Вы находитесь на странице: 1из 5

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka yang penelitian disesuaikan dengan tema studi yakni


Statregi Pengembangan wisata budaya kawasan candi-candi Kerajaan Singhasari
adalah Sebagai berikut:

3.1 Pemukiman

Permukiman menurut Vernor C. Vinch dan Glenn T. Trewartha dalam R.


Bintarto (1977), menyatakan permukiman tempat kediaman penduduk adalah suatu
tempat atau daerah dimana penduduk berkumpul dan hidup bersama, dimana
mereka membangun rumah-rumah, jalan dan sebagainya guna kepentingan mereka.
Menurut Batubara Dalam Blaang (1986) merumuskan bahwa permukiman
adalah suatu kawasan perumahan yang ditata secara fungsional, ekonomi dan fisik
tata ruang yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan, sarana secara umum dan
fasilitas sosial sebagai suatu kesatuan yang utuh dengan membudidayakan sumber
daya dan dana, mengelolah lingkungan yang ada untuk mendukung kelangsungan
peningkatan mutu kehidupan manusia, memberi rasa aman, tentram dan nikmat,
nyaman dan sejahtera dalam keserasian dan keseimbangan agar berfungsi sebagai
wadah yang dapat melayani kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara
Menurut Parwata (2004) permukiman terdiri dari:
1. isi, yaitu manusia sendiri maupun masyarakat; dan
2. wadah, yaitu fisik hunian yang terdiri dari alam dan elemen-elemen buatan
manusia. Dua elemen permukiman tersebut, selanjutnya dapat dibagi ke
dalam lima elemen yaitu:
1) alam yang meliputi: topografi, geologi, tanah, air, tumbuh-
tumbuhan, hewan, dan iklim;
2) manusia yang meliputi: kebutuhan biologi (ruang,udara,
temperatur, dsb), perasaan dan persepsi, kebutuhan emosional, dan
nilai moral;

11
3) masyarakat yang meliputi: kepadatan dan komposisi penduduk,
kelompok sosial, kebudayaan, pengembangan ekonomi,
pendidikan, hukum dan administrasi;
4) fisik bangunan yang meliputi: rumah, pelayanan masyarakat
(sekolah, rumah sakit, dsb), fasilitas rekreasi, pusat perbelanjaan
dan pemerintahan, industri, kesehatan, hukum dan administrasi; dan
5) jaringan (net work) yang meliputi: sistem jaringan air bersih, sistem
jaringan listrik, sistem transportasi, sistem komunikasi, sistem
manajemen kepemilikan, drainase dan air kotor, dan tata letak fisik.
Menurut K. Basset dan John R. Short, 1980, dalam Kurniasih, Lingkungan
permukiman merupakan suatu sistem yang terdiri dari lima elemen, yaitu
1) Nature (unsur alami), mencakup sumber-sumber daya alam seperti
topografi, hidrologi, tanah, iklim, maupun unsur hayati yaitu
vegetasi dan fauna.
2) Man (manusia sebagai individu), mencakup segala kebutuhan
pribadinya seperti biologis, emosional, nilai-nilai moral, perasaan,
dan perepsinya.
3) Society (masyarakat), adanya manusia sebagai kelompok
masyarakat.
4) Shells (tempat), dimana mansia sebagai individu maupun
kelompok melangsungkan kegiatan atau melaksanakan kehidupan.
5) Network (jaringan), merupakan sistem alami maupun buatan
manusia, yang menunjang berfungsinya lingkungan permukiman
tersebut seperti jalan, air bersih, listrik, dan sebagainya.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka pada dasarya suatu permukiman
terdiri dari isi (contents) yaitu manusia, baik secara individual maupun dalam
masyarakat dan wadah yaitu lingkungan fisik permukiman lingkungan fisik
permukiman yang merupakan wadah bagi kehidupan manusia dan merupakan
pengejawantahan dari tata nilai, sistem sosial, dan budaya masyarakat yang
membentuk suatu komunitas sebagai bagian dari lingkungan permukiman tersebut.

12
3.2 Ketimpangan pemukiman

Ketimpangan pembangunan antar daerah dengan pusat dan antar daerah satu
dengan daerah lain merupakan suatu hal yang wajar, karena adanya perbedaan
dalam sumber daya dan awal pelaksanaan pembangunan antar daerah. (Williamson,
1965, dalam Hartono, 2008). Ketimpangan yang paling lazim dibicarakan adalah
ketimpangan ekonomi. Dalam ketimpangan ,ada Ketimpangan pembangunan
ekonomi antar daerah secara absolut maupun ketimpangan relatif antara potensi dan
tingkat kesejahteraan tersebut dapat menimbulkan masalah dalam hubungan antar
daerah. Falsafah pembangunan ekonomi yang dianut pemerintah jelas tidak
bermaksud membatasi arus modal (bahkan yang terbang ke luar negeri saja hampir
tidak dibatasi). Arus modal mempunyai logika sendiri untuk berakumulasi di
lokasi-lokasi yang mempunyai prospek return atau tingkat pertumbuhan yang lebih
tinggi, dan tingkat risiko yang lebih rendah. Sehingga tidak dapat dihindari jika arus
modal lebih terkonsentrasi di daerah-daerah kaya sumber daya alam dan kota-kota
besar yang prasarana dan sarananya lebih lengkap yang mengakibatkan jumlah
penduduk yang menganggur di Provinsi yang berkembang akan meningkat
(Hartono, 2008).
Pendapatan per kapita rata-rata suatu penduduk dapat disederhanakan
menjadi Produk Domestik Regional Bruto dibagi dengan jumlah penduduk. Cara
lain yang bisa digunakan adalah dengan mendasarkan kepada pendapatan personal
yang didekati dengan pendekatan konsumsi (Widiarto, 2001). Dalam pengukuran
ketimpangan pembangunan ekonomi regional digunakan Indeks Williamson.
Berikut beberapa definisi ketimpangan menurut teori para ahli :
1) Menurut Andrinof A. Chaniago
Ketimpangan adalah buah dari pembangunan yang hanya
berfokus pada aspek ekonomi dan melupakan aspek sosial.
2) Menurut Budi Winarno
Ketimpangan merupakan akibat dari kegagalan pembangunan di
era globalisasi untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikis warga
masyarakat.
3) Menurut Jonathan Haughton & Shahidur R. Khandker

13
Ketimpangan sosial adalah bentuk-bentuk ketidak-adilan yang
terjadi dalam proses pembangunan.
4) Roichatul Aswidah
Ketimpangan sosial sering dipandang sebagai dampak residual dari
proses pertumbuhan ekonomi.

14
15

Вам также может понравиться