Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PEDOMAN
Hal
PENGANTAR .................................................................................................... i
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
BAB 7 PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
PENILAIAN PEMBELAJARAN....................................................................... 74
RENCANA PEMBELAJARAN......................................................................... 77
PENDAHULUAN
UM Jember Page 1
berpendapat bahwa ‘Curriculum as experience’ dan ‘Curriculum as
understanding’. Sedangkan Postmodernists menegaskan bahwa “1) Curriculum
as hybridizing; 2) Curriculum as evolving, 3) Curriculum as (de/re)constructing”.
Selanjutnya, berdasarkan tingkat pengembangannya, kurikulum memiliki
beberapa fungsi sebagaimana diseskripsikan pada gambar 1.1
Kurikulum Operasional
Kurikulum Eksperensial
Kurikulum Instruksional
Kurikulum Ideal
Kurikulum Formal
UM Jember Page 2
bertugas mengimplementasikannya dalam suatu konteks kelembagaan tertentu.
Dengan kata lain kurikulum intruksional adalah kurikulum yang mencerminkan
niat para guru sebagai implementatornya.
Selanjutnya adalah kurikulum operasional. Kurikulum ini merupakan
perwujudan objektif dari kurikulum intruksional dalam interaksi pembelajaran.
Yang terakhir adalah kurikulum eksperiensial. Kurikulum ini menjadi
manifestasi makna dari pengalaman belajar yang terhayati oleh peserta didik. Oleh
karena itu, kurikulum eksperiensial akan membuahkan dampak dalam bentuk
perubahan cara berpikir, bersikap, dan bertindak peserta didik.
Di samping itu, pengembangan kurikulum dapat juga dikelompokkan
menjadi pengembangan pada tingkatan makro dan mikro. Pengembangan pada
tingkat makro dilakukan untuk menghasilkan kurikulum formal (sampai silabi
atau GBPP mata kuliah). Sedangkan, pada tingkatan mikro bertujuan untuk
menghasilkan rancangan pembelajaran dalam satu semester atau satu minggu dan
sebagainya atau sering disebut RPS (satu semester) atau RPP/SAP (satu minggu).
UM Jember Page 3
pendidikan tinggi untuk menentukan arah penyelenggaraan pendidikannya; (2)
filosofi yang akan mewarnai terbentuknya masyarakat dan iklim akademik; (3)
patron atau pola pembelajaran, yang mencerminkan bahan kajian, cara
penyampaian dan penilaian pembelajaran; (4) atmosfer atau iklim yang terbentuk
dari hasil interaksi manajerial perguruan tinggi (PT) dalam mencapai tujuan
pembelajarannya; (5) rujukan kualitas dari proses penjaminan mutu; serta (6)
ukuran keberhasilan PT dalam menghasilkan lulusan yang bermanfaat bagi
masyarakat.
Dari penjelasan ini, nampak bahwa kurikulum tidak hanya berarti sebagai
suatu dokumen saja, namun merupakan suatu rangkaian proses yang sangat
krusial dalam pendidikan. Oleh sebab itu, kurikulum harus dikaji secara periodik,
disusun dengan cermat, dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
zaman.
UM Jember Page 4
b) Perubahan dari kohesi sosial ke partisipasi demokratis. Kohesi atau
keterpaduan sosial, tanpa meninggalkan nilai-nilai baik yang berkembang,
harus mampu mengembangkan partisipasi individu secara demokratis.
Interaksi sosial yang baik dengan penuh saling pengertian dibutuhkan
dalam berkehidupan demokratis di masyarakat dan dunia kerja. Partisipasi
demokratis membutuhkan pendidikan dan praktik berkewarganegaraan
yang baik.
c) Dari pertumbuhan ekonomi ke pengembangan kemanusiaan.
Pertumbuhan ekonomi diperlukan namun tidak terlepas dari
pengembangan kemanusiaan. Investasi untuk menumbuhkan
perekonomian harus inklusif terhadap perkembangan masyarakatnya
(aspek sosial) dan lingkungan hidupnya (aspek ekologi).
UM Jember Page 5
Learning to be. Pembelajaran diantaranya adalah untuk mengembangkan
pikiran dan fisik, intelegensia, sensitivitas, tanggungjawab dan nilai-nilai
spiritual; mengembangkan mutu imajinasi dan kreativitas, pengayaan
personalitas; Mengembangkan potensi diri untuk membuka kemampuan
yang tersembunyi pada diri manusia, dan dalam waktu bersamaan terjadi
konstruksi interaksi sosial.
Learning to live together. Pembelajaran mengandung makna diantaranya
untuk menghormati keragaman, memahami dan mengerti diri seseorang,
terbuka atau receptive terhadap yang lainnya; Pembelajaran adalah untuk
mengembangkan kemampuan untuk memecahkan perbe daan pendapat
melalui dialog, selalu perhatian dan berbagi, bekerja dengan tujuan yang
jelas dalam kehidupan bermasyarakat, dan mengelola serta memecahkan
konflik.
b) Belajar sepanjang hayat (learning throughout life atau life-long
learning).
Prinsip belajar sepanjang hayat penting sebagai kunci untuk memasuki
abad ke-21 agar mampu menghadapi berbagai tantangan dari cepatnya
perubahan-perubahan di dunia. Dengan belajar sepanjang hayat ini akan
memperkuat pilar learning to live together melalui pengembangan
pemahaman terhadap orang lain dan sejarahnya, tradisi, dan nilai-nilai
spiritual. Dengan demikian akan menciptakan semangat baru dengan
saling menghormati, mengakui saling ketergantungan, serta melakukan
analisis bersama terhadap risiko dan tantangan di masa depan. Kondisi ini
akan mendorong orang untuk melaksanakan program atau proyek bersama
atau mengelola konflik dengan cara yang cerdas dan damai.
UM Jember Page 6
Selanjutnya pendidikan tinggi adalah untuk menyediakan peluang terhadap
keinginan masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.
b) Peran perguruan tinggi antara lain:
Sebagai lembaga ilmiah dan pusat pembelajaran dimana mahasiswa
mendapatkan pembelajaran teori dan penelitian aplikatif. Sebagai
lembaga yang menawarkan kualifikasi pekerjaan dengan
menggabungkan pengetahuan tingkat tinggi dan keterampilan yang
terus disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan dunia kerja.
Sebagai tempat untuk belajar sepanjang hayat, membuka pintu bagi
orang dewasa yang ingin melanjutkan studi atau untuk beradaptasi
terhadap perkembangan pengetahuan, atau untuk memenuhi keinginan
belajar di semua bidang kehidupan.
Sebagai mitra dalam kerjasama internasional untuk memfasilitasi
pertukaran dosen dan siswa sehingga tercipta pembelajaran yang terbaik
dan tersedia secara luas bagi masyarakat.
Pasca millenium ke-2 atau era 2000, dunia mengalami lompatan dan
percepatan perubahan di segala sektor yang sulit dibendung oleh siapapun di
dunia ini. Pada era yang juga dikenal dengan globalisasi atau informasi atau
pengetahuan ini, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan
cepat menjalar ke seluruh belahan dan bahkan pelosok terpencil dunia yang pada
era sebelum 2000 (pre-millennium) hampir tidak tersentuh oleh perubahan.
Akibat percepatan perubahan yang dahsyat tersebut mengakibatkan tuntutan
masyarakat makin beragam dan masif yang salah satunya adalah tuntutan dunia
kerja.
Jika dipahami dengan baik dan lebih dalam berdasarkan sistem pendidikan
yang telah dijelaskan di atas, maka jika terjadi perubahan pada tuntutan dunia
kerja sudah sewajarnyalah proses pendidikan di PT perlu untuk beradaptasi.
Alasan inilah yang seharusnya dikembangkan untuk melakukan perubahan
kurikulum PT di Indonesia.
UM Jember Page 7
Setelah diratifikasinya beberapa perjanjian dan komitmen global seperti
AFTA, WTO, GATTS dan yang terbaru adalah AEC oleh pemerintah RI, maka
dunia semakin mencair dalam berhubungan dan berinteraksi. Berbagai macam
parameter kualitas akan dipasang untuk menstandarkan mutu dan kualitas lulusan
di berbagai belahan bumi. Berbagai kesepakatan dan kesepahaman antar negara-
negara di ASEAN mulai ditetapkan. Roadmap atau peta pengembangan mobilitas
bebas tenaga kerja profesional antar negara di ASEAN telah dibentangkan.
Perkembangan roadmap tersebut dimulai semenjak tahun 2008 dengan melakukan
harmonisasi berbagai peraturan dan sistem untuk memperkuat institusi
pengembang SDM. Kemudian pada tahun 2010 mulailah disepakati Mutual
Recognition Agreement (MRA) untuk berbagai pekerjaan dan profesi. Beberapa
bidang profesi yang telah memiliki MRA hingga tahun ini adalah: (1) engineers;
(2) architect; (3) accountant; (4) land surveyors; (5) medical doctor; (6) dentist;
(7) nurses, dan (8) labor in tourism. Atas dasar prinsip kesetaraan mutu serta
kesepahaman tentang kualifikasi dari berbagai bidang pekerjaan dan profesi di era
global, maka diperlukanlah sebuah parameter kualifikasi secara internasional dari
lulusan pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya yang sudah dilakukan oleh
perguruan tinggi khusunya di ASEAN adalah berdirinya AUN-QA (ASEAN
University Network Quality Assurance).
Selain alasan tuntutan paradigma baru pendidikan global di atas, secara
internal, kualitas pendidikan di Indonesia sendiri, terutama pendidikan tinggi
memiliki disparitas yang sangat tinggi. Antara lulusan S1 suatu program studi
dengan yang lain tidak memiliki kesetaraan kualifikasi, bahkan pada lulusan dari
program studi yang sama. Selain itu, tidak juga dapat dibedakan antara lulusan
pendidikan jenis akademik, dengan vokasi dan profesi. Carut marut kualifikasi
pendidikan ini membuat akuntabilitas akademik lembaga pendidikan tinggi
semakin menurun.
Maka melalui UU Nomor 12 tahun 2012 dan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 8 Tahun 2012, Pemerintah memberi dorongan sekaligus
dukungan untuk mengembangkan sebuah ukuran kualifikasi lulusan pendidikan di
Indonesia dalam bentuk sebuah kerangka kualifikasi, yang kemudian dikenal
dengan nama Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) menjadi sebuah
UM Jember Page 8
tonggak sejarah baru (milestone) bagi dunia pendidikan tinggi di Indonesia agar
menghasilkan sumber daya manusia berkualitas dan bersaing di tingkat global.
