Вы находитесь на странице: 1из 24

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang........................................................................................ 1
Tujuan Penulisan..................................................................................... 2
Kegunaan Penulisan................................................................................ 2
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Jagung.......................................................................... 3
Syarat Tumbuh........................................................................................ 4
Iklim................................................................................................... 4
Tanah.................................................................................................. 5
Botani Tanaman Kacang Tanah............................................................... 6
Syarat Tumbuh........................................................................................ 7
Iklim................................................................................................... 7
Tanah ................................................................................................. 7
Tumpang Sari.......................................................................................... 8

BAHAN DAN METODE


Tempat dan Waktu Praktikum................................................................. 7
Alat dan Bahan........................................................................................ 7
Metode Praktikum................................................................................... 8

PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Pengolahan Tanah....................................................................................10
Persiapan Benih.......................................................................................10
Penanaman..............................................................................................10
Pemeliharaan...........................................................................................10
Penyulaman........................................................................................10
Penyiangan..........................................................................................10
Pembumbunan....................................................................................11
Penyiraman.........................................................................................11
Pemupukan.........................................................................................11
Pengendalian Hama dan Penyakit......................................................11

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil........................................................................................................
Pembahasan.............................................................................................

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Jagung merupakan salah satu serealia yang strategis dan bernilai ekonomi

serta mempunyai peluang untuk dikembangkan karena kedudukannya sebagai

sumber utama karbohidrat dan protein setelah beras juga sebagai sumber pakan.

Upaya peningkatan produksi jagung masih menghadapi berbagai masalah sehingga

produksi jagung dalam negeri belum mampu mencukupi kebutuhan nasional

(Wahyudin dkk, 2016).

Kacang tanah (Arachis hypogaea (L.) Merr.) telah lama dibudidayakan di

Indonesia dan umumnya ditanam dilahan kering. Pada saat ini, penanaman kacang

tanah telah meluas dari lahan kering ke lahan sawah melalui pola tanam padi padi

palawija. Kacang tanah ditanam pada berbagai lingkungan agroklimat dengan

beragam suhu, curah hujan dan jenis tanah (Rahmianna dkk, 2015).

Usaha peningkatan produksi pangan harus selalu diupayakan mengingat

kepemilikan tanah yang relatif sempit maka peningkatan produksi diarahkan

dengan usaha peningkatan intensitas penggunaan lahan dengan sistem tanam ganda.

Pengusahaan beberapa jenis tanaman pangan baik berupa rotasi, tumpang sari,

sisipan maupun berurutan akan menjamin keberhasilan usaha tani

(Diah, 2014).

Kendala bidang pertanian saat ini adalah terbatasnya lahan pertanian

produktif. Salah satu usaha untuk mengoptimalkan lahan pertanian yang ada adalah

dengan sistem tumpang sari. Pola tanam berganda atau tumpang sari merupakan

sistem pengelolaan lahan pertanian dengan mengkombinasikan intensifikasi dan

diversifikasi tanaman (Tabri, 2015).

Tumpang sari ialah bertanam dua atau lebih tanaman bersama sama secara

serentak pada lahan yang sama setiap tahun. Keuntungan sistem tumpang sari ialah

bersama sama jenis legum akan memelihara tanah karena adanya fiksasi nitrogen
dapat menekan pertumbuhan gulma, mengurangi resiko kegagalan akibat

kekeringan, hama dan penyakit, mengoptimalkan produksi pada lahan sempit

sehingga dapat membantu petani mengatasi kekurangan lahan (Salli, 2015).

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari paper ini adalah untuk mengetahui dan mengenal metode

bercocok tanam Tumpang Sari.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan dari laporan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk

dapat memenuhi komponen penilaian Laboratorium Dasar Agronomi Program

Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara serta sebagai

sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Jagung


Jagung (Zea mays L.) memiliki kedudukan penting di sektor ekonomi dunia.

Penggunaan produk jagung yang utama digunakan sebagai pakan ternak, bahan

makanan olahan dan bioethanol. Klasifikasi jagung adalah sebagai berikut :

Kindom : Plantae ; Divisi : Spermatophyta ; Kelas : Monocotyledonae ; Ordo :

Poales (Graminae) ; Famili : Poaceae (Gramineae) ; Genus : Zea ; Spesies :

Zea mays L. (Riwandi dkk, 2014).

