Вы находитесь на странице: 1из 11

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Rancangan penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam
melakukan prosedur peneltian. Penelitian ini merupakan penelitian yang
menggunakan penelitian Quasi Eksperimen Pretes-postest dengan
kelompok kontrol (Prestest-Posttest with Control Group) rancangan
penelitian ini berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat
dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok
eksperimental. Tapi pemilihan kedua kelompok ini tidak menggunakan
teknik acak, pada kedua kelompok perlakuan diawali dengan pre-test
(pengamatan awal) dengan mengukur pengetahuan remaja tentang
keputihan menggunakan kuesioner sebelum diberikan intervensi atau
perlakuan, setelah itu diberikan perlakuan dengan menggunakan metode
peer group kemudian dilakukan post-test (pengamatan akhir), tetapi pada
kelompok kontrol tidak diberi perlakuan intervensi, langsung diberikan
postest (Nursalam, 2014: 166).

Gambar 3.1 Pretest-Postrest With Control

R (Kel.Kontrol) R (Kel. Eksperimen)

Pre-test P1 Pre-test P1

Tidak diberikan Di berikan


perlakuan perlakuan

Post-test P2 Pos-test P2
3.2 Definisi Operasional
Menurut Notoatmodjo (2010:112) Definisi operasional adalah uraian
tentang batasan variabel yang diukur oleh variabel yang bersangkutan.

Tabel 3.2
Variabel Definisi Parameter Alat ukur Skala Kategori
operasional
Variabel Pendidikan Intervensi dengan Kuisioner Ordinal 0=tidak
Independen kesehatan Peer group diberika
(bebas), merupakan cara n peer
pendidikan untuk memberikan group
kesehatan informasi dan 1=diberi
menggunaka meningkatkan kan peer
n metode pengetahuan sikap, group
peer group praktek baik
individu,
kelompok, atau
masyarakat dalam
memelihara dan
meningkatkan
kesehatan mereka
sendiri.

Variabel Hasil dari tahu dan 1.Kuisioner Kuisioner Rasio


Dependen terjadi setelah 2.Materi Penkes
(terikat), seseorang 3.Leaflet
pengetahuan melakukan sesuatu
remaja putri atau mendapatkan
terhadap informasi tentang
keputihan keputihan
(Fluor
Albus)
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi adalah merupakan suatu subjek (misalnya, manusia;
klien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam
2014;169). Populasi Dalam Penelitian ini adalah Seluruh Siswi
kelas X dan XI SMA Negeri 5 Banjarmasin.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki
oleh populasi yang diguakan untuk peneltian (Sujarweni,2014).
Sampel berjumlah 15 orang, yang di pilih berdasarkan kriteria
inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan, satu kelompok akan
diberikan Intervensi dengan Peer group dan satu kelompoknya lagi
tidak di berikan intervensi dengan Peer group ( kelompok kontrol),
namun hanya diberikan leaflet. Hal ini sesuai dengan ketentuan
jumlah minimal sampel Eksperimen semu yaitu minimal 15 orang
subyek perkelompok menurut Gay dalam Supardi & surahman
(2014).
3.3.3 Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat
mewakili populasi yang ada (Nursalam 2014;171).
Pengambilan sampel yang dinginkan menggunakan cara
Nonprobability Sampling dan dengan menggunakan teknik
sampling Purposive Sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel
dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang
dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga
sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah
dikenal sebelumnya. Waktu pengumpulan data selama 2 minggu.
Sampel yang ingin di ambil yaitu melalui kriteria sampel sebagai
berikut :
1. Kriteria Inklusi
- Siswi SMA kelas X dan XI
- Siswi yang kurang pengetahuan tentang Keputihan (Fluor
Albus)
- Siswi yang memilik kelompok teman sebaya (Peer Group)
2. Kriteria Eksklusi
- Siswi kelas X dan XI
- Siswi yang kurang pengetahuan tentang Keputihan (Fluor
Albus
- Siswi yang dengan tanpa kelompok teman sebaya (Peer
Group)
- Dan siswi yang menolak ikut dalam penelitian

3.4 Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian di lakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA)
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan mulai dari tanggal sampai dengan

No. Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags
1 Mengajukan
topik/judul
2 Studi Pendahuluan
3 Menyusun Proposal
4 Seminar proposal
5 Revisi proposal
6 Pelaksanaan
penelitian
7 Penyusunan
proposal
8 Seminar Skripsi
9 Revisi Skirpsi
10 Pengumpulan
Skripsi

3.5 Jenis Data dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitaif dan sumber data
yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder.
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari responden, sumber data
diperoleh dengan kuisioner pengetahuan tentang keputihan (Fluor Albus)
2. Data sekunder
Data sekunder adalah yang dikumpulkan sebagai data lengkap yang
mendukung dalam penelitian ini.

