Вы находитесь на странице: 1из 23

a space to place

FURNITURE furniture in
RECOVERY
(FUREC)

MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN

ANGGOTA KELOMPOK:
1. CRUSTASIA AJI W (I 0211017)
2. FAIZATUL ULFA (I 0211025)
3. MAULINA SUKMA (I 0211039)
4. WULAN C MAHARANI (I
0211059)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
2014
FURNITURE RECOVERY
…a space to place your furniture in

RINGKASAN
I. LATAR BELAKANG
I.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN USAHA
Manusia yang hidup di jaman modern dengan segala kemudahan informasi, jasa, pelayanan
menyebabkan gaya hidup (lifestyle) manusia terus berkembang. Gaya hidup yang terus berkembang
tersebut menyebabkan manusia kini menjadi boring society atau manusia yang mudah bosan
terhadap sesuatu. Ketika sesuatu yang baru muncul, manusia berlomba membelinya dengan sekuat
tenaga tanpa mempertimbangkan fungsionalitas dari sesuatu tersebut. Keadaan ini kemudian yang
terus-menerus menuntut manusia untuk terus memperbarui gaya hidupnya, tanpa memperhatikan
lagi kebutuhan dan keinginan. Bahkan kebanyakan hanya untuk diakui keberadaannya.
Hal ini kemudian juga mempengaruhi bidang properti arsitektur dalam bidang interior.
Banyak keluarga yang kemudian sering gonta-ganti furniture rumah demi mengikuti tren lifestyle
terbaru karena rumah adalah cerminan dari penghuninya. Kebiasaan seperti inimkemudian hanya
akan menyisakan barang-barang yang tidak terpakai padahal barang tersebut masih dalam keadaan
bagus performanya. Kemudian rumah akan menjadi sempit dan ruang gerak pengguna dalam rumah
tersebut akan kemudian menjadi sempit pula.
Dengan demikian akan banyak furniture yang tidak terpakai dan menjadi sayang jika
dibiarkan. Hal ini mendorong adanya penyediaan jasa perbaikan furniture dengan gaya terbaru untuk
mewadahi gaya kebosanan manusia jaman sekarang tersebut. Disinilah Furniture recovery hadir
untuk memperbaiki dan memperbarui gaya furniture di rumah-rumah yang menginginkan sesuatu
yang berbeda. Furniture recovery ini berusaha agar kehidupan manusia yang serba cepat dan terus
dilanda kebosanan tersebut terus gegap gempita dan berwarna tanpa barang baru yang hanya akan
membuat ruang di dalam rumah semakin sempit.
Furniture Recovery adalah salah satu usaha yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa.
Pelayanan jasa yang ditawarkan dalam usaha kali ini yaitu berupa penerimaan barang-barang bekas
yang masih layak jual dan pakai untuk kemudian di desain ulang sehingga menjadi sebuah produk
olahan baru yang menjual serta memiliki nilai seni dan jual yang tinggi. Usaha pelayanan jasa kali ini
menerima segala macam furniture/ perabot rumah tinggal yang berupa kursi, almari, meja, tempat
tidur, dan lain sebagainya.
Perwujudan usaha ini bisa diawali dari penerimaan barang-barang dari pelanggan untuk
didesain ulang, maupun berupa penerimaan barang-barang dari pelanggan untuk dijual di dalam
lapak usaha kami. Dalam penerimaan barang-barang yang kemudian nantinya akan kami jual
kembali, tidak serta merta langsung dimasukan dalam penjualan, namun tetap akan kami lakukan
redesain ulang terhadap barang yang kami terima. Hal ini terjadi karena pada dasarnya usaha dalam
bidang jasa ini mengedepankan serta menitikberatkan pada redesain/ pendesaianan ulang furniture/
perabot yang masih layak menjadi barang yang memiliki nilai jual lebih.
Dalam pendesainan ulang terhadap perabot yang diinginkan oleh konsumen, disini kami
sebagai penyedia layanan jasa lebih tidak memfokuskan kepada model furniture khusus saja, namun
kami bersedia menerima segala bentuk pendesaianan ulang furniture sesuai dengan minat dan
kemauan konsumen. Sehingga nantinya vendor pelayanan jasa yang kami tawarkan menjadi salah
satu vendor yang bergerak dalam jasa redesain furniture yang memiliki banyak fleksibilitas dalam
melakukan perancangan ulang dan tidak monoton. Nantinya pelayanan jasa yang kami berikan juga
lebih terfokus dan para konsumen akan lebih cepat mengenal karena usaha kami memliki sebuah
branding atau cirri khas tersendiri dibandingkan dengan usaha-usaha yang bergerak dalam bidang
furniture/ perabot lainnya.

