Вы находитесь на странице: 1из 17

Baterai dan jenis-jenisnya

Baterai adalah alat listrik-kimiawi yang menyimpan energi dan mengeluarkan tenaganya dalam
bentuk listrik. Sebuah baterai biasanya terdiri dari tiga komponen penting, yaitu:
batang karbon sebagai anode (kutub positif baterai)
seng (Zn) sebagai katode (kutub negatif baterai)
pasta sebagai elektrolit (penghantar).
Berdasarkan penggunaannya baterai dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu :
Baterai Primer (Single-use Battery)

Sel Leclanche/baterai kering


Disebut baterai kering oleh karena sel volta jenis ini menggunakan elektrolit dalam bentuk padat atau pasta.
Sel Leclanche terdiri dari :
Anode : berupa silinder yang dilapisi denagn Zn
Katode : Berupa batang grafit ( karbon ), merupakan elektrode inert
Elektrolit : berupa pasta yang merupakan campuran dari mangan dioksida ( MnO2), Zink klorida ( ZnCl2),
amonium klorida ( NH4Cl ), air dan serbuk karbon.
Digunakan pada radio, senter, mainan dan sejenisnya. Potensial sel dari baterai sekitar 1,5 V dan menurun
sejalan dengan lama pemakaian sehingga harga di pasaran sangat murah.

Reaksi yang terjadi :


Anode : Zn → Zn2+ + 2e
Katode : 2MnO2 + 2NH4+ + 2e → Mn2O3 + 2NH3 + 2H2O

Reaksi selnya : Zn + 2MnO2 + 2NH4+ → Zn2+ + Mn2O3 + 2NH3 + 2H2O

Baterai Alkaline
Baterai alkaline atau sel kering alkaline pada dasarnya hampir sama dengan sel leclanche. Sel baterai ini
juga menggunakan zink dan MnO2 sebagai pereaksinya, tetapi bersifat basa karena menggunakan KOH
sebagai elektrolitnya menggantikan NH4Cl.
Reaksi yang terjadi didalam baterai alkaline :
Anode ( Oksidasi )
Zn + 2OH- → Zn(OH)2 + 2e
Katode ( Reduksi )
2MnO2 + 2H2O + 2e → 2MnO(OH)2 + 2 OH -
Reaksi selnya
2MnO2 + 2H2O + Zn → 2MnO(OH)2 + Zn(OH)2

Potensial sel yang dihasilkan sebesar 1,55 V, tetapi perlahan-lahan kekuatannya akan menurun setelah
dipakai terus menerus. Baterai alkaline banyak digunakan pada CD / MD / MP3 Players, mainan, kamera,
senter, remote control, dsb.

Sel Merkuri
Sel volta yang lainnya adalah sel merkuri atau disebut juga sel kancing jenis Ruben-mallory. Sel jenis ini
banyak digunakan untuk baterai arloji, kalkulator dan komputer. Namun baterai merkuri telah dilarang
penggunaannyadan ditarik dari peredaran sebab bahaya yang dikandungnya (logam berat merkuri ). Baterai
kancing ini terdiri atas seng sebagai anode dan merkuri (II) oksida sebagai katode. Kedua elektroda tersebut
berupaserbuk padat. Ruang diantara kedua elektroda diisi dengan bahan penyerap yang mengandung
elektrolit kalium hidroksida ( basa, alkaline )
Reaksi redoks yang terjadi :
Anode : Zn + 2OH - → ZnO + H2O + 2e
Katode : HgO + H2O + 2e → Hg + 2OH-
Reaksi selnya : Zn + HgO → ZnO + Hg

Sel perak Oksida


Baterai ini dapat digunakan untuk arloji, kalkulator, dan alat elektronik lainnya. Memiliki potensial
sebesar1,5 V dan dapat bertahan dalam waktu yang cukup lama.

