Вы находитесь на странице: 1из 13

KONSEP DASAR BERBICARA

Kemampuan berbicara siswa bervariasi, mulai dari taraf baik atau lancar; sedang; gagap atau
kurang. Kenyataan tersebut sebaiknya dijadikan landasan berbicara di sekolah. Pengajaran
berbicara pun harus berlandaskan konsep dasar berbicara sebagai sarana berkomunikasi.

Konsep dasar berbicara sebagai sarana berkomunikasi mencakup sembilan hal, yakni:

1. Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan resiprokal

Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan yang berbeda namun berkaiatan erat dan tak
terpisahkan, ibarat mata uang: satu sisi ditempati kegiatan berbicara dan sisi lainnya ditempati
kegiatan menyimak. Kegiatan berbicara dan menyimak saling melengkapi dan berpadu menjadi
komunikasi lisan, seperti dalam bercakap-cakap, diskusi, bertelepon, Tanya jawab, interviev dan
sebagainya.

2. Berbicara adalah proses individu berkomunikasi

Berbicara adakalanya digunakan sebagai alat berkomunikasi dengan lingkungannya. Bila hal ini
dikaitkan dengan fungsi bahasa maka berbicara digunakan sebagai sararana memperoleh
pengetahuan mengadaptasi, mempelajari lingkungannya, dan mengontrol lingkungannya. Fungsi
heuristic sering disampaikan dalam bentuk pertanyaan yang menuntut jawaban.

3. Berbicara adalah ekspresi yang kreatif

Melalui berbicara kreatif, manusia melakukan tidak sekedar menyatakan ide, tetapi juga
memanifestasikan kepribadiannya. Tidak hanya dia menggunakan pesona ucapan kata dan dalam
menyatakan apa yang hendak dikatakannya tetapi dia menyatakan secara murni, fasih, ceria dan
spontan. Perkembangan persepsi dan kepekaan terhadap perkembangan keterampilan
berkomunikasi menstimulasi yang bersangkutan untuk mencapai taraf kreatifitas tertinggi dan
ekspresi intelektual. Bergantung pada si pembicaralah apakah dia mampu menjadikan berbicara
(komunikasi lisan) itu menjadi ekpresi kreatif atau hanya pendekatan belaka. Karena itu
dikatakan berbicara tidak sekedar alat mengkomunikasikan ide belaka, tetapi juga alat utama
untuk menciptakan dan memformulasikan ide baru.

4. Berbicara adalah tingkah laku

Berbicara adalah ekspresi pembicara. Melalui berbicara, pembicara sebenarnya menyatakan


gambaran dirinya. Berbicara merupakan simbolisasi kepribadian si pembicara. Berbicara juga
merupakan dinamika dalam pengertian melibatkan tujuan pembicara kepada kejadian
disekelilingnya kepada pendengarnya, atau kepada objek tertentu. Dalam bahasa Indonesia, kita
juga menemui pribahasa ” Bahasa menunjukkan bangsa ”. makna pribahasa tersebut ialah cara
kita berbahasa, bebbicara, bertingkah laku menggambarkan kepribadian kita. Dalam kepribadian
tersebut telah terselip tingkah laku kita. Karena itu tepatlah bila dikatakan berbicara adalah
tingkah laku.

5. Berbicara adalah tingkah laku yang dipelajari

Berbicara sebagai tingkah laku, sudah dipelajari oleh siswa di lungkungan keluarga, tetangga,
dan lingkungan lainnya di sekitar tempatnya hidup sebelum mereka masuk ke sekola.
Keterampilan berbicara siswa harus dibina oleh guru melalui latihan :

1. Pengucapan

2. Pelafalan

3. Pengontrolan suara

4. Pengendalian diri

5. Pengontrolan gerak-gerik tubuh

6. Pemilihan kata, kalimat dan pelafalannya

7. Pemakaian bahasa yang baik

8. Pengorganisasian ide

Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang mekanistis. Semakin banyak berlatih


berbicara, semakin dikuasai keterampilan berbicara itu. tidak ada orang yang langsung terampil
berbicara tanpa melalui proses latihan. Berbicara adalah tingkah laku yang harus dipelajari, baru
bias dikuasai.