Secara khusus, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012
pasal 1 menyatakan bahwa:
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat KKNI,
adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat
menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang
pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam
rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur
pekerjaan di berbagai sector.
KKNI juga disusun sebagai respon dari ratifikasi yang dilakukan Indonesia
pada tanggal 16 Desember 1983 dan diperbaharui tanggal 30 Januari 2008
terhadap konvensi UNESCO tentang pengakuan pendidikan diploma dan
pendidikan tinggi (The International Convention on the Recognition of Studies,
Diplomas and Degrees in Higher Education in Asia and the Pasific). Dalam hal
ini dengan adanya KKNI maka negara-negara lain dapat menggunakannya sebagai
panduan sekaligus tolak ukur untuk melakukan penilaian kesetaraan capaian
pembelajaran serta kualifikasi tenaga kerja baik yang akan belajar atau bekerja di
Indonesia maupun sebaliknya apabila akan menerima pelajar atau tenaga kerja
dari Indonesia.
Pada dasarnya, pendidikan tinggi di Indonesia sudah melakukan
pengembangan kurikulum sebagai respon terhadap isu-isu global, tuntutan dunia
usaha dan kebutuhan lainnya. Hal tersebut ditujukkan dengan adanya perubahan
baik pendekatan maupun model pengembangan kurikulum pendidikan tinggi di
Indonesia. Tahun 1994 melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 056/U/1994 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
Perguruan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, dimana kurikulum yang
mengutamakan keterca paian penguasaan IPTEKS, oleh karenanya disebut
sebagai Kurikulum Berbasis Isi. Pada model kurikulum ini, ditetapkan mata
kuliah wajib nasional pada program studi yang ada.
Kemudian pada tahun 2000, atas amanah UNESCO melalui konsep the four
pilars of education, yaitu learning to know, learning to do, learning to be dan
learning to live together (Dellors, 1998), Indonesia merekonstruksi konsep
kurikulumnya dari berbasis isi ke Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
UM Jember Page 9
Kurikulum era tahun 2000 dan 2002 ini mengutamakan pencapaian kompetensi,
sebagai wujud usaha untuk mendekatkan pendidikan pada kondisi pasar kerja dan
industri. Pada Kurikulum Berbasis Kompetensi terdiri atas kurikulum inti dan
institusional. Implementasi KBK memerlukan petapan kompetensi utama oleh
kesepakatan bersama antara kalangan perguruan tinggi, masyarakat profesi, dan
pengguna lulusan. Sedangkan kompetensi pendukung dan kompetensi lain,
ditetapkan oleh perguruan tinggi sendiri. Dengan dorongan perkembangan global
yang saat ini dituntut adanya pengakuan atas capaian pembelajaran yang telah
disetarakan secara internasional, dan dikembangkannya KKNI, maka kurikulum
di perguruan tinggi sejak tahun 2012 mengalami sedikit pergeseran dengan
memberikan ukuran penyetaraan capaian pembelajarannya. Kurikulum ini masih
mendasarkan pada pencapaian kemampuan yang telah disetarakan untuk menjaga
mutu lulusannya. Kurikulum ini dikenal dengan nama Kurikulum Pendidikan
Tinggi. Pada Gambar 1.2 di bawah ini menjelaskan perbandingan Kurikulum
Pendidikan Tinggi di Indonesia dari waktu ke waktu dalam dua dasawarsa
terakhir.
Gambar 1.2 Perubahan Konsep Kurikulum 1994 sampai dengan 2012
UM Jember Page 10
BAB 2
UM Jember Page 11
dipertanggungjawabkan dan dapat menghasilkan output (lulusan) dan outcomes
pendidikan (kemampuan lulusan, pengembangan ipteks, dan lain-lain) yang
bermutu.
Tujuan Pendidikan Nasional tersebut akan menjadi pijakan dasar dan utama bagi
universitas, fakultas, dan program studi untuk menyelenggarakan pendidikan dan
pembelajaran. Selanjutnya, Tujuan Pendidikan Nasional tersebut diejawantahkan
UM Jember Page 12
dalam tujuan institusional yaitu tujuan penyelenggaraan pendidikan Unversitas
Muhammadiyah Jember.
Didasari oleh Pola Ilmiah Pokok yaiktu ‘Inovasi IPTEKS untuk
kesejahteraan dan peradaban ummat’ dan visi UM Jember ‘menjadi perguruan
tinggi yang ungul dalam IPTEKS bernafaskan nilai-nilai kemanusian’, misi
pendidikan pembelajaran UM Jember adalah:
1. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu dan mutakhir.
2. Menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyaratkat dalam
rangka meningkatkan kesjahteraan ummat.
Berdasarkan visi dan misi tersbut, tujuan penyelenggaraan pendidikan
Unversitas Muhammadiyah Jember tertuang dalam Statuta pasal 13 sebagai
berikut:
1. Menghasilkan lulusan yang berakhlak mulia, kompetitif, dan inovatif.
2. Menghasilkan IPTEKS untuk meningkatkan kesejahteraan umat.
Kedua, komponen isi atau bahan merupakan penentuan jenis, nama, dan isi
pesan pembelajaran. Isi atau bahan harus mencakup seberapa luas dan dalam
cakupan isi pesan yang harus dikuasai dan bagaimana isi pesan diorganisasikan.
Ketiga, komponen proses berupa sistem penyampaian yang mencakup
strategi dan media pembelajaran. Pola umum pembelajaran yang harus dilakukan
oleh dosen dan mahasiswa untuk mencapai tujuan pembelajaran (capaian
pembelajaran atau kompetensi yang ditentukan) harus jelas dan tepat . Strategi apa
yang akan digunakan dalam pembelajaran, misalkan sebuah pembelajaran harus
menggunakan Reception (exposition) vs Discovery learning; Role Learning vs
Meaningful Learning; Group Learning vs Individual learning harus
dipertimbangkan dengan baik. Untuk menyampaikan isi pembelajaran diperlukan
media pengajaran yang merupakan semua sumber yang diperlukan untuk
melakukan komunikasi dengan si pebelajar, yang terdiri atas perangkat lunak dan
perangkat keras.
Komponen terakhir kurikulum adalah evaluasi. Komponen ini terdiri atas
pengukuran tingkat capaian kurikulum baik dari sisi proses dan capaian hasil
belajar mahasiswa. Evaluasi harus memberi informasi yang komprehensif tentang
UM Jember Page 13
pelaksanaan kurikulum berkenaan dengan aspek apa, bagaimana, dan mengapa
fenomena pembelajaran terjadi sebagai akibat dari kurikulum.
2.2.2 Penciri Kurikulum Universitas Muhammadiyah Jember
Kurikulum yang digunakan di UM Jember dirancang berdasarkan beberapa
komponen penciri yang diambil dari dua sumber yang berbeda yaitu nasional atau
universal dan khusus dari persyarikatan Muhammadiyah.
UM Jember Page 14
penguasaan siswa terhadap isi/materi pembelajaran dan b) meningkatnya
keterampilan belajar siswa .
Peningkatan keterampilan mahasiswa juga dapat dikembangkan melalui
pembelajaran yang dirancang untuk tujuan tersebut. Hal yang paling utama adalah
pembelajaran diharapkan dapat membentuk kemampuan untuk menguasai
kecakapan hidup yang lain yang dapat digunakan dalam kehidupan saat ini dan
akan datang.
UM Jember Page 15
(c) Fleksibilitas Kurikulum
Pengembangan Kurikulum UM Jember menganut prinsip fleksibilitas baik
secara horisontal maupun vertikal dengan mempertimbangkan kebutuhan dan
minat peserta didik dan perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni (Ipteks), olah raga, dan budaya. Fleksibilitas vertikal kurikulum
memungkinkan transfer kredit antar program studi, antar jenjang program di
lingkungan UM Jember, dan antar program studi di UM Jember dengan program
studi di perguruan tinggi lain. Sementara itu, fleksibilitas kurikulum secara
horisontal harus tercermin dalam penataan mata kuliah pilihan atau keahlian untuk
mengakomodasi keragaman minat, dan kemampuan peserta didik serta dengan
mempertimbangkan pula kebutuhan pengguna lulusan.
Fleksibilitas kurikulum memungkinkan pula dilakukan revisi isi dan nama
mata kuliah yang disesuaikan dengan tuntutan standar mutu, kebutuhan
masyarakat (pemangku kepentigan luar), kebutuhan persyarikatan
Muhammadiyah, dan perkembangan Ipteks khususnya mata kuliah pilihan pada
struktur kurikulum. Maka dampak fleksibilitas tersebut memungkinkan terjadinya
konversi matakuliah.
UM Jember Page 16
kurikulum maupun implisit atau sebagai hidden curriculum. Diawali dengan
rumusan visi (misi) “UM Jember menjadi Perguruan Tinggi yang unggul dalam
IPTEKS bernafaskan nilai-nilai Keislaman" yang diturunkan menjadi visi (misi)
prodi, kurikulum prodi di UM Jember wajib memuat matakuliah wajib (8 sks bagi
prodi S1, 4 sks bagi prodi D3, 2 sks bagi prodi S2). (Lihat Lampiran 1)
Di samping itu, nilai-nilai keislaman harus disisipkan dalam setiap
matakuliah. Setidaknya, nilai-nilai keislaman mewarnai setiap matakuliah yang
tercermin dalam rumusan capaian pembelajaran. Dalam proses pembelajaran,
dosen harus berusaha mengaitkan materi atau isi pembelajaran dengan nilai-nilai
keislaman baik yang bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
UM Jember Page 17
BAB 3
UM Jember Page 18
dengan dimensi proses kognitif, yaitu: (i) mengingat/menghafalkan, (ii) memaha-
mi, (iii) menerapkan, (iv) menganalisa, (v) mengevaluasi, dan (vi) mengkreasi;
dari setiap dimensi pengetahuan yang berjenjang, mulai dari dimensi faktual,
dimensi konsepsual, dimensi prosedural, dan dimensi pengetahuan metakognitif.
Perubahan-perubahan mendasar pendidikan tinggi yang berlangsung di
abad XXI, akan meletakkan kedudukan pendidikan tinggi sebagai: (i) lembaga
pembelajaran dan sumber pengetahuan, (ii) pelaku, sarana dan wahana interaksi
antara pendidikan tinggi dengan perubahan pasaran kerja, (iii) lembaga
pendidikan tinggi sebagai tempat pengembangan budaya dan pembelajaran
terbuka untuk masyarakat, dan (iv) pelaku, sarana dan wahana kerjasama
internasional. Perubahan-perubahan mendasar pendidikan tinggi yang mendunia
tersebut, ternyata sejalan dengan kebijakan strategi pengembangan pendidikan
tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang dituangkan dalam bentuk
Rencana Strategis Pendidikan Nasional 2010-2014.
