Вы находитесь на странице: 1из 10

LAPORAN HASIL PRAKTEK

DETEKSI DINI MASALAH GIZI MAKRO


( BADUTA KURANG ENERGI PROTEIN)

KELOMPOK 1

AGUSTINA YULIANA JAMSAREF (PO714231161003)


JUSNI (PO714231161019)
MARGA RETA DENDANG ( PO714231161027)
SRI WAHYUNI ( PO714231161037)
YULIANI MAULIDYA ( PO714231161040)

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

PRODI GIZI DAN DIETETIK

2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kurang Energi Protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan
oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari dan
gangguan penyakit tertentu. Anak disebut KEP apabila ditandai dengan BB/PB atau
BB/TB dengan ambang batas antara -2 SD s/d -3 SD dengan rujukan WHO, 2005.
Adapun gejala KEP ringan ditandai dengan sering terjadi pada anak pada masa
pertumbuhan walaupun pada dewasa juga dapat terjadi. Gejala klinis sering muncul
pada KEP ringan, diantaranya adalah pertumbuhan linear terganggu atau terhenti,
kenaikan berat badan berkurang atau terhenti, ukuran lingkar lengan atas (LILA)
menurun, dan narurasi tulang terhambat. Terkadang, nilai z skor indeks BB/TB juga
menunjukkan nilai yang normal atau menurun, tebal lipat kulit normal atau berkurang,
dan umumnya menderita anemia ringan. Selain itu, aktivitas dan perhatian berkurang
serta terkadang disertai dengan kelainan kulit dan rambut.
Keadaan patologi dapat menunjukkan perubahan nyata pada komposisi tubuh,
seperti lebih banyak mengandung cairan karena menghilangnya lemak, otot, dan
jaringan lain. Penderita KEP memiliki lebih banyak cairan ekstraselular sehingga
akan muncul gejala edema. Konsentrasi kalium tubuh menurun sehinggan
menimbulkan gangguan absobsi makanan dan sering mengalami diare. Pada jaringan
hati terdapat timbunan lemak sehingga hati terlihat membesar. Pankreas juga tampak
mengecil, akibat produksi enzim pankreas mengalami gangguan. Pada ginjal terjadi
atrofis sehingga terjadi perubahan fungsi ginjal seperti berkurangnya filtrasi. Pada
sistem endokrin, umumnya sekresi insulin rendah, hormon pertumbuhan menigkat,
TSH meningkat, terapi fungsi tiroid menurun.
Adapun KEP berat terdiri dari kwashiorkor, marasmus dan marasmik
kwashiorkor. Kwashiorkor adalah keadaan yang diakibatkan oleh kekurangan
makanan sumber protein yang parah. Sedangkan marasmus adalah keadaan yang
diakibatkan oleh kekurangan makanan sumbe energi yang parah. Kasus kwashiorkor
dan marasmus umumnya terjadi dilingkungan masyarakat dengan tingkat ekonomi
rendah.

B. TUJUAN
Melakukan deteksi dini kurang energi protein pada anak dibawah dua tahun
(BADUTA)
BAB II
METODE

C. BAHAN DAN ALAT


1. Mikrotoise
2. Timbangan digital
3. Pita ukur
4. Kuisioner

D. SASARAN DAN LOKASI


Sasaran praktek adalah anak baduta berusia 6 – 23 bulan yang mengalami KEP dan
berada pada masyarakat disekitar kampus atau domisili. Responden adalah ibu dari
anak.

