Вы находитесь на странице: 1из 16

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,
Atas Asung Kertha Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan
Yang Maha Esa) saya telah dapat menyusun/menyelesaikan makalah Agama
Hindu ini. Adapun tujuan judul makalah yang kami sajikan ini adalah “ Budaya
Sebagai Ekspresi Ajaran Agama HI]indu”.
Semoga kehadiran makalah ini akan memberikan nuansa baru dalam
pengajaran khususnya agama Hindu. Sudah tentu kehadiran makalah ini banyak
terdapat kelemahan dan kekurangannya. Tegur sapa dan kritik yang membangun
sangat saya harapkan demi sempurnanya makalah ini semoga bermanfaat bagi kita
semua.

Om Santi Santi Santi Om.

Denpasar, 28 Februari 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Catur Marga Yoga .................................................................. 3
2.2 Bagian – bagian Catur Marga Yoga ......................................................... 4
2.3 Implementasi Ajaran Catur Marga Yoga dalam Kehidupan Hindu. ........ 8
BAB III ................................................................................................................. 12
PENUTUP ............................................................................................................. 12
3.1 Simpulan ................................................................................................. 12
3.2 Saran ....................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Catur Marga adalah empat jalan atau cara umat Hindu untuk
menghormati dan menuju ke jalan Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang
Hyang Widhi Wasa. Sumber ajaran Catur Marga ada diajarkan dalam
pustaka suci Bhagawadgita, terutama pada trayodhyaya tentang Karma
Marga Yoga yakni sebagai satu sistem yang berisi ajaran yang
membedakan antara ajaran Subha Karma (perbuatan baik) dengan ajaran
Asubha Karma (perbuatan yang tidak baik) yang dibedakan menjadi
perbuatan tidak berbuat (akarma) dan Wikarma (perbuatan yang keliru).
Karma memiliki dua makna yakni karma terkait ritual atau yajna dan
karma dalam arti tingkah perbuatan. Kedua, tentang bhakti yoga marga
yakni menyembah Tuhan dalam wujud yang abstrak dan menyembah
Tuhan dalam wujud yang nyata, misalnya mempergunakan nyasa atau
pratima berupa arca atau mantra. Ketiga, tentang jnana Marga Yoga yakni
jalan pengetahuan suci menuju Tuhan Yang Maha Esa, ada dua
pengetahuan yaitu jnana (ilmu pengetahuan) dan wijnana (serba tahu
dalam penetahuan itu). Keempat, Raja Marga Yoga yakni mengajarkan
tentang cara atau jalan yoga atau meditasi (konsentrasi pikiran) untuk
menuju Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari latar belakang tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Apakah yang dimaksud dengan Catur Marga Yoga?
b. Apa saja bagian-bagian dari Catur Marga Yoga?
c. Bagaimana cara mengimplementasikan ajaran Catur Marga Yoga dalam
kehidupan masyarakat Hindu?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Sejalan dengan uraian di atas, ada pun tujuan yang ingin dicapai
melalui penulisan karya tulis ini, yaitu:
a. Menjelaskan pengertian dari Catur Marga Yoga.
b. Menyebutkan dan menjelaskan bagian dari Catur Marga Yoga.
c. Menjelaskan implementasi ajaran dari Catur Marga Yoga dalam
kehidupan masyarakat Hindu.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan makalahini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Universitas, dengan adanya makalah ini dapat menambah koleksi


makalah yang ada di perpustakaan untuk dijadikan bahan bacaan, bahan
skripsi dan tugas-tugas yang terkait dengan makalah ini.
2. Bagi Mahasiswa, makalah ini dapat dijadikan referensi dalam membuat
tugas khususnya yang berkaitan dengan materi Catur Marga Yoga.
3. Bagi Penulis,dengan dibuatnya makalah ini, penulis dapat menambah
wawasan mengenai pembuatan makalah mengenai Catur Marga Yoga.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Catur Marga Yoga

“Bhadram no api vataya mano daksam uta kratum, adha te sakhye andhaso vi
vo made ranam gavo na yavase vivaksase”.