I.2. JUSTIFIKASI PEMILIHAN USAHA


JUSTIFIKASI ALASAN PEMILIHAN USAHA
Redesain furnite bekas merupakan suatu usaha/bisnis yang membutuhkan modal awal cukup
minim. Modal besar yang paling dibutuhkan disini adalah ketekunan dan kreatifitas pekerjanya.
Usaha redesain furniture bekas ini sangat cocok dikembangkan di area perkotaan, khususnya Kota
Solo, yang umumnya masyarakatnya memiliki kecintaan terhadap barang yang bernilai sejarah tinggi.
Sehingga ini menjadi suatu potensi besar untuk mendukung adanya usaha ini.
Lokasi usaha terpilih yang berada di wilayah Kota Solo ini dapat menyatukan dari berbagai
kalangan, mulai dari masyarakat menengah ke bawah ataupun masyarakat menengah ke atas. Selain
itu peluang usahanyanya juga cukup besar, yakni di bidang industry, perumahan, ataupun
perkantoran. Sehingga bisnis usaha redesain furniture ini menjadi suatu terobosan untuk menembus
pasar industry yang menekankan pada industry karya kreatif.
Secara umum, penggambaran bisnis usaha redesain furniture digambarkan sebagai berikut :
1. CIRI-CIRI PRODUK
Bisnis kewirausahaan kami berupa penyediaan jasa perbaikan furniture dimana furniture
bekas dan sudah tidak terpakai, seperti meja, kursi, ranjang, dan furniture lain akan
diperbaiki dan diolah kembali agar terlihat seperti baru dengan desain sesuai keinginan
pelanggan. Furniture bekas yang sudah tidak layak pakai, biasanya memiliki kerusakan pada
kayu penahan furniture yang patah, sarung kursi yang sudah robek, cat meja yang
mengelupas, dll, akan kami perbaiki dan beberapa akan mengalami pergantian bahan pada
furniture yang mengalami kerusakan berat dengan bahan yang baru untuk mendapatkan
bentuk furniture baru yang masih layak untuk dipakai. Selain itu, kami juga memberikan
tawaran kepada masyarakat bagi mereka yang memiliki furniture bekas untuk kami beli,
kemudian furniture tersebut kami desain ulang dan akan kami jual dan pamerkan di galeri
furniture kami. Sehingga masyarakat lain pun yang ingin memiliki produk olahan kami dapat
membeli tanpa harus mendesain ulang furniture bekas yang mereka miliki.
2. MANFAAT UNTUK PELANGGAN
 Memberikan warna baru pada furniture pelanggan
 Dapat memberikan manfaat yang maksimal dengan mendaur ulang furniturenya
 Ketika sudah bosan dengan tampilan produk, dapat diganti sewaktu-waktu
 Produk ini berupa meja, kursi, ranjang, dan furniture lain dengan desain sesuai
keinginan pelanggan
 Meminimalisir penggunaan budget untuk membeli furniture baru
 Menekan angka pembuangan sampah barang bekas/rongsokan ke TPS dan Sungai
Bengawan Solo
3. KEUNIKAN
Kami menciptakan produk yang mengedepankan kreatifitas pada tampilan furniture. Dimana
produk kami dapat menerima pesanan desain sesuai dengan keinginan pelanggan dan dapat
dirubah atau didesain ulang saat pelanggan merasa bosan. Selain itu kami juga menawarkan
produk furniture bekas yang kami desain sesuai dengan ide kreatif yang kami ciptakan sendiri
sehingga menjadi suatu produk original karya kami sendiri.
4. KENDALA
Adapun kendala dari bisnis usaha redesain furniture ini adalah pada material bahan yang
akan diredesain. Hal ini dikarenakan banyak masyarakat yang memilih untuk membeli
furniture baru dibandingkan untuk redesain ulang karena mereka berpikikir biasanya biaya
untuk redesain akan lebih mahal dengan harga furniture baru. Namun kita memberikan
solusi dengan adanya redesain ini, budget yang diperlukan sekiranya akan dihitung sesuai
permintaan desain konsumen, sehingga biaya yang diperlukan tidak akan memberatkan
konsumen karena budget memang sesuai dengan kebutuhan redesain. Selain itu, untuk
mengatasi jika tidak ada konsumen yang melalukan redesain, kami akan membeli furniture
bekas di masyarakat untuk kami redesain ulang yang kemudian hasil karya kami akan kami
pamerkan dan kami jual di galeri furniture kami. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir
kekosongan produksi, sehingga pekerjaan akan tetap berjalan dan produktif.
5. PROSPEK
Peluang hasil produksi redesain furniture ini cukup menjanjikan di berbagai bidan, misalnya
bidang industry, perkantoran, ataupun perumahan. Terlebih lagi lokasi usaha yang berada di
Kota Solo yang warga masyarakatnya sangat menjaga barang-barang yang memiliki nilai
sejarah yang tinggi. Sehingga mereka lebih memilih untuk redesain barang mereka untuk
menjaga keberadaan barang tersebut. Selain itu redesain furniture ini juga lebih berprospek
besar pada mereka-mereka para petinggi di industry dan perkantoran yang biasanya lebih
memilih mendesain ulang furniture karyawan mereka dibanding dengan membelikan dengan
yang baru karena untuk menekan biaya pengeluaran kantor mereka. Sehingga dapat dilihat
bahwa kegiatan usaha ini memiliki prospek keuntungan yang besar dan dapat bertahan
dalam jangka waktu yang lama.

