Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
“KARSINOMA TIROID”
Disusun oleh :
Selainitupenulisberusahamenulismakalah yang
dapatdiemplementasikansecaranyatasesuaidenganteoridanuntukmemenuhitugaskuliah.
Atasterselesaikannyamakalah “Keperawatan Medikal Bedah II” ini,
penulisberterimakasihkepadaDr. Linda Presti Fibriana,S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku dosen
pembimbing, beserta pihak-pihak lain yang
telahmembantudanmendukungatasterselesaikannyaini.
Penulis
Jikadikemudianhariterbuktiadanyaketidakjujuranakademik, kami
bersediamendapatkansangsisesuaiperaturan yang berlaku.
COVER 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
LAMPIRAN 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 5
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan 6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi 7
B. Anatomi dan fisiologi 8
BAB III
KONSEP MEDIS
A. Definisi 18
B. Etiologi
C. Manifestasi klinis
D. Patofisiologi
E. Pathway
F. Gejala kangker thyroid
G. Pemeriksaan diagnostik
BAB III
DAFTAR PUSTAKA 29
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Fungsi tiroid diatur oleh hormone perangsang tiroid dari hipofisis anterior. Sebaliknya
, sekresi hormone ini sebagian diatur oleh umpan balik inhibitorik langsung kadar
hormontiroid yang tinggi pada hipofisis serta hipotalamus dan sebagian lagi melalui
hipotalamus. Dengan cara ini, perubahan–perubahan pada hipofisis serta hipotalamus
dan sebagian lagi melalui hipotalamus.
B. Rumusan Masalah
c. Tujuan
BAB I1
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Kanker tiroid adalah pertumbuhan sel abnormal yang terjadi di dalam kelenjar
tiroid. Tiroid adalah kelenjar berbentuk kupu-kupu yang terletak pada bagian
depan leher. Kelenjar ini mengeluarkan hormon-hormon yang mengatur
metabolisme, pertumbuhan, suhu tubuh, denyut jantung, tekanan darah, berat
badan, dan lainnya.
Ada tiga jenis hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar tiroid, antara lain:
● Triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4). Kedua hormon ini membantu
mengatur metabolisme tubuh. Kelebihan hormon T3 dan T4 bisa
membuat seseorang menjadi overaktif dan berat badan menurun.
Sebaliknya jika kekurangan kedua hormon ini, maka seseorang akan
merasa lemah dan berat badan akan bertambah.
● Calcitonin. Ini adalah jenis hormon yang berfungsi mengatur kadar
kalsium di dalam darah dan membantu proses pembentukan tulang
yang kuat. Hormon ini tidak terlalu memiliki peran kunci dalam menjaga
kesehatan karena tubuh juga memanfaatkan cara lain dalam
mengendalikan kadar kalsium dalam darah.
Kanker tiroid adalah salah satu jenis penyakit yang jarang terjadi. Kondisi ini
umumnya terjadi pada orang yang berusia antara 35-39 tahun dan usia 70
tahun ke atas. Wanita memiliki risiko kanker tiroid tiga kali lipat lebih besar
dibandingkan pria. Meski penyebab pasti kanker tiroid masih belum diketahui,
tapi ada kemungkinan hal ini berkaitan dengan perubahan hormon pada
sistem reproduksi wanita.
Kanker tiroid terbagi menjadi empat jenis, yaitu:
● Karsinoma papiler. Ini adalah jenis kanker tiroid yang paling umum
terjadi, yaitu sekitar 60 persen dari keseluruhan kasus kanker tiroid, dan
biasanya memengaruhi wanita usia di bawah 40 tahun.
● Karsinoma folikuler. Sekitar 15 persen dari kasus kanker tiroid adalah
jenis ini. Karsinoma folikuler cenderung terjadi pada orang-orang lanjut
usia.
● Karsinoma medular tiroid. Jenis ini terjadi pada sekitar 5-8 persen dari
seluruh kasus kanker tiroid. Yang membedakan dari jenis lainnya adalah
karsinoma medular tiroid umumnya dipengaruhi oleh faktor keturunan.
● Karsinoma tiroid anaplastik. Ini merupakan jenis kanker tiroid yang
paling jarang, namun paling agresif. Kondisi ini hanya terjadi pada 5
persen dari keseluruhan kasus kanker tiroid dan umumnya terjadi pada
usia 60 tahun ke atas.
Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri kanan yang dipisahkan oleh isthmus.
Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan lebih kurang 2 cm, lebar 2,5
cm dan panjangnya 4 cm. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di masing-masing
lobuli terdapat folikel dan parafolikuler. Di dalam folikel ini terdapat rongga yang
berisi koloid dimana hormon-hormon disintesa.kelenjar tiroid mendapat sirkulasi
darah dari arteri tiroidea superior dan arteri tiroidea inferior. Arteri tiroidea superior
merupakan percabangan arteri karotis eksternal dan arteri tiroidea inferior
merupakan percabangan dari arteri subklavia. Lobus kanan kelenjar tiroid mendapat
suplai darah yang lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri. Dipersarafi oleh saraf
adrenergik dan kolinergik. saraf adrenergik berasal dari ganglia servikalis dan
kolinergik berasal dari nervus vagus.
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan sedikit kalsitonin.
Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin dihasilkan oleh
parafolikuler. Bahan dasar pembentukan hormon-hormon ini adalah yodium yang
diperoleh dari makanan dan minuman. Yodium yang dikomsumsi akan diubah menjadi
ion yodium (yodida) yang masuk secara aktif ke dalam sel kelenjar dan dibutuhkan
ATP sebagai sumber energi. Proses ini disebut pompa iodida, yang dapat dihambat oleh
ATP- ase, ion klorat dan ion sianat.
Sel folikel membentuk molekul glikoprotein yang disebut Tiroglobulin yang kemudian
mengalami penguraian menjadi mono iodotironin (MIT) dan Diiodotironin (DIT).
Selanjutnya terjadi reaksi penggabungan antara MIT dan DIT yang akan membentuk
Tri iodotironin atau T3 dan DIT dengan DIT akan membentuk tetra iodotironin atau
tiroksin (T4). Proses penggabungan ini dirangsang oleh TSH namun dapat dihambat
oleh tiourea, tiourasil, sulfonamid, dan metil kaptoimidazol. Hormon T3 dan T4
berikatan dengan protein plasma dalam bentuk PBI (protein binding Iodine).
b) Kedua hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam intensitas
dan cepatnya reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya tetapi waktunya lebih
singkat dibanding dengan T4. T3 lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat
dirubah menjadi T3 setelah dilepaskan dari folikel kelenjar.
1. Trapping
Proses ini terjadi melalui aktivitas pompa iodida yang terdapat pada bagian basal sel
folikel. Dimana dalam keadaan basal, sel tetap berhubungan dengan pompa Na/K
tetapi belum dalam keadaan aktif. Pompa iodida ini bersifat energy dependent dan
membutuhkan ATP. Daya pemekatan konsentrasi iodida oleh pompa ini dapat
mencapai 20-100 kali kadar dalam serum darah. Pompa Na/K yang menjadi perantara
dalam transport aktif iodida ini dirangsang oleh TSH.
2. Oksidasi
Sebelum iodida dapat digunakan dalam sintesis hormon, iodida tersebut harus
dioksidasi terlebih dahulu menjadi bentuk aktif oleh suatu enzim peroksidase. Bentuk
aktif ini adalah iodium. Iodium ini kemudian akan bergabung dengan residu tirosin
membentuk monoiodotirosin yang telah ada dan terikat pada molekul tiroglobulin
(proses iodinasi). Iodinasi tiroglobulin ini dipengaruhi oleh kadar iodium dalam
plasma. Sehingga makin tinggi kadar iodium intrasel maka akan makin banyak pula
iodium yang terikat sebaliknya makin sedikit iodium di intra sel, iodium yang terikat
akan berkurang sehingga pembentukan T3 akan lebih banyak daripada T4.
3. Coupling
4. Penimbunan (storage
Produk yang telah terbentuk melalui proses coupling tersebut kemudian akan disimpan
di dalam koloid. Tiroglobulin (dimana di dalamnya mengandung T3 dan T4), baru
akan dikeluarkan apabila ada stimulasi TSH.
5. Deiodinasi
Proses coupling yang terjadi juga menyisakan ikatan iodotirosin. Residu ini kemudian
akan mengalami deiodinasi menjadi tiroglobulin dan residu tirosin serta iodida.
Deiodinasi ini dimaksudkan untuk lebih menghemat pemakaian iodium.
