Вы находитесь на странице: 1из 17

Laporan Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman

Kelas : 02 (Senin/10.00-11.40)
Asisten : 1. Muyassir
2. Yoga Setiawan

HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
NAMA NIM
Sherina Riza Lianda 1705101050016
Saidatul Asyura Hasibuan 1705101050043
Rifa Narizky 1705101050080
Syarifah Nabila 1705101050086

LABORATORIUM ILMU GULMA


JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2019
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada budidaya tanaman umumnya, OPT merupakan salah satu kendala yang perlu
diperhatikan dan ditanggulangi. Perkembangan serangan OPT yang tidak dapat
dikendalikan, akan berdampak kepada timbulnya masalah-masalah lain yang bersifat sosial,
ekonomi, dan ekologi. Organisme pengganggu tanaman adalah semua organisme yang dapat
menyebabkan penurunan potensi hasil yang secara langsung karena menimbulkan kerusakan
fisik, gangguan fisiologi dan biokimia, atau kompetisi hara terhadap tanaman budidaya.
Organisme Pengganggu tanaman dikelompokan menjadi 3 kelompok utama yaitu Hama,
Penyakit, dan Gulma.
Tanaman tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tumbuhan mengalami
gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau jamur). Hewan dapat
disebut hama karena mereka mengganggu tanaman dengan memakannya. Belalang,
kumbang, ulat, wereng, tikus, walang sangit merupakan beberapa contoh binatang yang
sering menjadi hama tanaman.
Kehidupan mahluk di dunia ini selalu tergantung dari dunia tumbuhan secara
langsung maupun tidak langsung. Tumbuhan dapat memanfaatkan sumber energi matahari
dan mengolahnya bersama, zat-zat lainnya menjadi zat makanan yang sangat berguna untuk
mahluk hidup. Selain tumbuhan dapat menghasilkan bahan pangan bagi rnanusia dan
mahluk lainnya, juga melengkapi keperluan hidup kita dengan bahan sandang dan papan
serta bahan untuk keperluan hidup lainnya.
Secara tidak langsung tumbuhan berguna untuk mengatur tata air dalam tanah dan
mempertahankan kesuburan tanah terhadap bahaya erosi. Selain itu sebagai akibat proses
asimilasi maka tumbuhan dapat mengisi kekurangan atmosfir akan zat oksigen.
Dengan demikian dapat dipahami akan ketergantungan kehidupan kita akan tumbuhan.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan sudah makin terbatasnya areal yang dapat
dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman yang berguna, maka dunia kita menghadapi
berbagai kesulitan untuk memenuhi keperluan hidup dan memberi kesejahteraan penduduk
dunia.
Untuk memenuhi kebutuhan akan bahan pangan saja untuk penduduk dunia yang
berjumlah 3 milyar pada waktu sekarang kita telah mendapat kesulitan dan kita sudah dapat
membayangkan kesulitan yang akan kita hadapi pada tahun 2000 nanti dimana penduduk
dunia sudah meningkat lagi sampai sekitar 5 milyar jumlahnya sedang luas areal pertanian
makin terbatas. Keterbatasan ini di sebabkan karena antara lain, perluasan pemukiman dan
areal perindustrian, adanya hutan lindung, banyak tanah yang rusak karena salah pengelolaan
dan sebagainya. Dengan demikian peningkatan produksi pertanian diwaktu yang akan
datang diharapkan dari penambahan hasil per satuan luas dan per satuan waktu.
Berbagai usaha dibidang pertanian telah dilakukan secara simultan seperti
pemakaian jenis ungul, pengairan yang cukup, pengerjaan tanah serta pemeliharaan tanaman
yang memenuhi persyaratan dan pemberantasan hama penyakit tumbuhan.
Kesemua tindakan tersebut perlu mendapat perhatian yang sama. Karena jika tidak
demikian, maka segi yang kurang mendapat perhatian akan menjadi faktor pembatas
termasuk gangguan hama dan penyakit tumbuhan.

