Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
FURNITURE furniture in
RECOVERY
(FUREC)
ANGGOTA KELOMPOK:
1. CRUSTASIA AJI W (I 0211017)
2. FAIZATUL ULFA (I 0211025)
3. MAULINA SUKMA (I 0211039)
4. WULAN C MAHARANI (I
0211059)
RINGKASAN
I. LATAR BELAKANG
I.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN USAHA
Manusia yang hidup di jaman modern dengan segala kemudahan informasi, jasa, pelayanan
menyebabkan gaya hidup (lifestyle) manusia terus berkembang. Gaya hidup yang terus berkembang
tersebut menyebabkan manusia kini menjadi boring society atau manusia yang mudah bosan
terhadap sesuatu. Ketika sesuatu yang baru muncul, manusia berlomba membelinya dengan sekuat
tenaga tanpa mempertimbangkan fungsionalitas dari sesuatu tersebut. Keadaan ini kemudian yang
terus-menerus menuntut manusia untuk terus memperbarui gaya hidupnya, tanpa memperhatikan
lagi kebutuhan dan keinginan. Bahkan kebanyakan hanya untuk diakui keberadaannya.
Hal ini kemudian juga mempengaruhi bidang properti arsitektur dalam bidang interior.
Banyak keluarga yang kemudian sering gonta-ganti furniture rumah demi mengikuti tren lifestyle
terbaru karena rumah adalah cerminan dari penghuninya. Kebiasaan seperti inimkemudian hanya
akan menyisakan barang-barang yang tidak terpakai padahal barang tersebut masih dalam keadaan
bagus performanya. Kemudian rumah akan menjadi sempit dan ruang gerak pengguna dalam rumah
tersebut akan kemudian menjadi sempit pula.
Dengan demikian akan banyak furniture yang tidak terpakai dan menjadi sayang jika
dibiarkan. Hal ini mendorong adanya penyediaan jasa perbaikan furniture dengan gaya terbaru untuk
mewadahi gaya kebosanan manusia jaman sekarang tersebut. Disinilah Furniture recovery hadir
untuk memperbaiki dan memperbarui gaya furniture di rumah-rumah yang menginginkan sesuatu
yang berbeda. Furniture recovery ini berusaha agar kehidupan manusia yang serba cepat dan terus
dilanda kebosanan tersebut terus gegap gempita dan berwarna tanpa barang baru yang hanya akan
membuat ruang di dalam rumah semakin sempit.
Furniture Recovery adalah salah satu usaha yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa.
Pelayanan jasa yang ditawarkan dalam usaha kali ini yaitu berupa penerimaan barang-barang bekas
yang masih layak jual dan pakai untuk kemudian di desain ulang sehingga menjadi sebuah produk
olahan baru yang menjual serta memiliki nilai seni dan jual yang tinggi. Usaha pelayanan jasa kali ini
menerima segala macam furniture/ perabot rumah tinggal yang berupa kursi, almari, meja, tempat
tidur, dan lain sebagainya.
Perwujudan usaha ini bisa diawali dari penerimaan barang-barang dari pelanggan untuk
didesain ulang, maupun berupa penerimaan barang-barang dari pelanggan untuk dijual di dalam
lapak usaha kami. Dalam penerimaan barang-barang yang kemudian nantinya akan kami jual
kembali, tidak serta merta langsung dimasukan dalam penjualan, namun tetap akan kami lakukan
redesain ulang terhadap barang yang kami terima. Hal ini terjadi karena pada dasarnya usaha dalam
bidang jasa ini mengedepankan serta menitikberatkan pada redesain/ pendesaianan ulang furniture/
perabot yang masih layak menjadi barang yang memiliki nilai jual lebih.
