Вы находитесь на странице: 1из 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang dalam distribusi pola cuaca secara
statistik sepanjang periode waktu mulai dasawarsa hingga jutaan tahun. Istilah ini bisa
juga berarti perubahan keadaan cuaca rata-rata atau perubahan distribusi peristiwa cuaca
rata-rata, contohnya, jumlah peristiwa cuaca ekstrem yang semakin banyak atau sedikit.
Perubahan iklim terbatas hingga regional tertentu atau dapat terjadi di seluruh wilayah
Bumi.
Dalam penggunaannya saat ini, khususnya pada kebijakan lingkungan, perubahan
iklim merujuk pada perubahan iklim modern. Perubahan ini dapat dikelompokkan sebagai
perubahan iklim antropogenik atau lebih umumnya dikenal sebagai pemanasan global
atau pemanasan global antropogenik.
Perubahan iklim terjadi ketika perubahan dalam sistem iklim bumi menghasilkan pola
cuaca baru yang bertahan selama setidaknya beberapa dekade, dan mungkin selama
jutaan tahun. Sistem iklim terdiri dari lima bagian yang saling berinteraksi, atmosfer
(udara), hidrosfer (air), kriosfer (es dan permafrost), biosfer (makhluk hidup), dan litosfer
(kerak bumi dan mantel atas). Sistem iklim menerima hampir semua energinya dari
matahari, dengan jumlah yang relatif kecil dari interior bumi. Sistem iklim juga
memberikan energi ke luar angkasa. Keseimbangan energi yang masuk dan keluar, dan
perjalanan energi melalui sistem iklim, menentukan anggaran energi Bumi. Ketika energi
yang masuk lebih besar dari energi yang keluar, anggaran energi bumi positif dan sistem
iklim memanas. Jika lebih banyak energi keluar, anggaran energi negatif dan bumi
mengalami pendinginan.
Saat energi ini bergerak melalui sistem iklim Bumi, ia menciptakan cuaca Bumi dan
rata-rata cuaca jangka panjang disebut "iklim". Perubahan rata-rata jangka panjang
disebut "perubahan iklim". Perubahan seperti itu bisa merupakan hasil dari "variabilitas
internal", ketika proses alami yang melekat pada berbagai bagian dari sistem iklim
mengubah anggaran energi Bumi. Contohnya termasuk pola siklus laut seperti El Nino
Southern Oscillation yang terkenal dan kurang dikenal Osilasi decadal Pasifik dan osilasi
multidecadal Atlantik. Perubahan iklim juga dapat dihasilkan dari "pemaksaan eksternal",
ketika peristiwa di luar lima bagian sistem iklim tetap menghasilkan perubahan dalam
sistem. Contohnya termasuk perubahan output matahari dan vulkanisme.
Aktivitas manusia juga dapat mengubah iklim bumi, dan saat ini mendorong
perubahan iklim melalui pemanasan global. Tidak ada kesepakatan umum dalam

1
dokumen ilmiah, media, atau kebijakan mengenai istilah yang tepat untuk digunakan
merujuk pada antropogenik perubahan yang dipaksakan; baik "pemanasan global" atau
"perubahan iklim" dapat digunakan.
Bidang klimatologi menggabungkan banyak bidang penelitian yang berbeda. Untuk
periode perubahan iklim kuno, para peneliti mengandalkan bukti yang disimpan dalam
proksi iklim, seperti inti es, cincin pohon purba, catatan geologis perubahan permukaan
laut, dan geologi glasial. Bukti fisik dari perubahan iklim saat ini mencakup banyak bukti
independen, beberapa di antaranya adalah catatan suhu, hilangnya es, dan peristiwa cuaca
ekstrem.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Matahari Penyebab Perubahan Iklim
1.2.2. Efek Rumah Kaca
1.2.3. Penyebab Peningkatan Suhu Udara Selama 100 Tahun Terakhir

1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Fisika.
1.3.2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab perubahan iklim.
1.3.3. Untuk mengetahui efek yang disebabkan oleh rumah kaca.