UM Jember Page 19
mereka sendiri, kemudian berupaya keras mencapai hasil pembelajaran yang
diinginkan.
Perubahan pendekatan dalam pembelajaran dari TCL menjadi SCL adalah
perubahan paradigma, yaitu perubahan dalam cara memandang beberapa hal
dalam pembelajaran, yakni; a) pengetahuan , dari pengetahuan yang dipandang
sebagai sesuatu yang sudah jadi yang tinggal ditransfer dari dosen ke mahasiswa,
menjadi pengetahuan dipandang sebagai hasil konstruksi atau hasil transformasi
oleh pembelajar, b) belajar, belajar adalah menerima pengetahuan (pasif-reseptif)
menjadi belajar adalah mencari dan mengkonstruksi pengetahuan, aktif dan
spesifik caranya, c) pembelajaran, dosen menyampaikan pengetahuan atau
mengajar (ceramah dan kuliah) menjadi dosen berpartisipasi bersama mahasiswa
membentuk pengetahuan.
Dengan paradigma ini maka tiga prinsip yang harus ada dalam
pembelajaran SCL adalah (a) memandang pengetahuan sebagai satu hal yang
belum lengkap, (b) memandang proses belajar sebagai proses untuk merekon-
struksi dan mencari pengetahuan yang akan dipelajari; serta (c) memandang
proses pembelajaran bukan sebagai proses pengajaran (teaching) yang dapat
dilakukan secara klasikal, dan bukan merupakan suatu proses untuk menja-lankan
sebuah instruksi baku yang telah dirancang. Proses pembelajaran adalah proses
dimana dosen menyediakan berbagai macam strategi dan metode pembelajaran
dan paham akan pendekatan pembelajaran mahasiswanya untuk dapat
mengembangkan potensi yang dimilikinya. Perbedaan pendekatan pembelajaran
yang berpusat pada dosen (TCL) dan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa
( SCL) dapat dirinci pada Tabel 3.1.
UM Jember Page 20
karakter mahasiswa (Life-long learning)
Biasa memanfaatkan media tunggal Memanfaatkan banyak media (multi
media)
Fungsi dosen sebagai pemeberi Fungsi dosen sebagai fasilitator dan
informasi utama dan evaluator evaluasi dilakukan bersama dengan
mahasiswa
Proses pembelajaran dan penilaian Proses pembelajaran dan asesmen
diberikan secara terpisah dilakukan secara berkesinambungan dan
terintegrasi
Menekankan pada jawaban yang Penekanan pada proses pengembangan
benar pengetahuan. Kesalahan dinilai dan
dijadikan sumber pembelajaran
UM Jember Page 22
Dalam proses ini, dosen melaksanakan perkuliahan selama 14-16 minggu,
kemudian melakukan penilaian pada saat Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir
Semester. Nilai mahasiswa, baru dapat ditengarai setelah ujian tengah semester
selesai dilaksanakan, dimana pada saat itu proses pembelajaran telah berakhir.
Permasalahan yang mungkin timbul dari proses ini adalah, dosen sudah tidak
memiliki waktu untuk memperbaiki kesalahan yang dilaku-kan mahasiswa.
Sedangkan dalam sistem pembelajaran dengan pendekatan SCL, rencana
pembelajaran difokuskan pada ‘paduan mahasiswa belajar’ dan proses menjadi
satu dengan penilaian hasil belajar dengan mengembangkan sistem asesmen
dalam kegiatan ‘pembelajaran’, proses belajar (learning process), bukan proses
mengajar (teaching process). Proses belajar yang dilakukan mahasiswa dengan
prinsip konstruktif menuntut mahasiswa untuk dapat unjuk kinerja di setiap
pertemuan. Apabila terdapat masalah belajar mahasiswa, dapat dideteksi lebih
awal dalam proses lewat asesmen tugas mahasiswa, sehingga dapat dilakukan
perbaikan saat itu juga secara sistem, SCL dapat diikuti pada Gambar 3.3
UM Jember Page 23
3.1.2 Mengapa Pembelajaran Menggunakan SCL?
Pembelajaran menurut UUSisdiknas no 2 tahun 2003 dan UU Pendidikan
Tinggi no 12 tahun 2012, dinyatakan :
”Pembelajaran adalah interaksi antara pendidik, peserta didik, dan
sumber belajar, di dalam lingkungan belajar tertentu”.
Ciri metode pembelajaran SCL sesuai unsurnya dapat dirici sebagai berikut:
dosen, berperan sebagai fasilitator dan motivator; mahasiswa, harus menun-
jukkan kinerja, yang bersifat kreatif yang mengintergrasikan kemampuan kognitif,
psikomotorik dan afeksi secara utuh; proses interaksinya, menitik-beratkan pada
“ method of inquiry and discovery”; sumber belajarnya, bersifat multi demensi,
artinya bisa didapat dari mana saja; dan lingkungan belajarnya, harus terancang
dan kontekstual.
UM Jember Page 24
a. Bertindak sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran;
b. Mengkaji capaian pembelajaran matakuliah yang perlu dikuasai mahasiswa di
akhir pembelajaran;
c. Merancang strategi dan lingkungan pembelajaran yang dapat; menyediakan
beragam pengalaman belajar yang diperlukan mahasiswa dalam rangka
mencapai kompetensi yang dituntut matakuliah;
d. Membantu mahasiswa mengakses informasi, menata dan memprosesnya untuk
dimanfaatkan dalam memecahkan permasalahan hidup sehari-hari;
e. Mengidentifikasi dan menentukan pola penilaian hasil belajar mahasiswa yang
relevan dengan capaian pembelajaran yang akan diukur.
Sementara itu, peran yang harus dilakukan mahasiswa dalam pembelajaran
SCL adalah:
a. Mengkaji capaian pembelajaran matakuliah yang dipaparkan dosen
b. Mengkaji strategi pembelajaran yang ditawarkan dosen
c. Membuat rencana pembelajaran untuk matakuliah yang diikutinya
Dalam proses pembelajaran, mahasiswa harus belajar secara aktif (dengan cara
mendengar, membaca, menulis, diskusi, dan terlibat dalam pemecahan masalah
serta lebih penting lagi terlibat dalam kegiatan berfikir tingkat tinggi, seperti
analisis, sintesis dan evaluasi), baik secara individu maupun berkelompok.
UM Jember Page 25
mengembangkan model pembelajarannya sendiri. Berikut akan disampaikan satu
persatu kesepuluh model pembelajaran yang telah disampaikan di atas.
b. Simulasi/Demonstrasi
Simulasi adalah model yang membawa situasi yang mirip dengan
sesungguhnya ke dalam kelas. Misalnya untuk mata kuliah aplikasi instrumentasi,
mahasiswa diminta membuat perusahaan fiktif yang bergerak di bidang aplikasi
instrumentasi, kemudian perusahaan tersebut diminta melakukan hal yang
sebagaimana dilakukan oleh perusahaan sesungguhnya dalam memberikan jasa
kepada kliennya, misalnya melakukan proses bidding, dan sebagainya. Simulasi
dapat berbentuk: (a) Permainan peran (role playing). Dalam contoh di atas, setiap
mahasiswa dapat diberi peran masing-masing, misalnya sebagai direktur,
engineer, bagian pemasaran dan lain- lain; (b) Simulation exercices and
simulation games; dan (c) Model komputer. Simulasi dapat mengubah cara
pandang (mindset) mahasiswa, dengan jalan: (a) Mempraktekkan kemampuan
UM Jember Page 26
umum (misal komunikasi verbal & nonverbal); (b) Mempraktekkan kemampuan
khusus; (c) Mempraktekkan kemampuan tim; (d) Mengembangkan kemampuan
menyelesaikan masalah (problem-solving);(e) Menggunakan kemampuan sintesis;
dan (f) Mengembangkan kemampuan empati.
UM Jember Page 27
e. Cooperative Learning (CL)
CL adalah metode belajar berkelompok yang dirancang oleh dosen untuk
memecahkan suatu masalah/kasus atau mengerjakan suatu tugas. Kelompok ini
terdiri atas beberapa orang mahasiswa, yang memiliki kemampuan akademik yang
beragam.
Metode ini sangat terstruktur, karena pembentukan kelompok, materi yang
dibahas, langkah- langkah diskusi serta produk akhir yang harus dihasilkan,
semuanya ditentukan dan dikontrol oleh dosen. Mahasiswa dalam hal ini hanya
mengikuti prosedur diskusi yang dirancang oleh dosen. Pada dasarnya CL seperti
ini merupakan perpaduan antara teacher-centered dan student-centered learning.
Metode ini bermanfaat untuk membantu menumbuhkan dan mengasah: (a)
kebiasaan belajar aktif pada diri mahasiswa; (b) rasa tanggungjawab individu dan
kelompok mahasiswa; (c) kemampuan dan keterampilan bekerjasama antar
mahasiswa; dan (d) keterampilan sosial mahasiswa.
UM Jember Page 28
jual beli, maka dalam pembelajarannya, selain konsep transaksi ini dibahas dalam
kelas, juga diberikan contoh, dan mendiskusikannya. Mahasiswa juga diberi tugas
dan kesempatan untuk terjun langsung di pusat- pusat perdagangan untuk
mengamati secara langsung proses transaksi jual beli tersebut, atau bahkan terlibat
langsung sebagai salah satu pelakunya, sebagai pembeli, misalnya. Pada saat itu,
mahasiswa dapat melakukan pengamatan langsung, mengkajinya dengan berbagai
teori yang ada, sampai ia dapat menganalis faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi terjadinya proses transaksi jual beli. Hasil keterlibatan,
pengamatan dan kajiannya ini selanjutnya dipresentasikan di dalam kelas, untuk
dibahas dan menampung saran dan masukan lain dari seluruh anggota kelas. Pada
intinya dengan CI, dosen dan mahasiswa memanfaatkan pengetahuan secara
bersama-sama, untuk mencapai kompetensi yang dituntut oleh matakuliah, serta
memberikan kesempatan pada semua orang yang terlibat dalam pembelajaran
untuk belajar satu sama lain.
UM Jember Page 29
Secara ringkas, aktifitas atau langkah-langkah model-model pembelajaran
SCL dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Aktifitas atau Langkah-langkah dalam Model-model
Pembelajaran SCL
No Model Pembelajaran Aktifitas Belajar Mahasiswa Aktifitas Dosen
1 Small Group membentuk kelompok (5- Membuat rancangan bahan
Discussion 10) dikusi dan aturan diskusi.
memilih bahan diskusi Menjadi moderator dan
mepresentasikan paper dan sekaligus mengulas pada
mendiskusikan di kelas setiap akhir sesi diskusi
mahasiswa.
