Вы находитесь на странице: 1из 11

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian stigma pada ODHA


Stigma pada ODHA adalah sebuah penilaian negatif yang diberikan oleh masyarakat
karena dianggap bahwa penyakit HIV-AIDS yang diderita sebagai akibat perilaku yang
merugikan diri sendiri dan berbeda dengan penyakit akibat virus lain. Ditambah lagi kondisi ini
diperparah karena hampir sebagian besar kasus penularan HIV pada ODHA disebabkan karena
aktivitas seksual yang berganti-ganti pasangan.

Wan Yanhai (2009) menyatakan bahwa orang-orang dengan infeksi HIV (HIV positif)
menerima perlakuan yang tidak adil (diskriminasi) dan stigma karena penyakit yang dideritanya.
Stigma pada ODHA melekat kuat karena masyarakat masih memegang teguh nilai-nilai moral,
agama dan budaya atau adat istiadat bangsa timur (Indonesia) di mana masyarakatnya belum/
tidak membenarkan adanya hubungan di luar nikah dan seks dengan berganti-ganti pasangan,
sehingga jika virus ini menginfeksi seseorang maka dianggap sebagai sebuah balasan akbibat
perilakunya yang merugikan diri sendiri. Hal ini terjadi karena masyarakat menganggap ODHA
sebagai sosok yang menakutkan. Maka dari itu mencibir, menjauhi serta menyingkirkan ODHA
adalah sebuah hal biasa karena menjadi sumber penularan bagi anggota kelompok masyarakat
lainnya. Justifikasi seperti inilah yang keliru atau salah karena bisa saja masyarakat tidak
mengerti bahwa penuluaran virus HIV itu tidak hanya melalui hubungan seksual akibat "
membeli sex" tetapi ada banyak korban ODHA yang tertular akibat penyebab lain seperti jarum
suntik, transfusi darah ataupun pada bayi-bayi yang tidak berdosa karena ibunya adalah ODHA.
B. Stigma yang ada disekitar ODHA

1) Stigma dari lingkungan sosial dapat menghambat proses pencegahan dan pengobatan.
Penderita akan cemas terhadap diskriminasi dan sehingga tidak mau melakukan tes.
ODHA dapat juga menerima perlakuan yang tidak semestinya, sehingga menolak untuk
membuka status mereka terhadap pasangan atau mengubah perilaku mereka untuk
menghindari reaksi negatif. Mereka jadi tidak mencari pengobatan dan dukungan, juga
tidak berpartisipasi untuk mengurangi penyebaran. Reaksi ini dapat menghambat usaha
untuk mengintervensi HIV & AIDS.
2) Stigma yang ada dalam masyarakat dapat menimbulkan diskriminasi. Perlakuan
diskriminasi terjadi karena faktor risiko penyakit HIV-AIDS terkait dengan
penyimpangan perilaku seksual, penggunaan jarum suntik secara bersamaan pada
pengguna narkoba. Diskriminasi yaitu penghilangan kesempatan untuk ODHA seperti
ditolak bekerja, penolakan dalam pelayanan kesehatan bahkan perlakuan yang berbeda
pada ODHA oleh petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Andrewin et al. (2008) di Belize, diketahui bahwa petugas kesehatan
(dokter dan perawat) mempunyai stigma dan melakukan diskriminasi pada ODHA. Tidak
hanya itu diskriminasi yang dialami orang ODHA bisa datang dari berbagai kelompok
masyarakat mulai dari lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal, lingkungan kerja,
lingkungan sekolah, serta lingkungan komunitas lainnya.
3) Stigma dan diskriminasi terhadap ODHA biasanya berupa sikap sinis, perasaan
ketakutan yang berlebihan dan persepsi negatif tentang ODHA dapat mempengaruhi dan
menurunkan kualitas hidup ODHA. Stigma dan diskriminasi dipengaruhi oleh tingkat
pengetahuan dan persepsi. Stigma dan diskriminasi dalam pelayanan kesehatan yang
dilakukan oleh petugas kesehatan menjadi sala satu kendala kualitas pemberian
pelayanan kesehatan kepada ODHA yang pada akhirnya dapat menurunkan derajat
kesehatan ODHA.
Satu upaya dalam menanggulangi adanya diskriminasi terhadap ODHA adalah
meningkatkan pemahaman tentang HIV & AIDS di masyarakat, khususnya di kalangan petugas
kesehatan, dan terutama pelatihan tentang perawatan. Pemahaman tentang HIV & AIDS pada
gilirannya akan disusul dengan perubahan sikap dan cara pandang masyarakat terhadap HIV &
AIDS dan ODHA, sehingga akhirnya dapat mengurangi tindakan diskriminasi terhadap ODHA.

