Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh :
1. Munova Anjarwati 1811040029
2. Rafa Afifah 1811040011
3. Ratnasari 1811040126
4. Sefa Budi Tri P 1811040119
5. Safira Amalia Pertiwi 1811040055
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktek klinik adalah bagian penting dalam pendidikan keperawatan
dengan tujuan utama menghasilkan perawat yang percaya diri, kompeten,
memiliki konsep diri yang sehat, berkomitmen melakukan asuhan
keperawatan yang berpusat pada klien, dan menjadi pembelajar mandiri
(Levett Jones et al., 2015). Mahasiswa sarjana keperawatan di Indonesia
melaksanakan praktek klinik setelah menyelesaikan program sarjana yaitu
selama pendidikan profesi baik di rumah sakit maupun di komunitas.
Kegiatan praktik klinik keperawatan ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan dan kemandirian kami mahasiswa profesi ners dalam melakukan
praktik management dalam penerapan model Metode Asuhan keperawatan
Profesional ( MAKP) dengan model keperawatan Tim dapat di terapkan di
ruang keperawatan.
Model praktik keperawatan professional salah satunya adalah dengan
adanya posisi perawat sebagai seorang kepala ruang, ketua tim atau perawat
pelaksana, dalam suatu bagian perlu adanya suatu pemahaman tentang
bagaimana mengelola dan memimpin orang lain dalam mencapai tujuan
asuhan keperawatan yang berkwalitas.
Mutu asuhan keperawatan yang baik antara lain : memenuhi standar
profesi yang diterapkan, sumber daya untuk pelayanan, asuhan keperawatan
dimanfaatkan secara wajar, efisien, dan efektif , memuaskan bagi pasien dan
tenaga keperawatan serta aspek social, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata
nilai masyarakat diperhatikan dan di hormati. Kemamapuan managerial dapat
dimiliki dari berbagai cara salah satunya untuk dapat di tempuh dengan
meningkatkan keterampilan melalui bangku kuliah yang harus melalui
pembelajaran di lahan praktik.
Konsep yang harus dikuasai adalah konsep tentang pengelolaan
perubahan, konsep manajemen keperawatan, perencanaan yang berupa
rencana strategi melalui pendekatan, pengumpulan data, analisa SWOT dan
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek manajemen selama 4 minggu di Ruang
Unit Stroke RSUD Banyumas, mahasiswa Ners mampu memahami
manajemen keperawatan baik pengelolaan sarana prasarana maupun mutu
pelayanan keperawatan dalam tatanan klinik dan Mahasiswa Ners mampu
mengaplikasikan kemampuan managerial untuk meningkatkan mutu serta
kualitas pelayanan keperawatan di Ruang Unit Stroke RSUD Banyumas
b. Tujuan Khusus
1) Mengidentifikasi masalah manajemen keperawatan di Ruang Unit
Stroke RSUD Banyumas
2) Mengaplikasikan Standar manajemen di Ruang Unit Stroke RSUD
Banyumas.
3) Mengevaluasi hasil dari Implementasi yang telah dilakukan oleh
mahasiswa Ners UMP di Ruang Unit Stroke RSUD Banyumas
C. Waktu
Waktu pelaksanaan praktik manajemen mahasiswa profesi pendidikan
Ners Universitas Muhammadiyah Purwokerto dari tanggal 1 April – 27 April
2019.
E. Kategori Penilaian
Kategori penilaian berdasarkan Arikunto (2002), yang akan diberikan pada
masing – masing komponen instrumen pengumpulan data 5M, pasien,
instrumen A, instrumen B, dan instrumen C. Kategori penilaian ini digunakan
untuk menentukan nilai/analisa yang terbagi dalam 3 kategori : baik, cukup
dan kurang dengan rentang sebagai berikut :
1. kategori baik : > 75%
2. kategori cukup : 60 – 75 %
3. kategori kurang : < 60 %
Adapun kelompok menyepakati masalah yang akan di angkat berdasarkan :
1. Nilai < 60 %
2. Nilai yang seharusnya 100% tetapi belum terpenuhi : identifikasi pasien,
komunikasi efektif, peningkatan keamanan obat,dan resiko jatuh
3. Poin kritis
Oral hygiene:pemasangan sarungtangan,masker dan baju tindakan
Pemberian obat oral: pastikan identitas pasien, ikuti prinsip 6
benar obat, catat alergi pada klien, dan yakinkan obat yang
diberikan sesuai aturan
Pemasangan kateter: pakai sarung steril
4. Filosofi
Keselamatan, kesembuhan dan kepuasan pelanggan adalah kebahaigiaan
kami.
5. Gambaran Umum
Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas adalah rumah sakit tipe B
pendidikan milik Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas dengan
jumlah tempat tidur 435 TT, luas tanah 6,99 Ha dan luas bangunan 4,95
2) Misi
a) Mengembangkan sistem pelayanan yang berkualitas dan
komperhensif serta terjangkau bagi masyarakat umum.
b) Mengembangka riset dan sistem informasi pelayanan stroke.
c) Menjadi pusat rujukan pelayanan stroke ditingkat masyarakat,
puskesmas, dan rumah sakit diwilayah kabupaten banyumas
dan sekitarnya.
Kepala Ruang
Imam Najmudin, S. Kep., Ns
Administrasi
Aman Santoso
Katim I
Heri Setia Kurniati, S. Kep., Ns
: bed pasien
: kamar mandi
D G : ruang tindakan
2 : nurse station
B 6 : dapur
2 3 7 : gudang alat kebersihan
8
7
8 : spoll hook
U
1
A
Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners UMP | 11
B. PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 2-4 April 2019 diruang Unit stroke
RSUD Banyumas.
C. INPUT
1. MAN (TENAGA DAN PASIEN)
a) Kuantitas
1) Kajian Teori
Perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling dominan di
rumah sakit. Perawat adalah tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan selama 24 jam kepada pasien sehingga perawat menjadi
orang yang paling mengetahui perkembangan pasien. Perilaku perawat
mencerminkan citra rumah sakit karena perilaku perawat dapat
mempengaruhi kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Pelayanan
keperawatan yang diberikan hendaknya bermutu, efektif dan efesien.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan
adalah ketersediaan sumber daya manusia. Jumlah sumber daya
manusia/perawat harus sesuai dengan kebutuhan dari rumah sakit.
Keberhasilan Rumah Sakit sangat tergantung pada
kemampuan manajemen dalam menentukan tenaga perawat dengan
sistem, struktur organisasi, teknologi, tugas, budaya kerja dan
lingkungannya. Sumber daya manusia seringkali menjadi penyebab
kegagalan rumah sakit dalam mengembangkan kualitas pelayanan,
Oleh karena itu penetapan sumber daya manusia di Rumah Sakit
dalam hal ini tenaga perawat perlu diperhatikan. Penetapan jumlah
tenaga keperawatan adalah proses membuat perencanaan untuk
menentukan berapa banyak tenaga yang dibutuhkan pada suatu
ruangan inap. Untuk keperluan itu, beberapa orang ahli telah
mengembangkan beberapa formula. Formula tersebut juga dapat
digunakan untuk menilai dan membandingkan apakah tenaga yang
ada saat ini cukup, kurang, atau berlebih.
i. Menurut Gillies (1994)
Kebutuhan tenaga perawat secara kuantitatif dapat dirumuskan
dengan perhitungan sebagai berikut:
Keterangan :
TP : Tenaga perawat
A : Jam efektif /24 jam (waktu perawatan yang
dibutuhkan klien.
B : Sensus harian = BOR x jumlah tempat tidur.
C : Jumlah hari libur.
Prinsip perhitungan Gilles adalah sebagai berikut :
Jumlah jam keperawatan yang dibutuhkan klien per hari adalah
:
a. Waktu keperawatan langsung (rata-rata 4-5/klien/hari)
dengan spesifikasi pembagian adalah :
a) Keperawatan mandiri/self care = ¼ x 4 = 1 jam
b) Keperawatan partial/partial care = ¾ x 4 = 3 jam
c) Keperawatan total/total care = (1-1,5) x 4 = 4 – 6 jam
d) Keperawatan intensif/ intensif care = 2 x 4 = 8 jam
b. Waktu perawatan tidak langsung
a) Menurut RS detrolit (Gilles, 1994) = 38
menit/klien/hari
b) Menurut wolfed an young = 60 menit/klien/hari = 1
jam/hari/klien
c. Waktu penyuluhan kesehatan lebih kurang 15
menit/hari/klien = 0,25/jam/hari/klien
d. Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam/minggu
(kalau hari kerja efektif 6 hari hari maka 40/6 = 6,6
dibulatkan menjadi 7 jam/hari, kalau hari kerja efektif 5
hari maka 40/5 = 8 jam/hari.
ii. Menurut Douglas (1994)
b. Loss Day
d. Faktor Resiko
= loss day + Non Nursing job
= 3,18 + 3,796
= 6,976
Analisa Data
Dari tabel di atas terdapat tiga metode penghitungan tenaga
keperawatan yang ada di ruang Unit stroke menggunakan rumus
menurut Gillies, Douglas dan Depkes. Menurut Gillies kebutuhan
tenaga perawat yang ada diruang Unit stroke adalah 8 perawat, hal ini
didasarkan dari perhitungan jumlah pasien, rata-rata jam
perawatan/hari, jumlah BOR dan jumlah tempat tidur yang rasionya
tidak seimbang antara jumlah perawat dan pasien yang ada sehingga
beban kerja perawat menjadi lebih efektif.
