Вы находитесь на странице: 1из 21

THYRISTOR

Thyristor adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai saklar (switch)


atau pengendali yang terbuat dari bahan semikonduktor. Thyristor yang secara ekslusif
bertindak sebagai saklar ini pada umumnya memiliki dua hingga empat kaki terminal.
Meskipun terbuat dari semikonduktor, Thyristor tidak digunakan sebagai Penguat sinyal
seperti Transistor. Istilah “Thyristor” berasal dari bahasa Yunani yang artinya adalah
“Pintu”.Pada prinsipnya, Thyristor yang berterminal tiga akan menggunakan
arus/tegangan rendah yang diberikan pada salah satu kaki terminalnya untuk
mengendalikan aliran arus/tegangan tinggi yang melewati dua terminal lainnya.
Sedangkan untuk Thyristor yang berterminal dua yang tidak memiliki terminal kendali
(GATE), fungsi saklarnya akan diaktifkan apabila tegangan pada kedua terminalnya
mencapai level tertentu. Level tegangan yang dimaksud tersebut biasanya disebut dengan
Breakdown Voltage atau Breakover Voltage. Pada saat dibawah tegangan breakdownnya,
kedua kaki terminal tidak akan mengaliri arus listrik atau berada di posisi OFF.

Jika dibandingkan dengan Transistor, Thyristor yang didedikasi sebagai


Komponen Saklar ini akan dapat berfungsi lebih baik. Hal ini dikarenakan Transistor
memerlukan tegangan/arus yang tepat untuk mengoperasikan fungsi saklarnya, jika
tegangan/arus yang diberikannya tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan maka
Transistor tersebut akan berada diantara keadaan ON dan OFF. Saklar yang berada
diantara keadaan ON dan OFF bukanlah suatu saklar yang baik. Berbeda dengan
Transistor, Thyristor dirancang untuk hanya berada di dua keadaan yaitu keadaan ON
atau keadaan OFF saja.
Dalam aplikasinya, Thyristor banyak digunakan di perangkat atau rangkaian-
rangkaian elektronika seperti Pengendali Daya, Timer, Osilator, peredam cahaya
pengendali kecepatan motor listrik dan lain sebagainya.Ada beberapa komponen yang
termasuk thyristor antara lain adalahkomponen-komponen thyristor yang dikenal dengan
sebutan SCR (siliconcontrolled rectifier), TRIAC dan DIAC..

Karaktristik Tyristor
Thyristor adalah suatu bahan semikonduktor yang tersusun atas 4 lapisan (layer)
yang berupa susunan P‐N‐P‐N junction, sehingga thyristor ini disebut juga sebagai PNPN
diode

