informasi dengan tujuan untuk menentukan apakah seseorang dianggap
telah memiliki kompetensi yag diharapkan dalam tujuan pembelajaran. Hal ini
sesuai dengan definisi yang terdapat dalam Standar Penilaian Pendidikan (BNSP,
2007) yang menyatakan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
Bila merujuk pada hakekat penilaian dan konsepsi kurikulum berbasis
kompetensi, penilaian merupakan sebuah proses yang dilakukan secara
berkelanjutan seiring dengan proses pembelajaran. Penilaian dilakukan sejak
penentuan awal proses pembelajaran (entry behavior test) sehingga sedini
mungkin dapat diketahui capaian atau kompetensi (sub kompetensi) awal yang
diperoleh oleh peserta didik. Kewajiban pendidik (dosen) adalah menghantarkan
peserta didik (mahasiswa) mencapai tujuan pembelajaran mulai sub kompetensi,
kompetensi dasar, dan standar kompetensi tertentu. Dengan demikian, penilaian
yang diberlakukan pada kurikulum prodi di UM Jember adalah penilaian
berkelanjutan. Konsekuensi dari pandangan ini, maka di UM Jember tidak lagi
mengenal perbaikan capaian pembelajaran (perbaikan nilai) di luar rangkaian
program pembelajaran tertentu atau sering disebut semester pendek (SP).

3.2.2 Pendekatan Penilaian dalam Pembelajaran


Penilaian merupakan kegiatan atau bagian yang tak terpisahkan dari
program pembelajaran. Secara garis besar, penilaian merupakan bagian ketiga dari
program pembelajaran setelah perencanaan dan pelaksanaan pembelejaran. Pada
dasarnya, setiap program pembelajaran dilaksanakan melalui tahapan: perumusan
capaian atau tujuan pembelajaran, penilaian kompetensi awal peserta didik,
perencanaan dan pengembangan bahan dan metode pembelajaran, pelaksanaan

UM Jember Page 38
proses pembelajaran, dan diakhiri dengan penilaian untuk mengukur ketercapaian
tujuan pembelejaran (Saukah, 2013). Terdapat dua pendekatan yang berlaku
dalam penilaian hasil belajar, yaitu Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian
Acuan Patokan (PAP).
Dalam bagian ini hanya diuraikan pendekatan penilaian yang
membandingkan orang-orang lain dalam kelompoknya, yaitu yang dinamakan
penilaian Acuan Norma (Norm-Referenced Evaluation), dan pendekatan penilaian
yang membandingkan hasil pengukuran seseorang dengan patokan “batas lulus”
yang telah ditetapkan, yaitu yang dinamakan penilaian Acuan patokan (Criterion
Referenced Evaluation).
Secara singkat dapat dikatakan bahwa PAN ialah penilaian yang
membandingkan hasil belajar siswa terhadap hasil siswa lain dalam
kekompoknya. Pendekatan penilaian ini dapat dikatakan sebagai pendekatan “apa
adanya”, dalam arti, bahwa patokan pembanding semata-mata diambil dari
kenyataan-kenyataan yang diperoleh pada saat pengukuran/penilaian itu
berlangsung, yaitu hasil belajar siswa yang diukur itu beserta pengolahannya.
Penilaian ini sama sekali tidak dikaitkan dengan ukuran-ukuran ataupun patokan
yang terletak luar hasil-hasil pengukuran sekelompok siswa.
PAN pada dasarnya mempergunakan kurve normal dan hasil-hasil
penghitungannya sebagai dasar penilaian. Kurve ini dibentuk dengan
mengikutsertakan semua angka hasil pengukuran yang diperoleh. Dua kenyataan
yang ada di dalam “kurve normal” yang dipakai untuk membandingkan atau
menafsirkan angka yang diperoleh masing-masing siswa ialah angka rata-rata
(mean) dan angka simpangan baku (standard deviation). Dapat dimengerti bahwa
patokan ini bersifat relatif, bisa bergeser ke atas atau ke bawah, sesuai dengan
besarnya dua kenyataan yang diperoleh di dalam kurve itu.
PAP pada dasarnya berarti penilaian yang membandingkan hasil belajar
siswa terhadap suatu patokan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengertian ini
menunjukkan bahwa sebelum usaha penilaian dilakukan terlebih dahulu harus
ditetapkan patokan yang akan dipakai untuk membandingkan angka-angka hasil
pengukuran agar hasil itu mempunyai arti tertentu. Dengan demikian, patokan ini
tidak dicari-cari di tempat lain dan pula tidak dicari di dalam sekelompok hasil

UM Jember Page 39
pengukuran sebagaimana dilakukan pada PAN. Patokan yang telah ditetapkan
terlebih dahulu itu biasanya disebut “batas lulus” atau “tingkat penguasaan
minimum”.
Pada kurikulum ini, pendekatan yang digunakan adalah PAP. Patokan
yang digunakan untuk menentukan proses dan hasil belajar mahasiswa adalah
capaian pembelajaran yang ditetapkan dalam kurikulum dan RP matakuliah.

3.2.3 Sistem Penilaian Pembelajaran


Sistem penilaian dalam K-DIKTI menggunakan standar penilaian
pembelajaran yang dalam Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 pasal 20 ayat
1 diartikan sebagai kriteria minimal tentang penilaian proses dan hasil belajar
mahasiswa dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan. Penilaian
proses dan hasil belajar mahasiswa mencakup:
a. prinsip penilaian;
b. teknik dan instrumen penilaian;
c. mekanisme dan prosedur penilaian;
d. pelaksanaan penilaian;
e. pelaporan penilaian; dan
f. kelulusan mahasiswa.
Prinsip penilaian mencakup prinsip edukatif, otentik, objektif, akuntabel,
dan transparan yang dilakukan secara terintegrasi. Secara eksplisit prinsip penilian
dan tujuannya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Prinsip Penilaian dan Tujuannya
Prinsip Tujuan
Edukatif Memotivasi untuk:
 Memperbaiki rencana dan cara belajarnya;
 Meraih capaian pembelajarnya;
Otentik  Berorientasi pada proses belajar yang berkesinambungan;
 Hasil belajar yang mencerminkan kemampuan mahasiswa;
Obyektif  Penilaian yang standarnya disepakati antara osen dan mahasiswa;
 Bebas dari pengaruh subjektivitas penilai dan yang dinilai;
Akuntabel Penilaian yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kriteria yang
jelas, disepakati pada awal kuliah, dan dipahami oleh mahasiswa.
Transparan  Penilaian yang prosedural
 Hasil penilaiannya dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan;
Sumber : Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015

UM Jember Page 40
Disamping prinsip di atas, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penilaian antara lain adalah:
a. Penilaian bukan sekedar memberikan angka pada hasil belajar mahasiswa.
Esensi dari penilaian adalah memberikan umpan balik pada kinerja
kemampuan yang ditunjukkan mahasiswa agar dapat mengarah pada
ketercapaian capaian pembelajaran sehingga pemberian angka bukanlah tujuan
akhir dari penilaian, tetapi merupakan bagian dari penilaian hasil belajar.
b. Menilai kemampuan mahasiswa maupun dalam membedakan kemampuan
akhir yang akan dinilainya. Jika menilai kemampuan koginitif mahasiswa,
dosen tidak boleh dipengaruhi oleh kemampuan afeksi mahasiswa seperti
sikap dan penampilan mahasiswa.
c. Menggunakan instrumen penilaian (asesmen dan pengukuran) yang tepat
sesuai dengan kemampuan mahasiswa secara valid dan reliabel. Dosen juga
harus dapat menentukan metode penilaian yang tepat untuk menilai
kemampuan tertentu. Sebagai contoh, pada saat menilai psikomotor, dosen
harus menilai melalui unjuk kerja bukan dengan ujian tulis.
d. Tes dan ujian tulis bukan merupakan satu-satunya cara yang tepat untuk
melihat kemampuan mahasiswa. Dosen tidak boleh selalu mengandalkan ujian
tulis mulai dari awal penilaian sampai ujian akhir dalam satu program
pembelajaran
Proses penilaian dalam pembelajaran SCL dilakukan selama proses
dengan melihat perkembangan hasil di beberapa tahapan pembelajaran. Dalam
proses penilaian ini menjadi sangat penting artinya yaitu dengan memeriksa,
mengkaji, memberi arahan dan masukan kepada peserta didik, dan menggunakan
suatu instrument penilaian sebagai tolok ukur ketercapaian kemampuan.
Oleh karena itu, penilaian yang dianggap tepat untuk mengukur
kompetensi dalam metode pembelajaran SCL adalah model asesmen yang disebut
Asesmen Kinerja (Authentic Assessment atau Performance Assessment), yaitu
asesmen yang terdiri dari tiga aktvitas dasar yaitu: dosen memberi tugas , peserta
didik menunjukkan kinerjanya, dinilai berdasarkan indikator tertentu dengan
instrumen yang disebut Rubrik. Authentic Assessment / Performance Asssessment
didefinisikan sebagai “Penilaian terhadap proses perolehan, penerapan

UM Jember Page 41
pengetahuan dan ketrampilan, melalui proses pembelajaran yang menunjukkan
kemampuan mahasiswa dalam proses maupun produk”. Proses asesmen ini secara
skematik dapat dilihat pada Gambar 3.10.

Gambar 3.10. Skema Asesmen/Penilaian Kinerja

Untuk melakukan asesmen kinerja, seyognyanya seorang dosen membuat


rubrik. Pada dasarnya, rubrik merupakan panduan asesmen yang menggambarkan
kriteria yang digunakan dosen dalam menilai dan memberi tingkatan ketercapaian
hasil belajar/kerja mahasiswa. Selain itu rubrik memuat daftar karakteristik unjuk
kerja yang diharapkan terwujud /tertampilkan dalam proses dan hasil kerja
mahasiswa, dan dijadikan panduan untuk mengevaluasi masing-masing
karakteristik tersebut.
Manfaat pemakaian rubrik di dalam proses penilaian adalah:
a. Rubrik dapat menjelaskan deskripsi tugas
b. Rubrik memberikan informasi bobot penilaian
c. Dalam proses belajar, mahasiswa memperoleh umpan balik yang cepat dan
akurat
d. Penilaian lebih objektif dan konsisten karena indikator kinerja diketahui secara
terbuka oleh peserta didik dan dosen sejak awal.

UM Jember Page 42
Secara konseptual rubrik memiliki tiga macam bentuk, yaitu (a) Rubrik
deskriptif; (b) Rubrik holistik; dan (c) Rubrik skala persepsi. Di dalam pembela-
jaran sering menggunakan rubrik deskriptif dan rubrik holistic, sedangkan rubric
skala persepsi lebih banyak digunakan untuk melakukan penelitian atau survei.
3.2.4 Bentuk Penilaian
Sebagaimana disebutkan pada bagian terdahulu, bentuk penilaian yang
digunakan oleh seorang dosen harus disesuaikan dengan isi atau materi dari
matakuliah yang diajarkan. Terdapat beberapa bentuk penilaian yang dapat
digunakan oleh seorang dosen. Secara umum, terdapat 2 (dua) bentuk penilaian
yaitu tes dan rubrik. Contoh bentuk penilaian tes dan rubrik dapt dilihat pada
Lampiran 2.