Pada saat biji jagung berkecambah, akar yang tumbuh berasal dari calon akar

yang kedudukannya berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel kemudian

memanjang dan diikuti oleh tumbuhnya akar akar samping. Akar yang terbentuk

pada awal perkecambahan ini bersifat sementara bahkan diistilahkan dengan akar

temporer. Akar ini berfungsi untuk mempetahankan tegaknya tanaman (Anggoro,

2011).

Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk silindris

dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang

berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratas berkembang menjadi tongkol yang

produktif. Batang memiliki 3 jaringan komponen utama yaitu kulit (epidermis),

jumlah pembuluh (bundles vaskuler) dan pusat batang (pith) (Gustika, 2013).

Jumlah daun jagung bervariasi antara 8 helai sampai dengan 15 helai, berwarna

hijau berbentuk pita tanpa tangkai daun. Daun jagung terdiri atas kelopak daun,

lidah daun (ligula) dan helai daun yang memanjang seperti pita dengan ujung yang

meruncing. Pelepah daun berfungsi untuk membungkus batang dan melindungi

buah (Riwandi dkk, 2014).

Jagung disebut juga tanaman berumah satu karena bunga jantan dan bunga

betina mucul dari axillary apical tajuk. Bunga jantan berkembang dai titik tumbuh

apical di ujung tanaman. Rambut jagung adalah pemanjangan dari saluran stylar
ovary yang matang pada tongkol. Hampir 95% dari persariannya berasal dari

serbuk sari tanaman lain dan hanya 5% yang berasal dari serbuk sari tanaman

sendiri (Nasution, 2014).

Bij jagung terletak pada janggel yang tersusun memanjang dan menempel erat.

Pada setiap tanaman jagung terbentuk 1-2 tanaman tongkol tau lebih. Biji jagung

memiliki bermacam macam bentuk dan bervariasi. Perkembangan biji dipengaruhi

oleh beberapa faktor antara lain varietas, ketersediaan air didalam tanah dan faktor

lingkungan (Anggoro, 2011).

Syarat Tumbuh

Iklim

Di Indonesia tanaman jagung tumbuh dan berproduksi optimum di daratan

rendah sampai ketinggian 750mdpl. Suhu udara ideal untuk perkecambahan benih

adalah 30-32C dengan kapasitas air tanah 25%-60%. Selama pertumbuhan

tanaman jagung membutuhkan suhu optimum 23C-27C . Tanaman jagung

membutuhkan air sekitar 100-140 mm/bulan (Nasution, 2014).

Tanaman jagung membutuhkan 100-140 mm/bulan. Oleh karena itu, waktu

penanaman harus memperhatikan curah hujan dan penyebarannya. Penanaman

dimulai bila curah hujan sudah mencapai 100mm/bulan. Untuk mengetahui ini

perlu dilakukan pengamatan curah hujan dan pola distribusinya selama 10 tahun

kebelakang agar waktu tanam dapat ditentukan dengan baik dan tepat (Putra, 2008).

Tanaman jagung membutuhkan air sekitar 100-140 mm/bulan. Oleh karena

itu waktu penanaman harus memperhatikan curah hujan dan penyebarannya.

Penanaman dimulai bila curah hujan sudah mencapai 100 mm/bulan. Untuk

mengetahui ini perlu dilakukan pengamatan curah hujan dan pola distribusinya
selama 10 tahun ke belakang agar waktu tanam dapat ditentukan dengan baik dan

tepat (Tongasa, 2016).

Tanaman jagung menghendaki tempat terbuka dan menyukai cahaya.

Ketinggian tempat yang cocok untuk pertumbuhan tanaman jagung dari 0 sampai

dengan 1300 m di atas permukaan laut. Temperatur udara yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan tanaman jagung adalah 23–27C (Yenti, 2015).