Seperti tampak pada gambar 1. ketika tegangan anode dibuat lebih positif
dibandingkan dengan tegangan katode , sambungan J1 dan J3 berada pada kondisi
forward bias, dan sambungan J2 berada pada kondisi reverse bias sehingga akan
mengalir arus bocor yang kecil antara anode dan katode. Pada kondisi ini thyristor
dikatakan forward blocking atau kondisi offstate, dan arus bocor dikenal sebagai arus
offstate ID. Jika tegangan anode ke katode VAK ditingkatkan hingga suatu tegangan
tertentu , sambungan J2 akan bocor.
Hal ini dikenal dengan avalance breakdown dan tegangan VAK tersebut dikenal
sebagai forward breakdown voltage, VBO. Dan karena J1 dan J3 sudah berada pada
kondisi forward bias, maka akan terdapat lintasan pembawa muatan bebas melewati
ketiga sambungan , yang akan menghasilkan arus anode yang besar. Thyristor pada
kondisiSeperti tampak pada gambar 1. ketika tegangan anode dibuat lebih positif
dibandingkan dengan tegangan katode , sambungan J1 dan J3 berada pada kondisi
forward bias, dan sambungan J2 berada pada kondisi reverse bias sehingga akan
mengalir arus bocor yang kecil antara anode dan katode. Pada kondisi ini thyristor
dikatakan forward blocking atau kondisi offstate, dan arus bocor dikenal sebagai arus
offstate ID.
Jika tegangan anode ke katode VAK ditingkatkan hingga suatu tegangan tertentu
, sambungan J2 akan bocor. Hal ini dikenal dengan avalance breakdown dan tegangan
VAK tersebut dikenal sebagai forward breakdown voltage, VBO dan karena J1 dan J3
sudah berada pada kondisi forward bias, maka akan terdapat lintasan pembawa muatan
bebas melewati ketiga sambungan , yang akan menghasilkan arus anode yang besar.
Thyristor pada kondisi tersebut berada pada kondisi konduksi atau keadaan hidup.
Tegangan jatuh yang terjadi dikarenakan oleh tegangan ohmic antara empat layer dan
biasanya cukup kecil yaitu sekitar 1 V. Pada keadaan on, arus dari suatu nilai yang
disebut dengan latching cVRrent IL, agar diperoleh cukup banyak aliran pembawa
muatan bebas yang melewati sambungansambungan , jika tidak maka akan kembali ke
kondisi blocking ketika tegangan anode ke katode berkVRang. Latching cVRrent ( IL )
adalah arus anode minimum yang diperlukan agar membuat thyristor tetap kondisi hidup,
begitu thyristor dihidupkan dan sinyal gerbang dihilangkan.
Ketika berada pada kondisi on, thyristor bertindak sebagai diode yang tidak
terkontrol. Devais ini terus berada pada kondisi on karena tidak adanya lapisan deplesi
pada sambungan J2 karena pembawa – pembawa muatan yang bergerak bebas. Akan
tetapi, jika arus maju anode berada dibawah suatu tingkatan yang disebut holding
cVRrent IH, daerah deplesi akan terbentuk disekitar J2 karena adanya pengVRangan
banyak pembawa muatan bebas dan thyristor akan berada pada keadaan blocking.
Holding cVRrent terjadi pada orde miliampere dan lebih kecil dari latching cVRrent IL,
IH>IL.
Holding cVRrent IH adalah arus anode minimum untuk mempertahankan
thyristor pada kondisi on. Ketika tegangan katode lebih positif dibanding dengan anode,
sambungan J2 terforward bias, akan tetapi sambungan J1 dan J3 akan terreverse bias. Hal
ini seperti diode – diode yang terhubung secara seri dengan tegangan balik bagi
keduanya. Thyrstor akan berada pada kondisi reverse blocking dan arus bocor reverse
dikenal sebagai reverse cVRrent IR.
Thyristor akan dapat dihidupkan dengan meningkatkan tegangan maju VAK
diatas VBO, tetapi kondisi ini bersifat merusak. dalam prakteknya, tegangan maju harus
dipertahankan dibawah VBO dan thyristor dihidupkan dengan memberikan tegangan
positf antara gerbang katode. Begitu thyristor dihidupkan dengan sinyal penggerbangan
itu dan arus anodenya lebih besar dari arus holding, thyristor akan berada pada kondisi
tersambung secara positif balikan, bahkan bila sinyal penggerbangan dihilangkan .
Thyristor dapat dikategorikan sebagai latching devais. Thyristor dapat bertingkah seperti
dua transistor dengan penurunan rumussebagai berikut :
IB1 = IC2 + IGn
IB2 = IC1 + IGp

Adapun karaktristik tegangan versus arus dapat dilihat pada gambar 2 sebagai
berikut:

Gambar 2. Karakteristik Thyristor


Karaktristik tegangan versus arus ini diperlihatkan bahwa thyristor mempunyai 3 keadaan
atau daerah, yaitu :
1. Keadaan pada saat tegangan balik (daerah I)
2. Keadaan pada saat tegangan maju (daerah II)
3. Keadaan pada saat thyristor konduksi (daerah III)
Pada daerah I, thyristor sama seperti diode, dimana pada keadaan ini tidak ada
arus yang mengalir sampai dicapainya batas tegangan tembus (Vr). Pada daerah II terlihat
bahwa arus tetap tidak akan mengalir sampai dicapainya batas tegangan penyalaan (Vbo).
Apabila tegangan mencapai tegangan penyalaan, maka tiba – tiba tegangan akan jatuh
menjadi kecil dan ada arus mengalir. Pada saat ini thyristor mulai konduksi dan ini adalah
merupakan daerah III. Arus yang terjadi pada saat thyristor konduksi, dapat disebut
sebagai arus genggam (Ih = Holding Current). Arus Ih ini cukup kecil yaitu dalam orde
miliampere. Untuk membuat thyristor kembali off, dapat dilakukan dengan menurunkan
arus thyristor tersebut dibawah arus genggamnya (Ih) dan selanjutnya diberikan tegangan
penyalaan.