Dalam pendesainan ulang terhadap perabot yang diinginkan oleh konsumen, disini kami
sebagai penyedia layanan jasa lebih tidak memfokuskan kepada model furniture khusus saja, namun
kami bersedia menerima segala bentuk pendesaianan ulang furniture sesuai dengan minat dan
kemauan konsumen. Sehingga nantinya vendor pelayanan jasa yang kami tawarkan menjadi salah
satu vendor yang bergerak dalam jasa redesain furniture yang memiliki banyak fleksibilitas dalam
melakukan perancangan ulang dan tidak monoton. Nantinya pelayanan jasa yang kami berikan juga
lebih terfokus dan para konsumen akan lebih cepat mengenal karena usaha kami memliki sebuah
branding atau cirri khas tersendiri dibandingkan dengan usaha-usaha yang bergerak dalam bidang
furniture/ perabot lainnya.
BAB II
ANALISIS PRODUK
2. 3. KEUNGGULAN PRODUK
Keunggulan produk yang kami tawarkan adalah produk kami menggunakan
bahan-bahan pilihan yang bermutu tinggi, baik bahan baku maupun bahan
pembantu sehingga produk yang dihasilkan, walaupun merupakan bahan bekas yang
didesain ulang tetap memiliki kualitas yang tinggi. Dengan kualitas yang tinggi
tersebut kemudian akan menaikkan nilai jual dari barang, selain itu dengan
penggunaan bahan-bahan yang bermutu tinggi tersebut dapat menambah nilai pakai
barang, sehingga barang tetap awet meskipun merupakan barang bekas yang
didesain ulang. Kemudian produk kami merupakan produk ideal, dimana desain
produk kami sangat terjaga originalitasnya dan tidak tersedia di toko manapun.
Bahkan bagi pelanggan yang ingin desain terunik pun akan kami usahakan untuk
memenuhinya. Bagi pelanggan yang ingin mendesain sendiri produknya kami juga
memperbolehkan. Sehingga diharapkan kepuasan dari pelanggan merupakan salah
satu aspek yang kami kedepankan dalam produk yang kami tawarkan.
BAB III
ANALISIS PEMASARAN
Geografis
Wilayah Dki Jakarta, Bandung, Surabaya, Solo, Jogja,
Semarang
Demografis
Usia Diatas 20 tahun
Kelas Sosial A, B, C, D, E
Jenis kelamin Pria, Wanita
Pekerjaan Wiraswasta, Mahasiswa/I, Pegawai, Ibu Rumah
Tangga
Pendidikan SMU, D3, S1, S2, S3
Psikografis
Gaya Hidup Bergaya hidup modern, etnic dan menjaga nilai-
nilai kesenian dan budaya
Kepribadian Suka bergaul, sosial, unik, modern, kreatif, berpikir
luas
Perilaku
Sikap dalam pemilihan produk Mementingkan tampilan produk
Mementingkan kualitas produk
Mementingkan kreatifitas produk
Mementingkan keunikan produk
Anggaran pembelian Lebih dari 500 ribu
Status Kesetiaan Rendah, Sedang, Kuat
2. Segmentasi Institusi
Geografis
Wilayah Dki Jakarta, Bandung, Surabaya, Solo, Jogja, Semarang
Demografis
Ukuran Perusahaan besar, sedang, kecil
Kelas Sosial A, B, C, D ,E
Jenis Restoran, Kedai kopi, Kedai teh, Rumah Sakit, Kantor
Psikografis
Gaya Hidup Memperhatikan kualitas, tidak memerhatikan kualitas
Perilaku
Sikap dalam pemilihan produk Mementingkan tampilan produk
Mementingkan kualitas produk
Mementingkan kreatifitas produk
Geografis
Dengan segmentasi geografis, pasar dibagi berdasarkan wilayah-wilayah kota besar
di Pulau Jawa, yaitu Dki Jakarta, Bandung, Surabaya, Solo, Jogja, Semarang.
Demografis
Dalam segmentasi demografis, pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok
berdasarkan berdasarkan variabel-variabel demografis seperti usia, kelas sosial,
pekerjaan dan jenis kelamin untuk segmen perumahan. Untuk segmen ini didasarkan
pada variabel ukuran perusahaan, kelas sosial dan jenis perusahaan.