Hasil rumus yang digunakan Douglas lebih besar hasilnya
yaitu 11 perawat namun dengan rumus penghitungan jumlah tenaga
perawat menurut Depkes yaitu 10.
a) Kualitas
1) Kajian Teori
Kualitas pelayanan merupakan tipe pengawasan yang
berhubungan dengan kegiatan yang dimonitor dan diatur dalam proses
pemberian pelayanan berdasarkan kebutuhan atau pandangan
konsumen. Keberhasilan sebuah organisasi rumah sakit sangat
bergantung pada kemampuan manajemen dalam menyerasikan unsur-
unsur karyawan (tenaga perawat) dengan sistem, struktur organisasi,
tekhnologi, tugas, budaya kerja dan lingkungannya. Hal ini telah
disadari bahwa SDM seringkali menjadi penyebab kegagalan suatu
organisasi di rumah sakit.
Menurut analisis Teng (2002) dalam Soeroso (2003) penyebab
kegagalan organisasi dari sisi SDM yaitu, sikap serta pola pikir yang
Tabel 2.7
Klasifikasi Pendidikan Formal Tenaga
di Ruang Unit stroke
No Jenis pendidikan Jumlah %
1. S.Kep. Ners 5 45,45 %
2. D III keperawatan 6 54,54 %
Jumlah 11 100%
Sumber :Kuesioner dan wawancara dengan perawat di Ruang Unit
2. MONEY
a. Pembiayaan (M4-Money)
1) Kajian Teori
Money atau uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat
diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-
kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar
dalam institusi. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang
penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus
diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa
uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat
yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai
dari suatu organisasi (Council of Nurses, 1965).
Salah satu fungsi rumah sakit memberikan pelayanan kesehatan bagi
petugas medis maupun non medis. Dalam pelayanan tersebut agar
pelayanan rumah sakit berjalan seoptimal mungkin dan dapat di rasakan
oleh seluruh masyarakat maka rumah sakit perlu mempersiapkan
peralatan jasa non medis dan jasa pemborongan.
2) Kajian Data
Tabel 2.13
Data Pendapatan Perdebitur
Periode: Januari 2019 – Maret 2019
NO DEBITUR JUMLAH
3. MACHINE
a) Kajian data
Tabel 2.12
Inventaris Mesin Tahun 2019 di Ruang Unit Stroke RSUD Banyumas
No. Nama alat Jumlah Keterangan
2. ECG 1 Rusak
3. Suction 2 Baik
5. Nebulizer 2 Baik
4. MATERIAL
a) Kajian Teori
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan
jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain
manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan
bahan atau materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan
manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil
yang dikehendaki (Kesmas, 2015).
Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau
mengubah energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas
untuk mencapai tujuan. Alat-alat yang digunakan sebagai penunjang bagi
pelaksanaan tindakan keperawatan pada setiap ruangan (Brantas, 2009).
Mebeler memiliki definisi perabot yang diperlukan, berguna, atau
disukai, seperti barang atau benda yang dapat dipindah-pindah,
digunakan untuk melengkapi rumah, kantor, dan instansi rumah sakit.
Mebeler adalah istilah yang digunakan untuk perabot rumah tangga yang
berfungsi sebagai tempat penyimpan barang, tempat duduk, tempat tidur,
tempat mengerjakan sesuatu dalam bentuk meja atau tempat menaruh
barang di permukaannya (Postell, 2009).
1) Kajian Data
a) Linen
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama 3 hari (02-04
April 2019), berikut kami sampaikan hasil sebagai berikut :
Tabel 2.8
Daftar Linen Ruang Unit Stroke
Keterangan:
No Nama barang Jumlah
1 Bantal 8 Baik
2 Masker Tindakan Disposibel
5 Handuk Lap Tangan 84 Baik
8 Sprei 23 Baik
6 Sarung bantal 86 Baik
7 Sarung guling 41 Baik
8 Korden 6 Baik
Analisa:
April 2019, kondisi alat tenun masih baik dan layak digunakan.
b) Mebelair
Tabel 2.9
Daftar mebeler Ruang Unit Stroke
No. Nama Alat Jumlah Keterangan
1. Kursi bundar 17 Baik
c) Alat Kesehatan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama 3 hari (02-04
3. Stetoskop 4 Baik
9. Suction 2 Baik
14.Tourniquete 2 Baik
16.Senter 1 Baik
18.Bengkok 10 Baik
22.Nebulizer 2 Baik
kegiatan di dalam rumah sakit terutama di ruang Unit Stroke dimana setiap
hari hampir selalu digunakan untuk mendukung data pengkajian dari setiap
pasien sehingga kelengkapan alat dan fungsi yang masih baik sangat
dibutuhkan. Sebagian besar alat kesehatan yang ada sudah sesuai dengan
d) Alat Elektro
Tabel 2.11
Daftar Alat Electro Ruang Unit Stroke
No. Nama Alat Jumlah Keterangan
1. CPU 1 Baik
3. Komputer 1 Baik
4. TV 1 Baik
6. Telephone 1 Baik
7. Printer 2 1 rusak
9. Dispenser 1 Baik
5. METHOD
Model penugasan asuhan keperawatan
Kajian Teori
Menurut Tappen (1995), model pemberian asuhan keperawatan ada
enam macam, yaitu: model kasus, model fungsional, model tim, model
primer, model manajemen perawatan, dan model perawatan berfokus pada
pasien.
a. Model Fungsional
Model pemberian asuhan keperawatan ini berorientasi pada penyelesaian
tugas dan prosedur keperawatan. Perawat ditugaskan untuk melakukan
tugas tertentu untuk dilaksanakan kepada semua pasien yang dirawat di
ruangan.
b. Metode TIM
Metode tim adalah pengorganisasian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan tim yang terdiri atas kelompok klien dan perawat.
Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah danberpengalaman
kerja serta memiliki pengetahuan dibidangnya (Regestered Nurse).
c. Metode Primer.
Keperawatan primer merupakan suatu metode pemberian asuhan
keperawatan di mana perawat primer bertanggung jawab selama 24
jam terhadap perencanaan pelaksanaan pengevaluasi satu atau
beberapa klien dan sejak klien masuk rumah sakit sampai pasien
dinyatakan pulang. Selama jam kerja, perawat primer memberikan
perawatan langsung secara total untuk klien.
D. Proses
1. SP2KP
a) Kajian Teori
1) Meeting Morning
(1) Tujuan
(a) Koordinasi intern ruang perawatan (wahana informasi dan
komunikasi).
(b) Dilakukan diruang rawat inap atau intalasi yang ada
kaitannya dengan pelayanan keperawatan agar tercapai
pemberian askep yang optimal yang tepat.
(c) Dilakukan tiap pagi hari sebelum jaga, waktu pelaksanaan
kurang lebih 15 menit.
(d) Diikuti oleh perawat jaga malam, perawat jaga pagi,
administrasi ruang.
(2) Prosedur
(a) Ka Ru menyiapkan tempat untuk melakukan meeting
morning.
(b) Ka Ru memberikan pengarahan pada staf dengan materi
yang telah disiapkan sebelumnya.
(c) Ka Ru melakukan klarifikasi apa yang telah disampaikan
pada staf.
Tabel 2.16
Meeting Morning Ruang Unit Stroke Center RSUD Banyumas
Periode 02-04 April 2019
N : 3 hari
No Aktivitas YA TIDAK
3 0
1 Karu sudah mempersiapkan materi dan informasi
mengenai kegiatan-kegiatan non keperawatan di ruangan
tersebut.
2 Karu sudah menyiapkan tempat untuk melakukan 3 0
meeting morning
3 Karu sudah mempersiapkan salah satu staf untuk 3 0
menjadi notulen
4 Meeting morning diikuti oleh seluruh staf yang jaga pagi 3 0
dan malam.
Analisa:
Berdasarkan tabel diatas dari hasil pengkajian 3 hari periode 02 – 04 april 2019
persentase proses meeting morning di ruang Unit Stroke Center RSUD Banyumas
didapatkan bahwa kepala ruang di ruang Unit Stroke Center dalam menjalankan
meeting morning masuk dalam kategori baik (91,66 %).
Tabel 2.17
Pre Conference Ruang Unit Stroke Center RSUD Banyumas
Periode 02-04 April 2019
N : 3 hari (3 hift : pagi, siang, malam )
No Aktivitas YA TIDAK
Persiapan
1 Ketua Tim dan perawat 5 4
2 Ketua Tim menyiapkan rekam medik dan buku 5 4
laporan shift pasien dalam tanggungjawabnya
Pelaksanaan
1 Ketua Tim / PJ membuka pre conference dengan 3 6
salam dan berdoa jika belum dilakukan.
2 Semua perawat berkumpul di ruang coverence 3 6
3 Ketua Tim / PJ merencanakan asuhan keperawatan 9 0
pada tiap pasien yang menjadi tanggung jawab
kepada anggota timnya
4 Anggota tim menuliskan semua asuhan 0 9
keperawatan yang direncakan oleh ketua tim di
Analisa :
Berdasarkan tabel diatas dari hasil pengkajian 3 hari periode 02 – 04 April 2019
persentase proses pre conference di ruang Unit Stroke center RSUD Banyumas
didapatkan bahwa di ruang Unit Stroke center dalam menjalankan pre
conference dalam kategori kurang (57,77%). Karena pre conference hanya
dilakukan pada shift pagi dan pada shift siang malam tidak dilaksanakan.