1.2. Tujuan Praktikum

Dapat mengetahui Hama dan Penyakit pada tanaman dan dapat membedakan
serangan Hama dan Penyakit pada tanaman.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hama
2.1.1. Hama secara umum
Hama adalah organisme perusak tanaman yang menyerang pada akar, batang, daun
atau bagian tanaman lainnya sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan sempurna atau
mati.Hama yang menyerang tumbuhan antara lain tikus, walang sangit, wereng, tungau, dan
ulat. “Yang dimaksud dengan hama ialah semua binatang yang mengganggu dan
merugikan bagi tanaman yang diusahakan manusia” (Pracaya, 1992).
Pada umumnya masih banyak petani yang belum tahu jelas mengenai perbedaan
hama dan penyakit, sehingga pada waktu akan memberantas hama keliru dengan
mengatakan bahwa itu penyakit. Akibatnya, obat yang digunakan bisa keliru, misalnya
memberantas ulat dengan fungisida (pestisida yang seharusnya digunakan untuk
pengendalian jamur). Untuk lebih jelasnya, dibawah ini kami terangkan perbedaan antara
binatang dan tumbuh-tumbuhan penggangu. Bakteri, jamur dan virus termasuk golongan
tumbuh-tumbuhan pengganggu. Sedangkan wereng, bekicot, tungau, kutu-kutu dan tikus
termasuk golongan binatang pengganggu (Masnur, 2018).

2.1.2. klasifikasi Hama


Scarabaeus sacer adalah spesies kumbang yang bersumber dari genus Scarabaeus
dan famili Scarabaeidae. Kumbang ini juga adalah anggota dari ordo Coleoptera, kelas
Insecta, filum Arthropoda, dan kingdom Animalia (Bisby, 2011).

Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Coleoptera
Family : Scarabaeidae
Genus : Scarabaeus
Species : Scarabaeus sacer
2.1.3. Habitat hama
Umumnya petani tidak dapat membedakan antara tanaman yang terserang hama dan
tanaman yang terserang penyakit. Secara biologi Penyakit tumbuhan adalah proses fisiologi
yang tidak normal dalam badan tumbuhan, yang dapat menyebabkan kerugian langsung pada
petani, karena dapat mengurangi kualitas dan kuantitas hasil. Penyakit yang menyerang
tanaman biasanya menimbulkan gejala-gejala atau ciri khas sehingga dapat memudahkan
untuk mengetahui penyakit yang menyerang tanaman. Penyakit tumbuhan salah satunya
dapat disebabkan oleh jamur. Jamur adalah suatu kelompok jasad hidup yang menyerupai
tumbuhan tingkat tinggi, sebab memiliki dinding sel, tidak bergerak, berkembang biak
dengan spora namun tidak memiliki klorofil, tumbuhnya berupa thallus (belum ada
defferensiasi menjadi akar, batang dan daun) serta tidak mempunyai sistem pembuluh seperti
pada tumbuhan tingkat tinggi. Agar terhindarnya tanaman dari penyakit yang disebabkan
oleh jamur, maka pengetahuan lebih lanjut tentang jamur harus dikembangkan untuk
mendapatkan pengendalian peyakit yang efektif dan ramah lingkungan dengan eksploitasi
agenshayati (Tjahjadi, 2008).

2.2. Penyakit
2.2.1. Penyakit secara umum
Penyakit tanaman adalah suatu keadaan yang menyimpang dari keadaan
normal, yang cukup jelas menimbulkan gejala yang dapat dilihat, menurunkan kualitas atau
nilai ekonomis,yang disebabkan akibat dari interaksi yang cukup lama. Tanaman sakit
adalah suatu keaadaan proses hidup tanaman yang menyimpang dari keadaan normal dan
menimbulkan kerusakan. Makna kerusakan tanaman adalah setiap perubahan pada tanaman
yang menyebabkan menurunya kuantitas dan kualitas hasil. Gangguan terhadap tanaman
yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur disebut penyakit. Tidak seperti hama,
penyakit tidak memakan tumbuhan, tetapi mereka merusak tumbuhan dengan mengganggu
proses– proses dalam tubuh tanaman sehingga mematikan tumbuhan. Oleh karena itu,
tanaman yang terserang penyakit, umumnya, bagian tubuhnya utuh. Akan tetapi, aktivitas
hidupnya terganggu dan dapat menyebabkan kematian (Rukmana, 1997).

