Вы находитесь на странице: 1из 11

FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT TUMBUH DAN

BERKEMBANGNYA BADAN USAHA MILIK DESA DI DESA PEMATANG


TEBIH KECAMATAN UJUNG BATU KABUPATEN ROKAN HULU
TAHUN 2014-2015
Oleh :
Welli Indra Mayu
Pembimbing : Adlin, S,sos. M.si

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik


Universitas Riau
Kampus Bina Widya,H.R. Soebrantas Street Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293
Telp/Fax. 0761-63277

Abstrak
This research was conducted with the aim to determine the factors that hinder
the growth and development of village-owned enterprises in Causeway Village tebih
Ujung Batu District of Rokan Hulu years 2014-2015 were reviewed based on growth
indicators Owned tebih Desa Mandiri years 2014-2015. The main problem in this study
is not the development of village-owned enterprises tebih Mandiri while village-owned
enterprises tebih Mandiri has the potential of natural resources that can be developed to
increase revenue and economic growth Village. The theory used in this research is the
theory of village-owned enterprises, and the factors that hinder the growth and
development of village-owned enterprises. This research uses descriptive analysis
method using a qualitative approach. This study using purposive sampling and snowball
sampling that interview with the informant as the object information that aims to
achieve the goal. Data collection techniques used in this study was observational, a note
of Field, documentation and interviews with informants research.
Village-owned enterprises, hereinafter referred to BUMDes is an institution or
agency The village economy is formed and owned by the village government,
professionally managed with capital wholly or largely a village separated wealth.
Village-owned enterprises tebih Mandiri is one of the village -owned enterprises which
are in Sub Ujung Batu Rokan Hulu standing on date 10 November 2013. Owned Desa
Mandiri tebih until now only engaged in the financial business, namely savings and
loans, while the village-owned enterprises tebih Mandiri has sufficient resource
potential support for development. As for the factors that hinder the growth and
development of village-owned enterprises tebih Mandiri include (a) Lack of knowledge
of administrators in understanding the meaning of leadership, managerial and
governance of village-owned enterprises with the lack of experience of a director in
entrepreneurship weeks to manage a business organization, (b) not relations research
agreement with any party because the village-owned enterprises is only running one
business unit, (c) Owned Rural tebih Self is not born out of the spirit of emancipation
local, (d) the absence of tradition berdesa strong due to a lack of solidarity, cooperation
and mutual cooperation between the villagers and (e) does not get full support from the
Village supra.
Keyword :The village government, village-owned enterprises, an inhibiting factor.

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 1


PENDAHULUAN Berdasarkan Peraturan Bupati
Rokan Hulu Nomor 8 Tahun 2007
1.1 Latar Belakang tentang pembentukan Badan Usaha
Badan Usaha Milik Desa Milik Desa dan Peraturan Nomor 18
(BUMDes) adalah usaha Desa yang Tahun 2009 tentang petunjuk
dibentuk atau didirikan oleh Pemerintah pelaksanaan Badan Usaha Milik Desa
Desa yang kepemilikan modal dan (BUMDes), Badan Usaha Milik Desa
pengelolaannya dilakukan oleh dibentuk berdasarkan hasil keputusan
Pemerintah Desa dan masyarakat musyawarah Desa dan ditetapkan dalam
(Permendagri Nomor 39 Tahun 2010). Peraturan Desa bermaksud dan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah bertujuan sebagai usaha Desa guna
Nomor 72 Tahun 2005 dan Permendagri mendorong atau penampung seluruh
Nomor 39 Tahun 2010, permodalan kegiatan peningkatan pendapatan
Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) masyarakat, baik yang berkembang
dapat berasal dari Pemerintah Desa dari menurut adat istiadat budaya setempat
kekayaan desa yang dipisahkan, maupun kegiatan perekonomian yang
Penyertaan modal dari masyarakat, diserahkan untuk dikelola oleh
tabungan atau simpanan masyarakat, masyarakat Desa.
Bantuan Pemerintah, Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Jenis kegiatan Badah Usaha
atau Kota, dan dana tugas pembantuan, Milik Desa berbentuk usaha yang
Pinjaman dari pinjaman lembaga berada diluar kewenangan Pemerintah
keuangan atau Pemerintahan Daerah, atau Pemerintah Daerah. Seperti halnya
Penyertaan modal pihak lain atau kerja Badan Usaha Milik Desa dapat bergerak
sama bagi hasil atas dasar saling dibidang Bidang jasa, bidang
menguntungkan, misalnya dari pihak penyaluran sembako, bidang
swasta atau masyarakat.1 perdagangan hasil pertanian, bidang
industri kecil dan bidang-bidang usaha
Khusus untuk sumber modal lain yang memungkinkan.2
dari pinjaman dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Badan Usaha Milik Desa Tebih
Pasal 80 mengatur sebagai Badan Usaha Mandiri merupakan salah satu Badan
Milik Desa dapat melakukan pinjaman Usaha Desa yang berada di Kecamatan
sesuai dengan peraturan perundang Ujung Batu yang mana musyawarah
undangan, Pinjaman dilakukan setelah pembentukannya dilaksanakan pada
mendapat persetujuan Badan tanggal 18 Maret 2013 di aula kantor
Permusyawaratan Desa. Sementara itu Desa Pematang Tebih. Adapun Badan
Permendagri Nomor 39 Tahun 2010 Usaha Milik Desa (BUMDes) Tebih
Pasal 16 menyebutkan bahwa modal Mandiri didirikan pada tanggal 10
Badan Usaha Milik Desa dapat berasal November 2013 dimana Badan Usaha
dari dana bergulir program Pemerintah Milik Desa Tebih Mandiri bergerak
dan Pemerintah Daerah yang diserahkan dibidang usaha simpan pinjam.
kepada Desa atau masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa Tebih
Pemerintah Desa. Mandiri adalah milik masyarakat Desa
Pematang Tebih yang dibentuk melalui
1
Sukasmanto, Rancangan bangun bisnis
2
dan pengelolaan Bum Des, Forum Peraturan Bupati Rokan Hulu Nomor 18
Pengembangan Pembaharuan Desa (FPPD), Tahun 2009 tentang petunjuk pelaksanaan
2014, Hlm 83. Badan Usaha Milik Desa, BAB II.