I.3. TUJUAN USAHA


Tujuan dari usaha jasa Furniture Recovery ini diantaranya adalah:
- Memperkenalkan produk yang sudah lama dan tidak terpakai dapat terlihat seperti baru
dan berfungsi kembali
- Mengcover ulang furniture yang sudah rusak sehingga terlihat seperti baru lagi
- Menyegarkan warna ruang
- Mendapatkan uang
- Menciptakan peluang pekerjaan baru bagi masyarakat
- Menambah variasi dalam bidang kewirausahaan
- Turut meningkatkan perekonomian bangsa
- Agar masuk dalam organisasi HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia)

BAB II
ANALISIS PRODUK

2. 1. NAMA PRODUK DAN KARATERISTIKNYA


Nama produk : Furniture Recovery
Karakteristik :
Furniture Recovery bergerak di bidang produksi dan penjualan furniture bekas.
Furniture Recovery ini bertempat di kota Surakarta dan berdiri sejak tahun 2013.
Furniture Recovery memproduksi berbagai macam furniture seperti kursi, meja,
pintu, lemari, jendela, dan lain sebagainya yang sudah tidak layak pakai lagi, ataupun
yang sudah bosan dengan desainnya untuk didesain kembali dan diperbaiki supaya
menambah nilai jual pada barangnya dan dapat digunakan kembali..
Pendirian usaha furniture recovery ini didasari pemikiran setiap rumah tangga
memerlukan pemenuhan kebutuhan perabot rumah tangga dalam bentuk furniture,
khususnya produk meja, kursi, lemari dan tempat tidur. Tetapi kemudian ketika
barang-barang tersebut sudah bosan digunakan mau[pun sudah rusak keadaannya,
maka dibutuhkan suatu cara agar nilai jual pada barang tersebut tetap ada dan
bertambah dan akhirnya dapat digunakan kembali.
Furniture bekas yang sudah tidak layak pakai, biasanya memiliki kerusakan pada kayu
penahan furniture yang patah, sarung kursi yang sudah robek, cat meja yang
mengelupas, dll, akan kami perbaiki dan beberapa akan mengalami pergantian bahan
pada furniture yang mengalami kerusakan berat dengan bahan yang baru untuk
mendapatkan bentuk furniture baru yang masih layak untuk dipakai. Selain itu, kami
juga memberikan tawaran kepada masyarakat bagi mereka yang memiliki furniture
bekas untuk kami beli, kemudian furniture tersebut kami desain ulang dan akan kami
jual dan pamerkan di galeri furniture kami. Sehingga masyarakat lain pun yang ingin
memiliki produk olahan kami dapat membeli tanpa harus mendesain ulang furniture
bekas yang mereka miliki.

2. 2. NAMA BAHAN BAKU DAN PEMBANTU


Perencanaan bahan baku dan bahan pembantu merupakan bagian utama untuk
perhitungan kebutuhan modal kerja. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah suplier,
kuantitas, harga beli, persyaratan pembelian, ketersediaan, dan persediaan.