2 Simulasi/Demonstrasi mempelajari dan Merancang situasi/ kegiatan
menjalankan suatu peran yang mirip dengan yang
yang ditugaskan sesungguhnya, bisa berupa
kepadanya. bermain peran, model
atau komputer, atau berbagai
mempraktekan/mencoba latihan simulasi.
berbagai model (komputer) Membahas kinerja
yang telah disiapkan mahasiswa
3 Discovery Learning mencari, mengumpulkan, Menyediakan data, atau
dan menyusun informasi petunjuk (metode) untuk
yang ada untuk menelusuri suatu
mendeskripsikan suatu pengetahuan yang harus
pengetahuan. dipelajari oleh mahasiswa.
Memeriksa dan memberi
ulasan terhadap hasil
belajar mandiri mahasiswa.
4 Self-Directed Learning Merencanakan kegiatan Sebagai fasilitator. memberi
belajar, melaksanakan, dan arahan, bimbingan, dan
menilai pengalaman konfirmasi terhadap
belajarnya sendiri. kemajuan belajar yang telah
dilakukan individu
mahasiswa.
5 Cooperative Learning Membahas dan Merancang dan dimonitor
menyimpulkan masalah/ proses belajar dan hasil
tugas yang diberikan dosen belajar kelompok
secara berkelompok. mahasiswa.
Menyiapkan suatu masalah/
kasus atau bentuk tugas
untuk diselesaikan oleh
mahasiswa secara
berkelompok.
UM Jember Page 30
No Model Pembelajaran Aktifitas Belajar Mahasiswa Aktifitas Dosen
6 Collaborative Learning Bekerja sama dengan Merancang tugas yang
anggota kelompoknya dalam bersifat open ended.
mengerjakan tugas Sebagai fasilitator dan
motivator.
Membuat rancangan proses
dan bentuk penilaian
berdasarkan konsensus
kelompoknya sendiri.
UM Jember Page 31
Dalam memilih metode pembelajaran, dosen perlu memperhatikan
beberapa unsur, yaitu: (1) Mahasiswa ; (2) Materi ajar/bahan kajian (pengetahuan,
prosedur); dan (c). Sarana dan media pembelajaran (modalitiy). Yang terpeting
dalam pemilihan wujud ketiga unsur tersebut, dosen perlu berfokus pada capaian
pembelajaran yang akan dicapai. Agar metode pembelajarannya efektif, dosen
perlu mempertimbangkan unsur sarana dan media, terkait dengan materi ajarnya,
misal untuk mengajarkan warna, tayangan atau penyajian visual nyata akan lebih
efektif penyerapannya dari pada dengan bahasa lisan. Agar pembelajaran lebih
efisien maka dosen perlu mempertimbangkan sarana dan media tersebut, terkait
dengan jumlah mahasiswa, misal, susunan ruang dan besaran ruang menentukan
efisiensi pembelajarannya. Sedangkan untuk keberhasilannya mencapai
kompetensi, dosen perlu mempertimbangkan tingkat kemampuan peserta didik
dan tingkat kesukaran atau kompleksitas materi ajarnya sebagaimana
dililustarsikan pada. Gambar 3.5.
Meso
Blue Print
Micro
Modul Blok/Unit
Menetapkan modul
Menetapkan unit
pembelajaran
Menyusun skenario
Menetapkan rekomendasi
sumber belajar
Menetapkan kegiatan
penunjang pemebelajaran
Menyusun Blok
UM Jember Page 34
Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun buku blok adalah menjaga
keterkaitan antara capaian pembelajaran dengan blok yang direncanakan.
Keterkaitan antara capaian pembelajaran dengan blok dapat dilihat pada Gambar
3.8.
UM Jember Page 35
3.1.3.2 Sistem Pembelajaran Berbasis Subyek
Pada sistem pembelajaran berbasis subyek atau matakuliah, dosen
membelajarkan materi (bahan kajian) yang menjadi pokok bahasan atau sub
pokok bahasan dalam suatu matakuliah. Dalam sistem ini, matakuliah menjadi
wadah atau bungkus bahan kajian serumpun atau terkait. Berbagai bahan kajian
yang saling terkait dalam capaian pembelajaran dapat tersebar di beberapa
matakuliah sehingga satu matakuliah terkait dengan 1 (satu) atau lebih mata
kuliah yang diturunkan dari capaian pembelajaran tertentu. Keterkaitan antara satu
matakuliah dengan matakuliah lain yang diturunkan dari capaian pembelajaran
yang sama disebut sebagai jejaring matakuliah. Dalam praktik pembelajaran,
dosen mengaitkan setiap pokok bahasan yang dibelajarkan dengan capaian
pembelajaran. Keterkaitan capaian pembelajaran dengan matakuliah atau jejaring
matakuliah tercermin pada Gambar 3.9.
Matakuliah
Bahan kajian/ A
Capaian sub-bahan kajian
Pembelajaran Ber-
#1 Matakuliah
jejaring
B
Bahan kajian/
sub-bahan kajian
Matakuliah
C
Capaian
Pembelajaran
#2
UM Jember Page 36
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan sistem
pemebelajaran berbasis subyek adalah: a) mengembangkan jejaring matakuliah; b)
mengembangkan Rencana Pembelajaran Semester; c) mengembangkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran. Jejaring matakuliah menunjukkan interaksi,
interrelasi/interkoneksi, interdependensi dari dua atau lebih matakuliah yang
mendukung 1 (satu) atau lebih capaian pembelajaran. Jejaring matakuliah
menuntut terbangunnya komunikasi pembelajaran antar dosen yang membelajar-
kan bahan-bahan kajian yang ada pada matakuliah tertentus sehingga setiap
matakuliah tampak kontribusinya pada capaian pembelajaran tertentu.
Rencana Pembelajaran Semester (RPS) merupakan rencana kegiatan
pembelajaran selama 1 semester, dirancang oleh dosen atau tim dosen. Setiap
matakuliah seyogyanya memiliki RPS yang diketahui dan disepakati oleh tim
dosen dan dikomunikasikan kepada mahasiswa.
Sedangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan
rancangan pelaksanaan aktifitas pembelajaran. Setiap dosen seyogyanya membuat
RPP yang terkait dengan bahan kajian yang dibelajarkan. Dalam RPP
tergambarkan manfaat dan muara bahan kajian yang dibelajarkan mahasiswa
terkait capaian pembelajaran.
UM Jember Page 37
Penilaian seringkali dirancukan dengan tes. Penilaian (assesment)
dipadankan dengan evaluasi (evaluation). Gronlund dalam Saukah (2013)
menyatakan “evaluation is a systematic process of collecting, analyzing, and
interpretig information to determine the extent to which pupils are achieveing
instructional objectives. Evaluation answers the question ‘How good?” Dengan
demikian, penilaian berarti suatu proses yang menggunakan cara-cara yang
sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis, dan kemudian menafsirkan data-
data atau informasi dengan tujuan untuk menentukan apakah seseorang dianggap
telah memiliki kompetensi yag diharapkan dalam tujuan pembelajaran. Hal ini
sesuai dengan definisi yang terdapat dalam Standar Penilaian Pendidikan (BNSP,
2007) yang menyatakan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
Bila merujuk pada hakekat penilaian dan konsepsi kurikulum berbasis
kompetensi, penilaian merupakan sebuah proses yang dilakukan secara
berkelanjutan seiring dengan proses pembelajaran. Penilaian dilakukan sejak
penentuan awal proses pembelajaran (entry behavior test) sehingga sedini
mungkin dapat diketahui capaian atau kompetensi (sub kompetensi) awal yang
diperoleh oleh peserta didik. Kewajiban pendidik (dosen) adalah menghantarkan
peserta didik (mahasiswa) mencapai tujuan pembelajaran mulai sub kompetensi,
kompetensi dasar, dan standar kompetensi tertentu. Dengan demikian, penilaian
yang diberlakukan pada kurikulum prodi di UM Jember adalah penilaian
berkelanjutan. Konsekuensi dari pandangan ini, maka di UM Jember tidak lagi
mengenal perbaikan capaian pembelajaran (perbaikan nilai) di luar rangkaian
program pembelajaran tertentu atau sering disebut semester pendek (SP).
UM Jember Page 38
proses pembelajaran, dan diakhiri dengan penilaian untuk mengukur ketercapaian
tujuan pembelejaran (Saukah, 2013). Terdapat dua pendekatan yang berlaku
dalam penilaian hasil belajar, yaitu Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian
Acuan Patokan (PAP).
Dalam bagian ini hanya diuraikan pendekatan penilaian yang
membandingkan orang-orang lain dalam kelompoknya, yaitu yang dinamakan
penilaian Acuan Norma (Norm-Referenced Evaluation), dan pendekatan penilaian
yang membandingkan hasil pengukuran seseorang dengan patokan “batas lulus”
yang telah ditetapkan, yaitu yang dinamakan penilaian Acuan patokan (Criterion
Referenced Evaluation).
Secara singkat dapat dikatakan bahwa PAN ialah penilaian yang
membandingkan hasil belajar siswa terhadap hasil siswa lain dalam
kekompoknya. Pendekatan penilaian ini dapat dikatakan sebagai pendekatan “apa
adanya”, dalam arti, bahwa patokan pembanding semata-mata diambil dari
kenyataan-kenyataan yang diperoleh pada saat pengukuran/penilaian itu
berlangsung, yaitu hasil belajar siswa yang diukur itu beserta pengolahannya.
Penilaian ini sama sekali tidak dikaitkan dengan ukuran-ukuran ataupun patokan
yang terletak luar hasil-hasil pengukuran sekelompok siswa.
PAN pada dasarnya mempergunakan kurve normal dan hasil-hasil
penghitungannya sebagai dasar penilaian. Kurve ini dibentuk dengan
mengikutsertakan semua angka hasil pengukuran yang diperoleh. Dua kenyataan
yang ada di dalam “kurve normal” yang dipakai untuk membandingkan atau
menafsirkan angka yang diperoleh masing-masing siswa ialah angka rata-rata
(mean) dan angka simpangan baku (standard deviation). Dapat dimengerti bahwa
patokan ini bersifat relatif, bisa bergeser ke atas atau ke bawah, sesuai dengan
besarnya dua kenyataan yang diperoleh di dalam kurve itu.