3.6 Uji Validitas


1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar
engukur apa yang di ukur. Untuk mengetahui apakah kuisioner yang kita
susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu di
uji dengan uji korelasi antara skors (nilai) tiap-tiap item (pertanyaat /
pernyataan) dengan skors total kuisioner tersebut. Bila semua pertanyaan /
pernyataan itu mempunyai korelasi yang bermakna (Contruct Validity).
Apabila kuisioner tersebut telah memiliki validitas konstruk, berarti semua
item (pertanyaan) yang ada di dalam kuisioner itu mengukur konsep yang
kita ukur (Notoatmodjo, 2010:164).

Uji Validitas yang digunakan dapat menggunakan rumus Pearson Product


Moment, setelah itu di uji dengan menggunakan Uji T dan akan dilihat
hasilnya. Jika t hitung > t tabel berarti valid demikian sebaliknya, jika t
hitung < dari t table berarti tidak valid (Hidayat, 2014:93).
2. Uji Realibilitas
Uji Realibilitas adalah alat ukur yang digunakan secara konstan
memberikan hasil yang sama sehingga dapat dipergunakan sebagai
intrumen pengumpulan data (Notoatmodjo,2010). Untuk menguji
Reabilitas alat ukur angket atau kuisioner yaitu menggunakan bantuan
Aplikasi komputer dengan Olah data software.

3.7 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


1. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dari penelitian ini, yaitu dalam penelitian ini
instrumen yang digunakan berupa pendidikan kesehatan dengan metode
Peer group, yang menggunakan cara dengan standar operasional yang
dibuat untuk acuan peneliti dalam melakukan pendidikan kesehatan.
Langkah pertama yang dilakukan yaitu peneliti memilih teman sebaya
(Peer Group) dan membaginya menjadi dua kelompok kecil, dimana
dalam 1 kelompok terdiri dari 5 sampai 8 orang, setelah itu peneliti
melalukan pre-test pada remaja putri untuk mengetahui tingkat
pengetahuan remaja putri tentang keputihan. Selanjutnya peneliti
menyusun perencanaan pendidikan kesehatan untuk menetapkan tujuan
dilakukannya pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode peer
group, setelah itu peneliti memilih salah satu perwakilan kelompok
sebagai peer educator atau narasumber kelompoknya untuk diberikan
pendidikan kesehatan, Pendidik sebaya (Peer Educator) mempunyai
kemampuan berkomunikasi yang baik dan mampu memengaruhi teman
sebayanya, Pendidik sebaya mempunyai hubungan pribadi yang baik serta
memiliki kemampuan untuk mendengarkan pendapat orang lain, dan juga
Pendidik sebaya mampu melaksanakan pendidikan kelompok sebaya bagi
teman-temannya dan pemilihan peer educator ini melalui rekomendasi
guru disekolahnya, langkah Selanjutnya peneliti memberikan materi
tentang pendidikan kesehatan sampai Peer educator benar-benar mengerti,
lalu melakukan pre-test dan post-test sebanyak 6 kali pertemuan dengan
materi yang telah ditentukan tentang pendidikan kesehatan atau materi
yang diberikan pada Peer educator, apabila Peer educator sudah benar-
benar mengerti dan paham maka selanjutnya Peer educator didampingi
untuk menyampaikan materi pada teman-temannya. Langkah berikutnya
Peneliti memberikan waktu sekitar 15-30 menit pada setiap kelompok
untuk mendapatkan informasi ataupun materi tentang keputihan (Fluor
albus) melalui Peer educator yang dipilih menjadi perwakilan kelompok.
Langkah terakhir peneliti Melakukan post-test setelah dilakukannya
pendidikan kesehatan pada masing-masing kelompok teman sebaya
tersebut, untuk mengetahui apakah metode pendidikan kesehatan dengan
peer group efektif atau tidak.

Gambar diagram 3.6

Responden

Kelompok Kontrol Kelompok Intervensi

Pre-test Pre-test

Leaflet Peer group

Post-test Post-test

Peer group Leaflet


2. Instrumen
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat
pengetahuan remaja putri peneliti menggunakan kuisioner, Materi
Pendidikan Kesehatan, dan leaflet, kuisioner berupa daftar pernyataan
yang sudah tersusun berdasarkan acuan parameter dengan kisi-kisi yang
dibuat oleh peneliti, dimana responden tinggal memberikan jawaban-
jawaban atau dengan tanda-tanda tertentu.
Tabel kisi-kisi Kuisioner

No. Kisi-kisi Vavorable Anvavorable Jumlah


soal
1. Pengertian Keputihan (Fluor 1, 3,4,14 2,12 6
Albus)
2. Etiologi Keputihan (Fluor Albus) 5,7,8,16 6,15,18 7

4. Pencegahan Keputihan (Fluor 9,10,13,19,20 11,17 7


Albus)

