Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
IIS DAHRIAH
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Korelasi Unsur Runut Kobalt
(Co), Zink (Zn), dan Besi (Fe) pada Rambut dengan Tingkat Kecerdasan Siswa
SMPN 2 Cipeucang, Pandeglang adalah karya saya dengan arahan komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
dari penulis lain telah disebutkan dalam tesis dan dicantumkan dalam Daftar
Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Iis Dahriah
NIM G451090051
ABSTRACT
IIS DAHRIAH. Correlation of Trace Elements Cobalt, Zink, and Iron of Hair
with Student’s Intelligence at SMPN 2 Cipeucang in Pandeglang. Supervised by
DONDIN SAJUTHI, HENDRA ADIJUWANA, and Th.RINA
MULYANINGSIH
IIS DAHRIAH. Korelasi Unsur Runut Kobalt (Co), Zink (Zn), dan Besi (Fe) pada
Rambut dengan Tingkat Kecerdasan Siswa SMPN 2 Cipeucang, Pandeglang.
Dibimbing oleh DONDIN SAJUTHI, HENDRA ADIJUWANA, dan Th.RINA
MULYANINGSIH.
Unsur runut adalah senyawa anorganik yang terdapat dalam tubuh manusia
dapat berupa berbagai unsur dalam jumlah yang sangat kecil (< 100 mg/hari).
Unsur runut diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan, membantu
keseimbangan, kebutuhan, dan perkembangan otak berperan dalam pembentukan
neurotransmitter, serta sebagai katalis dalam aktivitas enzim. Unsur yang diteliti
kobalt (Co), zink (Zn), dan besi (Fe) merupakan logam esensial yang dibutuhkan
manusia yang berperan bagi metabolisme tubuh. Berkaitan dengan kecerdasan
anak-anak dapat diketahui bahwa unsur runut sangat penting bagi kesehatan
manusia. Pada perkembangan mental anak unsur runut kobalt, zink, dan besi
sangat berperan.
Kobalt adalah unsur runut esensial tubuh, yang merupakan komponen dari
struktur vitamin B12 (sianokobalamin), berperan agar otak dan sistem saraf dapat
berfungsi dengan baik. Fungsi dalam tubuh membantu proses metabolisme asam
amino metionin dan pembentukan sel darah merah. Kobalt juga penting untuk
fungsi otak dan sistem syaraf, yang memiliki efek pada fungsi kognitif. Zink
merupakan unsur runut esensial bagi tubuh yang sangat terkenal sebagai
"penentu" kerja enzim dan hormon, juga sebagai mikromineral yang dapat
meningkatkan kecerdasan. Manfaat Zn dibutuhkan oleh semua reaksi di otak,
membantu produksi zat-zat kimia penting dan protein di dalam otak. Zat besi
merupakan unsur runut terpenting bagi manusia yang berperan membantu otak
untuk memproses nutrisi yang dibutuhkan untuk aktivitas otak serta membantu
proses neurotransmiter. Zat besi berperan dalam pembentukan neurotransmitter
dopamin, kekurangan zat besi menurunnya jumlah dopamin dapat terjadi
gangguan perilaku, sulit konsentrasi dan menurunkan kecerdasan, sehingga
mengganggu kemampuan belajar dan menurunkan prestasi belajar. Analisis unsur
runut pada rambut banyak menyimpan informasi tentang kesehatan dan status
unsur runut dari tubuh manusia, karena unsur runut yang terakumulasi di rambut
pada umumnya memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan jaringan lain.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mengkorelasikan, dan
membandingkan unsur runut kobalt, zink, dan besi pada rambut dengan tingkat
kecerdasan siswa SMP menggunakan metode analisis aktivasi neutron (AAN).
Untuk analisis korelasi antara kadar unsur runut Co, Zn, dan Fe pada rambut
dengan tingkat kecerdasan siswa, menggunakan uji Pearson SAS dan
menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA) one-way, dimana nilai signifikan
p ≤ 0,05, memperhitungkan populasi perbedaan jenis kelamin dan nilai raport
siswa berdasarkan pengelompokan bidang ilmu sains dan non sains.
Hasil analisis sampel rambut dengan metode AAN menunjukkan hasil
rerata dari unsur Co, Zn, dan Fe berturut-turut adalah 442,6±19,4 μg/g,
502,6±18,3 μg/g, dan 77,0±16,3 μg/g. Berdasarkan analisis statistik, kadar Co
dengan tingkat kecerdasan hanya non sains berkorelasi negatif dan berbeda nyata
(p≤0,05). Hal ini ditunjukkan dengan penurunan kadar Co disertai dengan
peningkatan tingkat kecerdasan. Pada kadar Zn dan Fe hanya kelompok sains
yang terdapat korelasi positif dan berbeda nyata (p≤ 0,05). Hal ini menunjukkan
terdapat korelasi antara kadar Zn dan Fe dengan kecerdasan.
Korelasi Unsur Runut Kobalt (Co) dengan Kecerdasan Siswa
Kadar Co pada non sains lebih tinggi dibandingkan pada sains,
dikarenakan pada kelompok sains siswa lebih banyak dituntut berfikir secara
fokus dan logis dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan sains seperti
perhitungan, angka, berfikir abstrak dan pemecahan masalah, yang membutuhkan
pemikiran dan pemahaman yang cukup, sedangkan kelompok non sains siswa
lebih banyak mendeskripsikan suatu pokok bahasan dengan sendirinya
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, misalnya berkaitan
dengan sejarah, ekonomi, budaya, politik. Pada non sains tingkat rendah kadar Co
cukup tinggi karena penggunaan energi berfikir dalam pelajaran sedikit
dibandingkan tingkat tinggi, sehingga kadar Co yang terakumulasi di rambut
tidak digunakan sepenuhnya. Kemungkinan memiliki kemampuan atau bakat
dibidang lain seperti bidang olah raga, kesenian, keterampilan, karena menurut
Iskandar (2010) kecerdasan tidak hanya berhubungan dengan kognitif saja, dalam
beberapa hal kecerdasan bisa termasuk kreativitas, kepribadian, minat, bakat,
watak, pengetahuan. Siswa kelompok ini, mereka lebih antusias dibidang yang
memiliki skill, sehingga berfikir mereka merasa lebih nyaman dan senang.
Pada faktor jenis kelamin baik sains maupun non sains kadar Co lebih
tinggi perempuan karena kemampuan absorpsi pada laki-laki lebih tinggi dari
pada perempuan pada semua golongan usia. Disamping itu, karena faktor nutrisi
didaerah perkampungan ini seperti tempe, oncom yang mengandung fermentasi
lebih banyak dikonsumsi masyarakat karena makanan tersebut mudah didapat,
harganya pun terjangkau untuk dibeli. Makanan tersebut memiliki kobalt yang
tinggi dan ditemukan vitamin B12 dalam jumlah yang relatif besar (Sari 2004).
Korelasi Unsur Runut Zink (Zn) dengan Kecerdasan Siswa
Pada kelompok sains menunjukkan semakin tinggi kadar unsur Zn maka
pengaruhnya semakin bagus terhadap tingkat kecerdasan siswa. Kadar Zn
tertinggi pada tingkat tinggi, pada kelompok ini siswa tersebut pintar, rajin dan
kemauan keras untuk belajar baik dikelas atau rumah. Kadar terendah oleh tingkat
rendah. Anak yang dalam tubuhnya mempunyai kadar Zn tinggi, kecerdasannya
lebih baik dan nilai pelajarannya juga lebih baik, maka Zn mempunyai fungsi
untuk meningkatkan perkembangan kecerdasan, perkembangan kecerdasan anak-
anak yang kekurangan Zn tidak baik (Darwono 2010).