2.2.2. Penyakit yang menyerang


Embun jelaga yang menyerang tanaman disebabkan oleh patogen Capnodium.
Patogen ini menyerang menimbulkan gejala pada permukaan daun terdapat lapisan berwarna
hitam. Pada daun-daun yang ada tanda hitam tersebut terdapat banyak semut hitam yang
berkumpul untuk memakan glukosa dari kotoran kutu. Karena adanya cendawan hitam yang
menutupi permukaan daun sehingga temperatur daun tinggi karena warna hitam menyerap
panas sehingga daun tersebut cepat layu dan gugur. Selain itu, cendawan tersebut juga akan
menggagu proses fotosintesis tanaman kopi. Penyebaran penyakit ini dapat dilakukan oleh
percikan air, terhembus oleh angin dan terbawa oleh serangga (Pracaya, 2007).
Tanaman yang sakit adalah tanaman yang tidak dapat melakukan aktifitasfisiologis
secara sempurna, yang akan mengakibatkan tidak sempurnanya produksi baik secara kualitas
maupun kuantitas. Secara umum penyakit tanamandiakibatkan oleh faktor biotik dan abiotik.
Faktor biotik adalah penyakit tanamanyang disebabkan oleh mikroorganisme (mahluk
hidup) yang antara lain berupa jamur, bakteri, virus, nematoda, MLO dan lain-lain.
Sedangkan faktor abiotik antara lain pengaruh dari suhu, kelembaban, defisiensi unsur hara
atau keracunanunsur hara (Mynature-faiq, 2010).

2.2.3. Bioekologi tanaman yang diserang


Penyakit yang terjadi pada tumbuhan dapat disebabkan oleh mikroorganime dari
berbagai jenis yang tidak bisa dilihat dengan menggunakan mata telanjang. Dampak dari
serangan penyakit berbeda-beda setiap jenis tumbuhan yang diserangnya. Mikroorganisme
yang menyebabkan terjadinya penyakit pada tumbuhan seperti jamur, bakteri, virus dan
nematoda. Nematoda termasuk filum hewan, didalamnya termasuk nematoda parasit
tanaman dan hewan, serta spesies nematoda yang hidup bebas. Nematoda parasit tanaman
merupakan parasit obligat, mengambil nutrisi hanya dari sitoplasma sel tanaman
hidup.Beberapa nematoda parasit tanaman adalah ektoparasit, hidup di luar inangnya
sehingga menyebabkan kerusakan berat pada akar dan dapat menjadi vektor virus yang
penting. Spesies lain, ada yang hidup di dalam akar, bersifat endoparasit migratori dan
sedentari. Nematoda dapat berperan sebagai hama dan juga sebagai penyakit, dikatakan
sebagai hama karena nematoda dapat menyerang tanaman dari permukaan tanah dan
digolongkan sebagai penyebab penyakit karena dapat masuk kedalam jaringan pembuluh
pada akar tanaman(Ismawati, 2010)

Patogen adalah sesuatu yang dapat menyebabkan penyakit. Patogen berasal dari
bahasa Yunani,Pathos yang berarti menderita dan genesis yang berarti asal. Umumnya istilah
patogen hanya dipakai untuk jasad yang dalamkeadaan sesuai dapat menimbulkan penyakit
pada jasad lain (Semangun, 1996).

Penyakit tanaman dapat didefinisikan sebagai penyimpangan sifat normal yang


menyebabkan tanaman tidak dapat melakukan kegiatan fisiologis seperti biasanya
(Martoredjo, 1989)
BAB III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum dilakukan di Laboratorium Ilmu Gulma, Fakultas pertanian Universitas
Syiah Kuala, yang dilaksanakan pada hari Senin, 15 April 2019. Pukul 10.00 WIB.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat :
1. Alat Tulis
2. Kamera
3. Mikroskop
3.2.2 Bahan :
1. Sampel tanaman berpenyakit
2. Hama yang menyerang tanaman.

3.3 Cara kerja

3.3.1 Hama
1. Didapatkan hama yang menyerang tanaman perkebunan atau budidaya pada lahan
maupun sawah.
2. Diabadikan dokumentasi mengenai hama pada saat pengambilan sampel hama
diambil.
3. Diidentifikasi jenis hama meliputi yang diserang pada tanaman, cara pengendalian,
dan perkembangan pada hama dan penyakit.
4. Digambarkan setiap hama yang didapatkan per kelompok pada buku gambar
laboratorium.

