Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TITRASI SPEKTROFOTOMETRI
BISMUT DAN TEMBAGA DENGAN EDTA
III. Teori
Titrasi adalah pengukuran suatu larutan dari suatu reaktan yang
dibutuhkan untuk bereaksisempurna dengan sejumlah reaktan tertentu lainnya.
Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi
pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netralyang
terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian
adalah tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi komplek biasa seperti di atas, dikenal
pula kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri, seperti yang
menyangkut penggunaan EDTA. Gugus-yang terikat pada ion pusat, disebut ligan,
dan dalam larutan air, reaksi dapat dinyatakan oleh persamaan :
Asam etilen diamin tetra asetat atau yang lebih dikenal dengan EDTA,
merupakan salah satu jenis asam amina polikarboksilat. EDTA sebenarnya adalah
ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kedua
nitrogen dan keempat gugus karboksil-nya atau disebut ligan multidentat yang
mengandung lebih dari dua atom koordinasi permolekul, misalnya asam 1,2-
diaminoetanatetraasetat (asam etilena diamina tetraasetat, EDTA) yang
mempunyai dua atom nitrogen – penyumbang dan empat atom oksigen
penyumbang dalam molekul.
(Harrizul Rival.1995)
Suatu EDTA dapat membentuk senyawa kompleks yang mantap dengan
sejumlah besar ion logam sehingga EDTA merupakan ligan yang tidak selektif.
Dalam larutan yang agak asam, dapat terjadi protonasi parsial EDTA tanpa
pematahan sempurna kompleks logam, yang menghasilkan spesies seperti CuHY-.
Ternyata bila beberapa ion logam yang ada dalam larutan tersebut maka titrasi
dengan EDTA akan menunjukkan jumlah semua ion logam yang ada dalam
larutan tersebut.
(Harjadi.1993)
Jika suatu zat pengkompleks lain (misalnya NH3) juga terdapat dalam
larutan, maka dalam persamaan (6), [Mn+] akan berkurang karena
pengkompleksan ion logam itu dengan molekul-molekul amonia. Pengurangan
dalam konsentrasi efektif, ini akan mudah ditunjukkan, denganmenampilkan suatu
faktor b, yang didefinisikan sebagai angka banding (dari) jumlah konsentrasi
semua bentuk ion logam yang tak terkomplekkan dengan EDTA terhadap
konsentrasi ion sederhana (terhidrasi). Maka tetapan kestabilan namapak dari
kompleks Logam EDTA, jika kita perhitungkan efek-efek baik dari pH maupun
dari adanaya zat-zat pengkompleks lain, diberikan oleh :
(Basset.1994)
Spektofotometri Adalah perpanjangan dari visual suatu studi mengenai
penyerapan energy cahaya oleh spesies kimia yang memungkinkan kecermatan
yang lebih besar dalam perincian dan pengukuran kuantitatif. Pengukuran
kuantitatif tersebut menggunakan mata manusia dan dengan factor lain yang
memungkinkan studi obeservasi diluar daerah spectrum tampak dan sering kali
eksperimen spektometri dilakukan secara automatic.
