Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh :
Reguler C’16
MEDAN
2018
DATA BUKU
Nama Pengarang : Prof. Dr. I Dewa Putu Wijana, S.U., M.A.& Muhammad Rohmadi, S.S., M.
Hum.
BAB 1
1. Ranah Linguistik
Ranah lingustik terdapat tiga macam pendekatan yang sangat dikatakan paling penting dalam
perkembangan linguistik ketiga pendekatan itu adalah pendekatan linguistik (teoretis),
sosiolinguistik dan pragmatik.
2. Ranah Sosiolingustik
Sosio linguistik sebagai cabang kinguistik memandang atau menempatkan kedudukan bahasa
dalam hubunganya dengan pemakai bahasa di dalam masyarakat, karena dalam kehidupan
bermasyarakat manusia tidak lagi sebgai individu akan tetapi sebagi masyarakat sosial.
Kesimpulan Bab pertama ini berisi tentang ranah linguistik, ranah sosiolingusitik, dan
kontekstual dalam sosiolinguistik. Menurut pandangan sosiolinguistik, bahasa mengandung
berbagai macam variasi sosial yang tidak dapat dipecahkan oleh kerangka teori struktural, dan
terlalu naif bila variasi-variasi itu hanya disebut performansi. Tugas seorang sosiolinguis adalah
menerang-jelaskan hubungan antara variasi-variasi bahasa itu dengan faktor-faktor sosial, baik
secara situasional maupun implikasional. Sosiolinguistik sebagai cabang linguistik memandang
atau menempatkan kedudukan bahasa dalam hubungannya dengan pemakai bahasa di dalam
masyarakat, karena dalam kehidupan bermasyarakat manusia tidak lagi sebagai individu akan
tetapi sebagai masyarakat sosial.
BAB II
1. Pendahuluan
2. Kajian Teori
Ada tiga macam dialog mengenai seluk beluk hubungan antara bahasa dengan sturktur macam
penuturnya, ketiga macam itu adalah :
a. Struktur masyarakat mempengaruhi bahasa
3. Beberapa permasalahan
a. Klitika-nya
e. Penataan wacana
4. Catatan penutup
Apa yang dicatat dari urayaan diatas, adalah bahwa graumatika yang mengatur sistematika
sebuah bahasa tidak semata berdimensi linguistik tetapi seringkali berdimesi pulah sosiokultural.
Kesimpulan Pada bagian bab ini dimpulkan bahwa, Seseorang tidak dimungkinkan menjadi
seorang sosiolinguis bila tidak mengetahui atau menguasai secara relatif mendalam keempat
cabang ilmu bahasa linguistik (fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik). Tokoh yang secara
ekstrim menolak dipertimbangkannya faktor luar bahasa untuk menjelaskan masalah kebahasaan
ialah Chomsky (1965). Hubungan antara bahasa dengan struktur masyarakat penuturnya ialah
struktur masyarakat mempengaruhi bahasa, struktur bahasa memengaruhi struktur masyarakat,
dan struktur bahasa dan masyarakat saling pengaruh-memengaruhi.
BAB III
Diglosia adalah situasi pemakaian bahasa yang stabil karena setiap bahasa diberi keleluasaan
untuk menjalangkan fungsi kemasyarakatanya secara proporsional.
Semua bahasa adalah sama dalam artian kesemuanya merupakan alat komunikasi bagi penutur –
penuturnya, dan masing-masing merupakan representasi keunikan penutur-penuturnya dalam
mengungkapkan pengalaman dan memandang dunia sekitarnya. Oleh karena itu setiap bahasa
sebenarnya berpotensi untuk menjadi bahasa dunia.
Keseragaman memang merupakan sesuatu yang penting dalam membangun kesatuan bangsa,
tetapi juga ada kekeliruang besar billah menganggapnya sebagai alat yang efektif untuk
membangun bangsa atas dasar keberagaman etnik, seperti pandangan Smith.
MASYARAKAT TUTUR
Konsep masyarakat tutur homogen ( homogenous speech kommunity) yang diajukan chomsky
mengingkari jelas fakta bahwa masyarakat tutur tersusun atas, anggota yang memiliki ciri fisik,
kepribadian, status sosial, ekonomi, tingkat pendidikan, asal kedaeraan yang memakainya
berbeda-beda. Faktor lainya seperti umur jenis kelamin, tingkat keakraban, latar belakang
keagamaan.
- Pengetahuan tentang bagimana mengunakan dan merespons tipe-tipe tinda tutur yang berbeda-
beda.
gegar budaya (culture shock) lasim dialami oleh orang-orang yang baru berkenalan atau
bersentuhan dengan budaya baru. Semakin jauh perbedaan budaya seseorang dengan budaya
baru yang dimasukinya semakin banyak pulah gegar budaya yang dialaminya.
Kesimpulan Masyarakat tutur adalah sekelompok orang dalam lingkup luas atau sempit yang
berinteraksi dengan bahasa tertentu yang dapat dibedakan dengan kelompok masyarakat tutur
yang lain atas dasar perbedaan bahasa yang bersifat signifikan. Gegar budaya (culture shock)
lazim dialami oleh orang-orang yang baru berkenalan atau bersentuhan dengan budaya
masyarakat yang baru.
BAB V
a. Permainan bahasa
Permainan bahasa adalah eksploitasi unsur (elemen) bahasa, seperti bunyi, suku kata, bagian
kata, kata, frase, kalimat, dan wacana sebagai pembawa makna atau amanat (maksud) tuturan
sedemikian rupa sehingga elemen itu secara graumatik , semantik maupun pragmatik hadir tidak
separatis semestinya.