Terjemahannya adalah “Berikanlah kami pikiran yang baik dan bahagia,


berikanlah kami keterampilan dan pengetahuan. Maka semoga manusia dalam
persahabatan-mu merasa bahagia, ya Tuhan! seperti sapi di padang rumput.
Engkau yang Maha Agung”. (Rg Veda X25. 1)

Catur Marga berasal dari dua kata yaitu Catur dan Marga. Catur berarti
empat dan Marga berarti jalan/cara ataupun usaha. Jadi catur marga adalah empat
jalan atau cara umat Hindu untuk menghormati dan menuju ke jalan Tuhan Yang
Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Catur Marga juga sering disebut dengan
Catur Yoga Marga. Catur Marga atau Catur Yoga disebutkan adalah empat jalan
atau cara umat Hindu untuk menghormati dan mendekatkan diri pada Tuhan Yang
Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Sumber ajaran Catur Marga
diajarkan dalam pustaka suci Bhagavad Gita, terutama pada trayodhyaya tentang
karma yoga/marga yakni sebagai satu sistem yang berisi ajaran yang membedakan
antara ajaran subha karma (perbuatan baik) dengan ajaran asubha karma
(perbuatan yang tidak baik) yang dibedakan menjadi perbuatan tidak berbuat
(akarma) dan wikarma (perbuatan yang keliru).

Karma memiliki dua makna yakni karma terkait ritual atau yajna dan
karma dalam arti tingkah perbuatan. Kedua, tentang bhakti yoga marga yakni
menyembah Tuhan dalam wujud yang abstrak dan menyembah Tuhan dalam
wujud yang nyata, misalnya mempergunakan nyasa atau pratima berupa arca atau
mantra. Ketiga, tentang jnana yoga marga yakni jalan pengetahuan suci menuju
Tuhan Yang Maha Esa. Ada dua pengetahuan yaitu jnana (ilmu pengetahuan) dan
wijnana (serba tahu dalam penetahuan itu). Keempat, Raja Yoga Marga yakni

3
mengajarkan tentang cara atau jalan yoga atau meditasi (konsentrasi pikiran)
untuk menuju Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Dalam Bhagavad Gita, 7:21 disebutkan.

”Yo-yo yàý- yàý tanuý bhaktaá úraddhayàrcitum icchati, tasya tasyà calàý
úraddàý tàm eva vidadhàmy aham”

Terjemahannya adalah.

”Kepercayaan apa pun yang ingin dipeluk seseorang, Aku perlakukan mereka
sama dan Ku-berikan berkah yang setimpal supaya ia lebih mantap”

2.2 Bagian – bagian Catur Marga Yoga


Adapun bagian-bagian dari Catur Marga Yoga yang terdiri dari empat
bagian diantaranya:

1) Bhakti Marga Yoga

Kata bhakti artinya cinta kasih. Jadi Bhakti Marga Yoga adalah
suatu proses atau cara mempersatukan atman dengan Brahman atas dasar
sujud bhakti yang tulus ikhlas, dan cinta kasih yang mendalam kepada
Sang Hyang Widhi Wasa yang bisa diaplikasikan melalui pelaksanaan Tri
Sandya, mempersembahkan sesaji sesuai dengan kemampuan umat
masing-masing. Seorang yang melaksanakan ajaran Bhakti Marga Yoga
disebut dengan sebutan bhakta adalah orang yang penuh cinta kasih secara
tulus ikhlas yaitu cinta kepada Tuhan, cinta alam semesta, dan cinta
terhadap semua ciptaan Tuhan. Dalam ajaran Catur Marga Yoga,
berdasarkan dari caranya memgwujudkan ada dua tingkatan bhakti, yaitu
Para bhakti dan Apara bhakti. Jika diuraikan , kata para artinya utama. Jadi
Para bhakti adalah perwujudan rasa bhakti terhadap Hyang Widhi yang
utma yang biasa dipraktekkan oleh orang-orang yang pengetahuannya
tinggi dan kesuciannya sudah meningkat. Ciri-ciri bhakta yang melak
sanakan para bhakti antara lain sedikit terlibat dalam ritual tetapi banyak