6. Berbicara distimulasi oleh pengalaman

Berbicara adalah ekspresi diri. Bila diri si pembicara terisi oleh pengetahuan dan pengalaman
yang kaya, maka dengan mudah yang bersangkutan menguraikan pengetahuan dan pengalaman
itu.

7. Berbicara untuk memperluas cakrawala

Paling sedikit berbicara dapat digunakan untuk dua hal. Yang pertama untuk mengekpresikan
ide, perasaan dan imajinasi. Kedua, berbicara dapat juga digunakan untuk menambah
pengetahuan dan memperluas cakrawala pengalaman.

8. Keterampilan linguistik dan lingkungan

Anak-anak adalah produk lingkungan. Jika dalam lingkungan hidupnya ia sering diajak
berbicara, dan segala pertanyaannya diperhatikan dan dijawab, serta lingkungan itu sendiri
menyediakan kesempatan untuk belajar dan berlatih berbicara maka dapat diharapkan anak
tersebut terampil berbicara. Ini berarti si anak sudah memliki kemampuan linguistik yang
memadai sebelum mereka memasuki sekolah.

9. Berbicara adalah pancaran kepribadian

Gamabaran pribadi seseorang dapat diidentifikasi dengan berbagai cara. Kita dapat
menduganya dari gerak-geriknya, tingkah lakunya, kecenderungannya, kesukaannya, dan cara
bicaranya. berbicara pada hakikatnya melukisnya apa yang ada di hati, misalnya pikiran,
perasaan, keinginan, idenya dan lain-lain. Karena itu sering dikatakan bahwa berbicara adalah
indeks kepribadian.

2.2 Persiapan Berbicara efektif di Depan Umum


Bicara di depan umum merupakan keterampilan yang sangat berguna. Kita perlu memilikinya.
Oleh karena itu, ketrampilan bicara di depan umum perlu kita pelajari dan latih. Berikut ini
langkah-langkah praktis yang mungkin dapat membantu untuk meningkatkan kemampuan
berbicara efektif. Dengan demikian, apabila ada kesempatan ditunjuk menjadi pembicara tidak
lagi terjadi ‘demam panggung’, tetapi justru menyenangkan.

1. Siap Sebelum Bicara


Ada enam hal yang perlu dipersiapkan dalam berbicara efektif, yaitu: mengapa, siapa, di mana,
kapan, apa dan bagaimana.
a. Menetapkan Sasaran
Hal pertama yang harus jelas dalam pikiran kita sebagai pembicara adalah menetapkan sasaran
pembicaraan. Penetapan sasaran sangat membantu dalam menentukan arah pembicaraan dan
juga bermanfaat dalam memilih bahan yang sesuai dengan sasaran.
Pada umumnya sasaran pembicaraan dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan, misalnya
presentasi tugas, memimpin rapat, mengisi kajian, dan sebagainya.

b. Survei Pendengar
Meneliti apa dan siapa pendengar dapat membantu dalam menetapkan bahan yang akan
disampaikan dan meyakinkan diri kita bahwa kita menyampaikan bahan pembicaraan kepada
pendengar yang tepat.
Hal yang perlu diketahui dari sidang pendengar antara lain :
- Berapa banyak orang yang hadir?
- Mengapa mereka hadir di ruang tersebut?
- Bagaimana tingkat pengetahuan yang mereka miliki atas topik pembicaraan?
- Apa harapan mereka atas topik pembicaraan?
- Bagaimana usia, pendidikan, dan jenis kelamin mereka?

c. Tempat dan Sarana


Penting bagi kita untuk mengetahui dan memperhatikan tempat pembicaraan akan dilaksanakan.
Berikut ini beberapa hal yang perlu menjadi perhatian bagi pembicara :

- Melakukan praktek
Apabila pembicaraan dilaksanakan pada ruang yang besar dan luas, maka akan lebih baik untuk
mencoba suara terlebih dahulu, sebelum betul-betul berbicara di depan sidang pendengar.

- Mempelajari sarana yang tersedia


Sangat bermanfaat, bila kita lebih dahulu melakukan latihan untuk dapat mengoperasikan
tombol-tombol lampu, slide projector, dan OHP (Over Head Projector).