6. Proteolisis
TSH yang diproduksi oleh hipofisis anterior akan merangsang pembentukan vesikel
yang di dalamnya mengandung tiroglobulin. Atas pengaruh TSH, lisosom akan
mendekati tetes koloid dan mengaktifkan enzim protease yang menyebabkan pelepasan
T3 dan T4 serta deiodinasi MIT dan DIT.
Proses ini dipengaruhi TSH. Hormon tiroid ini melewati membran basal dan kemudian
ditangkap oleh protein pembawa yang telah tersedia di sirkulasi darah yaitu Thyroid
Binding Protein (TBP) dan Thyroid Binding Pre Albumin (TBPA). Hanya 0,35% dari T4
total dan 0,25% dari T3 total yang berada dalam keadaan bebas. Ikatan T3 dengan
TBP kurang kuat daripada ikatan T4 dengan TBP. Pada keadaan normal kadar T3 dan
T4 total menggambarkan kadar hormon bebas. Namun dalam keadaan tertentu jumlah
protein pengikat bisa berubah. Pada seorang lansia yang mendapatkan kortikosteroid
untuk terapi suatu penyakit kronik cenderung mengalami penurunan kadar T3 dan T4
bebas karena jumlah protein pembawa yang meningkat. Sebaliknya pada seorang
lansia yang menderita pemyakit ginjal dan hati yang kronik maka kadar protein
binding akan berkurang sehingga kadar T3 dan T4 bebas akan meningkat.
Sel-sel sasaran untuk hormon tiroid adalah hampir semua sel di dalam tubuh. Efek
primer hormon tiroid adalah:
f) Hormon tiroid penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal semua sel
tubuh dan dibutuhkan untuk fungsi hormon pertumbuhan.
Hormon ini merupakan tripeptida, yang telah dapat disintesis, dan dibuat di
hipotalamus. TRH menstimulasi keluarnya prolaktin, kadang-kadang juga Follicle
Stimulating Hormone(FSH) dan Luteinizing Hormone (LH).
TSH yang masuk dalam sirkulasi akan mengikat reseptor di permukaan sel tiroid
(TSH-Reseptor-TSH-R) dan terjadilah efek hormonal sebagai kenaikan trapping,
peningkatan iodinasi, coupling, proteolisis sehingga hasilnya adalah produksi hormon
meningkat.
Kedua hormon ini mempunyai efek umpan balik di tingkat hipofisis. T3 selain berefek
pada hipofisis juga pada tingkat hipotalamus. Sedangkan T4 akan mengurangi
kepekaan hipofisis terhadap rangsangan TRH.
Tubuh memiliki mekanisme yang rumit untuk menyesuaikan kadar hormon tiroid.
Hipotalamus menghasilkan Thyrotropin-Releasing Hormone, yang menyebabkan
kelenjar hipofisa mengeluarkan TSH. TSH merangsang kelenjar tiroid untuk
menghasilkan hormon tiroid dalam darah mencapai kadar tertentu, maka kelenjar
hipofisa menghasilkan TSH dalam jumlah yang lebih sedikit, jika kadar hormon tiroid
dalam darah berkurang, maka kelenjar hipofisa mengeluarkan lebih banyak TSH.
Pada pasien yang mengalami pembesaran kelenjar tiroid (goiter), pemeriksaan kelenjar
sangatlah penting dan dapat ditunjang dengan memilih tes fungsi tiroid yang optimal,
seorang ahli bedah harus mengetahui metode yang sistematis untuk melakukan
pemeriksaan, yang harus diperhatikan pada pemeriksaan adalah besar, konsistensi,
penampang, perlengketan pada trakea dari kelenjar tiroid, serta melakukan palpasi
pada KGB daerah servikal.
Serum T3, T4, TSH dapat diperiksa secara akurat dengan radioimmunoassay, T4 juga
dapat diperiksa dengan metode competitive protein binding. Dengan tes sensitive TSH
dapat digunakan untuk mengetahui keadaan pasien dengan hipertiroid atau hipotiroid,
Pengukuran T3RU secara in vitro dapat secara langsung mengetahui konsentrasi dari
tiroksin binding globulin di dalam serum.
Pengukuran serum T4 dan TSH menggunakan tes sensitive tinggi TSH merupakan cara
terbaik dalam menentukan fungsi tiroid, pengukuran T3 biasanya di barengi dengan
pemeriksaan T3RU untuk mengkoreksi pertukaran ikatan protein. Sebagai contoh
pada pasien yang hamil atau sedang mengkonsumsi esterogen yang tinggi terdapat
peningkatan T4 tetapi T3Runya menurun, jadi nilai tiroid indexnya normal (T4 x
T3RU). Pengukuran kadar T3 dilakukan pada pasien dengan kecurigaan
hipertiroidism.