C. Stigma yang melekat pada ODHA


1) Kurang pengetahuan dan kesalahan informasi tentang ODHA
Dikalangan masyarakat,masih banyak yang berangapan bahwa ODHA identik degan
seseorang yang sering mengunakan obat terlarang,berhubugan seks dengan pekerja seks
komersial,dan lain sebagainya. Selain itu,masih ada masyarakat yang beragapan bahwa
HIV bisa ditularkan dengan kontak fisik atau berdekatan dengan ODHA. Pemberian
informasi tentang HIV/AIDS yang benar dikalangan masyarakat bisa membantu upaya
pemerintah dalam mengurang stigma dan diskriminasi pada ODHA.
2) Takut bersentuhan dengan ODHA
Kurangnya pemgetahuan masyrakat tentang HIV/AIDS dan kesalahan informasi tentang
HIV/AIDS akan berdampak pada munculnya ketakutan masyarakat untuk melakukan
kontak fisik dengan ODHA. Nulai dari berjabat tangan,duduk berdekatan,makan bersama
dan lainnya. Padahal HIV hanya bisa ditularkan melalui hubungan seksual yang
berisiko,penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi virus HIV,dan melailui ibu yang
positif HIV ke bayi yang dilahirkan
Bersentuhan kulit,berjabat tangan,berpelukan,,atau makan bersama seorang
ODHA tidak akan menularkan penyakit ini. Berada didekat ODHA juga tidak akan
menularkan/tertular karn avirus ini tidak akan berpinda lewat udara.
3) Kurangnya penetahuan masyarakat tentang dampak buruk dari sitgma pada ODHA
Banyak orang dengan mudah melakukan diskriminasi pada ODHA karna mereka tidak
berfikir lebih jauh seperti apa dampak diskriminasi yang dilakukan terhadap kehidupan
ODHA. Sebenarnya mudah saja untuk bisa hidup berdampingan dengan ODHA dalam
masyarakat atau dalam hubungan pribadi setiap orang. Posisikan diri anda sebagai
ODHA. Apakah anda bisa terima perlakuan diskriminatif dari orang-orang disekitar anda.
Jadi kalau ada orang dekat,rekan keja,anggota keluarga,atau kenalan ada yang
didiagnosa degan penyakit AIDS,jagan malah menjahuinya yang perlu dilakukan yaitu
menggali informasi sebanyak-banyaknya soal HIV/AIDS agar anda tau langka awal
yang harus dilakukan agar hubungan anda dengan ODHA tetap hangat

D. Langka-langka Mengeliminasi Stigma pada ODHA

Berdasarkan data dari Badan Narkotika dan HIV-AIDS Sulawsi Selatan terdapat 5
langkah untuk mengeliminasi stigma dan diskriminasi masyarakat terhadap ODHA, yang harus
dilakukan oleh para penggiat HIV-AIDS antara lain :

1. Melakukan sosialisasi tentang patofisiologi HIV-AIDS yang benar kepada masyarakat


2. Melakukan simulasi hubungan sosial atau terapi kerja dengan ODHA sehingga dapat
menghapuskan fobia pada masyarakat pada ODHA dalam interaksi sosial
3. Berhenti melakukan eksploitasi ODHA yang dapat menimbulkan " negativ feedback"
oleh masyarakat terhadap ODHA. dapat saja dari simpati berubah menjadi antipati
4. Melakukan upaya-upaya advokasi terhadap instansi/lembaga pemerintah dan swasta
dalam hal penegakan hukum terhadap hak-hak dasar (HAM) ODHA
5. Memberikan bantuan hukum terhadap semua bentuk diskriminasi terhadap ODHA yang
menyebabkan HAM ODHA tersalimi.......!

Semakin banyak masyarakat yang sadar dan peduli akan HIV dan AIDS maka AIDS
akan bisa dihentikan melalui penghapusan stigma dan menghentikan diskriminasi dengan
memulainya dari diri kita sendiri.
E. Upaya Mengurangi Stigma

Stigma yang terkait dengan penyakitnya merupakan tantangan psikologis tersendiri untuk
Odha. Saat mereka diketahui mengidap HIV, perlahan tapi pasti satu persatu teman-temannya
menjauhi, bahkan tak jarang keluarganya pun menjauhi. Padahal, disaat seperti ini Odha sangat
membutuhkan dukungan penuh dari lingkungan sosialnya, karena mereka mengalami tekanan
psikologis yang cukup berat akibat dinyatakan terinfeksi HIV.

Nasronuddin 2007, mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan kadar ACTH dan kadar
kortisol dalam tujuh hari pertama yang dipicu oleh stressor psikologis akibat dinyatakan
terinfeksi HIV, selain akibat stressor psikologis peningkatan setelah hari ke tujuh terjadi akibat
stressor biologis HIV, dari sini dapat dilihat bahwa efek dari pernyataan diagnosis mengidap
HIV terhadap seseorang sangat signifikan meningkatkan tingkat stress, belum lagi menghadapi
reaksi keluarga dan teman-teman yang perlahan tapi pasti beranjak menjauh.