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 2


musyawarah Desa dan ditetapkan Desa, Badan Usaha Milik Desa Tebih
dengan keputusan kepala Desa yang Mandiri sampai saat sekarang hanya
tumbuh dari bawah dan berasaskan bergera dalam usaha simpan pinjam.
gotong royong dan kebersamaan. Di
Desa Pematang Tebih sampai saat ini Berdasarkan pemikiran diatas
Badan Usaha Milik Desa Tebih Mandiri penulis tertarik untuk melakukan kajian
hanya mempunyai satu unit usaha yaitu mengenai hambatan-hambatan tumbuh
Jasa Keuangan (simpan pinjam). dan berkembangnya Badan Usaha Milik
Sedangkan Desa Pematang Tebih Desa dalam suatu judul penelitian yaitu
merupakan salah satu Desa yang berada “Faktor-faktor yang menghambat
di Kecamatan Ujung Batu yang menjadi tumbuh dan berkembangnya Badan
bagian dari wilayah Kabupaten Rokan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa
Hulu yang secara Geomorfologi Desa Pemetang Tebih Kecamatan Ujung
Pematang Tebih merupakan wilayah Batu Kabupaten Rokan Hulu Tahun
dataran dan merupakan Daerah Ailran 2014-2015”.
Sungai (DAS), sungai yang terdapat di 1.2 Rumusan Masalah
Desa Pematang Tebih yakni Sungai Permasalahan yang ingin dilihat
Rokan. Di mana sungai ini dalam penelitian ini adalah :
dimanfaatkan masyarakat untuk tempat 1. Bagaimana kondisi
pemandian dan usaha pengalian pasir. Badan Usaha Milik Desa
Desa Pematang Tebih merupakan salah Tebih Mandiri?
satu Desa yang memiliki sumber daya 2. Faktor-faktor apa saja
alam yang cukup mendukung untuk yang menghambat
meningkatkan potensi perekonomian tumbuh dan
masyarakat dengan mengelolah sumber berkembangnya Badan
daya alam. Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik Tebih Pematang Tebih?
Mandiri memiliki beberapa potensi 1.3 Tujuan Penelitian
sumber daya alam yang dapat dikelolah Adapun Penelitian ini bertujuan
oleh Badan Usaha Milik Desa Tebih untuk:
Mandiri, ditambah lagi di Desa 1. Memahami dan
Pematang Tebih terdapa beberapa mengidentifikasi kondisi
perusahaan yang bisa membantu Badan Usaha Milik Desa
pertumbuhan Badan Usaha Milik Desa Tebih Mandiri.
Tebih Mandiri seperti, PT Syuhada, CV 2. Melihat faktor-faktor apa
Inayah, CV Zhy karya, PT Bina saja yang menjadi
pembangunan adi daya yang mana hambatan tubuh dan
Badan Usaha Milik Desa bisa berkembangnya Badan
melakukan kerjasama dengan Usaha Milik Desa
menyediakan alat transportasi, tetapi Pematang Tebih.
berdasarkan obeservasi dilapangan, 1.4 Manfaat penelitian
ditemukan bahwasanya di Desa Hasil Penelitian ini diharapkan
Pematang Tebih, Badan Usaha Milik dapat memberikan manfaat atau
Desa belum cukup memadai yang mana kegunaan sebagai berikut :
Badan Usaha Milik Desa belum mampu 1. Sebagai wawasan bagi
untuk melakukan kerjasama dalam hal penulis tentang kondisi
Pengembangan Badan Usaha Milik Badan Usaha Milik Desa
Desa sebagai basis ekonomi warga dan faktor-faktor yang