Tabel 2.18
Operan Jaga Ruang Unit Stroke Center RSUD Banyumas
Periode 02-04 april 2019
N : 3 hari (3 hift : pagi, siang dan malam)
No Aktivitas YA TIDAK
Persiapan
1 Kepala ruang/ PJ Shift Sudah mempersiapkan 3 6
buku laporan shift dan melengkapi buku
laporan jaga shift.
2 Kepala ruang/ PJ Shift menyiapkan tempat 9 0
untuk serah terima tugas jaga
3 Kepala ruang/ PJ Shift mempersiapkan perawat 9 0
(Karu, Ketua Tim dan Anggota Tim) untuk
dimulainya timbang terima jaga.
Tahap interaksi
1 Karu/ PJ Shift menyiapkan buku handover. 2 7
2 Perawat shift sebelumnya melaporkan/ 8 1
menginformasikan keadaan umum/kondisi
umum/kondisi pasien yang ada dan dilakukan di
nurse station
3 Menginformasikan tindakan yang sudah 8 1
dilakukan
4 Menginformasikan evaluasi tindakan 9 0
5 Menginformasikan rencana tindak lanjut 9 0
6 Melaporkan kasus/peristiwa incidental 9 0
7 Perawat berkeliling satu persatu pasien cek 6 3
identitas pasien dan validasi data yang sudah
dilaporkan dan dilakukan oleh seluruh petugas
Analisa :
Berdasarkan tabel diatas dari hasil pengkajian 3 hari periode 02 – 04 april 2019
persentase proses timbang terima/operan di ruang Unit Stroke center RSUD
Banyumas didapatkan bahwa di ruang Unit Stroke center dalam menjalankan
timbang terima/operan masuk dalam kategori cukup (66.97%). Karena setiap
operan perawat tidak menuliskan di buku handover masing-masing dan
sebagian perawat tidak menutup operan jaga.
Tabel 2.19
Post Conference Ruang Unit Stroke Center RSUD Banyumas
Periode 02-04 April 2019
No Aktivitas YA TIDAK
Persiapan
1 Ketua tim/pj shift dan perawat 1 8
2 Buku hand over 2 7
3 Alat tulis 2 7
4 Buku catatan pribadi / log book 0 9
Pelaksanaan
1 Ketua Tim / PJ membuka post conference dengan bacaan 2 7
salam
2 Kaji ulang data pasien : nama, no RM, medik, tanggal 2 7
lahir
3 Identifikasi program dalam pre conference 2 7
4 Perawat pelaksana menyampaikan hasil asuhan 2 7
keperawatan yang telah dilaksanakan
5 Ceritakan respon pasien dan keluarga dalam menerima 1 7
Analisa :
Berdasarkan tabel diatas dari hasil pengkajian 3 hari periode 02 – 04 april 2019
persentase proses post conference di ruang Unit Stroke center RSUD Banyumas
didapatkan bahwa di ruang Unit Stroke center dalam menjalankan post conference
dalam kategori kurang (12.82%). Karena setiap perawat tidak memiliki handover
pribadi dan post conference hanya dilakukan pada shift pagi dan tidak dilakukan pada
shift siang dan malam.
Tabel 2.20
Pelaksanaan Uraian Tugas Kepala Ruang di Unit Stroke Center RSUD Banyumas
No INDIKATOR YA TIDAK
1 Menerangkan kepada pasien dan keluarganya mengenai 1 0
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit / UPF, keadaan
pasien pada situasi tertentu.
2 Mengusahakan dan memelihara hubungan kerja yang 1 0
harmonis dan berdaya guna antara perawat dengan
perawat, perawat dengan dokter / petugas lain, pasien dan
keluarga
3 1 0
Mengatur dan mengendalikan kegiatan perawatan /
pegawai lain / siswa dalam kegiatan pelayanan
keperawatan ( koordinator)
4 Mengatur dan mengawasi pelaksanaan rumah sakit yang 1 0
berlaku di unit perawatan
5 Mengenal jenis dan penggunaan barang, serta 1 0
mengusahakan pengadaan sesuai kebutuhan di unit
perawatannya agar tercapai pelayananperawatan yang
Total 24 0
100%
Persentase
Sumber : Data Observasi di Ruang Unit Stroke RSUD Banyumas
Analisa
Berdasarkan tabel diatas dari hasil pengkajian pada Kepala Ruang periode 02 – 04
april 2019 di ruang Unit Stroke center RSUD Banyumas didapatkan perawat
melaksanakan tugas dengan baik yaitu (100%).
Tabel 2.21
Pelaksanaan Uraian Tugas Kepala Tim di Unit Stroke Center RSUD Banyumas
TOTAL 13 0
PRESENTASI 100%
Sumber : Data Observasi di Ruang Unit Stroke RSUD Banyumas
Analisa
Berdasarkan tabel diatas dari hasil pengkajian pada kepala TIM periode 02 – 04 april
2019 di ruang Unit Stroke center RSUD Banyumas didapatkan perawat
melaksanakan tugas dengan baik yaitu (100%)
Tabel 2.22
Pelaksanaan uraian Tugas Perawat Pelaksana Unit Stroke Center
RSUD Banyumas
N(Jumlah perawat) = 7
No INDIKATOR YA TIDAK
1 Dalam keadaan insidentil membuat pengkajian, 7 0
diagnose dan perencanaan keperawatan yang
kemudian disyahkan oleh penanggung jawab group
primer ( Ketua Tim ).
2 Memberikan perawatan paripurna pada sejumlah 7 0
pasien yang sudah didelegasikan oleh penanggung
jawab ( Ketua Tim ).
3 Melakukan kerjasama dan berkonsultasi kepada 7 0
penanggung jawab / ketua tim bila terjadi masalah-
masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan
asuhan keperawatan
Analisa :
Berdasarkan tabel diatas dari hasil pengkajian 7 perawat pelaksana periode 02 – 04
april 2019 di ruang Unit Stroke center RSUD Banyumas didapatkan perawat
melaksanakan tugas dengan baik yaitu (92,85%).
Tabel 2.23
Pelaksanaan Penerimaan, Pemberian Orientasi, dan Pemberian Informasi
Pasien Baru
Analisa :
Berdasarkan tabel diatas dari hasil pengkajian 3 hari periode 02 – 04 april 2019
persentase proses pelaksanaan penerimaan, pemberian Orientasi, dan pemberian
informasi pasien baru di ruang Unit Stroke center RSUD Banyumas didapatkan
dalam menjalankan penerimaan pasien baru dalam kategori baik (93.55%)
Tabel 2.24
Admission Cared Ruang Unit Stroke Center
N (jumlah pasien)= 1
No ASPEK YANG DINILAI YA TIDAK
1 Keluarga pasien dijelaskan tentang pintu masuk dan 1
keluar yang digunakan oleh pengunjung
2 Keluarga dan pengunjung dijelaskan untuk cuci tangan 1
sesudah dan sebelum ke lingkungan pasien
3 Keluaga pasien dijelaskan olh perawat unuk menjaga 1
kebershan dan ketertiban ruangan
4 Perawat menjelaskan jumlah penunggu satu dan 1
bergantian dengan penunggu lain
5 Keluarga pasien dijelakan jam kunjung pasien (Siang : 1
10.30-14.00 dan Sore pukul 15.30-21.30 WIB)
6 Perawat menjelaskan pengunjung izin jika ada 1
keperluan mendadak
7 Perawat menjelaskan engunjung yang membawa 1
makanan dan minuman dan barang tidak boleh
berlebihn
8 Perawat menjelaskan saat pemeriksaan dokter dan 1
tindakan medis pengunjung diluar ruangan
9 Perawat menjelaskan bahwa pengungjun dilarang 1
Analisa Data : berdasarkan penilaian admision care di ruang Unit Stroke Center
dalam kategori baik( 100 %)
Tabel 2.25
Pelaksanaan discharge planning
Di Ruang Unit Stroke Center RSUD Banyumas Tanggal 02-04 April 2019
N (Perawat) : 1
No Kegiatan Pelaksanaan
Ya Tidak
A. PRE INTERAKSI
Mengidentifikasi data pasien (tingkat pendidikan 1
1.
dan pengetahuan pasien/keluarga)
Mengidentifikasi kebutuhan perawatan lanjutan 1
2.
pasien di rumah
3 Membuat rencana interaksi 1
Menyiapkan tempat untuk memberikan 1
4.
discharge planning
Menyiapkan bahan untuk memberikan (pedoman 1
5 pemberian discharge planning, leaflet), surat
control, surat pulang, obat-obatan
B. ORIENTASI
1. Memberi salam dengan senyum. 1
2 Memperkenalkan diri (nama, dan peran perawat) 1
3 Menanyakan perasaan pasien/keluarga 1
4 Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan 1
5 Menjelaskan tujuan kegiatan 1
Menjelaskan perkiraan waktu yang dibutuhkan 1
6
untuk kegiatan pemberian discharge planning
C. KERJA
Memberikan kesempatan pasien/keluarga untuk 1
1.
mengklarifikasi informasi
Analisa Data : berdasarkan penilaian discharge planning di ruang Unit Stroke Center
dalam kategori cukup( 70,83 %)
RONDE KEPERAWATAN
Dari pengkajian selama 3 hari yaitu pada periode 2-4 April 2019 prosentase
proses ronde keperawatan di ruang Unit Stroke Center RSUD Banyumas termasuk
dalam kategori cukup (0%). Hal itu dikarenakan perawat tidak melakukan ronde
keperawatan. Pada saat dilakukan pengkajian ruang Unit Stroke Center sedang tidak
dalam jadwal melakukan ronde keperawatan.