Reaksi yang terjadi :


Anoda : Zn + 2OH → Zn(OH)2 + 2e
Katoda : Ag2O + H2O + 2e → 2Ag+ + 2OH
Reaksi diselnya : Zn + Ag2O + H2O → Zn(OH)2 + 2Ag+

Baterai Lithium
Baterai lithium menggunakan logam lithium sebagai anodenya. Harga baterai lithium lebih mahal jika
dibandingkan dengan baterai biasa karena dapat dipakai untuk waktu yang cukup lama ( ± 10 tahun ).
Baterai lithium banyak digunakan pada sistem navigasi dan industri jam. Baterai lithium terdiri dari logam
lithium yang bertindak sebagai anode, karbon yang bertindak sebagai katode, dan elektrolit yaitu larutan
lithium alumunium klorida ( LiAlCl4 ) dalam larutan tionil klorida ( SOCl2 )

Reaksi yang terjadi :

Anode : Li → Li+ + e
Katode : 2SOCl2 + 4e → SO2 + S + 4Cl- +
Reaksi selnya : 2SOCl2 + 4Li → 4 Li+ + SO2 + S + 4Cl-

Sel Daniell

Sel Daniell diciptakan pada tahun 1839 oleh Jhon Fredic Daniell Seorang ahli kimia dan meteorology
kebangsaan Inggris dan terdiri dari sebuah pot tembaga diisi dengan sulfat tembaga solusi, dimana
direndam tanpa glasir wadah gerabah dengan sulfat asam dan seng elektroda.
Reaksinya :
Anode : Zn → Zn2+ + 2e
Katode : Cu2+ + 2e → Cu
Reaksi sel :Zn + Cu2+ → Zn2+ + Cu

Alumunium-udara (Al-air)

Baterai Aluminium-udara atau baterai Al-udara menghasilkan listrik dari reaksi oksigen di udara dengan
aluminium. Mereka memiliki salah satu kepadatan energi tertinggi dari semua baterai, tetapi mereka tidak
banyak digunakan karena masalah dengan biaya anoda tinggi dan penghapusan produk sampingan ketika
menggunakan elektrolit tradisional dan telah membatasi penggunaannya untuk aplikasi terutama militer.
Namun, kendaraan listrik dengan baterai aluminium memiliki potensi hingga delapan kali kisaran baterai
lithium-ion dengan total berat badan secara signifikan lebih rendah.

Baterai Aluminium-udara sel primer; yaitu, non-isi ulang. Setelah anoda aluminium dikonsumsi oleh
reaksi dengan oksigen atmosfer di katoda direndam dalam elektrolit berbasis air untuk membentuk
aluminium oksida terhidrasi, baterai tidak akan lagi menghasilkan listrik. Namun, adalah mungkin untuk
mekanis mengisi ulang baterai dengan anoda aluminium baru yang terbuat dari daur ulang aluminium
oksida terhidrasi. Daur ulang tersebut akan penting jika baterai aluminium-udara harus diadopsi secara
luas.
Reaksi kimia :

Total reaksi 4AL + 3O


2 + 6H
2O → 4AL (OH)
3 + 2.71 V.

Perbedaan sekitar 1,2 volt potensial diciptakan oleh reaksi ini, dan dapat dicapai dalam
praktek ketika kalium hidroksida digunakan sebagai elektrolit. Air
asin elektrolitmencapai sekitar 0,7 volt per sel.
Oksidasi anoda setengah-reaksi adalah Pengurangan katoda setengah-reaksiadalah Al + 3OH−
→ Al(OH)
3 + 3e− +2.31 V.
Reduksi katoda setengah reaksi adalah O
2 + 2H
2O + 4e− → 4OH−
+0.40 V.
Total reaksi : 4Al + 3O
2 + 6H
2O → 4Al(OH)
3 + 2.71 V.
Perbedaan sekitar 1,2 volt potensial diciptakan oleh reaksi ini, dan dapat dicapai dalam
praktek ketika kalium hidroksida digunakan sebagai elektrolit. Air
asin elektrolitmencapai sekitar 0,7 volt per sel.
Metal-air
Sebuah sel elektrokimia logam-udara adalah sel elektrokimia yang menggunakan anodaterbuat dari logam
murni dan katoda eksternal udara ambien, biasanya dengan elektrolitberair.
Li-udara baterai discharge reaksi
antara Li dan Li2O oksigen, menurut 4Li + O2 →2Li2O, memiliki tegangan rangkaian
terbuka dari 2,91 V dan energi teoritis spesifik5210 watt-jam per
kilogram (Wh / kg). Karena oksigen tidak disimpan dalam baterai,energi spesifik teoritis tidak
termasuk oksigen 11.140 Wh / kg (40,1 MJ / kg).Bandingkan
dengan sosok 12.200 Wh / kg (44 MJ / kg) untuk bensin.