Sebaliknya, pada kelompok non sains kadar rendah ditemukan pada
tingkat tinggi, hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang menyatakan anak yang
dalam tubuhnya mempunyai kadar Zn tinggi, kecerdasannya lebih baik dan nilai
pelajarannya juga lebih baik. Prestasi belajar dalam hal ini dipengaruhi oleh faktor
luar yaitu prasarana belajar dan pendekatan belajar dari siswa itu sendiri. Hal ini
sesuai dengan pendapat Huwae (2006) bahwa secara garis besar faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar dibagi menjadi faktor internal dan eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri siswa yang meliputi faktor
fisiologis dan faktor psikologis (intelegensi, status gizi, bakat, minat), sedangkan
faktor eksternal adalah faktor yang berada di luar siswa yang meliputi faktor
lingkungan sosial dan faktor non sosial (faktor perbedaan individual dan faktor
pendekatan belajar).
Kadar unsur Zn pada laki-laki baik sains maupun non sains lebih rendah
dibandingkan perempuan dikarenakan aktivitas laki-laki lebih banyak (Almatsier
2006). Ekskresi melalui keringat terbuang lebih banyak, sehingga yang
terakumulasi di rambut sedikit. Siswa yang mengalami kadar Zn rendah, bukan
berarti siswa tersebut mengalami defisiensi Zn, secara nutrisi siswa tersebut sudah
tercukupi kebutuhan nutrisinya, akan tetapi kadar Zn rambut yang rendah
merupakan indikator yang baik untuk mengetahui adanya defisiensi Zn ringan
maupun sedang. Bila dalam tubuh terjadi defisiensi Zn maka seng rambut akan
diambil sebagai seng endogen untuk mencukupi kebutuhan seng. Pada seseorang
dengan defisiensi seng berat, konsentrasi Zn rambut akan rendah (Huwae 2006).
Korelasi Unsur Runut Besi (Fe) dengan Kecerdasan Siswa
Pada kelompok sains menunjukkan semakin tinggi kadar unsur Fe maka
pengaruhnya semakin bagus terhadap tingkat kecerdasan siswa, begitu juga
sebaliknya dengan non sains. Pada sains kadarnya sangat tinggi karena kelompok
siswa sains memiliki asupan nutrisi zat besi yang seimbang sehingga pengaruh
terhadap kemampuan belajar siswa bagus. Secara fisiologi Fe sebagian besar
berada dalam hemoglobin mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan
tubuh. Beberapa bagian dari otak mempunyai kadar besi tinggi diperoleh dari
transport yang dipengaruhi oleh reseptor transferin dan saraf dopamin sebagai
neurotransmitter (pengantar saraf). Fe berpengaruh terhadap fungsi otak, terutama
terhadap fungsi sistem neurotransmitter. Oleh karena itu, kadar besi dalam darah
meningkat selama pertumbuhan hingga remaja, maka pengaruh terhadap
kemampuan belajar dan daya pikir menjadi bagus (Zair 2011).
Pada non sains kadar unsur Fe rendah sekali. Berdasarkan hasil analisis
sebagian siswa memiliki kadar Fe yang tidak terdeteksi dalam rambut. Hal ini
kemungkinan siswa mengalami defisiensi Fe yaitu kurang zat besi, dapat terjadi
karena konsumsi makanan yang kurang seimbang atau gangguan absorpsi besi
sehingga mengalami penurunan kemampuan intelektual, prestasi belajar yang
rendah, karena zat besi mempunyai pengaruh terhadap kemampuan belajar
(Almatsier 2006).
Kadar unsur Fe baik sains maupun non sains lebih besar laki-laki
dibandingkan perempuan karena kebutuhan Fe wanita lebih besar dari pada laki-
laki, kemungkinan kurangnya zat besi karena rendahnya zat besi dalam makanan,
anemia karena kurang darah dan mentruasi pada wanita (Almatsier 2006). Jadi, Fe
tertinggi dapat dilihat dari sains, sedangkan Fe terendah dapat dilihat dari non
sains, karena pada jenis kelamin baik sains maupun non sains tidak berbeda nyata.
Jika unsur Co, Zn dan Fe memiliki kadar yang tinggi terhadap kecerdasan,
secara nutrisi sudah terpenuhi dalam sel otak, maka siswa tersebut dikatakan
pintar. Namun, ternyata unsur Co berkorelasi negatif dengan kecerdasan non
sains, sedangkan unsur Zn dan Fe berkorelasi positif dengan kecerdasan sains. Hal
ini membuktikan bahwa kadar unsur Co, Zn dan Fe di rambut tidak selalu
berpengaruh terhadap kecerdasan siswa laki-laki atau perempuan. Kecerdasan
seseorang tidak semata-mata ditunjang oleh faktor nutrisi tetapi dipengaruhi oleh
faktor lain, seperti faktor genetik, lingkungan, nutrisi, latar belakang sosial
ekonomi, rendahnya pendidikan orang tua, penggunaan eksternal lainnya
(shampoo atau cat rambut).
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar bagi IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
KORELASI UNSUR RUNUT KOBALT (Co), ZINK (Zn),
DAN BESI (Fe) PADA RAMBUT DENGAN TINGKAT
KECERDASAN SISWA SMPN 2 CIPEUCANG,
PANDEGLANG
IIS DAHRIAH
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Kimia
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr.dr. Irma Herawati Suparto, M.S.
Halaman Pengesahan
Judul Tesis : Korelasi Unsur Runut Kobalt (Co), Zink (Zn), dan Besi
(Fe) pada Rambut dengan Tingkat Kecerdasan Siswa
SMPN 2 Cipeucang, Pandeglang
Nama : Iis Dahriah
NIM : G451090051
Disetujui
Komisi Pembimbing
Diketahui
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala
karunianya berupa ilmu pengetahuan sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan.
Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2011
ini adalah “Korelasi Unsur Runut Kobalt (Co), Zink (Zn), dan Besi (Fe) pada
Rambut dengan Tingkat Kecerdasan Siswa SMPN 2 Cipeucang, Pandeglang”.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof.drh.Dondin Sajuthi, MST.Ph.D
sebagai Ketua Komisi Pembimbing, Ir. Hendra Adijuwana, MST dan Ir.Th.Rina
Mulyaningsih, M.Si sebagai Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak
memberi arahan dan saran serta motivasi. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada Dr.dr.Irma Herawati Suparto, M.S sebagai Penguji Luar
Komisi pada ujian akhir yang telah member masukan dan saran. Disamping itu,
penghargaan dan terima kasih penulis sampaikan kepada rekan-rekan di Batan-
Puspiptek Serpong yang telah berbesar hati membantu kelancaran selama
penelitian. Terima kasih yang tak terhitung kepada kedua orang tua, suami
tercinta, abah dan ibu mertua serta seluruh keluarga yang telah memberikan
dukungan moril dan do’a yang tiada putus hingga penulis dapat menyelesaikan
tulisan ini. Tidak lupa juga kepada teman-teman seperjuangan Pasca Kimia.
Akhir kata, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah
diberikan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Iis Dahriah
RIWAYAT HIDUP
Halaman
TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………… 5
Unsur Runut ………………………………………………………….. 5
Analisis Unsur Runut pada Rambut…………………………………. 11
Kecerdasan Siswa…… …..…………………………………………... 13
Analisis Aktivasi Neutron (AAN)..…………………………………... 14
Halaman
Halaman
5 Kadar unsur pada rambut siswa berdasarkan kelompok sains dan non
sains ………………………………………………………………….. 23
Halaman
6 Data hasil analisis unsur Co, Zn, dan Fe dalam sampel rambut …….. 48
7 Data hasil analisis rerata unsur Co, Zn, dan Fe dalam sampel
rambut ……………………………………………………….............. 50
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Senyawa anorganik yang terdapat dalam tubuh manusia dapat berupa
berbagai jenis unsur dalam jumlah yang sangat kecil atau sering disebut sebagai
unsur runut. Unsur runut diperlukan dalam jumlah sangat sedikit (< 100 mg/hari)
dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil (< 1
mg/hari) (Sofyan 2007). Unsur runut terutama diperlukan untuk pertumbuhan dan
kesehatan tulang, tangan, kaki, gigi, rambut, dan kulit. Unsur runut juga
dibutuhkan untuk membantu keseimbangan otak dan kebutuhan otak. Jenis-jenis
mineral yang dibutuhkan untuk perkembangan otak adalah Na, K, Ca, Fe, Zn, I,
Co dan Cl yang berperan dalam pembentukan neurotransmiter (Sutomo 2009).