- Meneliti gangguan yang mungkin timbul


Kita perlu mewaspadai gangguan yang mungkin timbul, misalnya pembicaraan dilakukan dekat
jalan raya sehingga suaramu harus dapat mengalahkan suara kendaraan yang lewat.

- Tata letak tempat duduk


Tata letak tempat duduk perlu diperhatikan, diatur, dipersiapkan, dan dikaitkan dengan sasaran
pembicaraan.

d. Waktu
Berapa lama waktu yang diperlukan dalam pembicaraan? Anda perlu memperhatikan manajemen
waktu.

- Waktu penyelenggaraan sangat mempengaruhi


Biasanya, waktu sesudah makan siang dikenal sebagai waktu ‘kuburan’. Pendengar yang sudah
makan kenyang, apalagi jika makanan yang disajikan enak rasanya, akan membuat pendengar
lebih tertarik untuk ‘berngantuk ria’ daripada mendengarkan pembicaraan.

- Berapa lama waktu yang digunakan


Kita perlu memperhatikan waktu, misalnya waktu untuk pembahasan, waktu istirahat, atau waktu
tanya jawab. Agar punya manajemen waktu yang baik, maka perlu latihan terlebih dulu.

- Masalah konsentrasi
Sangat sulit bagi pendengar untuk berkonsentrasi penuh selama lebih dari 2 jam. Apalagi bila
mereka merasa bahwa pembicaraan kita tidak menarik, tidak bermanfaat, dan tidak berminat.
Umumnya seseorang dapat berkonsentrasi penuh pada 20 menit di awal pembicaraan, setelah itu
konsentrasi akan menurun sedikit demi sedikit.

e. Bahan yang Akan Digunakan


Agar sasaran pembicaraan dapat dicapai, maka persiapan bahan perlu dilakukan. Berikut ini
beberapa saran dalam pemilihan bahan:

2.3 Menyusun dan memilih bahan


Susunlah pokok-pokok pembicaraan. Sebaiknya pada 45 menit pertama jangan terlalu banyak
pokok-pokok yang akan disampaikan.
Dalam pemilihan bahan perlu diperhatikan: sasaran pembicaraan, waktu yang tersedia,
pendengar, mana bahan yang harus diberikan dan bahan yang tidak perlu diberikan.

- Gunakan contoh
Sederhanakan informasi yang sulit dan kompleks. Gunakan juga contoh-contoh yang benar-
benar terjadi dan kaitkan dengan pokok-pokok yang ingin disampaikan.
- Membuka dan menutup pembicaraan
Dalam membuka pembicaraan perlu dirancang agar dapat menimbulkan minat pendengar, dapat
menimbulkan rasa butuh dari pendengar, dapat menjelaskan garis besar dan sasaran
pembicaraan. Dalam menutup pembicaraan, kita harus dapat menyimpulkan hal-hal yang telah
dibicarakan.

- Membuat catatan-catatan apa yang ingin dibicarakan


Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengingat urut-urutan dalam pembicaraan adalah
membuat catatan tertulis dengan menggunakan kartu-kartu atau kertas kecil. Hal yang dituliskan
dalam kartu sebaiknya kata-kata kunci saja dan waktu yang digunakan untuk membicarakan apa
yang tertulis di setiap kartu.

2. Teknik Penyampaian
Penggunaan kata merupakan basis komunikasi, tetapi dalam kenyataannya keberhasilan dalam
pembicaraan tidak hanya ditentukan dari penggunaan kata saja, tetapi justru penggunaan
nonkata. Bicara di depan umum yang berhasil seharusnya memenuhi persentase kontribusi
sebagai berikut :
- 7%: penggunaan kata
- 38%: penggunaan nada dan suara
- 55%: penggunaan ekspresi muka, bahasa tubuh, dan gerakan tubuh

a. Pemilihan kata
Kata-kata yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan taraf pendengar, begitu juga
penggunaan istilah. Sadari bahwa penggunaan kata-kata yang tidak tepat akan menimbulkan
masalah.

b. Teknik penyampaian berita


Tidak banyak orang yang mampu menyampaikan berita dengan efektif. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menyampaikan berita, antara lain:
- Gunakan ekspresi dan intonasi yang tepat.
- Diam sejenak untuk membantu peserta agar dapat mencerna materi yang sudah diterima.
- Bicara dengan jelas dan teratur.
- Bicara dengan volume memadai.