2. Sel Sekunder (Re-chargeable Battery)


Sel aki
Sel aki merupakan salah satu contoh dari sel sekunder. Sel aki ini dapat digunakan dalam waktu yang relatif
lama, menghasilkan potensial sel yang tinggi, dan mudah untuk diproduksi. Potensial sel yang dihasilkan
sebesar 12 volt. Banyak digunakan pada mobil dan motor serta kendaraan lainnya. Yang menjadi katodanya
adalah PbO2, anodanya Pb, elektrolitnya H2SO4.

Pada saat sel aki digunakan, energi kimia akan diubah menjadi energi listrik. Hal ini disebabkan adanya
reaksi redoks spontan yang ditimbulkannya.
Reaksi yang terjadi :
Anode : Pb + SO42- → PbSO4 + 2e
Katode : PbO2 + 4H+ + SO42- + 2e → PbSO4 + 2H2O

Reaksi yang terjadi pada saat aki diisi ulang :


2PbSO4 + 2H2O → PbO2 + 4H+ + Pb + 2SO42-

Baterai NiCd
Karakteristik baterai NiCd :
Tegangan nominal satu sel baterai NiCd adalah 1,2 volt.
Baterai yang bertegangan nominal lebih tinggi berisi beberapa sel yang di hubungkan seri.
Kelebihan baterai NiCd di bandingkan ketiga jenis lainnya adalah kemampuannya dalam menangani
beban tinggi, selain itu baterai NiCd 5x lebih cepat di charge di bandingkan dengan baterai NiMH atau
20x lebih cepat di bandingkan dengan baterai Lithium, karena bisa menggunakan fast charger.
Kelemahan baterai ini di bandingkan dengan baterai Lithium adalah kapasitas simpan yang rendah, rasio
daya/berat yang lebih rendah dan adanya efek memory. Selain itu baterai NiCd yang telah di charge dapat
kosong sendiri ( self discharging ) walaupun tidak di pakai. sekitar 22% energinya hilang dalam 24 jam.
Baterai NiCd yang sudah lemah tidak boleh langsung di charge.
Baterai NiCd harus di kosongkan dulu sampai benar-benar habis sebelum di charge.
Jika di isi lebih dari 10 jam dengan arus rendah akan cepat lemah karena ada efek memory, baterai tidak
mampu bekerja walaupun terisi penuh, hal ini terjadi karena pengendapan kristal logam pada elektroda
negatif sehingga kapasitas baterai berkurang, impedansi ( Tahanan dalam ) meningkat sehingga terjadi
drop tegangan pada saat di bebani baterai hanya berfungsi sebentar.
Sel nikel kadmium dapat digunakan pada telepon genggam, tape recorder, pH meter, laptopp, dll. Sel dari
baterai nikel-kadmium terdiri atas anode dari kadmium dan katode NiO2 dengan KOH sebagai
elektrolitnya. Potensial yang dihasilkan sebesar 1,25 volt.

Reaksi yang terjadi :


Anode : Cd + 2 OH- → Cd(OH)2 + 2e
Katode : Ni(OH)3 + e → Ni(OH)2 + OH-

Baterai NiMH
Karakteristik Baterai NiMH :
Tegangan nominal satu sel baterai NiMH adalah 1,2 volt
Self dischargingnya lebih kecil di bandingkan baterai NiCd, tergantung dari Typenya sekitar 6 – 16%
energi akan hilang dalam 24 jam.
Cara charging yang salah akan mengakibatkan baterai tidak bekerja normal, meskipun baterai terisi penuh
tetapi akan menyatakan habis walaupun di gunakan sebentar. ( tegangan terukur normal tapi langsung
drop ketika di bebani ). Keadaan tersebut di sebut Lazy Battery.
Baterai NiMH dapat menyimpan energi 2x lebih banyak di bandingkan dengan baterai NiCd.