Unsur runut esensial memiliki peran penting dalam kesehatan manusia.
Kebanyakan fungsi unsur runut dalam tubuh sebagai katalis dalam aktivitas
enzim. Reaksi serupa apabila berlangsung di luar tubuh memerlukan suhu atau
tekanan yang cukup tinggi. Kondisi tersebut dapat dicapai berkat bantuan enzim
sebagai biokatalisator yang dalam aktivitasnya hampir semua enzim memerlukan
unsur runut seperti pada metaloenzim atau sebagai kofaktor enzim/koenzim.
Unsur runut esensial memiliki rentang yang dibutuhkan oleh tubuh dan masih
dapat diterima oleh tubuh. Diluar rentang ini, unsur runut terjadi defisiensi dan
toksisitas. Defisiensi unsur runut dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan
kesehatan dan penyakit-penyakit kronik, sebaliknya dalam konsentrasi yang
berlebih, unsur runut bersifat toksik dan dapat membahayakan kesehatan (Santoso
2008).
Berkaitan dengan kecerdasan anak-anak dapat diketahui bahwa unsur
runut sangat penting bagi kesehatan manusia. Pada perkembangan mental anak
unsur runut kobalt, zink, dan besi sangat berperan. Kobalt penting untuk fungsi
otak dan sistem syaraf, yang memiliki efek menguntungkan pada fungsi kognitif.
Zink juga adalah salah satu unsur runut penting bagi otak. Defisiensi zink akut
dapat menyebabkan hambatan psikologis neurologis. Zink di dalam otak adalah
penting karena mempengaruhi sintesis DNA, struktur kromatin dan pembelahan
sel. Secara umum menunjukkan bahwa defisiensi zink dapat mempengaruhi
2
belajar dan daya ingat, sedangkan besi membantu otak untuk memproses nutrisi-
nutrisi yang dibutuhkan untuk aktivitas otak serta membantu proses
neurotransmiter.
Rambut bukanlah sekadar penghias kepala. Analisis unsur runut pada
rambut mempunyai potensi unik yang banyak menyimpan informasi penting dan
menyediakan salah satu catatan yang paling akurat dari kesehatan dan status unsur
runut dari tubuh manusia, meliputi bidang kedokteran (kondisi kesehatan tubuh
seseorang, golongan darah), ilmu biologi, forensik, lingkungan bahkan kecerdasan
intelektual seseorang bisa dideteksi melalui rambut. Hal ini dipertegas oleh
Nnorom et al. (2005) setiap bagian dari tubuh manusia mengandung setidaknya
beberapa unsur kimia, meskipun sejumlah besar unsur ini ditemukan dalam
jumlah yang terdeteksi dalam jaringan tubuh manusia, seperti darah, urin, dan
rambut, menurut Marlowe et al. (1983) unsur runut yang terakumulasi di rambut
pada umumnya memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
konsentrasi jaringan lain, sehingga terus menerus memberikan informasi status
gizi mineral dan paparan polutan logam berat, dan dapat berfungsi sebagai fungsi
fisiologis.
Dalam penelitian ini unsur runut yang diteliti adalah kobalt (Co), zink
(Zn), dan besi (Fe) merupakan logam esensial yang dibutuhkan manusia yang
sangat berperan bagi metabolisme tubuh. Pengambilan sampel rambut dilakukan
di kelas VIII SMPN 2 Cipeucang, Pandeglang sebanyak 36 siswa. Dipilihnya
sekolah ini karena tingkat SMP memiliki tingkat kecerdasan yang bervariasi
dimana sekolah ini terdapat di daerah perkampungan yang jaraknya jauh dari
perkotaan dengan memiliki letak geografis dataran rendah.
Kecerdasan dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu genetik, lingkungan, dan gizi.
Kekurangan zat gizi tertentu bisa menyebabkan perkembangan otak terhambat dan
menurunkan kecerdasan anak. Begitu juga dengan faktor gizi asupan nutrisi siswa
sehari-hari yang kurang mendukung, misalnya bahan makanan yang mengandung
Zn seperti ikan, daging, telur, dan produk makanan hewani lainnya tidak dapat
dibeli, karena harga yang cukup mahal sedangkan pendapatan orang tua siswa
kebanyakan dibawah rata-rata, sehingga nutrisi ini dipenuhi dari bahan makanan
nabati yang kandungan Zn-nya relatif lebih rendah.
3
Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi unsur runut kobalt (Co), zink (Zn), dan besi (Fe) pada
rambut dengan tingkat kecerdasan siswa SMP menggunakan analisis aktivasi
neutron (AAN).
Rumusan Masalah
Hipotesis
1. Kadar unsur runut kobalt (Co), zink (Zn), dan besi (Fe) pada rambut siswa
SMP berkorelasi positif terhadap kecerdasan intelektual.
2. Semakin tinggi kadar unsur runut kobalt (Co), zink (Zn), dan besi (Fe) pada
rambut siswa kelas VIII SMPN 2 Cipeucang, Pandeglang, maka tingkat
kecerdasan siswa akan semakin baik prestasinya.
Manfaat Penelitian
Diharapkan dari hasil penelitian ini, memberikan pengetahuan tentang
peranan unsur runut kobalt (Co), zink (Zn), dan besi (Fe) pada rambut terhadap
tingkat kecerdasan dan meningkatkan kualitas perkembangan siswa khususnya
perkembangan intelektual.
5
TINJAUAN PUSTAKA
Unsur Runut
Unsur runut adalah Senyawa kimia yang sangat dibutuhkan untuk
tumbuh kembang tubuh dalam konsentrasi sedikit dan sebagai mineral penting
tubuh yang dibutuhkan secara spesifik dalam jumlah < 1 mg/hari (Santoso dan
Advisor 2009).
Ditinjau dari fungsinya unsur runut umumnya merupakan bagian dari
sistem enzim, yaitu berupa metaloenzim dan kompleks logam-enzim. Pada
metaloenzim unsur logam terdapat dalam jumlah tertentu dan merupakan bagian
integral dari molekul enzim (Sofyan 2007). Fungsi unsur runut dalam proses
kehidupan sangatlah penting, terutama dalam pembuatan enzim, misalnya kobalt
untuk sintesis vitamin B12, sebagai katalisator atau kofaktor dalam berbagai
fungsi biologis, zink salah satu pembuat unsur enzim-enzim hidrogenase dan zat
besi untuk katalase sitokrom. Mineral penting dalam proses absorpsi maupun
masuknya berbagai nutrien kedalam sel termasuk sel otak (Hidayat et al. 2006 ).
Unsur runut berperan dalam keseimbangan asam-basa dan transfer oksigen
dari paru-paru ke jaringan, unsur Zn berperan pada multiplikasi sel, sedangkan Co
yang menunjang fungsi biologi sebagai komponen nutrien spesifik, yaitu satu
atom Co terdapat di pusat molekul vitamin B12 (Sofyan 2007). Beberapa unsur
runut yang berpengaruh terhadap kecerdasan otak :
Bayi 0,0-0,5 5 6
0,0-0,5 5 10
Anak 1-3 10 10
4-6 10 10
7-10 10 10
Pria 11-14 15 12
15-18 15 12
19-24 15 10
25-50 15 10
51+ 15 10
Wanita 11-14 12 15
15-18 12 15
19-24 12 15
25-50 12 15
51+ 12 10
utama dalam banyak penyakit, tekanan darah tinggi khususnya dan neurologis
penyakit (Murray 2007). Disamping itu, analisis rambut juga merupakan metoda
diagnosis non invasif, artinya sampel mudah didapat, dibawa, dan disimpan serta
rambut juga dapat memberikan informasi jangka panjang karena unsur-unsur
konsentrasi dalam rambut lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang diperoleh
di jaringan tubuh atau cairan (Frazao dan Mitiko 2007).