C. Bahasa tubuh
Di samping penyampaian dengan menggunakan kata, maka kesuksesan dalam pembicaraan
justru bergantung pada hal yang non kata, seperti: gerakan tubuh, tangan, kontak mata, cara
berdiri, dan ekspresi muka. Jangan terpaku di satu tempat seperti patung atau sibuk membaca
catatan.

Berikut ini beberapa saran untuk mengatasi masalah tersebut, antara lain :

- Tatap mata pendengar


Kontak mata pembicara adalah vital untuk mengetahui apakah pendengar mengantuk, bosan,
tidak paham, atau nampak tidak tertarik serta untuk mempertahankan minat pendengar atas apa
yang kita sampaikan.
- Senyum
Manfaat dari tersenyum adalah mengendorkan ketegangan.
- Hindari membuat jarak
Kita perlu mendekatkan diri dengan pendengar. Kalau Anda bicara di depan kelas yang
pesertanya duduk, Anda bisa jalan-jalan di antara meja mereka. Berdiri di belakang meja atau di
belakang papan tulis akan menciptakan jarak dengan pendengar.
- Berdirilah yang tegak tapi tidak kaku
Berdiri tegak dan kaku, dapat menciptakan ketegangan.
- Sadari kecenderungan untuk jadi pusat perhatian
Ini tidak berarti pembicara harus berdiri dengan kaku, tapi gerakan-gerakan tangan perlu ada
untuk yang ingin disampaikan. Hindari berlebihan menggunakan gerakan, hindari juga
mengulang kata-kata yang sama.
- Berusahalah sewajar mungkin
Agar bisa bertingkah laku secara wajar, berhentilah untuk mencemaskan diri sendiri. Cara yang
efektif untuk bisa menjadi wajar adalah dengan latihan bicara di depan kamera sehingga
pembicara dapat melihat diri sendiri atau bicara di depan teman-teman.

3. Meningkatkan Kualitas
Banyak cara yang dapat digunakan dalam rangka menghidupkan suasana pembicaraan, apalagi
bila waktu bicara cukup panjang. Beberapa cara yang dapat Anda gunakan antara lain:
a. Partisipasi sidang pendengar
Metode diskusi kelompok, dengan cara membagi pendengar menjadi kelompok-kelompok kecil
dan kemudian setiap kelompok kecil diberi tugas, pertanyaan, atau kuis kemudian diminta
mempresentasikan jawabannya di depan pendengar yang lain akan meningkatkan partisipasi
pendengar dan menghidupkan suasana.

b. Sesi untuk tanya jawab


Memberi kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan dapat menguji apakah materi
sudah dapat ditangkap dengan baik oleh pendengar.

c. Antusiasme
Tunjukkan antusiasme pembicara sewaktu menyampaikan materi.

d. Situasi yang menyenangkan


Ciptakan situasi yang menyenangkan dan tidak menegangkan/mengancam.

e. Pendengar yang ‘sulit’


Tidak seluruh pendengar adalah pendengar yang kooperatif dan positif, mungkin saja ada peserta
yang ‘sulit’. Sebaiknya, jangan menimbulkan pertentangan langsung dengan peserta tersebut atau
mempermalukannya di depan peserta lain.

f. Gunakan alat bantu


Alat bantu dapat mendukung pembicara dalam menyampaikan gagasan atau berita. Tiga
kelompok alat bantu yang dapat mendukung pembicaraan adalah menstimuli: Visual,
Hearing dan Feeling (VHF).
- Visual: papan tulis, OHP, video
- Hearing: efek suara
- Feeling: makalah/hand out