E. PROSEDUR KERJA
1. Mahasiswa melakukan praktek secara kelompok di masyarakat sekitar kampus
atau tempat tinggal.
2. Mahasiswa meminta izin kepihak terkait dan orang tua.
3. Mahasiswa melakukan assesment gizi menggunakan formulir tertentu. Asupan
makanan dengan recall komsumsi 2 x 24 jam ( bukan hari libur, tidak berturut-
turut).
4. Mahasiswa menganalisis data, merumuskan masalah, penyebab dan solusi yang
perlu.
5. Mahasiswa memberi nasehat sesuai penyebab masalah.
6. Mahasiswa menyusun laporan sesuai format yang telah ditentukan
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
1. Identitas Subjek
a. Nama Anak : Azzahra Hafizah
b. Tanggal lahir : 23-03-2017 Umur Anak : 22 bulan
c. Nama Ibu : St. Sahria Umur Ibu : 26 tahun
d. Pendidikan Ibu : SMA
e. Pekerjaan Ibu :Ibu rumah tangga
f. Nama Ayah : Syamsuddin Umur Ayah : 28 tahun
g. Pendidikan Ayah : SMA
h. Pekerjan Ayah : Wiraswsta
i. Keluhan /penyakit : Flu dan demam Gejala terlihat : Lemas
j. Imunisasi : lengkap
k. Penimbangan di posyandu : Tidak
l. Alamat : Jl. Manuruki, Berua Raya
2. Data Antroprometri Dan Tanggal Pengukuran
 Tanggal pengukuran : 19-2-2019
 Berat Badan : 8,8 kg kg, Z-skore BB/U : -2,06
 Panjang Badan : 77,9 cm cm, Z-skore TB/U : -2,16
 Lingkar kepala : 47,5 cm cm, Z-skore BB/PB : -1,24
 Nilai IMT : 14,2 Z-skore IMT/U : -0,96

3. Kebutuhan Gizi Sehari Dan Cara Perhitungan


 Perhitungan kebutuhan
1. Energi : 102 x Median BB/U
102 x 11,1
= 1.132,2 kkal
10% 𝑥 1.132,2
2. Protein : = 28,305 𝑔𝑟𝑎𝑚
4
35% 𝑥 1.132,2
3. Lemak : = 44,02 𝑔𝑟𝑎𝑚
9
55% 𝑥 1.132,2
4. Karbohidrat : = 155,67 𝑔𝑟𝑎𝑚
4
4. Menu Makanan Dua Hari Hasil Recall
Menu Makanan
Waktu
Hari pertama Hari kedua
Susu SGM Nasi kuning
ASI Telur dadar
Pagi Mie goreng
Tempe
Susu SGM
Nasi Susu SGM
Ikan goreng Kerupuk Qtela
Siang
Kerupuk Teh gelas
Air putih
Nasi Susu SGM
Mie sedap kari Biskuit oreo
Malam
Air putih ASI
Susu SGM

5. Asupan Zat Gizi


 Energi : 732,89 kkal
 Protein : 22,37 gram
 Lemak : 30,61 gram
 Karbohidrat : 94,22 gram

6. Riwayat Gizi Dan Pola Makan Seminggu Terakhir


 Frekwensi makan dalam satu hari : 1 kali/ 2 kali/ 3 kali/ > 3 kali
 Frekwensi menyusui sehari : tak menyusu/1-3 kali/4-7 kali/ >7 kali
 Frekwensi minum susu sapi : > 1 kali sehari/sekali sehari/kadang/tidak
 Kebiasaan sarapan pagi : setiap hari/sering/kadang/tidak
 Susunan makanan sehari-hari : cukup/kurang (cukup :
makpo+lauk+sayur/buah)
 Kebiasaan makan sayuran : > 1 kali sehari/sekali sehari/kadang/tidak
 Kebiasaan makan buah : > 1 kali sehari/sekali sehari/kadang/tidak
 Frekwensi makan snack/jajanan sehari : 1 kali/ 2 kali/ >2 kali/jarang
 Mulai diberikan MP-ASI : sebelum/tepat/lebih dari 6 bulan
 Bentuk makanan yang diberikan : bubur/lembek/biasa
 Makanan yang disediakan : dihabiskan /tidak
 Kemandirian cara makan : sering makan sendiri/kadang disuapin/selalu
disuapin
 Bantuan makanan tambahan/vitamin sebulan terakhir : ada/tidak ada