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 3


menghambat tumbuh dan Nomor 18 Tahun 2009 tentang petunjuk
berkembangnya Badan pelaksanaan Badan Usaha Milik Desa
Usaha Milik Desa Tebih (BUMDes). Berdasarkan Peraturan
Mandiri. Desa Pematang Tebih Nomor 12 Tahun
2. Sebagai bahan 2013 tentang pembentukan Badan
pengembangan Usaha Milik Desa Tebih Mandiri.
keilmuan, khususnya
dalam Jurusan Ilmu Menurut Tim Pusat Kajian
Pemerintahan FISIP UR. Dinamika Sistem Pembangunan
1.5 Tinjauan Pustaka Fakultas Ekonomi Universitas
1.5.1 Dasar Hukum Badan Usaha Brawijaya dalam bukunya yang
Milik Desa berjudul Buku Panduan Pendirian dan
Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menyatakan bahwa Badan
(BUMDes) adalah lembaga usaha Desa Usaha Milik Desa merupakan pilar
yang dikelola oleh masyarakat dan kegiatan ekonomi di Desa yang
Pemerintahan Desa dalam upaya berfungsi sebagai lembaga sosial (social
memperkuat perekonomian Desa dan institution) dan komersial (commercial
dibentuk berdasarkan kebutuhan dan institution).6
potensi Desa. Badan Usaha Milik Desa
menurut Undang-undang Nomor 32 Badan Usaha Milik Desa yang
Tahun 2004 tentang Pemerintahan pembentukannya diprakarsai sendiri
Daerah didirikan antara lain dalam oleh masyarakat Desa dan mendapat
rangka peningkatan Pendapatan Asli dukungan penuh dari pemerintah supra
Desa (PADes).3 Peraturan Pemerintah desa akan lebih berhasil
Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa pelembagaannya dibandingkan dengan
pasal 79 menyatakan Badan Usaha Badan Usaha Milik Desa yang dibentuk
Milik Desa adalah usaha Desa yang atau dipaksakan pembentukannya oleh
dikelola oleh Pemerintah Desa dalam pemerintah. Badan Usaha Milik Desa
meningkatkan pendapatan masyarakat bukanlah proyek Pemerintah di Desa
dan Desa sesuai kebutuhan dan potensi tetapi harus merupakan prakarsa dan
Desa.4 gerakan ekonomi Desa.

Peraturan Menteri dalam Negeri 1.5.2 Prinsip Pengelolaan Badan


Nomor 39 Tahun 2010 menyatakan Usaha Milik Desa.
Badan Usaha Milik Desa adalah usaha
Untuk mengelola Badan Usaha
Desa yang dibentuk atau didirikan oleh
Milik Desa, pengurus harus paham
Pemerintah Desa yang kepemilikan
prinsip-prinsip pengelolaannya dengan
modal dan pengelolaannya oleh
baik. Menurut buku panduan
Pemerintah Desa dan masyarakat.5
pembentukan dan pengelolaan BUM
Peraturan Bupati Rokan Hulu Nomor 8
Desa yang diterbitkan oleh PKDSP
Tahun 2007 tentang pembentukan
Universitas Brawijaya Tahun 2007,
Badan Usaha Milik Desa dan Peraturan
terdapat enam prinsip dalam mengelola
3
Badan Usaha Milik Desa yaitu
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah.
4 6
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun Departemen pendidikan nasional pusat
2005 tentang Desa. kajian dinamika system pembangunan (PKDSP)
5
Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor fakulta ekonomi Universita Brawijaya 2007, op
39 Tahun 2010 tentang BUMDes. cit, hal 3.