Psikografis
Berdasarkan psikografis, pasar dibagi menjadi kelompok berdasarkan gaya hidup dan
kepribadian untuk segmen perumahan dan untuk segmen institusi
Berdasarkan segmentasi perilaku, konsumen dibagi menjadi suatu kelompok
berdasarkan sikap mereka dalam memilih suatu produk, kelompok-kelompok ini
didapat berdasarkan hasil riset kualitatif dan kuantitatif yang telah dilaksanakan.
TARGET PASAR
Targeting Perumahan
Setelah mengevaluasi segmen-segmen yang ada, perusahaan harus menentukan
segmen mana yang akan dilayani atau dijadikan sasaran. Sebagai tahap awal dari strategi
perusahaan, maka dari segi geografis pasar sasaran adalah Solo dan Jogja pada tahun
pertama yang selanjutnya secara bertahap akan diperluas ke wilayah lainnya. Solo dan Jogja
dipilih karena dekat dengan kantor & gudang FUREC sehingga proses distribusi menjadi lebih
efektif. Selain itu kota Solo dan Jogja juga memiliki gaya hidup yang suka menjaga nilai seni
budaya yang dimiikinya sehingga target pasar akan lebih berprospek disini.
Target utama segmen untuk produk FUREC adalah anggota keluarga yang
memperhatikan nilai sejarah pada sebuah benda atau furniture yang dimiliki. Dengan
anggaran yang relative terjangkau sekitar 500ribuan juga akan mempermudah para anggota
keluarga untuk memperbarui furniture yang dimiliki tanpa harus membeli furniture baru.
Targeting Institusi
Setelah menganalisa segmentasi pada insitutusi maka perusahaan menentukan
pasar sasaran yang akan dituju adalah perkantoran dan institusi pendidikan. Dimana
perkantoran dan institusi pendidikan biasanya lebih memilih untuk memperbaiki ulang
furniture yang lama karena untuk menekan biaya pengeluaran anggaran mereka setiap
tahunnya.
POSITIONING
Positioning berhubungan dengan citra merek perusahaan atas persepsi atau
pemikiran konsumen. Maka dari itu, perusahaan harus menentukan positioning yang sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan target konsumennya.
Untuk menentukan positioning yang tepat, perusahaan melakukan riset pasar
terlebih dahulu. Riset yang dilakukan berupa diskusi grup terfokus dan wawancara. Dari hasil
riset tersebut perusahaan mendapatkan informasi yang kemudian membantu dalam
pembentukan positioning yang tepat.
Adapun strategi yang digunakan perusahaan dalam menentukan positioning adalah
strategi Unilever brand key element (gambar 4.1) dimana dalam setiap penentuan elemen
didalam strategi tersebut didapatkan dari hasil diskusi grup terfokus yang telah dilaksanakan
sebelumnya.
1. Competitive Environment
FUREC merupakan suatu produk usaha inovatif yang mengedepankan kreatifitas
perusahaan. Sehingga persaingan pasar FUREC hanya kepada produk furniture baru
yang memiliki kemasan unik yang hanya memiliki produk terbatas dengan anggaran
pembelian yang diatas rata-rata.
2. Target Audience
Attitudes and values
Sikap dan nilai-nilai yang dianut oleh target konsumen FUREC adalah anggota keluarga
yang memiliki latar belakang keluarga yang baik, sangat menjaga barang-barang yang
memiliki nilai sejarah turun-temurun, berpandangan modern, dan memiliki pendidikan
yang baik.
3. Insight
Pada saat melakukan kegiatan diskusi grup terfokus, tim pemasaran mendapatkan
beberapa insight dari para peserta, antara lain adalah:
Mendesain ulang furniture bekas menjadi suatu gaya hidup di era modern.
Menjaga barang yang memiliki nilai historis menjadi suatu investasi masa depan
dimana barang tersebut dapat digunakan secara turun-temurun.