3.3.2 Penyakit
1. Dicari sampel tanaman yang terserang penyakit apa saja untuk dibawa ke
laboratorium.
2. Diamati penyakit dengan mikroskop Kemudian diambil sampel daun yang terkena
penyakit, lalu dikorek bagian yang terserang penyakit dan diletakkan diatas kaca
preparat.
3. Kemudian diamati dibawah mikroskop agar diketahui nematoda yang menyerang
tanaman.
4. Diabadikan dokumentasi penyakit yang menyerang tanaman pada saat pengambilan
sampel penyakit.
5. Diidentifikasi jenis penyakit yang menyerang tanaman meliputi yang diserang pada
tanaman, tanaman yang diserang, cara pengendalian, dan perkembangan penyakit.
6. Digambarkan penyakit yang menyerang tanaman pada buku gambar laboratorium.
BAB IV. HASIL PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

4.1.1. Hama

4.1.2. penyakit

4.2. Pembahasan
Kumbang bubuk menyerang tonggkol jagung dilahan menjelang panen, hingga
ketempat penyimpanan. Kumbang ini menyerang biji jagung dan menyebabkan biji
berlubang dan rusak. Hama ini memiliki banyak tanaman inang seperti padi, kacang tanah,
kedelai, kacang hijau dan sebagainya. Sebab,hama ini merupakan perusak buah jagung pasca
panen atau yang ada dalam penyimpanan.Apabila tidak ditangani secara cepat dan
tepat,maka jagung hasil panen yang kita simpan itu akan rusak,yang akhirnya kualitas
maupun kuantitasjagung yang tersimpan akan menurun. Hal ini yang tidak kita kehendaki.
Lantas,untuk mengetahui apakah jagung yang tersimpan itu diserang serangga
ini,sebenarnya cukup mudah.Lihat saja pada biji jagungnya.Jika pada butir jagung tersebut
ada lubang-lubang kecil (2-2,5 mm) dan ditekan, butiran jagung itu patah atau hancur,maka
itu pertanda bahwa jagung itu sudah diserangnya.
Keadaan mudah patah atau hancurnya jagung yang sudah disrang kumbang itu karena
butiran jagung sudah rapuh/kosong.Jika serangannya sudah kelewat parah dan wadah tempat
penyimpanannya digoyang,maka hama kumbang akan keluar dan bubuk jagung pun akan
beterbangan.
Adapun sosok kumbang bubuk jagung ini berwarna hitam kecokelatan, bentuk
silindris dengan panjang sekitar 2,5-8 mm,kelapa meruncing berbentuk moncong dan
antenanya bersiku berbentuk gada.Pada sayapnya terdapat empat bercak kemerah-
merahan.Kalau kumbang disentuh,maka ia akan diam saja dan melipatkan kaki,seolah-olah
mati.
S. zeamais Motsch, dikenal sebagai dengan maize weevil atau kumbang bubuk,
mengalami metamorfosis sempurna dan merupakan serangga yang bersifat polifag, selain
menyerang jagung, juga beras, gandum, kacang tanah, kacang kapri, kedelai, kelapa, dan
jambu mete. S. zeamais lebih menyukai jagung dan beras. Hama tersebut merusak biji
jagung dalam penyimpanan dan juga menyerang tongkol jagung di pertanaman. Kumbang
mempunyai spot lebih terang pada permukaan sayap . Kumbang meletakkan telur satu per
satu pada lubang gerekan, kemudian lubang ditutup kembali dengan zat seperti gelatin yang
berfungsi sebagai sumbat telur atau egg plug. Keperidian imago berkisar antara 300-400
butir telur; stadia telur kurang lebih 6 hari pada suhu 250 C. Telur menetas menjadi larva,
kemudian menggerek biji dan hidup dalam liang gerek yang semakin besar, sesuai dengan
perkembangan larvanya. Larva terdiri atas empat instar, dengan umur kurang lebih 20 hari
pada suhu 250 C dan kelembaban nisbi 70%. Pupa terbentuk di dalam biji dengan cara
membentuk ruang pupa dengan mengekskresikan cairan pada dinding liang gerek. Stadium
pupa berkisar antara 5-8 hari Imago yang terbentuk berada di dalam biji selama beberapa
hari sebelum membuat lubang keluar dengan mulut melalui perikarp. Siklus hidupnya
berkisar antara 30-45 hari pada kondisi suhu optimum 290 C, kadar air biji 14% dan
kelembaban nisbi 70%. Perkembangan populasi sangat cepat bila kadar air bahan pada saat
disimpan di atas 15%. Pada populasi yang tinggi, kumbang bubuk cenderung berpencar.
Imago dapat bertahan hidup cukup lama yaitu 3-5 bulan jika tersedia makanan dan sekitar
36 hari tanpa makan
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara pergiliran tanaman, menggunakan
varietas tahan, dan panen tepat waktu. Pencegahan dilakukan dengan menjaga agar tongkol
tetap tertutup kelobot hingga masa panen. Pemberian nutrisi dan pengairan yang cukup agar
tongkol tidak mudah busuk. Tongkol yang busuk mudah terinfeksi oleh kumbang ini.
Kemudian wadah penyimpanan jagung jangan ditaruh langsung pada lantai
gudang.Untuk itu,wadah penyimpanan jagung tersebut di taruh di atas di atas batu/batu
bata/bahan lainnya,karena yang penting tidak bersentuhan langsung dengan lantai gudang
penyimpanan.Juga wadah penyimpanan jagung harus bersih.Selain itu,jagung yang akan
disimpan harus benar-benar sudah tua dan kering,serta tidak ada tanda-tanda serangan hama