4
mempelajari Tattwa Agama dan kuat/berdisiplin dalam melaksanakan
ajaran-ajaran agama sehingga dapat mewujudkan Trikaya Parisudha
dengan baik dimana Kayika (perbuatan), Wacika (ucapan) dan Manacika
(pikiran) selalu terkendali dan berada pada jalur dharma. Bhakta yang
seperti ini banyak melakukan Drwya Yadnya (ber-dana punia), Jnana
Yadnya (belajar-mengajar), dan Tapa Yadnya (pengendalian diri).
Sedangkan kata apara artinya tidak utama. Jadi Apara bhakti adalah
perwujudan rasa bhakti terhadap Hyang Widhi tidak utama yang biasanya
dipraktekkan oleh orang-orang yang belum mempunyai tingkat kesucian
yang tinggi. Ciri-ciri bhakta yang melaksanakan apara bhakti antara lain
banyak terlibat dalam ritual (upacara Panca Yadnya) serta menggunakan
berbagai simbol (niyasa).

2) Karma Marga Yoga

Kata karma artinya perbuatan. Jadi Karma Marga Yoga adalah suatu
proses mempersatukan atman dengan Brahman melalui kerja atau perbuatan
tanpa ikatan, tanpa pamrih, tulus dan ikhlas, penuh dengan amal kebajikan
dan pengorbanan. Dalam Bhagavadgita tentang Karma Yoga dinyatakan
sebagai berikut: Tasmad asaktah satatam karyam karma samacara, asakto hy
acaran karma param apnoti purusah. Artinya ; Oleh karena itu, laksanakanlah
segala kerja sebagai kewajiban tanpa terikat pada hasilnya, sebab dengan
melakukan kegiatan kerja yang bebas dari keterikatan, orang itu
sesungguhnya akan mencapai yang utama.

Seorang yang melaksanakan ajaran Karma Marga Yoga disebut dengan


sebutan karmin adalah orang yang selalu bekerja tanpa pamrih,
mengutamakan pengabdian dan pengorbanan seperti dalam agama hindu ada
slogan mengatakan“rame ing gawe sepi ing pamrih” yang artinya berbuat
baik tanpa pernah berpikir mengharapkan suatu balasan. Dalam ajaran Karma
Marga Yoga, berdasarkan ikatan karma yang terdiri dari dua bagian yaitu
Karma Nirwitta dan Karma Prawritha. Karma Nirwitta adalah perbuatan yang
bebas dari harapan atau hasil. Sedangkan Karma Prawritha adalah
perbuatan/karma yang masih terikat oleh hasil atau imbalan. Seorang karmin

5
melaksanakan perbuatan yang tulus ikhlas akan menerima pahala yang
berlipat ganda. Hidupnya akan berlangsung dengan tenang dan bahagia serta
mencapai kesucian lahir bhatin.

3) Jnana Marga Yoga

Kata jnana artinya kebijaksanaan filsafat (pengetahuan). Jadi Jnana Marga


Yoga adalah suatu proses penyatuan atman dengan Brahman melalui ilmu
pengetahuan suci dan filsafat pembebasan diri dari ikatan-ikatan
keduniawian. Seorang yang melaksanakan ajaran Jnana Marga Yoga disebut
dengan sebutan jnanin adalah orang yang memiliki ilmu pengetahuan suci
untuk mencapai kebenaran yang sempurna. Dengan ilmu pengetahuan suci
orang akan sanggup melepaskan diri dari ikatan karma.

4) Raja Marga Yoga

Raja Marga Yoga adalah suatu proses penyatuan atma dengan Brahman
melalui pengendalian diri, pengendalian pikiran dan pengekangan diri dengan
mendalami tapa,brata,yoga dan semadhi. Tapa dan brata merupakan suatu
latihan untuk mengendalikan emosi atau nafsu yang ada dalam diri kita ke
arah yang positif sesuai dengan petunjuk ajaran kitab suci. Sedangkan yoga
dan samadhi adalah latihan untuk dapat menyatukan atman dengan Brahman
dengan melakukan meditasi atau pemusatan pikiran.Seorang yogi akan dapat
menghubungkan dirinya dengan kekuatan rohani melalui Astanga Yoga yaitu
delapan tahapan yoga untuk mencapai moksa. Astanga Yoga diajarkan oleh
Maha Rsi Patanjali dalam bukunya yang disebut Yoga Sutra Patanjali.
Adapun bagian-bagian dari ajaran astangga yoga yang dimaksud adalah
sebagai berikut;

a. Yama
Merupakan suatu bentuk larangan yang harus dilakukan oleh
seorang dari segi jasmani. Misalnya, dilarang membunuh (Ahimsa),
dilarang berbohong (Satya), pantang mengingini sesuatu yang
bukan miliknya (Asteya), pantang melakukan hubungan seksual