BAB III
KONSEP MEDIS
1. Definisi
2. Etiologi
Radiasi eksternal kepala, leher, atau dada pada bayi dan anak-anak meningkatkan
resiko karsinoma tiroid. Terapi radiasi kadang-kadan dilakukan untuk mengecilkan
jaringan tonsil dan adenoid yang membesar, mengobati jerawat, atau mengurangi
pembesaran kelenjar timus. Bagi individu yang terkena rradiasi eksternal dalam usia
kanak-kanak terdapat peningkatan insiden kanker tiroid dalam 5 hingga 40 tahun
sesudah penyinaran akibatnya, individu yang menjalanii terapi radiasi harus
berkonsultasi dengan dokter dan meminta pemeriksaan pemindai isotoptiroid sebagai
bagian dari pemeriksaan evaluasi, mengikuti terapi yang di anjurkan untuk kelainan
pada kelenjar tersebut serta melajutkann ppemeriksaan umum atau check-up setiap
tahun sekali jika semua hasil pemeriksaannya normal. ( Brunner & Suddarth. 2001)
3. Manifestasi klinis
Sebuah benjolan, atau bintil di leher depan (mungkin cepat tumbuh atau keras) di
dekat jakun. Nodul tunggal adalah tanda-tanda yang paling umum kanker
tiroid. (Jurnal, Oktahermoniza, 2013)
d. Kesulitan dalam menelan atau bernapas atau sakit di tenggorokan atau leher saat
menelan. Ini terjadi ketika mendorong tumor kerongkongan Anda.
g. Kesulitan menelan
4. Patofisiologi
Karsinoma tiroid harus dicurigai berdasarkan tanda klinis jika hanya ada satu nodula
yang teraba, keras, tidak dapat digerakkan pada dasarnya, dan berhubungan dengan
limfadenopati satelit.
Secara umum telah disepakati bahwa kanker tiroid secara klinis dapat dibedakan
menjadi suatu kelompok besar neoplasma berdeferensiasi baik dengan kecepatan
pertumbuhan yang lambat dan kemungkinan penyembuhan tinggi, dan suatu
kelompok kecil tumor anaplastik dengan kemungkinan fatal. Terdapat empat jenis
kanker tiroid menurut sifat morfologik dan biologiknya : papilaris, folikularis,
medularis, dan anaplastik.
Karsinoma papiler kelenjar tiroid biasanya berbentuk nodul keras, tunggal, “dingin”
pada scan isotop, dan “padat” pada ultrasonografi tiroid, yang sangat berbeda dengan
bagian-bagian kelenjar lainnya. Pada goiter multinodular, kanker berupa “nodul
dominan” lebih besar, lebih keras dan jelas dari bagian sekelilingnya. Kira-kira 10%
karsinoma papiler, terutama pada anak-anak, disertai pembesaran kelenjar getah
bening leher, tapi pemeriksaan teliti biasanya akan mengungkapkan nodul “dingin”
pada tiroid. Jarang, akan perdarahan, nekrosis dan pembentukan kista pada nodul
ganas tetapi pada ultrasonografi tiroid, akan terdapat echo interna yang berbatas jelas
yang berguna untuk lesi ganas semi kistik dari “kista murni” yang tidak ganas.
Akhirnya, karsinoma papiler dapat ditemukan tanpa sengaja sebagai suatu fakus
kanker mikroskopik di tengah-tengah kelenjar yang diangkat untuk alasan-alasan lain
seperti misalnya : penyakit graves atau goiter multinodular.
Secara mikroskopis, tumor terdiri dari lapisan tunggal sel-sel tiroid teratur pada
“vascular stalk”, dengan penonjolan papil ke dalam ruang mikroskopis seperti kista.