NO NAMA BAHAN JUMLAH UNIT HARGA JUMLAH HARGA


BAKU
1 Meja - - -
2 Kursi - - -
3 Tempat tidur - - -
4 Lemari - - -
5 Rak buku - - -
TOTAL PEMBELIAN BAHAN BAKU -

NAMA BAHAN JUMLAH


NO HARGA JUMLAH HARGA
PEMBANTU UNIT
1 Lem aibon 2kaleng 38000 76000
2 HCL Sponge 2meter 5000 10000
3 HVL motif 1lembar 147500 147500
4 Paku 1kg 15000 15000
5 Kertas 3lembar 1500 4500
6 Benang 3 gulung 9200 27600
7 Isi Stepler 1pack 10000 10000
9 Stap-Less - - -
10 Glue gun - - -
11 Lem tembak 1pack(5buah) 7000 7000
TOTAL PEMBELIAN BAHAN PEMBANTU 297600

2. 3. KEUNGGULAN PRODUK
Keunggulan produk yang kami tawarkan adalah produk kami menggunakan
bahan-bahan pilihan yang bermutu tinggi, baik bahan baku maupun bahan
pembantu sehingga produk yang dihasilkan, walaupun merupakan bahan bekas yang
didesain ulang tetap memiliki kualitas yang tinggi. Dengan kualitas yang tinggi
tersebut kemudian akan menaikkan nilai jual dari barang, selain itu dengan
penggunaan bahan-bahan yang bermutu tinggi tersebut dapat menambah nilai pakai
barang, sehingga barang tetap awet meskipun merupakan barang bekas yang
didesain ulang. Kemudian produk kami merupakan produk ideal, dimana desain
produk kami sangat terjaga originalitasnya dan tidak tersedia di toko manapun.
Bahkan bagi pelanggan yang ingin desain terunik pun akan kami usahakan untuk
memenuhinya. Bagi pelanggan yang ingin mendesain sendiri produknya kami juga
memperbolehkan. Sehingga diharapkan kepuasan dari pelanggan merupakan salah
satu aspek yang kami kedepankan dalam produk yang kami tawarkan.
BAB III
ANALISIS PEMASARAN

3. 1. GAMBARAN UMUM PASAR


SEGMEN PASAR
Segmentasi bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengelompokan pasar menjadi
beberapa kelompok yang bersifat homogen berdasarkan beberapa variabel demografi,
geografi, perilaku dan psikografi. Proses segmentasi diperlukan agar tercapainya efektivitas
dan efisiensi kegiatan pemasaran yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan, sehingga
perusahaan dapat menentukan perumusan strategi untuk menciptakan keunggulan bersaing
yang berkelanjutan (sustainable competitive advantage). FUREC (furniture recovery) memiliki
dua segmen pasar yang ingin dituju, yaitu perumahan dan institusi. Perusahaasin membagi
segmentasi tersebut sebagai berikut:
1. Segmentasi perumahan

Geografis
Wilayah Dki Jakarta, Bandung, Surabaya, Solo, Jogja,
Semarang
Demografis
Usia Diatas 20 tahun
Kelas Sosial A, B, C, D, E
Jenis kelamin Pria, Wanita
Pekerjaan Wiraswasta, Mahasiswa/I, Pegawai, Ibu Rumah
Tangga
Pendidikan SMU, D3, S1, S2, S3
Psikografis
Gaya Hidup Bergaya hidup modern, etnic dan menjaga nilai-
nilai kesenian dan budaya
Kepribadian Suka bergaul, sosial, unik, modern, kreatif, berpikir
luas
Perilaku
Sikap dalam pemilihan produk Mementingkan tampilan produk
Mementingkan kualitas produk
Mementingkan kreatifitas produk
Mementingkan keunikan produk
Anggaran pembelian Lebih dari 500 ribu
Status Kesetiaan Rendah, Sedang, Kuat

2. Segmentasi Institusi
Geografis
Wilayah Dki Jakarta, Bandung, Surabaya, Solo, Jogja, Semarang
Demografis
Ukuran Perusahaan besar, sedang, kecil
Kelas Sosial A, B, C, D ,E
Jenis Restoran, Kedai kopi, Kedai teh, Rumah Sakit, Kantor
Psikografis
Gaya Hidup Memperhatikan kualitas, tidak memerhatikan kualitas
Perilaku
Sikap dalam pemilihan produk Mementingkan tampilan produk
Mementingkan kualitas produk
Mementingkan kreatifitas produk

Mementingkan keunikan produk


Mementingkan tampilan produk

 Geografis
Dengan segmentasi geografis, pasar dibagi berdasarkan wilayah-wilayah kota besar
di Pulau Jawa, yaitu Dki Jakarta, Bandung, Surabaya, Solo, Jogja, Semarang.
 Demografis
Dalam segmentasi demografis, pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok
berdasarkan berdasarkan variabel-variabel demografis seperti usia, kelas sosial,
pekerjaan dan jenis kelamin untuk segmen perumahan. Untuk segmen ini didasarkan
pada variabel ukuran perusahaan, kelas sosial dan jenis perusahaan.
 Psikografis
Berdasarkan psikografis, pasar dibagi menjadi kelompok berdasarkan gaya hidup dan
kepribadian untuk segmen perumahan dan untuk segmen institusi
 Berdasarkan segmentasi perilaku, konsumen dibagi menjadi suatu kelompok
berdasarkan sikap mereka dalam memilih suatu produk, kelompok-kelompok ini
didapat berdasarkan hasil riset kualitatif dan kuantitatif yang telah dilaksanakan.