UM Jember Page 43
BAB 4

LANGKAH DAN TAHAPAN PENYUSUNAN KURIKULUM

Penyusunan kurikulum program studi di Universitas Muhammadiyah


Jember mengikuti kaidah yang telah ditetapkan dalam PERMENRISTEKDIKTI
Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Buku
Panduan Kurikulum Pendidikan Tinggi Tahun 2016. Sedangkan tahapan
penyusunan kurikulum dirancang berdasarkan Peraturan Rektor Nomor:
2084/PRN/II.3.AU/F/2016.

4.1 Langkah-Langkah Penyusunan Kurikulum


Berdasarkan pada Buku Panduan Kurikulum Pendidikan Tinggi tahun
2016, langkah penyusunan kurikulum program studi di Universitas
Muhammadiyah Jember sebagai berikut:
1. Perumusan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL):
Profil lulusan adalah ‘peran’ di kehidupan yang dapat dilakukan lulusan di
kemudian hari (outcomes ) saat mereka berada dalam masyarakat atau dunia
kerja. Penetapan profil lulusan dapat dilakukan berdasarkan hasil tracer study
(need assessment dan market labor signals) dan analisis SWOT (university
values dan program scientific vision). Tracer study memberi informasi
tentang kecenderungan peran lulusan/alumni terkait dengan body of
knowledge (ranah ilmu) prodi dan tuntutan/kebutuhan pasar yang harus
disiapkan oleh prodi. Sedangkan analisis SWOT adalah identifikasi potensi
yang dimiliki prodi terkait dengan visi-misi prodi maupun universitas
(Persyarikatan).

Tabel 4.1 Contoh Profil


No Nama Prodi Contoh Profil
1 Sarjana Pendidikan Calon Guru; Peneliti; Manajer Pendidikan;
Pengembang Media Ajar
2 Sarjana Pertanian Manajer; Peneliti & pengamat; dministrator;
Pendidik
(Sumber: Dikti, 2014)

UM Jember Page 44
2. Perumusan Capaian Pembelajaran (learning outcomes):
Dalam SN-DIKTI capaian pembelajaran lulusan adalah perwujudan Standar
Kompetensi Lulusan yang terdiri dari unsur sikap, ketrampilan umum,
ketrampilan khusus, dan pengetahuan. Rumusan unsur sikap dan
ketrampilan umum yang merupakan bagian dari capaian pembela-jaran telah
dirumuskan dalam SN-DIKTI sebagai standar minimal yang harus dimiliki
oleh setiap lulusan sesuai jenis dan jenjang program pendidikannya.
Sedangkan unsur ketrampilan khusus dan pengetahuan yang merupakan
rumusan kemampuan minimal lulusan suatu program studi tertentu, wajib
disusun oleh forum program studi yang sejenis atau diinisiasi dan diusulkan
oleh suatu program studi. Hasil rumusan CP dari forum atau prodi dikirim
ke Belmawa DIKTI, dan setelah diverifikasi oleh tim pakar, hasil akhir
rumusan CP bersama rumusan CP prodi yang lain akan dimuat dalam laman
DIKTI untuk masa sanggah dalam waktu tertentu sebelum ditetapkan
sebagai standar kompetensi lulusan (SKL) oleh Dirjen BELMAWA.

Penyusunan capaian pembelajaran (CP), secara substansi dapat dilakukan melalui


tahapan berikut :
(a) Bagi prodi yang belum memiliki rumusan “kemampuan lulusannya” dapat
mencari referensi rumusan capaian pembelajaran lulusan dari program studi
sejenis yang memiliki reputasi baik, dan dari sumber lain yang pernah
ditulis, misal dari: asosiasi profesi, kolegium keilmuan, konsorsium
keilmuan, jurnal pendidikan, atau standar akreditasi dari negara lain.
(b) Bagi prodi yang telah memiliki rumusan ‘kemampuan lulusannya’ dapat
mengkaji dengan membandingkan serta menyandingkan rumusan tersebut
terhadap rumusan capaian pembelajaran pada KKNI untuk melihat
kelengkapan unsur deskripsi dan kesetaraan jenjang kualifikasinya.
(c) Menyesuaikan hasil rumusan dengan rumusan sikap dan ketrampilan umum
yang telah ditetapkan di SN-DIKTI sebagai salah satu bagian kemampuan
minimal yang harus dicapai.

UM Jember Page 45
Cara menulis Capaian pembelajaran khususnya berkenaan dengan
keterampilan khusus dan pengetahuan sebagai capaian pembelajaran
dirumuskan berdasarkan panduan gambar berikut.

CARA PENULISAN DESKRIPSI


KETERAMPILAN KHUSUS
1 Mampu melakukan .........................................................................
dengan cara (metode) ......................................................................
dan dapat menunjukkan hasil .......................................................
dalam (kondisi) ...............................................................................
2 Menguasai ............... .....................(tingkat penguasaan, keluasan)
dan kedalaman) ................................................. (bidang keilmuan)
Gambar 4.1 Cara Penulisan Keterampilan Khusus

Berikut adalah contoh cara penulisan ‘keterampilan khusus’ yang diambil


dari prodi Arsitektur (S1).
Contoh Penyusunan Keterampilan Khusus (CP)
Unsur-unsur Unsur Deskripsi Deskripsi
Deskripsi Deskripsi Generik
Prodi Arsitektur keterampilan
Level 6
(S1) khusus lulusan
Mampu Mampu Merancang arsitektur Mampu merancang
Melakukan ........ mengaplikasikan arsitektur dengan
dengan bidang keahliannya Proses desain memanfaatkan
metode................ dan memanfaatkan tertentu, dengan program CAD
IPTEKS pada CAD, obyek melalui proses
bidangnya dalam arsitektur fiktif desain berbasis riset
a menunjukkan penyelesaian masalah kreatif hingga
hasil ................. serta mampu menghasilkan karya
dalam kondisi beradaptasi terhadap Lingkup lingkungan yang kreatif, sebagai
situasi yang dihadapi sebuah solusi dan
adaptasi terhadap
masalah lingkungan
yang dihadapi
Gambar 4.2 Contoh Rumusan Keterampilan Khusus

3. Pemilihan Bahan Kajian, Konsep Matakuliah, dan Besaran sks.


Bahan kajian adalah isi pembelajaran yang diambil dari body of knowledge
tertentu yang dibutuhkan untuk menjadi kajian pada suatu program.
Memilih bahan kajian dapat ditelursuri dengan mengajukan pertanyaan :
“untuk dapat menguasai semua unsur dalam Capaian Pembelajaran, bahan

UM Jember Page 46
kajian apa saja (keluasan) yang perlu dipelajari dan seberapa dalam
tingkat (kedalaman) penguasaan yang diperlukan ?” .
Bahan kajian dapat diambil (bersumber) dari bidang ilmu penyusun program
studi. Gambar berikut umumnya dipergunakan untuk membantu membuat
peta (mapping) bahan kajian terhadap CP.

BASIS ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN SENI


Deskripsi CP
PROGRAM STUDI
Utama Pendukung Penciri Lainnya
Sikap BK1
Ketrampilan Umum BK2
Keterampilan Khusus BK3 BK4
Pengetahuan BK5 BK 6

Gambar 4.3 Gambar Pemetaan Bahan Kajian terhadap CP

Tanda blok memperlihatkan interseksi atau titik temu yang menggambar-


kan bahan kajian (BK) yang harus diberikan untuk mencapai unsur CP
tertentu dengan mengambil bahan merujuk pada basis IPTEKS
penyusun program studi. Sebagai contoh, BK 3 adalah bahan kajian yang
harus dipilih dari IPTEKS utama untuk mendukung tercapainya unsur
Keterampilan Khusus deskripsi CP program studi di tertentu. Jumlah area
yang di-blok menunjukkan keluasan bahan kajian yang mendukung
penguasaan CP tertentu. Setiap blok juga mengandung informasi, berapa
dalam topik tersebut dipelajari sehingga unsur CP yang didukungnya dapat
tercapai.
Hal yang perlu diperhatikan adalah penentuan bahan kajian harus
disesuaikan dengan perkembangan body of knlowledge atau scientific vision
program studi terkini. Sebagai contoh untuk Prodi Bahasa Inggris
seyogyanya acuan penyusunan materi kajian pada TESOL NCAT Standard
(Standar Program Pendidikan Guru Bahasa Inggris untuk mengajar bahasa
Inggris kepada penutur di luar bahasa Inggris atau TESOL).
Hasil pemetaan bahan kajian digunakan untuk menyusun konsep
matakuliah. Dengan kata lain, matakuliah adalah wadah dari bahan kajian.
Atau konsekwensi adanya bahan kajian yang harus dipelajari oleh

UM Jember Page 47
mahasiswa dan harus disampaikan oleh seorang dosen. Matakuliah
selanjutnya menjadi unsur penting yang menjadi satuan terkecil transaksi
belajar (satuan kredit, atau modul) mahasiswa yang dilayani oleh institusi
pendidikan untuk diukur ketercapaiannya. Pola penentuan matakuliah dapat
dilakukan dengan mengelompokkan bahan kajian yang setara, kemudian
memberikan nama pada kelompok bahan kajian tersebut. Sehingga,
penentuan nama matakuliah menjadi sangat penting untuk menyesuaikan
dengan penamaan yang lazim dalam program studi sejenis baik yang ada di
Indonesia ataupun di Negara lain.
Hal penting yang harus dilakukan dalam menentukan bahan kajian
dan konsep matakuliah adalah pelibatan seluruh dosen prodi.
Kemungkinan yang terjadi adalah perubahan bahan kajian dan konsep
matakuliah sebagai akibat perubahan paradigma ilmu dan
pembelajaran pada suatu prodi.
Langkah berikutnya adalah menentukan besar beban matakuliah. Penentuan
beban matakuliah dilakukan dengan menganalisis secara simultan beberapa
variabel, yaitu (a) tingkat kemampuan yang ingin dicapai; (b) tingkat
keluasan dan kedalaman bahan kajian yang dipelajari ; (c) cara/strategi
pembelajaran yang akan diterapkan; (d) posisi/letak semester suatu mata
kuliah atau suatu kegiatan pembelajaran dilakukan; dan (e) perbandingan
terhadap keseluruhan beban studi di satu semester yang menunjukkan peran/
besarnya sumbangan suatu mata kuliah dalam mencapai kompetensi lulusan.
Titik berat penentuan terletak pada keluasan dan kedalaman bahan atau
materi kajian yang mendasari dibentunya konsep matakuliah. Keluasan
adalah banyaknya ilmu yang menjadi kajian dalam suatu mata kuliah.
Sedangkan kedalaman adalah tingkat penguasaan dan kemampuan yang
harus dituntut dalam menempuh matakuliah tertentu.