6
(Brahmacari) dan tidak menerima pemberian dari orang lain
(Aparigraha).
b. Nyama.
Merupakan pengendalian diri yang lebih bersifat rohani. Misalnya
Sauca (tetap suci lahir batin), Santosa (selalu puas dengan apa yang
datang), Swadhyaya (mempelajari kitab-kitab keagamaan) dan
Iswara Pranidhana (selalu bhakti kepada Tuhan).
c. Asana
Merupakan sikap duduk yang benar, teratur dan disiplin.
d. Pranayama
Merupakan yaitu pengaturan napas, yang menghasilkan ketenangan
dan kemantapaan pikiran serta kesehatan yang baik dengan melalui
tiga jalan yaitu puraka (menarik nafas), kumbhaka (menahan nafas)
dan recaka (mengeluarkan nafas).
e. Pratyahara
Merupakan yaitu mengontrol dan mengendalikan indriya dari
ikatan obyeknya, sehingga orang dapat melihat hal-hal suci.
f. Dharana
Merupakan konsentrasi pikiran pada suatu objek atau cakra dalam
Istadevata.
g. Dhyana
Merupakan pemusatan pikiran yang tenang, tidak tergoyahkan
kepada suatu obyek.
h. Samadhi
Merupakan penyatuan atman (sang diri sejati dengan Brahman).
Bila seseorang melakukan latihan yoga dengan teratur dan
sungguh-sungguh ia akan dapat menerima getaran-getaran suci dan
wahyu Tuhan.

7
2.3 Implementasi Ajaran Catur Marga Yoga dalam Kehidupan Hindu.
1) Bhakti Marga Yoga
a. Pelaksanaan tri Sandya dan Yadnya Sesa.

Jalan yang utama untuk memupuk perasaan bakti ialah rajin


menyembah Tuhan dengan hati yang tulus ikhlas dengan
melaksanakan Tri Sandhya yaitu sembahyang tiga kali dalam sehari,
pagi, siang, dan sore hari serta melaksanakan yandnya sesa/ngejot
setelah selesai memasak. Dalam kehidupan sehari -hari sebagai upaya
dalam mewujudkan rasa bhakti sekaligus mendekatkan diri
kehadapanya hendaknya melaksanakan puja tri sandya tersebut dengan
tulus dan iklas.

b. Pelaksanaan Pada Hari-Hari Keagamaan

Implementasi Bhakti Marga Yoga juga dapat dilihat pada hari-hari


keagaman hindu, seperti hari saraswati, tumpek wariga dan tumpek
uye. Hari saraswati adalah hari turunnya ilmu pengetahuan dengan
memuja dewi yang dilambangkan sebagai ilmu pengetahuan yaitu
Dewi saraswati. Hari saraswati ini jatuh pada hari Saniscara Umanis
Watugunung dan diperingati setiap 210 hari. Pada hari ini semua
pustaka terutama Weda dan sastra-sastra agama dikumpulkan sebagai
lambang stana pemujaan Dewi Saraswati untuk diberikan suatu
upacara. Sedangkan Tumpek Wariga merupakan upacara untuk
menghormati keberadaan tumbuh-tumbuhan sebagai mahluk hidup
didunia atau dikenal dengan istilah “ngotonin sarwa entik-entikan”.
Sementara Tumpek Uye atau Tumpek Kandang upacara dalam
menghormati keberadaan hewan atau binatang yang hidup di dunia
yang sering dikenal dengan istilah “ngotonin sarwa ubuhan”.
Keduanya jatuh tepat setiap 210 hari dalam perhitungan hindu. Dalam
konsep Tri Hita Karana penghormatan kehadapan ida sang hyang
widhi wasa atas pengadaan hewan dan tumbuhan ini dilakukan dengan
tulus dan iklas. Dengan kata lain melaksanakan upacara tumpek ini
adalah realisasi dari konsep Tri Hita Karana alam kehidupan. Jika

8
semua itu sudah kita lakukan dengan rasa tulus dan iklas berarti kita
telah melaksanakan ajaran bhakti marga yoga.