Jumlah curah hujan yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal jagung yang

optimal adalah 1200-1500 mm/tahun dengan bulan basah (>100mm/bulan) 7-9

bulan dan bulan kering (<60mm/bulan) 4-6 bulan. Tanaman jagung membutuhkan

kelembaban udara sedang sampai tinggi agar keseimbangan metabolisme tanaman

dapat berlangsung dengan optimal (Anggoro, 2011).

Tanah

Tanaman jagung mampu beradaptasi terhadap tanah, baik jenis tanah

lempung berpasir maupun tanah lempung dengan pH 6-8. Temperatur untuk

pertumbuhan optimal jagung anatar 24-30C. Pada tanah tanah yang bertekstur

berat jika akan ditanami jagung maka perlu dilakukan pengolahan tanah yang baik.

Namun, apabila kondisi tanahnya gembur dalam budidaya jagung, tanah tidak perlu

diolah (Tongasa, 2016).

Jagung menghendaki tanah yang subur untuk dapat berproduksi dengan

baik. Hal ini dikarenakan tanaman jagung membutuhkan unsur hara terutama

nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) dalam jumlah yang banyak. Oleh karena

pada umumnya tanah di Lampung miskin hara dan rendah bahan organiknya, maka

penambahan pupuk N, P dan K serta pupuk organik (kompos maupun pupuk

kandang) sangat diperlukan. Namun umumnya jagung dapat tumbuh pada hampir

semua jenis tanah (Iriany dkk, 2010).


Tingkat kemasaman tanah (pH) tanah yang optimal untuk pertumbuhan dan

perkembangan tanaman jagung berkisar antara 5,6 sampai dengan 6,2. Saat tanam

jagung tidak tergantung pada musim, namun tergantung pada ketersediaan air yang

cukup. Kalau pengairannya cukup, penanaman jagung pada musim kemarau akan

memberikan pertumbuhan jagung yang lebih baik (Yenti, 2015).

Untuk memperoleh produksi yang tinggi , jagung sebaiknya dibudidayakan di

dataran rendah hingga dataran tinggi (0-1500mdpl) pada lahan kering yang

berpengairan cukup maupun tadah hujan dengan pH tanah anatara 5,5-7. Selain itu

pemberian pupuk N,P dan K merupakan salah satu penunjang keberhasilan dalam

budidaya jagung (Syukur dan Rifianto, 2013).

Dalam proses budidayanya, tanaman jagung tidak memerlukan persyaratan

yang khusus karena tanaman ini tumbuh hampir pada semua jenis tanah, dengan

kriteria umum tanah tersebut harus subur, gembur kaya akan bahan organik dan

drainase maupun airase baik. Kemasaman tanah diperlukan untuk pertumbuhan

optimal tanaman (Nasution, 2014).

Botani Tanaman Kacang Tanah

Kacang tanah merupakan tanaman pangan yang berupa semak yang berasal

dari Amerika Selatan. Sistematika kacang tanah adalah sebagai berikut : Kingdom :

Plantae ; Divisi : Spermatophyta ; Kelas : Dicotyledoneae ; Ordo : Leguminales ;

Famili : Papilionaceae ; Genus : Arachis ; Spesies : Arachis

hypogeae L. (Widorosi, 2012).

Kacang tanah memiliki akar tunggang namun akar primernya tidak tumbuh

secara dominan. Akar serabut lebih berkembang dibanding akar tunggang. Akar

kacang tanah dapat tumbuh sampai sedalam 40cm. Pada akar, tumbuh bintil bintil
akar atau nodul . Perakaran tanaman kacang tanah terdiri dari akar lembaga, akar

tunggang dan akar cabang (Crystovel dkk, 2014).

Batang tanaman kacang tanah berukuran pendek, berbuku buku dengan tipe

pertumbuhan tegak atau merumpun. Pada awalnya batang tumbuh tunggal, namun

lambat laun bercabang banyak seolah olah merumpun. Tinggi tanaman berkisar

antara 30-50cm atau lebih tergantung jenis atau varietas kacang tanah itu sendiri

(Adisarwanto, 2000).

Daun kacang tanah adalah daun majemuk bersirip genap terdiri atas empat

anak daun yang bentuknya bulat, elip atau agak lancip dan berbulu. Bunga kupu

kupu, tajuk 4 daun berjumlah 5 atau 2 diantaranya bersatu berbentuk seperti perahu.