4. Penetapan Struktur Kurikulum dan Rencana Pembelajaran.


Struktur kurikulum adalah keseluruhan daftar matakuliah dan sebaran mata kuliah
pada tiap-tiap semester yang wajib ditempuh oleh mahasiswa sebagai beban
belajar dalam mengikuti sebuah program pendidikan di perguruan tinggi

UM Jember Page 48
yang direpresentasikan dalam sks. Struktur kurikulum mencakup matakuliah
wajib nasional, institusional (universitas dan Persyarikatan), fakultas, dan
program studi.
5. Untuk mengimplementasikan kurikulum tersebut, setiap matakuliah harus
dilengkapi dengan rencana pembelajaran sebagai acuan bagi dosen dalam
menyelenggarakan pembelajaran atau RP atau silabus. Rencana
Pembelajaran memuat paling tidak memuat identitas matakuliah, CP
matakuliah, dan kompetensi akhir yang diharapkan.

6. Beban Belajar dan Masa Studi.


Sesuai ketentuan dalam SN DIKTI yang mengatur standar minimal beban
belajar dan masa studi, jumlah total untuk masing-masing jenjang di UM Jember
adalah sebagai berikut

Tabel 4.2 Beban Belajar sesuai Kualifikasi Jenis dan Jenjang


Pendidikan di UM Jember

No Jenis dan Jenjang Pendidikan Beban Belajar Masa studi


(SKS Minimal) maksimal
1 Program Diploma Tiga 108 sks 5 tahun

2 Program Sarjana 144 sks 7 tahun

3 Program Profesi 24 sks 3 tahun

4 Program Magister 36 sks 4 tahun

7. Tahapan Penyusunan Kurikulum


Penyusunan dan penetapan kurikulum di Universitas Muhammadiyah
Jember diatur berdasarkan Peraturan Rektor Nomor: 2085/PRN/II.3.AU/F/2016.
Secara teknis, tahapan penyusunan kurikulum di Universitas Muhammadiyah
Jember adalah sebagai berikut:
1. Rektor menugaskan Wakil Rektor Bidang Akademik bersama Lembaga
Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan untuk menyusun Pedoman
Pengembangan Kurikulum di Universitas Muhammadiyah Jember.

UM Jember Page 49
2. Rektor menginstruksikan kepada Dekan untuk melakukan peninjauan
kembali terhadap kurikulum di peogram studi di lingkungan masing-
masing.
3. Dekan membentuk Tim Kelompok Kerja (Pokja) Pengembangan dan
Penyusunan Kurikulum Program Studi yang terdiri dari Ketua Program
Studi dan dosen.
4. Tim Pokja Kurkulum melakukan tracer study dan analisis SWOT dengan
melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) untuk
mendapatkan informasi fakta potensi dan proyeksi yang dimiliki oleh
program studi.
5. Tim Pokja merumuskan dan menyusun Profil Lulusan, Capaian
Pembelajaran (learning outcomes), bahan kajian, mata kuliah, dan struktur
kurkulum berdasarkan hasil tracer study dan analisis SWOT diselaraskan
dengan KBK dan KKNI dalam bentuk draf atau rancangan kurikulum.
(Proses atau tahap ini harus melibatkan semua dosen dan dilakukan Monev
oleh LP3)
6. Tim Pokja menyerahkan draf kurikulum untuk dilakukan telaah akhir dan
penyempurnaan oleh Program Studi termasuk pemberian kode
matakuliah.
7. Ketua Program Studi menyerahkan draf akhir kurikulum kepada Wakil
Rektor Bidang Akademik melalui Dekan untuk dilakukan telaah akhir.
8. Wakil Rektor mengajukan draf akhir kurikulum yang telah ditelaah kepada
Rektor.
9. Rektor mengesahkan draf kurikulum sebagai kurikulum program studi.

Seluruh tahapan penyusunan dan penetapan kurikulum program studi di


Universitas Muhammadiyah Jember dideskripsikan pada bagan alir berikut.

UM Jember Page 50
Bagan Alir Penyusunan Dan Penetapan Kurikulum Program Studi
Di Universitas Muhammadiyah Jember

Rektor
(SK Kurikulum)

Dekan membentuk Tim Pokja


Pengembangan dan Penyusun
Kurikulum Prodi

Tim Pokja melakukan seluruh


tahapan pengembangan dan
penyusunan Kurikulum Prodi

Ka Prodi menerima draf kurilkulum


hasil pengembangan Tim Pokja

Dekan menerima draf kurikulum


hasil finalisasi Ka Prodi

No Warek I melakukan Yes


Rektor mengesahkan
telaah dan rekomen- draf kurikulum sebagai
dasi terhadap draf
kurikulum prodi
kurikulum

Selesai

UM Jember Page 51
BAB 5

SISTEMATIKA DOKUMEN AKADEMIK KURIKULUM

Sistematika naskah akademik kurikulum dirancang sesuai dengan kaidah


penulisan ilmiah dan alur penyusunan kurikulum. Bentuk akhir dan contoh format
naskah akademik kurikulum prodi di Universitas Muhammadiyah Jember adalah
sebagai berikut:

Sampul Depan
Halaman Pengesahan
Daftar Isi
Kata Pengantar
Bab 1 : Profil Program Studi
1.1 Sejarah Program Studi
1.2 Struktur Organisasi
Bab 2 : Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Program Studi
Bab 3 : Profil Lulusan dan Capaian Pembelajaran Program Studi
(Progtam Learning Outcomes/PLO)
3.1 Rumusan Capaian Pembelajaran
3.1.1 Sikap (SNPT)
3.1.2 Keterampilan
3.1.2.1 Umum (SNPT)
3.1.2.2 Khusus (Prodi)
3.1.3 Pengetahuan (Prodi)
3.2 Kaitan Profil dan Capaian Pembelajaran Program Studi
Bab 4 : Bahan Kajian dan Matakuliah
4.1 Penentuan Bahan Kajian
4.2 Penentuan Matakuliah
Bab 5 : Struktur Kurikulum dan Sebaran Matakuliah
5.1 Struktur Kurikulum
5.2 Sebaran Matakuliah

UM Jember Page 52
Bab 6 : Metode Pembelajaran dan Penilaian
6.1 Metode Pembelajaran
6.2 Penilaian Pembelajaran
Bab 7 : Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
7.1 Tenaga Pendidik
7.2 Tenaga Kependidikan
Bab 8 : Sarana dan Prasarana Pembelajaran
8.1 Sarana
8.2 Prasarana
Bab 9 : Mekanisme Pelaksanaan Kurikulum Dan Penjaminan
Mutu Pembelajaran
Lampiran

UM Jember Page 53
Contoh Format Dokumen Akademik Kurikulum.
BAB I
PROFIL PROGRAM STUDI

1.1 Sejarah Program Studi . . . . .

1.2 Struktur Organisasi Program Studi . . . . .

BAB II
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN PROGRAM STUDI

2.1 Visi, Misi, dan Tujuan Universitas Muhammadiyah Jember

UM Jember Page 54
2.2 Visi, Misi, dan Tujuan Fakultas . . . . .

2.3 Visi, Misi, dan Tujuan Program Studi . . . . .

BAB III
PROFIL LULUSAN DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI

3.1 Profil Lulusan

1. (profil 1)

2.(Profil 2)

3.(Profil 3)

4. dst.

UM Jember Page 55
3.2 Capaian Pembelajaran Program Studi (Program Learning Outcomes) atau Standar Kompetensi Lulusan

CAPAIAN CAPAIAN
PROFIL ASPEK CAPAIAN NO. RUMUSAN NO. NO.
PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN PENCIRI UM JEMBER
LULUSAN ATAU KOMPETENSI Kode GENERIK KKNI Kode Kode
SNPT PRODI
SIKAP dan TATA 1. a. S1
NILAI 2. b. S2
3. c. S3
4. d. S4
ke-n dst dst

KETERAM- UMUM KHUSUS


PILAN atau a. K1
KEMAMPUAN b. K2
KERJA c. K3
dst dst

PENGETA HUAN

WEWENANG dan
TANGGUNG
JAWAB

UM Jember Page 56
3.3. Rangkuman Capaian Pembelajaran Program Studi (Program Learning Outcomes/PLO)
Tabel Rangkuman Capaian Pembelajaran Program Studi
ASPEK CAPAIAN PEMBELAJARAN NO.
RUMUSAN CAPAIAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI (PLO)
(KOMPETENSI) KODE
S1
S2
S3
S4
S5
SIKAP
S6
S7
S8
S9
S10

K1
K2
KETERAMPILAN
...
K(n)

P1
P2
PENGETAHUAN
...
P(n)

WT1
WEWENANG DAN TANGGUNG WT2
JAWAB ...
WT(n)

UM Jember Page 57
3.4 Rangkuman Hubungan antara Profil dan Capaian Pembelajaran
Tabel Matriks Rangkuman Hubugan antara Profil dan Capaian Pembelajaran

CAPAIAN ATAU KOMPETENSI YANG HARUS DIMILIKI


PROFIL
LULUSAN SIKAP KETERAMPILAN PENGETAHUAN WEWENANG
PROGRAM

W(n)
K(n)
STUDI

S(n)

P(n)
K10
S10

W1
W2
K1
K2
K3
K4
K5
K6
K7
K8
K9
S2
S3
S4
S5
S6
S7
S8
S9

P1
P2
P3
P4
S1

1
2
3
4

UM Jember Page 58
3.5 Pemilihan Bahan Kajian dan Pemetaan Mata Kuliah
Tabel Bahan Kajian Program Studi
NO. NO.
BAHAN KAJIAN BAHAN KAJIAN
KODE KODE

Matriks Hubugan antara Rumusan Capaian Pembelajaran (CP) dan Bahan Kajian
BAHAN KAJIAN
NO. RUMUSAN A B C D
ASPEK
KODE CP
B1 B2 C1 C2 C3 C4 C5 D1 D2 D3

UM Jember Page 59
Matriks Penyelerasan Capaian Pembelajaran Program Studi dan Matakuliah
Konsep Mata Kuliah
No Capaian Pembelajaran Program Studi
MK 1 MK 2 MK 3 _____ MK-n
S1
S2
...
S-n
KU1
KU2
...
KU-n
KK1
KK2
...
KK-n
P1
P2
...
P-n
KT1
KT2
...
KT-n