Jenis-jenis permaianan bahasa dalam situasi multilingual di indonesia, yakni beberapa perihal
permainan bahasa yakni:
1. Permaina inrabahasa
- Permainan antar bahasa indonesia atau bahasa daerah dengan bahasa asing
b. Cacatan Penutup
Ada dua fenomena penting yang dapat dicatat dalam hubunganya dengan permainan bahasa
dalam situasi multikurtural dan multilingual. Pertama adalah fenomena yang bersifat lingual atau
ekstralingual. Fenomena yang kedua menunjukan adanya kenyataan bahwa penutur-penutur
bahasa atau dialek secara sosial dan kultural tidaklah sama, dalam hal ini bahasa ada yang
penuturnya secara sosial, ekonomi atau politik.
Kesimpulan Permainan bahasa adalah eksploitasi unsur (elemen) bahasa, seperti bunyi, suku
kata, bagian kata, kata, frase, kalimat, dan wacana sebagai pembawa makna atau amanat
(maksud) tuturan sedemikian rupa sehingga elemen itu secara gramatik, semantik, maupun
pragmatis akan hadir tidak seperti semestinya. Permainan bahasa yang disengajakan akan
menimbulkan guyonan (joke), sedangkan yang tidak disengajakan akan memunculkan humor
(humor).
BAB VI
BAB VII
a. Pengantar
Bahasa bali dan bahasa jawa adalah dua bahasa yang secara genetik sekerabat. Kedua bahasa ini
termasuk ke dalam rumpun bahasa ausronesia, sebagai bahasa yang serumpung dilihat dari
leksikkonnya kedua bahasa ini berbagi menunjukan berbagai korenspondensi fonologis.
b. Kesimpulan
Persandian atau lebih ringkasnya disebut sandi adalah proses berubahnya dua buah bunyi
menjadi bunyi lain akibat pertemuan keduanya dalam sebuah kata. Uchlenbeck (1982, 79-80)
menyebut peristiwa sandi (luar) yang terjadi dalam bahasa Jawa dengan kontraksi vokal,
misalnya perubahan vokal yang terjadi pada proses morfofonemik kalEn ‘sungai kecil’ dari
{kali} plus {-an}. Sudaryanto (1992, 35-37) dalam menguraikan proses morfofonemik bahasa
Jawa agaknya lebih tertarik untuk mengamati perubahan yang terjadi pada afiks-afiks yang
membentuk kata jadiannya, seperti perubahan {-i} menjadi –ni. Metode yang dipakai ialah
penggabungan antara pendekatan sinkronis dan pendekatan diakronis.
BAB VIII
Ekspresi dengan makian adalah alat pembebasan dari segala bentuk dan situasi yang tidak
mengenakan walaupun tidak menolak adanya fakta pemakaian makian yang secara pragmatis
untuk mengungkapkan pujian, keheranan, dan menciptakan suasana pembicaraan yang akrab.
BAB IX
Tiga jenis konvensi dalam anekdot-anekdot rubrik ”Pengalamanku” ialah konvensi bahasa,
konvensi humor, dan konvensi budaya. Keterkaitan antara konvensi bahasa dan konvensi budaya
semakin mengukuhkan keyakinan bahwa pemahaman terhadap aspek-aspek kebahasaan
memprasyaratkan pemahaman terhadap aspek budaya.
BAB X
Yang terpeting sekarang untuk menulis adalah belajar, berkreasi, berekspresi, secara inovatif
untuk mendapatkan pengalaman baik di kampus maupun diluar kampus secara maksimal.
Tidak ada kata terlambat bagi para calon penulis yang belum melatih proses kreatifnya sejak
awal. Proses kreatif menulis ini dapat dimulai dari bangku kuliah yaitu mulai dari penuliasan
makalah, kariyah tulis, naskah-naskah, teater, puisi-puisi picitan, dan resensi buku-buku bermutu
sebagai sdisi yang terbaru.
Menghargai proses adalah satu kebanggaan tersendiri bagi seorang penulis. Keuntungan menjadi
seorang penulis yang tampak secara nyata dalam kehidupan kita adalah sebagai berikut:
- Mendapat honorarium yang sangat menarik dari tulisan-tulisan kita dimuat di media massa atau
media cetak.
- Kita memiliki kebanggaan pribadi karena tulisan kita dapat muat disala satu media massa cetak
baik lokal maupun nasional sehingga, nama kita ide kita dapat dibaca dan diketahui oleh semua
masyarakat baik pratisi, akademi, klien kiat
- Nama kita akan dikenal oleh para akademisi, praktisi media masa cetak redaktur dan para editor
penerbitan.
Usaha yang di lakukan adalah perluh kita mecoba dan mencobajangan pernah takut mecobah
menulis di media massa. Hal-hal yang perluh peratikan adalah sebagai berikut:
1. 1. Persyaratan menulis
2. Etika penulisan
3. Memahami karakter redaktur
6. Mengenali kelemahan
BAB XI
BAB XII
Setiap media massa akan mempunyai karakter dan corak masing-masing sesuai dengan misi dan
visi yang akan diberikan kepada masyarakat dan publik pembacanya. Pemberitaan dalam media
cetak ialah singkat, jelas, dan efisien.
Secara umum pornografi sebagai istilah yang berhubungan dengan masalah seksual secara
langsung. Sedangkan asosiasi pornografis lebih mengacu pada bentuk-bentuk lingual yang dapat
diasosiasikan dengan hal-hal yang berbau seksualitas, akan tetapi maksud penulis lain dari apa
yang tersurat dalam tulisan tersebut. Aspek-aspek kebahasaan yang digunakan judul-judul berita
artis dalam media massa cetak yaitu:
Kelebihan
Kelemahan