TARGET PASAR
Targeting Perumahan
Setelah mengevaluasi segmen-segmen yang ada, perusahaan harus menentukan
segmen mana yang akan dilayani atau dijadikan sasaran. Sebagai tahap awal dari strategi
perusahaan, maka dari segi geografis pasar sasaran adalah Solo dan Jogja pada tahun
pertama yang selanjutnya secara bertahap akan diperluas ke wilayah lainnya. Solo dan Jogja
dipilih karena dekat dengan kantor & gudang FUREC sehingga proses distribusi menjadi lebih
efektif. Selain itu kota Solo dan Jogja juga memiliki gaya hidup yang suka menjaga nilai seni
budaya yang dimiikinya sehingga target pasar akan lebih berprospek disini.
Target utama segmen untuk produk FUREC adalah anggota keluarga yang
memperhatikan nilai sejarah pada sebuah benda atau furniture yang dimiliki. Dengan
anggaran yang relative terjangkau sekitar 500ribuan juga akan mempermudah para anggota
keluarga untuk memperbarui furniture yang dimiliki tanpa harus membeli furniture baru.
Targeting Institusi
Setelah menganalisa segmentasi pada insitutusi maka perusahaan menentukan
pasar sasaran yang akan dituju adalah perkantoran dan institusi pendidikan. Dimana
perkantoran dan institusi pendidikan biasanya lebih memilih untuk memperbaiki ulang
furniture yang lama karena untuk menekan biaya pengeluaran anggaran mereka setiap
tahunnya.

POSITIONING
Positioning berhubungan dengan citra merek perusahaan atas persepsi atau
pemikiran konsumen. Maka dari itu, perusahaan harus menentukan positioning yang sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan target konsumennya.
Untuk menentukan positioning yang tepat, perusahaan melakukan riset pasar
terlebih dahulu. Riset yang dilakukan berupa diskusi grup terfokus dan wawancara. Dari hasil
riset tersebut perusahaan mendapatkan informasi yang kemudian membantu dalam
pembentukan positioning yang tepat.
Adapun strategi yang digunakan perusahaan dalam menentukan positioning adalah
strategi Unilever brand key element (gambar 4.1) dimana dalam setiap penentuan elemen
didalam strategi tersebut didapatkan dari hasil diskusi grup terfokus yang telah dilaksanakan
sebelumnya.

Gambar 1. Brand Key Element Unilever (Sumber: Unilever)

1. Competitive Environment
FUREC merupakan suatu produk usaha inovatif yang mengedepankan kreatifitas
perusahaan. Sehingga persaingan pasar FUREC hanya kepada produk furniture baru
yang memiliki kemasan unik yang hanya memiliki produk terbatas dengan anggaran
pembelian yang diatas rata-rata.
2. Target Audience
Attitudes and values
Sikap dan nilai-nilai yang dianut oleh target konsumen FUREC adalah anggota keluarga
yang memiliki latar belakang keluarga yang baik, sangat menjaga barang-barang yang
memiliki nilai sejarah turun-temurun, berpandangan modern, dan memiliki pendidikan
yang baik.
3. Insight
Pada saat melakukan kegiatan diskusi grup terfokus, tim pemasaran mendapatkan
beberapa insight dari para peserta, antara lain adalah:
 Mendesain ulang furniture bekas menjadi suatu gaya hidup di era modern.
 Menjaga barang yang memiliki nilai historis menjadi suatu investasi masa depan
dimana barang tersebut dapat digunakan secara turun-temurun.
4. Benefits
Keuntungan yang akan didapatkan oleh konsumen terbagi menjadi dua yaitu :
 Rational Benefits (keuntungan rasional): adalah keuntungan yang akan didapatkan
oleh konsumen yang masih berhubungan dengan produk itu sendiri.
Keuntungan rasional yang akan didapatkan dengan mendesain ulang furniture lama
adalah menekan biaya untuk pembelian furniture baru.
 Emotional Benefits (keuntungan emosional): adalah keuntungan yang didapatkan
oleh konsumen yang berhubungan dengan merek tersebut serta lebih mengenai sisi
psikologis.
Keuntungan emosional yang akan didapatkan oleh konsumen adalah rasa kepuasan
terhadap desain baru dari furniture bekas yang dimiliki.
5. Values & Personality
Merupakan nilai dari suatu merek dan apa yang diyakini benar oleh merek tersebut.
FUREC memiliki nilai kreatifitas, unik, dan ramah lingkungan.
6. Reason to Believe
Merupakan sesuatu hal yang sudah diyakini oleh masyarakat dan dapat menjadi suatu
bukti untuk menguatkan konsep suatu produk.
Konsumen percaya bahwa mendesain ulang furniture lebih hemat pengeluaran
anggaran dari pada membeli furniture baru.
7. Discriminator
Merupakan sebuah pernyataan kepada target konsumen yang akan membuat mereka
mau untuk membeli produk kita. “FUREC adalah inovasi pengolahan furniture bekas
menjadi furniture baru”.
8. Brand Essence
“Be The Inspiring Furniture”