Baterai LI – Ion
Karakteristik Baterai Li – Ion :
Tegangan nominal Baterai Li – Ion adalah 3,6 volt.
Elektrolit dalam baterai Li – Ion sangat reaktif, bocornya dapat mengakibatkan karat pada peralatan.
Baterai Li – Ion ditempatkan dalam cassing logam yang stabil dan kuat
Microcontroller dan sensor-sensor di pasang pada cassing untuk mencegah panas berlebihan dan
overcharging.
Kerapatan energi baterai Li – Ion mampu menyimpan energi 3x lebih banyak di bandingkan dengan
baterai NiCd.
Baterai Li – Ion tidak memiliki efek memory maupun Lazy Battery sehingga baterai tidak perlu di
kosongkan sebelum di charge.
Self discharging juga lebih kecil yaitu sekitar 10% dalam 24 jam.
Impedansi ( tahanan dalam ) baterai Li – Ion lebih tinggi di bandingkan denga NiCd dan NiMH, yaitu
200 – 250 mili Ohm. Akibatnya baterai cepat menjadi panas dan tegangannya drop jika di bebani terlalu
berat.
Lithium sangat reaktif, bahan kimia di dalam baterai akan terurai dengan sendirinya dan setelah 2 tahun
baterai menjadi tidak dapat di gunakan lagi walaupun baterai tersebut di simpan saja.
Li – Polymer
Karakteristik baterai Li – Polymer :
Tegangan nominal baterai Li – Polymer adalah 3,6 volt.
Elektrolit dalam baterai Li – Polymer berbentuk padat dan tidak reaktif sehingga menyederhanakan
cassing baterai.
Baterai Li – Polymer dapat dibuat dalam ukuran yang sangat tipis dan flexible sehingga cocok di
gunakan dalam peralatan berukuran mini.
Di bandingkan dengan baterai Li – Ion dengan kapasitas yang sama, baterai Li – Polymer bobotnya lebih
ringan 10 – 15%.
Baterai Li – Polymer lebih cepat kehilangan kapasitasnya.

Baterai DMFC
Baterai ini merupakan baterai yang materialnya menggunakan fuel cell yaitu berupa cairan di mana
komposisinya berupa fuel hidrogen dengan campuran oksigen untuk memproduksi elektrik power, panas
dan cair.
Hasil dari reaksi kimia yang terjadi menghasilkan kepadatan energi yang tinggi. Hal inilah yang menjadi
keunggulan DMFC di banding dengan baterai Lithium Ion.
Baterai DMFC memiliki 10x improvement dalam kepadatan volumetrik energy.
Sel bahan bakar
Sel bahan bakar merupakan bagian dari sel volta yang mirip dengan aki atau baterai, dimana bahan bakarnya
diisi secara terus menerus, sehingga dapat digunakan secara terus menerus juga.
Sel ini merupakan sumber energi yang bebas polutan ketika energi gas hidrogen dibakar dalam udara atau
gas oksigen, selain dihasilkan air juga dibebaskannya energi

2H2 + O2 → 2H2O ∆H = -572 kj

Selain ini terdiri atas anode dari lempeng nikel berpori yang dialiri gas hidrogen dan katode dari lempeng
nikel oksida berpori yang dialiri gas oksigen. Elektrolitnya adalah larutan KOH pekat.

Reaksi yang terjadi :


Anoda : 2H2 + 4OH- → 4H2O + 4e
Katoda : O2 + 2H2O + 4e → 4OH-

Reaksi selnya : 2H2 + O2 → 2H2O

Sel jeruk
Baterai jeruk menjadi objek penelitian sejak ditemukannya zat elektrolit pada baterai ini.
Katoda : Tembaga dengan ditambah ion
Anoda : Paket gatramis

Kedua benda bekerja sebagai elektroda, menyebabkan terjadinya reaksi elektrokimia yang menghasilkan
beda potensial kecil. Baterai ini mirip dengan elemen pada sel volta.
Reaksi yang terjadi :
Katoda : 2Cu + 2H+ + 2e → 2Cu + H2
Anoda : Zn + 2e → Zn2+
Reaksi selnya : 2Cu + Zn + 2H+ → 2Cu + Zn2+ + + H2

Pada katoda tembaga ( Cu ), ion hidrogen ( proton yang terlarut dalam larutan asam ) akan membentuk
molekul hidrogen.