PAP pada dasarnya berarti penilaian yang membandingkan hasil belajar
siswa terhadap suatu patokan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengertian ini
menunjukkan bahwa sebelum usaha penilaian dilakukan terlebih dahulu harus
ditetapkan patokan yang akan dipakai untuk membandingkan angka-angka hasil
pengukuran agar hasil itu mempunyai arti tertentu. Dengan demikian, patokan ini
tidak dicari-cari di tempat lain dan pula tidak dicari di dalam sekelompok hasil
UM Jember Page 39
pengukuran sebagaimana dilakukan pada PAN. Patokan yang telah ditetapkan
terlebih dahulu itu biasanya disebut “batas lulus” atau “tingkat penguasaan
minimum”.
Pada kurikulum ini, pendekatan yang digunakan adalah PAP. Patokan
yang digunakan untuk menentukan proses dan hasil belajar mahasiswa adalah
capaian pembelajaran yang ditetapkan dalam kurikulum dan RP matakuliah.
UM Jember Page 40
Disamping prinsip di atas, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penilaian antara lain adalah:
a. Penilaian bukan sekedar memberikan angka pada hasil belajar mahasiswa.
Esensi dari penilaian adalah memberikan umpan balik pada kinerja
kemampuan yang ditunjukkan mahasiswa agar dapat mengarah pada
ketercapaian capaian pembelajaran sehingga pemberian angka bukanlah tujuan
akhir dari penilaian, tetapi merupakan bagian dari penilaian hasil belajar.
b. Menilai kemampuan mahasiswa maupun dalam membedakan kemampuan
akhir yang akan dinilainya. Jika menilai kemampuan koginitif mahasiswa,
dosen tidak boleh dipengaruhi oleh kemampuan afeksi mahasiswa seperti
sikap dan penampilan mahasiswa.
c. Menggunakan instrumen penilaian (asesmen dan pengukuran) yang tepat
sesuai dengan kemampuan mahasiswa secara valid dan reliabel. Dosen juga
harus dapat menentukan metode penilaian yang tepat untuk menilai
kemampuan tertentu. Sebagai contoh, pada saat menilai psikomotor, dosen
harus menilai melalui unjuk kerja bukan dengan ujian tulis.
d. Tes dan ujian tulis bukan merupakan satu-satunya cara yang tepat untuk
melihat kemampuan mahasiswa. Dosen tidak boleh selalu mengandalkan ujian
tulis mulai dari awal penilaian sampai ujian akhir dalam satu program
pembelajaran
Proses penilaian dalam pembelajaran SCL dilakukan selama proses
dengan melihat perkembangan hasil di beberapa tahapan pembelajaran. Dalam
proses penilaian ini menjadi sangat penting artinya yaitu dengan memeriksa,
mengkaji, memberi arahan dan masukan kepada peserta didik, dan menggunakan
suatu instrument penilaian sebagai tolok ukur ketercapaian kemampuan.
Oleh karena itu, penilaian yang dianggap tepat untuk mengukur
kompetensi dalam metode pembelajaran SCL adalah model asesmen yang disebut
Asesmen Kinerja (Authentic Assessment atau Performance Assessment), yaitu
asesmen yang terdiri dari tiga aktvitas dasar yaitu: dosen memberi tugas , peserta
didik menunjukkan kinerjanya, dinilai berdasarkan indikator tertentu dengan
instrumen yang disebut Rubrik. Authentic Assessment / Performance Asssessment
didefinisikan sebagai “Penilaian terhadap proses perolehan, penerapan
UM Jember Page 41
pengetahuan dan ketrampilan, melalui proses pembelajaran yang menunjukkan
kemampuan mahasiswa dalam proses maupun produk”. Proses asesmen ini secara
skematik dapat dilihat pada Gambar 3.10.
UM Jember Page 42
Secara konseptual rubrik memiliki tiga macam bentuk, yaitu (a) Rubrik
deskriptif; (b) Rubrik holistik; dan (c) Rubrik skala persepsi. Di dalam pembela-
jaran sering menggunakan rubrik deskriptif dan rubrik holistic, sedangkan rubric
skala persepsi lebih banyak digunakan untuk melakukan penelitian atau survei.
3.2.4 Bentuk Penilaian
Sebagaimana disebutkan pada bagian terdahulu, bentuk penilaian yang
digunakan oleh seorang dosen harus disesuaikan dengan isi atau materi dari
matakuliah yang diajarkan. Terdapat beberapa bentuk penilaian yang dapat
digunakan oleh seorang dosen. Secara umum, terdapat 2 (dua) bentuk penilaian
yaitu tes dan rubrik. Contoh bentuk penilaian tes dan rubrik dapt dilihat pada
Lampiran 2.
UM Jember Page 43
BAB 4
UM Jember Page 44
2. Perumusan Capaian Pembelajaran (learning outcomes):
Dalam SN-DIKTI capaian pembelajaran lulusan adalah perwujudan Standar
Kompetensi Lulusan yang terdiri dari unsur sikap, ketrampilan umum,
ketrampilan khusus, dan pengetahuan. Rumusan unsur sikap dan
ketrampilan umum yang merupakan bagian dari capaian pembela-jaran telah
dirumuskan dalam SN-DIKTI sebagai standar minimal yang harus dimiliki
oleh setiap lulusan sesuai jenis dan jenjang program pendidikannya.
Sedangkan unsur ketrampilan khusus dan pengetahuan yang merupakan
rumusan kemampuan minimal lulusan suatu program studi tertentu, wajib
disusun oleh forum program studi yang sejenis atau diinisiasi dan diusulkan
oleh suatu program studi. Hasil rumusan CP dari forum atau prodi dikirim
ke Belmawa DIKTI, dan setelah diverifikasi oleh tim pakar, hasil akhir
rumusan CP bersama rumusan CP prodi yang lain akan dimuat dalam laman
DIKTI untuk masa sanggah dalam waktu tertentu sebelum ditetapkan
sebagai standar kompetensi lulusan (SKL) oleh Dirjen BELMAWA.
UM Jember Page 45
Cara menulis Capaian pembelajaran khususnya berkenaan dengan
keterampilan khusus dan pengetahuan sebagai capaian pembelajaran
dirumuskan berdasarkan panduan gambar berikut.
UM Jember Page 46
kajian apa saja (keluasan) yang perlu dipelajari dan seberapa dalam
tingkat (kedalaman) penguasaan yang diperlukan ?” .
Bahan kajian dapat diambil (bersumber) dari bidang ilmu penyusun program
studi. Gambar berikut umumnya dipergunakan untuk membantu membuat
peta (mapping) bahan kajian terhadap CP.
UM Jember Page 47
mahasiswa dan harus disampaikan oleh seorang dosen. Matakuliah
selanjutnya menjadi unsur penting yang menjadi satuan terkecil transaksi
belajar (satuan kredit, atau modul) mahasiswa yang dilayani oleh institusi
pendidikan untuk diukur ketercapaiannya. Pola penentuan matakuliah dapat
dilakukan dengan mengelompokkan bahan kajian yang setara, kemudian
memberikan nama pada kelompok bahan kajian tersebut. Sehingga,
penentuan nama matakuliah menjadi sangat penting untuk menyesuaikan
dengan penamaan yang lazim dalam program studi sejenis baik yang ada di
Indonesia ataupun di Negara lain.
Hal penting yang harus dilakukan dalam menentukan bahan kajian
dan konsep matakuliah adalah pelibatan seluruh dosen prodi.
Kemungkinan yang terjadi adalah perubahan bahan kajian dan konsep
matakuliah sebagai akibat perubahan paradigma ilmu dan
pembelajaran pada suatu prodi.
Langkah berikutnya adalah menentukan besar beban matakuliah. Penentuan
beban matakuliah dilakukan dengan menganalisis secara simultan beberapa
variabel, yaitu (a) tingkat kemampuan yang ingin dicapai; (b) tingkat
keluasan dan kedalaman bahan kajian yang dipelajari ; (c) cara/strategi
pembelajaran yang akan diterapkan; (d) posisi/letak semester suatu mata
kuliah atau suatu kegiatan pembelajaran dilakukan; dan (e) perbandingan
terhadap keseluruhan beban studi di satu semester yang menunjukkan peran/
besarnya sumbangan suatu mata kuliah dalam mencapai kompetensi lulusan.
Titik berat penentuan terletak pada keluasan dan kedalaman bahan atau
materi kajian yang mendasari dibentunya konsep matakuliah. Keluasan
adalah banyaknya ilmu yang menjadi kajian dalam suatu mata kuliah.
Sedangkan kedalaman adalah tingkat penguasaan dan kemampuan yang
harus dituntut dalam menempuh matakuliah tertentu.
UM Jember Page 48
yang direpresentasikan dalam sks. Struktur kurikulum mencakup matakuliah
wajib nasional, institusional (universitas dan Persyarikatan), fakultas, dan
program studi.
5. Untuk mengimplementasikan kurikulum tersebut, setiap matakuliah harus
dilengkapi dengan rencana pembelajaran sebagai acuan bagi dosen dalam
menyelenggarakan pembelajaran atau RP atau silabus. Rencana
Pembelajaran memuat paling tidak memuat identitas matakuliah, CP
matakuliah, dan kompetensi akhir yang diharapkan.
UM Jember Page 49
2. Rektor menginstruksikan kepada Dekan untuk melakukan peninjauan
kembali terhadap kurikulum di peogram studi di lingkungan masing-
masing.
3. Dekan membentuk Tim Kelompok Kerja (Pokja) Pengembangan dan
Penyusunan Kurikulum Program Studi yang terdiri dari Ketua Program
Studi dan dosen.
4. Tim Pokja Kurkulum melakukan tracer study dan analisis SWOT dengan
melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) untuk
mendapatkan informasi fakta potensi dan proyeksi yang dimiliki oleh
program studi.
5. Tim Pokja merumuskan dan menyusun Profil Lulusan, Capaian
Pembelajaran (learning outcomes), bahan kajian, mata kuliah, dan struktur
kurkulum berdasarkan hasil tracer study dan analisis SWOT diselaraskan
dengan KBK dan KKNI dalam bentuk draf atau rancangan kurikulum.
(Proses atau tahap ini harus melibatkan semua dosen dan dilakukan Monev
oleh LP3)
6. Tim Pokja menyerahkan draf kurikulum untuk dilakukan telaah akhir dan
penyempurnaan oleh Program Studi termasuk pemberian kode
matakuliah.
7. Ketua Program Studi menyerahkan draf akhir kurikulum kepada Wakil
Rektor Bidang Akademik melalui Dekan untuk dilakukan telaah akhir.
8. Wakil Rektor mengajukan draf akhir kurikulum yang telah ditelaah kepada
Rektor.