A. SCR(Silicon Control Rectifafer)

Silicon Controlled Rectifier atau sering disingkat dengan SCR adalah Dioda yang
memiliki fungsi sebagai pengendali. Silicon Controlled Rectifier ( SCR ) adalah salah
satu komponen yang mirip dengan transistor karena memiliki tiga buah kaki. Tapi kaki
pada SCR tidak sama dengan kaki yang terdapat pada transistor. Kaki Terminal ke-3
pada SCR tersebut dinamai dengan Terminal “Gate” atau “Gerbang” yang berfungsi
sebagai pengendali (Control), sedangkan kaki lainnya sama seperti Dioda pada
umumnya yaitu Terminal “Anoda” dan Terminal “Katoda”. Jadi jelaslah bahwa fungsi
SCR ini beda dengan transistor. Silicon Controlled Rectifier (SCR) merupakan salah
satu dari anggota kelompok komponen Thyristor.

SCR memiliki kemampuan untuk mengendalikan Tegangan dan daya yang


relatif tinggi dalam suatu perangkat kecil.SCR ini memiliki berbagai macam daya dan
kekuatan, misalnya saja SCR yang memiliki daya dan kekuatan sebesar 100 V / 2A. Ini
berartii SCR tersebut hanya bisa dipakai tidak lebih dari 2 Ampere atau sama dengan
tak lebih dari 200 Watt. Oleh karena itu SCR atau Thyristor sering difungsikan sebagai
Saklar (Switch) ataupun Pengendali (Controller) dalam Rangkaian Elektronika yang
menggunakan Tegangan / Arus menengah-tinggi (Medium-High Power). Beberapa
aplikasi SCR di rangkaian elektronika diantaranya seperi rangkaian Lampu Dimmer,
rangkaian Logika, rangkaian osilator, rangkaian chopper, rangkaian pengendali
kecepatan motor, rangkaian inverter, rangkaian timer dan lain sebagainya.

Dengan karakteristik yang serupa tabung thiratron, maka SCR atau Tyristor
(Therystor) masih termasuk keluarga semikonduktor. Terminal “Gate” yang berfungsi
sebagai pengendali terletak di lapisan bahan tipe-P yang berdekatan dengan Kaki
Terminal “Katoda”. Sebetulnya SCR terbuat dari bahan campuran P dan N. Pada
dasarnya SCR atau Thyristor terdiri dari 4 lapis Semikonduktor yaitu PNPN (Positif
Negatif Positif Negatif) atau sering disebut dengan PNPN Trioda.Cara kerja sebuah
SCR hampir sama dengan sambungan dua buah bipolar transistor (bipolar junction
transistor).

1. KARAKTERISTIK SCR

1) S e b u a h S C R t e r d i r i d a r i t i g a t e r m i n a l y a i t u a n o d a , k a t o d a , d a n
g a t e . S C R berbeda dengan dioda rectifier biasanya. SCR dibuat dari empat buah
lapis dioda. SCR banyak digunakan pada suatu sirkuit elekronika karena
lebihefisien dibandingkan komponen lainnya terutama pada pemakaian
saklar elektronik
2) S C R b i a s a n y a d i g u n a k a n u n t u k m e n g o n t r o l k h u s u s n y a
p a d a t e g a n g a n tinggi karena SCR dapat dilewatkan tegangan
dari 0 sampai 220 Volttergantung pada spesifik dan tipe dari
SCR tersebut. SCR tidak akanmenghantar atau on, meskipun
diberikan tegangan maju sampai pada t e g a n g a n
breakovernya SCR tersebut dicapai (VBRF). SCR
a k a n menghantar jika pada terminal gate diberi pemicuan yang
b e r u p a a r u s dengan tegangan positip dan SCR akan tetap on bila arus
yang mengalir pada SCR lebih besar dari arus yang penahan (IH).
3) S a t u - s a t u n y a c a r a u n t u k m e m b u k a ( m e n g - o f f - k a n ) S C R
a d a l a h d e n g a n mengurangi arus Triger (IT) dibawah arus
penahan (IH). SCR adalah t h y r i s t o r y a n g u n i
d i r e c t i o n a l , k a r e n a k e t i k a t e r k o n d u k s i h a n y a b i s a melewatkan
arus satu arah saja yaitu dari anoda menuju katoda. Artinya, S C R a k t i f
k e t i k a g a t e - n ya d i b e r i p o l a r i t a s p o s i t i f d a n a n t a r a a n o d a
d a n katodanya dibias maju. Dan ketika sumber yang masuk pada SCR
adalahsumber AC, proses penyearahan akan berhenti saat siklus negatif terjadi.
2. SIMBOL SCR