Potensi tambahan pada rambut sebagai biomarker, analisis sampel rambut
memiliki beberapa keuntungan. Komponen utama pada rambut adalah protein
keratin dimana membuat stabil dan kuat. Pada waktu yang sama, rambut mudah
diambil dan tidak memerlukan penyimpanan khusus atau pengawetan. Unsur
runut juga banyak terakumulasi di rambut pada konsentrasi sedikitnya sepuluh
kali lebih tinggi dari serum darah atau urin (Gellein et al. 2008).
tinggi terhadap unsur S dan biasanya bemomor atom 22 sampai 92 dari periode 4
sampai 7. Afinitas yang tinggi terhadap unsur S mendorong terjadinya ikatan
logam berat dengan S pada setiap kesempatan. Sebagian logam berat merupakan
zat pencemar yang berbahaya. Logam-logam ini bereaksi dengan unsur belerang
dalam enzim, sehingga enzim tersebut menjadi tak aktif. Gugus karboksilat (-
COOH) dan amino (-NH 2 ) dalam asam amino juga bereaksi dengan logam berat
(Saeni 1997).
Bioindikator Rambut
Gugus sulfhidril (–SH) dan disulfida (–S–S-) dalam rambut mampu
mengikat unsur runut yang masuk ke dalam tubuh dan terikat di dalam rambut.
Senyawa sulfida mudah terikat oleh unsur runut, maka bila unsur runut masuk ke
dalam tubuh, unsur runut tersebut akan terikat oleh senyawa sulfida dalam rambut
(Pettrucci 1982).
Helai rambut terdiri dari zat tanduk yang berisi protein keratin. Zat ini juga
terdapat pada kuku, bulu, dan tanduk hewan menyusui. Fungsi dari rambut adalah
untuk melindungi pengaruh panas dan dingin. Pada daerah panas bulu yang halus
dan tipis akan melindungi sengatan matahari, sedangkan pada daerah dingin, bulu
yang tebal dapat menahan panas badan. Jumlah unsur runut pada rambut
berkorelasi dengan jumlah unsur runut yang diabsorpsi oleh tubuh. Oleh karena
itu rambut dapat dipakai sebagai bahan biopsi. Dari studi terhadap senyawa
metilmerkuri menunjukkan bahwa jumlah senyawa itu dalam rambut berhubungan
dengan metilmerkuri di daerah sekitar rambut itu tumbuh (Saeni 1997).
Semakin tua umur seseorang, semakin bertambah daerah yang ditumbuhi
rambut di permukaan tubuhnya. Rambut seseorang paling tebal pada usia 20
tahun, dan setelah itu setiap helai rambut mengisut, sehingga pada usia 70 tahun,
rambutnya sudah setipis ketika masih bayi (Saeni 1997).
Kecerdasan Siswa
Kecerdasan Intelektual merupakan kecerdasan dasar yang berhubungan
dengan proses kognitif, pembelajaran kecenderungan menggunakan kemampuan
matematis-logis dan bahasa, pada umumnya hanya mengembangkan kemampuan
14
tersebut menghasilkan spesi atom baru yang kelebihan satu buah neutron dan
dalam keadaan tidak stabil. Untuk mencapai ke keadaan stabil, spesi tidak stabil
tersebut melepaskan partikel beta yang umumnya diikuti oleh emisi sinar gamma.
Sinar gamma yang diemisikan adalah bersifat khas untuk setiap radionuklida, dan
umumnya akan membentuk suatu spektrum yang disebut sebagai spektrum
gamma. Dengan menggunakan detektor HPGe resolusi tinggi, spektrum yang
terbentuk dapat dipilah dan radionuklida yang terkandung dalam materi dapat
diidentifikasi dan selanjutnya dikuantifikasi (Sutisna 2008). Gambar 2 berikut
menunjukkan ilustrasi mengenai prinsip dasar analisis aktivasi neutron.
64 65
Zn + Zn +
58 59
Fe + Fe +
Reaksi di atas dapat ditulis sebagai 59Co (n, γ) 60Co, 64Zn (n, γ) 65Zn, 58
Fe (n,
γ) 59Fe. Pemilihan reaksi pengaktifan yang perlu diikuti dengan pemilihan fasilitas
radiasi yang bersesuaian. Skema peluruhannya dapat digambarkan sebagai berikut
16
60
Gambar 3 Skema Peluruhan Co
(Sumber : Mulyaningsih 2002)
Tabel 2 Kategori nilai pengelompokan siswa berdasarkan sains dan non sains
Perempuan Sains 9
Non-Sains 9
Jumlah 36
standar tetes campuran dengan komposisi dan konsentrasi yang mendekati dengan
nilai yang tertera dalam sertifikat untuk unsur-unsur yang akan diuji. Larutan
standar multi unsur sebanyak 50 µl diteteskan ke dalam vial yang telah dicuci
kemudian dibiarkan mengering dengan cara menyimpannya dalam desikator
selama 3-4 hari (Ratnawati dan Mulyaningsih 2007)
Kemudian disiapkan penimbangan bahan acuan standar SRM (Standard
Reference Material) sebagai kontrol mutu metode. Tetapi pada penelitian ini
digunakan SRM rambut 086 dari IAEA sebagai komparator. Setelah itu dilakukan
penyiapan target yang terdiri atas sampel yang akan dianalisis, SRM dan standar
tetes. Target ini dimasukkan ke dalam kapsul iradiasi yang terbuat dari aluminium
(Ratnawati dan Mulyaningsih 2007).
Iradiasi
Sampel, standar tetes dan bahan acuan standar (SRM) rambut diiradiasi
secara bersamaan pada posisi dan kondisi iradiasi yang sama. Untuk cuplikan
yang diiradiasi dengan waktu iradiasi panjang, vial polietilina dibungkus terlebih
dahulu dengan aluminium foil kemudian dimasukkan ke dalam kapsul rabbit yang
terbuat dari aluminium, sesuai dengan lamanya waktu iradiasi. Iradiasi dilakukan
dalam fasilitas sistem rabbit RSG-GAS selama 2 jam untuk unsur dengan waktu
paruh panjang. Kemudian didinginkan selama waktu tertentu sebelum dilakukan
pencacahan (Ratnawati dan Mulyaningsih 2007).
Pencacahan
Pencacahan sampel pasca iradiasi yang telah didinginkan dilakukan
dengan detektor resolusi tinggi (HPGe), dengan lama pengukuran sekitar 1 jam.
Posisi sampel dan unsur standar terhadap detektor adalah sama (Ratnawati dan
Mulyaningsih 2007). Kemudian dicacah dengan spektrometer sinar gamma.
21
Analisis Statistik
Analisis data konsentrasi unsur runut pada rambut siswa menggunakan
statistik rerata dan standar deviasi (SD). Data yang berkaitan dengan nilai raport
siswa di uji dengan transformasi data dengan tujuan agar data tersebar secara
normal. Nilai secara statistika dibandingkan menggunakan analisis sidik ragam
(ANOVA) one-way, dimana nilai signifikan p ≤ 0,05, memperhitungkan populasi
perbedaan jenis kelamin dan nilai raport siswa berdasarkan bidang ilmu sains dan
non sains. Analisis korelasi kadar unsur runut Co, Zn, dan Fe pada rambut dengan
tingkat kecerdasan siswa, menggunakan uji Pearson SAS ( Forte et al. 2005).
22
Hasil Analisis
Data hasil pengujian sampel rambut pada penelitian ini diperoleh dengan
metode instrumental analisis aktivasi neutron (IAAN), dimana kadar unsur Co, Zn
dan Fe dalam sampel rambut yang merupakan hasil rerata berdasarkan bidang
ilmu sains dan non sains ditampilkan pada Tabel 4 dan Gambar 5 dibawah ini.