Baterai Nikel-metalhidrida
Baterai NiMH banyak digunakan pada laptop, telepon seluler, camcorder, dan kamera digital. Potensialnya
hampir sama dengan Ni-Cd sekitar 1,4 volt tetapi dapat menyimpan mendekati 50% energi lebih banyak
dari baterai Ni-Cd. Sel dari NiMH terdiri dari anoda Ni(OH)2 dan katoda pada panduan logam yang
menyerap hidrogen serta elektrolitnya adalah KOH. Reaksi redoks yang terjadi tidak menyebabkan
perubahan elektrolit. Baterai ini mempunyai umur lebih panjang dari pada baterai Ni-Cd dan dapat dilihat
dari densitas dayanya yang tinggi ( 710 Wh / kg dibanding 60-80 Wh / kg pada NiMH ).

Reaksi yang terjadi :


Anoda : Ni(OH)2 + OH- → NiOOH + H2O + e
Katoda : M + H2O + e → MH + OH-

Reaksi selnya : Ni(OH)2 + M → NiOOH + MH

Baterai Lithium-tionil klorida


Baterai LiSOCl2 memiliki ukuran yang kecil dan juga memiliki 2 bentuk yaitu silinder dan cangkram
(disk). Potensial baterai ini cukup besar yaitu sekitar 2,7—3,6 v. Baterai ini terdiri dari anode Li dan katode
C , dimana triotil klorida tereduksi. Elektrolitnya adalah LiAlCl4 dalam LiSOCl2.
Porositas yang tinggi mengakibatkan arus yang dihasilkan juga besar. Sebagian besar SO2 yang terbentuk
pada reaksi akan terlarut dalam elektroloit dan katode.

Reaksinya
Anode :4Li → 4Li+ + 4e
Katode :2SOCl2 + 4e → SO2 + S + 4Cl
Reaksi sel :4Li + 2 SOCl2 → 4LiCl + SO4 + S
Baterai ini biasanya digunakan pada remote control, kamera, lampu senter,dll.

Baterai Lithium-sulfure (Li-S)


Baterai Lithium-sulfureadalh isi ulang dari sel galvani dengan kepadatan energi yang sangat tinggi.
Berdasarkan berat atom rendah lithium dan berat moderat belerang ( sulfure ), baterai ini relatif ringan
tentang kepadatan air. Mereka menunjukan pada ketinggian pesawat terbang bertenaga surya dan
terpanjang di bulan Agustus 2008.
Persamaan reaksi :

S8 → Li2S8 → Li2S6 → Li2S4 → Li2S3S8 →Li2S8 → Li2S6 → Li2S4 → Li2S3


Diseberang sparator difusi berpori, sulfur plimer terbentuk dinominal katoda sebagai tuntutan sel .
Li2S → Li2S3 → Li2S4 → Li2S6 → Li2S8 → S8Li2S → Li2S2 → Li2S3 → Li2S4 → Li2S6 → Li2S8 → S

Baterai Alumunium-ion (Al-ion)


Baterai Aluminium-ion adalah kelas baterai isi ulang di mana-ion aluminiummemberikan energi
dengan mengalir dari elektroda negatif dari baterai, anoda, ke
elektroda positif, katoda. Ketika pengisian, ion-aluminium kembali ke anoda.

Baterai Aluminium-ion memiliki umur simpan yang relatif singkat. Kombinasi dari
panas, tingkat pengisian, dan pembaharuan dapat secara dramatis mengurangi kapasitas
energi. Ketika baterai ion logam sepenuhnya habis, mereka tidak bisa lagi diisi ulang.Bahan
elektrolit ionik mahal. Seperti kebanyakan baterai, mereka memiliki kepadatan energi yang jauh lebih
rendah daripada bensin.

