Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kemampuan berbicara siswa bervariasi, mulai dari taraf baik atau lancar; sedang; gagap atau
kurang. Kenyataan tersebut sebaiknya dijadikan landasan berbicara di sekolah. Pengajaran
berbicara pun harus berlandaskan konsep dasar berbicara sebagai sarana berkomunikasi.
Konsep dasar berbicara sebagai sarana berkomunikasi mencakup sembilan hal, yakni:
Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan yang berbeda namun berkaiatan erat dan tak
terpisahkan, ibarat mata uang: satu sisi ditempati kegiatan berbicara dan sisi lainnya ditempati
kegiatan menyimak. Kegiatan berbicara dan menyimak saling melengkapi dan berpadu menjadi
komunikasi lisan, seperti dalam bercakap-cakap, diskusi, bertelepon, Tanya jawab, interviev dan
sebagainya.
Berbicara adakalanya digunakan sebagai alat berkomunikasi dengan lingkungannya. Bila hal ini
dikaitkan dengan fungsi bahasa maka berbicara digunakan sebagai sararana memperoleh
pengetahuan mengadaptasi, mempelajari lingkungannya, dan mengontrol lingkungannya. Fungsi
heuristic sering disampaikan dalam bentuk pertanyaan yang menuntut jawaban.
Melalui berbicara kreatif, manusia melakukan tidak sekedar menyatakan ide, tetapi juga
memanifestasikan kepribadiannya. Tidak hanya dia menggunakan pesona ucapan kata dan dalam
menyatakan apa yang hendak dikatakannya tetapi dia menyatakan secara murni, fasih, ceria dan
spontan. Perkembangan persepsi dan kepekaan terhadap perkembangan keterampilan
berkomunikasi menstimulasi yang bersangkutan untuk mencapai taraf kreatifitas tertinggi dan
ekspresi intelektual. Bergantung pada si pembicaralah apakah dia mampu menjadikan berbicara
(komunikasi lisan) itu menjadi ekpresi kreatif atau hanya pendekatan belaka. Karena itu
dikatakan berbicara tidak sekedar alat mengkomunikasikan ide belaka, tetapi juga alat utama
untuk menciptakan dan memformulasikan ide baru.
Berbicara sebagai tingkah laku, sudah dipelajari oleh siswa di lungkungan keluarga, tetangga,
dan lingkungan lainnya di sekitar tempatnya hidup sebelum mereka masuk ke sekola.
Keterampilan berbicara siswa harus dibina oleh guru melalui latihan :
1. Pengucapan
2. Pelafalan
3. Pengontrolan suara
4. Pengendalian diri
8. Pengorganisasian ide
Berbicara adalah ekspresi diri. Bila diri si pembicara terisi oleh pengetahuan dan pengalaman
yang kaya, maka dengan mudah yang bersangkutan menguraikan pengetahuan dan pengalaman
itu.
Paling sedikit berbicara dapat digunakan untuk dua hal. Yang pertama untuk mengekpresikan
ide, perasaan dan imajinasi. Kedua, berbicara dapat juga digunakan untuk menambah
pengetahuan dan memperluas cakrawala pengalaman.
Anak-anak adalah produk lingkungan. Jika dalam lingkungan hidupnya ia sering diajak
berbicara, dan segala pertanyaannya diperhatikan dan dijawab, serta lingkungan itu sendiri
menyediakan kesempatan untuk belajar dan berlatih berbicara maka dapat diharapkan anak
tersebut terampil berbicara. Ini berarti si anak sudah memliki kemampuan linguistik yang
memadai sebelum mereka memasuki sekolah.
Gamabaran pribadi seseorang dapat diidentifikasi dengan berbagai cara. Kita dapat
menduganya dari gerak-geriknya, tingkah lakunya, kecenderungannya, kesukaannya, dan cara
bicaranya. berbicara pada hakikatnya melukisnya apa yang ada di hati, misalnya pikiran,
perasaan, keinginan, idenya dan lain-lain. Karena itu sering dikatakan bahwa berbicara adalah
indeks kepribadian.
b. Survei Pendengar
Meneliti apa dan siapa pendengar dapat membantu dalam menetapkan bahan yang akan
disampaikan dan meyakinkan diri kita bahwa kita menyampaikan bahan pembicaraan kepada
pendengar yang tepat.
Hal yang perlu diketahui dari sidang pendengar antara lain :
- Berapa banyak orang yang hadir?
- Mengapa mereka hadir di ruang tersebut?
- Bagaimana tingkat pengetahuan yang mereka miliki atas topik pembicaraan?