3. 2. WILAYAH PEMASARAN
Wilayah pemasaran produk FUREC dibagi berdasarkan wilayah-wilayah kota besar di Pulau
Jawa, yaitu Dki Jakarta, Bandung, Surabaya, Solo, Jogja, Semarang.

3. 3. PERMINTAAN PASAR
Untuk mengetahui dan menganalisa perilaku pembelian konsumen produk ini, maka
dilakukan customer analysis baik melalui riset kualitatif (in-depth interview) maupun riset
kuantitatif (kuesioner). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kebiasaan konsumen dalam
pembelian dan pemesanan produk FUREC dapat dikelompokan ke dalam variabel berikut :
budaya, dan sosial.

1. Faktor budaya
Berdasarkan hasil pengamatan, perusahaan berusaha untuk mengumpulkan
variabel-variabel penting apa saja yang menjadi prioritas konsumen dalam membeli
suatu produk.
Urutan Deskripsi
1 Murah dan menarik
2 Tidak pasaran
3 Rekomendasi teman
4 Bergaya modern
5 Harga
6 Pelayanan
7 Promosi
8 Desain ulang
9 Kelengkapan dan nilai
kreatifitas
Tabel 1. Faktor utama dalam pemesanan FUREC
Jadi bila dilihat dari table diatas, konsumen di dalam membeli suatu produk
furniture hal pertama yang akan mereka lihat harga produk, kebanyakan dari mereka
menginginkan barang yang akan dibeli memiliki harga yang murah dan berkualitas
baik dan menarik. Lalu hal kedua yang dilihat oleh konsumen adalah tidak pasaran
atau unik, apakah barang yang akan mereka beli memiliki nilai keunikan yang
berbeda-beda dengan yang dimiliki orang lain dan nilai keunikan tersebut bisa
memberikan nilai lebih kepada konsumen. Konsumen juga sangat percaya dengan
rekomendasi dari temannya, karena teman dianggap jujur dan tidak berpihak pada
merk produk furniture tertentu.
Hal yang paling tidak diperhatikan oleh konsumen adalah karyawan perusahaan
yang ramah dalam mempromosikan produk furniture tersebut. Karena berdasarkan
pengamatan, konsumen lebih mementingkan faktor kualitas, unik, murah, dan
menarik yang bisa didapatkan jika mendesain ulang furniture mereka di perusahaan
ini.
2. Faktor sosial
Pada saat melakukan diskusi grup terfokus, perusahaan melakukan penggalian
ide mengenai sarana promosi apakah yang paling efektif untuk produk furniture
recovery. Dan hasilnya bahwa seminar dan pameran adalah sarana yang paling
efektif karena bisa melakukan interaktif langsung dengan konsumen dan juga
konsumen bisa melihat secara langsung proses produksi furniture bekas yang
didesain ulang. Sesuai dengan tabel diatas, konsumen menyebutkan bahwa murah
dan menarik merupakan hal yang paling mempengaruhi mereka sebelum konsumen
mempercayakan furniture bekas mereka kepada perusahaan. Sehingga melalui
pameran furniture yang akan diikuti, konsumen akan mengetahui kelebihan-
kelebihan produk furec jika dibandingkan dengan produk furniture lain.