Inti sel besar dan pucat sering mengandung badan inklusi intra nukleus yang jelas san
seperti kaca. Kira-kira 40% karsinoma papiler membentuk bulatan klasifikasi yang
berlapis, sering pada ujung dari tonjolan papil disebut “psammoma body”, ini biasanya
diagnostik untuk karsinoma papiler. Kanker ini biasanya meluas dengan metastasis
dalam kelenjar dan dengan invasi kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening lokal. Pada
pasien tua, mereka bisa jadi lebih agresif dan menginvasi secara lokal kedalam otot dan
trakea. Pada stadium lebih lanjut, mereka dapat menyebar ke paru. Kematian biasanya
disebabkan penyakit lokal, dengan invasi kedalam pada leher, lebih jarang kematian
bisa disebabka metastasis paru yang luas. Pada beberapa penderita tua, suatu
karsinoma papiler yang tumbuh lambat akan mulai tumbuh cepat dan berubah
menjadi karsinoma anaplastik. Perubahan anaplastik lanjut ini adalah penyebab
kematian lain dari karsinoma papiler, banyak karsinoma papiler yang mensekresi
tiroglobulin, yang dapat digunakan sebagai tanda rekurensi atau metastasis kanker.
Karsinoma folikular ditandai oleh tetap adanya folikel-folikel kecil walaupun
pembentukan koloid buruk. Memang karsinoma folikular bisa tidak dapat dibedakan
dari adenoma folikular kecuali dengan invasi kapsul atau invasi vaskular. Tumor ini
sedikit lebih agresif daripada karsinoma papilar dan menyebar baik dengan invasi
lokal kelenjar getah bening atau dengan invasi pembuluh darah disertai metastasis jauh
ke tulang atau paru. Secara mikroskopis, sel-sel ini berbentuk kuboid dengan inti besar
yang teratur sekeliling folikel yang sering kali mengandung koloid. Tumor-tumor ini
sering tetap mempunyai kemampuan untuk mengkonsentrasi iodium radioaktif untuk
membentuk tiroglubulin dan jarang, untuk mensintesis T3 dan T4. Jadi, kanker tiroid
yang berfungsi yang jarang ini hampir selalu merupakan karsinoma folikular.
Karakteristik ini membuat tumor-tumor ini lebih ada kemungkinan untuk memberi
hasil baik terhadap pengobatan iodin radioaktif . Pada penderita yang tidak diobati,
kematian disebabkan karena perluasan lokal atau karena metastasis jauh mengikuti
aliran darah dengan keterlibatan yang luas dari tulang, paru, dan visera.
Suatu varian karsinoma folikular adalah karsinoma “sel Hurthle” yang ditandai
dengan sel-sel sendiri-sendiri yang besar dengan sitoplasma yang berwarna merah
muda berisi mitokondria. Mereka bersikap lebih seperti karsinoma papilar kecuali
mereka jarang ada ambilan radioiodin. Karsinoma campuran papilar dan folikular
lebih seperti karsinoma papilar. Sekresi tiroglobulin yang dihasilkan oleh karsinoma
folikular dapat digunakan untuk mengikuti perjalanan penyakit.
Karsinoma medular adalah penyakit dari sel C (sel parafolikular) yang berasal dari
badan brankial utama dan mampu mensekresi kalsitonin, histaminase, prostaglandin,
serotonir, dan peptida-peptida lain. Secara mikoroskopis, tumor terdiri dari lapisan-
lapisan sel-sel yang dipisahkan oleh substansi yang terwarnai dengan merah. Amiloid
terdiri dari rantai kalsitonin yang tersusun dalam pola fibril atau berlawanan dengan
bentuk-bentuk lain amiloid, yang bisa mempunyai rantai ringan imunoglobulin atau
protein-protein lain yang dideposit dengan suatu pola fibri.
Karsinoma medular lebih agresif daripada karsinoma papilar atau folikular tetapi
tidak seagresif kanker tiroid undifferentiated. Ini meluas secara lokal ke kelenjar getah
bening dan ke dalam otot sekeliling dan trakea. Bisa invasi limfatik dan pembuluh
darah dan metastasisi ke paru-paru dan visera.kalsitonin dan antigen
karsinoembrionik (CEA = Carsinoembryonic antigen) yang disekresi oleh tumor adalah
tanda klinis yang membantu diagnosisdan follow-up. Kira-kira sepertiga karsinoma
medular adalah familial, melibatkan kelenjar multipel (Multiple Endocrin neoplasia
tipe II = MEN II, sindroma sipple). MEN II ditandai dengan dengan karsinoma
medular, feokromositoma, dan neuroma multipel pada lidah, bibir, dan usus. Kira-kira
sepertiga dalah kasus keganasan semata. Jika karsinoma medular di diagnosis dengan
biopsi aspirasi jarum halus atau saat pembedahan, maka penting kiranya pasien
diperiksa untuk kelainan endokrin lain yang di jumpai pada MEN II dan anggota
diperiksa untuk adanya karsinoma medular dan juga MEN II. Pengukuran kalsitonin
serum setelah stimulasi pentagastrin atau infus kalsium dapat digunakan untuk
skrining karsinoma medular. Pentagastrin diberikan per intravena dalam bentuk bolus
0,5µg/kg, dan contoh darah vena diambil pada menit 1, 3, 5, dan 10. Peningkatan
abnormal kalsitonin serum pada menit ke 3 atau 5 adalah indikatif adanya keganasan.