Tebel 2.26
Pelaksanaan SP2KP Di Ruang Unit Stroke
RSUD Banyumas Periode 2-4 April 2019
Analisa:
Berdasarkan hasil observasi mengenai pelaksanaan SP2KP di ruang Unit Stroke
Center II RSUD Banyumas menyatakan bahwa pelaksanaan SP2KP di ruangan
dalam kategori baik (71.08%).
2. Instrumen A
kinerja yang diinginkan, sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat
klien. Hubungan antara kualitas dan standar menjadi dua hal yang saling
perawat yang tidak penting atau tidak tepat terhadap kebutuhan pasien.
- Memberikan landasan untuk mengantisipasi suatu hasil yang tidak
RI, 2005).
C. Perencanaan
1 Berdasarkan Dx. Keperawatan 5 0
2 Disusun menurut urutan prioritas. 5 0
3 Rumusan tujuan mengandung 5 0
komponen pasien/subyek,
perubahan, perilaku, kondisi pasien,
dan atau kriteria waktu.
4 Rencana tindakan mengacu pada 5 0
tujuan dengan kalimat perintah,
terinci dan jelas.
SUB TOTAL 10 0
TOTAL 10
PROSENTASE 100%
PROSENTASE TOTAL 99 %
Sumber : Hasil observasi tanggal 2-4 April 2019
Berdasarkan hasil penilaian dengan instrumen A dapat dianalisa bahwa proses asuhan
keperawatan di ruang Unit Stroke dalam kategori baik yaitu 99%. Format diagnosa
keperawatan sudah terisi. Dikolom catatan perkembangan perawat sudah diisi dan
dibuat berdasarkan masalah. Evaluasi tindakan keperawatan sudah didokumentasikan
secara tepat, tetapi pada salah satu askep terdapat format pengkajian yang belum
terisi.
1. Instrumen B
a) Kajian Teori
3. Instrumen C
Kajian Teori
operasional prosedur merupakan tata cara atau tahapan yang dibakukan dan yang
harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu (Perry dan Potter,
2005).
pegawai terkait.
4. Melindungi organisasi/ unit kerja dan petugas/ pegawai dari malpraktek atau
hygiene kepada pasien termasuk dalam katagori kurang yaitu 57.93% dikarena
perawat tidak memasang alas dan handuk dibawah dagu pasien dan tidak melakukan
Tabel 2.31
Pemberian Obat Oral
N (Jumlah perawat) = 7
No JENIS ASPEK YANG DINILAI OBSERVASI
KEGIATAN YA TDK
Jumlah Total 90 29
Presentase 75,63 24,36%
%
Sumber : SPO Obat Oral di RSUD Banyumas
Analisa
Dari hasil tabel diatas didapatkan bahwa dalam melakukan tindakan keperawatan
pemberian obat oral kepada pasien baik hanya mencapai 75,63% dan perlu
ditingkatkan.
Tabel 2.32
N (Pasien): 2
Kegiatan Pelaksanaan
Ya Tidak
PRE INTERAKSI
Melakukan pengeckan program terapi 2 0
Mencucitangan sesuai program 1 1
Mendekatkan alat kepasien 2 0
ORIENTASI
lakukan kebersihan tanggan 2
Berikan salam 2
Perkenalkan diri 0 2
Jelaskan tujuan tindakan dan prosedur 2 0
Berikan informed consent 2 0
Tanyakan kesiapan pasien 2 0
KERJA
Menjaga privacy pasien 1 1
Membuka pakaian bagian bawah 2 0
Mengatur posisi dorsal recumber 2 0
Taruh bengkok diantara kedua paha 0 2
Dekatkan alat-alat 2 0
Lakukan kebersihan tangan 2 0
Pasang perlak 0 2
Pakai sarungtangan bersih 2 0
Buka daerah meatus 1 1
Berikan daerah meatus dengan kasa disinfektan betadin 1 1
menggunakan pinset
Pasangkan duk steril didaerah meatus 0 2
Anjurkan pasien untuk nafas dalam selama pemasangan 0 2
kateter
Sambungkan kateter dengan urin bag 2 0
Oleskan ujung kateter dengan jeli 4 – 5 cm 2 0
mencapai 77,14% dan perlu ditingkatkan penggunaan duk steril dan pasang perlak
kecil
4) ALIH BARING
Pengertian : melakukan tindakan alih baring pada pasien immobile untuk
mencegah komplikasi akibat immobilisasi
Tujuan : 1. Mencegah kerusakan integritas kulit
Tabel 2.33
ALIH BARING
DI RUANG UNIT STROKE CENTER RSUD BANYUMAS
N (PERAWAT): 7
No Kegiatan Pelaksanaan
Dari hasil tabel diatas didapatkan bahwa dalam melakukan tindakan keperawatan alih
baring kepada pasien termasuk dalam katagori kurang yaitu 37.41% . karena
Tabel 2.34
MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR
DI RUANG UNIT STROKE CENTER RSUD BANYUMAS
N (Pasien): 5
Kegiatan Pelaksanaan
Ya Tidak
Persiapan
Pakaian bersih satu set 5 0
Baskom mandi 2 buah 5 0
Air hangat 5 0
Waslap 2 buah 5 0
Perlak dan handuk kecil 1 buah 5 0
Handuk besar 2 buah 5 0
Selimut mandi/ kain penutup 5 0
Sabun mandi 5 0
Handshcoon 5 0
Fase Orientasi
a. Kebersihan tangan 5 0
b. Memberikan salam 5 0
c. Perkenalkan diri 0 5
d. Pastikan identitas pasien 4 1
e. Jelaskan tujuan tindakan dan prosedur 5 0
f. Tanyakan kesiapan pasien 3 2
Fase Kerja
Jaga privacy 2 3
Kebersihan tangan 5 0
Ganti selimut pasien dengan selimut/ kain penutup 0 5
Lepas pakaian atas pasien 5 0
Basuh daerah muka lebih dulu menyusul lengan, dada, 2 3
punggung, kaki, lipat paha, dan kemaluan
1. BASUH MUKA
a) Bentangkan perlak kecil dan handuk kecil di bawah 0 5
kepala
b) Tawarkan pasien menggunakan sabun atau tidak 5 0
c) Bersihkan muka, telinga dengan waslap lembab lalu 3 2
di keringkan
d) Gulung perlak dan handuk 0 5
e) Turunkan selimut bagian perut pasien 2 3
Tabel 2.36
Pengukuran Instrumen Pasien Safety : Identifikasi Pasien Ruang Unit Stroke
Center di RSUD Banyumas Periode 02-04 April 2019
N (Jumlah pasien) = 5
NO INDIKATOR YA TDK
1 Pemberian gelang identitas pasien 7 0
2 Identitas gelang pasien sesuai dengan nama, No RM pasien, 7 0
tempat tanggal lahir pasien
3 Identitas gelang pasien sesuai dengan label obat pasien 7 0
4 Perawat menanyakan nama pasien dan mencocokan di gelang 5 0
identitas pasien saat akan akan memberikan obat pasien
5 Perawat menanyakan nama pasien dan mencocokan di gelang 2 3
identitas pasien saat melakukan tindakan, laboratorium,
rongent dan operasi
Jumlah Total 29 6
Persentase 82,8 17,15
5% %
Sumber : Data dari ruang unit Stroke RSUD Banyumas
Analisa
ditemukan di ruang unit strok termasuk dalam kategori Kurang yaitu 82,8 %,
sekitarnya. Menurut Potter dan Perry (1993), komunikasi terjadi pada tiga
yang tidak efektif adalah hal paling sering disebutkan sebagai penyebab
akurat, komplit, tidak rancu dan dimengerti oleh sang penerima informasi.
Kerangka komunikasi efektif yang digunakan di rumah sakit adalah
terima antara shift atau antara staf di daerah klinis yang sama atau berbeda.
komunikasi yang efektif Ruang unit stroke RSUD Banyumas, dapat dilihat
No INDIKATOR YA TDK
1 Komunikasi dalam catatan perawat menggunakan 5 0
SOAP
2 Komunikasi dalam catatan integrasi dokter 5 0
menggunakan SOAP
3 Setelah mengisi catatan integrasi perawat menulis ttd 5 0
dan nama terang
4 Setelah mengisi catatan integrasi dokter menulis ttd 5 0
dan nama terang
5 Setelah mengisi catatan integrasi profesi lain menulis 5 0
ttd dan nama terang
6 Dokumentasi setelah konsul dicatatan terintegrasi 5 0
menggunakan SBAR
Jumlah Total 30 0
Persentase 100% 0%
Sumber : Data dari ruang Unit Stroke RSUD Banyumas
Analisa data :
dalam keperawatan di Ruang unit stroke dalam kategori baik yaitu sebanyak 100 %.