Pada umumnya bersifat reversible, dan ketika kecepatan dari reaksi ke depan dan
ke belakang sama, konsentrasi dari reaktan dan produk tetap konstan seiring
berjalannya waktu. Kita akan mengatakan reaksi tersebut telah mencapai
kesetimbangan. Dalam eksperimen ditemukan bahwa reaksi selesai ketika
kesetimbangan telah tercaapai dengan berbagai variasi. Dalam beberapa kasus,
konsentrasi produk jauh lebih besar dibandingkan dengan konsentrasi reaktan
dalam kasus lain yang terjadi adalah kebalikannya. Konsentrasi kesetimbangan
mencerminkan kecenderungan intrinsic atom untuk hadir sebagai molekul reaktan
dan produk. Meskipun sejauh atau sejumlah reaksi yang memenuhi kondisi
kesetimbangan tersebut bisa menjadi begitu besar, hanya ada satu cara atau
dengan rumus umum dengan yang pada suhu tertentu suatu reaksi pada saat
kesetimbangan. Untuk reaksi umum dala larutan berair :
[ C ][ D ]
Rumus adalah : K=
[ A ][ B ]
(Underwood.2002)
IV. Prosedur Percobaan
IV.1 Alat dan bahan
Alat
Gelas Kimia
Botol semprot, kaca arloji
Sendok kaca, gelas ukur
Spektronik- 20
Batang Magnet
pH Meter
Pengaduk Magnet
Bahan
Larutan EDTA 0,1 M
Larutan Bi3+ 0,01 M
larutan Cu2+ 0,2 M
larutan NaOH 5 M
Asam perklorat asetat padat murni
IV.2 Skema kerja
a. Menstandarkan larutan EDTA
Larutan
Dimasukkan dalam kuvet dan di tempatkan dalam spectronic dengan A=0 pada panjang gelombang 745 nm
Hasil pengamatan
Konsentrasi Cu2+
Cu2+ + EDTA → Bi-EDTA
[Cu2+] × V Cu2+ ¿ [EDTA] × VEDTA
Cu2+¿
[EDTA] = ¿
¿
¿
0.08 M ×2 mL
= =0,16 M
1 mL
V.2 Pembahasan
Selama masih ada ion Bi3+ yang akan dikomplekkan, belum akan terjadi
kompleks Cu-EDTA yang menyerap sinar pada 745 nm. Sehingga nilai A larutan
akan tetap nol sampai konsentrasi Bi3+ menjadi sangat kecil. Kemudian akan mulai
terbnetuk kompleks Cu-EDTA yang menyerap sinar pada 745 nm dengan kuat
sekali dan nilai A akan semakin bertambah besar dengan bertambah banyaknya
kompleks Cu-EDTA. Setelah semua ion Cu bereaksi dengan EDTA, maka nilai A
larutan akan tetap constant (tidak bertambah besar) dengan penambahan EDTA
lebih lanjut, oleh karena EDTA tidak menyerap sinar 745 nm.
0.02 absorbansi
Linear (absorbansi)
0.02
0.01
0.01
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
volume EDTA
Dari grafik diatas dapat dilihat titik ekuivalen penentuan konsentrasi EDTA
(menentukan larutan standard EDTA) terjadi pada penambahan 2.4 mL EDTA
dengan Absorbansi 0,038.
titrasi spektrofotometri
0.03
absorbansi
0.01 Linear (absorbansi)
0.01
0
0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2
volume EDTA
Sedangkan saat titrasi campuran Bi3+ dan Cu2+ terjadi saat penambahan 2 mL
EDTA dengan absorbansi 0,022. Dari perhitungan diketahui konsentrasi EDTA
saat titik ekuivalen yaitu 0,08 M. Sedangkan konsentrasi Bi dalam campuran yaitu
0,008 M, dan konsentrasi Cu dalam campuran yaitu 0,16 M. Dalam percobaan
bias dikatakan terbentuk kompleks hal ini bias dilihat dari perubahan warna yang
terejadi menjadi biru muda.
Ikatan pada EDTA, yaitu ikatan N yang bersifat basa mengikat ion H+ dari ikatan
karboksil yang bersifat asam. Jadi dalam bentuk Ianitan pada EDTA ini terjadi
reaksi intra molekuler (maksudnya dalam molekul itu sendiri), maka rumus
senyawa tersebut disebut "zwitter ion". Terlihat dari strukturnya bahwa molekul
tersebut mengandung baik donor elektron dari atom oksigen maupun donor dari
atom nitrogen, sehingga dapat menghasilkan khelat bercincin sampai 6 secara
serempak. Zat pengompleks ligan adalah asam nitriliotriasetat N (CH2COOH)3
Penambahan TCA (triklorida asetat) berfungsi sebagai buffer untuk
menjaga pH larutan tetap 2. Titrasi campuran Bi 3+ dan Cu2+ dengan EDTA ini
harus dilakukan pada pH =2. Pada pH kurang dari 2, titik ekuivalennya tidak akan
jelas, dan pada pH yang lebih dari 2,5 ada kemungkinan Bi 3+ mengendap (sebagai
garam atauhidroksida).