Tabel 4 Kadar unsur Co, Zn dan Fe pada rambut siswa berdasarkan tingkat
kecerdasan siswa sains dan non sains
Dari Tabel 4 menunjukkan bahwa kisaran unsur Co, Zn, dan Fe berturut-
turut 39,4±0,6 μg/g-2433,9±64,4 μg/g, 145,9±4,7μg/g-1240,6±79,3 μg/g, dan
3,8±1,5 μg/g-72,0±38,5 μg/g. Dari ketiga unsur Co, Zn, dan Fe kadar unsur yang
tertinggi terdapat pada unsur Co sebesar 2433,9±64,4 μg/g, sedangkan kadar
unsur terendah terdapat pada unsur Fe sebesar 3,8±1,5 μg/g. Untuk data hasil
analisis dapat dilihat pada Lampiran 7.
Adapun hasil rerata dari unsur Co, Zn, dan Fe berturut-turut adalah
442,6±19,4 μg/g, 502,6±18,3 μg/g, dan 77,0±16,3 μg/g. Hal ini telah dilakukan
oleh Frazao dan Saiki (2007) mengenai penentuan unsur runut pada rambut
23
manusia menggunakan analisis aktivasi neutron, objek yang diteliti berusia 15-65
tahun sehingga hasil yang diperoleh unsur Co, Zn, dan Fe berturut-turut adalah
409±2 μg/g, 132,02±0,3 μg/g, dan 11,7±0,2 μg/g.
Perbedaan dari hasil analisis dengan hasil penelitian terdahulu jika dilihat
dari masing-masing unsur kadar unsurnya cukup jauh, hal ini mungkin karena
rentang umur yang diambil pada penelitian ini cukup sempit yaitu menggunakan
sampel rambut siswa SMP berusia 14-15 tahun, sedangkan penelitian terdahulu
sampel rambut diambil pada rentang usia yang cukup lebar yaitu antara 15-65
tahun. Jadi, masih dianggap wajar dengan perbedaan usia, maka kadar masing-
masing unsur dapat mempengaruhi. Hal ini membuktikan bahwa unsur runut
dipengaruhi oleh faktor dari unsur itu sendiri, usia dan perbedaan jenis kelamin.
Dibawah ini gambar kelompok tingkat kecerdasan siswa yang terlihat jelas
antara perbedaan ketiga unsur berdasarkan bidang ilmu sains dan non sains.
3000
2433,9
2500
Kadar Unsur (μg/g)
2000
1500 1240,6
1000 Co
500 Zn
145,9 39,4
172 3,8 Fe
0
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
rendah
sedang
rendah
sedang
rendah
sedang
rendah
sedang
Gambar 5 Kadar unsur pada rambut siswa berdasarkan kelompok sains dan non
sains
Pada Gambar 5 menunjukkan bahwa unsur Co yang memiliki kadar
tertinggi terdapat pada non sains perempuan tingkat rendah sebesar 2433,9±64,4
μg/g, sedangkan kadar unsur Co terendah pada non sains perempuan tingkat tinggi
sebesar 39,4±0,6 μg/g. Kebutuhan tubuh akan kobalt (Co) sebanyak 0,0015 mg
(1,5 μg)/hari. Co pada non sains perempuan memiliki kadar yang paling tertinggi
dikarenakan pada daerah ini pola makan umumnya mengkonsumsi makanan
24
berfermentasi seperti tempe, oncom. Tempe dan oncom merupakan salah satu
produk dari industri rumah tangga karena tempe dan oncom adalah salah satu
makanan yang memiliki kandungan gizi dan sumber protein yang aman dan
murah dengan nilai cerna yang cukup tinggi, selain itu harganya juga terjangkau
sehingga tempe merupakan makanan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat,
keberadaan vitamin 12 dalam tempe cukup tinggi (Astawan 2008) dan ada
makanan khas kampung yaitu nasi yang dikeringkan (ranginang), dan sejenis
makanan itu. Makanan ini ternyata mengandung kadar kobalt (vitamin 12) yang
relatif tinggi (Sari 2004), dan makanan ini cenderung lebih disukai oleh kaum
perempuan dijadikan sebagai cemilan. Wajar jika perempuan memiliki kobalt
lebih tinggi, sehingga ekskresi atau pengeluaran tubuh yang berlebih terakumulasi
dirambut lebih banyak.
Pada unsur Zn yang memiliki kadar tertinggi terdapat pada non sains
perempuan tingkat sedang sebesar 1240,6±79,3 μg/g, sedangkan kadar unsur Zn
yang terendah pada non sains laki-laki tingkat tinggi sebesar 145,9±4,7 μg/g.
Kebutuhan tubuh akan zink (Zn) laki-laki (11-18 tahun) 15 mg/hari, zink (Zn)
perempuan (11-18 tahun) 12 mg/hari. Unsur Zn kadarnya lebih rendah dibanding
Co, karena pola makan atau nutrisi didaerah ini akan bahan makanan yang
mengandung Zn berupa produk makanan hewani untuk pemenuhan kebutuhan
sehari-harinya tidak dapat dibeli sehingga kurang terpenuhi dikarenakan
pendapatan orang tua di daerah ini dibawah rata-rata.
Bahkan pada unsur Fe yang memiliki kadar tertinggi terdapat pada sains
laki-laki tingkat rendah sebesar 172,0±38,5 μg/g, sedangkan kadar unsur Fe yang
terendah pada non sains laki-laki tingkat rendah sebesar 3,8±1,5 μg/g. Kebutuhan
tubuh akan besi (Fe) laki-laki (11-18 tahun) 12 mg/hari, besi (Fe) perempuan (11-
18 tahun) 15 mg/hari. Unsur Fe kadar tertinggi oleh siswa laki-laki dikarenakan
pola makan atau asupan nutrisi, biasanya laki-laki lebih cuek tidak ada pantangan
dalam makanan, sedangkan Fe pada perempuan kadarnya lebih rendah
dikarenakan perempuan biasanya lebih cenderung diet untuk menjaga agar
tubuhnya tidak gemuk, jadi pola makananya diatur. Di samping itu kaum
perempuan setiap bulan umumnya mengalami menstruasi sehingga ekskresi
berupa darah yang dikeluarkan cukup banyak bahkan sekaligus, sehingga kadar Fe
25
Tabel 5 Korelasi unsur runut Co, Zn dan Fe berdasarkan kelompok sains dan non
sains
*Berbeda nyata pada taraf uji 5 % antara kadar unsur runut terhadap kecerdasan siswa
26
1400 1309,5
1161,7
Kadar Unsur Co (μg/g)
1200
1000
800 599,7
600 364,1
400 297
209,2 164,1 136,2
200 118,3 54,9
0
Laki-laki
Laki-laki
Sedang
Sedang
Rendah
Tinggi
Rendah
Tinggi
Perempuan
Perempuan
Gambar 6 Distribusi kadar unsur Co berdasarkan tingkat kecerdasan dan jenis kelamin
27
Pada Gambar 6 menunjukkan bahwa kadar Co pada non sains lebih tinggi
dibandingkan pada sains, dikarenakan pada kelompok sains siswa lebih banyak
dituntut berfikir secara fokus dan logis dalam memecahkan masalah yang
berkaitan dengan sains seperti berkaitan dengan perhitungan, angka, berfikir
abstrak dan pemecahan masalah. Hal ini membutuhkan pemikiran dan
pemahaman yang cukup untuk menguras pemikiran.
Sedangkan kelompok non sains siswa justru lebih banyak mendeskripsikan
suatu pokok bahasan dengan sendirinya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
yang dimiliki, sehingga siswa hanya dituntut menceritakan suatu narasi yang
didasarkan dari pemahaman atau persoalan yang sudah ada, misalnya berkaitan
dengan sejarah, ekonomi, budaya, politik dan sebagainya. Pada non sains tingkat
rendah kadar Co cukup tinggi karena penggunaan energi berfikir dalam pelajaran
sedikit dibandingkan tingkat tinggi, sehingga unsur Co yang terakumulasi di
rambut utuh atau tidak digunakan sepenuhnya. Kemungkinan juga kelompok ini
memiliki kemampuan atau bakat dibidang lain seperti bidang olah raga, kesenian,
keterampilan, karena menurut Iskandar (2010) kecerdasan tidak hanya
berhubungan dengan kognitif saja, dalam beberapa hal kecerdasan bisa termasuk
kreativitas, kepribadian, minat, bakat, watak, pengetahuan. Siswa kelompok ini,
mereka lebih antusias dibidang yang memiliki skill, sehingga berfikir mereka
merasa lebih nyaman dan senang. Ada faktor-faktor yang yang mempengaruhi
hasil belajar siswa seperti faktor fisiologis (kondisi fisik individu) maupun
psikologis (kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap dan bakat).