Jumlah 20

3.8 Teknik Pengolahan dan Analisa Data


1. Teknik Pengolahan
Langkah langkah pengolahan data pada variabel penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Editing (Penyuntingan Data)
Untuk memeriksa kembali apakah data yang diperoleh sudah terisi
lengkap atau masih kurang.
b. Coding Sheet (Lembaran Kode)
Peneliti harus melakukan pemberian kode pada data untuk
mempermudah mendata. Semua variabel diberi kode dengan kata lain
coding adalah cara ringkas mengubah bentuk data dengan
menggunakan kode-kode tertentu.
c. Data Entry (Memasukkan Data)
Memasukan data yang telah dikumpulkan ke dalam database computer
kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau membuat table
kontigensi
d. Tabulasi data
Tabulasi adalah membuat table sesuai dengan yang diinginkan peneliti
atau tujuan dari penelitian.

2. Analisa Data
a. Analisa Univariat
Analisa univariat berfungsi untuk meringkas kumpulan data hasil
pengukuran sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah
menjadi informasi yang beguna, dan pengolahan datanya hanya satu
variabel saja, sehingga dinamakan univariat. Dalam analisis univariat
diringkas berupa ukuran statistik, tabel dan grafik (Sujarweni, 2014).
b. Analisa Bivariat
Analisis bivariat berfungsi untuk mengetahui hubungan antar variabel.
Dua variabel tersebut diadu misalnya dengan mencari hubungan antara
variabel x1 dengan x2, mencari pengaruh antara variabel x dengan y,
mencari perbedaan antara variabel x dengan z (Sujarweni, 2014).
Data yang sudah didapat kemudian diolah dan menggunakan pengujian
dengan uji “Paired t-test”. “Paired t-test” adalah salah satu metode
pengujian hipotesis dimana data yang digunakan tidak bebas
(berpasangan), ciri-ciri yang paling sering ditemui pada kasus yang
berpasangan adalah satu individu (objek penelitian) dikenai 2 buah
perlakuan yang berbeda, walaupun menggunakan individu yang sama,
peneliti tetap memperoleh 2 macam data sampel, yaitu data dari
perlakuan pertama dan data dari perlakuan kedua, dengan tujuan
membandingkan nilai variabel sebelum dan sesudah diberikan
perlakuan, Analisis ini dilakukan dengan bantuan aplikasi komputer.
Apabila nilai p < α 0,005 maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada
pengaruh pemberian Pendidikan Kesehatan Menggunakan Metode
Peer Group Terhadap Pengetahuan Remaja Putri Tentang Keputihan
(Fluor Albus) di SMA-N 5 Banjarmasin”. Sebaliknya apablia p > α
0,005 maka Ho diterima dan Ha ditolak, maka tidak ada pengaruh
pemberian Pendidikan Kesehatan Menggunakan Metode Peer Group
Terhadap Pengetahuan Remaja Putri Tentang Keputihan (Fluor Albus)
di SMA Negeri 5 Banjarmasin”.

3.9 Etika Penelitian


Etika penelitian keperawatan merupakan hal yang sangat penting dalam
penelitian, mengingat penelitian keperawatan langsung berhubungan dengan
manusia. Metika penelitian yang harus diperhatikan antara lain adalag sebagai
berikut :
a. Informed Consent
Informed Consent adalah pemberian informasi kepada sikapden dan
tentang maksud tujuan penelitian, serta manfaat penelitian yang akan
dilakukan. Jika responden bersedia untuk menjadi sikapden, maka dia
akan menandatangani lembar persetujuan menjadi sikapden. Jika tidak
maka peneliti menghormati hak klien.
b. Anonimity (tanpa nama)
Anonimity yaitu jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara
tidak mencantumkan nama sikapden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
Disajikan.
c. Confidentiality (Kerahasiaan)
Untuk memberiksn jaminan kerahasiaan hasil peneltian, baik informasi
maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah
dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh peneliti, hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
d. Prinsip Kemanfaatan (Beneficence and Non-maleficence)
Penelitian yang dihasilkan dapat memberikan manfaat dan
mempertimbangkan antara aspek resiko dan aspek manfaat. Bila penelitian
yang dilakukan dapat mengalami dilema etik.
e. Prinsipa Keadilan (Justice)
Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia dengan
menghargai hak atau memberikan hak secara adil, hal menjaga privasi
manusia, dan tidak berpihak dalam perlakuan terhadap manusia.
f. Prinsip Menghormati (Resfect For Persons)
Manusia memiliki hak dan merupakan makhluk yang mulia media yang
harus dihormati, karea manusia berhak untuk menentukan pilihan antara
mau dan tidak mau untuk diikutsertakan dalam subyek penelitian (Hidayat,
2012).

Вам также может понравиться