UM Jember Page 60
3.6 Penetapan Kode, Nama dan SKS Matakuliah
Matriks Penetapan Kode, Nama, dan SKS Matakuliah
No Kode Nama Matakuliah Keluasa Kedalaman Beban Sks
n
1 MJU. 001 Pendidikan Agama (Al-Islam I) 2
2 MJU. 002 Pendidikan Agama Kristen 2
3 MJU. 003 Pendidikan Agama Katolik 2
4 MJU. 004 Pendidikan Agama Hindu 2
5 MJU. 005 Pendidikan Agama Buddha 2
6 MJU. 006 Pendidikan Agama Kong Hu Cu 2
7 MJU. 007 Pancasila 2
8 MJU. 008 Pendidikan Kewarganegaraan 2
9 MJU. 009 Bahasa Indonesia 2
10 MJU. 010 Ibadah, Akhlak, Muamalah 2
11 MJU. 011 Kemuhammadiyahan 2
12 MJU. 012 Islam dan Pengetahuan 2
13 MJU. 013 Kuliah Kerja Nyata (KKN) 4
14 MJU. 014 Tugas akhir 4
15 MJU. 015 Skripsi 4
16 MJU. 016 Tesis 6
JUMLAH TOTAL MINIMAL 30

UM Jember Page 61
BAB IV
STRUKTUR KURIKULUM DAN SEBARAN MATAKULIAH

4.1 Struktur Kurikulum


SKS
SEMESTER
NO KODE MATAKULIAH SKS JS PERKULIAHAN PRASYARAT
T P L 1 2 3 4 5 6 7 8
A. MATAKULIAH WAJIB NASIONAL
1 MJU.01-001 Pendidikan Agama (Al-Islam I) 2 2 2 X
2 MJU.01-002 Pancasila 2 2 2 X
3 MJU.01-003 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 X
4 MJU.01-004 Bahasa Indonesia 2 2 2 X
5 MJU.02-005 Al-Islam II 2 2 2 X
6 MJU.02-006 Kemuhammadiyahan 2 2 2 X
7 MJU.02-007 Islam dan Ilmu Pengetahuan 2 2 2 X
8 MJU.02-008 Kewirausahaan 4 4 2 2 X
9 MJU.02-009 KKN-PM 3 4 4 X
10 MJU.02-010 SKRIPSI 6 12 8 4 X
11 MJU.02-011 Tugas Akhir 4 8 4 4 X
12 MJU.02-012 Tesis 6 12 8 4 X
B. MATAKULIAH WAJIB FAKULTAS

D. MATAKULIAH PROGRAM STUDI

UM Jember Page 62
4.2 Sebaran Matakuliah

KODE SEMESTER I SKS JS KODE SEMSTER II SKS JS

JUMLAH JUMLAH
KODE SEMESTER III SKS JS KODE SEMSTER IV SKS JS

JUMLAH JUMLAH
KODE SEMESTER V SKS JS KODE SEMSTER VI SKS JS

JUMLAH JUMLAH
KODE SEMESTER VII SKS JS KODE SEMSTER VIII SKS JS

JUMLAH JUMLAH

UM Jember Page 63
BAB V
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KURIKULUM

5.1 Implementasi Kurikulum

5.2 Evaluasi Kurikulum

UM Jember Page 64
BAB 6

RANCANGAN PEMBELAJARAN

Kurikulum akan dapat diimplementasikan dengan baik apabila semua


komponen yang disyaratkan terpenuhi. Komponen-komponen tersebut adalah
pengajar (dosen), pembelajar (mahasiswa), sarana/prasarana, dan rancangan
pembelajaran. Bagian ini akan mendeskripsikan pengertian, tujuan, manfaat, dan
model pengembangan rancangan pembelajaran.

6.1 Pengertian Rancangan Pembelajaran


Rancangan atau desain pembelajaran adalah suatu aktivitas profesional
yang dilakukan oleh para pengajar, perancang atau pengembang pembelajaran di
dalam mempreskripsikan metode pembelajaran yang lebih baik untuk mencapai
tujuan yang diinginkan dengan bahan dan karakteristik pembelajar tertentu.
Rancangan pembelajaran juga didefinisikan sebagai prosedur yang terorganisasi
yang mencakup langkah-langah menganalisis, mendesain, mengembangkan,
melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran (AECT, 1994).
Hasil rancangan pembelajaran adalah suatu pola rancangan tentang program
pembelajaran yang akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
dengan cara memilih dan mempreskripsikan metode pembelajaran yang optimal.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rancangan pembelajaran adalah
suatu pola program pembelajaran yang disusun secara logis dan sistematis oleh
para pengajar guna meningkatkan kualitas pembelajaran.

6.2 Tujuan Rancangan Pembelajaran


Rancangan pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dengan cara memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode
pembelajaran yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.
Urgensi rancangan pembelajaran adalah untuk memperbaiki kualitas pembelajaran
(Degeng, 1990)

UM Jember Page 65
6.3 Manfaat Rancangan Pembelajaran
Rancangan pembelajaran memberi beberapa manfaat terutama sebagai
akuntabilitas dari sebuah program pembelajaran. Secara khusus, rancangan
pembelajaran memberi manfaat kepada pengelola program atau administrator,
pengajar atau perancang pembelajaran, dan pembelajar. Bagi pengelola
pembelajaran, rancangan pembelajaran sebagai bukti tentang proses belajar yang
terencana, efektif dan efisien. Bagi pengajar dan perancang pembelajaran,
rancangan pembelajaran menjadi bukti bahwa program yang dirancangnya
memuaskan. Indikator terbaik adalah pencapaian semua tujuan program oleh
pembelajar dalam batas waktu yang tepat, dan keberhasilan mendapatkan
pengalaman belajar yang menyenangkan dan memuaskan. Sedangkan bagi
pembelajar, rancangan pembelajaran memudahkan pembelajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan.

6.4 Model Pengembangan Rancangan Pembelajaran


Sebagaimana diuraikan diatas bahwa rancangan pembelajaran merupakan
pola rancangan tentang program pembelajaran yang akan digunakan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dengan cara memilih dan mempreskripsikan
metode pembelajaran yang optimal. Pola atau model yang akan dirancang dan
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran seyognya dirancang
oleh dosen pengajar matakuliah itu sendiri. Terdapat beberapa model yang dapat
digunakan oleh dosen atau perancang pembelajaran berdasarkan alasan atau
pertimbangan masing-masing individu. Yang terpenting adalah dengan rancangan
pembelajaran tersebut, dosen dapat menyelenggarakan pembelajaran dengan baik
dan menghantarkan pembelajar atau mahasiswa mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan. Salah satu model yang dapat digunakan adalah model rancangan
pembelajaran (instructional design) yang dikembangkan oleh Dick & Carey
(1990). Model rancangan pembelajaran Dick & Carey adalah sebagai berikut.

UM Jember Page 66
Model Desain Pembelajaran Dick & Carey

Revisi
Pembelajaran

Melakukan
Analisis
Instrukdional/
Pembelajaran

Merumuskan Mengembang Strategi Mengem- Mendisain


Tujuan kan Tes Pembelajaran bangkan dan dan
Identifikasi Perfomansi Acuan Memilih Penilaian
Tujuan Patokan bahan ajar Formatif
Pembelajaran

Identifikasi Mendisain
Tingkah Laku & dan
Karakteristik Penilaian
Siswa Sumatif

UM Jember Page 67
Model Rancangan Dick & Carey (2015) tersebut adalah acuan dosen dalam
merancang pembelajaran. Tentunya, dosen dapat melakukan modifikasi dan adaptasi
terhadap bagian-bagian tertentu disesuaikan dengan paradigma dan kebutuhan pembelajaran
yang berlaku saat ini. Salah satu contoh adalah penggunanan istilah tes pada rancangan
tersebut dan menggantinya dengan istilah assessment. Secara prinsip, rancangan
pembelajaran terdiri dari 5 (lima) tahapan pengembangan yang diawali dengan analysis,
design, development, implementation, and evaluation atau lazim dinamakan model ADDIE
(Reiser & Mollenda, 1990).
Secara praktis rancangan pembelajaran yang dikembangkan oleh dosen terdiri dari
beberapa komponen berikut ini:
1. Analisis Instruksional berupa identifikasi CP dan KAD yang dapat berupa model
hirarkikal, prosedural, pengelompokan (cluster), atau kombinasi.
2. Rencana Pembelajaran Semester
3. Instrumen Penilaian (assessment)
4. Kontrak Perkuliahan
Contoh format rancangan pembelajaran dimaksud dapat dilihat pada Lampiran 3.

UM Jember Page 68
BAB 7

PENUTUP

Pengembangan kurikulum secara berkala merupakan keniscayaan yang


harus dilakukan oleh penyelenggara pendidikan khususnya pendidikan tinggi
(program studi). Peninjauan dan pengembangan kurikulum yang bersifat
penyempurnaan terhadap kurikulum yang sudah ada maupun penyusunan
(rekonstruksi) yang bersifat revolusif harus dilakukan untuk memenuhi tuntutan
pemangku kepentingan pendidikan sehingga penyelenggaraan pendidikan benar-
benar mencapai tujuan pendidikan baik secara umum yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa dan meningkatkan kesejahteraan kehidupan umat maupun
secara khusus yaitu menghantarkan peserta didik memiliki kompetensi
(pengetahuan, keterampilan, nilai) tertentu. Dengan pronsip tersebut, prodi-prodi
di UM Jember harus juga melakukan peninjauan kurikulum sebagai bentuk
akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan. Hal ini sesuai juga dengan ketentuan
perundangan yang berlaku a sebagaimana diatur khususnya dalam Permendiknas
Nomor 73 tahun 2013 tentang Penerapan KKNI Bidang Pendidikan Tinggi dan
Permendiknas Nomor 44 tahun 2015 tentang SNPT.
Dalam rangka mengembangkan kurikulum, UM Jember menyusun
Pedoman Pengembangan Kurikulum Universitas Muhammadiyah Jember.
Diharapkan pedoman tersebut dapat membantu program studi atau Tim
Pengembang Kurikulum dalam memahami kaidah dan langkah-langkah
pengembangan atau penyusunan kurikulum.
Dengan dikembangkannya kurikulum program studi, penyelenggaraan
pendidikan di UM Jember akan semakin akuntabel dan bermutu. Pada akhirnya,
cita-cita UM Jember, Persyarikatan Muhammadiyah, dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, memiliki sumber daya
manusia yang berdaya saing, dan menjadi masyarakat yang berkemajuan akan
segera tercapai. Amien.

UM Jember Page 69
DAFTAR PUSTAKA

AECT. (1994). Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: PAU UT dan CV


Rajawali.

Degeng, I.N.S. (2000). Pokok-pokok Pikiran Pembaharuan Pembelajaran di


Perguruan Tinggi. Bahan Penataran AA. (Bahasan 8a). Malang:LP3
UM.

Dick, W., Carey, L., & Carey, J. O. (2001). The Systematic Design of Instruction
(5 ed.). New York: Longman

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemenristekdikti. (2014). Buku Panduan


Kurikulum Pendidikan Tinggi.

Kemenristekdikti. (2016). Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi.

Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 tahun 2015
tetang Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 73


Tahun 2013 Tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2014 tentang


Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi

Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualfikasi Nasional


Indonesia.

Saukah, Ali. (2013). Penilaian Pembelajaran Bahasa. Malang: UM Press.

Undang-undang No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

UM Jember Page 70
Lampiran 1. Mata Kuliah Wajib dan Penciri Kurikulum UM Jember

MATA KULIAH WAJIB PADA KURIKULUM STRATA 1


NO MK Wajib Nasional, Persyarikatan, Institusi Mata Kuliah sks

1 UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS Pendidikan Agama (dapat diintegrasikan pada 2
UU No. 12 Tahun 2012 tetang Pendidikan Tinggi m.k wajib PP atau PKM)

Kep Dirjen Dikti No: 43/Dikti/Kep/2006 Pengembangan Pancasila 2


Kepribadian (Nas)
Pendidikan Kewaganegaraan 2

Bahasa Indonesia 2

2 Pedoman PP Muhammadiyah No. 02/PED/I.0/B/2012 (1) Keimanan dan Kemanusiaan 2


Pengembangan Kepribadian Muhammadiyah (Persyarikatan)
atau PKM
(2) Al-Islam II (Ibadah, Akhlak,dan Mu’amalah) 2

(3) Kemuhammadiyahan 2

(4) Islam dan Ilmu Pengetahuan (Islam dan 2


Iptek/bidang ilmu)
Total 16 – 2 = 14

UM Jember Page 71
3 (Sesuai ketentuan pada masing-masing prodi) KKN, PPL/MAGANG, DLL

MATA KULIAH WAJIB PADA KURIKULUM DIPLOMA 3


NO MK Wajib Nasional, Persyarikatan, Institusi Mata Kuliah sks
1 UU No. 12 Tahun 2012 tetang PT Pendidikan Agama (diintegrasikan pada m.k 2
wajib PP atau PKM)

Kep Dirjen Dikti No: 43/Dikti/Kep/2006 Pengembangan Pancasila 2


Kepribadian (Nas)
Pendidikan Kewaganegaraan 2

Bahasa Indonesia 2

2 Pedoman PP Muhammadiyah No. 02/PED/I.0/B/2012 (1) Keimanan dan Akhlak 2


Pengembangan Kepribadian Muhammadiyah (Persyarikatan)
atau PKM
(2) Kemuhammadiyahan 2

Total 12 –2 = 10

3 (Sesuai ketentuan pada masing-masing prodi) KKN, PPL/MAGANG, DLL

UM Jember Page 72
MATA KULIAH WAJIB PADA KURIKULUM MAGISTER
NO MK Wajib Nasional, Persyarikatan, Institusi Mata Kuliah sks
1 Pedoman PP Muhammadiyah No. 02/PED/I.0/B/2012 Kemuhamamdiyahan 2
Pengembangan Kepribadian Muhammadiyah (Persyarikatan)
atau PKM
Total 2

2 (Sesuai ketentuan pada masing-masing prodi) KKN, PPL/MAGANG, DLL

Catatan:
 Program studi strata 1 wajib memasukkan minimal 4 mata kuliah PKM (8 sks).
 Program studi diploma 3 wajib memasukkan minimal 3 mata kuliah PKM (6 sks) yaitu mk PKM (1), (2), dan
(3).
 Program studi magister wajib memasukkan minimal 1 mata kuliah PKM (2 sks) yaitu mk PKM (4)

UM Jember Page 73
Lampiran 2.

PENILAIAN PEMBELAJARAN

A. Penilaian Tes

Deskripsi Penilaian: (formatif, sumatif, .....)


Aspek kompetensi
Minggu Bentuk Jml
KAD Indikator Kognitif Psikomotor Afektif
ke- soal soal
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Keterangan:
Kognitif Psikomotor Afektif
1 : Mengingat 1 : Menerima 1 : Mengamati
2 : Memahami 2 : Merespon 2 : Mereplikasi/Model
3 : Menerapkan 3 : Menerima 3 : Mengkoreksi
4 : Menganalisis 4 : Mengorganisasi 4 : Mengartikulasi
5 : Mengevaluasi 5 : Menginternalisasi 5 : Menaturalisasi
6 : Mengkreasi

Jember, ..................................
Dosen Pengampu,

(Nama)
................................................
NIDN

UM Jember Page 74
B. Penilaian Rubrik

B1. Rubrik Deskriptif

Deskripsi Tugas: (Presentasi Makalah)


Dimensi Skala 1 Skala 2 Skala 3 Skala 4 Skala (n) Skor
(Sangat (Baik) (Cukup/ (Kurang) (Sangat
Baik) Batas) Kurang)
(organisasi) (jika apa) (jika apa) (jika apa) (jika apa) (jika apa)
(isi) (jika apa) (jika apa) (jika apa) (jika apa) (jika apa)
(kemampuan (jika apa) (jika apa) (jika apa) (jika apa) (jika apa)
presentasi/
perfomasi)

Jember, ..................................
Dosen Pengampu,

(Nama)
................................................
NIDN

Deskripsi Tugas: (Kemampuan Menulis Esei)


Nilai Skor Indikator
Sangat Tidak ada ide yang jelas untuk menyelesaikan
< 20 masalah
Kurang
Kurang 21 - 40 Ada ide yang dikemukakan, namun kurang sesuai
dengan permasalahan
Cukup 41 - 60 Ide yang dikemukakan jelas dan sesuai, namun
kurang inovatif
Baik 61 - 80 Ide yang dikemukakan jelas, mampu menyelesaikan
masalah, inovatif, cakupan tidak terlalu luas
Sangat Baik >80 Ide, jelas, inovatif, dan mampu menyelesaikan
masalah dengan cakupan luas

Jember, ..................................
Dosen Pengampu,

(Nama)
................................................
NIDN

UM Jember Page 75
B2. Rubrik Holistik

Deskripsi Tugas: Presentasi Makalah


Dimensi Kriteria Komentar Nilai
(organisasi) (jika apa)
(isi) (jika apa)
(kemampuan (jika apa)
presentasi/
perfomasi)

Jember, ..................................
Dosen Pengampu,

(Nama)
................................................
NIDN

PENILAIAN RANCANGAN
No Kemampuan Akhir Bobot Kriteria/Indikator Keterangan
1 Menjelaskan konsep 10 % Ketepatan konsep Hard skill
2 Menganalisis konsep 20 % Kedaaman analisis Hard skill
3 Mengembangkan desain 40 % Ketepatan dan Hard skill
kekuatan desain
4 Menyampaikan ide 10 % Organisasai, isi, Soft skill
dengan menarik gaya
5 Sikap ilmiah 10 % Kejujuran ilmiah Soft skill
dan kedisiplinan
6 Kreatifitas mahasiswa 10 % Kreatif dan Soft skill
inovatif

Jember, ..................................
Dosen Pengampu,

(Nama)
................................................
NIDN

UM Jember Page 76
Lampiran 3.

RENCANA PEMBELAJARAN
(SILABUS)

A. IDENTITAS MATAKULIAH
Program Studi
Nama Matakuliah (MK) Direvisi:
Kode/Bobot MK
Semester
MK Prasyarat (jika ada)
Pengampu 1. ...........................
2. ............................

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP)


Capaian Pembelajaran Program Capaian
No Deskripsi MK
Studi Pembelajaran MK
(diambil yang terkait dengan CP
MK dimaksud)

UM Jember Page 77
C. ANALISIS INSTRUKSIONAL (contoh)

Mata Kuliah : Fisiologi Tumbuhan

Mampu menganalisis prinsip-


prinsip fisiologi dan
mempraktikkan proses fisiologi
dengan objektif

(14) Menjelaskan dan


membedakan dormansi,
penuaan, dan mati

(12) Menjelaskan dan


mengidentifikasi gerak (13) Menjelaskan dan membedakan
pada tumbuhan fotoperiodisme dan vernalisasi

(9) Menjelaskan dan (11) Menjelaskan reproduksi (10) Menjelaskan dan


membedakan pertumbuhan seksual dalam tumbuhan menganalisis hormon dan
dan perkembangan tinggi zat pengatur tumbuh

(8) Menjelaskan dan membedakan


fotosintesis

(4) Menjelaskan dan (5) Menjelaskan dan (6) Menjelaskan dan (7) Menjelaskan dan
mengklasifikasikan menganalisis respirasi mendeskripsikan asimilasi membedakan
enzim nitrogen dan sulfur lipid

(2) Menjelaskan dan menganalisis (3) Menjelaskan, mengklasifikasikan, dan menganalisis


konsep-konsep tumbuhan dan air konsep-konsep tanah dan nutrisi tumbuhan

(1) Menjelaskan dan membedakan


molekul-molekul organik dalam
UM Jember Page 78
tumbuhan organik dalam tumbuhan
D. KOMPETENSI AKHIR YANG DIRENCANAKAN (KAD)
Capaian :
Pembelajaran MK
Kompetensi Akhir No.
Rumusan KAD
yang Diharapkan KAD

Sistem Perkuliahan
a. Pendekatan : ...........................
b. Model : ...........................
c. Metode/Strategi : ...........................
Media Pembelajaran :

Penilaian  Presensi/Kehadiran (P) : 20 %


 Keaktifan/partisipasi (K) : 10 %
 Tugas (T) : 20 %
 UTS (UT) : 25 %
 UAS (UA) : 25 %
NILAI AKHIR= 20P+10K+20T+25UTS+25UAS : 100
Pustaka 1. .............................
2. .............................
3.n

UM Jember Page 79
E. Contoh Format RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

Kemampuan Penilaian
Materi Bentuk dan
Minggu Akhir yang Alokasi Kriteria Capaian
Pembelajaran Metode Referensi
Ke- Direncanakan Waktu (Indikator) Bentuk Kriteria Bobot
(Materi Pokok) Pembelajaran
(KAD)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 Membedakan Molekul organik Ceramah dan 2 x 50 ‘ 1.1 Menjelaskan Tertulis: Ketepatan 2% 3 dan 4
molekul- dalam tumbuhan diskusi pengertian objektif menjelaskan
molekul 1. Pengertian molekul-molekul dan tentang
organik dalam molekul organik (C2) uraian molekul
tumbuhan organik 1.2 Menjelaskan organik
2. Protein macam-macam pada
3. Asam molekul-molekul tumbuhan
nukleat organik pada
4. Karbohidrat tumbuhan (C2)
5. Lipid 1.3 Membedakan
6. Porfirin karbohidrat,
7. Asam-asam lipid, porfirin,
organik dan asam-asam
organik (C2)
Ke- n

Jember, ..................................
Dosen Pengampu,
(nama)
.................................................
NIDN.

UM Jember Page 80
Lampiran 3.

RENCANA PEMBELAJARAN
(SILABUS)

A. IDENTITAS MATAKULIAH
Program Studi
Nama Matakuliah (MK) Direvisi:
Kode/Bobot MK
Semester
MK Prasyarat (jika ada)
Pengampu 1. ...........................
2. ............................

