Вы находитесь на странице: 1из 12

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI

1. Konsep Penyakit
1.1 Definisi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi
lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan
diastolik 90 mmHg. (Smeltzer, 2007).

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (Luckman Sorensen, 2007).

Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104


mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg,
dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian
ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolik karena dianggap lebih serius dari
peningkatan sistolik (Smith Tom, 1995).

1.2 Etiologi
a. Usia
Hipertensi akan makin meningkat dengan meningkatnya usia hipertensi pada
yang berusia dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden penyakit arteri
dan kematian premature.
b. Jenis Kelamin
Berdasar jenis kelamin pria umumnya terjadi insiden yang lebih tinggi
daripada wanita. Namun pada usia pertengahan, insiden pada wanita mulai
meningkat, sehingga pada usia di atas 65 tahun, insiden pada wanita lebih
tinggi.
c. Ras
Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada yang
berkulit putih.
d. Pola Hidup
Faktor seperti halnya pendidikan, penghasilan dan faktor pola hidup pasien
telah diteliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah, tingkat pendidikan
rendah dan kehidupan atau pekerjaan yang penuh stress agaknya berhubungan
dengan insiden hipertensi yang lebih tinggi. Obesitas juga dipandang sebagai
faktor resiko utama. Merokok dipandang sebagai faktor resiko tinggi bagi
hipertensi dan penyakit arteri koroner. Hiperkolesterolemia dan hiperglikemia
adalah faktor faktor utama untuk perkembangan arterosklerosis yang
berhubungan dengan hipertensi.

Berdasarkan penyebab, hipertensi di bagi dalam 2 golongan :


1) Hipertensi primer / essensial
Merupakan hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui, biasanya
berhubungan dengan faktor keturunan dan lingkungan.
2) Hipertensi sekunder
Merupakan hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui secara pasti,
seperti gangguan pembuluh darah dan penyakit ginjal

1.3 Tanda dan gejala


Tanda dan gejala yang dapat timbul oleh penyakit hipertensi adalah sebagai
berikut:
a. Nyeri kepala
b. Nyeri atau tengkuk terasa berat
c. Susah tidur
d. Mudah lelah dan emosional
e. Gemetar
f. Nadi cepat setelah aktivitas
g. Terkadang juga disertasi mual, muntah, sesak hingga epistaksis

1.4 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi akibat hipertensi adalah sebagai berikut:
a. Gagal jantung
b. Stroke
c. Hipertensi maligna
d. Hipertensi ensefalopati
e. Gagal ginjal
1.5 Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan atau pengobatan hipertensi adalah pengobatan atau
perawatan jangka panjang atau bahkan bisa seumur hidup. Jika hipertensi jenis
sekunder biasanya pengobatan dilakukan dengan mengobati faktor penyebabnya
dahulu kemudian hipertensinya. Sedangkan untuk hipertensi esensial biasanya
akan menggunakan bantuan obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah
tinggi.

Berikut adalah penatalaksanaan hipertensi dengan menggunakan standar triple


therapy, diantaranya adalah:
a. Diuretik, seperti furosemid, tiazid dan hidrokortiazid
b. Betablocker, seperti metildopa dan reserpin
c. Vasodilator seperti dioksid, pranosin dan hidralasin
d. ACE inhibitor

Penatalaksanaan yang perlu dilakukan selanjutnya adalah merubah gaya hidu


anda seperti di bawah ini agar hipertensi dapat dikontrol dan dicegah, antara
lain:
a. Turunkan berat badan
b. Kurangi konsumsi alkohol
c. Beraktivitas secara teratur
d. Mengurang konsumsi natrium berlebihan
e. Kurangi atau bahkan berhenti merokok
1.6 Patwhay

2. Konsep Asuhan Klien Dengan Hipertensi


2.1 Pengkajian
2.1.1 Identitas Klien
Meliputi nama, umur(kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam
MRS, nomor register dan diagnosis medis
2.1.2 Riwayat Keperawatan
a. Keluhan utama
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan
adalah sakit kepala disertai rasa berat di tengkuk, sakit kepala
berdenyut.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala.
Gejala yang dimaksud adalah sakit di kepala, pendarahan di hidung,
pusing, wajah kemerahan, dan kelelahan yang bisa saja terjadi pada
penderita hipertensi. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak
di obati, bisa timbul gejala sakit kepala, kelelahan, muntah, sesak
napas, pandangan menjadi kabur, yang terjadi karena adanya
kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal. Kadang penderita
hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma.
c. Riwayat kesehatan terdahulu
Apakah ada riwayat hipertensi sebelumnya, diabetes militus, penyakit
ginjal, obesitas, hiperkolesterol, adanya riwayat merokok,
penggunaan alcohol dan penggunaan obat kontrasepsi oral, dan lain-
lain.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi.
2.1.3 Sirkulasi
Gejala : riwayat TD, hipotensi postural, takikardi, perubahan warna
kulit, suhu dingin.
2.1.4 Integritas Ego
Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria,
faktor stress multiple
Tanda : letupan suasana hati, gelisah, peyempitan kontineu perhatian,
tangisan yang meledak, otot muka tegang, pernapasan menghela,
peningkatan pola bicara
2.1.5 Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
2.1.6 Makanan/Cairan
Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi
garam, lemak dan kolesterol
Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema
2.1.7 Neurosensori
Gejala : keluhan pusing/pening, sakit kepala, berdenyut sakit kepala,
berdenyut, gangguan penglihatan, episode epistaksis
Tanda : Perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman, perubahan
retinal optik
2.1.8 Nyeri/ Ketidaknyamanan
Gejala : angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital
berat, nyeri abdomen
2.1.9 Pernapasan
Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea,
dispnea nocyural proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat
merokok
Tanda : distress respirasi / penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi
napas tambahan, sianosis
2.1.10 Keamanan
Gejala : gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : episode parestesia unilateral transien, hipotensi postural
2.1.11 Pembelajaran / Penyuluhan
Gejala : factor resiko keluarga : hipertensi, aterosklerosis, penyakit
jantung, DM, penyakit ginjal, factor resiko etnik : penggunaan pil KB
atau hormone.