4. Benefits
Keuntungan yang akan didapatkan oleh konsumen terbagi menjadi dua yaitu :
Rational Benefits (keuntungan rasional): adalah keuntungan yang akan didapatkan
oleh konsumen yang masih berhubungan dengan produk itu sendiri.
Keuntungan rasional yang akan didapatkan dengan mendesain ulang furniture lama
adalah menekan biaya untuk pembelian furniture baru.
Emotional Benefits (keuntungan emosional): adalah keuntungan yang didapatkan
oleh konsumen yang berhubungan dengan merek tersebut serta lebih mengenai sisi
psikologis.
Keuntungan emosional yang akan didapatkan oleh konsumen adalah rasa kepuasan
terhadap desain baru dari furniture bekas yang dimiliki.
5. Values & Personality
Merupakan nilai dari suatu merek dan apa yang diyakini benar oleh merek tersebut.
FUREC memiliki nilai kreatifitas, unik, dan ramah lingkungan.
6. Reason to Believe
Merupakan sesuatu hal yang sudah diyakini oleh masyarakat dan dapat menjadi suatu
bukti untuk menguatkan konsep suatu produk.
Konsumen percaya bahwa mendesain ulang furniture lebih hemat pengeluaran
anggaran dari pada membeli furniture baru.
7. Discriminator
Merupakan sebuah pernyataan kepada target konsumen yang akan membuat mereka
mau untuk membeli produk kita. “FUREC adalah inovasi pengolahan furniture bekas
menjadi furniture baru”.
8. Brand Essence
“Be The Inspiring Furniture”
3. 2. WILAYAH PEMASARAN
Wilayah pemasaran produk FUREC dibagi berdasarkan wilayah-wilayah kota besar di Pulau
Jawa, yaitu Dki Jakarta, Bandung, Surabaya, Solo, Jogja, Semarang.
3. 3. PERMINTAAN PASAR
Untuk mengetahui dan menganalisa perilaku pembelian konsumen produk ini, maka
dilakukan customer analysis baik melalui riset kualitatif (in-depth interview) maupun riset
kuantitatif (kuesioner). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kebiasaan konsumen dalam
pembelian dan pemesanan produk FUREC dapat dikelompokan ke dalam variabel berikut :
budaya, dan sosial.
1. Faktor budaya
Berdasarkan hasil pengamatan, perusahaan berusaha untuk mengumpulkan
variabel-variabel penting apa saja yang menjadi prioritas konsumen dalam membeli
suatu produk.
Urutan Deskripsi
1 Murah dan menarik
2 Tidak pasaran
3 Rekomendasi teman
4 Bergaya modern
5 Harga
6 Pelayanan
7 Promosi
8 Desain ulang
9 Kelengkapan dan nilai
kreatifitas
Tabel 1. Faktor utama dalam pemesanan FUREC
Jadi bila dilihat dari table diatas, konsumen di dalam membeli suatu produk
furniture hal pertama yang akan mereka lihat harga produk, kebanyakan dari mereka
menginginkan barang yang akan dibeli memiliki harga yang murah dan berkualitas
baik dan menarik. Lalu hal kedua yang dilihat oleh konsumen adalah tidak pasaran
atau unik, apakah barang yang akan mereka beli memiliki nilai keunikan yang
berbeda-beda dengan yang dimiliki orang lain dan nilai keunikan tersebut bisa
memberikan nilai lebih kepada konsumen. Konsumen juga sangat percaya dengan
rekomendasi dari temannya, karena teman dianggap jujur dan tidak berpihak pada
merk produk furniture tertentu.
Hal yang paling tidak diperhatikan oleh konsumen adalah karyawan perusahaan
yang ramah dalam mempromosikan produk furniture tersebut. Karena berdasarkan
pengamatan, konsumen lebih mementingkan faktor kualitas, unik, murah, dan
menarik yang bisa didapatkan jika mendesain ulang furniture mereka di perusahaan
ini.