3. DIAGRAM DAN SKEMA SCR


Keterangan :

(a) Susunannya
(b) Susunan ekivalen
(c) Rangkaian ekivalen
(d) Lambang rangkaian
Lambang rangkaiandari SCR tersebut serta penyulutan yang dilakukan
pada gate SCR. Umpan balik tersebut tidak dapat langsung dihubungkan
dengan gate SCR karena tegangan keluaran yang dihasilkan keluaran SCR
terlampau besar untuk menyulut gate SCR, sehingga perlu tambahan
rangkaian agar SCR tidak rusak. Gambar rangkaian di bawah ini merupakan
pemakaian atau penggunaan komponen SCR sebagai proteksi khususnya
proteksi terhadap arus lebih.

Gambar Rangkaian SCR Sebagai Saklar Pengaman Elektronik

Sumber tegangan pada rangkaian terebut di atas langsung berasal dari


jala-jala PLN 220 Volt, yang langsung disambung seri dengan beban lampu
dan SCR. Selanjutnya untuk rangkaian pengendali diperlukan penyearah
tegangan sistem jembatan (bridge diode) yaituD1 - D4. Rangkaian pengendali
SCR terdiri dari dua buah transistor yaitu Q 1 dan Q2. Apabila beban yang
ditanggung SCR terlampau besar, rangkaian pengendali bekerja dan SCR
berada pada kondisi “OFF”. Besar arus maksimum yang dapat ditanggung
SCR dapat ubah-ubah dengan mengatur potensiometer atau tahanan variabel
(VR)

4. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SCR


a. Keuntungan SCR :
 penekanan tombol yang sangat pendek berdasarkan penekanan tombolyang regeneratif. Ini
mengurangi penurunan tegangan di dalam ini danmengijinkan produksi komponen SCR, yang
bisa menahan arus yangsangat besar (100 ampere)
 Sebuah transistor bisa juga menekan tombol arus dalam cara yang sama.Keuntungan dari
transistor adalah pematian ini dilakukan dengan sederhana yaitu menghentikan arus di base.
b. Kerugian SCR :
 Keburukan dari SCR adalah pematian ini. Pematian dari SCR hanya adasatu cara
yaitu mengurangi arus yang mengalir melalui ini disamping arusyang utama.
 Kerugiannya adalah waktu penekanan tombol lebih lama dan selamapenekanan
tombol dalam keadaaan tegangan yang tinggi dibangun dalamini, dengan
demikian ini tidak bisa digunakan untuk penekanan tomboluntuk arus yang
besar.

B. TRIAC (Triode for Alternating Current)

TRIAC, atau Triode for Alternating Current (Trioda untuk arus bolak-balik)
adalah sebuah komponen elektronik yang kira-kira ekivalen dengan dua SCR yang
disambungkan antiparalel dan kaki gerbangnya disambungkan bersama. Nama resmi
untuk TRIAC adalah Bidirectional Triode Thyristor. Ini menunjukkan sakelar dwiarah
yang dapat mengalirkan arus listrik ke kedua arah ketika dipicu (dihidupkan). Ini dapat
disulut baik dengan tegangan positif ataupun negatif pada elektrode gerbang. Sekali
disulut, komponen ini akan terus menghantar hingga arus yang mengalir lebih rendah
dari arus genggamnya, misal pada akhir paruh siklus dari arus bolak-balik. Hal tersebut
membuat TRIAC sangat cocok untuk mengendalikan kalang AC, memungkinkan
pengendalian arus yang sangat tinggi dengan arus kendali yang sangat rendah. Sebagai
tambahan, memberikan pulsa sulut pada titik tertentu dalam siklus AC memungkinkan
pengendalian persentase arus yang mengalir melalui TRIAC (pengendalian fase). Low-
Current TRIAC dapat mengontak hingga kuat arus 1 ampere dan mempunyai maksimal
tegangan sampai beberapa ratus volt. Medium-Current TRIACS dapat mengontak
sampai kuat arus 40 ampere dan mempunyai maksimal tegangan hingga 1.000 volt