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 4


Kooperatif, Partisipatif, Emansipatif, Suharyanto Hastowiyono
Transparan, Akuntabel dan menjelaskan, dari semua persoalan
Sustainabel.7 dilingkup pengurus Badan Usaha Milik
Desa, yang paling serius adalah kualitas
1.5.6 Faktor-faktor yang dan kapasitas direktur. Ketokohan
menghambat Tumbuh dan seseorang yang membuatnya terpilih
Berkembangnya BUMDes sebagai direktur tidak serta merta
menjamin adanya kapasitas
Pengembangan Badan Usaha
kewirausahaan.
Milik Desa sebagai basis ekonomi
warga Desa sampai saat ini masih Ke Dua Skala dan Jangkauan
menghadapi banyak kendala Usaha, Badan Usaha Milik Desa yang
sebagaimana yang dijelaskan Sutoro menjalankan bisnis eksternal (produksi
Eko didalam bukunya Desa dan distribusi hasil pertanian keluar
8
membangun Indonesia antara lain : Desa) umumnya rentan dan gulung tikar
karena skala ekonomi yang kecil dan
Pertama Kepemimpinan,
kapasitas ekonomi yang terbatas.
manajerial dan tata kelola (KMT)
merupakan faktor dasar yang Ke Tiga Emansipasi Lokal,
menyokong kesehatan dan Badan Usaha Milik Desa yang tumbuh
keberlanjutan Badan Usaha Milik Desa. dari emansipasi lokal jauh lebih kuat
Jika kepemimpinan, manajerial dan tata dan berkelanjutan ketimbang Badan
kelola sangat buruk, maka Badan Usaha Usaha Milik Desa yang lahir karena
Milik Desa dengan sangat cepat akan imposisi pemerintah dari atas atau
mati suri. Studi Sahrul Aksa (2013) Badan Usaha Milik Desa yang lahir dari
antara lain menegaskan: Pemerintah Daerah. Badan Usaha Milik
Desa yang lahir karena imposisi
Di kalangan pengelola Badan
pemerintah dari atas umumnya berjalan
Usaha Milik Desa (direksi,
tidak mulus. Kesan pertama yang
komisaris, dan badan pengawas)
muncul dari masyarakat adalah bahwa
berlum terjadi relasi yang ideal
Badan Usaha Milik Desa adalah proyek
sebagai kondisi tumbuh-
pemerintah, seperti halnya proyek-
kembangnya Badan Usaha Milik
proyek lainnya yang masuk ke Desa,
Desa. Antara pengurus satu
sehingga legitimasi dan daya lekat
dengan yang lain masih ada
Badan Usaha Milik Desa sangat lemah.
kecurigaan karena tidak terjadi
komunikasi yang baik. Ke Empat Kerjasama, tidak
Demikian juga problem adanya kerjasama ataupun tidak
administrasi keuangan sering menjalin hubungan kerjasama yang baik
menjadi pemicu masalah, atara Badan Usaha Milik Desa akan
padahal bagi pendamping, menghambat pertumbuhan Badan
kekacauan administrasi Usaha Milik Desa.
keuangan adalah awal
kekacauan Badan Usaha Milik Suharyanto Hastowiyono dalam
Desa. buku Pelembagaan Badan Usaha Milik
Desa menjelaskan kerjasama antar
Badan Usaha Milik Desa dalam
pengadaan alat transportasi pengangkut
7
Ibid, hlm 13. sawit adalah salah satu contohnya.
8
Ibid, hal 262-264.