C. Penyusunan Bahan Berbicara


Topik pembicaraan dinilai baik apabila menarik bagi pembicara dan pendengar, misalnya aktual
dan relevan dengan kepentingan partisipan. Agar topik pembicaraan itu mudah dipahami perlu
disusun naskah secara sistematis, misalnya sesuai dengan urutan waktu, tempat dan sebab akibat.
Kegiatan berbicara acap kali ditopang dengan persiapan tertulis, baik berupa referensi yang harus
dibaca maupun konsep yang akan disampaikan. Pokok pembicaraan itu ada baiknya dipersiapkan
dalam bentuk tertulis, misalnya berupa naskah lengkap atau out line. Para penyimak ada kalanya
juga memerlukan kegiatan tulis-menulis, terutama untuk membuat catatan atau ringkasan dari
apa yang didengarnya. Dengan demikian, keterpaduan keempat keterampilan berbahasa dalam
pengajaran berbicara harus diwujudkan secara alami seperti halnya yang terjdi di tengah
masyarakat.
Mempersiapkan materi untuk bahan bicara di depan orang banyak, idealnya memang dilakukan
selama beberapa hari. Paling tidak ada kesempatan untuk mempersiapkan bahan, kemudian
melatih cara bicara, dan mempersiapkan mental.
Tapi, kadang kesempatan untuk tampil tidak diiringi waktu persiapan yang memadai. Ketika tiba
saatnya kita bicara di depan orang banyak, apalagi dengan bahasa asing, kalau waktu persiapan
hanya sesaat jangan langsung bilang ‘tidak. Janie Lipsmeyer, salah satu penulis di situs bisnis,
Helium.com mengungkapkan, di saat mendesak mempersiapkan satu naskah bicara di depan
orang banyak sebenanya bisa dilakukan dalam waktu lima menit saja. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain:
* Siapkan materi yang paling kita kuasai atau paling kita gemari. Bicarakan tentang hal-hal yang
selama ini paling menarik minat kita. Bisa tentang olahraga, film, atau musik.
* Memasukkan pengalaman berkesan yang pernah kita alami dalam materi presentasi juga bisa
membantu kita memiliki bahan yang familier. Kesan dan pengalaman yang kita dapat pada
liburan kita yang terakhir, misalnya, mungkin bisa menjadi masukan yang berarti bagi orang lain.
* Selipkan sedikit kesimpulan atau saran yang akan semakin membuat presentasi kita memiliki
manfaat bagi orang lain. Kalau akhirnya kita memilih bicara tentang liburan, kita bisa berikan
rekomendasi tempat liburan atau menyarankan audiens untuk pergi ke tempat yang baru kita
datangi. Atau, kalau tempat yang kita datangi ternyata kurang asyik, ingatkan mereka agar
jangan sampai salah langkah seperti yang kita alami.
* Persiapkan diri juga untuk tampil dengan bahasa tubuh yang baik dan kalimat pembuka yang
baik. Menyapa rekan atau kolega yang hadir dengan ramah bisa sekaligus menjadi pemecah
ketegangan yang baik.
Menyusun Bahan Berbicara untuk Presentasi

Dalam menyusun bahan berbicara untuk presentasi dapat dilakukan melalui tiga tahap yaitu:
mengumpulkan bahan, membuat kerangka karangan, dan menguraikan secara mendetail. Selain
tiga hal di atas ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat presentasi. Hal-hal tersebut ialah:

1. Bagaimana berhasil dalam presentasi.

2. Komunikasi efektif.

3. Menyiapkan materi yang akan disampaikan.

4. Teknik berbicara dalam presentasi.

5. Tanggung jawab pembicara.

6. Kesalahan besar pembicara.

1. Bagaimana berhasil dalam presentasi

MS Hidayat, mengutip dari Larry King, memberi enam filtur pembicara yang terbaik, yaitu:

a. Memiliki cakrawala yang luas.

b. Peka dan peduli terhadap respon pendengar.

c. Memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan kemauan tinggi untuk menggali ilmu.

d. Dapat beradaptasi dengan para pendengar.

e. Memiliki selera humor.

f. Memiliki gaya khas dalam bericara.

2. Komunikasi efektif

Komunikasi yang efektif dapat tercapai apabila maksud pesan yang disampaikan oleh pembicara
dapat dipahami baik oleh pendengar, dan pendengar memberi umpan balik(feedback) sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh pembicara.