Triac merupakan komponen semikonduktor yang tersusun atas diode empat lapis
berstruktur p-n-p-n dengan tiga p-n junction. Triac memiliki tiga buah
elektrode, yaitu : gate, MT1, MT2. Triac biasanya digunakan sebagai pengendali
dua arah (bi-directional). Apabila kita akan menggunakan triac dalam pembuatan
perangkat atau sistem kontrol elektronik, ada beberapa hal yang harus diketahui dalam
memilih triac sebagai berikut

Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Memilih Triac :

 tegangan breakover maju dan mundur


 arus maksimum ( IT maks)
 arus genggam minimum (Ih min)
 tegangan dan arus picu gate yang diperlukan
 kecepatan pensaklaran
 tegangan maksimum dV/dt
 tegangan blockingtriac (VDRM)

Boleh dikatakan SCR adalah thyristor yang uni-directional, karena ketika ON


hanya bisamelewatkan arus satu arah saja yaitu dari anoda menuju katoda. Struktur
TRIAC sebenarnyaadalah sama dengan dua buah SCR yang arahnya bolak-balik dan
kedua gate-nya disatukan.Simbol TRIAC ditunjukkan pada gambar-6. TRIAC biasa juga
disebut thyristor bi-directional (Dua arah ).

T R I A C b e k e r j a m i r i p s e p e r t i S C R ya n g p a r a l e l b o l a k - b a l i k ,
sehinggadapat melewatkan arus dua arah. SCR, TRIAC juga
m e r u p a k a n p i r a n t i t i g a terminal yang digunakan untuk pengaturan daya.
Berbeda dengan SCR, TRIACdapat mengalirkan arus dalam dua arah. Rangkaian
penyulut untuk TRIAC dapatpula berupa R maupun RC. Untuk mendapatkan pengaturan
yang simetris, makadigunakan DIAC.

Triac adalah komponen 3 elektroda dari keluarga thyristor yang


dapatm e n ya k e l a r k a n A C a t a u D C . T i d a k s e p e r t i d i a c , t r i a c
m e m p u n ya i e l e k t r o d a k e n d a l i ( g e r b a n g ) ya n g t e r p i s a h ya n g a k a n
m e m b e r i k a n l e v e l t e g a n g a n ya n g memulai triac untuk konduksi. Seperti
Thyristor lainnya, triac mempunyaiperilaku seperti tabung tiratron.
Keterangan :
(a) Rangkaian ekuivalen
(b) Sistem Saklar-Penahan ekuivalen
(c) Lambang rangkaian

Karena lapisan p dan n dalam triac di susun secara seri,


m a k a k o m p o n e n i n i , s e p e r t i h a l n ya d e n g a n d i a c , t i d a k d a p a t
m e l e w a t k a n a r u s d a r i terminal 1 ke terminal 2 dalam arah maju tetapi
berperilaku sebagai dioda yangdiberi prategangan terbalik

1. SIMBOL TRIAC

Triac akan tersambung (on) ketika berada di quadran I yaitu saat arus positif
kecil melewati terminal gate ke MT1,dan polaritas MT2 lebih tinggi dari MT1, saat
triac terhubung dan rangkaian gate tidak memegang kendali, maka triac tetap
tersambung selama polaritas MT2 tetap lebih tinggi dari MT1 dan arus yang mengalir
lebih besar dari arus genggamnya (holding current/Ih), dan triac juga akan tersambung
saat arus negatif melewati terminal gate ke MT1,dan polaritas MT1 lebih tinggi dari
MT2, dan triac akan tetap terhubung walaupun rangkaian gate tidak memegang kendali
selama polaritas MT1 lebih tinggi dari MT2. Selain dengan cara memberi pemicuan
melalui teminal gate, triac juga dapat dibuat tersambung (on) dengan cara memberikan
tegangan yang tinggi sehingga melampaui tegangan breakover-nya terhadap terminal
MT1 dan MT2, namun cara ini tidak diizinkan karena dapat menyebabkan triac akan
rusak. Pada saat triac tersambung (on) maka tegangan jatuh maju antara terminal MT1
dan MT2 sangatlah kecil yaitu berkisar antara 0.5 volt sampai dengan 2 volt.