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 5


Mobil angkutan truk yang mahal 1.6 Kerangka Berfikir Penelitian
harganya tidak terbeli oleh salah satu
BUMDes, maka dijalin kerjasama
dengan BUMDes lain untuk patungan Potensi
membeli truk yang kemudian digunakan Desa
bersama-sama untuk mengangkut hasil Masyarakat
panen sawit warga kedua Desa
BUMDes
Ke Lima Tradisi Berdesa, tidak
adanya tradisi berdesa yang paralel
dengan kekayaan modal sosial dan 1.8 Metode Penelitian
modal politik, berpengaruh terhadap 1.8.1 Jenis Penelitian
daya tahan dan keberlanjutan Badan
Usaha Milik Desa. Seperti tidak adanya Adapun jenis penelitian ini
tradisi solidaritas, kerjasama, swadaya adalah penelitian kualitatif.
dan gotong royong akan menghambat Penelitian kualitatif dalam hal ini
tumbuh dan berkembangnya Badan adalah untuk mengidentifikasi
Usaha Milik Desa. lingkungan internal dan eksternal
Desa Pematang Tebih sehingga
Suharyanto Hastowiyono juga dapat menemukan faktor-faktor
menyebutkan tumbuh kembangnya yang menghambat tumbuh dan
Badan Usaha Milik Desa di Desa berkembangnya Badan Usaha Milik
ternyata dipengaruhi oleh tradisi Desa (Bum Des) Tebih Mandiri.
berdesa. Desa-desa yang sudah tua Lokasi penelitian ini terletak di
biasanya memiliki tradisi berdesa yang Desa Pematang Tebih Kecamatan
cukup kuat dibandingkan dengan Desa Ujung Batu Kabupaten Rokan Hulu
bentukan program transmigrasi yang Provinsi Riau. Penetapan informan
usianya baru beberapa tahun. dalam penelitian ini berdasarkan
anggapan bahwa informan dapat
Selain itu Suharyanto memberikan informasi yang
Hastowiyono dalam buku Pelembagaan diinginkan penelitian sesuai dengan
Badan Usaha Milik Desa menjelaskan permasalahan penelitian. Informan
Pengembangan Bandan Usaha Milik dalam penelitian ini antara lain
Desa sebagai basis ekonomi warga Desa pendamping Kecamatan, Kepala
sampai saat ini masih menghadapi Desa Pematang Tebih, Pengelola
banyak kendala antara lain ketidak Badan Usaha Milik Desa Tebih
pahaman warga akan Badan Usaha Mandiri, Badan Permusyawaratan
Milik Desa, pemilihan unit usaha yang Desa, Tokoh Masyarakat dan
tidak tepat, pembentukan kepengurusan, Pemuda Desa Pematang Tebih.
kelembagaan, pengelolaan, keterlibatan
para pemangku kepentingan Teknik pengumpulan data
(stakeholders), regulasi, dukungan Desa yang digunakan dalam penelitian ini
dan supra Desa.9 observasi, wawancara, catatan
lapangan dan dokumentasi. Teknik
tersebut digunakan peneliti
tujuannya agar data dapat
terkumpul. Dalam penelitian ini
9
Hastowiyono Suharyanto,Pelembagaan penulis menggunakan teknik analisa
Bum Des, Forum Pengembangan Pembaharuan data menurut Bogdan dan Biklen
Desa (FPPD), 2014, hlm 5.

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 6


Analisis Data Kualitatif adalah Ekonomi Perdesaan (PPLED), dari
upaya yang dilakukan dengan jalan Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu
bekerja dengan data, alokasi anggaran tahun 2007 dengan
mengorganisasikan data, memilah- dan awal sebesar Rp. 275.000.000 pada
milahnya menjadi satuan yang dapat saat ini per Desember 2013 telah
dikelola, mensintesiskannya, memberi pinjaman kepada 341 orang
mencarai dan menemukan pola, dari berbagai jenis usaha. Adapun
menemukan apa yang penting dan perkembangan dana per desember 2013
apa yang dipelajari, dan sebesar Rp. 2.335.500.000.
memutuskan apa yang dapat B. Perkembangan pinjaman dan
diceritakan kepada orang lain.10 pengembalian
PEMBAHASAN Sampai pada saat ini
3.1 Kondisi Badan Usaha Milk Desa perkembangan pinjaman Badan Usaha
Desa Pematang Tebih Milik Desa Tebih Mandiri cukup
Merupakan salah satu Desa Kabupaten menggembirakan. Dimana pada bulan
Rokan Hulu yang berada di Kecamatan Desember 2013 Badan Usaha Milik
Ujung Batu. Desa Pematang Tebih Desa (BUMDes) Tebih Mandiri telah
memiliki Badan Usaha Milik Desa menggulirkan dana sebersar Rp.
bernama BUMDes Tebih Mandiri yang 2.335.500.000 kepada 341 orang
mana Badan Usaha Milik Desa Tebih pemanfaat dari berbagi jenis usaha
Mandiri berdiri pada tanggal 10 dengan tingkat pengembalian mencapai
November 2013, Badan Usaha Milik 99,47%.
Desa Tebih Mandiri sampai saat ini
berjalan dalam usaha simpan pinjam. Dalam mengelola Badan Usaha
Salah satu tujuan didirikan Badan Milik Desa, pengelola Badan Usaha
Usaha Milik Desa Tebih Mandiri ini Milik Desa Tebih Mandiri menghadapi
bertujuan untuk mendorong beberapa kendala yang mana masih
perkembangan kegitan perekonomian banyaknya masyarakat yang nunggak
masyarakat Desa Pematang Tebih. dalam mengembalikan uang yang
3.1.1 Perkembangan kegiatan mereka pinjam di Badan Usaha Milik
Badan Usah Milik Desa Tebih Desa Tebih Mandiri. Untuk
Mandiri. menanggapi permasalahan tersebut,
A. Realisasi kegiatan Badan Usaha pengelola Badan Usah Milik Desa
Milik Desa berusaha memberi peringatan dengan
Badan Usaha Milik Desa Tebih mengirimkaan surat kepada pemanfaat
Mandiri Kecamatan Ujung Batu untuk dapat membayar kewajibannya
Kabupaten Rokan Hulu didirikan pada terhadap Badan Usaha Milik Desa agar
tanggal 10 November 2013 Badan Usaha Milik Desa bisa berjalan
berdasarkan keputusan kepala Desa sebagaimana mestinysa.
Pematang Tebih. Cikal bakal Badan
3.2 Faktor-faktor yang menghambat
Usaha Milik Desa (BUMDes) Tebih
tumbuh dan berkembangnya
Mandiri adalah Usaha Ekonomi Desa
Badan Usaha Milik Desa
Simpan Pinjam (UED-SP) Tebih
(BUMDes).
Mandiri yang merupakan Program
3.2.1 Kepemimpinan, Manajerial,
Pemberdayaan Desa (PPD) atau
Tata kelola dan Komisaris
Program Pengembangan Lembanga
(Pemerintah Desa)
10
Ibid, hal, 248.