Reaksi kimia :
Setengah reaksi anoda :

Setengah reaksi katoda :

Kombinasi dari dua reaksi :

Lithium-udara (Li-air)
Baterai lithium-udara, Li-udara untuk jangka pendek, adalah baterai kimia logam-udara yang
menggunakan oksidasi lithium di anoda dan reduksi oksigen pada katoda untuk menginduksi arus.Ini
adalah semua-solid- baterai negara.

Awalnya diusulkan pada 1970-an sebagai sumber daya yang mungkin untuk kendaraan listrik baterai,
baterai Li-air merebut kembali kepentingan ilmiah di akhir 2000-an karena kemajuan dalam teknologi
material dan meningkatnya permintaan untuk sumber energi terbarukan.

Daya tarik utama dari baterai Li-air adalah energi spesifik yang sangat tinggi, ukuran jumlah energi
baterai dapat menyimpan untuk berat tertentu. Sebuah baterai lithium-udara memiliki kepadatan energi
(per kilogram) sebanding dengan bensin. Li-air mendapatkan keuntungan ini dalam energi tertentu karena
mereka menggunakan oksigen dari udara bukan menyimpan oksidator internal.

Teknologi ini memerlukan kemajuan signifikan dalam beberapa bidang sebelum implementasi komersial
yang layak dapat dikembangkan empat pendekatan aktif. Aprotik, berair, solid state, dan dicampur air /
aprotik.

Baterai logam-udara, khususnya seng-udara, telah menerima perhatian karena potensi kepadatan energi
yang tinggi. Teoritis kepadatan energi yang spesifik untuk baterai logam-udara lebih tinggi daripada
pendekatan berbasis-ion, karena penggunaan oksigen atmosfer sebagai katoda, menghilangkan struktur
katoda tradisional. Baru-baru ini, baterai lithium-udara telah diusulkan sebagai langkah berikutnya dalam
arsitektur baterai lithium, karena kepadatan energi yang tinggi lithium sehubungan dengan udara (3840
mA · h / g).

Seorang pengemudi utama dalam pengembangan baterai lithium-udara adalah sektor otomotif. Kepadatan
energi dari bensin adalah sekitar 13 kW · h / kg, yang sesuai dengan 1,7 kW · h / kg energi disediakan
untuk roda setelah kerugian. Kepadatan energi teoritis dari baterai lithium-udara adalah 12 kW · h / kg
(43,2 MJ / kg) tidak termasuk massa oksigen. Telah berteori bahwa sama 1,7 kW · h / kg bisa mencapai
roda menggunakan Li-udara setelah kerugian lebih-potensi, komponen sel lainnya dan ancillaries baterai,
mengingat efisiensi yang jauh lebih tinggi dari motor listrik.

Baterai lithium-udara memiliki potensi 5-15 kali energi spesifik baterai lithium-ion saat ini.

Katoda dan elektrolit

Pada katoda, pengurangan terjadi oleh rekombinasi ion lithium dengan oksigen. Karbon mesopori telah
digunakan sebagai bahan katoda dengan katalis logam. Logam katalis dimasukkan ke dalam elektroda
karbon meningkatkan kinetika reduksi oksigen dan meningkatkan kapasitas tertentu katoda ini. Mangan,
kobalt, rutenium, platinum, perak, atau campuran kobalt dan mangan berada di bawah pertimbangan
sebagai katalis logam. Dalam beberapa keadaan katoda mangan-katalis dilakukan terbaik, dengan
kapasitas tertentu 3137 mA · H / g karbon dan katoda kobalt-katalis dilakukan terbaik kedua, dengan
kapasitas tertentu 2414 mA · H / g karbon. Berdasarkan pemodelan pori-besaran pertama baterai lithium-
udara, struktur mikro katoda secara signifikan mempengaruhi kapasitas baterai di kedua non-pori-
blocking dan rezim pori-blocking.

Kinerja sel-udara li dibatasi oleh efisiensi reaksi di katoda karena sebagian besar drop tegangan sel terjadi
di sana. Beberapa baterai kimia, digambarkan oleh elektrolit, tampilan berbagai reaksi elektrokimia di
katoda. Uraian di bawah ini difokuskan pada elektrolit aprotik dan berair sebagai tempat elektrokimia
mengambil tepat di elektrolit solid-state tidak dipahami dengan baik.