2. KURVA KARAKTERISTIK TRIAC

3. KARAKTERISKTIK TRIAC

TRIAC tersusun dari lima buah lapis semikonduktor


y a n g b a n y a k digunakan pada pensaklaran elektronik. TRIAC biasa juga
disebut thyristor bidirectional. TRIAC merupakan dua buah SCR yang
dihubungkan secara paralelberkebalikan dengan terminal gate bersama.
Berbeda dengan SCR yang hanya melewatkan tegangan
d e n g a n polaritas positif saja, tetapi TRIAC dapat dipicu dengan tegangan polaritas
positif dan negatif, serta dapat dihidupkan dengan menggunakan tegangan
bolak-balikp a d a G a t e .
TRIAC banyak digunakan pada rangkaian
p e n g e d a l i d a n pensaklaran. T R I A C h a n y a a k a n a k t i f k e t i k a
polaritas pada Anoda lebih positif dibandingkan Katodanya
d a n g a t e - n y a d i b e r i p o l a r i t a s p o s i t i f , b e g i t u j u g a sebaliknya.
Setelah terkonduksi, sebuah TRIAC akan tetap bekerja selama arus y a n g
mengalir pada TRIAC (IT) lebih besar dari arus penahan (IH)
w a l a u p u n arus gate dihilangkan. Satu-satunya cara untuk membuka (meng-off-kan)
TRIACadalah dengan mengurangi arus IT di bawah arus IH. Perbedaan antara SCR
dan TRIAC dapat dilihat juga pada Rangkaiannya y a i t u p a d a r a n g k a i a n
T R I A C t i d a k t e r d a p a t d i o d a h a l i n i d i s e b a b k a n k a r e n a TRIAC dapat
bekerja atau dipicu dengan tegangan positif dan negatif. S e t e l a h r a n g k a i a n
s e l e s a i d i r a n g k a i , k e m u d i a n s u m b e r t e g a n g a n d i berikan pada
rangkaian tersebut dimana kondisi TRIAC pada saat itu belum aktif,hal ini disebabkan
TRIAC belum terpicu.

Apabila sumber tegangan sudah diberikan, maka untuk


mengaktifkanTRIAC dilakukan pemicuan dengan mengatur Resistor
V a r i a b e l ( V R ) s a m p a i lampu menyala atau arus yang mengalir pada
TRIAC (IT) lebih besar dari aruspenahan (IH).U n t u k p e m i c u a n T R I A C
dengan tegangan positif, polaritas anoda harus l e b i h p o s i t i f
dibandingkan katodanya sedangkan untuk pemicuan
d e n g a n tegangan negative maka polaritas katodanya harus lebih positif
dibandingkannodanya.

Apabila TRIAC sudah aktif maka kita dapat mengetahui besarnya arusGate
(IG), arus penahan (IH) dengan melihat pada Ampermeter dan juga
dapatm e n g e t a h u i b e s a r n ya t e g a n g a n G a t e ( V G T ) , t e g a n g a n A n o d a
K a t o d a ( V A K ) pada Voltmeter. Selain mengetahui besarnya arus dan tegangan
melalui Ampermeter danVoltmeter, untuk mengetahui karakteristik dari arus
yang mengalir pada TRIACdengan osiloskop.
4. PRINSIP KERJA TRIAC

Rangkaian TRIAC
Sebelum menghidupkan Triac, sebuah arus yang sangat kecil mengalirpada beban dan
semua sumber tegangan turun ke RC filter dobel. Tegangan inidibagi dan bergerak di fase
VC. Ketika VG melewati penghidupan tegangan, triachidup dan terhubung sampai ke input
tegangan setengah lingkaran dan berhenti.Ketika input tegangan turun menjadi 0V, triac mati dan
prosedur penghidupannyaberulang di tegangan yang terbalik.

5. JENIS – JENIS TRIAC

Ada dua jenis TRIAC:

1) Low–Current

Low-Current TRIACdapat mengontak hinggakuat arus1amperedan mempunyai maksimal


tegangan sampai beberapa ratus volt.

2) Medium-Current

Medium-Current TRIACSdapat mengontak sampai kuat arus 40 ampere


danmempunyai maksimal tegangan hingga 1.000 volt

6. KELEBIHAN TRIAC

Kelebihan TRIAC diantaranya adalah :

 Dapat mengalirkan arus listrik dalam 2 arah.