Pada faktor jenis kelamin baik sains maupun non sains kadar Co lebih
tinggi perempuan dibandingkan laki-laki karena kemampuan absorpsi pada laki-
laki lebih tinggi dari pada perempuan pada semua golongan usia (Astawan 2008).
Disamping itu, karena faktor nutrisi didaerah perkampungan ini seperti tempe,
oncom yang mengandung makanan berfermentasi lebih banyak dikonsumsi
masyarakat karena makanan tersebut mudah didapat, harganya pun terjangkau
untuk dibeli. Makanan tersebut memiliki kobalt yang tinggi dan ditemukan
vitamin B12 dalam jumlah yang relatif besar (Sari 2004). Biasanya makanan
tersebut cenderung disukai kaum perempuan. Jadi, dari Gambar 6 dapat terlihat
28
bahwa kadar Co jenis kelamin sains tidak berbeda nyata, sedangkan pada jenis
kelamin non sains berbeda nyata.
Kadar Co semua siswa ada yang rendah, sedang, dan tinggi. Pada unsur
Co ini beberapa siswa yang mengalami kadar Co rendah baik faktor kecerdasan
maupun faktor jenis kelamin. Kadar Co rendah bukan berarti terjadi defisiensi Co,
Hal ini menunjukkan pola makan untuk pemenuhan kebutuhan tubuh sudah
terpenuhi, hanya saja ekskresi atau pengeluaran tubuh yang berlebih terakumulasi
di rambut sedikit.
Karena faktor kecerdasan dan jenis kelamin berbeda nyata maka dapat
diketahuit taraf mana saja dalam faktor tersebut yang saling berbeda. Hal itu dapat
dilihat melalui uji lanjut Duncan seperti sebagai berikut :
Angka yang di ikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 %
Tabel 6 menunjukkan bahwa ternyata pada objek yang tengah diteliti dari
enam kelompok tingkat kecerdasan membentuk dua populasi baru yang saling
berbeda terkait besarnya pengaruh terhadap kadar unsur Co, Terlihat bahwa NSS,
SR, NSR, ST dan SS berada dalam satu populasi dengan besar kadar unsur
tertinggi dimiliki oleh kelompok Non Sains Sedang (NSS), sehingga dapat
disimpulkan ternyata minat dan bakat siswa di bidang sains berapapun
kecerdasannya, akan memiliki kadar Co yang sama dengan siswa yang memiliki
bakat non sains dengan tingkat menengah kebawah, Namun secara keseluruhan,
kadar Co terendah dimiliki oleh siswa dengan tingkat kecerdasan sedang sampai
dengan tinggi bila berasal dari kelompok sains dan tingkat kecerdasan tinggi bila
ia berasal dari kelompok non sains.
29
900 828,5
767,7
800
Kadar Unsur Zn (μg/g)
666,4
700 572,7 587,9
600 516,9
500 349,7
400 293,2
300 220,7 222,3
200
100
0 Sedang
Sedang
Rendah
Tinggi
Rendah
Tinggi
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Sains Non Sains Sains Non Sains
Gambar 7 Distribusi kadar unsur Zn berdasarkan tingkat kecerdasan dan jenis kelamin
pendapat Huwae (2006) bahwa secara garis besar faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar dibagi menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah
semua faktor yang ada dalam diri siswa yang meliputi faktor fisiologis dan faktor
psikologis (intelegensi, status gizi, bakat, minat), sedangkan faktor eksternal
adalah faktor yang berada di luar siswa yang meliputi faktor lingkungan sosial dan
faktor non sosial (faktor perbedaan individual dan faktor pendekatan belajar).
Pada kelompok ini mayoritas perempuan, mereka lebih cenderung menyenangi
pelajaran dibidang lain yang bersifat skill seperti kesenian, keterampilan
memasak, tata boga, sehingga kemampuan befikir mereka lebih bagus dibidang
tersebut, karena kecerdasan tidak hanya berhubungan dengan kognitif saja, dalam
beberapa hal kecerdasan bisa termasuk kreativitas, kepribadian, minat, bakat,
watak, pengetahuan. Bidang yang bersifat skill biasanya membutuhkan kreativitas
dan minat siswa, sehingga siswa berfikirnya merasa lebih nyaman dan senang.
Kadar unsur Zn pada laki-laki baik sains maupun non sains lebih rendah
dibandingkan perempuan dikarenakan aktivitas laki-laki biasanya lebih banyak
dibandingkan perempuan (Almatsier 2006). Ekskresi atau pengeluaran tubuh yang
berlebih melalui keringat terbuang lebih banyak, sehingga yang terakumulasi di
rambut sedikit. Penelitian yang dilakukan oleh Takyi (2004), ditemukan faktor
jenis kelamin pada anak sekolah usia 2,5-18 tahun hasilnya tidak berbeda nyata
dengan kadar Zn rambut pada anak sekolah. Hal ini dibuktikan oleh Sofyan
(2007), ditemukan bahwa secara umum perbedaan nilai yang diperoleh
dilaboratorium antara laki-laki dan perempuan diduga erat hubungannya dengan
pengaruh hormon dan perbedaan masa jaringan. Pada konsentrasi unsur Zn ini
tidak berbeda nyata antara laki-laki dan perempuan, akan tetapi beberapa peneliti
yang lain menyatakan adanya perbedaan yang relatif kecil.
Begitu juga dengan keberadaan siswa di sekolah ini, bagi siswa laki-laki
biasanya selain belajar dikelas dan aktifitasnya di bidang ekstra kurikuler juga,
mereka sering bermain olah raga ketika pulang sekolah atau sore harinya seperti
sepakbola, futsal, badminton, bola voli. Ditambah lagi aktifitas diluar sekolah
yaitu di rumah dan di daerah pekampungan biasanya anak laki-laki membantu
orang tuanya menggembala kambing atau kerbau, menanam di kebun atau ladang.
Beda halnya dengan siswa perempuan, walaupun aktif di kegiatan ekstra
31
kurikuler, ketika kegiatan belajar mengajar dan kegiatan ekstra kurikuler sudah
selesai, mereka biasanya cenderung langsung pulang, dikarenakan siswa
perempuan membantu orang tua di rumah. Di perkampungan anak-anak
perempuan walaupun masih usia SMP mereka lebih cenderung membantu ibunya
dirumah, seperti memasak, ke sawah, mengasuh adiknya yang masih kecil, dan
sebagainya. Jadi, pada Gambar 7 diatas, bahwa baik sains maupun non sains kadar
Zn perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
Siswa yang mengalami kadar Zn rendah, bukan berarti siswa tersebut
mengalami defisiensi Zn, secara nutrisi siswa tersebut sudah tercukupi kebutuhan
nutrisinya, akan tetapi kadar seng rambut yang rendah berpengaruh terhadap
fungsi kognitif otak (Thatcher et al. 1984). Kadar Zn rambut yang rendah
merupakan indikator yang baik untuk mengetahui adanya defisiensi Zn ringan
maupun sedang. Bila dalam tubuh terjadi defisiensi Zn maka seng rambut akan
diambil sebagai seng endogen untuk mencukupi kebutuhan seng, maka akan
mempengaruhi pertumbuhan rambut, sehingga analisis rambut lebih tepat
menggambarkan kecukupan Zn pada masa lampau. Pada seseorang dengan
defisiensi seng, konsentrasi Zn rambut akan rendah (Huwae 2006).