Mahkota bunga berwarna kuning kekuningan. Buah berbentuk polong berada

didalam tanah. Buah berisi sesuai varietas, kuit tipis ada yang berwarna putih dan

ada yang merah serta biji berkeping dua (Crystovel dkk, 2014).

Polong kacang tanah berkulit keras dan berwarna putih kecoklatan dan setiap

polong mempunyai 1-4biji. Polong terbentuk setelah terjadi pembuahan. Bakal

buah tersebut tumbuh memanjang, hal ini disebut ginofor yang akan mejadi tangkai

polong. Ginopor terbentuk diudara, sedangkan polong terbentuk di dalam tanah .

Biji kacang tanah berbentuk agak bulat sampai lonjong , terbungkus kulit biji tipis

berwarna putih dan merah (Marzuki, 2007).

Iklim

Kacang tanah menghendaki iklim yang panas dengan kelembaban 65-75%.

Elevasi yang baik untuk menanam kacang tanah adalah dataran dengan ketinggian

0-500m diatas permukaan laut. Cuaca yang paling diinginkan untuk pertumbuhan

kacang tanah adalah sebaran curah hujan moderat sepanjang masa pertumbuhan

(Adisarwanto, 2000).
Curah hujan berpengaruh terhadap kelembaban udara maupun tanah.

Kelembapan tanah yang cukup pada awal pertumbuhan , saat berbunga dan saat

pembentukan polong sangat penting untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi.

Curah hujan yang cukup pada saat tanam sangat dibutuhkan agar kacang tanah

dapat berkecambah dengan baik dan apabila distribusi curah hujan merata selama

curah hujan optimal sampai panen adalah 300-500mm (Pitojo, 2005).

Faktor iklim yang berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan tanaman

kacang adalah suhu, curah hujan, dan cahaya. Suhu udara untuk pertumbuhan

optimum berkisar 27C sampai 30C. Keragaman dalam jumlah dan distribusi

curah hujan sangat berpengaruh atau dapat menjadi kendala terhadap pencapaian

hasil kacang tanah (Marzuki, 2007).

Tanah

Jenis tanah lempung berpasir , liat berpasir atau lempung liat berpasir sangat

cocok untuk tanaman kacang tanah. Kemasaman (pH) tanah yang cocok untuk

kacang tanah adalah 6,5-7,0. Tanaman masih cukup baik bila tumbuh pada tanah

agak masam tetapi peka terhadap tanah basa. Pada pH tanah 7,5-8,5 daun akan

menguning dan terjadi bercak hitam pada polong (Rahmianna dkk, 2015).

Kacang tanah akan mampu berproduksi secara maksimal apabila tumbuh

pada kondisi lingkungan yang ideal. Tanaman kacang tanah baik tumbuh pada

lahan dengan ketinggian 0-500 m diatas permukaan laut . Tanah ini tidak

memerlukan tanah khusus , hanya kondisi tanah yang gembur agar perkembangan

perakarannya berjalan baik (Pitojo, 2005).

Pada suhu tanah kurang dari 18C kecepatan perkecambahan akan lambat

sebaliknya pada suhu tanah lebih besar dari 40C akan mematikan benih yang baru

ditanam. Kecepatan tumbuh tanaman kacang tanah meningkat dengan


meningkatnya suhu dari 20C menjadi 30C . Suhu tanah maksimum untuk

perkembangan ginofor adalah 30-34C (Rahmianna dkk, 2015).

Tumpang Sari

Tumpang sari ialah suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman pada lahan

dan waktu yang sama yang diatur sedemikian rupa dalam barisan barisan tanaman.

Tujuan tumpangsari ialah pemanfaatan faktor lingkungan seefisien mungkin

sehingga tidak ada yang terbuang percuma. Penanaman tumpang sari dengan

mengatur model tanam dan waktu tanam akan memperkecil kompetisi terhadap

pengambilan unsur hara, air dan sinar matahari (Sektiwi dkk, 2013).

Tumpangsari dapat dilakukan antara tanaman semusim dengan tanaman

semusim yang saling menguntungkan misalnya antara jagung dan kacang kacangan.