 Dapat digunakan untuk mengendalikan tegangan listrik AC (Alternating Current)

Dapat digunakan sebagai interface antara sistem kendali digital dengan beban
dengan tegangan kerja AC

7. APLIKASI TRIAC

TRIAC merupakan komponen elektronika yang dapat digunakan untuk


mengendalikan arus listrik dalam 2 arah, sehingga TRIAC dapat digunakan untuk
mengendalikan arus listrik AC (Alternating Current). Aplikasi TRIAC pada umumnya
digunakan untuk mngendalikan beban listrik AC seperti lampu listrik AC. Pada
rangkaian pengatur kecerahan lampu (dimmer) kita dapat menemukan TRIAC sebagai
komponen utama untuk mengendalikan cahaya lampu. Selain digunakan sebagai
komponen utama dalam rangkaian dimmer, TRIAC juga digunakan sebagai komponen
untuk mengalirkan arus pada suatu solid state relay.Berikut adalah contoh aplikasi
TRIAC dalam rangkaian dimmer lampu AC yang sederhana

Aplikasi TRIAC dalam rangkaian Dimmer lampu listrik AC

Dari gambar rangkaian dimmer lampu AC diatas TRIAC merupakan komponen


yang berfungsi untuk menaglirkan arus listrik AC untuk lampu dengan tegangan kerj
AC. Dalam aplikasinya TRIAC pada umumnya dikendalikan menggunakan DIAC
sebagai peneyarah tegangan AC untuk triger pada gate TRIAC.
C. PENGERTIAN DIAC

DIAC adalah komponen aktif Elektronika yang memiliki dua terminal dan dapat
menghantarkan arus listrik dari kedua arah jika tegangan melampui batas breakover-nya.
DIAC merupakan anggota dari keluarga Thyristor, namun berbeda dengan Thyristor
pada umumnya yang hanya menghantarkan arus listrik dari satu arah, DIAC memiliki
fungsi yang dapat menghantarkan arus listrik dari kedua arahnya atau biasanya disebut
juga dengan “Bidirectional Thyristor”.
DIAC merupakan komponen yang paling sederhana dari
k e l u a r g a thyristor, semi konduktor yang terdiri dari tiga lapisan seperti pada transistor
pnp.D I A C d i b u a t d e n g a n s t r u k t u r P N P m i r i p s e p e r t i t r a n s i s t o r .
Lapisan N padat r a n s i s t o r d i b u a t s a n g a t t i p i s s e h i n g g a
e l e k t r o n d e n g a n m u d a h d a p a t menyeberang menembus lapisan ini.
Sedangkan pada DIAC, lapisan N di buatcukup tebal sehingga elektron
cukup sukar untuk menembusnya. Struktur DIAC y a n g d e m i k i a n d a p a t
j u g a d i p a n d a n g s e b a g a i d u a b u a h d i o d a P N d a n N P , sehingga
dalam beberapa literatur DIAC digolongkan sebagai dioda.
Hubungan hanya dilakukan dengan tiga lapisan luarnya saja, sehingga dengandemikian diac
hanya mempunyai dua macam terminal, komponen ini dapatbekerja pada tegangan AC maupun DC,
dan dapat konduksi dari dua arah,seperti thyristor lainnya diac mempunyai sifat seperti tabung
tiratron.
seperti rangkaian lampu dimmer (peredup) dan rangkaian starter untuk lampu neon
(florescent lamps).
1. SIMBOL DIAC

DIAC memiliki dua terminal(elektroda)saja. DIAC ini dirancang (di posisi ke yang lain)
untuk dihidupkan oleh teganganyang lebih besar dari VB-nya.Tegangan VB sangatlah kecil. Ada
perbedaan diacdengan VB tegangan berkisar antara +- 10 V sampai 15 V.