2) Jnana Marga Yoga


a. Ajaran Brahmacari

Brahmacari adalah mengenai masa menuntut ilmu dengan tulus


ikhlas. tugas pokok kita pada masa ini adalah belajar dan belajar.
Belajar dalam arti luas, yakni belajar dalam pengertian bukan hanya
membaca buku. Tetapi lebih mengacu pada ketulus iklasan dalam
segala hal. Contohnya: rela dan iklas jika dimarahi guru atau orang tua.

b. Ajaran Aguron-Guron

Merupakan suatu ajaran mengenai proses hubungan guru dan


murid. Namun istilah dan proses ini telah lama dilupakan karena
sangat susah mendapatkan guru yang mempunyai kualifikasi tertentu
dan juga sangat sedikit orang menaruh perhatian dan minat terhadap
hal ini. Maka untuk memenuhi kualifikasi tertentu, hendaknya seorang
guru mencari sekolah yang mempunyai kurikulum yang membawa
kesadaran kita melambung tinggi melampaui batas-batas senang dan
sedih, bahagia dan derita, lahir dan mati.

c. Ajaran Catur Guru

Ajaran Catur Guru Bhakti senantiasa relevan sepanjang masa,


sesuai dengan sifat agama Hindu yang Sanatana Dharma . Aktualisasi
ajaran Guru Bhakti atau rasa bhakti kepada Catur Guru dapat
dikembangkan dalam situasi apapun, sebab hakekat dari ajaran ini
adalah untuk pendidikan diri, utamanya adalah pendidikan disiplin,
patuh dan taat kepada sang Catur Guru dalam arti yang seluas-luasnya.

9
3) Karma Marga Yoga
a. Ngayah dan Matatulungan

Ngayah merupakan suatu istilah yang ada di bali yang identik


dengan gotong royong. Ngayah ini bisa dilakukan di pura-pura dalam
hal upacara keagamaan, seperti odalan-odalan/karya. Sedangkan
matatulungan ini bisa dilakukan terhadap antar manuasia yang
mengadakan upacara keagamaan pula, seperti upacara pawiwahan,
mecaru dan lain sebagainya. Sesuai dengan ajaran karma yoga, maka
hendaknya ngayah atau matatulungan ini dilakukan secara ikhlas tanpa
ada ikatan apapun. Sehingga apa yang kita lakukan bisa memberikan
suatu manfaat.

b. Mekarme Sane Melah

Berbuat yang baik atau mekarma sane melah hendaknya selalu kita
lakukan. Dalam agama hindu ada slogan mengatakan“rame ing gawe
sepi ing pamrih” yang artinya berbuat baik tanpa pernah berpikir
mengharapkan suatu balasan. Selain slogan tersebut, dalam hidup
bernasyarakat hendaknya juga menerapkan slogan “Tat Twam Asi”
adalah salah satu dasar untuk ber-Karma Baik. Engkau adalah Aku, Itu
adalah Kamu juga. Suatu slogan yang sangat sederhana untuk
diucapkan, tapi memiliki arti yang sangat mendalam, baik dalam arti
pada kehidupan sosial umat dan juga sebagai diri sendiri/individu yang
memiliki pertanggungjawaban karma langsung kepada Brahman.

c. Ajaran Karmapahala

Karma phala merupakan hasil dari suatu perbuatan yang dilakukan.