kumbang bubuk jagung.
Namun,jika jagung yang kita simpan itu sudah nampak adanya serangan hama
Sitopillus zeamays ,untuk mengatasinya bisa dilakukan dengan cara fumigasi,misalnya
dengan Methyl Bromide (CH3Br) atau pakai Phospine. Cara penggunaan dan dosis/ dan
aturan pakainya bisa dibaca pada label pembungkusnya serta harus diperhatikan dengan
seksama.Sebab,jika salah dalam penggunaannya,tidak saja hama yang kita berantas itu tidak
mati,tapi kita akan membuang-buang waktu,tenaga dan biaya,serta dapat membahayakan
pemakainya
Penyakit embun jelaga adalah salah satu penyakit yang paling sering ditemukan pada
usaha budidaya tanaman kopi. Selain pada tanaman kopi, penyakit yang disebabkan oleh
cendawan Root-down ini juga dapat menyerang beberapa tanaman perkebunan lainnya
seperti karet, kakao, dan cengkih. Pada tanaman kopi dan cengkih, embun jelaga menyerang
daun, sedangkan pada tanaman karet embun jelaga sering menginfeksi batang. penyakit
Embun jelaga ini disebabkan oleh kapang capnodium sp. sejenis jamur yang tumbuh pada
tanaman dan membentuk koloni berwarna hitam.
Pada umumnya, jamur root-down menyerang tanaman yang dikerumuni banyak kutu
dompolan atau kutu hijau. Kotoran dari kutu tersebut mengandung banyak glukosa dan
akhirnya menjadi makanan bagi pertumbuhan jamur Root-down. Koloni jamur root-down
yang terdapat pada daun bagian atas tumbuh menutupi permukaan daun dan mengganggu
proses fotosintesis pada tanaman.
Gejala penyakit embun jelaga pada tanaman kopi sangat mudah dikenali karena serangannya
langsung dapat diidentifikasi melalui penampakan luar tanaman. Berikut ini beberapa gejala
tersebut:
Pada permukaan daun terdapat lapisan berwarna hitam yang merupakan koloni jamur
root-down.Daun-daun tersebut biasanya terdapat banyak semut hitam yang berkumpul untuk
ikut memakan glukosa dari kotoran kutu dompolan dan kutu hijau.
Lapisan hitam membuat temperatur pada permukaan daun semakin tinggi pada siang hari
karena warna hitam termasuk warna yang menyerap panas. Karena temperatur daun tinggi
pada musim kemarau daun tersebut cepat layu dan gugur. Gejalanya bisa dilihat pada
permukaan daun yang berwarna hitam. tanaman yang terserang biasanya tidak langsung mati
melainkan akan terganggu proses fotosintesisnya, dan berakibat mengganggu produktifitas
tanaman jeruk pamelo madu atau tanaman lainya yang terserang.
Teknik Pengendalian Penyakit Embun Jelaga, Tidak seperti teknik pengendalian
penyakit jamur akar hitam dan jamur akar coklat yang tergolong rumit, teknik pengendalian
penyakit embun jelaga umumnya dilakukan dengan cara yang cukup mudah. Pengendalian
dapat dilakukan dengan mengurangi populasi kutu daun dan kutu dompolan melalui aplikasi
insektisida. Aplikasi insektisida juga dilakukan dengan tujuan agar popolasi semut hitam
menurun. Populasi semut hitam juga perlu dikurangi untuk meminimalkan jumlah spora
jamur root-down yang menyebar melalui perantara kaki semut.
Untuk menormalkan kembali fungsi daun yang terinfeksi jamur root-down, gunakan
air hangat dan lap untuk membersihkan lapisan daun yang berjelaga. Cara ini memang
sedikit melelahkan, namun akan sangat efektif jika dilakukan dengan teliti. Menghilangkan
lapisan hitam pada daun juga dapat dilakukan dengan aplikasi fungisida berbahan aktif
Mankozeb.
Cara mengatasinya cukup mudah, yaitu dengan cara menyemprot tanaman dengan
fungisida yang bekerja secara kontak atau sistemik pada semua permukaan tanaman.
Penyemprotan dilakukan 3 kali dengan interval satu minggu. Setelah penyemprotan ke 3
biasanya embun Jelaga akan mati, ditandai dengan munculnya tunas baru yang bersih tidak
terinfeksi embun jelaga yang berwarna hitam. Tapi perlu diingat juga, embun jelaga ini
biasanya di bawa oleh fektor utama yakni sejenis trips atau serangga kecil yang hinggap dari
tanaman yang terserang ke tanaman yang masih sehat, jadi perlu juga untuk membasmi
fektor pembawa bibit penyakit embun jelaga ini.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Kumbang bubuk menyerang biji jagung dan menyebabkan biji berlubang dan rusak.
2. Pengendalian hama kumbang bubuk yaitu dapat dilakukan dengan cara pergiliran
tanaman, menggunakan varietas tahan, dan panen tepat waktu.
3. Embun jelaga menyerang daun, sedangkan pada tanaman karet embun jelaga sering
menginfeksi batang.
4. Penyakit Embun jelaga ini disebabkan oleh kapang capnodium sp. sejenis jamur
yang tumbuh pada tanaman dan membentuk koloni berwarna hitam.
5. Cara mengatasinya embum jelaga yaitu dengan cara menyemprot tanaman dengan
fungisida yang bekerja secara kontak atau sistemik pada semua permukaan tanaman.
Penyemprotan dilakukan 3 kali dengan interval satu minggu.