Gen untuk MEN Iia telah dilokalisasi pada kromosom 10, dan sekarang
memungkinkan menggunakan pemeriksaan DNA polimorfik dan polimorfisme panjang
fragmen terbatas untuk identifikasi karier gen sindroma ini. Jadi anggota keluarga
yang membawa gen ini dapat diidentifikasi dan diperiksa sebagai orang berisiko tinggi
untuk timbulnya sindroma ini.
5.pathway
6.Gejala Kanker Tiroid
Pada tahapan awal, kanker tiroid jarang menimbulkan gejala, bahkan cenderung tidak
ada sama sekali. Namun, jika sudah memasuki tahap lanjutan, kanker tiroid seringkali
ditandai dengan munculnya benjolan atau pembengkakan pada bagian depan leher,
lebih tepatnya di bawah jakun, dan biasanya tidak terasa sakit.
Ada beberapa gejala lain yang muncul setelah kanker memasuki stadium lanjutan, di
antaranya:
● Sakit tenggorokan.
● Kesulitan dalam menelan.
● Suara menjadi serak dan tidak membaik setelah beberapa minggu.
● Rasa sakit pada bagian leher.
● Pembengkakan kelenjar getah bening di bagian leher.
Tidak semua benjolan yang muncul pada kelenjar tiroid disebabkan oleh kanker tiroid.
Sebagian besar pembengkakan kelenjar tiroid disebabkan oleh kondisi yang dikenal
dengan istilah penyakit gondok. Kondisi ini disebabkan oleh hipertiroidisme (terlalu
banyak hormon T3 dan T4) atau hipotiroidisme (kekurangan hormon T3 dan T4).
7. Pemeriksaan diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium yang membedakan tumor jinak dan ganas tiroid belum ada
yang khusus, kecuali kanker meduler, yaitu pemeriksaan kalsitonon dalam serum.
Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid
dapat terjadi tiroktositosis walaupun jarang. Human Tiroglobulin (HTG) Tera dapat
dipergunakan sebagai tumor marker dan kanker tiroid diferensiasi baik. Walaupun
pemeriksaan ini tidak khas untuk kanker tiroid, namun peninggian HTG ini setelah
tiroidektomi total merupakan indikator tumor residif atau tumbuh kembali (barsano).
Kadar kalsitonin dalam serum dapat ditentukan untuk diagnosis karsinoma meduler.
b. Radiologis
a. Foto X-Ray
b. Ultrasound
Ultrasound diperlukan untuk tumor solid dan kistik. Cara ini aman dan tepat, namun
cara ini cenderung terdesak oleh adanya tehnik biopsy aspirasi yaitu tehnik yang lebih
sederhna dan murah.
c. Computerized Tomografi
d. Scintisgrafi
Dengan menggunakan radio isotropic dapat dibedakan hot nodule dan cold nodule.
Daerah cold nodule dicurigai tumor ganas. Teknik ini dipergunakan juga sebagai
penuntun bagi biopsy aspirasi untuk memperoleh specimen yang adekuat.
b.Biopsi Aspirasi
Pada dekade ini biopsy aspirasi jarum halus banyak dipergunakan sebagai prosedur
diagnostik pendahuluan dari berbagai tumor terutama pada tumor tiroid. Teknik dan
peralatan sangat sederhana , biaya murah dan akurasi diagnostiknya tinggi. Dengan
mempergunakan jarum tabung 10 ml, dan jarum no.22 – 23 serta alat pemegang,
sediaan aspirator tumor diambil untuk pemeriksaan sitologi. Berdasarkan arsitektur
sitologi dapat diidentifikasi karsinoma papiler, karsinoma folikuler, karsinoma
anaplastik dan karsinoma meduler.
8. Komplikasi
a. Perdarahan
Seharusnya ini tidak boleh terjadi pada operasi bedah sekarang ini, sehingga antibiotik
tidak diperlukan sebagai pofilaksis lagi.