Karena faktor kecerdasan dan jenis kelamin nyata maka kita dapat melihat
taraf mana saja dalam faktor tersebut yang saling berbeda. Hal itu dapat dilihat
melalui uji lanjut Duncan sebagai berikut :
Tabel 7 Uji Duncan tingkat kecerdasan siswa dengan kadar Zn
Angka yang di ikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 %
Tabel 7 menunjukkan ternyata pada objek yang tengah diteliti dari enam
kelompok tingkat kecerdasan membentuk tiga populasi baru yang saling berbeda
terkait besarnya pengaruh terhadap kadar unsur Zn. Terlihat bahwa NSS, SR,
32
NSR, dan SS berada dalam satu populasi dengan besar kadar unsur tertinggi
dimiliki oleh kelompok Non Sains Sedang (NSS), sehingga dapat disimpulkan
ternyata apapun bakat siswa, Sains maupun Non Sains, bila berada dalam rentang
kecerdasan rendah sampai sedang tidak berbeda nyata besar kadar unsur Zn-nya.
Dalam kelompok tersebut besar kadar unsur Zn sama.
Dapat dilihat juga antara SR, NSR, SS, dan NST besar kadar unsur tidak
berbeda nyata secara statistik. Kelompok NSR, SS, NST, dan ST juga tidak
berbeda nyata secara statistik. Menariknya, ternyata kadar unsur Zn terkecil
dimiliki oleh siswa yang masuk kriteria ST, sains dengan tingkat kecerdasan
tinggi, ST dengan NSR, SS, dan NST tidak berbeda nyata.
120
100 87,2
80 65,8
60
32 28,3
40 22,9 22,1 23
20
0
Sedang
Sedang
Rendah
Tinggi
Rendah
Tinggi
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Gambar 8 Distribusi kadar unsur Fe berdasarkan tingkat kecerdasan dan jenis kelamin
besi yang seimbang sehingga pengaruh terhadap kemampuan belajar siswa cukup
bagus. Selain itu, secara fisiologi besi dengan konsentrasi tinggi sebagian besar
berada di dalam hemoglobin yang mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh
jaringan tubuh. Hemoglobin akan mengangkut oksigen ke sel–sel yang
membutuhkannya untuk metabolisme glukosa, lemak dan protein menjadi energi.
Di samping itu, beberapa bagian dari otak mempunyai kadar besi tinggi yang
diperoleh dari transport besi yang dipengaruhi oleh reseptor transferin dan saraf
dopamin sebagai neurotransmitter (pengantar saraf). Fe berpengaruh terhadap
fungsi otak, terutama terhadap fungsi sistem neurotransmitter. Oleh karena itu,
kadar besi dalam darah meningkat selama pertumbuhan hingga remaja, maka
pengaruh terhadap kemampuan belajar dan daya pikir menjadi bagus (Zair 2011).
Pada non sains baik tingkat rendah, sedang dan tinggi, kadar Fe rendah
sekali dibandingkan sains. Berdasarkan hasil analisis sebagian siswa memiliki
kadar Fe yang tidak terdeteksi dalam rambut, sebenarnya bukan berarti tidak
terdeteksi hanya saja memiliki kadar Fe dibawah limit deteksi, dapat dilihat di
lampiran 5. Hal ini kemungkinan siswa tersebut mengalami defisiensi Fe yaitu
kurang zat besi, dapat terjadi karena konsumsi makanan yang kurang seimbang
atau gangguan absorpsi besi sehingga berpengaruh luas terhadap kualitas sumber
daya manusia yaitu mengalami penurunan kemampuan intelektual, seperti
kemampuan verbal, mengingat berkonsentrasi, berfikir analog dan sistematis,
serta prestasi belajar yang rendah, karena zat besi (Fe) mempunyai pengaruh
terhadap kemampuan belajar. Kemampuan belajar yang diharapkan adanya
prestasi belajar pada anak sekolah terhadap materi pelajaran yang diperoleh
(Almatsier 2006).
Kadar unsur Fe baik sains maupun non sains lebih besar laki-laki
dibandingkan perempuan karena perempuan menyerap Fe lebih banyak
disebabkan kebutuhan Fe wanita lebih besar dari pada laki-laki, kemungkinan
kurangnya zat besi karena rendahnya zat besi dalam makanan, anemia dan
mentruasi pada wanita (Almatsier 2006). Umumnya Fe pada wanita ketika
mengeluarkan ekskresi darah menstruasi lebih banyak, sehingga terakumulasi di
rambut sedikit. Jadi, Fe tertinggi dapat dilihat dari sains, Fe terendah dari non
sains, karena pada jenis kelamin baik sains maupun non sains tidak berbeda nyata.
34
Faktor kecerdasan dan jenis kelamin nyata maka dapat melihat taraf mana
dalam faktor tersebut yang saling berbeda, dengan melihat uji Duncan sebagai
berikut :
Angka yang di ikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 %
700 654,7
600 525,4
Kadar Unsur (μg/g)
479,8
500
400
300 230,6 Sains
200 122,9 Non Sains
100 31,1
0
Co Zn Fe
Unsur
Dari hasil penelitian analisis unsur Co, Zn, dan Fe pada rambut siswa
terhadap tingkat kecerdasan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Kadar Co>Zn>Fe, dimana kadar Co (kobalt) sebesar 2433,9±64,4 μg/g, kadar
Zn (zink) sebesar 1240±79,3 μg/g dan kadar Fe (besi) sebesar 3,8±1,5 μg/g.
2. Berdasarkan bidang ilmu sains dan non sains, kadar tertinggi unsur Co dan Zn
didominasi oleh perempuan non sains, sedangkan kadar unsur Fe tertinggi
terdapat pada laki-laki sains.
3. Terdapat korelasi negatif antara kadar Co dengan kecerdasan siswa non sains,
sedangkan kadar unsur Zn dan Fe berkorelasi positif dengan kecerdasan
siswa sains.
4. Pada jenis kelamin kadar Co tidak berbeda nyata baik sains maupun non
sains, sedangkan kadar unsur Zn dan Fe tidak berbeda nyata dengan jenis
kelamin sains, tetapi berbeda nyata dengan jenis kelamin non sains.
Saran
1. Perlu penelitian lebih lanjut korelasi unsur lainnya selain unsur runut Co, Zn
dan Fe dalam rambut dengan kecerdasan.
2. Perlu dilakukan pengelompokan tingkat berdasarkan Psikotest (test IQ).
3. Dilakukan penelitian lanjut dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut
seperti status sosial ekonomi, nutrisi/gizi kurang, kemiskinan, tidak ada atau
kurangnya stimulasi di rumah, rendahnya tingkat pendidikan orang tua.
4. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai pengambilan sampel pada tingkat
pendidikan yang berbeda.
37
DAFTAR PUSTAKA
[Anonim]. 2004. Toxicological profile for cobalt. Dept. Health Human Service.
________. 2008. Hair zink, copper, lead content and the relationship between
children's IQ. Med Papers Article. 3-14.
Black MM. 2003. Micronutrient deficiencies and cognitive function. J Nutr 133:
3927S-3931S.
Darwono. 2010. Pengetahuan dasar teori gizi zink. Majalah Suplemen Zink Tiens.
Frazao SV, Saiki M, 2007. Study on trace element determination in human head
hair using neutron activation analysis. Int Nucl Atlantic Conference-INAC
ISBN: 978-85-99141-02-1.
Hambidge M. 2003. Biomarker of trace mineral inake and status. Am Soc Nutr Sci
: 948-955.
38
Hidajat B, Irawan R, Hidayati N. 2006. Nutrisi dan perilaku, Divisi Nutrisi dan
Metabolik Bagian Ilmu Kesehatan Anak. Surabaya: Fakultas Kedokteran,
Universitas Airlangga.
Hidayat AA, 2010. Hubungan ikan dan kecerdasan otak. Artikel Biology Health,
NetSains,com.
Huwae FJ. 2006. Hubungan antara kadar seng (Zn) dengan memori jangka
pendek pada anak sekolah dasar [tesis], Semarang: Program Pascasarjana,
Universitas Diponegoro.
Man CK. 2002. Analysis of trace elements in scalp hair of mentally retarded
children. J Radioanalytical Nucl Chem 253:375–377.