9. Rektor mengesahkan draf kurikulum sebagai kurikulum program studi.
UM Jember Page 50
Bagan Alir Penyusunan Dan Penetapan Kurikulum Program Studi
Di Universitas Muhammadiyah Jember
Rektor
(SK Kurikulum)
Selesai
UM Jember Page 51
BAB 5
Sampul Depan
Halaman Pengesahan
Daftar Isi
Kata Pengantar
Bab 1 : Profil Program Studi
1.1 Sejarah Program Studi
1.2 Struktur Organisasi
Bab 2 : Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Program Studi
Bab 3 : Profil Lulusan dan Capaian Pembelajaran Program Studi
(Progtam Learning Outcomes/PLO)
3.1 Rumusan Capaian Pembelajaran
3.1.1 Sikap (SNPT)
3.1.2 Keterampilan
3.1.2.1 Umum (SNPT)
3.1.2.2 Khusus (Prodi)
3.1.3 Pengetahuan (Prodi)
3.2 Kaitan Profil dan Capaian Pembelajaran Program Studi
Bab 4 : Bahan Kajian dan Matakuliah
4.1 Penentuan Bahan Kajian
4.2 Penentuan Matakuliah
Bab 5 : Struktur Kurikulum dan Sebaran Matakuliah
5.1 Struktur Kurikulum
5.2 Sebaran Matakuliah
UM Jember Page 52
Bab 6 : Metode Pembelajaran dan Penilaian
6.1 Metode Pembelajaran
6.2 Penilaian Pembelajaran
Bab 7 : Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
7.1 Tenaga Pendidik
7.2 Tenaga Kependidikan
Bab 8 : Sarana dan Prasarana Pembelajaran
8.1 Sarana
8.2 Prasarana
Bab 9 : Mekanisme Pelaksanaan Kurikulum Dan Penjaminan
Mutu Pembelajaran
Lampiran
UM Jember Page 53
Contoh Format Dokumen Akademik Kurikulum.
BAB I
PROFIL PROGRAM STUDI
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN PROGRAM STUDI
UM Jember Page 54
2.2 Visi, Misi, dan Tujuan Fakultas . . . . .
BAB III
PROFIL LULUSAN DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI
1. (profil 1)
2.(Profil 2)
3.(Profil 3)
4. dst.
UM Jember Page 55
3.2 Capaian Pembelajaran Program Studi (Program Learning Outcomes) atau Standar Kompetensi Lulusan
CAPAIAN CAPAIAN
PROFIL ASPEK CAPAIAN NO. RUMUSAN NO. NO.
PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN PENCIRI UM JEMBER
LULUSAN ATAU KOMPETENSI Kode GENERIK KKNI Kode Kode
SNPT PRODI
SIKAP dan TATA 1. a. S1
NILAI 2. b. S2
3. c. S3
4. d. S4
ke-n dst dst
PENGETA HUAN
WEWENANG dan
TANGGUNG
JAWAB
UM Jember Page 56
3.3. Rangkuman Capaian Pembelajaran Program Studi (Program Learning Outcomes/PLO)
Tabel Rangkuman Capaian Pembelajaran Program Studi
ASPEK CAPAIAN PEMBELAJARAN NO.
RUMUSAN CAPAIAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI (PLO)
(KOMPETENSI) KODE
S1
S2
S3
S4
S5
SIKAP
S6
S7
S8
S9
S10
K1
K2
KETERAMPILAN
...
K(n)
P1
P2
PENGETAHUAN
...
P(n)
WT1
WEWENANG DAN TANGGUNG WT2
JAWAB ...
WT(n)
UM Jember Page 57
3.4 Rangkuman Hubungan antara Profil dan Capaian Pembelajaran
Tabel Matriks Rangkuman Hubugan antara Profil dan Capaian Pembelajaran
W(n)
K(n)
STUDI
S(n)
P(n)
K10
S10
W1
W2
K1
K2
K3
K4
K5
K6
K7
K8
K9
S2
S3
S4
S5
S6
S7
S8
S9
P1
P2
P3
P4
S1
1
2
3
4
UM Jember Page 58
3.5 Pemilihan Bahan Kajian dan Pemetaan Mata Kuliah
Tabel Bahan Kajian Program Studi
NO. NO.
BAHAN KAJIAN BAHAN KAJIAN
KODE KODE
Matriks Hubugan antara Rumusan Capaian Pembelajaran (CP) dan Bahan Kajian
BAHAN KAJIAN
NO. RUMUSAN A B C D
ASPEK
KODE CP
B1 B2 C1 C2 C3 C4 C5 D1 D2 D3
UM Jember Page 59
Matriks Penyelerasan Capaian Pembelajaran Program Studi dan Matakuliah
Konsep Mata Kuliah
No Capaian Pembelajaran Program Studi
MK 1 MK 2 MK 3 _____ MK-n
S1
S2
...
S-n
KU1
KU2
...
KU-n
KK1
KK2
...
KK-n
P1
P2
...
P-n
KT1
KT2
...
KT-n
UM Jember Page 60
3.6 Penetapan Kode, Nama dan SKS Matakuliah
Matriks Penetapan Kode, Nama, dan SKS Matakuliah
No Kode Nama Matakuliah Keluasa Kedalaman Beban Sks
n
1 MJU. 001 Pendidikan Agama (Al-Islam I) 2
2 MJU. 002 Pendidikan Agama Kristen 2
3 MJU. 003 Pendidikan Agama Katolik 2
4 MJU. 004 Pendidikan Agama Hindu 2
5 MJU. 005 Pendidikan Agama Buddha 2
6 MJU. 006 Pendidikan Agama Kong Hu Cu 2
7 MJU. 007 Pancasila 2
8 MJU. 008 Pendidikan Kewarganegaraan 2
9 MJU. 009 Bahasa Indonesia 2
10 MJU. 010 Ibadah, Akhlak, Muamalah 2
11 MJU. 011 Kemuhammadiyahan 2
12 MJU. 012 Islam dan Pengetahuan 2
13 MJU. 013 Kuliah Kerja Nyata (KKN) 4
14 MJU. 014 Tugas akhir 4
15 MJU. 015 Skripsi 4
16 MJU. 016 Tesis 6
JUMLAH TOTAL MINIMAL 30
UM Jember Page 61
BAB IV
STRUKTUR KURIKULUM DAN SEBARAN MATAKULIAH
UM Jember Page 62
4.2 Sebaran Matakuliah
JUMLAH JUMLAH
KODE SEMESTER III SKS JS KODE SEMSTER IV SKS JS
JUMLAH JUMLAH
KODE SEMESTER V SKS JS KODE SEMSTER VI SKS JS
JUMLAH JUMLAH
KODE SEMESTER VII SKS JS KODE SEMSTER VIII SKS JS
JUMLAH JUMLAH
UM Jember Page 63
BAB V
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KURIKULUM
UM Jember Page 64
BAB 6
RANCANGAN PEMBELAJARAN
UM Jember Page 65
6.3 Manfaat Rancangan Pembelajaran
Rancangan pembelajaran memberi beberapa manfaat terutama sebagai
akuntabilitas dari sebuah program pembelajaran. Secara khusus, rancangan
pembelajaran memberi manfaat kepada pengelola program atau administrator,
pengajar atau perancang pembelajaran, dan pembelajar. Bagi pengelola
pembelajaran, rancangan pembelajaran sebagai bukti tentang proses belajar yang
terencana, efektif dan efisien. Bagi pengajar dan perancang pembelajaran,
rancangan pembelajaran menjadi bukti bahwa program yang dirancangnya
memuaskan. Indikator terbaik adalah pencapaian semua tujuan program oleh
pembelajar dalam batas waktu yang tepat, dan keberhasilan mendapatkan
pengalaman belajar yang menyenangkan dan memuaskan. Sedangkan bagi
pembelajar, rancangan pembelajaran memudahkan pembelajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan.
UM Jember Page 66
Model Desain Pembelajaran Dick & Carey
Revisi
Pembelajaran
Melakukan
Analisis
Instrukdional/
Pembelajaran
Identifikasi Mendisain
Tingkah Laku & dan
Karakteristik Penilaian
Siswa Sumatif
UM Jember Page 67
Model Rancangan Dick & Carey (2015) tersebut adalah acuan dosen dalam
merancang pembelajaran. Tentunya, dosen dapat melakukan modifikasi dan adaptasi
terhadap bagian-bagian tertentu disesuaikan dengan paradigma dan kebutuhan pembelajaran
yang berlaku saat ini. Salah satu contoh adalah penggunanan istilah tes pada rancangan
tersebut dan menggantinya dengan istilah assessment. Secara prinsip, rancangan
pembelajaran terdiri dari 5 (lima) tahapan pengembangan yang diawali dengan analysis,
design, development, implementation, and evaluation atau lazim dinamakan model ADDIE
(Reiser & Mollenda, 1990).
Secara praktis rancangan pembelajaran yang dikembangkan oleh dosen terdiri dari
beberapa komponen berikut ini:
1. Analisis Instruksional berupa identifikasi CP dan KAD yang dapat berupa model
hirarkikal, prosedural, pengelompokan (cluster), atau kombinasi.
2. Rencana Pembelajaran Semester
3. Instrumen Penilaian (assessment)
4. Kontrak Perkuliahan
Contoh format rancangan pembelajaran dimaksud dapat dilihat pada Lampiran 3.
UM Jember Page 68
BAB 7
PENUTUP
UM Jember Page 69
DAFTAR PUSTAKA
Dick, W., Carey, L., & Carey, J. O. (2001). The Systematic Design of Instruction
(5 ed.). New York: Longman
Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 tahun 2015
tetang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
UM Jember Page 70
Lampiran 1. Mata Kuliah Wajib dan Penciri Kurikulum UM Jember
1 UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS Pendidikan Agama (dapat diintegrasikan pada 2
UU No. 12 Tahun 2012 tetang Pendidikan Tinggi m.k wajib PP atau PKM)
Bahasa Indonesia 2
(3) Kemuhammadiyahan 2
UM Jember Page 71
3 (Sesuai ketentuan pada masing-masing prodi) KKN, PPL/MAGANG, DLL
Bahasa Indonesia 2
Total 12 –2 = 10
UM Jember Page 72
MATA KULIAH WAJIB PADA KURIKULUM MAGISTER
NO MK Wajib Nasional, Persyarikatan, Institusi Mata Kuliah sks
1 Pedoman PP Muhammadiyah No. 02/PED/I.0/B/2012 Kemuhamamdiyahan 2
Pengembangan Kepribadian Muhammadiyah (Persyarikatan)
atau PKM
Total 2
Catatan:
Program studi strata 1 wajib memasukkan minimal 4 mata kuliah PKM (8 sks).
Program studi diploma 3 wajib memasukkan minimal 3 mata kuliah PKM (6 sks) yaitu mk PKM (1), (2), dan
(3).