2.2 Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


2.2.1 Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan Afterloadvasokontriksi.
2.2.2 Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum.
2.2.3 Nyeri akut, sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler cerebral.
2.2.4 Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kebutuhan metabolik pola hidup menotong.
2.2.5 Koping individu tidak efektif berhubungan dengan krisis situasional.
2.2.6 Kurang pengetahuan mengenai kondisi, rencana pengobatan
berhubungan dengan kurang pengetahuan atau daya ingat
2.3 Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Dx
1 Resiko tinggi Penurunan 1. Observasi tanda- 1. Perbandingan dari tekanan
penurunan curah curah jantung tanda vital tiap hari, yang meningkat adalah
jantung berhubungan tidak terjadi terutama tekanan gambaran dari keterlibatan
dengan peningkatan
darah. vaskuler
Afterloadvasokontriksi.
2. Observasi warna 2. Hal-hal tersebut
kulit, kelembapan mengidentifikasikan
dan suhu adanya
3. Catat adanya dekompensasi/penurunan
edema umum/ curah jantung
tertentu 3. Dapat mengidentifikasikan
4. Beri posisi yang gagal jantung, kerusakan
nyaman ; ginjal dan vaskuler
meninggikan kepala 4. penurunan resiko
tempat tidur peningkatan intrakranial
5. Anjurkan teknik 5. memberikan kenyamanan
relaksasi ;tarik napas dan memaksimalkan
dalam ekspansi paru
6. Kolaborasi 6. mengurangi beban
Pemberian diuretik jantung.
Vasodilator
Pembatasan cairan
dan diet Na

2 Intoleransi aktivitas Aktivitas klien 1.Kaji respon klien 1. Menetukan pilihan


berhubungan dengan tidak terhadap aktivitas intervensi selanjutnya
kelemahan umum terganggu 2. Observasi tanda- 2. mengetahui parameter
dengan tanda vital membantu dan mengkaji
kriteria hasil 3. Observasi adanya respon fisiologi terhadap
Peningkatan nyeri dada, pusing aktivitas
dalam keletihan dan 3. bila terjadi indikator,
toleransi pingsan. keletihan kerja yang
aktivitas 4. Ajarkan cara berkaitan dengan tingkat
Tanda vital penghematan energi aktivitas
dalam batas 5. Berikan dorongan 4. membantu keseimbangan
normal untuk melakukan antara suplai dan
aktivitas. kebutuhan O2
5. kemajuan aktivitas
terhadap mencegah
meningkatnya kerja
jantung tiba-tiba.
3 Gangguan rasa nyaman Klien merasa 1. Mempertahankan 1. meminimalkan
: sakit kepala nyaman tirah baring selama stimulasi/meningkatkan
berhubungan dengan fase akut. reabsorpsi
peningkatan tekanan 2. Berikan kompres 2. tindakan yang
vaskuler serebral dingin, ajarkan teknik menurunkan tekanan
relaksasi vaskuler serebral dan
3. Beri penjelasan memblok respon simpatis
cara untuk efektif dan menghilangkan
meminimalkan sakit kepala.
aktivitas vasokontrisi 3. aktivitas yang
4. Bantu pasien meningkatkan
dalam ambulansi vasokontriksi
sesuai kebutuhan menyebabkan sakit kepala.
5. Kolaborasi dalam 4. pening/pusing selalu
pemberian berkaitan dengan sakit
analgesikom dan kepala
penenang