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP)


Capaian Pembelajaran Program Capaian
No Deskripsi MK
Studi Pembelajaran MK
(diambil yang terkait dengan CP
MK dimaksud)

UM Jember Page 77
C. ANALISIS INSTRUKSIONAL (contoh)
Mata Kuliah : Fisiologi Tumbuhan

Mampu menganalisis prinsip-


prinsip fisiologi dan
mempraktikkan proses fisiologi
dengan objektif

(14) Menjelaskan dan


membedakan dormansi,
penuaan, dan mati

(12) Menjelaskan dan


mengidentifikasi gerak (13) Menjelaskan dan
pada tumbuhan membedakan fotoperiodisme
dan vernalisasi

(9) Menjelaskan dan (11) Menjelaskan reproduksi (10) Menjelaskan dan


membedakan pertumbuhan seksual dalam tumbuhan menganalisis hormon dan
dan perkembangan tinggi zat pengatur tumbuh

(8) Menjelaskan dan membedakan


fotosintesis

(4) Menjelaskan (5) Menjelaskan dan (6) Menjelaskan dan (7) Menjelaskan dan
dan menganalisis mendeskripsikan membedakan
mengklasifikasi respirasi asimilasi nitrogen dan lipid
kan enzim sulfur

(2) Menjelaskan dan menganalisis (3) Menjelaskan, mengklasifikasikan, dan


konsep-konsep tumbuhan dan air menganalisis konsep-konsep tanah dan nutrisi
tumbuhan

(1) Menjelaskan dan membedakan


molekul-molekul organik dalam
tumbuhan organik dalam
tumbuhan

UM Jember Page 78
D. KOMPETENSI AKHIR YANG DIRENCANAKAN (KAD)
Capaian :
Pembelajaran MK
Kompetensi Akhir No.
Rumusan KAD
yang Diharapkan KAD

Sistem Perkuliahan
a. Pendekatan : ...........................
b. Model : ...........................
c. Metode/Strategi : ...........................
Media Pembelajaran :

Penilaian  Presensi/Kehadiran (P) : 20 %


 Keaktifan/partisipasi (K) : 10 %
 Tugas (T) : 20 %
 UTS (UT) : 25 %
 UAS (UA) : 25 %
NILAI AKHIR= 20P+10K+20T+25UTS+25UAS : 100
Pustaka 1. .............................
2. .............................
3.n

UM Jember Page 79
E. Contoh Format RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

Materi Penilaian
Bentuk dan
Minggu Pembelajaran Alokasi Kriteria Capaian
Sub- CP MK Metode Referensi
Ke- (Pokok Waktu (Indikator) Bentuk Kriteria Bobot
Pembelajaran
Bahasan)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 Membedakan Molekul organik Ceramah dan 2 x 50 ‘ 1.1 Menjelaskan Tertulis: Ketepatan 2% 3 dan 4
molekul- dalam tumbuhan diskusi pengertian objektif menjelaskan
molekul 1. Pengertian molekul-molekul dan tentang
organik dalam molekul organik (C2) uraian molekul
tumbuhan organik 1.2 Menjelaskan organik
2. Protein macam-macam pada
3. Asam molekul-molekul tumbuhan
nukleat organik pada
4. Karbohidrat tumbuhan (C2)
5. Lipid 1.3 Membedakan
6. Porfirin karbohidrat,
7. Asam-asam lipid, porfirin,
organik dan asam-asam
organik (C2)
Ke- n

Jember, ..................................
Dosen Pengampu,
(nama)
.................................................
NIDN.

UM Jember Page 80
Lamiran 4. Format Kontrak Perkuliahan

KONTRAK PERKULIAHAN

A. IDENTITAS MATAKULIAH
Nama Matakuliah (MK)
Kode
Semester/sks
MK Prasyarat (jika ada)
Pengampu 1. ...........................
2. ............................

B. MANFAAT /TUJUAN MATAKULIAH


................................................................
C. DESKRIPSI MATAKULIAH
................................................
D. CAPAIAN PEMBELAJARAN PRODI
..............................................................
E. CAPAIAN PEMBELAJARAN MATAKULIAH
.............................................................................
F. KOMPETENSI AKHIR YANG DIHARAPKAN
.............................................................................
G. KAJIAN MATERI PEMBELAJARAN
..............................................................
H. DAFTAR KAJIAN MATERI PER PERTEMUAN
.................................................................................
I. MODEL/METODE/STRATEGI PEMBELAJARAN
....................................................................................
J. TUGAS
........................
K. PENILAIAN
.....................
L. BAHAN BACAAN
.................................
M. PENGESAHAN DOSEN, MAHASISWA, KAPRODI
Jember, ..........................
Ketu Prodi, Dosen Pengampu,

(Nama)
(Nama)
.......................................
NIDN. ........................................
NIDN.
Mahasiswa (ketua kelas),

(Nama)
.........................................
NIM.

UM Jember Page 81
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Program Studi :
Matakuliah/Kode Mk :
Semester :
Topik Bahasan/Perkuliahan :
Alokasi Waktu : ...... menit (...... x pertemuan)

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN

B. KOMPETENSI AKHIR YANG DIHARAPKAN

C. INDIKATOR KOMPETENSI
1. .....................
2. .....................
3. dst.....

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. .....................
2. .....................
3. dst.....

E. MATERI PEMBELAJARAN

F. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan :
2. Model :
3. Metode :

G. SKENARIO/LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
TAHAP/ KEGIATAN RESPONS MHS BANTUAN/
WAKTU BELAJAR DAN TARGET PERAN DOSEN

Kegiatan Awal
(..... menit)

Kegiatan Inti
(....menit)

Redesigned by LP3 UM Jember Page 82


Kegiatan Penutup
(........menit)

H. SUMBER DAN MEDIA BELAJAR


1. ..........
2. ..........
3. dst....

I. PENILAIAN
1. Metode/Teknik:
2. Bentuk :
3. Instrumen :

Jember, ..........................
Ketua Program Studi, Dosen Pengampu,

(nama) (Nama)
........................................... ........................................
NIDN NIDN

Catatan:

Bahan ajar (Handout, diktat, buku, dsb), LKM, instrumen penilaian dan kunci
jawaban dilampirkan.

Redesigned by LP3 UM Jember Page 83


Lampiran 6. Format Tugas

TUGAS TERSTRUKTUR

Nama Matakuliah :
Semester : Bobot :
Tugas ke : Minggu ke :
Tanggal Dibagikan : Tanggal di- :
kumpulkan

A. KOMPETENSI AKHIR YANG DIHARAPKAN

B. INDIKATOR CAPAIAN
1. .....................
2. .....................
3. ....................

C. URAIAN TUGAS
1. Obyek garapan
2. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan
3. Deskripsi luaran yang dihasilkan/dikerjakan

D. METODOLOGI/CARA MENGERJAKAN

E. KRITERIA LUARAN TUGAS YANG DIHASILKAN/DIKERJAKAN

F. JADWAL PELAKSANAAN

G. BOBOT, RUBRIK PENILAIAN

H. KETENTUAN LAIN JIKA ADA (Penilaian Portofolio atau Unjuk Kerja)

Jember, ..........................
Dosen Pengampu,

(Nama)
........................................
NIDN.

Redesigned by LP3 UM Jember Page 84


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
JL. Karimata No. 49 Jember 68121 Telp. 0331-336728 Fax. 0331-337957
Website: www.unmuhjember.ac.id - Email: kantorpusat@unmuhjember.ac.id

PERATURAN REKTOR
Nomor: ...../PRN/II.3.AU/F/2016

TENTANG

KODE MATA KULIAH DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

Bismillahirrahmanirrahim,
REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka peningkatan mutu pendidikan secara


komprehensif perlu ditetapkan Kebijakan Pengembangan
dan Pemutakhiran Kurikulum;
b. Bahwa Pengembangan dan Pemutakhiran Kurikulum akan
berimplikasi pada perubahan mata kuliah;
c. Bahwa perubahan mata kuliah akan berimplikasi pada
perubahan administrasi akademik;
d. Bahwa berdasar butir a. b.dan c tersebut di atas perlu
diterbitkan peraturan.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan
Penrguruan Tinggi;
6. Peraturan Presiden RI Nomor 8 tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia;
7. Permendikbud Nomor 73 tahun 2013 tentang Penerapan
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang
Pendidikan Tinggi;
8. Permenrisrekdikti Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi.
9. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Muhammadiyah;
10. SK. PP.Muhammadiyah Nomor: 237/KEP/I.0/D/2015
tentang Penetapan Rektor Universitas Muhammadiyah
Jember masa jabatan 2015-2019;
11. Statuta Universitas Muhammadiyah Jember.

Memperhatikan : Hasil-hasil Rapat Pimpinan Universitas Muhammadiyah


Jember pada tanggal 15 Juli 2016.
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG PERUBAHAN KODE


MATA KULIAH DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JEMBER.

Pasal 1

Dengan berlakunya kurikulum baru di Universitas Muhmmadiyah Jember, maka berakibat pada
perubahan kode mata kuliah yang terdiri atas mata kuliah wajib nasional, mata kuliah wajib
institusi, mata kuliah fakultas, dan mata kuliah program studi.

Pasal 2
Perubahan kode mata kuliah wajib nasional, mata kuliah wajib institusi, mata kuliah fakultas, dan
mata kuliah program studi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 berlaku mulai tahun akademik
2016/2017.

Pasal 3

Kode mata kuliah wajib nasional, mata kuliah wajib institusi, mata kuliah fakultas, dan mata kuliah
program studi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 digunakan sebagai dasar dalam penyusunan
kurikulum.

Pasal 4
Penulisan kode mata kuliah mengikuti kaidah sebagai berikut:
a. Kode mata kuliah ditulis menggunakan huruk kapital atau blok.
b.Kode untuk semua mata kuliah wajib nasional dan wajib institusi adalah sama pada
suatu program studi.
c. Kode mata kuliah diawali dengan kode institusi diikuti kode mata kuliah fakultas (jika
ada) atau kode mata kuliah program studi, garis datar (-) dan nomor urut mata kuliah.

Pasal 4

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa apabila di kemudian hari
terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jember
Pada tanggal : 09 Jumadil Akhir 1438
08 Maret 2017
Rektor,

Dr. Ir. Muhammad Hazmi, D.E.S.S


NIP. 196311151990031001
Lampiran Peraturan Rektor No..