3. Menyiapkan materi yang akan disampaikan


Paling tidak ada lima hal yang perlu dipersiapkan sebagai materi presentasi, yaitu:

a. Topik atau subyek yang akan dibicarakan.

b. Tujuan umum, tujuan khusus, dan inti pembicaraan.

c. Pendahuluan (introduction).

d. Batang tubuh.

e. Kesimpulan/penutup (conclusion).

4. Teknik berbicara dalam presentasi

Menurut beberapa pakar public speaking, seorang pembicara perlu memperhatikan hal-hal
berikut ini:

a. Pendekatan dan permulaan.

b. Mengatasi kegugupan di depan panggung.

c. Membuat pendengar tertarik dengan apa yang disampaikan.

d. Menjaga ketepatan berbicara, kejernihan,dan volume suara.

e. Mempercayai diri sendiri.

f. Memperbanyak perbendaharaan kata.

g. Memberi tekanan dalam pembicaraan dan bersemangat.

h. Tepat waktu.

i. Memiliki kelancaran dalam berbicara dan rasa humor.

j. Berbicara dengan wajar dan menyenangkan.

k. Menggerakkan tubuh secara alami.

l. Memakai pakaian yang sopan.

m. Penutupan dan pengakhiran.


5. Tanggung jawab pembicara

Pembicara yang sedang berbicara di depan umum memiliki tanggung jawab, oleh karena itu ada
beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pembicara, yaitu:

v Pembicara harus memiliki etika yang baik.

v Pembicara hendaknya tidak mengejek atau menyudutkan kelompok tertentu.

v Pembicara harus berupaya untuk memberikan suatu pengetahuan intelektual yang


menakjubkan serta hiburan yang dapat mengalihkan pendengar dari aktifitas atau pekerjaan
sehari-hari.

v Pembicara yang baik akan melakukan yang terbaik.

6. Kesalahan besar pembicara

Menurut Hamilton Gregory, survei membuktikan, ada lima kesalahan besar yang sering
dilakukan oleh pembicara di Amerika Serikat di depan publik, yaitu:

Ø Kesalahan dalam menyiapkan bahan pembicaraan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
pendengar.

Ø Kekurangan dalam persiapan.

Ø Penyampaian materi yang terlalu banyak.

Ø Kesalahan dalam memelihara kontak mata.

Ø Pembicaraan yang tumpul.

D. Berbicara untuk Seminar dan Situasi Formal

D.1 Berbicara untuk seminar

Berdasarkan keefektifitasnya, seminar dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu


seminar yang efektif dan seminar yang tidak efektif. Dalam seminar yang tidak efektif, meskipun
pada akhirnya pendengar memberikan penghargaan dengan tepuk tangan yang gemuruh,
pendengar yang sama mungkin keluar dari ruangan sambil bertanya pada diri sendiri, apa yang
seharusnya dilakukan agar waktu yang baru saja berlalu dapat dimanfaatkan lebih baik lagi.
Sebaliknya, seminar yang efektif merupakan wahana komunikasi dua arah (timbal balik) dan
bermanfaaat bagi penyaji maupun pendengarnya.

1. Seminar yang tidak efektif

Menurut praktisi, alasan utama terjadinya seminar tidak efektif adalah penyaji yang menganggap
ringan upaya-upaya yang perlu dilakuakn untuk menghasilkan seminar yang efektif, atau dengan
kata lain penyaji kurang mempersiapkan diri dengan baik. Untuk menjadi penyaji yang efektif,
penyaji harus banyak belajar. Bahkan upaya-upaya yang lebih luas perlu dilakukan untuk
menentukan pilihan topik yang diminati. Penyaji membutuhkan kemampuan untuk meramu
teknik beerbicara dengan penyajian yang baik, termasuk penggunaan alat peraga.

2. Seminar yang efektif

Definisi sseminar yang lebih bebas adalah seminar merupakan pertemuan untuk pertukaran ide
dalam bidang tertentu. layak dicatat bahwa kata pertukaran berarti member dan menerima secara
berbalasan. Dengan kata lain, seminar harus member manfaat baik bagi penyaji maupun
pendengar. Namun, hal ini hanya akan terjadi bila peserta mendengarkan dan mengerti. Oleh
karena itu, komunikasi akan sangat bergantung pada topik ilmiah penyaji dan teknik penyajian.

v Penyaji yang efektif

Penyaji yang efektif adalah orang yang mampu membuat penyajiannya vital dan bebas dari
unsur-unsur pengganggu. Kriteria ini mampu membuat penyaji mempertahankan suasana atau
hubungan komunikatif antara penyaji dengan pendengarnya.

v Menyiapkan seminar

Tahap pertama yang dilakukan adalah menata informasi dalam bentuk outline, kemudian
mengembangkan liputannya dalam bentuk kerangka konsep naratif dengan menata seluruh ide
secara kronologis dan sistematis.