4 Perubahan nutrisi lebih Perubahan 1. Kaji pemahaman 1. kegemuakn adalah resiko


dari kebutuhan tubuh nutrisi lebih pasien tentang tambahan pada tekanan
berhubungan dengan dari kebutuhan hubungan antara darah tinggi
masukan berlebihan tubuh teratasi kegemukan dan 2. menetukan pilihan
sehubungan dengan hipertensi intervensi lebih banyak
kebutuhan metabolik 2. Kaji masukan 3. makanan seperti tinggi
kalori harian dan garam, lemak dan gula
pilihan diet menunjang terjadinya
3. aterosklerosis dan
Bicarakan/diskusikan kegemukan yang
pentingnya menyebabkan predisposisi
menurunkan masukan hipertensi
kalori dan batasi 4. mengenai pemasukan
masukan garam hidrasi klien dengan
lemak dan gula sesuai adanya
indikasi peningkatan/penurunan
4. Timbang berat Hipertensi
badan tiap hari 5. memberikan konseling
5. Rujuk ke ahli gizi dan bantuan dengan
sesuai indikasi. memenuhi diit individu

5 Koping individu tidak Mengidentifik 1. Kaji keefektifan 1. mekanisme adaptif perlu


efektif berhubungan asi perilaku srategi koping dengan untuk mengubah pola
dengan krisis koping efektif mengobservasi hidup seseorang,
situasional dan perilaku misalnya mengatasi hipertensi
konsekuensiny kemampuan kronik,dan
a menyatakan perasaan mengitegrasikan terapi
dan perhatian, yang diharuskan ke dalam
keinginan kehidupan sehari-hari
berpartisipasi dalam 2. manifestasi mekanisme
rencana pengobatan koping maladaktif
2. Catat laporan mungkin merupakan
gangguan tidur, indikator marah yang
peningkatan ditekan dan diketahui telah
keletihan, kerusakan menjadi penentu utama
konsentrasi, peka tekanan darah diastolik.
rangsang,penurunan 3. pengenalan terhadap
toleransi sakit kepala, stresor adalah langkah
ketidak mampuan pertama dalam mengubah
untuk mengatasi/ respon seseorang terhadap
menyelesaikan stresor.
masalah 4. keterlibatan memberikan
3. Bantu pasien untuk pasien perasaan kontrol
mengidentifikasi diri yang berkelanjutan,
stressor spesifik dan memperbaiki keterampilan
ke mungkinan koping dan dapat
strategi untuk meningkatkan kerja sama
mengatasinya dalam regimen terapeutik.
4. Libatkan pasien
dalam perencanaan
perawatan dan beri
dorongan partisipasi
maksimum dalam
rencana pengobatan.

6 Kurang pengetahuan Agar pasien 1. Tetapkan dan 1. memberikan dasar untuk


mengenai kondisi, mengetahui nyatakan batas pemahaman tentang
rencana pengobatan kondisi serta tekanan darah peningkatan tekanan darah
berhubungan dengan rencana normal. Jelaskan dan mengklarifikasikan
kurang pengetahuan pengobatan tentang hipertensi dan istilah medis yang sering
atau daya ingat efeknya pada jantung, di gunakan. Pemahaman
pembuluh darah bahwa tekanan darah
ginjal dan otak tinggi dapat terjadi tanpa
2. Hindari gejalah ini adalah untuk
mengatakan tekanan memungkinkan pasien
darah normal dan untuk melanjutkan
gunakan istilah pengobatan meskipun
terkontrol dengan ketika merasa sehat
baik saat 2. karena pengobatan untuk
menggambarkan hipertensi adalah
tekanan darah pasien sepanjang kehidupan,
dalam batas yang di maka dengan
inginkan. penyampaian ide
3. Bantu pasien untuk terkontrol akan membantu
mengidentifikasi pasien untuk memahami
faktor-faktor resiko kebutuhan untuk
kardiovaskuler yang melanjutkan pengobatan /
dapat di ubah medikasi.
misalnya obesitas, 3. faktor-faktor resiko ini
diet tinggi lemak telah menunjukkan
jenuh, kolesterol, hubungan dalam
pola hidup monoton, menunjang hipertensi dan
merokok dan minum penyakit kardiovaskulert
alkohol serta ginjal
4. Bahas pentingnya 4. nikotin dapat
menghentikan meningkatkan
merokok dan bantu katekolamin,
pasien membuatkan mengakibatkan
rencana dalam peningkatan frekuensi
menghentikan jantung jantung, TD, dan
merokok vasokontriksi, mengurangi
oksigenasi jaringan dan
5. Sarankan pasien meningkatkan beban kerja
untuk sering miokardium.
mengubah posisi,olah 5. menurunkan bendungan
raga kaki saat vena perifer yang dapat di
berbaring timbulkan oleh vasodilator
dan duduk/berdiriterlalu
lama.
3. Daftar Pustaka
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.
Jakarta: Prima Medika.

Smet, Bart.1994. Psikologi Kesehatan. Pt Grasindo:Jakarta.

Soeparman dkk,2007 Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2, Penerbit FKUI, Jakarta.

Smeljer,s.c Bare, B.G ,2002 Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah.

Imam, S Dkk.2005. Asuhan Keperawatan Keluarga.Buntara Media:malang.


Karang Intan, April 2019

Preseptor Akademik

(Mutmainah, Ns.,M.Kep)
12

Вам также может понравиться