Kita percaya bahwa perbuatan yang baik (subha karma) membawa
hasil yang baik dan perbuatan yang buruk (asubha karma) membawa
hasil yang buruk. Jadi seseorang yang berbuat baik pasti baik pula
yang akan diterimanya, demikian pula sebaliknya yang berbuat buruk,

10
buruk pula yang akan diterimanya. Karma phala memberi keyakinan
kepada kita untuk mengarahkan segala tingkah laku kita agar selalu
berdasarkan etika dan cara yang baik guna mencapai cita- cita yang
luhur dan selalu menghindari jalan dan tujuan yang buruk. Karma
phala mengantarkan roh (atma) masuk Surga atau masuk neraka. Bila
dalam hidupnya selalu berkarma baik maka pahala yang didapat adalah
Surga, sebaliknya bila hidupnya itu selalu berkarma buruk maka
hukuman nerakalah yang diterimanya.

4) Raja Marga Yoga.


a. Ajaran Astangga Yoga

Astangga yoga merupakan delapan anggota dari raja yoga yang


terdiri dari Yama, Niyama, Asana, Pranayama, Pratyahara, Dharana,
Dhyana, dan Samadhi adalah delapan anggota (anga) dari Rajayoga
iyama membentuk disiplin etika yang memurnikan hati.

b. Catur Brata Penyepian

Hari raya nyepi Sesuai dengan hakekat Hari Raya Nyepi di atas
maka umat Hindu wajib melakukan tapa, yoga, dan semadi. Brata
tersebut didukung dengan Catur Brata Nyepi sebagai berikut :

1. Amati Agni, tidak menyalakan api serta tidak mengobarkan


hawa nafsu.
2. Amati Karya, yaitu tidak melakukan kegiatan kerja jasmani,
melainkan meningkatkan kegiatan menyucikan rohani.
3. Amati Lelungan, yaitu tidak berpergian melainkan mawas
diri.
4. Amati Lelanguan, yaitu tidak mengobarkan kesenangan
melainkan melakukan pemusatan pikiran terhadap Ida Sang
Hyang Widhi.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Catur Marga Yoga adalah empat jalan untuk mencapai kesempurnaan
hidup lahir dan batin dengan cara menghubungkan diri melalui pemusatan
pikiran kepada Tuhan. Adapun bagian beserta implementasi dari Catur Marga
Yoga yang terdiri dari :
a. Bhakti Marga Yoga adalah suatu proses untuk mempersatukan
atam dengan brahman atas dasar cinta kasih sayang yang
mendalam kepada Tuhan. Salah satu implementasi dari Bhakti
Marga Yoga adalah melaksanakan Tri Sandya dan Yadnya Sesa.
b. Karma Marga Yoga adalah suatu proses mempersatukan atma
dengan brahman dengan jalan berbuat baik tanpa pamrih. Salah
satu implementasi dari Karma Marga Yoga adalah ngayah dan
matulungan.
c. Jnana Marga Yoga adalah proses penyatuan atma dengan brahman
melalui ilmu pengetahuan suci. Salah satu implementasi dari Jnana
Marga Yoga adalah ajaran brahmacari.
d. Raja Marga Yoga adalah suatu proses penyatuan atama dengan
brahman melalui penegndalian diri.Salah satu implementasi dari
Raja hakti Marga Yoga adalah catur brata penyepian.

3.2 Saran
Kita sebagai masyarakat hindu hendaknya selalu menerapkan ajaran catur
marga yoga dalam kehidupan sehari-hari yang disesuaikan dengan kepribadian,
watak, dan kesanggupan manusia. Jika seseorang kesanggupannya terletak pada
mencari ilmu pengetahuan maka ajaran jnana marga yoga yang digunakan . Jika
seseorang itu mempunyai watak yang halus dan perasa serta mempunyai
ketekunan dalam memuji Sang Hyang Widhi, maka ajaran bhakti marga yoga
yang digunakan. Demikian juga yang kesanggupannya terletak pada kerja serta
pengabdian yang tulus tanpa pamrih maka ajaran karma marga yoga yang harus
dijalani. Sedangkan orang tekun dalam samadhi, kuat dalam tapa brata serta tidak
dapat dipengaruhi oleh hal yang bertentangan yang ada dalam hidup ini, maka

12
ajaran raja marga yoga yang digunakan. Semua ajaran catur marga yoga yang
ingin diterapkan harus didasarkan dengan tulus ikhlas, ketekunan, kesujudan,
keteguhan iman, dan tanpa pamrih.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ayu,Gusti.2011.Catur Marga.Dalam http://singaraja-bali-


maribelajar.blogspot.com.Diakses 07 April 2014.
Partadjaja,Rai,Tjok dan Asli,Luh.2009.Pendidikan Agama
Hindu.Singaraja:UNDIKSHA.
Sukartha,I Ketut,dkk.2004.Widya Dharma Agama Hindu untuk
SMP.Jakarta:Ganeca Exact.