Dalam sel dengan oksida elektrolit lithium aprotik diproduksi melalui pengurangan di katoda:
Li + + e- + O
2 + * → LIO
2*

Li + + e- + LIO
2 * → Li
2O
2*
di mana "*" menunjukkan situs permukaan pada Li
2O
2 di mana hasil pertumbuhan, yang pada dasarnya adalah Li lowongan netral dalam Li
2O
2 permukaan.

Lithium oksida tidak larut dalam elektrolit aprotik, yang mengarah ke katoda penyumbatan.

Dalam sel dengan elektrolit berair pengurangan di katoda juga dapat menghasilkan hidroksida lithium:

Elektrolit asam

2Li + 1/2O
2 + 2H + → 2Li ++ H
2O
Basa konjugat terlibat dalam reaksi. Kepadatan energi sel sel Li-air energi spesifik maksimal
teoritis dan Li-udara 1400 W · h / kg dan 1.680 W · h / l, masing-masing.

Elektrolit berair basa

2Li + 1/2O
2+H
2O → 2LiOH
Molekul air yang terlibat dalam reaksi redoks pada katoda udara. Kepadatan energi sel sel Li-air
energi spesifik maksimal teoritis dan Li-udara 1300 W · h / kg dan 1.520 W · h / l, masing-masing.

Pengembangan bahan katoda baru harus memperhitungkan akomodasi dari sejumlah besar LI
O2, Li
2O
2 dan / atau LiOH tanpa menyebabkan penyumbatan pori-pori katoda dan menemukan katalis yang cocok
untuk membuat reaksi elektrokimia penuh semangat praktis.

Sebagai contoh, bahan sistem dual pori yang paling menjanjikan dalam hal kapasitas energi.

Sistem pori pertama berfungsi sebagai toko produk oksidasi.


Sistem pori kedua berfungsi sebagai transportasi oksigen.

Seng-udara (Zinc-air)
Baterai zinc-air (non-rechargeable), dan sel bahan bakar seng-udara (mekanis rechargeable) adalah baterai
logam-udara didukung dengan mengoksidasi seng dengan oksigen dari udara. Baterai ini memiliki
kepadatan energi yang tinggi dan relatif murah untuk memproduksi. Ukuran berkisar dari sel tombol yang
sangat kecil untuk alat bantu dengar, baterai yang lebih besar digunakan dalam kamera film yang
sebelumnya digunakan baterai merkuri, baterai yang sangat besar digunakan untuk penggerak kendaraan
listrik.

Selama debit, massa partikel seng membentuk anoda berpori, yang jenuh dengan elektrolit. Oksigen dari
udara bereaksi di katoda dan membentuk ion hidroksil yang bermigrasi ke dalam pasta zinc dan
membentuk zincate (Zn (OH) 2
4), melepaskan elektron untuk melakukan perjalanan ke katoda. Zincate meluruh menjadi oksida seng dan
air kembali ke elektrolit. Air dan hidroksil dari anoda didaur ulang di katoda, sehingga air tidak
dikonsumsi. Reaksi menghasilkan teoritis 1,65 volt, tapi ini dikurangi menjadi 1,35-1,4 V di sel yang
tersedia.

Baterai seng-udara memiliki beberapa sifat dari sel bahan bakar serta baterai: zinc adalah bahan bakar,
laju reaksi dapat dikontrol dengan memvariasikan aliran udara, dan teroksidasi pasta zinc / elektrolit bisa
diganti dengan pasta segar.

Baterai seng-udara dapat digunakan untuk menggantikan sekarang dihentikan 1,35 V baterai merkuri
(meskipun dengan masa operasi secara signifikan lebih pendek), yang pada tahun 1970-an melalui tahun
1980-an yang biasa digunakan dalam kamera foto.

Aplikasi masa depan kemungkinan baterai ini termasuk penyebaran sebagai baterai kendaraan listrik dan
sebagai sistem penyimpanan energi skala utilitas.

Вам также может понравиться