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 7


Pemerintah Desa atau komisaris Kepemimpinan, manajerial dan
merupakan organ perseroan yang tata kelola Badan Usaha Milik Desa
bertugas melakukan pengawasan secara Tebih Mandiri tidak berjalan
umum atau khusus sesuai dengan sebagaimana mestinya disebabkan
anggaran dasar serta memberikan kurangnya kualitas dan kapasitas
nasehat kepada Direksi dan kepala unit pengetahuan yang dimiliki seorang
usaha dalam melaksanakan pengelolaan derektur dalam mengurus Badan Usaha
Badan Usaha Milik Desa dan Milik Desa, serta terbatasnya sumber
memberikan saran atau pendapat daya manusia yang ada dan
mengenai masalah yang dianggap pengetahuan pengurus dalam
penting bagi pengelolaan Badan Usaha memahami makna kepemimpinan,
Milik Desa. Dalam melaksanakan manajerial dan tata kelola disertai
kewajibannya, Komisaris mempunyai kurangnya menganut prinsip-prinsip
kewenangan untuk meminta penjelasan pengelolaan dan pengalaman dalam
dari pengurus mengenai segala pengelolaan Badan Usaha Milik Desa
persoalan yang menyangkut yang baik sehingga menyebabkan
pengelolaan Badan Usaha Milik Desa kurang berkembangnya Badan Usaha
dan melindungi Badan Usaha Milik Milik Desa Tebih Mandiri.
Desa terhadap hal-hal yang dapat 3.2.2 Kerjasama
merusak kelangsungan dan citra Badan Badan Usaha Milik Desa Tebih
Usaha Milik Desa. Badan Usaha Milik Mandiri belum mampu menjalin
Desa merupakan salah satu program hubungan kerjasama dengan pihak
Pemerintah Desa dalam melakukan manapun dikarenakan hanya
pemberdayaan masyarakat Desa, oleh menjalankan satu unit usaha yaitu usaha
karena itu Pemerintah Desa ataupun simpan pinjam. Badan Usaha Milik
komisaris bertanggung jawab untuk Desa Tebih Mandiri belum bisa
memberikan dukungan terhadap Badan mengembangkan usaha yang lain di
Usaha Milik Desa dalam karenakan minimnya modal yang
pengembangan ekonomi lokal atau dimiliki untuk membuat usaha-usaha
pemberdayaan masyarakat. yang lain sehingga menyebabkan usaha
Badan Usaha Milik Desa Tebih milik Desa Tebih Mandiri kurang
Mandiri bisa dikatakan tidak berkembang dengan pesat.
mendapatkan dukungan penuh dari 1.2.3 Skala dan jangkauan usaha
Pemerintah Desa dimana Pemerintah Badan Usaha Milik Desa Tebih
Desa tidak memberikan kewenagan Mandiri sampai saat sekarang ini hanya
terhadap Badan Usaha Milik Desa bergerak dalam usaha jasa keuangan
untuk mengembangkan usahanya dalam yaitu simpan pinjam. Badan Usaha
mengelolah lahan perkebunan Desa. Milik Desa Tebih Mandiri belum
Selain itu pengelola Badan Usaha Milik mampu memanfaatkan potensi Desa
Desa Tebih Mandiri tidak memiliki yang ada untuk mengembangkan Badan
inisiatif mengajukan permohonan Usaha Milik Desa dengan membuat
pengelolahan lahan perkebunan Desa usaha yang lain seperti menyediakan
untuk menggerakkan potensi ekonomi jasa transportasi dan perkebunan. Badan
lokal bagi peningkatan kesejahteraan Usaha Milik Desa Tebih Mandiri belum
sosial dan ekonomi masyarakat Desa bisa mengembangkan usahanya
dikarenakan keterbatasan kapasitas dikarenakan minimnya modal yang
sumber daya manusia yang dimiliki dimiliki oleh Badan Usaha Milik Desa.
oleh pengelolah.