Tabel Kode Mata Kuliah Wajib Institusi


No Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah
1 Pendidikan Agama Islam /Keimanan dan Kemanusiaan MJU 001
2 Pendidikan Agama Kristen MJU 002
3 Pendidikan Agama Katolik MJU 003
4 Pendidikan Agama Hindu MJU 004
5 Pendidikan Agama Buddha MJU 005
6 Pendidikan Agama Khonghucu MJU 006
7 Pancasila MJU 007
8 Pendidikan Kewarganegaraan MJU 008
9 Bahasa Indonesia MJU 009
10 Ibadah, Akhlaq, dan Mu’amalah MJU 010
11 Kemuhammadiyahan MJU 011
12 Islam dan Ilmu Pengetahuan MJU 012
13 Kuliah Kerja Nyata (KKN) MJU 013
14 Tugas Akhir MJU 014
15 Skripsi MJU 015
16 Tesis MJU 016

Tabel Kode Mata Kuliah Fakultas


No Nama Fakultas Kode Mata Kuliah
1 Pertanian PTN
2 Hukum HUM

3 Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ISIP

4 Teknik TEK

5 Ekonomi EKO

6 KIP KIP

7 Ilmu Kesehatan KES

8 Psikologi PSI

9 Akademi Pariwisata PAR


Tabel Kode Mata Kuliah Program Studi
No Nama Progaram Studi Kode Mata Kuliah
1 Agribisnis AGB
2 Agroteknologi AGT
3 Teknik Sipil TSI
4 Teknik Elektro TEL
5 Teknik Mesin TEM
6 Teknik Informatika TIK
7 Manajemen Informatika MIK
8 Hukum HUM
9 Ilmu Pemerintahan IP
10 Ilmu Komunikasi KOM
11 Ilmu Manajemen MAN
12 Akuntansi AK
13 Ilmu Keperawatan IKEP
14 Diploma Keperawatan KEP
15 Profesi Ners NERS
16 Pendidikan Bahasa Indonesia BIND
17 Pendidikan Bahasa Inggris BING
18 Pendidikan Matematika MAT
19 Pendidikan Biologi BIO
20 Pendidikan Anak Usia Dini AUD
21 Pendidikan Agama Islam AIS
22 Psikologi IPSi
23 Diploma Perhotelan HTL
24 Magister Ilmu Manajemen MIM

Contoh:
SEMESTER 8
No Kode Mata Kuliah Nama Mata Kuliah sks
1 MJU.IND-045 Kritik Sastra 2
MJU.KIP-001 PPL
2 4
MJU.60-001
3 MJU-09 KKN 4

Total sks 10

Keterangan:
a) Kode mata kuliah ditulis menggunakan huruf kapital atau balok.
b)Kode untuk semua mata kuliah adalah sama pada suatu program studi.
c) Kode mata kuliah diawali dengan kode institusi diikuti kode mata kuliah fakultas (jika
ada), kode mata kuliah program, garis datar (-) dan nomor urut mata kuliah.
d)MJU juga digunakan sebagai kode mata kuliah institusi atau yang berlaku di
Universitas Muhamamdiyah Jember.
Ditetapkan di : Jember
Pada tanggal : 19 Jumadal Ula 1437
08 Maret 2017
Rektor,

Dr. Ir. Muhammad Hazmi, D.E.S.S


NIP. 196311151990031001
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
Jl. Karimata 49 Telp. (0331) 336 728 Fak. (0331) 337 957 Kotak Pos 104
Jember 68121

PERATURAN REKTOR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
NOMOR ....TAHUN 2017

TENTANG

MATA KULIAH WAJIB UMUM


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

Bismillahirrahmanirrahim
Rektor Universitas Muhammadiyah Jember

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka peningkatan mutu pendidikan perlu


ditetapkan kebijakan pengembangan kurikulum;
b. Isi kurikulum harus disesuaikan dengan kebijakan
Pemerintah dan Persyarikatan;
c. Bahwa berdasar butir a. dan b. tersebut di atas perlu
diterbitkan keputusan.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan
Perguruan Tinggi;
6. Permendikbud Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi;
7. Statuta Universitas Muhammadiyah Jember
8. Kep PP tentang Al-Islam Kemuhammadiyahan
9. SK. PP. Muhammadiyah Nomor: 232/KEP/I.0/D/2015
tentang Penetapan Rektor Universitas Muhammadiyah
Jember masa jabatan 2015-2019.

Memperhatikan : Hasil-hasil Rapat Pimpinan Universitas Muhammadiyah


Jember pada tanggal 15 Juli 2016.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG MATA KULIAH WAJIB
UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

Pasal 1

Lulusan Universitas Muhammadiyah Jenber dididik berdasarkan standar kompetensi


lulusan yang merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan
capaian pembelajaran lulusan.

Pasal 2

(1) Sikap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 merupakan perilaku benar dan
berbudaya sebagai hasil dari internalisasi dan aktualisasi nilai dan norma yang
tercermin dalam kehidupan spiritual dan sosial melalui proses pembelajaran,
pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat
yang terkait pembelajaran.
(2) Sikap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dinyatakan dalam rumusan
pembelajaran dan selanjutnya dijabarkan dalam bentuk nama mata kuliah
(3) Mata kuliah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) disebut mata kuliah wajib
umum.
(4) Mata kuliah wajib umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3)
dikelompokkan menjadi mata kuliah wajib nasional dan mata kuliah wajib institusi.

Pasal 3

Nama mata kuliah wajib nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4) terdiri
atas:
1. Pendidikan Agama atau keimanan dan kemanusian 2 sks
2. Pancasila 2 sks
3. Pendidikan Kewargaanegaraan 2 sks
4. Bahasa Indonesia 2 sks

Pasal 4

Nama mata kuliah wajib institusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4) terdiri
atas:

1. Ibadah, Akhlak,dan Mu’amalah 2 sks


2. Kemuhammadiyahan 2 sks
3. Islam dan Ilmu Pengetahuan 2 sks
4. Kuliah Kerja Nyata 3 sks
5. Tugas Akhir:
a. Tugas Akhir 4 sks
b. Skripsi 4 sks
c. Tesis 6 sks

Pasal 5

Penyelenggaraan mata kuliah wajib umum dapat dilakukan secara bersama di tingkat
fakultas atau di tingkat universitas dengan minimal satu kelas dengan kapasitas
mahasiswa yang mengikuti perkuliahan sebanyak maksimal 60 orang
Pasal 6

Mata kuliah tingkat universitas dikoordinir langsung oleh Unit Pengelola Mata Kuliah
Universiter disingkat UPMU sebagai penanggung jawab mata kuliah yang ditetapkan
Surat Keputusan Rektor

Pasal 7

Peraturan ini berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jember
Pada tanggal : 1 Dzulhijah 1437
11 September 2016
Rektor,

Dr. Ir. Muhammad Hazmi, D.E.S.S


NIP. 196311151990031001

Tembusan:
1. Dirjen Dikti Kemenristekdikti RI di Jakarta;
2. Majelis Dikti PP Muhammadiyah di Yogyakarta;
3. Koordinator Kopertis Wilayah VII di Surabaya;
4. Para Dekan/Direktur di lingkungan UM Jember;
5. Para Pimpinan Unit di lingungan UM Jember;
6. Arsip.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
JL. Karimata No. 49 Jember 68121 Telp. 0331-336728 Fax. 0331-337957
Website: www.unmuhjember.ac.id - Email: kantorpusat@unmuhjember.ac.id

PERATURAN REKTOR
Nomor: ...../KEP/II.3.AU/D/2016

Tentang

PENYUSUNAN DAN PENETAPAN KURIKULUM


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
TAHUN 2016

Bismillahirrahmanirrahim
Rektor Universitas Muhammadiyah Jember

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka peningkatan mutu pendidikan secara


komprehensif perlu ditetapkan Kebijakan Pengembangan
dan Pemutakhiran Kurikulum;
b. Bahwa Pengembangan dan Pemutakhiran Kurikulum
dilakukan seiring dengan tuntutan pemangku kepentingan.
c. Bahwa berdasar butir a. dan b. tersebut di atas perlu
diterbitkan peraturan.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan
Penrguruan Tinggi;
6. Peraturan Presiden RI Nomor 8 tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia;
7. Permendikbud Nomor 73 tahun 2013 tentang Penerapan
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang
Pendidikan Tinggi;
8. Permenristekdikti Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi.
9. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Muhammadiyah;
10. SK. PP.Muhammadiyah Nomor: 237/KEP/I.0/D/2011
tentang Penetapan Rektor Universitas Muhammadiyah
Jember masa jabatan 2015-2019;
11. Statuta Universitas Muhammadiyah Jember.

Memperhatikan : Hasil-hasil Rapat Pimpinan Universitas Muhammadiyah


Jember pada tanggal 15 Juli 2015.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : Peraturan Rektor tentang Penyusunan dan Penetapan
Kurikulum Pendidikan Tinggi Universitas Muhammadiyah
Jember 2016.

Pasal 1

Kurikulum pendidikan tinggi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai


tujuan, isi, dan bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan Tinggi.

Pasal 2

Kurikulum Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 dikembangkan oleh


setiap Perguruan Tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi
untuk setiap Program Studi yang mencakup pengembangan kecerdasan intelektual,
akhlak mulia, dan keterampilan.

Pasal 3

Kurikulum terdiri dari rencana dan pengaturan mengenai capaian pembelajaran lulusan,
bahan kajian, proses, dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelnggaraan
program studi

Pasal 4

Capaian pemebelajaran yag dimaksud pada Pasal 3 adalah standar kompetensi lulusan
yang berkualitas yang mencakup kecerdasan intelektual, akhlak mulia, dan keterampilan
dalam tingkat dan kapasitas masing-masing .

Pasal 5

Bahan kajian yang dimaksud pada Pasal 3 adalah materi pembelajaran yang disusun
berdasarkan capaian pembelajaran masing-masing program studi dan ditetapkan melalui
standar isi dalam Permenristekdikti Nomor 44 tahun 2015.

Pasal 6

Proses yang dimaksud pada pasal 3 adalah seluruh kegiatan dan pengalaman
pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik dalam rangka mengembangkan capaian
pembelajaran.

Pasal 7
Penilaian yang dimaksud pada Pasal 3 terdiri atas penilaian proses dan hasil belajar yang
bertujuan untuk mengukur pemenuhan capaian pemebelajaran peserta didik.