Kajian teori
Obat merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap untuk
diberikan harus tepat, hitungan yang tepat pada dosis yang diberikan sesuai
resep dan selalu menggunakan prinsip 7 benar. Begitu banyaknya pasien yang
yaitu :
1. Mensosialisasikan dan meningkatkan kewaspadaan obat Lool Alike Sound
Alike (LASA) atau istilah Indonesianya nama obat rupa ucapan dan mirip
(NORUM).
2. Menerapkan double check dan counter sign setiap distribusi dan
pemberian obat.
3. Perhatikan agar obat high alert berada di tempat yang aman.
4. Perhatikan prinsip 7 benar dalam pemberian obat, yaitu : benar obat, benar
dosis, benar waktu pemberian obat, benar cara dan tempat pemberian
Tabel 2.38
No Variabel Ya Tdk
1 Tersedianya loker pemisahan obat antar pasien. 1
2 Pemisah obat norum (nama obat, rupa dan ucapan mirip) 1
3 Penyimpanan obat sesuai indikasi tempat penyimpanan 1
4 Tersedia obat emergency. 1
5 Penyimpanan obat High Alert
a. Tempat penyimpanan terkunci 1
b. Jauh dari tempat pasien. 1
c. Memiliki daftar obat dan jumlah obat-obat High 1
Alert.
6 Adanya etiket obat oral maupun parenteral saat 1
pemberian
7 Etiket obat oral terdiri nama pasien, dan waktu 1
pemberian
8 Etiket obat parenteral terdiri dari nama pasien, nama 1
obat, dan waktu pemberian
9 Pemberian obat oral dan parenteral diletakkan pada 1
khusus tempat obat
10 Pemberian obat oral dan parenteral perawat 1
memperhatikan 5 benar obat : Benar pasien
11 Pemberian obat oral dan parenteral perawat 1
memperhatikan 5 benar obat : Benar Obat
12 Pemberian obat oral dan parenteral perawat 1
memperhatikan 5 benar : Benar dosis
13 Pemberian obat oral dan parenteral perawat 1
memperhatikan 5 benar obat : Benar indikasi
14 Pemberian obat oral dan parenteral perawat 1
memperhatikan 5 benar obat : Benar Cara Pemberian
TOTAL 100%
Sumber: data primer Ruang unit stroke Banyumas
Analisis
Setelah dilakukan observasi selama 3 hari didapatkan keamanan obat
High Alert dikategorikan baik yaitu 85.71%. Penyimpanan obat high alert
Tabel 2.40
Kebersihan tangan di ruang Unit Stroke RSUD Banyumas
Periode 2-4 Januari 2019
02/04/19 1 Perawat X
02/04/19 2 Perawat
03/04/19 3 Perawat
03/04/19 4 Perawat
04/04/19 5 Perawat
Jumlah 3 1 1 1 1 1 1 1 4
Prosentase 80%
Kajian data
Tabel 2.39
Patient Safety: Risiko Jatuh Ruang unit stroke
Periode 2-4 Januari 2019
N (Jumlah pasien)=5
No Pernyataan YA TDK
1 Perawat melakukan pengkajian Risiko Jatuh menggunakan 0 5
SPO RSUD Banyumas
2 Mengatur tinggi rendahnya tempat tidur sesuai dengan 5 0
prosedur pencegahan pasien jatuh
3 Memastikan pagar pengaman tempat tidur dalam keadaan 5 0
terpasang saat pasien sendiri
4 Adanya penanda resiko jatuh 2 3
TOTAL 12 8
PERSENTASE 60% 40%
Sumber: osumber : observasi Ruang unit stroke 2019
Analisa:
Berdasarkan hasil observasi didapat bahwa penatalaksanaan pasien risiko
stroke tidak semua pasien ada tanda segitiga resiko jatuh dan semua pasien
tidak ada stiker kuning penanda resiko jatuh di gelang pasien. Di rekam
YA TDK
Total 12 1
b) Penggunaan APD
Penggunaan secara rasional dan konsistensi APD yang tersedia
serta higiene sanitasi tangan yang menandai juga akan membantu
mengurangi penyebaran infeksi. Meskipun memakai APD dalah
langkah yang paling kelihatan dalam upaya pengendalian dan
penularan infeksi, namun upaya ini adalah yang terakhir dan paling
lemah dalam hirarki kegiatan IPC. Oleh karena itu jangan
mengandalkan sebagai strategi utama pencegahan. Bila tidak ada
langkah pengendalian administratif dan rekayasa teknis yang efektif,
maka APD hanya memiliki manfaat yang terbatas.
Tabel 2.41
Penggunaan Alat Pelindung Diri di ruang unit stroke RSUD
Banyumas
Periode 2-4 April 2019
Tanggal No Tindakan Masker Penutup Sarung Apron Gaun Sepatu Segera
muka tangan dilepas
02/04/19 1 Memandikan X - X - √ √ √
02/04/19 2 menyuntik - - X - - √ -
4 Pemasangan √ - √ - √ √ √
04/04/19
kateter
5 Pemasangan √ - √ - √ √ √
04/04/19
NGT
c) Pengolahan sampah
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan,
pemrosesan, pendaurulangan, atau pembuangan dari material sampah.
Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan
dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi
dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau radioaktif dengan
metode dan keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat. Praktek
pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara
berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah
pedesaan, berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah
industri.
Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya dari pemukaan dan
institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab
pemerintah daera, sedngkan untuk sampah dari area komersial dan
industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah. Metode
pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung banyak hal, diantaranya
tipe zat sampah, tanah yang digunakan untuk mengolah dan
ketersediaan area.
Tujuan Pengelolaan sampah yaitu
- Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai
ekonomis.
- Mengolah sampah agar menjadi material yang tidak
membahayakan bagi lingkungan hidup.
Tabel 2.44
NO INDIKATOR Tanggal
I TERSEDIA
II KEPATUHAN
Membuang sampah
infeksius (diapers,
pembalut, kassa, blood
set,selang infus, kateter,
sarung tangan, dll) dibuang
ketempat sampah infeksius /
kantong kuning)
Prosentase 88%
d) Penatalaksanaan linen
Pengertian linen adalah bahan / kain yang digunakan di rumah
sakit untuk kebutuhan pembungkus kasur, bantal, guling dan alat
instrument steril lainnya.
Tabel 2.42
Penatalaksanaan Linen di ruang Unit Stroke RSUD Banyumas
Periode 2-4 April 2019
NO INDIKATOR TANGGAL
6 Linen terkontaminasi
masuk kantong plastic
kuning
Total Jumlah 7 7 7
Prosentase 87,5%
e) Kesehatan karyawan
Keselamatan dan kesehatan adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya, hasil karja dan budaya untuk
menuju masyarakat adil dan makmur. Keselamatan dan kesehatan
kerja pada dasarnya mencari dan menggungkapkan kelemahan yang
memungkinkan terjadinya kecelakaan.
Tabel 2.45
Kesehatan Karyawan di ruang Unit Stroke RSUD Banyumas
Periode 2-4 April 2019
NO INDIKATOR TANGGAL
1 Petugas berpakaian
bersih dan rapi
2 Bertugas tidak
menggunakan
3 Jalur terpajan
terpasang
4 Petugas
mengetahui jalur
terpajan
5 Petugas segera
lapor jika terpajan
6 Petugas paham
cara menggunakan
benda tajam
( jarum suntik,
scalpel, pisau)
7 Membuang benda
tajam ke safety box
Jumlah 6 6 6
Prosentase 100%
Analisa:
f) Etika batuk
Batuk bukanlah suatu penyakit, batuk merupakan mekanisme tubuh
pernapsan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh
terhadap iritasi ditenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu,
asap dan sebagainya. Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan
manusia dari segi baik dan buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh
akal. Etika batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar, dengan
N (Jumlah perawat)=7
Total 5
Persentase 100%
Analisa :
Tabel 2.30
Menyuntik Aman
N (Jumlah perawat) = 7
Jumlah Total 90 15
Persentase 85,71
14.28%
%
Sumber : SPO Menyuntik aman di RSUD Banyumas
Analisa
Dari hasil observasi yang telah dilakukan dalam melakukan tindakan keperawatan
menyuntik di ruang unit stroke perawat sudah melakukan tindakan dengan baik dan
benar yaitu mencapai 85,71 % . dan perawat harus meningkatkan pemakaian APD.
Tabel 2.43
Penatalaksanaan Kebersihan Lingkungan di ruang Unit Stroke RSUD
Banyumas
Periode 2-4 April 2019
NO INDIKATOR TANGGAL
I Nurse Station
2.Barang-barang
tertata rapi
II Kamar Jaga
1.Minimal debu
2.Barang-barang
tertata rapi
1.Minimal debu
2.Barang-barang
tertata rapi
IV Ruang Obat
1.Minimal debu
2.Barang-barang
tertata rapi
V Ruang
Dekontaminasi
1.Minimal debu
2.Barang-barang
tertata rapi
VI Dapur
1.Minimal debu
2.Barang-barang
tertata rapi
VII Gudang
1.Minimal debu
2.Barang-barang
tertata rapi
Prosentase 100%
Analisa:
D. OUTPUT
1. Kepuasan Pasien
Tabel 2.36
Penilaian Kepuasan Pasien Terhadap Mutu Pelayanan
Di Ruang Unit stroke RSUD Banyumas. Periode 2 – 4 april 2019
N (Jumlah pasien) = 5
No Kriteria Ya Tidak
1 Apakah perawat bersikap sopan dan ramah. 5 0
2 Apakah perawat terampil dalam melalukan 5 0
tindakan.