Penerapan pola penanaman sistem tumpang sari sangat dipengaruhi oleh

pengaturan jarak tanam (densitas) dan pemilihan varietas. Pengaturan jarak tanam

merupakan salah satu cara untuk menciptakan faktor faktor yang dibutuhkan

tanaman dapat tersedia bagi setiap tanaman dan mengoptimalisasi penggunaan

faktor lingkungan yang tersedia (Marliah dkk, 2010).

Sistem tumpangsari dapat meningkatkan produktivitas lahan pertanian jika

jenis jenis yang dikombinasikan dalam sistem ini membentuk interaksi yang

menguntungkan. Sistem tanam tumpang sari mempunyai banyak keuntungan antara

lain : akan terjadi peningkatan efisiensi, populasi tanaman dapat diatur sesuai yang

dikehendaki, dalam satu areal diperoleh produksi lebih dari satu komoditas serta

mempertahankan kelestarian sumberdaya lahan dalam hal ini kesuburan tanah

(Handayani, 2011).
BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum


Adapun praktiku ini dilaksanakan di Laboatorium Dasar Agronomi Program

Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada tanggal

12 Maret 2018 pukul 15.00 WIB-selesai.

Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cangkul untuk

membolak balik tanah/ menggemburkan tanah. Parang untuk memotong/ menebas .

Bambu untuk memacak plot. Meteran untuk mengukur pajang lahan . Gembor

untuk media penyiraman.

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebidang tanah/

plot untuk media tanam. Dolomit untuk pengapuran . Bibit sebagai media yang

akan ditanam dilahan.

Prosedur Praktikum

- Diolah tanah bertujuan untuk menggemburkan dan menghilangka gulma yan tumbuh
- Diukur lahan menggunakan meteran
- Dibuat plot percobaan untuk tiap kelompok
- Diberi dolomit agar menurunkan tigkat keasaman tanah
- Dibersihkan gulma dan disiram lahan
- Diolah tanah lagi sehingga siap untuk ditanami
- Dipacak plot sesuai ukuran
- Ditanam benih/bibit pada setiap plot

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Pengolahan Tanah

Lahan dibersihkan selajutnya dilakukan pengolahan tanah sebanyak dua kali.

Pengolahan tanah yang pertama bertujuan untuk membalikkan tanah dan

menghancurkan bongkahan bongkahan tanah agar lebih gembur. Pengolahan tanah


yang kedua bertujuan untuk memperbaiki aerasi tanah, sehingga kehidupan

mikroorganisme tanah menjadi lebih baik.

Persiapan Benih

Benih yang akan ditanam sudah disiapkan sebelumnya. Dipilih benih yang

memiliki vigor (sifat sifat benih) yang baik serta tanam sesuai dengan jarak tanam

yang dianjurkan untuk tiap jenis tanamannya.

Penanaman

Penanaman benih jagung dilakukan dengan cara membuat lubang tanam

sedalam 3-5cm, setiap lubang tanam diisi 2 benih jagung sebelumnya benih

direndam dengan air selama  15 menit.

Pemeliharaan

Penyulaman

Penyulaman dilakukan satu minggu setelah tanam, penyulaman yang

terlambat akan mengakibatkan kalah persaingan perebutan unsur hara bagi tanaman

yang baru sehingga pertumbuhannya kurang optimal.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan satu minggu sekali dengan cara mencabut gulma

gulma dan penyiangan dilakukan secara manual di tiap plot.

Pembumbunan

Pembumbunan dilakukan setelah dilakukan penyiangan untuk menutupi akar

akar yang muncul keluar dan supaya tanaman yang ditanam tidak rebah atau roboh.

Penyiraman
Penyiraman harus dilakukan setiap hari agar kebutuhan air dalam tanah

tercukupi untuk tanaman itu sendiri, penyiraman baiknya dilakukan pada sore hari

untuk menghindari penguapan air disiang hari.

Pemupukan

Pemupukan harus dilakukan bila tanaman ingin menghasilkan produksi yang

maksimal.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian dilakukan agar produktivitas tanaman tidak terganggu dan

sesuai keinginan saat panen nantinya.