1.4. Manfaat
1.4.1. Sebagai referensi bagi pembaca.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Matahari Penyebab Perubahan Iklim


Matahari adalah sumber energi utama bagi bumi. Pemanasan matahari pada siang
hari dan pendinginan pada malam hari dalam skala harian, atau musim panas dan
musim dingin dalam skala tahunan, berperan besar pada gerakan massa udara dalam
bentuk angin, baik dalam skala lokal maupun global. Demikian juga penguapan air di
permukaan bumi oleh matahari sehingga menjadi awan dan dari awan itu turun hujan
kemudian airnya mengalir ke tempat yang rendah, tampak jelas peranan matahari dalam
siklus hidrologi yang merupakan gerakan massa air. Faktor cahaya matahari dalam
proses fotosintesis pada tumbuhan menunjukkan perannya dalam aktivitas biologi yang
menunjang kehidupan makhluk hidup di bumi, baik dalam bentuk bahan makanan
maupun dalam siklus karbon dioksida dan oksigen.
Iklim sebagai suatu keadaan cuaca rata-rata jangka panjang ternyata bervariasi atau
bahkan berubah. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan itu bisa berasal dari
aktivitas manusia (antropogenik) atau dari antariksa (kosmogenik). Faktor
antropogenik bersumber dari peningkatan emisi gas rumah kaca (gas yang berefek
pemanasan seperti di dalam rumah kaca), terutama karbon dioksida yang berasal dari
industri dan transportasi. Peningkatan karbon dioksida secara global dikaitkan dengan
munculnya gejala pemanasan global.
Menurut salah satu model sistem iklim global, peningkatan karbon dioksida dua
kali lipat bisa meningkatkan suhu rata-rata global sekitar 1,5 – 4,5 derajat. Sementara
itu bukti pengamatan karbon dioksida atmosfer yang diukur di berbagai tempat di dunia
menunjukkan peningkatan dan suhu udara permukaan global pun secara umum
menunjukkan kecenderungan meningkat.
Di sisi lain, faktor antropogenik ternyata tidak selalu bisa menjelaskan gejala
perubahan iklim. Ternyata pada saat aktivitas antropogenik terus meningkat, terjadi
juga penurunan suhu udara permukaan, khususnya sekitar 1940–1970. Data-data suhu
permukaan global menunjukkan adanya penurunan walaupun karbon dioksida dan gas
rumah kaca lainnya terus meningkat. Hal ini bisa menjadi petunjuk adanya faktor lain
yang mempengaruhi perubahan iklim, yaitu faktor kosmogenik terutama faktor
aktivitas matahari. Faktor mana yang dominan di antara faktor antropogenik dan
kosmogenik, masih menjadi perdebatan para peneliti.

3
2.2. Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada tahun 1824,
merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit)
yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya.
Efek rumah kaca disebabkan karena meningkatnya konsentrasi gas karbon dioksida
(CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Meningkatnya konsentrasi gas CO 2 ini
disebabkan oleh banyaknya pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar
organik lainnya yang melebihi kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk
menyerapnya.
Energi yang masuk ke Bumi:
 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer
 25% diserap awan
 45% diserap permukaan bumi
 10% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi
Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan
dan permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan
oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam
keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan
suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang
dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO 2) serta beberapa senyawa
organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang
peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim
yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan
ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon
dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di
daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca
juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga berakibat kepada
beberapa pulau kecil tenggelam di negara kepulauan , yang membawa dampak
perubahan yang sangat besar.

4
Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata
bumi 1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang
akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030.
Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak
gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan
mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.

2.3. Penyebab Peningkatan Suhu Udara Selama 100 Tahun Terakhir

Pemanasan global (Global warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu


rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan
Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir.
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa,
"sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20
kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca
akibat aktivitas manusia" melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah
dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua
akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa
ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC
tersebut.

Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu
permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun
1990 dan 2100. Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-
skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca pada masa mendatang, serta
model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian
terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut
diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat
emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas kalor lautan.

Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-


perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas
fenomena cuaca yang ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-
akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya
gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
5
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perubahan iklim disebabkan oleh
beberapa faktor, seperti pengaruh matahari, efek rumah kaca dan sebagainya.

Вам также может понравиться