3 Apakah dokternya ramah. 5 0
4 Apakah konsultasi dengan dokter mudah. 5 0
5 Apakah ketetapan diagnose dokter tepat. 5 0
6 Apakah administrasinya jelas dan mudah di 5 0
pahami.
7 Apakah perawat melarang anda atau pengunjung 5 0
merokok diruangan.
8 Apakah perawat menyakan / memperhatikan 3 2
berapa jumlah makanan dan minuman yang biasa
anda/ keluarga anda habiskan.
9 Apakah pasien dan pasien sudah diajarkan SP 5 0
oleh perawat
10 Apabila anda/keluarga anda mengalami kesulitan 5 1
buang air besar apakah perawat menganjurkan
makan buah-buahan, sayuran, minum yang
cukup, banyak bergerak
11 Apakah kamar mandi bersih. 5 0
12 Apakah ruangan tidur anda / keluarga anda selalu 5 0
dijaga kebersihannya dengan di sapu dan dipel
setiap hari.
13 Apakah lantai kamar mandi/ WC selalu bersih, 5 0
tidak licin, tidak berbau dan cukup terang.
14 Apakah alat-alat tenun seperti sprei, selimut 5 0
Analisa :
bahwa rata-rata pasien puas dengan pelayanan di ruang Unit stroke yaitu
mencapai 92,38% karena perawat Unit stroke sopan dan ramah, terampil
cepat bertindak jika pasien membutuhkan bantuan tetapi sebagian besar pasien
Tabel 2.37
Kepuasan Kerja Karyawan Ruang unit stroke RSUD Banyumas
N(Jumlah perawat)=
YA TIDAK
No INDIKATOR
1 Gaji Salery
Saya puas dengan sistem pemberian gaji di tempat 7 0
saya bekerja
Gaji yang diterima sesuai dengan pendidikan saya 7 0
2 Kondisi Kerja
Analisa data : berdasarkan hasil tabel diatas mengenai kepuasan perawat di ruang unit
stroke dengan kategori baik (96.42 %).
tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan
x 100
berapa kali dalam satu satuan waktu tertentu (biasanya 1 tahun) tempat
efisiensi dari pada pemankaian tempat tidur. Idealnya selama satu tahun,
efisiensi dari pada penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong
Kajian data
2019 adalah 55.71% belum sesuai dengan standar ideal dari Depkes RI (2015)
2019 adalah 5 hari belum sesuai dengan standar ideal dari Depkes RI (2015)
bahwa LOS idealnya adalah 6-9 hari termasuk dalam kriteria kurang
3. TOI (waktu rata-rata satu tempat tidur kosong) diruang unit stroke RSUD
Banyumas pada bulan Januari-Maret tahun 2019 adalah 4 hari tidak sesuai
dengan standar ideal dari Depkes RI (2015) bahwa TOI idealnya adalah 1-3
Tabel
Hasil Penilaian Mutu Pelayanan (Instrumen A, B, C)
di Ruang Unit Stroke RSUD Banyumas
Periode 02-04 April 2019
No. Aspek Tercapai (%)
baik. Instrumen C memiliki hasil evaluasi yang paling rendah yaitu 59.55%.
BAB III
PERENCANAAN
ruang unit stroke RSUD Banyumas pada tanggal 2-4 April 2019 kami
B. Skoring
Berdasarkan hasil fungsi pengkajian dan maka ditemukan masalah-
action yang akan dilakukan pada pasien yang dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
Prioritas masalah dilakukan dengan metode C.A.R.L (Capability,
Pre conference
kadang kadang
1. Pre – Confrence dilakukan karena 5 3 4 4 240 7
kurangnya
motivasi.
Keterangan:
1 : Sangat kurang
2 : Kurang
3 : Cukup
4 : Mampu
5 : Sangat mampu
C. Prioritas Masalah
1. Tidak pernah dilakukannya ronde keperawatan diruangan
2. Belum maksimal melakukan identifikasi pasien
3. Tidak ada stiker kuning di gelang pasien penanda resiko jatuh dan kurangnya
Tabel
Internal Eksternal
No. Element
Strength Weakness Opportunity Threats
(Kekuatan) (Kelemahan) (Peluang) (Ancaman)
1. Metode 1. Adanya SOP di ruang 1. Tidak adanya SAK di 1. Adanya kebijakan 1. Adanya kebebasan pers
(SAK / SOP) unit Stroke sebanyak 66 ruangan. Sesuai 10 besar pemerintah tentang yang mengakibatkan
2. Kelengkapan instrumen
penyakit. profesionalisasi mudahnya penyebaran
A 100% 2. Belum lengkapnya SOP
perawat. informasi ke masyarakat
sesuai 10 besar tindakan 2. Adanya kemauan pasien
luas.
keperawatan seperti SOP maupun keluarga untuk 2. Perawat dituntut untuk
EWS, Alih Baring. mengikuti anjuran yang melakukan asuhan
diberikan oleh perawat. keperawatan pada pasien
3. Pengadaan seminar atau
sesuai dengan SAK dan
workshop terkait
SOP.
pelaksanaan SAK 3. Budaya dan keyakinan
masyarakat yang tidak
mendukung pelayanan
kesehatan.
4. Adanya tuntutan
2. Proses 1. Tersedia fasilitas penanda 1. Pelaksanaan pre dan post 1. Adanya akreditasi 1. Adanya tuntutan model
resiko jatuh di tiang infus conference ruang unit Rumah Sakit yang pelayanan keperawatan
1. SP2KP
2. Adanya filosofi RSUD stroke dalam kategori berakreditasi B. profesional dilaksanakan
- Pre 2. Adanya tuntutan model
Banyumas “keselamatan, kurang 41,27% dan sesuai dengan teori.
Confrence
pelayanan keperawatan 2. Adanya tuntutan terhadap
- Post kesembuhan, dan kepuasan 12,82%
confrence 2. Pelaksanaan ronde professional yang mutu pelayanan
pelanggan adalah
- Ronde
keperawatan dalam dilaksanakan sesuai keperawatan professional
Keperawata kebahagiaan kami”
n kategori kurang dengan dengan S2KP. di Rumah Sakit.
3. Adanya poster pengingat
3. Dukungan manajemen 3. Tuntutan pasien akan
2. Pasien post prosentase 0%
conference yang
safety Tidak adanya SAK dalam meningkatkan keselamatan dan
terpasang
diruangan mutu pelayanan. kenyamana dalam proses
3. Belum ada tanda resiko 4. Adanya tim supervisi
keperawatan.
jatuh pada tempat tidur yang membawahi
atau pintu kepala ruang untuk
mendukung program-
program penunjang.
5. Adanya mahasiswa
ners yang sedang
1. Adanya SOP di ruang Unit Stroke 1. Tidak adanya SAK di ruangan. Sesuai 10
Center sebanyak 66 besar penyakit.
Eksternal 2. Kelengkapan instrumen A 100% 2. Belum lengkapnya SOP sesuai 10 besar
3. Tersedia fasilitas penanda resiko jatuh
tindakan keperawatan seperti SOP EWS,
di tiang infus
Alih Baring.
internal 4. Adanya filosofi RSUD Banyumas
3. Pelaksanaan pre dan post conference
Internal
“keselamatan, kesembuhan, dan
ruang unit stroke dalam kategori kurang
kepuasan pelanggan adalah kebahagiaan
41,27% dan 12,82%
kami” 4. Pelaksanaan ronde keperawatan dalam
5. Adanya poster pengingat post
kategori kurang dengan prosentase 0%
conference yang terpasang 5. Tidak adanya SAK diruangan
6. Belum ada tanda resiko jatuh pada tempat
tidur atau pintu
Eksternal
1. Adanya kebijakan pemerintah 1. Perawat dan mahasiswa 1. Adanya Tim supervisi memastikan
tentang profesionalisasi perawat. berkerjasama dalam melaksanakan kelengkapan SAK dan SOP guna
2. Adanya kemauan pasien maupun
pasien sasety dan pencegahan pan tercapainya akreditasi rumahsakit.
keluarga untuk mengikuti anjuran 2. Adanya tuntutan model keperawatan
pengendalian infeksi (ppi) untuk
yang diberikan oleh perawat. profesional yang dilakukan sesuai dengan
akreditasi dan peningkatan mutu
3. Pengadaan seminar atau workshop
2. Perawat dan mahasiswa bekerjasama SP2KP menuntut perawat untuk
terkait pelaksanaan SAK
mengenai manajemen ruangan sesuai melakukan SP2KP secara tertib
3. Adanya Seminar atau Workshop terkait
SP2KP
3. Adanya kelengkapan SOP tindakan pelaksanaan SAK, membantu dalam
diruangan Unit Struk menjadi salah penyusunan SAK.