3. 4. PENETAPAN HARGA JUAL


PRODUKSI TUNGGAL
NO NAMA JUMLAH HARGA TOTAL
1 Meja bekas 1 - -
2 Kursi bekas 1 - -
3 HVL MOTIF 1 147500 147500
4 Kain motif 2m 50000 100000
5 Lem Aibon 2 38000 76000
6 Paku 1kg 15000 15000
7 HCL Sponge 2m 5000 10000
8 Kertas 3 1500 4500
9 Isi Stepler 1pack 10000 10000
10 Stap-Less - - -
11 Glue gun - - -
12 Lem tembak 1pack(5buah) 7000 7000
13 Benang 3 9200 27600
14 Tukang dll 4 150000 600000
15 Transportasi 4 20000 80000
16 Biaya tak terduga 1 100000 100000

TOTAL MODAL LABA JUAL


665200 199560 864760
HARGA JUAL 870000

SAMPLE FURNITURE RECOVERY


BAB IV
ANALISIS PRODUKSI

4. 1. URAIAN CIRI PRODUK


Bisnis kewirausahaan kami berupa penyediaan jasa perbaikan furniture dimana
furniture bekas dan sudah tidak terpakai, seperti meja, kursi, ranjang, dan furniture lain
akan diperbaiki dan diolah kembali agar terlihat seperti baru dengan desain sesuai
keinginan pelanggan. Furniture bekas yang sudah tidak layak pakai, biasanya memiliki
kerusakan pada kayu penahan furniture yang patah, sarung kursi yang sudah robek, cat
meja yang mengelupas, dll, akan kami perbaiki dan beberapa akan mengalami pergantian
bahan pada furniture yang mengalami kerusakan berat dengan bahan yang baru untuk
mendapatkan bentuk furniture baru yang masih layak untuk dipakai. Selain itu, kami juga
memberikan tawaran kepada masyarakat bagi mereka yang memiliki furniture bekas untuk
kami beli, kemudian furniture tersebut kami desain ulang dan akan kami jual dan pamerkan
di galeri furniture kami. Sehingga masyarakat lain pun yang ingin memiliki produk olahan
kami dapat membeli tanpa harus mendesain ulang furniture bekas yang mereka miliki.

4. 2. KEGUNAAN PRODUK
Furniture Recovery memiliki kegunaan sebagai produk industri, yaitu produk yang
biasa dibeli oleh pelaku usaha produksi lainnya. Biasa dikenal dalam B to B (business to
business). Dalam hal ini FUREC merupakan produk industri yang termasuk pada golongan :
- Barang modal, yaitu barang-barang yang berumur lebih dari 1 tahun dan tidak untuk
dijual belikan.
- Perlengkapan dan jasa bisnis, yaitu produk tidak tahan lama yang membantu operasional
perusahaan.

4. 3. PROSES PRODUKSI
4. 4. KAPASITAS PRODUKSI
4. 5. BIAYA

BAB V
ANALISIS KEUANGAN

5.1. Biaya investasi, modal kerja dan biaya produksi


a. Asumsi untuk Analisis Keuangan

No Asumsi Satuan Nilai/Jumlah


Periode proyek Tahun 3
Jumlah hari dalam tahun Hari 288
Jumlah furniture per hari :
a. Jenis kursi meja tamu a. Jenis kursi meja tamu : 30
(satu set) Buah buah
b. Jenis kursi b. Jenis kursi : 20 buah
c. Jenis meja c. Jenis meja : 20 buah
d. Jenis rak d. Jenis rak : 15 buah
1 Harga produksi furniture per
satuan :
a. 800.000
a. Jenis kursi maja tamu Buah b. 400.000
b. Jenis kursi
c. 400.000
c. Jenis meja
d. 600.000
d. Jenis rak
2 Harga jual furniture per Buah
satuan :
a. Jenis meja kursi a. 1.000.000
b. Jenis kursi b. 600.000
c. Jenis meja c. 600.000
d. Jenis rak d. 700.000
3 Jumlah karyawan :
a. Bagian produksi a. Bagian produksi : 12 orang
Rp/orang
b. Bagian distribusi b. Bagian distribusi : 5 orang
c. Bagian packaging c. Bagian packaging : 3 orang
7 Gaji karyawan :
a. Bagian produksi per a. Bagian produksi per hari :
hari 30.000
b. Bagian distribusi per Rp/orang b. Bagian distribusi per hari :
hari 20.000
c. Bagian packaging per c. Bagian packaging per hari :
hari 20.000

b. Biaya investasi

Harga per
Jumlah Jumlah
No Komponen Biaya Satuan satuan
Fisik Biaya (Rp)
(Rp)
1 Kertas 10 Buah 1.500 15.000
3 Glue gun 3 Buah 29.000 87.000
4 Stapless 3 Buah 34.000 102.000
TOTAL 204.000

c. Biaya variabel

Jumlah
Biaya per Jumlah
Jmlh biaya 1 Jumlah biaya
No Struktur biaya Satuan 10 biaya 1
Fisik minggu 1 tahun (Rp)
furniture hari (Rp)
(Rp)
1 Kursi bekas Buah 1 4.000.000
2 Meja bekas Buah 1 4.000.000
3 Rak bekas Buah 1 6.000.000
4 Kain motif Meter 10 200.000
5 HVL motif Buah 10 1.475.000
6 HCL Sponge Meter 5 100.000
7 Lem tembak Buah 9 70.000
8 Lem aibon Kaleng 3 760.000
9 Benang Roll 3 100.000
10 Isi stapless Dus 3 50.000
11 Paku Kg 3 30.000
JUMLAH 2.745.000 16.470.000