14

Вам также может понравиться

  • Tugas 2 - Kesuma Jaya Negara - 2081511021
    Tugas 2 - Kesuma Jaya Negara - 2081511021
    Документ2 страницы
    Tugas 2 - Kesuma Jaya Negara - 2081511021
    Dipta Adi Wijaya
    Оценок пока нет
  • Kelompok PDF
    Kelompok PDF
    Документ143 страницы
    Kelompok PDF
    Dipta Adi Wijaya
    Оценок пока нет
  • Rigid Frame
    Rigid Frame
    Документ11 страниц
    Rigid Frame
    Mauson HS
    Оценок пока нет
  • I Gede Dipta Adi Wijaya
    I Gede Dipta Adi Wijaya
    Документ33 страницы
    I Gede Dipta Adi Wijaya
    Dipta Adi WIjaya
    Оценок пока нет
  • Sasa
    Sasa
    Документ10 страниц
    Sasa
    Dipta Adi Wijaya
    Оценок пока нет
  • Employees Health Safety and Welfare Kelompok 2
    Employees Health Safety and Welfare Kelompok 2
    Документ36 страниц
    Employees Health Safety and Welfare Kelompok 2
    Dipta Adi Wijaya
    Оценок пока нет
  • Ipi 457370
    Ipi 457370
    Документ10 страниц
    Ipi 457370
    Nur Andre
    Оценок пока нет
  • Tugas 2
    Tugas 2
    Документ1 страница
    Tugas 2
    Dipta Adi Wijaya
    Оценок пока нет
  • Nur Rahman Baru
    Nur Rahman Baru
    Документ4 страницы
    Nur Rahman Baru
    Dipta Adi Wijaya
    Оценок пока нет
  • Kompetitif SDM
    Kompetitif SDM
    Документ15 страниц
    Kompetitif SDM
    Dipta Adi Wijaya
    Оценок пока нет
  • Tugas 2
    Tugas 2
    Документ1 страница
    Tugas 2
    Dipta Adi Wijaya
    Оценок пока нет
  • Tugas Besar Ivan Socha 1519151074
    Tugas Besar Ivan Socha 1519151074
    Документ37 страниц
    Tugas Besar Ivan Socha 1519151074
    Dipta Adi Wijaya
    Оценок пока нет
  • Perancangan Irbang Dipta
    Perancangan Irbang Dipta
    Документ114 страниц
    Perancangan Irbang Dipta
    Dipta Adi Wijaya
    Оценок пока нет
  • Kompetitif SDM
    Kompetitif SDM
    Документ15 страниц
    Kompetitif SDM
    Dipta Adi Wijaya
    Оценок пока нет
  • Sistrans Ybj
    Sistrans Ybj
    Документ38 страниц
    Sistrans Ybj
    Dipta Adi Wijaya
    Оценок пока нет
  • Tugas 1
    Tugas 1
    Документ7 страниц
    Tugas 1
    Dipta Adi Wijaya
    Оценок пока нет
  • Transaksi Pembayaran
    Transaksi Pembayaran
    Документ10 страниц
    Transaksi Pembayaran
    Dipta Adi Wijaya
    Оценок пока нет
  • Cara Memperoleh Modal
    Cara Memperoleh Modal
    Документ17 страниц
    Cara Memperoleh Modal
    Dipta Adi Wijaya
    Оценок пока нет
  • Laporan TPP Terfix
    Laporan TPP Terfix
    Документ86 страниц
    Laporan TPP Terfix
    Dipta Adi Wijaya
    Оценок пока нет
  • Presentasi Pelabuhan
    Presentasi Pelabuhan
    Документ4 страницы
    Presentasi Pelabuhan
    Dipta Adi Wijaya
    Оценок пока нет