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, T. 2000. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah dan


Lahan Kering. Penebar Swadaya. Jakarta.

Anggoro, U. 2011. Teknologi Budidaya Jagung. Direktorat Budidaya Serealia.


Jakarta Selatan.
Crystovel, Teuku, Syarifuddin dan Tita. 2014. Kendala dan Prospek Pengembangan
Kacang Tanah. Universitas Djuanda. Bogor

Diah, M. 2014. Agricultural Science. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Gustika, V. 2013. Budidaya Jangng Manis Dengan Aplikasi Pupuk Nitrogen dan
Kalium. Politeknik Negeri Lampung. Lampung.

Handayani, A. 2011. Pengaruh Model Tumpangsari Terhadap Pertumbuhan dan Hasil


Tanaman Gandum dan Tembakau. Jawa tengah.

Iriany, Yasin dan Takdir. 2010. Asal Sejarah Evolusi dan Taksonomi Tanaman
Serealia. Universitas Riau. Pekanbaru.

Marliah, Jumini dan Jamilah. 2010. Pengaruh Jarak Tanam Antar Barisan pada
Sistem tumpangsari Beberapa Varietas Jagung Manis dengan Kacang Merah
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil. Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.

Marzuki, R. 2007. Bertanam Kacang Tanah. Penebar Swadaya. Jakarta.

Nasution, A. 2014. Teknik Persilangan pada Tanaman Jagung (Zea mays L.).
Universitas Sumatera Utara. Medan

Putra, S. 2008. Teknologi Budidaya Jagung. Balai Besar penelitian dan


Pengembangan Pertanian. Bogor.

Pitojo, S. 2005. Benih Kacang Tanah. Kanisius. Yogyakarta.

Rahmianna, Herdina dan Didik. 2015. Budidaya Kacang Tanah. Balai Penelitian
Tanaman Aneks Kacang dan Umbi. Malang.

Riwandi, Merakati dan Hasanuddin. 2014. Teknik Budidaya Jagung dengan Sistem
Organik di Lahan Marjinal. Universitas Bengkulu. Bengkulu.

Salli, M. 2015. Hasil Tumpang sari Jagung (Zea mays L.) dan Kacang Merah
(Phaseolus vulgaris L.) pada Jarak Tanam Jagung yang Berbeda. Politeknik
Pertanian Negeri Kupang. Kupang.

Sektiwi, Nunil dan Husni. 2013. Kajian Model Tanam dan Waktu Tanam dalam
Sistem Tumpangsari Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Benih Jagung.
Universitas Brawijaya. Malang.

Syukur dan Rifianto. 2013. Jagung Manis. Penebar Swadaya. Jakarta.

Tabri, F. 2015. Pemanfaatan lahan Tumpangsari Jagung dan Kacang Hijau


dalamSistem Tanam Legowo. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Sulawesi
Selatan.
Tongasa, H. 2016. Budidaya tanaman Jagung. Universitas Haluoleo. Kendari.

Wahyudin. Ruminta dan Nursaripah. 2016. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung
(Zea mays L.) Toleran Herbisida Akibat Pemberian Berbagai Dosis
Herbisida Kalium Glifosat. Universitas Padjadjaran. Bandung.

Widorosi, S. 2012. Pengaruh Dolomit dan pupup P Terhadap Pertumbuhan dan hasil
Tanaman Kacang Tanah di Tanah Inceptisol. Universitas Padjadjaran.
Bandung.

Yenti, N. 2015. Budidaya Tanaman Jagung. Universitas Andalas. Padang.


mailto:http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-
content/uploads/2015/06/9._OK_Anna_OK_133-169-1.pdf
mailto:https://www.scribd.com/doc/245845921/Teknik-Persilangan-Pada-
Tanaman-Jagung-Zea-mays-L
mailto:http://repository.unib.ac.id/7703/1/Full%20Buku%20Teknik%20Budidaya%20Jagung
%20di%20Lahan%20Marjinal%20dengan%20Sistem%20Organik_Riwandi%20dkk.pdf
https://www.scribd.com/doc/76422956/Teknologi-Budidaya-Jagung

Вам также может понравиться