Вы находитесь на странице: 1из 5

NAMA : AYU NOFSI PUTRI

NIM : 1605111647

KELAS : 8A FIS

TUGAS FISIKA KEBUMIAN LANJUT

1. Essay about the Cavendish Experiment

EKSPERIMEN CAVENDISH

Menurut Newton, dua bola simetris dengan massa Ma Mb menarik satu sama lain
𝐺𝑀𝑎 𝑀𝑏
dengan gay a dimana r adalah jarak dan G adalah konstanta gravitasi. Pengukuran gaya
𝑟2
gravitasi antara dua benda yang terukur harus cermat untuk mengurangi pengaruh yang dapat
mengganggu pengukuran gaya gravitasi tersebut. Pengukuran gravitasi pertama dilakukan
oleh Henry Cavendish pada tahun 1798. Dia menggunakan keseimbangan torsi untuk
mengukur kepadatan rata-rata bumi dimana nilai gravitasi akan mudah didapat. Kepadatan
rata-rata yang didapat adalah 5,48 kg/cm3.

Untuk menentukan gravitasi biasanya menggunakan berat benda. Misalnya, A adalah


𝐺𝑀𝐴 𝑀𝐵
apel dan B adalah bumi, maka berat apel adalah 𝑊𝐴𝐵 = = 𝑔𝑀𝐴 , dimana RB2 adalah
𝑅𝐵 2
jari-jari bumi dan g adalah percepatan gravitasi. Jika dapat mengukur MB maka akan dapat
menentukan G, begitu juga sebaliknya. Tidak dapat menggunakan cara perbandingan berat
pada keseimbangan. Satu-satunya jalan dengan mengganti bumi dengan benda yang lain yang
dapat diukur secara langsung dan untuk mengukur gaya berat AB yang diberikannya pada
benda uji A.
Untuk mengetahui kesulitan yang harus diatasi dalam pengukuran, yaitu dapat
memperkirakan rasio gaya antara bola timah dan benda uji yang kecil di permukaannya
dengan gaya gravitasi bumi pada benda uji. Jari- jari bumi adalah 6,371x108 cm dan nilai
kepadatan rata-rata bumi menggunakan nilai yang didapat oleh Cavendish.

Neraca torsi ditunjukkan pada Gambar 1. Terdiri dari a balok kuningan horizontal
pada ujung dua bola kuningan masing-masing massa m dipisahkan dengan jarak l antara
pusatnya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Balok digantung dari titik
keseimbangannya dengan kawat tungsten halus yang memungkinkan sinar untuk berputar
pada sumbu vertikal, mengacu pada torsi pemulihan yang proporsional dengan perpindahan
sudut θ, dari balok ke posisi setimbangnya. Ide dari percobaan ini adalah untuk mengukur
putaran sudut Δθ balok ketika dua bola timah yang massanya M, digeser dari posisi 1 ke
posisi 2. Jika jarak antara pusat masing-masing bola kuningan ke tengah bola timah disebut b.
Maka rumus putaran sudut adalah

2𝐺𝑀𝑚𝑙
∆𝜃 =
𝑏2 𝑘
Dimana k adalah konstanta torsi. Untuk mengukur konstanta torsi dapat digunakan rumus

𝑑2𝜃 𝑘 𝑑𝜃
= − 𝜃 − 𝛽
𝑑𝑡 2 𝐼 𝑑𝑡
Dimana I adalah momen inersia pendulum, dan β adalah koefisien redaman.
dimana

𝑘 𝛽2
𝜔=√ −
𝐼 4

Seseorang dapat menentukan perpindahan sudut yang disebabkan oleh pergeseran bola timah
dengan mengukur defleksi sudut Δφ = 2Δθ dari sinar laser yang dipantulkan cermin yang
dipasang pada balok pendulum torsi. Maka diperoleh G adalah