d. Biaya tetap

Harga Total biaya 1 Total biaya


No Uraian Jumlah Satuan
minggu 1 bulan
1 Pekerjaan Pembersihan

a. Pengukuran Paket 10 1,000 30.000 120.000

b. Pemotongan Paket 10 5,000 150.000 600.000

c. Penghalusan Paket 10 5,000 150.000 600.000

d. Perakitan Paket 10 5,000 150.000 600.000

e. Pengeleman Paket 10 3,000 90.000 360.000

2 Pekerjaan Dasar

a. Pengukuran Paket 10 1000 30.000 120.000

b. Penggambaran Pola Paket 10 3000 90.000 360.000

c. Pemotongan Paket 10 6000 180.000 720.000

d. Perakitan Paket 10 3000 90.000 360.000

e. Pengeleman Paket 10 3000 90.000 360.000

3 Pekerjaan Kayu

a. Pemasangan Fitting Paket 10 3000 90.000 360.000

b. Pemasangan Kabel Paket 10 3000 90.000 360.000

c. Pemasangan Lampu Paket 10 3000 90.000 360.000


4 Pekerjaan Sarung
Pengecatan politur / 360.000
Varnish Paket 10 3000 90.000

Cecking akhir Paket 10 2000 60.000 240.000

Pengepackan Paket 10 2000 60.000 240.000

5 Pekerjaan Finishing
Pengecatan politur / 360.000
Varnish Paket 10 3000 90.000

Cecking akhir Paket 10 2000 60.000 240.000

Pengepackan Paket 10 2000 60.000 240.000

5 Pekerjaan Promosi

Promosi online Paket 10 1000 30.000 120.000

Brosur iklan Paket 10 2000 60.000 240.000

JUMLAH 54000 1.620.000 6.480.000

e. Kebutuhan modal awal

Uraian Jumlah
Biaya variabel per bulan 16.470.000 x 4 = 65.880.000
Biaya tetap per bulan 6.480.000
Total biaya produksi 72.360.000
Total biaya investasi 310.000
Jumlah total kebutuhan modal 72.670.000

5.2. Analisa Kelayakan Usaha


a. Proyeksi Laba-Rugi

No Uraian 1 bulan Tahun


1 2 3
Jumlah produksi 50 50 52.5 55
1
per hari(buah)
Harga jual lampu 91.000 91.000 91.000 91.000
2
per satuan
Jumlah hari dalam 24
3
sebulan
Jumlah hari dalam 288
4
setahun
Penerimaan 109.200.00 1.310.400.000
5
0
Total Penerimaan 109.200.00 1.310.400.000
0
Pengeluaran
a. Biaya variabel 65.880.000 790.560.000
6
b. Biaya tetap 6.480.000 77.760.000
c. Penyusutan ?
Total pengeluaran 72.670.000 868.320.000
7 Laba Kotor 36.530.000 442.080.000
8 Zakat 5% 1.826.500 22.104.000
9 Laba bersih 34.703.500 419.976.000
*Asumsi kenaikan produksi mencapai 5% per tahun

b. Nilai BEP dan IRR


Indikator yang digunakan untuk melihat kelayakan usaha furniture recovery
adalah titik impas/break even point (BEP) dan R/C ratio.

BEP per bulan


BEP produksi : total biaya produksi
Harga satuan
: DIISI YA MAS MBAK NUWUN

Berdasarkan perhitungan BEP produksi, semua biya produksi dalam sebulan akan
tertutupi jika lampu tidur D’Bamboo D’Lumiere terjual minimal sebanyak
blablabla buah
BEP penjualan : total biaya produksi
Total produksi
: blablabla

Usaha lampu tidur D’Bamboo D’Lumiere pada saat harga jual mencapai
BLABLABLA/kemasan tidak mendapatkan keuntungan maupun kerugian (impas).

R/C ratio

R/C ratio domba : total biaya produksi

Harga satuan
: DIISI YA MAS MBAK NUWUN

Berdasarkan perhitungan R/C ratio, nilai R/C lebih besar dari satu. Artinya usaha lampu
tidur D’Bamboo D’Lumiere layak untuk dijalankan. Dan ntar kalau hasilnya kurang ya
berarti sebaliknya.

Вам также может понравиться