Setelah alur ide tersusun, tahap berikutnya adalah menyisipkan data/fakta/ringkasan informasi
yang akan disampaikan. Apabila konsep naratif telah dikembangkan, maka saatnya untuk
berpikir alat peraga (visual aids) yang akan digunakan untuk menggambarkan informasi tersebut.
Alat peraga yang paling sederhana dan umum digunakan adalah slide dan OHP transparansi; atau
pada era saat ini adalah dengan langsung menggunakan komputer yang dilengkapi dengan
transformator-proyektor; dengan programnya antara lain Microsoft power point.
Tips dalam penyajian seminar untuk membantu kelancaran seminar dan penyaji mampu
menguasai “suasana seminar” perlu diperhatikan beberapa hal pada saat penyaji berbicara di
depan peserta seminar, yaitu:

a. Kontak mata e. Penggunaan catatan

b. Intonasi suara f. Lama penyajian

c. Sikap penyaji g. Antusiasme penyaji

d. Penggunaan tata bahasa h. Penampilan umum (membangkitkan rasa hormat)

v Materi seminar

Materi seminar umumnya berupa ulasan, yang biasanya diminta untuk sesi gabungan dan hasil-
hasil penelitian primer. Penyusunan materi ulasan setelah judul, penulis, institusi pelaksana, dan
pendahuluan pada umumnya, biasanya bersifat bebas bergantung pada topik bahasan. Untuk
materi hasil penelitian primer, biasanya lebih baku dan tersusun sebagai berikut:

Ø Judul

Ø Penulis

Ø Institusi Pelaksana

Ø Pendahuluan

Ø Tujuan dan Hipotesis

Ø Metodologi

Ø Hasil dan Pembahasan

Ø Kesimpulan dan Saran

v Alat Bantu Peraga (visual aids)

Alat bantu peraga (ABP) memiliki peranan penting dalam menentukan keberhasilan suatu
penyajian dan oleh karena itu diperlukan persiapan yang matang serta hati-hati dalam pembuatan
ABP. Alat bantu peraga dapat membantu mencapai hasil yang diharapkan apabila:

Ø Mampu menjelaskan ide yang terkandung dalam materi pembahasan

Ø Mampu menekankan topik-topik yang ingin disampaikan


Ø Meningkatkan minat dan perhatian peserta seminar

Alat bantu peraga yang tidak memenuhi kriteria tersebut, mungkin hanya akan membuat peserta
seminar mengalihkan perhatiannya atau bahkan tertidur. Berbagai jenis ABP yang paling umum
digunakan adalah slidedan transparansi, karena dianggappaling murah, ketersediaan bahan
mudah didapat, pembuatannya mudah dan praktis. Peralatan yang lebih canggih adalah computer
dan perlengkapannya, dengan program khusus untuk penyajian, misalnya MS. Power Point.
Namun, selain mahal dan membutuhkan keterampilan dalam operasionalnya, tak semua
institusi memiliki peralatan ini, sehingga tidak menjadi praktis. Dalam pembuatan ABP sendiri
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

(a) Besar-kecilnya huruf/angka yang digunakan

(b) Tata letak kalimat

(c) Tabel dan grafik

(d) Kombinasi warna (jika digunakan), dan juga

(e) Intensitas cahaya dalam ruang seminar

Penyebab kegagalan yang paling sering terjadi dalan penyajian ABP adalah:

a. Terlalu banyaknya materi dalam satu ABP dan

b. Adanya anggapan bahwa apa yang dibaca dalam bentuk cetakan (missal buku atau
majalah), juga bisa dibaca dalam bentuk slide/transparansi

Вам также может понравиться