2. Faktor sosial
Pada saat melakukan diskusi grup terfokus, perusahaan melakukan penggalian
ide mengenai sarana promosi apakah yang paling efektif untuk produk furniture
recovery. Dan hasilnya bahwa seminar dan pameran adalah sarana yang paling
efektif karena bisa melakukan interaktif langsung dengan konsumen dan juga
konsumen bisa melihat secara langsung proses produksi furniture bekas yang
didesain ulang. Sesuai dengan tabel diatas, konsumen menyebutkan bahwa murah
dan menarik merupakan hal yang paling mempengaruhi mereka sebelum konsumen
mempercayakan furniture bekas mereka kepada perusahaan. Sehingga melalui
pameran furniture yang akan diikuti, konsumen akan mengetahui kelebihan-
kelebihan produk furec jika dibandingkan dengan produk furniture lain.
4. 2. KEGUNAAN PRODUK
Furniture Recovery memiliki kegunaan sebagai produk industri, yaitu produk yang
biasa dibeli oleh pelaku usaha produksi lainnya. Biasa dikenal dalam B to B (business to
business). Dalam hal ini FUREC merupakan produk industri yang termasuk pada golongan :
- Barang modal, yaitu barang-barang yang berumur lebih dari 1 tahun dan tidak untuk
dijual belikan.
- Perlengkapan dan jasa bisnis, yaitu produk tidak tahan lama yang membantu operasional
perusahaan.
4. 3. PROSES PRODUKSI
4. 4. KAPASITAS PRODUKSI
4. 5. BIAYA
BAB V
ANALISIS KEUANGAN
b. Biaya investasi
Harga per
Jumlah Jumlah
No Komponen Biaya Satuan satuan
Fisik Biaya (Rp)
(Rp)
1 Kertas 10 Buah 1.500 15.000
3 Glue gun 3 Buah 29.000 87.000
4 Stapless 3 Buah 34.000 102.000
TOTAL 204.000
c. Biaya variabel
Jumlah
Biaya per Jumlah
Jmlh biaya 1 Jumlah biaya
No Struktur biaya Satuan 10 biaya 1
Fisik minggu 1 tahun (Rp)
furniture hari (Rp)
(Rp)
1 Kursi bekas Buah 1 4.000.000
2 Meja bekas Buah 1 4.000.000
3 Rak bekas Buah 1 6.000.000
4 Kain motif Meter 10 200.000
5 HVL motif Buah 10 1.475.000
6 HCL Sponge Meter 5 100.000
7 Lem tembak Buah 9 70.000
8 Lem aibon Kaleng 3 760.000
9 Benang Roll 3 100.000
10 Isi stapless Dus 3 50.000
11 Paku Kg 3 30.000
JUMLAH 2.745.000 16.470.000
d. Biaya tetap
2 Pekerjaan Dasar
3 Pekerjaan Kayu
5 Pekerjaan Finishing
Pengecatan politur / 360.000
Varnish Paket 10 3000 90.000
5 Pekerjaan Promosi
Uraian Jumlah
Biaya variabel per bulan 16.470.000 x 4 = 65.880.000
Biaya tetap per bulan 6.480.000
Total biaya produksi 72.360.000
Total biaya investasi 310.000
Jumlah total kebutuhan modal 72.670.000
Berdasarkan perhitungan BEP produksi, semua biya produksi dalam sebulan akan
tertutupi jika lampu tidur D’Bamboo D’Lumiere terjual minimal sebanyak
blablabla buah
BEP penjualan : total biaya produksi
Total produksi
: blablabla
Usaha lampu tidur D’Bamboo D’Lumiere pada saat harga jual mencapai
BLABLABLA/kemasan tidak mendapatkan keuntungan maupun kerugian (impas).
R/C ratio
Harga satuan
: DIISI YA MAS MBAK NUWUN
Berdasarkan perhitungan R/C ratio, nilai R/C lebih besar dari satu. Artinya usaha lampu
tidur D’Bamboo D’Lumiere layak untuk dijalankan. Dan ntar kalau hasilnya kurang ya
berarti sebaliknya.