Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Om Swastyastu,
Atas Asung Kertha Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan
Yang Maha Esa) saya telah dapat menyusun/menyelesaikan makalah Agama
Hindu ini. Adapun tujuan judul makalah yang kami sajikan ini adalah “ Budaya
Sebagai Ekspresi Ajaran Agama HI]indu”.
Semoga kehadiran makalah ini akan memberikan nuansa baru dalam
pengajaran khususnya agama Hindu. Sudah tentu kehadiran makalah ini banyak
terdapat kelemahan dan kekurangannya. Tegur sapa dan kritik yang membangun
sangat saya harapkan demi sempurnanya makalah ini semoga bermanfaat bagi kita
semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
Sejalan dengan uraian di atas, ada pun tujuan yang ingin dicapai
melalui penulisan karya tulis ini, yaitu:
a. Menjelaskan pengertian dari Catur Marga Yoga.
b. Menyebutkan dan menjelaskan bagian dari Catur Marga Yoga.
c. Menjelaskan implementasi ajaran dari Catur Marga Yoga dalam
kehidupan masyarakat Hindu.
2
BAB II
PEMBAHASAN
“Bhadram no api vataya mano daksam uta kratum, adha te sakhye andhaso vi
vo made ranam gavo na yavase vivaksase”.
Catur Marga berasal dari dua kata yaitu Catur dan Marga. Catur berarti
empat dan Marga berarti jalan/cara ataupun usaha. Jadi catur marga adalah empat
jalan atau cara umat Hindu untuk menghormati dan menuju ke jalan Tuhan Yang
Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Catur Marga juga sering disebut dengan
Catur Yoga Marga. Catur Marga atau Catur Yoga disebutkan adalah empat jalan
atau cara umat Hindu untuk menghormati dan mendekatkan diri pada Tuhan Yang
Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Sumber ajaran Catur Marga
diajarkan dalam pustaka suci Bhagavad Gita, terutama pada trayodhyaya tentang
karma yoga/marga yakni sebagai satu sistem yang berisi ajaran yang membedakan
antara ajaran subha karma (perbuatan baik) dengan ajaran asubha karma
(perbuatan yang tidak baik) yang dibedakan menjadi perbuatan tidak berbuat
(akarma) dan wikarma (perbuatan yang keliru).
Karma memiliki dua makna yakni karma terkait ritual atau yajna dan
karma dalam arti tingkah perbuatan. Kedua, tentang bhakti yoga marga yakni
menyembah Tuhan dalam wujud yang abstrak dan menyembah Tuhan dalam
wujud yang nyata, misalnya mempergunakan nyasa atau pratima berupa arca atau
mantra. Ketiga, tentang jnana yoga marga yakni jalan pengetahuan suci menuju
Tuhan Yang Maha Esa. Ada dua pengetahuan yaitu jnana (ilmu pengetahuan) dan
wijnana (serba tahu dalam penetahuan itu). Keempat, Raja Yoga Marga yakni
3
mengajarkan tentang cara atau jalan yoga atau meditasi (konsentrasi pikiran)
untuk menuju Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
”Yo-yo yàý- yàý tanuý bhaktaá úraddhayàrcitum icchati, tasya tasyà calàý
úraddàý tàm eva vidadhàmy aham”
Terjemahannya adalah.
”Kepercayaan apa pun yang ingin dipeluk seseorang, Aku perlakukan mereka
sama dan Ku-berikan berkah yang setimpal supaya ia lebih mantap”
Kata bhakti artinya cinta kasih. Jadi Bhakti Marga Yoga adalah
suatu proses atau cara mempersatukan atman dengan Brahman atas dasar
sujud bhakti yang tulus ikhlas, dan cinta kasih yang mendalam kepada
Sang Hyang Widhi Wasa yang bisa diaplikasikan melalui pelaksanaan Tri
Sandya, mempersembahkan sesaji sesuai dengan kemampuan umat
masing-masing. Seorang yang melaksanakan ajaran Bhakti Marga Yoga
disebut dengan sebutan bhakta adalah orang yang penuh cinta kasih secara
tulus ikhlas yaitu cinta kepada Tuhan, cinta alam semesta, dan cinta
terhadap semua ciptaan Tuhan. Dalam ajaran Catur Marga Yoga,
berdasarkan dari caranya memgwujudkan ada dua tingkatan bhakti, yaitu
Para bhakti dan Apara bhakti. Jika diuraikan , kata para artinya utama. Jadi
Para bhakti adalah perwujudan rasa bhakti terhadap Hyang Widhi yang
utma yang biasa dipraktekkan oleh orang-orang yang pengetahuannya
tinggi dan kesuciannya sudah meningkat. Ciri-ciri bhakta yang melak
sanakan para bhakti antara lain sedikit terlibat dalam ritual tetapi banyak
4
mempelajari Tattwa Agama dan kuat/berdisiplin dalam melaksanakan
ajaran-ajaran agama sehingga dapat mewujudkan Trikaya Parisudha
dengan baik dimana Kayika (perbuatan), Wacika (ucapan) dan Manacika
(pikiran) selalu terkendali dan berada pada jalur dharma. Bhakta yang
seperti ini banyak melakukan Drwya Yadnya (ber-dana punia), Jnana
Yadnya (belajar-mengajar), dan Tapa Yadnya (pengendalian diri).