𝑏 2 𝑙 2𝜋 2
𝐺= ( ) ∆𝜃
8𝑀 𝑇
Hasil tidak bergantung pada nilai m. Pendulum ini digantung oleh kawat tungsten
yang rapuh dengan diameter 1/1000 inci. Kawat dan balok itu ada di dalam pipa tembaga
untuk melindungi dari arus udara dan kekuatan listrik dari simpangan ke keadaan statis.
Bahkan jendela untuk sinar laser ditutup dengan kawat halus dan kaca. Ini berguna untuk
menghindari mengambil perangkat yang terpisah dengan risiko melanggar kawat tungsten
dengan memberi nilai jarak antara bola kuningan, yaitu l = (11,75 ± 0,10) cm.

Untuk melakukan eksperimennya, atur laser sehingga pantulannya dari cermin ke balok
pendulum lalu ke meteran tongkat dipasang cukup jauh untuk memudahkan pengukuran
perpindahan sudut dengan menggeser bola timah. Pastikan pendulum torsi berayun bebas.
Jika tidak, putarlah dengan hati-hati di bagian atas pipa. (Lakukan dengan hati-hati agar tidak
mematahkan kawat tungsten yang terpasang ke penggulung yang diatas. Penggulung dapat
diputar untuk menaikkan atau menurunkan pendulum). Pendulum dapat mengarahkan dari
luar oleh gaya magnet yang diberikan bola-bola kuningan dari magnet. Untuk melakukan
percobaan harus hampir menghilangkan osilasi titik setimbangnya. Pusatkan platform yang
berputar sehingga kedua bola timah menyentuh, atau sedekat mungkin dengan pipa kuningan
sehingga bola berada pada posisi yang ditentukan.

2. Measure earth radius using the shadow of the sunset


1. Amati peristiwa tenggelamnya matahari dalam posisi tidur (mata sejajar dengan
permukaan bumi). Ketika matahari hilang dari pandangan, nyalakan stopwatch.
2. Segera berdiri, dengan posisi berdiri matahari masih kelihatan. Amati peristiwa
matahari tenggelam sambil berdiri. Ketika matahari hilang dari pandangan, matikan
stopwatch.
3. Catat waktu yang ditunjukkan pada stopwatch. Waktu ini dinamakan t.
Keterangan :

O = Pusat bumi

A = Posisi mata saat tidur

A’= Posisi mata saat berdiri

OB = OA = R = Jari-jari bumi

AA’= h = Tinggi mata pengamat dari tanah

B = Titik singgung garisa pandang pada permukaan bumi, sehingga sudut OBA’= 90º

Menggunkan trigonometri sederhana:

a. Segitiga OBA’ adalah segitiga siku-siku, maka berlaku persamaan


𝐴′𝐵 𝑑
𝑡𝑎𝑛𝜃 = =𝑅
𝑂𝐵
𝑑
𝑅 = 𝑡𝑎𝑛𝜃 (1)

b. d dapat dicari dengan rumus phytagoras


𝑑2 = (𝑅 + ℎ)2 − 𝑅 2
𝑑2 = 𝑅 2 + 2𝑅ℎ + ℎ2 − 𝑅 2 (2)

c. Karena nila h lebih kecil dari nilai R, maka h2 diabaikan persamaan 2 menjadi
𝑑2 = 2𝑅ℎ (3)

Perpaduan persamaan (1) dan (3) menghasilkan


2𝑅ℎ
𝑅 2 = 𝑡𝑎𝑛2 𝜃
2ℎ
𝑅 = 𝑡𝑎𝑛2 𝜃 (4)

d. Nilai 𝜃 dapat dicari sebagai berikut


Untuk melakukan satu putaran penuh (360º), matahari memerlukan waktu 24 jam
= 86400 sekon. Sudut yang ditempuh matahari dari titik M ke M’adalah 𝜃,
sedangkan waktu yang diperlukan untuk menempuh sudut 𝜃 adalah t. Jadi,
𝜃 𝑡
= 86400 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛 atau
360°
𝑡 𝑡
𝜃 = (86400 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛) 360° = 240

Вам также может понравиться