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 8


3.2.4 Emansipasi Lokal dikarekan setiap pembangunan yang
Badan Usaha Milik Desa Tebih diselenggarakan di Desa Pematang
Mandiri dibentuk bukan berdasarkan Tebih dijadikan suatu proyek untuk
keinginan masyarakat Desa seutuhnya, mengambil keuntungan oleh para
padahal dalam pembentukan Badan penmangku kepentingan yang ada di
Usaha Milik Desa itu ada hak Desa Pematang Tebih. Tidak adanya
masyarakat yang harus diperhatikan tradisi berdesa di Desa Pematang Tebih
terhadap jenis usaha apa yang sesuai membuat sulitnya untuk memajukan
dengan keinginan dan kebutuhan Badan Usaha Milik Desa Tebih
masyarakat Desa itu sendiri sehingga Mandiri. Tradisi berdesa merupakan hal
emansipasi lokal dengan semangat yang bisa membuat suatu Badan Usaha
partisipasi dapat diwujudkan sesuai Milik Desa berkembang dengan baik.
dengan harapan masyarakat setempat. Karena dalam tradisi berdesa
Badan Usaha Milik Desa yang lahir dari kepercayaan warga Desa terhadap
emansipasi lokal ataupun kepemimpinan kepala Desa serta
pembentukannya yang dilakukan perangkat Desa dan Badan Usaha Milik
melalui musyawarah Desa akan Desa cukup tinggi. Kontrol masyarakat
mendapatkan dukungan penuh dari terhadap penyelenggaraan
masyarakat Desa sehingga Badan Usaha Pemerintahan, pembangunan dan
Milik Desa Tebih Mandiri bisa berjalan kemasyarakatan juga cukup kuat,
secara optimal dalam meningkatkan sehingga kepala Desa dan perangkat
perekonomian Desa dan masyarakat Desa serta pengelola Badan Usaha
Desa. Milik Desa lainnya menjunjung tinggi
3.2.5 Tradisi berdesa amanah tersebut.
Tradisi berdesa mampu 3.2.6 Dukungan supra Desa
memiliki kekuasaan dan Pematang Tebih
berpemerintahan, yang di dalamnya Pemerintah Pusat, Pemerintah
mengandung otoritas (kewenangan) dan Daerah, dan Pemerintah Desa wajib
akuntabilitas untuk mengatur dan mendorong perkembangan Badan
mengurus kepentingan masyarakat Usaha Milik Desa dengan memberikan
setempat. Ketika mandat dari rakyat hibah dan akses permodalan, melakukan
koheren dengan otoritas dan pendampingan teknis dan pemasaran
akuntabilitas, maka legitimasi dan dan memprioritaskan Badan Usaha
kepercayaan akan menguat. Sehingga Milik Desa dalam pengelolaan sumber
Desa mampu menjalankan fungsi daya alam di Desa.12 “Badan Usaha
proteksi dan distribusi pelayanan dasar Milik Desa Tebih Mandiri bisa dibilang
kepada masyarakat.11 tidak mendapatkan dukungan yang
Di Desa Pematang Tebih, tradisi penuh dari Pemerintah Pusat,
berdesa saat sekarang ini bisa dikatakan Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah
tidak adanya tradisi berdesa lagi, yang Desa. Dimana tidak maksimalnya
mana dapat dilihat di Desa Pematang bantuan yang diberikan oleh Pemerintah
Tebih tidak adanya lagi asas Kabupaten kepada Badan Usaha Milik
gotongroyong, kerjasama dan Desa Tebih Mandiri dalam hal proses
kekerabatan yang terjadi di Desa pemberian bantuan dana yang dilakukan
Pematang Tebih. Tradisi berdesa di secara bertahap membuat Badan Usaha
Desa Pematang Tebih menghilang Milik Desa Tebih Mandiri sulit

11 12
Ibid, hal 266. Ibid, hal 27.