9. Penatalaksanaan
1. Terapi
Terapi pilihan untuk karsinoma titoid adalah pembedahan untuk mengangkat tumor
tersebut.tiroidektomi total atau hampir total di lakukan bila keadaan
memungkinkan.Tindakan dikseksi leher yang lebih luas di lakukan jika metastase telah
menyampai kelenjar lipe.jaringan paratiroid di upayakan untuk tidak terangkat guna
mengurangi resiko hipokalsemia pasca operatif dan tetanus.sesudah pembedahan
,tindakan ablasi di laksanakan untuk menlenyapkan jaringan tiroid yang tersisa bila
tumor tersebut bersifat radiosensitif.iodium radiatif juga meningkatkan peluang untuk
menemukan metastatis tiroid di kemudian hari bila pemeriksaan pemindai seluruh
tubuh (whole bodi scan) di lakukan.sesudah pembedahan ,hormon tiroid di berikan
dengan dosis supresi untuk menurunkan kadar TSH hingga tercapai keadaan
eutiroid.jika jaringan tiroid yang tertinggal tidak cukup untuk menghasilkan hormon
tiroid dengan jumlah memadai,maka preparat tiroksin di butuhkan secara permanen.
Radiasi pada kelenjar tiroid atau jaringan leher dapat di lakukan beberapa jalur :
pemberian peroral dan lewat pemberian eksternal terapi radiasi.pasien yang mendapat
sumber sumber eksternal terapi radiasi menghadapi resiko untuk mengalami
mukositis,kekeringan mulut,dispagia,kemerahan kulit,anoreksia,dan kelelahan
kemoterapi jarang di gunakan dalam pengobatan kanger tiroid.
2. Tiroidektomi
Tiroidektomi parsial atau total dapat di laksanakan sebagai terapi primer terhadap
karsinoma tiroid,hipertiroidisme atau hipertiroidisme tipe dan luas operasi bergantung
pada hasil diagnosis,tujuan pembedahan hasil pronogsis
Peran perawat adalah dalam penatalaksanaan Pre-Operatif, Intra Operatif dan Post
Operasi:
2. Keadaan umum meliputi semua system tubuh terutama system respiratori dan
cardiovasculer
3. Hasil pemeriksaan / data penunjang serta hasil biopsy jaringan jika ada
3. Dekatkan peralatan Emergency Kit atau paling tidak mudah dijangkau apabila
sewaktu-waktu dibutuhkan atau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
4. Sesegera mungkin beritahu penderita jika operasi telah selesai dilakukan setelah
penderita sadar dari pembiusan untuk lebih menenangkan penderita
b. Sirkulasi
Tanda : peningkatan tekanan darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardia
saat istirahat, syok (krisis tirotoksikosis)
c. Eliminasi
d. Integritas / Ego
e. Makanan / Cairan
f. Neurosensori
Gejala : Pusing atau pening, kelemahan, gangguan status mental dan perilaku,
seperti : bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang, hiperaktif refleks tendon dalam
g. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, Suara parau dan kadang sampai tak dapat
mengeluarkan suara
i. Keamanan
j. Seksualitas
2. Diagnosa keperawatan
c. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi akibat adanya
perdarahan atau edema pada tempat pembedahan, kerusakan saraf laringeal atau luka
pada kelenjar paratiroid.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nutrition Monitoring
● BB pasien dalam
batas normal
● Monitor adanya
penurunan berat
badan
● Monitor tipe dan
jumlah aktivitas
yang biasa di
lakukan
● Monitor interaksi
anak atau orang
tua selama
makan
● Monitor
lingkungan selam
makan
● Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak
selama jam
makan
● Monitor turgor
kulit monitor
kulit kering dan
perubahan
pigmentasi
● Monitor mual
dan muntah
● monitor
pertumbuhan
dan
perkembangan
● Monitor pucat,
kemerahan dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
● Catat jika lidah
berwarna
magenta, scarlet
● Identivikasi
kemungkinan
penyebab, dengan
cara yang tepat
● Sediakan
informasi pada
pasien
tentang kondisi,
dengan cara yang
tepat
● Hindaro jaminan
yang kosong
● Diskusikan
pilihan terapi
atau penanganan
● Dukung pasien
untuk
mengeksplorasi
atau
mendapatkan
second opinion
dengan cara yang
tepat atau
diindikasikan
● Identifikasi tingka
t kecemasanBantu
pasien mengenal
situasi yang
menimbulkan
kecemasan
● Dorong pasien
untuk
mengungkapkan
perasaan,
ketakutan, persepsi
● Instruksikan
pasien
menggunakan
teknik relaksasi
● Berikan obat untuk
mengurangi
kecemasan
BAB IV
Laporan Kasus
A. Pengkajian
1. Biodata
Nama : Ny. R
Umur : 30 tahun
Agama :-
Pekerjaan :-
Pendidikan :-
Alamat :-
2. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Klien mengatakan terdapat benjolan pada bagian leher sejak 3 bulan yang lalu yang
semakin membesar.