Mc Gregor SG, Ani C. 2002. A rev of studies on the effect of iron defisiension
cognitive development in children. J Nutr 132:2065-2068.
Mutalazimah, Asyanti S. 2009. Status Yodium dan fungsi kognitif anak Sekolah
Dasar di SDN Kiyaran I Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman.
Jurnal Penelitian Sains & Teknologi. Program Studi Gizi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta 10:50–60.
Mutiara E. 2004. Mekanisme keterkaitan zink dan fungsi otak. Pengantar Falsafah
Sains (PPS702) Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Nnorom IC, Igwe JC, Ejimone JC. 2005. Multielement analyses of human scalp
hair samples from three distant towns in southeastern Nigeria. Dept Indust
Chem. Abia State Univ. Uturu, Nigeria, African J. Biotech 4:1124-1127.
[NTL] Nuclear Technique LUMBS. 2008. Instruksi kerja analisis unsur dengan
metode AAN. Nomor LUM-lK-03-01:2,
Petrucci RH. 1982. General Chemistry. McMillan Publ, Co, Inc, New York
Putranti AH. 1996. Hubungan asupan makanan terhadap kadar seng plasma
[tesis]. Semarang : Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro.
40
Saeni MS. 1997. Penentuan Tingkat Pencemaran Logam Berat dengan Analisis
Rambut. Bogor: Fakultas MIPA. Institut Pertanian Bogor.
Santoso B, Advisor M. 2009. Mengenal mikro mineral untuk hidup lebih sehat.
Artikel. PT Otsuka Indonesia, Jakarta.
Sari WA. 2004. Anemia defisien besi pada balita. Sumatera Utara: Fakultas
Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.
Sutomo B. 2009. Nutrisi tepat untuk kecerdasan anak. Info Boga. Asia Blogging
Network.
Takyi EEK. 2004. Hair zink status and its correlation with height indicator in pre-
school and school children from a mixed income, low density (mild)
community in Southern Ghana, East African Med J 81:1.
Thatcher RW, Mc Alester R, Lester ML, Cantor DS. 1984. Hair mineral and diet
prediction of reading performance in children. Ann NY Acad Sci 433:87-
96.
41
Lampiran 1
Diagram alir penelitian
SAMPEL RAMBUT
- Siswa kelas 8
SAMPLING - Usia 14-15 tahun
-dicuci dg aquabidest 50 ml
PENCUCIAN -pencucian dg aseton 50 ml
KORELASI -bilas dg aquabidest (2x50 ml), kembali
dicuci dg aseton (2x50 ml)
dikeringkan
DESIKATOR (semalaman)
Ditimbang
ANALISIS AKTIVASI
NEUTRON (AAN)
Co-60
1332,50 keV
43
******************************************************************
***** PEAK WITH NID REPORT *****
******************************************************************
Detector Name: MP2_MCA2
Sample Title: 086E
Peak Analysis Performed on: 11/03/2011 11:45:13
Peak Analysis From Channel: 143
Peak Analysis To Channel: 8192
Tentative NID Library: C:\GENIE2K\CAMFILES\Stdlib,nlb
Peak Match Tolerance : 1,000 keV
Peak ROI ROI Peak Energy Net Peak Net Area Continuum Tentative
No, Start End Centroid (keV) Area Uncert, Counts Nuclide
HG-203
******************************************************************
***** GAMMA SPECTRUM ANALYSIS *****
******************************************************************
Report Generated On : 11/03/2011 11:47:35
Sample Title : 1SPRA
Peak Locate Threshold : 3,00
Peak Locate Range (in channels) : 1 - 8192
Peak Area Range (in channels) : 143 - 8192
Identification Energy Tolerance : 1,000 keV
Sample Size : 1,000E+000 Unit
Sample Taken On :
Acquisition Started : 03/03/2011 10:42:45
Live Time : 3600,0 seconds
Real Time : 3603,4 seconds
Dead Time : 0,09 %
******************************************************************
***** PEAK WITH NID REPORT *****
******************************************************************
Detector Name: MP2_MCA2
Sample Title: 1SPRA
Peak Analysis Performed on: 11/03/2011 11:49:49
Peak Analysis From Channel: 143
Peak Analysis To Channel: 8192
Tentative NID Library: C:\GENIE2K\CAMFILES\Stdlib,nlb
Peak Match Tolerance : 1,000 keV
Peak ROI ROI Peak Energy Net Peak Net Area Continuum Tentative
No, Start End Centroid (keV) Area Uncert, Counts Nuclide
(cps ) a Exp(−λ .t da )
Wa = .Wst
(cps ) st Exp(−λ .t st )
Wa = x x 3,68530 μg
= 54,85 μg/g
(cps) a Exp(−λ.t da )
Wa = .Wst
(cps) st Exp(−λ.t st )
W = x x 12,30890 μg
47
= 322,98 μg/g
(cps) a Exp(−λ.t da )
Wa = .Wst
(cps) st Exp(−λ.t st )
W = x x 9,06584 μg
= 98,51 μg/g
48
Lampiran 6
Data hasil analisis unsur Co, Zn, dan Fe dalam sampel rambut
ttd : tidak terdeteksi karena kadarnya lebih kecil dari limit deteksi
Limit deteksi Co : 0,91 μg/g
Zn : 6,19 μg/g
Fe : 2,62 μg/g
50
Lampiran 7
Unsur
No Kode
Co (μg/g) Zn (μg/g) Fe (μg/g)
1 1LST 52,4 ± 1,7 104,4 ± 2,9 74,4 ± 12,7
2 2LST 140,1 ± 1,8 153,6 ± 4,5 294,1 ± 62,7
3 3LST 50,1 ± 1,8 296,2 ± 6,2 47,7 ± 14,5
4 1LSS 91,4 ± 3,5 160,8 ± 4,8 114,0 ± 65,3
5 2LSS 19,5 ± 1,4 188,9 ± 3,2 67,0 ±18,6
6 3LSS 28,6 ± 1,5 162,5 ± 2,7 65,9 ± 11,5
7 1LSR 59,6 ± 1,7 161,9 ± 2,8 166,0 ± 15,4
8 2LSR 23,6± 0,7 110,8±2,6 95,5 ± 67,7
9 3LSR 1011,3 ± 99,0 1299,4±67,5 256,7±93,5
10 1SPT 21,9 ±3,8 30,6±3,4 94,0±28,6
11 2SPT 945,4±102,6 2284,6 ±6,8 109,8±49,4
12 3SPT 45,4±2,9 232,2± 4,8 155,8±34,7
13 1SPS 29,4± 1,3 154,3±6,2 ttd
14 2SPS 44,5±1,7 893,4±30,9 ttd
15 3SPS 496,6± 8,5 538,6 ±19,2 276,4± 53,4
16 1SPR 102,5± 4,2 350,1± 9,1 113,3±14,5
17 2SPR 558,3±11,5 933,9±10,3 213,7± 38,8
18 3SPR 429,3± 18,4 580,1±13,5 67,4±20,5
19 1NSLT 148,8±6,4 165,7±5,8 91,9± 19,3
20 2NSLT 61,2±3,5 195,6±7,6 21,9±5,3
21 3NSLT 1,4± 0,1 76,2±0,8 Ttd
22 1NSLS 167,2±7,1 496,2±10,0 49,4± 9,2
23 2NSLS 235,8±9,9 206,2±7,9 ttd
24 3NSLS 56,2±2,1 182,0±11,5 31,0± 8,9
25 1NSLR 99,8±1,2 179,2±9,8 ttd
26 2NSLR 34,2±1,1 149,7±7,9 ttd
27 3NSLR 421,2±54,9 351,0±17,5 11,4±2,5
28 1NSPT 60,9± 1,0 451,1±15,6 ttd
29 2NSPT 5,9±0,1 194,8±4,9 21,8±7,2
30 3NSPT 51,3±0,7 240,8±6,8 ttd
51
ttd : tidak terdeteksi karena kadarnya lebih kecil dari limit deteksi
Limit deteksi Co : 0,91 μg/g
Zn : 6,19 μg/g
Fe : 2,62 μg/g
52
Lampiran 8