2. STRUKTUR DASAR DIAC

Ditinjau dari segi strukturnya, DIAC terdiri dari 3 lapis semikonduktor yang
hampir mirip dengan sebuah Transistor PNP. Berbeda dengan Transistor PNP yang
lapisan N-nya dibuat dengan tipis agar elektron mudah melewati lapisan N ini, Lapisan
N pada DIAC dibuat cukup tebal agar elektron lebih sulit untuk menembusnya terkecuali
tegangan yang diberikan ke DIAC tersebut melebihi batas Breakover (VBO) yang
ditentukannya. Dengan memberikan tegangan yang melebihi batas Breakovernya, DIAC
akan dapat dengan mudah menghantarkan arus listrik dari arah yang bersangkutan.
Kedua Terminal DIAC biasanya dilambangkan dengan A1 (Anoda 1) dan A2 (Anoda 2)
atau MT1 (Main Terminal 1) dan MT2 (Main Terminal 2).
3. KURVA KARAKTERISTIK DIAC

Ketika tegangan dari diac bergerak dari tegangan VB,diac break-over danberperan
sebagai diode penghubung. Peranan ini sama pada kedua arah.Menambahkan diac pada gerbang triac
meningkatkan substansi teganganpenghidupan dari triac dan dengan demikian didapatkan tenaga yang
lebihdalam pengontrolan dalam tegangan tinggi.Dimer yang digunakan sebagai berikut:

Rangkaian DIAC

4. RANGKAIAN EKUIVALEN DIAC


Keterangan :
(a) Rangkaian ekuivalen
(b) Sistem saklar – penahan ekuivalen
(c) Saklar penahan kiri tertutup
Rangkaian ekuivalen dari diac adalah dua buah diode empat lapis yangdipasang secara paralel
seperti terlihat pada dibawah. Dilihat secara ideal inisama dengan sistem saklar penahan dalam
Gambar (b). Diac tidak akanmenghantar sampai tegangan yang melaluinya melebihi
teganganbreakover dalam salah satu arahnya.
Sebagai contoh apabila tegangan v mempunyai polaritas seperti padaGambar (a), maka
dioda yang berada di sebelah kiri akan menghantar bila hargav mulai melampaui
teganganbreakover Diac. Dalam hal ini saklar penahan kiritertutup seperti yang terlihat pada
Gambar (c) saatv memiliki polaritas yangberlawanan dengan yang ditunjukkan dalam
Gambar (a), maka saklar-penahankanan yang akan menutup bila v mulai melampaui
teganganbreakover .
Saat penghantaran arus pada Diac sudah mulai berlangsung, satu-satunya cara
untuk membukanya kembali adalah dengan cara pemutusan arusrendah. Ini berarti
mengurangi arus sampai di bawah batas arus-penahan daripiranti yang bersangkutan.

5. PRINSIP KERJA DIAC


Seperti yang disebutkan, DIAC merupakan komponen yang dapat menghantarkan
arus listrik dari dua arah jika diberikan tegangan yang melebih batas Breakovernya. Pada
prinsipnya, DIAC memiliki cara kerja yang mirip dengan dua Dioda yang dipasang
paralel berlawanan seperti gambar Rangkaian Ekuivalen diatas.
Apabila tegangan yang memiliki polaritas diberikan ke DIAC, dioda yang
disebelah kiri akan menghantarkan arus listrik jika tegangan positif yang diberikan
melebihi tegangan breakover DIAC. Sebaliknya, apabila DIAC diberikan tegangan
positif yang melebih tegangan breakover DIAC dari arah yang berlawanan, maka dioda
sebelah kanan akan menghantarkan arus listrik.
Setelah DIAC dijadikan ke kondisi “ON” dengan menggunakan tegangan positif
ataupun negatif, DIAC akan terus menghantarkan arus listrik sampai tegangannya
dikurangi hingga 0 (Nol) atau hubungan pemberian listrik diputuskan.

6. APLIKASI DIAC

1) Piranti Diac banyak digunakan sebagai pemicu rangkaian pengendali daya,


misalnyapemicu TRIAC agar ON pada tegangan input tertentu yang relatif tinggi.
2) Diac banyak di gunakan dalam rangkaian rangkaian pengendali, penyaklaran,
danpemicu. Diac digunakan tersndiri atau digabungkan dengan triac, transistor atau
SCR.
3) Aplikasi dimmer lampu

REFERENSI
 http://elektronika-dasar.web.id/pengertian-scr-silicon-controlled-rectifier/
 https://id.scribd.com/doc/33212330/SCR-DIAC-TRIAC
 http://teknikelektronika.com/pengertian-scr-silicon-controllled-rectifier-prinsip-
kerja-scr/
 http://teknik-ketenagalistrikan.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-dan-fungsi-scr-
sillicon.html#.WDl1rYVOLIU
 http://belajarelektronika.net/pengertian-dan-fungsi-scr-serta-prinsip-kerjanya/

Вам также может понравиться