1. Kepala :-
2. Mata
Inspeksi :-
Palpasi :-
3. Hidung :-
4. Mulut :-
5. Telinga :-
6. Leher
7. Kulit
Palpasi :-
8. Abdomen : -
9. Ekstermitas
Inspeksi :-
Palpasi :-
4. Kesadaran
B. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang membedakan tumor jinak dan ganas tiroid belum ada
yang khusus, kecuali kanker meduler, yaitu pemeriksaan kalsitonon dalam serum.
Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid
dapat terjadi tiroktositosis walaupun jarang. Human Tiroglobulin (HTG) Tera dapat
dipergunakan sebagai tumor marker dan kanker tiroid diferensiasi baik. Walaupun
pemeriksaan ini tidak khas untuk kanker tiroid, namun peninggian HTG ini setelah
tiroidektomi total merupakan indikator tumor residif atau tumbuh kembali (barsano).
Kadar kalsitonin dalam serum dapat ditentukan untuk diagnosis karsinoma meduler.
b. Radiologis
1. Foto X-Ray
C. Klasifikasi Data
Data Subjective
Ø Klien mengatakan ada benjolan pada leher sejak 3 bulan yang lalu dan semakin
membesar
Data Objective
D. Analisa Data
Akumulasi sekret
(suara serak)
Hambatan komuunikasi
E. Diagnosa Keperawatan
b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d dispneu (sesak napas) yang di tandai
dengan :
DS : - Klien mengatakan suara serak
di lehernya
● Monitor TTV
● Monitor
kualitas dari
nadi
● Monitor
frekuensi dan
irama
pernafasan
● Monitor suara
paru
● Monitor suara
paru
abnormal.
● Berikan
informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
● Kaji
kemampuan
pasien untuk
mendapatkan
nutrisi yang di
butuhkan
Nutrition
Monitoring
● BB pasien
dalam batas
normal
● Monitor
adanya
penurunan
berat badan
● Monitor tipe
dan jumlah
aktivitas yang
biasa di
lakukan
● Monitor
interaksi anak
atau orang tua
selama makan
● Monitor
lingkungan
selam makan
● Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak
selama jam
makan
● Monitor turgor
kulit monitor
kulit kering dan
perubahan
pigmentasi
● Monitor mual
dan muntah
● Monitor
pertumbuhan
dan
perkembangan
● Monitor pucat,
kemerahan dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
● Catat jika lidah
berwarna
magenta,
scarlet
● Bantu pasien
mengenal
situasi yang
menimbulkan
kecemasan
● Dorong pasien
untuk
mengungkapk
an perasaan,
ketakutan,
persepsi
● Instruksikan
pasien
menggunakan
teknik
relaksasi
· Berikan obat
untuk mengurangi
kecemasan
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?source=hp&ei=Cn9tXN68NNHprQHzqJLIBw&q=asuh
an+keperawatan+kanker+kelenjar+tiroid&oq=Asuhan+keperawatan+kangker+kelenja
r+&gs_l=psy-
ab.1.1.33i22i10i29i30l4.1705.22859..24960...7.0..0.139.2937.38j3......0....1..gws-
wiz.....0..0i131j0j0i22i10i30j0i13j0i13i30j0i13i5i30j0i8i13i30j33i22i29i30.Y15Wx6ChEec
https://www.google.com/search?biw=1366&bih=633&ei=PkZtXJXuOIm7rQG94oLgD
Q&q=ETIOLOGIKANGKER+kelenjar+tiroid&oq=ETIOLOGIKANGKER+kelenjar+
tiroid&gs_l=psy-ab.3...21358.26243..26975...0.0..0.245.843.5j0j2......0....1..gws-
wiz.......0i71j0i13.ovfH45k5_ME