7. Sanitasi Perumahan
 Bangunan rumah : permanen/setengah permanen/darurat
 Ventilasi udara : cukup/kurang
 Pencahayaan : listrik/lain
 Sumber air : air ledeng/sumur/umum/sungai
 Tempat buang air besar : WC sendiri /WC umum/cemplung/lainnya
 Saluran air kotor : selokan lancar/buntu menggenang
 Kepemilikan kulkas : ada/tidak ada
 Kebersihan dapur : bersih/kurang
 Kebersihan rumah : bersih/kurang
 Kebersihan halaman : bersih/kurang

8. Riawayat Penyakit
 Penyakit yang diderita sebelumnya sebulan terakhir : Flu dan demam
 Lamanya menderita penyakit tersebut : 4 hari
 Gejala penyakit dialami : batuk/panas/muntah/loyo/anoreksia/berak
encer/berakdarah
 Upaya penyembuhan yang dilakukan :berobat
sendiri/dukun/klinik/puskesmas/RS

9. Nasehat Yang Diberikan


1. Mengupayakan ibu member makan anak 3 kali sehari
2. Memberikan sayur dan buah yang cukup dan mudah diperoleh
3. Mengusahakan anak sarapan pagi
4. Memberikan makanan sumber protein yang mudah diperoleh seperti tahu,
tempe, telur dan ikan
5. Usakan makan bersama keluarga
6. Menjaga kebersihan jamban, rumah dan halamannya
7. Memaksimalkan ventilasi udara

B. PEMBAHASAN
Dari hasil praktek telah diperoleh status gizi anak berdasarkan indeks BB/U
anak tersebut masih kurang dan indeks TB/U termasuk kategori pendek. Asupan
yang kurang merupakan salah satu penyebab langsung masalah gizi tersebut.
Selain itu, penyakit infeksi yang diderita anak seperti flu dan demam juga menjadi
penyebab langsung masalah gizi karena mengakibatkan anak kurang nafsu makan.
Dari hasil recall asupan anak tergolong kurang, dapat dilihat dari konsumsi
makanan yang tidak beranekaragam dan kurang mengonsumsi makanan sumber
protein serta sayur dan buah. Dilihat dari aspek sanitasi lingkungan juga dapat
mempengaruhi adanya penyakit infeksi dimana hal tersebut dapat mengakibatkan
imunitas tubuh anak menurun.
C. KESIMPULAN
1. Kurang Energi Protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan
oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari dan
gangguan penyakit tertentu. Anak disebut KEP apabila ditandai dengan
BB/PB atau BB/TB dengan ambang batas antara -2 SD s/d -3 SD.
2. Asupan anak kurang dari kebutuhan
3. Berdasarkan hasil deteksi yang kami lakukan diperoleh anak dengan status
gizi kurang berdasarkan indeks BB/U, dan tergolong pendek berdasarkan
indeks TB/U. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu asupan
kurang, penyakit infeksi dan sanitasi lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Supariasa I Dewa Nyoman,2014,Penilaian Status Gizi,Jakarta. Buku Kedokteran


Par’i Holil muhammad, 2014, Penilaian Status Gizi, Jakarta. Buku Kedokteran
DOKUMENTASI
TIM DETEKSI DINI
No Nama Tugas
1. Sri Wahyuni Ketua Mencari baduta, mengukur TB,
nasehat, membuat laporan.
2. Marga Reta Dendang Anggota Mencari baduta, mengukur TB,
nasehat, membuat laporan.
3. Agustina Yuliana Jamsaref Anggota Mencari baduta, menimbang
BB, recall, membuat laporan.
4. Jusni Anggota Mencari baduta, menimbang
BB,recall, membuat laporan.
5. Yuliani Maulidya Anggota Membuat laporan

Вам также может понравиться