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 9


berkembang dikarenakan minimnya 4.2 Saran
modal yang dimiliki oleh Badan Usaha
Milik Desa. 1. Badan Usaha Milik Desa Tebih
PENUTUP Mandiri sebaiknya dibentuk
4.1 Kesimpulan berdasarkan musyawarah Desa
Berdasarkan hasil pembahasan sebagai mana yang diatur dalam
yang dipaparkan pada bab sebelumnya peraturan yang ada, agar Badan
mengenai faktor-faktor yang Usaha Milik Desa Tebih Mandiri
menghambat tumbuh dan dikelolah oleh orang yang
berkembangnya Badan Usaha Milik profesional dan berpengalaman
Desa Tebih Mandiri dapat disimpulkan dalam wirausaha sehingga Badan
sebagai berikut: Usaha Milik Desa dapat berjalan
1. Badan Usaha Milik Desa Tebih dengan baik.
Mandiri belum dapat berjalan 2. Pemerintah Pusat maupun
secara optimal dikarenakan proses Pemerintah Daerah dan Pemerintah
pembentukan Badan Usaha Milik Desa seharusnya memberikan
Desa ini tidak berdasarkan aturan dukungan yang penuh terhadap
yang telah ditetapkan dan ditambah proses tumbuh dan berkembangnya
lagi dengan minimnya modal yang Badan Usaha Milik Desa Tebih
dimiliki oleh Badan Usaha Milik Mandiri dalam upaya membangun
Desa Tebih Mandiri. masyarakat Desa.
2. Faktor-faktor yang menghambat Daftar Pustaka
tumbuh dan berkembangnya Badan
Usaha Milik Desa Tebih Mandiri Anom, Surya, Putra, 2005, Dadan
meliputi (a) terbatasnya Usaha Milik Desa, Spirit Usaha
pengetahuan pengurus dalam Kolektif Desa, Kementrian
memahami makna kepemimpinan, Desa, Pembangunan Daerah
manajerial dan tata kelola Badan Tertinggal, dan Transmigrasi
Usaha Milik Desa disertai Republik Indonesia.
kurangnya pengalaman seorang
Ahmad Tanzeh, 2009, Pengantar
direktur dalam berwirausaha utuk
Metode Penelitian, Yogyakarta,
mengelola sebuah lembaga bisnis,
Teras.
(b) tidak terjalinnya hubungan
kerjasam dengan pihak manapun Abu achmadi dan Cholid Narbuko,
dikarenakan Badan Usaha Milik 2009, Metodologi Penelitian,
Desa ini hanya menjalankan satu Jakarta, PT Bumi Aksara.
unit usaha, (c) Badan Usaha Milik
Desa Tebih Mandiri tidak lahir dari Eko, Sutoro, Dkk, 2014, Desa
semangat emansipasi lokal, (d) Membangun Indonesi, Forum
tidak adanya tradisi berdesa yang Pengembangan Pembaharuan
kuat dikarenakan kurangnya Desa (FPPD).
solidaritas, kerjasama dan gotong
royong antar masyarakat Desa, (e) __________, 2013, bersama Tim FPPD,
Badan Usaha Milik Desa tidak Membangun BUMDes yang Mandiri,
mendapatkan dukungan yang penuh Kokoh dan Berkelanjutan.
dari supra Desa setempat. GBHN 1998, Ketetapan MPR RI 1998
beserta GBHN MPR RI 1998-
2003, Citra Umbara Bandung.

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 10


H.M Busrizalti, 2013, Hukum Pemda Peraturan Bupati Rokan Hulu Nomor 18
Otonomi Daerah dan Tahun 2009 tentang Pelaksanaan
Implikasinya, (Yogyakarta: Badan Usahaa Milik Desa.
Total Media).
Peraturan Desa Pematang Tebih Nomor
HAW. Widjaja, 2004, Otonomi desa 12 Tahun 2013 tentang
merupakan otonomi yang asli, pembentukan Badan Usaha
bulat dan utuh, (Jakarta, PT Raja Milik Desa.
Grafindo Persada).

Kurniawan, Borni, 2015, Desa Mandiri,


Desa Membangun, Kementrian
Desa, Pembangunan Daerah
tertinggal dan Transmigrasi
Republik Indonesia.
Lexy.J. Moleong, 2014, Metodologi
Penelitian Kualitatif, Bandung,
PT Remaja Rosdakarya.
Suharyanto, Hastowiyono, 2014,
Pelembagaan BUM Des, Forum
Pengembangan Pembaharuan
Desa (FPPD).
Sukasmanto, 2014, Rancangan bangun
bisnis dan pengelolaan Bum
Des, Forum Pengembangan
Pembaharuan Desa (FPPD).
Suharsimi Arikunto, 1997, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik, Jakarta, Rineka Cipta,
1997.

Peraturan Perundang Undangan :


Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun
2005 tentang Desa.
Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor
39 Tahun 2009 tentang Desa.
Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007
tentang Pedoman pembentukan
Badan Usaha Milik Desa.

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016 Page 11

Вам также может понравиться