Sedangkan kata apara artinya tidak utama. Jadi Apara bhakti adalah
perwujudan rasa bhakti terhadap Hyang Widhi tidak utama yang biasanya
dipraktekkan oleh orang-orang yang belum mempunyai tingkat kesucian
yang tinggi. Ciri-ciri bhakta yang melaksanakan apara bhakti antara lain
banyak terlibat dalam ritual (upacara Panca Yadnya) serta menggunakan
berbagai simbol (niyasa).
Kata karma artinya perbuatan. Jadi Karma Marga Yoga adalah suatu
proses mempersatukan atman dengan Brahman melalui kerja atau perbuatan
tanpa ikatan, tanpa pamrih, tulus dan ikhlas, penuh dengan amal kebajikan
dan pengorbanan. Dalam Bhagavadgita tentang Karma Yoga dinyatakan
sebagai berikut: Tasmad asaktah satatam karyam karma samacara, asakto hy
acaran karma param apnoti purusah. Artinya ; Oleh karena itu, laksanakanlah
segala kerja sebagai kewajiban tanpa terikat pada hasilnya, sebab dengan
melakukan kegiatan kerja yang bebas dari keterikatan, orang itu
sesungguhnya akan mencapai yang utama.
5
melaksanakan perbuatan yang tulus ikhlas akan menerima pahala yang
berlipat ganda. Hidupnya akan berlangsung dengan tenang dan bahagia serta
mencapai kesucian lahir bhatin.
Raja Marga Yoga adalah suatu proses penyatuan atma dengan Brahman
melalui pengendalian diri, pengendalian pikiran dan pengekangan diri dengan
mendalami tapa,brata,yoga dan semadhi. Tapa dan brata merupakan suatu
latihan untuk mengendalikan emosi atau nafsu yang ada dalam diri kita ke
arah yang positif sesuai dengan petunjuk ajaran kitab suci. Sedangkan yoga
dan samadhi adalah latihan untuk dapat menyatukan atman dengan Brahman
dengan melakukan meditasi atau pemusatan pikiran.Seorang yogi akan dapat
menghubungkan dirinya dengan kekuatan rohani melalui Astanga Yoga yaitu
delapan tahapan yoga untuk mencapai moksa. Astanga Yoga diajarkan oleh
Maha Rsi Patanjali dalam bukunya yang disebut Yoga Sutra Patanjali.
Adapun bagian-bagian dari ajaran astangga yoga yang dimaksud adalah
sebagai berikut;
a. Yama
Merupakan suatu bentuk larangan yang harus dilakukan oleh
seorang dari segi jasmani. Misalnya, dilarang membunuh (Ahimsa),
dilarang berbohong (Satya), pantang mengingini sesuatu yang
bukan miliknya (Asteya), pantang melakukan hubungan seksual
6
(Brahmacari) dan tidak menerima pemberian dari orang lain
(Aparigraha).
b. Nyama.
Merupakan pengendalian diri yang lebih bersifat rohani. Misalnya
Sauca (tetap suci lahir batin), Santosa (selalu puas dengan apa yang
datang), Swadhyaya (mempelajari kitab-kitab keagamaan) dan
Iswara Pranidhana (selalu bhakti kepada Tuhan).
c. Asana
Merupakan sikap duduk yang benar, teratur dan disiplin.
d. Pranayama
Merupakan yaitu pengaturan napas, yang menghasilkan ketenangan
dan kemantapaan pikiran serta kesehatan yang baik dengan melalui
tiga jalan yaitu puraka (menarik nafas), kumbhaka (menahan nafas)
dan recaka (mengeluarkan nafas).
e. Pratyahara
Merupakan yaitu mengontrol dan mengendalikan indriya dari
ikatan obyeknya, sehingga orang dapat melihat hal-hal suci.
f. Dharana
Merupakan konsentrasi pikiran pada suatu objek atau cakra dalam
Istadevata.
g. Dhyana
Merupakan pemusatan pikiran yang tenang, tidak tergoyahkan
kepada suatu obyek.
h. Samadhi
Merupakan penyatuan atman (sang diri sejati dengan Brahman).