Dengan berusaha mencoba memahami pengalaman hidup yang dialami pengidap HIV
akan menyebabkan hasil psikologis yang positif untuk membantu meningkatkan kualitas hidup
orang dengan HIV/ AIDS (Treisman & Angelino, 2004). Memberikan pengertian dan
pengetahuan yang memadai kepada masyarakat terutama kepada mahasiswa sebagai intelektual
muda menjadi suatu ha\l yang sangat penting, mahasiswa yang notabene kisaran usianya kurang
lebih sama dengan rata-rata usia odha tentunya akan lebih mudah mengerti dan tersentuh jika
belajar dan bergaul langsung dari odha tentang pengalaman pahitnya menghadapi stigmatisasi,
dilain pihak odha akan lebih merasa nyaman mengungkapkan statusnya kepada mereka yang
usianya kurang lebih sama dengan mereka.
BAB III

PENUTUP

Kesimpilan:

Stigma terhadap ODHA harung dikurangi atau berusaha untuk dihilangkan agar ODHA
tidak merasa terintimidasi dan kita sebagi pemeritahan tenaga keehehatan narus segera
memberikan pendidikan kesehatan tentang HIV/AIDS terhadap masyarakat.

Saran:

Kementerian Kesehatan diharapkan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan untuk menyusun pelajaran dengan topik penyakit menular seksual termasuk
HIV/AIDS untuk dapat dimasukkan ke dalam kurikulum sek olah serta selalu melakukan
kegiatan sosialisasi pencegahan penyakit HIV/AIDS terutama mengenai mekanisme penularan
HIV dan Voluntary Counseling and Testing(VCT)
DAFTAR PUSTAKA

1. Sosodoro O, Emilia O, Wahyuni B. Hubungan Pengetahuan Tentang HIV/AIDS dengan


Stigma Orang dengan HIV/AIDS di kalangan Pelajar SMA. Ber Kedokt Masy [Internet]. 2012

2. Mahajan AP, Sayles JN, Patel VA, Remien RH, Or tiz D, Szekeres G, et al. Stigma in the
HIV/AIDS epidemic: A review of the literature and recommendations for the way forward. NIH
Public Access [Internet]. 2010 [cited 2017 Mar 22];

3. Goffman E. STIGMA Notes on the Management of Spoiled Identity. USA: Prentice-Hall, Inc;
1963.

4. Macquarrie K, Ekhaus T, Nyblade L. HIV-related Stigma and Discrimination: A Summary of


Recent Literature. 2009.

5. Masoudnia E. Public perceptions about HIV/AIDS and discriminatory attitudes toward people
living with acquired immunodef iciency syndrome in Iran. J Soc Asp HIV/AIDS.2015;12.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Stigma masyarakat terhadap Orang Dengan HIV&AIDS sampai sekarang ini masih
sangat besar. Stigma sering kali menyebabkan terjadinya diskriminasi dan pada gilirannya akan
mendorong munculnya pelanggaran HAM bagi ODHA dan keluarganya, hal semacam itu dapat
memperparah epidemikHIV&AIDS. Mereka menghambat usaha pencegahan dan perawatan
dengan memelihara kebisuan dan penyangkalan tentang HIV&AIDS, seperti juga mendorong
keterpinggiran ODHA dan mereka yang rentan terhadap infeksi HIV.

Mengingat HIV&AIDS sering diasosiasikan dengan seks, penggunaan narkoba dan


kematian, banyak orang yang tidak peduli, tidak menerima, dan takut terhadap penyakit ini di
hampir seluruh lapisan masyarakat. Bentuk lain dari stigma berkembang melalui internalisasi
oleh ODHA dengan persepsi negatif tentang diri mereka sendiri Stigma yang dihubungkan
dengan penyakit menimbulkan efek psikologi yang berat tentang bagaimana ODHA melihat diri
mereka sendiri. Hal ini bisa mendorong dalam beberapa kasus terjadinya depresi.

B. Tujuan

1.Mahasiswa pengetauhi pegertian Stigma terhadap ODHA

2.Mahasisma mengetahui stigma yang ada disekitar ODHA

3.Mahasiswa tau cara menguragi stigma


MAKALAH

“STIGMA TERHADAP ODHA”

OLEH:

KELOMPOK 3

1.NOVA TITI OEMATAN


2.ARNOL PAUT
3.JHON INA BUY
4.ELVIANA TEME
5.GABRIELA DA SILVA
6.GABRIELA ALMEIDA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2019
DAFTAR ISI

HALAMAN......................................................................................................................................I
KATAPENGATAR........................................................................................................................II
DAFTARISI..................................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.............................................................................................................................4
B.Tujuan...........................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertia Stigma terhadap ODHA.............................................................................................5
B. Stigma yang ada disekitar ODHA...............................................................................................6
C.Stigma yang melekat pada ODHA...............................................................................................7
D.Langka-langka mengilimasi terhadap ODHA..............................................................................8
E.Upaya menguragi Stigma.............................................................................................................9
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan................................................................................................................................10
B.Saran...........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas RahmatNyalah,
maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “STIGMA
TERHADAP ODHA”

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan bagi semua pihak yang telah
memberikan bantuan dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu segala masukan, saran demi perbaikan
penulisan makalah ini kami dengan senang hati mengucapkan trima kasih

Kupang,......... April 2019

Penulis

Вам также может понравиться