Program studi magister wajib memasukkan minimal 1 mata kuliah PKM (2 sks) yaitu mk PKM (4)
UM Jember Page 73
Lampiran 2.
PENILAIAN PEMBELAJARAN
A. Penilaian Tes
Keterangan:
Kognitif Psikomotor Afektif
1 : Mengingat 1 : Menerima 1 : Mengamati
2 : Memahami 2 : Merespon 2 : Mereplikasi/Model
3 : Menerapkan 3 : Menerima 3 : Mengkoreksi
4 : Menganalisis 4 : Mengorganisasi 4 : Mengartikulasi
5 : Mengevaluasi 5 : Menginternalisasi 5 : Menaturalisasi
6 : Mengkreasi
Jember, ..................................
Dosen Pengampu,
(Nama)
................................................
NIDN
UM Jember Page 74
B. Penilaian Rubrik
Jember, ..................................
Dosen Pengampu,
(Nama)
................................................
NIDN
Jember, ..................................
Dosen Pengampu,
(Nama)
................................................
NIDN
UM Jember Page 75
B2. Rubrik Holistik
Jember, ..................................
Dosen Pengampu,
(Nama)
................................................
NIDN
PENILAIAN RANCANGAN
No Kemampuan Akhir Bobot Kriteria/Indikator Keterangan
1 Menjelaskan konsep 10 % Ketepatan konsep Hard skill
2 Menganalisis konsep 20 % Kedaaman analisis Hard skill
3 Mengembangkan desain 40 % Ketepatan dan Hard skill
kekuatan desain
4 Menyampaikan ide 10 % Organisasai, isi, Soft skill
dengan menarik gaya
5 Sikap ilmiah 10 % Kejujuran ilmiah Soft skill
dan kedisiplinan
6 Kreatifitas mahasiswa 10 % Kreatif dan Soft skill
inovatif
Jember, ..................................
Dosen Pengampu,
(Nama)
................................................
NIDN
UM Jember Page 76
Lampiran 3.
RENCANA PEMBELAJARAN
(SILABUS)
A. IDENTITAS MATAKULIAH
Program Studi
Nama Matakuliah (MK) Direvisi:
Kode/Bobot MK
Semester
MK Prasyarat (jika ada)
Pengampu 1. ...........................
2. ............................
UM Jember Page 77
C. ANALISIS INSTRUKSIONAL (contoh)
(4) Menjelaskan dan (5) Menjelaskan dan (6) Menjelaskan dan (7) Menjelaskan dan
mengklasifikasikan menganalisis respirasi mendeskripsikan asimilasi membedakan
enzim nitrogen dan sulfur lipid
Sistem Perkuliahan
a. Pendekatan : ...........................
b. Model : ...........................
c. Metode/Strategi : ...........................
Media Pembelajaran :
UM Jember Page 79
E. Contoh Format RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
Kemampuan Penilaian
Materi Bentuk dan
Minggu Akhir yang Alokasi Kriteria Capaian
Pembelajaran Metode Referensi
Ke- Direncanakan Waktu (Indikator) Bentuk Kriteria Bobot
(Materi Pokok) Pembelajaran
(KAD)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Membedakan Molekul organik Ceramah dan 2 x 50 ‘ 1.1 Menjelaskan Tertulis: Ketepatan 2% 3 dan 4
molekul- dalam tumbuhan diskusi pengertian objektif menjelaskan
molekul 1. Pengertian molekul-molekul dan tentang
organik dalam molekul organik (C2) uraian molekul
tumbuhan organik 1.2 Menjelaskan organik
2. Protein macam-macam pada
3. Asam molekul-molekul tumbuhan
nukleat organik pada
4. Karbohidrat tumbuhan (C2)
5. Lipid 1.3 Membedakan
6. Porfirin karbohidrat,
7. Asam-asam lipid, porfirin,
organik dan asam-asam
organik (C2)
Ke- n
Jember, ..................................
Dosen Pengampu,
(nama)
.................................................
NIDN.
UM Jember Page 80
Lampiran 3.
RENCANA PEMBELAJARAN
(SILABUS)
A. IDENTITAS MATAKULIAH
Program Studi
Nama Matakuliah (MK) Direvisi:
Kode/Bobot MK
Semester
MK Prasyarat (jika ada)
Pengampu 1. ...........................
2. ............................
UM Jember Page 77
C. ANALISIS INSTRUKSIONAL (contoh)
Mata Kuliah : Fisiologi Tumbuhan
(4) Menjelaskan (5) Menjelaskan dan (6) Menjelaskan dan (7) Menjelaskan dan
dan menganalisis mendeskripsikan membedakan
mengklasifikasi respirasi asimilasi nitrogen dan lipid
kan enzim sulfur
UM Jember Page 78
D. KOMPETENSI AKHIR YANG DIRENCANAKAN (KAD)
Capaian :
Pembelajaran MK
Kompetensi Akhir No.
Rumusan KAD
yang Diharapkan KAD
Sistem Perkuliahan
a. Pendekatan : ...........................
b. Model : ...........................
c. Metode/Strategi : ...........................
Media Pembelajaran :
UM Jember Page 79
E. Contoh Format RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
Materi Penilaian
Bentuk dan
Minggu Pembelajaran Alokasi Kriteria Capaian
Sub- CP MK Metode Referensi
Ke- (Pokok Waktu (Indikator) Bentuk Kriteria Bobot
Pembelajaran
Bahasan)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Membedakan Molekul organik Ceramah dan 2 x 50 ‘ 1.1 Menjelaskan Tertulis: Ketepatan 2% 3 dan 4
molekul- dalam tumbuhan diskusi pengertian objektif menjelaskan
molekul 1. Pengertian molekul-molekul dan tentang
organik dalam molekul organik (C2) uraian molekul
tumbuhan organik 1.2 Menjelaskan organik
2. Protein macam-macam pada
3. Asam molekul-molekul tumbuhan
nukleat organik pada
4. Karbohidrat tumbuhan (C2)
5. Lipid 1.3 Membedakan
6. Porfirin karbohidrat,
7. Asam-asam lipid, porfirin,
organik dan asam-asam
organik (C2)
Ke- n
Jember, ..................................
Dosen Pengampu,
(nama)
.................................................
NIDN.
UM Jember Page 80
Lamiran 4. Format Kontrak Perkuliahan
KONTRAK PERKULIAHAN
A. IDENTITAS MATAKULIAH
Nama Matakuliah (MK)
Kode
Semester/sks
MK Prasyarat (jika ada)
Pengampu 1. ...........................
2. ............................
(Nama)
(Nama)
.......................................
NIDN. ........................................
NIDN.
Mahasiswa (ketua kelas),
(Nama)
.........................................
NIM.
UM Jember Page 81
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Program Studi :
Matakuliah/Kode Mk :
Semester :
Topik Bahasan/Perkuliahan :
Alokasi Waktu : ...... menit (...... x pertemuan)
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
C. INDIKATOR KOMPETENSI
1. .....................
2. .....................
3. dst.....
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. .....................
2. .....................
3. dst.....
E. MATERI PEMBELAJARAN
F. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan :
2. Model :
3. Metode :
G. SKENARIO/LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
TAHAP/ KEGIATAN RESPONS MHS BANTUAN/
WAKTU BELAJAR DAN TARGET PERAN DOSEN
Kegiatan Awal
(..... menit)
Kegiatan Inti
(....menit)
I. PENILAIAN
1. Metode/Teknik:
2. Bentuk :
3. Instrumen :
Jember, ..........................
Ketua Program Studi, Dosen Pengampu,
(nama) (Nama)
........................................... ........................................
NIDN NIDN
Catatan:
Bahan ajar (Handout, diktat, buku, dsb), LKM, instrumen penilaian dan kunci
jawaban dilampirkan.
TUGAS TERSTRUKTUR
Nama Matakuliah :
Semester : Bobot :
Tugas ke : Minggu ke :
Tanggal Dibagikan : Tanggal di- :
kumpulkan
B. INDIKATOR CAPAIAN
1. .....................
2. .....................
3. ....................
C. URAIAN TUGAS
1. Obyek garapan
2. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan
3. Deskripsi luaran yang dihasilkan/dikerjakan
D. METODOLOGI/CARA MENGERJAKAN
F. JADWAL PELAKSANAAN
Jember, ..........................
Dosen Pengampu,
(Nama)
........................................
NIDN.
PERATURAN REKTOR
Nomor: ...../PRN/II.3.AU/F/2016
TENTANG
Bismillahirrahmanirrahim,
REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
Pasal 1
Dengan berlakunya kurikulum baru di Universitas Muhmmadiyah Jember, maka berakibat pada
perubahan kode mata kuliah yang terdiri atas mata kuliah wajib nasional, mata kuliah wajib
institusi, mata kuliah fakultas, dan mata kuliah program studi.
Pasal 2
Perubahan kode mata kuliah wajib nasional, mata kuliah wajib institusi, mata kuliah fakultas, dan
mata kuliah program studi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 berlaku mulai tahun akademik
2016/2017.
Pasal 3
Kode mata kuliah wajib nasional, mata kuliah wajib institusi, mata kuliah fakultas, dan mata kuliah
program studi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 digunakan sebagai dasar dalam penyusunan
kurikulum.
Pasal 4
Penulisan kode mata kuliah mengikuti kaidah sebagai berikut:
a. Kode mata kuliah ditulis menggunakan huruk kapital atau blok.
b.Kode untuk semua mata kuliah wajib nasional dan wajib institusi adalah sama pada
suatu program studi.
c. Kode mata kuliah diawali dengan kode institusi diikuti kode mata kuliah fakultas (jika
ada) atau kode mata kuliah program studi, garis datar (-) dan nomor urut mata kuliah.
Pasal 4
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa apabila di kemudian hari
terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Jember
Pada tanggal : 09 Jumadil Akhir 1438
08 Maret 2017
Rektor,
4 Teknik TEK
5 Ekonomi EKO
6 KIP KIP
8 Psikologi PSI
Contoh:
SEMESTER 8
No Kode Mata Kuliah Nama Mata Kuliah sks
1 MJU.IND-045 Kritik Sastra 2
MJU.KIP-001 PPL
2 4
MJU.60-001
3 MJU-09 KKN 4
Total sks 10
Keterangan:
a) Kode mata kuliah ditulis menggunakan huruf kapital atau balok.
b)Kode untuk semua mata kuliah adalah sama pada suatu program studi.
c) Kode mata kuliah diawali dengan kode institusi diikuti kode mata kuliah fakultas (jika
ada), kode mata kuliah program, garis datar (-) dan nomor urut mata kuliah.
d)MJU juga digunakan sebagai kode mata kuliah institusi atau yang berlaku di
Universitas Muhamamdiyah Jember.