Bila seseorang melakukan latihan yoga dengan teratur dan
sungguh-sungguh ia akan dapat menerima getaran-getaran suci dan
wahyu Tuhan.
7
2.3 Implementasi Ajaran Catur Marga Yoga dalam Kehidupan Hindu.
1) Bhakti Marga Yoga
a. Pelaksanaan tri Sandya dan Yadnya Sesa.
8
semua itu sudah kita lakukan dengan rasa tulus dan iklas berarti kita
telah melaksanakan ajaran bhakti marga yoga.
b. Ajaran Aguron-Guron
9
3) Karma Marga Yoga
a. Ngayah dan Matatulungan
Berbuat yang baik atau mekarma sane melah hendaknya selalu kita
lakukan. Dalam agama hindu ada slogan mengatakan“rame ing gawe
sepi ing pamrih” yang artinya berbuat baik tanpa pernah berpikir
mengharapkan suatu balasan. Selain slogan tersebut, dalam hidup
bernasyarakat hendaknya juga menerapkan slogan “Tat Twam Asi”
adalah salah satu dasar untuk ber-Karma Baik. Engkau adalah Aku, Itu
adalah Kamu juga. Suatu slogan yang sangat sederhana untuk
diucapkan, tapi memiliki arti yang sangat mendalam, baik dalam arti
pada kehidupan sosial umat dan juga sebagai diri sendiri/individu yang
memiliki pertanggungjawaban karma langsung kepada Brahman.
c. Ajaran Karmapahala
10
buruk pula yang akan diterimanya. Karma phala memberi keyakinan
kepada kita untuk mengarahkan segala tingkah laku kita agar selalu
berdasarkan etika dan cara yang baik guna mencapai cita- cita yang
luhur dan selalu menghindari jalan dan tujuan yang buruk. Karma
phala mengantarkan roh (atma) masuk Surga atau masuk neraka. Bila
dalam hidupnya selalu berkarma baik maka pahala yang didapat adalah
Surga, sebaliknya bila hidupnya itu selalu berkarma buruk maka
hukuman nerakalah yang diterimanya.
Hari raya nyepi Sesuai dengan hakekat Hari Raya Nyepi di atas
maka umat Hindu wajib melakukan tapa, yoga, dan semadi. Brata
tersebut didukung dengan Catur Brata Nyepi sebagai berikut :
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Catur Marga Yoga adalah empat jalan untuk mencapai kesempurnaan
hidup lahir dan batin dengan cara menghubungkan diri melalui pemusatan
pikiran kepada Tuhan. Adapun bagian beserta implementasi dari Catur Marga
Yoga yang terdiri dari :
a. Bhakti Marga Yoga adalah suatu proses untuk mempersatukan
atam dengan brahman atas dasar cinta kasih sayang yang
mendalam kepada Tuhan. Salah satu implementasi dari Bhakti
Marga Yoga adalah melaksanakan Tri Sandya dan Yadnya Sesa.
b. Karma Marga Yoga adalah suatu proses mempersatukan atma
dengan brahman dengan jalan berbuat baik tanpa pamrih. Salah
satu implementasi dari Karma Marga Yoga adalah ngayah dan
matulungan.
c. Jnana Marga Yoga adalah proses penyatuan atma dengan brahman
melalui ilmu pengetahuan suci. Salah satu implementasi dari Jnana
Marga Yoga adalah ajaran brahmacari.
d. Raja Marga Yoga adalah suatu proses penyatuan atama dengan
brahman melalui penegndalian diri.Salah satu implementasi dari
Raja hakti Marga Yoga adalah catur brata penyepian.
3.2 Saran
Kita sebagai masyarakat hindu hendaknya selalu menerapkan ajaran catur
marga yoga dalam kehidupan sehari-hari yang disesuaikan dengan kepribadian,
watak, dan kesanggupan manusia. Jika seseorang kesanggupannya terletak pada
mencari ilmu pengetahuan maka ajaran jnana marga yoga yang digunakan . Jika
seseorang itu mempunyai watak yang halus dan perasa serta mempunyai
ketekunan dalam memuji Sang Hyang Widhi, maka ajaran bhakti marga yoga
yang digunakan. Demikian juga yang kesanggupannya terletak pada kerja serta
pengabdian yang tulus tanpa pamrih maka ajaran karma marga yoga yang harus
dijalani. Sedangkan orang tekun dalam samadhi, kuat dalam tapa brata serta tidak
dapat dipengaruhi oleh hal yang bertentangan yang ada dalam hidup ini, maka
12
ajaran raja marga yoga yang digunakan. Semua ajaran catur marga yoga yang
ingin diterapkan harus didasarkan dengan tulus ikhlas, ketekunan, kesujudan,
keteguhan iman, dan tanpa pamrih.
13
DAFTAR PUSTAKA
14