5.1.Saran
Sebaiknya ketika praktikum sedang berlangsung praktikan mengamati secara
teliti dana benar agar dapat mengetahui gejala – gejala setiap hama dan penyakit
secara tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Bisby F.A., Roskov Y.R., Orrell T.M., Nicolson D., Paglinawan L.E., Bailly N., Kirk P.M.,
Bourgoin T., Baillargeon G., Ouvrard D. (Red.) (2011). "Species 2000 & ITIS
Catalogue Of Life: 2011 Annual Checklist.". Species 2000: Reading, UK. Diakses
Pada 24 September 2012.

Ir. Pracaya. 2007. Hama Dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya: Depok.

Ismawati, 2010. Siklus Hidup Nematoda. Penebar Swadaya: Jakarta

Martoredjo, T, 1989. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan Bagian Dari Perlindungan


Tanaman. Andi Offset, Yogyakarta.

Masnur Moh, 2018. Laporan Praktikum Lapang “Pengamatan Hama Dan Penyakit Tanaman
Padi (Oryza Sativa) Dan Mangga (Mangifera Indica) Di Areal Persawahan Balai
Benih Palur, Desa Sonobijo, Kec. Mojolaban, Kab. Sukoharjo, Surakarta”.
Https://Www.Slideshare.Net/Mohmasnur/Laporan-Praktikum-Lapang-
Pengamatan-Hama-Dan-Penyakit-Tanaman-Padi-Oryza-Sativa-Dan-Mangga-
Mangifera-Indica-Di-Areal-Persawahan-Balai-Benih-Palur-Desa-Sonobijo-Kec-
Mojolaban-Kab-Sukoharjo-Surakarta. Diakses Pada 30 April 2019 Pukul 23.01.

Mynature-Faiq. 2010. Pengenalan Penyakit Tanaman Pangan. Http://Mynature-


Faiq.Blogspot.Com/2010/07/Pengenalan-Penyakit-Tanaman-Pangan.Html.
Diakses 30-04-2019.

Pracaya. 2007. Hama Dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rukmana, Rahmat. 1997. Ubi Kayu Budidaya Dan Pasca Panen. Yogyakarta: Kanisius.

Semangun, H. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
LAMPIRAN
.

Вам также может понравиться