Ditetapkan di : Jember
Pada tanggal : 19 Jumadal Ula 1437
08 Maret 2017
Rektor,
PERATURAN REKTOR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
NOMOR ....TAHUN 2017
TENTANG
Bismillahirrahmanirrahim
Rektor Universitas Muhammadiyah Jember
Pasal 1
Pasal 2
(1) Sikap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 merupakan perilaku benar dan
berbudaya sebagai hasil dari internalisasi dan aktualisasi nilai dan norma yang
tercermin dalam kehidupan spiritual dan sosial melalui proses pembelajaran,
pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat
yang terkait pembelajaran.
(2) Sikap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dinyatakan dalam rumusan
pembelajaran dan selanjutnya dijabarkan dalam bentuk nama mata kuliah
(3) Mata kuliah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) disebut mata kuliah wajib
umum.
(4) Mata kuliah wajib umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3)
dikelompokkan menjadi mata kuliah wajib nasional dan mata kuliah wajib institusi.
Pasal 3
Nama mata kuliah wajib nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4) terdiri
atas:
1. Pendidikan Agama atau keimanan dan kemanusian 2 sks
2. Pancasila 2 sks
3. Pendidikan Kewargaanegaraan 2 sks
4. Bahasa Indonesia 2 sks
Pasal 4
Nama mata kuliah wajib institusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4) terdiri
atas:
Pasal 5
Penyelenggaraan mata kuliah wajib umum dapat dilakukan secara bersama di tingkat
fakultas atau di tingkat universitas dengan minimal satu kelas dengan kapasitas
mahasiswa yang mengikuti perkuliahan sebanyak maksimal 60 orang
Pasal 6
Mata kuliah tingkat universitas dikoordinir langsung oleh Unit Pengelola Mata Kuliah
Universiter disingkat UPMU sebagai penanggung jawab mata kuliah yang ditetapkan
Surat Keputusan Rektor
Pasal 7
Peraturan ini berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Jember
Pada tanggal : 1 Dzulhijah 1437
11 September 2016
Rektor,
Tembusan:
1. Dirjen Dikti Kemenristekdikti RI di Jakarta;
2. Majelis Dikti PP Muhammadiyah di Yogyakarta;
3. Koordinator Kopertis Wilayah VII di Surabaya;
4. Para Dekan/Direktur di lingkungan UM Jember;
5. Para Pimpinan Unit di lingungan UM Jember;
6. Arsip.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
JL. Karimata No. 49 Jember 68121 Telp. 0331-336728 Fax. 0331-337957
Website: www.unmuhjember.ac.id - Email: kantorpusat@unmuhjember.ac.id
PERATURAN REKTOR
Nomor: ...../KEP/II.3.AU/D/2016
Tentang
Bismillahirrahmanirrahim
Rektor Universitas Muhammadiyah Jember
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Peraturan Rektor tentang Penyusunan dan Penetapan
Kurikulum Pendidikan Tinggi Universitas Muhammadiyah
Jember 2016.
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
Kurikulum terdiri dari rencana dan pengaturan mengenai capaian pembelajaran lulusan,
bahan kajian, proses, dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelnggaraan
program studi
Pasal 4
Capaian pemebelajaran yag dimaksud pada Pasal 3 adalah standar kompetensi lulusan
yang berkualitas yang mencakup kecerdasan intelektual, akhlak mulia, dan keterampilan
dalam tingkat dan kapasitas masing-masing .
Pasal 5
Bahan kajian yang dimaksud pada Pasal 3 adalah materi pembelajaran yang disusun
berdasarkan capaian pembelajaran masing-masing program studi dan ditetapkan melalui
standar isi dalam Permenristekdikti Nomor 44 tahun 2015.
Pasal 6
Proses yang dimaksud pada pasal 3 adalah seluruh kegiatan dan pengalaman
pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik dalam rangka mengembangkan capaian
pembelajaran.
Pasal 7
Penilaian yang dimaksud pada Pasal 3 terdiri atas penilaian proses dan hasil belajar yang
bertujuan untuk mengukur pemenuhan capaian pemebelajaran peserta didik.
Pasal 8
Pasal 9
Kurikulum setiap program studi harus ditetapkan dan disahkan oleh Rektor sesuai
prosedur yang ditentukan sebelum diberlakukan atau diterapkan.
Pasal 10
Peraturan ini berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Jember
Pada tanggal : 19 Jumadal Ula 1437
28 Maret 2016
Rektor,
Tembusan:
1. Majelis Dikti PP Muhammadiyah di Yogyakarta;
2. Koordinator Kopertis Wilayah VII di Surabaya;
3. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur di Surabaya;
4. Ketua Badan Pembina Harian;
5. Para Dekan/Direktur di lingkungan UM Jember;
6. Para Pimpinan Unit di lingungan UM Jember;
7. Arsip.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
JL. Karimata No. 49 Jember 68121 Telp. 0331-336728 Fax. 0331-337957
Website: www.unmuhjember.ac.id - Email: kantorpusat@unmuhjember.ac.id
PERATURAN REKTOR
Nomor: ...../KEP/II.3.AU/D/2017
Tentang
Bismillahirrahmanirrahim
Rektor Universitas Muhammadiyah Jember
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
: Peraturan Rektor tentang Tahapan Pengembangan dan
Penyusunan Kurikulum Program Studi di Universitas
Muhammadiyah Jember tahun 2016;
Pasal 1
Kurikulum terdiri dari rencana dan pengaturan mengenai capaian pembelajaran lulusan,
bahan kajian, proses, dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelnggaraan
program studi
Pasal 2
Kurikulum disusun oleh Tim Kelompok Kerja Pengembangan dan Penyusun Kurikulum
Prodi yang dibentuk oleh Dekan berdasarkan Surat Keputusan Dekan.
Pasal 3
Tim Kelompok Kerja terdiri dari kelompok dosen yang memiliki keahlian dalam bidang
pengembangan Kurikulum atas usulan Ketua Program Studi.
Pasal 4
(1). Tim Kelompok Kerja melakukan seluruh tahapan pengembangan dan penyusunan
Kurikulum Program Studi
(2). Dalam mengembangkan dan menyusun Kurikulum, Tim Kelompok Kerja wajib
melibatkan dosen-dosen tetap pada program studi
Pasal 5
Draf kurilkulum hasil pengembangan dan penyusunan oleh Tim Pokja diserahkan kepada
Ketua Program Studi.
Pasal 6
Draf kurikulum yang telah difinalisasi oleh Ketua Program Studi diserahkan kepada Dekan
untuk di lanjutkan kepada Wakil Rektor I.
Pasal 7
Wakil Rektor I bersama dengan LP3 melakukan telaah dan rekomendasi terhadap draf
kurikulum program studi.
Pasal 8
(1). Apabila hasil telaah oleh Wakil Rektor I menyatakan bahwa draf kurikulum sudah
memadai, Rektor mengesahkan draf kurikulum sebagai kurikulum prodi
(2). Apabila hasil telaah oleh Wakil Rektor I menyatakan bahwa draf kurikulum belum
memadai maka akan dikembalikan kepada Dekan bersangkutan untuk dilakukan
perbaikan.
(3). Hasil perbaikan draf kurikulum disampaikan kepada Wakil Rektor I untuk ditelaah
ulang.
Pasal 9
Peraturan ini berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Jember
Pada tanggal : 19 Jumadal Ula 1437
28 Maret 2016
Rektor,
Tembusan:
1. Majelis Dikti PP Muhammadiyah di Yogyakarta;
2. Koordinator Kopertis Wilayah VII di Surabaya;
3. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur di Surabaya;
4. Ketua Badan Pembina Harian;
5. Para Dekan/Direktur di lingkungan UM Jember;
6. Para Pimpinan Unit di lingungan UM Jember;
7. Arsip.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
JL. Karimata No. 49 Jember 68121 Telp. 0331-336728 Fax. 0331-337957
Website: www.unmuhjember.ac.id - Email: kantorpusat@unmuhjember.ac.id
PERATURAN REKTOR
Nomor: ...../PRN/II.3.AU/F/2016
TENTANG
Bismillahirrahmanirrahim,
REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
Pasal 1
Dengan berlakunya kurikulum baru di Universitas Muhmmadiyah Jember, maka berakibat pada
perubahan kode mata kuliah yang terdiri atas mata kuliah wajib nasional, mata kuliah wajib
institusi, mata kuliah fakultas, dan mata kuliah program studi.
Pasal 2
Perubahan kode mata kuliah wajib nasional, mata kuliah wajib institusi, mata kuliah fakultas, dan
mata kuliah program studi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 berlaku mulai tahun akademik
2016/2017.
Pasal 3
Kode mata kuliah wajib nasional, mata kuliah wajib institusi, mata kuliah fakultas, dan mata kuliah
program studi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 digunakan sebagai dasar dalam penyusunan
kurikulum.
Pasal 4
Penulisan kode mata kuliah mengikuti kaidah sebagai berikut:
a. Kode mata kuliah ditulis menggunakan huruk kapital atau blok.
b.Kode untuk semua mata kuliah wajib nasional dan wajib institusi adalah sama pada
suatu program studi.
c. Kode mata kuliah diawali dengan kode institusi diikuti kode mata kuliah fakultas (jika
ada) atau kode mata kuliah program studi, garis datar (-) dan nomor urut mata kuliah.
Pasal 4
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa apabila di kemudian hari
terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Jember
Pada tanggal : 09 Jumadil Akhir 1438
08 Maret 2017
Rektor,
4 Teknik TEK
5 Ekonomi EKO
6 KIP KIP
9 Psikologi PSI
Contoh:
SEMESTER 8
No Kode Mata Kuliah Nama Mata Kuliah sks
1 MJU.IND-045 Kritik Sastra 2
MJU.KIP-001 PPL
2 4
MJU.60-001
3 MJU-09 KKN 4
Total sks 10
Keterangan:
a) Kode mata kuliah ditulis menggunakan huruf kapital atau balok.
b) Kode untuk semua mata kuliah adalah sama pada suatu program studi.
c) Kode mata kuliah diawali dengan kode institusi diikuti kode mata kuliah fakultas
(jika ada), kode mata kuliah program, garis datar (-) dan nomor urut mata kuliah.
d) MJU juga digunakan sebagai kode mata kuliah institusi atau yang berlaku di
Universitas Muhamamdiyah Jember.
Ditetapkan di : Jember
Pada tanggal : 19 Jumadal Ula 1437
08 Maret 2017
Rektor,