satu syarat akreditasi rumah sakit
4. Adanya Tim Supervisi bisa
mendorong tingkat kepatuhan
perawat pada SOP
ANCAMAN ST : WT :
1 Identif Tidak Pelaksaan identifikasi 1 1. Koordinasi dengan 10 April 1. KaRu Pembuatan Ratnasari
kepala ruang. 2019 2. kaTim
ikasi pernah dapat meningkat 80% label
10 April 3. Perawat
pasien dilakukan menjadi 100% dengan 2. Mencari literature 2019 identitas
Ruang
atau sumber
nya ronde indikator: pasien dan
tentang 11 April
1. semua gelang
keperawa managemen tempat label
2019
identitas berisi 2-3 pasien safety
tan 12 April Rp 23.000
3. Menyiapkan
identitas pasien
diruanga sasaran (label dan 2019
3. perawat menanyakan
tempat label)
n 15-16
nama pasien dan 4. Sosialisasi dengan
perawat tentang April
mencocokan di gelang 2019
manajemen pasien
identitas pasien saat safety. 15-16
5. Melakukan April
akan melakukan
roleplay
tindakan keperawatan 2019
7. Melakukan
Evaluasi
8. Dokumentasi
2. Resiko Tidak ada Pelaksanaan resiko 2 1. Koordinasi dengan 11 April 1. KaRu Gantungan Rafa
2. kaTim
Jatuh stiker jatuh dapat meningkat kepala ruang. 2019 untuk Afifah
3. Perawat
11 April
kuning di 40 % yang awalnya penanda
2. Mencari literature Ruang
2019
gelang 60% menjadi 100% risiko jatuh
atau sumber
pasien pasien sefety dengan 11 April Rp 13.500
tentang risiko
penanda indikator: 2019
jatuh
1. perawat
resiko
mengaplikasikan 3. Menyiapkan
jatuh dan 11 April
penulisan resiko jatuh sarana yaitu
kurangny 2019
dengan lembar gantungan untuk 16 April
a
penilaian resiko jatuh resiko jatuh, stiker 2019
penanda
2. perawat 16 April
resiko jatuh dan
segitiga
mengaplikasikan 2019
segitiga resiko
resiko
pengidentifikasikan
jatuh.
jatuh di
resiko jatuh pada setiap 4. Sosialisasi dengan 18-19
beberapa
harinya perawat tentang April
7. Mengevaluasi
pelaksanaan
penandaan risiko
jatuh
8. Dokumentasi
3 Alih Tidak ada Setelah dilakukan 3 1. Koordinasi dengan 11 April 1. KaRu Jam weaker Safira
2. kaTim
baring pengingat implementasi kepala ruang. 2019 pengingat Rp Amalia P
3. Perawat
11 April
perawat diharapkan 28.000
2. Mencari literature Ruang
Alih baring 2019
untuk
Pelaksanaan alih baring atau sumber 11 April
melakuka
didapat kan hasil tentang alih baring 2019
n alih 3. Menyiapkan 11 April
37,41% diharapkan
baring sasaran 2019
meningkat 42,59%
4. Sosialisasi dengan 16 April
tiap 3
menjadi 80% dengan
perawat tentang 2019
jam
indikator: 16 April
alih baring
sekali 1. menggunakan
5. Melakukan 2019
poster alih baring
roleplay
18-19
yang sudah ada 6. Memberi
7, SP2K Tidak Setelah dilakukan 1. Koordinasi 16 April 1.KaRu Pembuatan Sefa Budi
2. KaTim
P dilakukan implementasi dengan kepala 2019 poster
3.Perawat
(Pre 14 April
Pre diharapkan ruang. pengingat pre
Ruang
Confer pre Conference 2. Mencari 2019
conferen conferense
dapat dijalankan dari
ence) literature atau
ce setiap 15 April Rp 5.000
57,55 % menjadi
sumber tentang
sift 2019
84,12%
pre conference 15 April
perawat dengan indicator:
3. Menyiapkan
Penggunaan panduan 2019
sarana 15 April
Pre conference. 4. Sosialisasi
Perawat 2019
dengan 15 April
melaksanakan pada
perawat 2019
setiap shift setiap
tentang pre
pelaksanaan timbang 16-17
conference
terima/ operan jaga. April
5. Melakukan
2019
roleplay
6. Memberi
kesempatan
17 April
kepada
2019
perawat
pelaksanaan
pre conference
7. Mengevaluasi
pelaksanaan
8. Discha Pengetah Setelah dilakukan 1. Koordinasi 8 April 1. KaRu Lembar balik Munova
2. KaTim
rd uan implementasi dengan kepala 2019 Rp. 40.000 anjarwati
3. Perawat
planni keluarga diharapkan dischard ruang.
8 April Ruang
2. Mencari
ng tentang planning dapat
2019
literature atau
stroke meningkat yang
sumber tentang
dan awalnya didapatkan
9 April
dischard
penangan 70,83% meningkat
2019
planning
annya 19,17% menjadi 90%
3. Sosialisasi
Dengan indikator:
dirumah
1. Penyuluhan dan dengan
kurang
pendidikan perawat
kesehatan tentang
tentang stroke dischard
dan planning 9 april
penanganannya dengan 2019
2. Cara pemakaian
melakukan
Tabel 4.1
Rencana Pelaksanaan Peningkatan Identifikasi Pasien di ruang Unit Stroke
RSUD Banyumas
10 11 12 15 16 18 19
7. Melakukan Evaluasi
8. Dokumentasi
Analisis:
2. Evaluasi
Kegiatan evaluasi yang sudah kami lakukan selama 3 hari yaitu tanggal 18-19
April 2019 didapatkan peningkatan hasil setelah dilakukan implementasi
kepada perawat. Adapun hasil evaluasi akan dilihat pada tabel 4.2 sebagai
berikut:
Tabel 4.2
Evaluasi Pelaksanaan Peningkatan Identifikasi Pasien di Ruang Unit Stroke RSUD
Banyumas periode 18-20 April 2019
No Indikator
Ya Tdk
JUMLAH 35 0
PRESENTASE 100% 0
RATA-RATA 100%
Analisis:
Target peningkatan identifikasi pasien ruangan Unit Stroke sebesar 17,15% dari
82,85% menjadi 100%, setelah dilakukan pelaksanaan identifikasi pasien
didapatkan hasil evaluasi 100 %, dalam hal tersebut terjadi peningkatan sebesar
17,15% yang berarti target sudah tercapai.
4. Kesinambungan
Kepatuhan perawat untuk membiasakan melakukan identifikasi pasien pada
pasien di Ruang Unit Stroke.
1. Implementasi
Tabel
Rencana Pelaksanaan Peningkatan resiko jatuh
di ruang Unit Stroke RSUD Banyumas
11 16 18 19
7. Melakukan Evaluasi
8. Dokumentasi
2. Evaluasi
No Pernyataan YA TIDA
K
TOTAL 25 0
PRESENTASE 100% 0
Sumber: sumber : observasi Ruang unit stroke 2019
Analisa :
Target peningkatan resiko jatuh di Ruang Unit Stroke, sebesar 40% dari
60% menjadi 100 % setelah dilakukan pelaksanaan resiko jatuh didapatkan
hasil evaluasi 100 %, dalam hal tersebut terjadi peningkatan sebesar 40%
yang berarti target sudah tercapai.
3. Faktor pendukung
Faktor pendukung yaitu :
4) Adanya Motivasi dari pihak Karu dan katim untuk mengoptimalkan
Patient safety
5) Fasilitas mengenai Patient safety pelaksanaan sasaran keselamatan
pasien resiko jatuh sudah tersedia
Tabel 4.1
Rencana Pelaksanaan Peningkatan Alih Baring di ruang Unit Stroke RSUD
Banyumas
Analisis:
2. Evaluasi
Kegiatan evaluasi yang sudah kami lakukan selama 3 hari yaitu tanggal
18-19 April 2019didapatkan peningkatan hasil setelah dilakukan implementasi
kepada perawat. Adapun hasil evaluasi akan dilihat pada tabel 4. sebagai
berikut:
Evaluasi Pelaksanaan Alih Baring di Ruang Unit Stroke RSUD Banyumas periode
18-19 April 2019
No Pelaksanaan
Kegiatan
Ya Tidak
Tahap Pra Interaksi
1 Melakukan verifikasi program pengobatan klien 2 5
2 Mencuci tangan 4 3
3 Menempatkan alat didekat pasien dengan benar 3 4
Tahap Orientasi
1 Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik 5 2
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada3 4
klien/keluarga
3 Menayakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum2 5
tindakan dilakukan
Tahap Kerja
1 Menjaga privacy pasien 2 5
Merubah posisi dari terlentang ke miring:
2 Menata beberapa bantal disebelah klien 7 0
3 Memiringkan klien kearah bantal yang disiapkan 7 0
4 Menekuk lutut kaki yang atas 7 0
5 Memastikan posisi klien aman 7 0
Merubah posisi dari miring ke terlentang:
6 Menata beberapa bantal di sebelah klien 7 0
7 Menelentangkan klien kearah bantal yang disiapkan 7 0
8 Meluruskan kedua lutut 7 0
9 Memastikan posisi klien aman 7 0
10 Merapikan pasien 4 3
Analisa :
Target pelaksanaan alih baring di Ruang Unit Stroke sebesar 42.59% dari
37.41% menjadi 80%. Setelah dilakukan pelaksanaan terjadi peningkatan sebesar
32.66%. adapun implementasi yang belum dilakukan oleh perawat dalam
melaksanakan alih baring adalah menjelaskan tujuan prosedur tindakan pada pasien
atau keluarga, menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum tindakan dan
mengevaluasi hasil tindakan.