Pasal 8

Kurikulum disusun berdasarkan Pedoman Pengembangan dan Penyusunan Kurikulum


Universitas Muhamamdiyah Jember

Pasal 9

Kurikulum setiap program studi harus ditetapkan dan disahkan oleh Rektor sesuai
prosedur yang ditentukan sebelum diberlakukan atau diterapkan.
Pasal 10

Peraturan ini berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jember
Pada tanggal : 19 Jumadal Ula 1437
28 Maret 2016
Rektor,

Dr. Ir. Muhammad Hazmi, D.E.S.S


NIP. 196311151990031001

Tembusan:
1. Majelis Dikti PP Muhammadiyah di Yogyakarta;
2. Koordinator Kopertis Wilayah VII di Surabaya;
3. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur di Surabaya;
4. Ketua Badan Pembina Harian;
5. Para Dekan/Direktur di lingkungan UM Jember;
6. Para Pimpinan Unit di lingungan UM Jember;
7. Arsip.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
JL. Karimata No. 49 Jember 68121 Telp. 0331-336728 Fax. 0331-337957
Website: www.unmuhjember.ac.id - Email: kantorpusat@unmuhjember.ac.id

PERATURAN REKTOR
Nomor: ...../KEP/II.3.AU/D/2017

Tentang

TAHAPAN PENGEMBANGAN DAN PENYUSUNAN KURIKULUM


PROGRAM STUDI DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
TAHUN 2017

Bismillahirrahmanirrahim
Rektor Universitas Muhammadiyah Jember

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka peningkatan mutu pendidikan secara


komprehensif perlu ditetapkan Kebijakan Pengembangan
dan Pemutakhiran Kurikulum;
b. Bahwa Pengembangan dan Pemutakhiran Kurikulum
dilakukan seiring dengan tuntutan pemangku kepentingan.
c. Bahwa berdasar butir a. dan b. tersebut di atas perlu
diterbitkan peraturan.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan
Penrguruan Tinggi;
6. Peraturan Presiden RI Nomor 8 tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia;
7. Permendikbud Nomor 73 tahun 2013 tentang Penerapan
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang
Pendidikan Tinggi;
8. Permenrisrekdikti Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi.
9. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Muhammadiyah;
10. SK. PP.Muhammadiyah Nomor: 237/KEP/I.0/D/2011
tentang Penetapan Rektor Universitas Muhammadiyah
Jember masa jabatan 2015-2019;
11. Statuta Universitas Muhammadiyah Jember.

Memperhatikan : Hasil-hasil Rapat Pimpinan Universitas Muhammadiyah


Jember pada tanggal 15 Juli 2015.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
: Peraturan Rektor tentang Tahapan Pengembangan dan
Penyusunan Kurikulum Program Studi di Universitas
Muhammadiyah Jember tahun 2016;

Pasal 1

Kurikulum terdiri dari rencana dan pengaturan mengenai capaian pembelajaran lulusan,
bahan kajian, proses, dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelnggaraan
program studi

Pasal 2

Kurikulum disusun oleh Tim Kelompok Kerja Pengembangan dan Penyusun Kurikulum
Prodi yang dibentuk oleh Dekan berdasarkan Surat Keputusan Dekan.

Pasal 3

Tim Kelompok Kerja terdiri dari kelompok dosen yang memiliki keahlian dalam bidang
pengembangan Kurikulum atas usulan Ketua Program Studi.

Pasal 4

(1). Tim Kelompok Kerja melakukan seluruh tahapan pengembangan dan penyusunan
Kurikulum Program Studi
(2). Dalam mengembangkan dan menyusun Kurikulum, Tim Kelompok Kerja wajib
melibatkan dosen-dosen tetap pada program studi

Pasal 5

Draf kurilkulum hasil pengembangan dan penyusunan oleh Tim Pokja diserahkan kepada
Ketua Program Studi.

Pasal 6

Draf kurikulum yang telah difinalisasi oleh Ketua Program Studi diserahkan kepada Dekan
untuk di lanjutkan kepada Wakil Rektor I.

Pasal 7

Wakil Rektor I bersama dengan LP3 melakukan telaah dan rekomendasi terhadap draf
kurikulum program studi.

Pasal 8

(1). Apabila hasil telaah oleh Wakil Rektor I menyatakan bahwa draf kurikulum sudah
memadai, Rektor mengesahkan draf kurikulum sebagai kurikulum prodi
(2). Apabila hasil telaah oleh Wakil Rektor I menyatakan bahwa draf kurikulum belum
memadai maka akan dikembalikan kepada Dekan bersangkutan untuk dilakukan
perbaikan.
(3). Hasil perbaikan draf kurikulum disampaikan kepada Wakil Rektor I untuk ditelaah
ulang.
Pasal 9

Peraturan ini berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jember
Pada tanggal : 19 Jumadal Ula 1437
28 Maret 2016
Rektor,

Dr. Ir. Muhammad Hazmi, D.E.S.S


NIP. 196311151990031001

Tembusan:
1. Majelis Dikti PP Muhammadiyah di Yogyakarta;
2. Koordinator Kopertis Wilayah VII di Surabaya;
3. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur di Surabaya;
4. Ketua Badan Pembina Harian;
5. Para Dekan/Direktur di lingkungan UM Jember;
6. Para Pimpinan Unit di lingungan UM Jember;
7. Arsip.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
JL. Karimata No. 49 Jember 68121 Telp. 0331-336728 Fax. 0331-337957
Website: www.unmuhjember.ac.id - Email: kantorpusat@unmuhjember.ac.id

PERATURAN REKTOR
Nomor: ...../PRN/II.3.AU/F/2016

TENTANG

KODE MATA KULIAH DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

Bismillahirrahmanirrahim,
REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka peningkatan mutu pendidikan secara


komprehensif perlu ditetapkan Kebijakan Pengembangan
dan Pemutakhiran Kurikulum;
b. Bahwa Pengembangan dan Pemutakhiran Kurikulum akan
berimplikasi pada perubahan mata kuliah;
c. Bahwa perubahan mata kuliah akan berimplikasi pada
perubahan administrasi akademik;
d. Bahwa berdasar butir a. b.dan c tersebut di atas perlu
diterbitkan peraturan.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan
Penrguruan Tinggi;
6. Peraturan Presiden RI Nomor 8 tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia;
7. Permendikbud Nomor 73 tahun 2013 tentang Penerapan
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang
Pendidikan Tinggi;
8. Permenrisrekdikti Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi.
9. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Muhammadiyah;
10. SK. PP.Muhammadiyah Nomor: 237/KEP/I.0/D/2015
tentang Penetapan Rektor Universitas Muhammadiyah
Jember masa jabatan 2015-2019;
11. Statuta Universitas Muhammadiyah Jember.

Memperhatikan : Hasil-hasil Rapat Pimpinan Universitas Muhammadiyah


Jember pada tanggal 15 Juli 2016.
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG PERUBAHAN KODE


MATA KULIAH DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JEMBER.

Pasal 1

Dengan berlakunya kurikulum baru di Universitas Muhmmadiyah Jember, maka berakibat pada
perubahan kode mata kuliah yang terdiri atas mata kuliah wajib nasional, mata kuliah wajib
institusi, mata kuliah fakultas, dan mata kuliah program studi.

Pasal 2
Perubahan kode mata kuliah wajib nasional, mata kuliah wajib institusi, mata kuliah fakultas, dan
mata kuliah program studi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 berlaku mulai tahun akademik
2016/2017.

Pasal 3

Kode mata kuliah wajib nasional, mata kuliah wajib institusi, mata kuliah fakultas, dan mata kuliah
program studi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 digunakan sebagai dasar dalam penyusunan
kurikulum.

Pasal 4
Penulisan kode mata kuliah mengikuti kaidah sebagai berikut:
a. Kode mata kuliah ditulis menggunakan huruk kapital atau blok.
b.Kode untuk semua mata kuliah wajib nasional dan wajib institusi adalah sama pada
suatu program studi.
c. Kode mata kuliah diawali dengan kode institusi diikuti kode mata kuliah fakultas (jika
ada) atau kode mata kuliah program studi, garis datar (-) dan nomor urut mata kuliah.

Pasal 4

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa apabila di kemudian hari
terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jember
Pada tanggal : 09 Jumadil Akhir 1438
08 Maret 2017
Rektor,

Dr. Ir. Muhammad Hazmi, D.E.S.S


NIP. 196311151990031001
Lampiran Peraturan Rektor No..

Tabel Kode Mata Kuliah Wajib Institusi


No Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah
1 Pendidikan Agama Islam /Keimanan dan Kemanusiaan MJU 001
2 Pendidikan Agama Kristen MJU 002
3 Pendidikan Agama Katolik MJU 003
4 Pendidikan Agama Hindu MJU 004
5 Pendidikan Agama Buddha MJU 005
6 Pendidikan Agama Khonghucu MJU 006
7 Pancasila MJU 007
8 Pendidikan Kewarganegaraan MJU 008
9 Bahasa Indonesia MJU 009
10 Ibadah, Akhlaq, dan Mu’amalah MJU 010
11 Kemuhammadiyahan MJU 011
12 Islam dan Ilmu Pengetahuan MJU 012
13 Kuliah Kerja Nyata (KKN) MJU 013
14 Tugas Akhir MJU 014
15 Skripsi MJU 015
16 Tesis MJU 016

Tabel Kode Mata Kuliah Fakultas


No Nama Fakultas Kode Mata Kuliah
1 Pertanian PTN
2 Hukum HUM

3 Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ISIP

4 Teknik TEK

5 Ekonomi EKO

6 KIP KIP

7 Agama Islam FAI

8 Ilmu Kesehatan KES

9 Psikologi PSI

10 Akademi Pariwisata PAR


Tabel Kode Mata Kuliah Program Studi
No Nama Progaram Studi Kode Mata Kuliah
1 Agribisnis AGB
2 Agroteknologi AGT
3 Teknik Sipil TSI
4 Teknik Elektro TEL
5 Teknik Mesin TEM
6 Teknik Informatika TIK
7 Manajemen Informatika MIK
8 Hukum HUM
9 Ilmu Pemerintahan IP
10 Ilmu Komunikasi KOM
11 Ilmu Manajemen MAN
12 Akuntansi AK
13 Ilmu Keperawatan IKEP
14 Diploma Keperawatan KEP
15 Profesi Ners NERS
16 Pendidikan Bahasa Indonesia BIND
17 Pendidikan Bahasa Inggris BING
18 Pendidikan Matematika MAT
19 Pendidikan Biologi BIO
20 Pendidikan Anak Usia Dini AUD
21 Pendidikan Agama Islam AIS
22 Psikologi IPSi
23 Diploma Perhotelan HTL
24 Magister Ilmu Manajemen MIM

Contoh:
SEMESTER 8
No Kode Mata Kuliah Nama Mata Kuliah sks
1 MJU.IND-045 Kritik Sastra 2
MJU.KIP-001 PPL
2 4
MJU.60-001
3 MJU-09 KKN 4

Total sks 10

Keterangan:
a) Kode mata kuliah ditulis menggunakan huruf kapital atau balok.
b) Kode untuk semua mata kuliah adalah sama pada suatu program studi.
c) Kode mata kuliah diawali dengan kode institusi diikuti kode mata kuliah fakultas
(jika ada), kode mata kuliah program, garis datar (-) dan nomor urut mata kuliah.
d) MJU juga digunakan sebagai kode mata kuliah institusi atau yang berlaku di
Universitas Muhamamdiyah Jember.
Ditetapkan di : Jember
Pada tanggal : 19 Jumadal Ula 1437
08 Maret 2017
Rektor,

Dr. Ir. Muhammad Hazmi, D.E.S.S


NIP. 196311151990031001

Вам также может понравиться