1) Faktor pendukung
a. Dukungan kepala ruang dan perawat di Ruang Unit Stroke dalam
melaksanakan alih baring
b. Respon dan penerimaan yang baik dari perawat pada saat sosialisasi
tentang alih baring
c. Adanya kesadaran dari perawat pentingnya dilakukan alih baring pada
pasien total care di Ruang Unit Stroke
2) Kendala
a. Perawat kurang terbiasa untuk melakukan alih baring dan menyetel alarm
setiap 2 jam sekali
b. Perawat hanya mengajarkan sekali, selanjutnya perawat hanya
mengandalkan keluarga pasien untuk melakukan alih baring.
4. Kesinambungan
Tabel 4.1
Rencana Pelaksanaan Discharge Planning di ruang Unit Stroke RSUD
Banyumas
Tanggal
No Kegiatan Pelaksanaan
11 16 18 19
1. Koordinasi dengan kepala
ruang
2. Mencari literature atau
sumber tentang oral hygiene
3. Sosialisasi dengan perawat
tentang oral hygiene
4. Menyiapkan sarana seperti
melengkapi pinset yang
kurang
5. Melakukan Role Play
6. Memberi kesempatan kepada
perawat pelaksana melakukan
oral hygiene
7 Mengevaluasi pelaksanaan
oral hygiene
9. Dokumentasi
Sumber : Data primer Mahasiswa Ners UMP 2019
Analisis:
2. Evaluasi
Kegiatan evaluasi yang sudah kami lakukan selama 2 hari yaitu
tanggal 18-19 April 2019 didapatkan peningkatan hasil setelah dilakukan
implementasi kepada perawat. Adapun hasil evaluasi akan dilihat pada tabel
sebagai berikut:
Tabel
Oral hygine
Di Ruang Unit Stroke RSUD Banyumas
N (perawat): 7
Kegiatan Pelaksanaan
Ya Tidak
PRE INTERAKSI
Melakukan pengecekan program terapi 7 0
Mencuci tangan sesuai program 7 0
Mendekatkan alat kepasien 7 0
ORIENTASI
Memberi salam dan menyapa nama jika pasien sadar 7 0
Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan 7 0
Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien 7 0
KERJA
Menjaga privacy pasien 7 0
Memasang alas dan handuk dibawah dagu pasien 0 7
Memakai sarung tangan, masker dan baju tindakan 7 0
Membasahi deppers menggunakan NaCl dan ditambah cairan 7 0
listerin dengan pinset
Membuka mulut pasien dengan kasa menggunakan pinset 7 0
Membersikan rongga mulut mulai dinding gusi, gigi dan gigi 7 0
luar hingga bersih
Mengolesi bibir bila ada stomatitis di olesi listerin 7 0
menggunakan kasa dengan pinset
Rapikan pasien 7 0
TERMINASI
Analisis :
4. Kesinambunngan
Tabel 4.3
Rencana Pelaksanaan Pre Conference dan Post Conference
Di Ruang Unit Stroke RSUD Banyumas
No Tanggal
Kegiatan 15 16 17 18 19
1. Melakukan koordinasi
dengan kepala ruang
mengenai masalah pre
dan post confrerence
5 Mensosialisasikan
dengan perawat tentang
pre dan post conference
7 Mengobservasi
pelaksanaan pre dan
post conference
Keterangan :
Analisis :
2. Evaluasi
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi yang dilakukan di Ruang
Unit Stroke didapatkan hasil Pre Conference sebesar 84,12% dengan
target awal 65% dan hasi Post Conference sebesar 51,28% dari target
Tabel 4.4
Evaluasi Penilaian Pelaksanaan Pre Conference
Ruang Unit Stroke RSUD Banyumas
Periode 18-19 April 2019
No Aktivitas YA TIDAK
Persiapan
1 Ketua Tim dan perawat 7 2
2 Ketua Tim menyiapkan rekam medik dan buku 7 2
laporan shift pasien dalam tanggungjawabnya
Pelaksanaan
1 Ketua Tim / PJ membuka pre conference dengan 8 1
salam dan berdoa jika belum dilakukan.
2 Semua perawat berkumpul di ruang coverence 6 3
3 Ketua Tim / PJ merencanakan asuhan keperawatan 9 0
pada tiap pasien yang menjadi tanggung jawab
kepada anggota timnya
4 Anggota tim menuliskan semua asuhan 7 2
keperawatan yang direncakan oleh ketua tim di
buku log book masing masing
5 Tutup kegiatan pre conference dengan bacaan 9 0
salam.
TOTAL 53 10
PERSENTASE 84,12 15.87%
%
Sumber : Data Observasi di Ruang Unit Stroke RSUD Banyumas
Analisa
Tabel 4.5
Evaluasi Penilaian Pelaksanaan Post Conference
Ruang Unit Stroke RSUD Banyumas
Periode 18-19 April 2019
No Aktivitas YA TIDAK
Persiapan
1 Ketua tim/pj shift dan perawat 6 3
2 Buku hand over 7 6
3 Alat tulis 8 2
4 Buku catatan pribadi / log book 0 9
Pelaksanaan
1 Ketua Tim / PJ membuka post conference dengan bacaan 7 2
salam
2 Kaji ulang data pasien : nama, no RM, medik, tanggal 2 7
lahir
3 Identifikasi program dalam pre conference 6 3
4 Perawat pelaksana menyampaikan hasil asuhan 2 7
keperawatan yang telah dilaksanakan
5 Ceritakan respon pasien dan keluarga dalam menerima 6 3
tindakan keperawatan
6 Diskusikan kendala dalam asuhan keperawatan 7 2
Analisa
Berdasarkan target Post Conference di Ruang Unit Stroke adalah 76%. Dari hasil
pengkajian presentase Post Conference sebesar 12,82% namun setelah dilakukan
sosialisasi dan demonstrasi tentang Post Conference mengalami peningkatan sebesar
51,28%. Hasil ini menunjukan bahwa pelaksanaan Post Conference berjalan dengan
cukup baik. Namun pada kegiatan Post Conference dari observasi yang telah
dilakukan selama 2 hari terdapat pelaksanaan Post Conference di RSUD Banyumas,
didapatkan dari point ceklist pada tujuan dilakukan Post Conference jarang dilakukan
hal tersebut sangat penting agar semua anggota lebih tahu mengenai post conference
serta menyimpulkan hasil Post Converence juga jarang dilakukan hal ini agar
mempermudah tindakan dan memberikan reinforcement dan motivasi juga perlu
dilakukan supaya perawat semangat dalam menjalankan tugas.
F. Discharge Planning
1. Implementasi
Kami berencana meningkatkan discharge planning di Ruang Unit Stroke dari
70,83% menjadi 90% dengan kenaikan sebesar 19,17%. Penanggung jawab
dalam kegiatan ini adalah Munova Anjarwati.,S.Kep, namun untuk
pelaksanaan dilakukan oleh seluruh rekan yang ada di ruangan Unit Stroke.
Uraian kegiatan yang telah terlaksana di ruang Unit Stroke selama 7 hari,
dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.1
Rencana Pelaksanaan Discharge Planning di ruang Unit Stroke RSUD
Banyumas
Tanggal Pelaksanaan
No Kegiatan
8 9 10 11 12 13
1. Koordinasi dengan kepala
ruang
2. Mencari literature atau
sumber tentang dischard
planning
3. Sosialisasi dengan perawat
tentang dischard planning
dengan melakukan
penyuluhan tentang stroke
dan penanganannya
4. Menyiapkan sarana leaflet,
powerpoint
5. Melakukan Role Play
6. Memberi kesempatan kepada
perawat pelaksanaan dischard
planning
7 Mengevaluasi pelaksanaan
dischard planning
8. Melakukan Evaluasi
Analisis:
2. Evaluasi
Kegiatan evaluasi yang sudah kami lakukan selama 2 hari yaitu tanggal
12-13 April 2019 didapatkan peningkatan hasil setelah dilakukan implementasi
kepada perawat. Adapun hasil evaluasi akan dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel
Pelaksanaan Discharge Planning
Di Ruang Unit Stroke Center RSUD
N (Perawat) : 3
No Kegiatan Pelaksanaan
Ya Tidak
A. PRE INTERAKSI
Mengidentifikasi data pasien (tingkat pendidikan 3
1.
dan pengetahuan pasien/keluarga)
Mengidentifikasi kebutuhan perawatan lanjutan 3
2.
pasien di rumah
3 Membuat rencana interaksi 3
Menyiapkan tempat untuk memberikan 3
4.
discharge planning
Menyiapkan bahan untuk memberikan (pedoman 3
5 pemberian discharge planning, leaflet), surat
control, surat pulang, obat-obatan
B. ORIENTASI
1. Memberi salam dengan senyum. 3
2 Memperkenalkan diri (nama, dan peran perawat) 3
3 Menanyakan perasaan pasien/keluarga 3
4 Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan 3
5 Menjelaskan tujuan kegiatan 3
Analisis :
4. Kesinambunngan
Diharapkan dengan adanya pembuatan lembar balik dan leaflet yang
berhubungan dengan discharge planning serta dukungan dari kepala
ruang.kegiatan ini dapat terus terlaksana saat penerimaan pasien baru dan
selama pasien dirawat serta sebelum pasien pulang di ruang unit stroke.