- Apa harapan mereka atas topik pembicaraan?
- Bagaimana usia, pendidikan, dan jenis kelamin mereka?
- Melakukan praktek
Apabila pembicaraan dilaksanakan pada ruang yang besar dan luas, maka akan lebih baik untuk
mencoba suara terlebih dahulu, sebelum betul-betul berbicara di depan sidang pendengar.
d. Waktu
Berapa lama waktu yang diperlukan dalam pembicaraan? Anda perlu memperhatikan manajemen
waktu.
- Masalah konsentrasi
Sangat sulit bagi pendengar untuk berkonsentrasi penuh selama lebih dari 2 jam. Apalagi bila
mereka merasa bahwa pembicaraan kita tidak menarik, tidak bermanfaat, dan tidak berminat.
Umumnya seseorang dapat berkonsentrasi penuh pada 20 menit di awal pembicaraan, setelah itu
konsentrasi akan menurun sedikit demi sedikit.
- Gunakan contoh
Sederhanakan informasi yang sulit dan kompleks. Gunakan juga contoh-contoh yang benar-
benar terjadi dan kaitkan dengan pokok-pokok yang ingin disampaikan.
- Membuka dan menutup pembicaraan
Dalam membuka pembicaraan perlu dirancang agar dapat menimbulkan minat pendengar, dapat
menimbulkan rasa butuh dari pendengar, dapat menjelaskan garis besar dan sasaran
pembicaraan. Dalam menutup pembicaraan, kita harus dapat menyimpulkan hal-hal yang telah
dibicarakan.
2. Teknik Penyampaian
Penggunaan kata merupakan basis komunikasi, tetapi dalam kenyataannya keberhasilan dalam
pembicaraan tidak hanya ditentukan dari penggunaan kata saja, tetapi justru penggunaan
nonkata. Bicara di depan umum yang berhasil seharusnya memenuhi persentase kontribusi
sebagai berikut :
- 7%: penggunaan kata
- 38%: penggunaan nada dan suara
- 55%: penggunaan ekspresi muka, bahasa tubuh, dan gerakan tubuh
a. Pemilihan kata
Kata-kata yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan taraf pendengar, begitu juga
penggunaan istilah. Sadari bahwa penggunaan kata-kata yang tidak tepat akan menimbulkan
masalah.
C. Bahasa tubuh
Di samping penyampaian dengan menggunakan kata, maka kesuksesan dalam pembicaraan
justru bergantung pada hal yang non kata, seperti: gerakan tubuh, tangan, kontak mata, cara
berdiri, dan ekspresi muka. Jangan terpaku di satu tempat seperti patung atau sibuk membaca
catatan.
Berikut ini beberapa saran untuk mengatasi masalah tersebut, antara lain :
3. Meningkatkan Kualitas
Banyak cara yang dapat digunakan dalam rangka menghidupkan suasana pembicaraan, apalagi
bila waktu bicara cukup panjang. Beberapa cara yang dapat Anda gunakan antara lain:
a. Partisipasi sidang pendengar
Metode diskusi kelompok, dengan cara membagi pendengar menjadi kelompok-kelompok kecil
dan kemudian setiap kelompok kecil diberi tugas, pertanyaan, atau kuis kemudian diminta
mempresentasikan jawabannya di depan pendengar yang lain akan meningkatkan partisipasi
pendengar dan menghidupkan suasana.
c. Antusiasme
Tunjukkan antusiasme pembicara sewaktu menyampaikan materi.
Dalam menyusun bahan berbicara untuk presentasi dapat dilakukan melalui tiga tahap yaitu:
mengumpulkan bahan, membuat kerangka karangan, dan menguraikan secara mendetail. Selain
tiga hal di atas ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat presentasi. Hal-hal tersebut ialah:
2. Komunikasi efektif.
MS Hidayat, mengutip dari Larry King, memberi enam filtur pembicara yang terbaik, yaitu:
c. Memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan kemauan tinggi untuk menggali ilmu.
2. Komunikasi efektif
Komunikasi yang efektif dapat tercapai apabila maksud pesan yang disampaikan oleh pembicara
dapat dipahami baik oleh pendengar, dan pendengar memberi umpan balik(feedback) sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh pembicara.
c. Pendahuluan (introduction).
d. Batang tubuh.
e. Kesimpulan/penutup (conclusion).
Menurut beberapa pakar public speaking, seorang pembicara perlu memperhatikan hal-hal
berikut ini:
h. Tepat waktu.
Pembicara yang sedang berbicara di depan umum memiliki tanggung jawab, oleh karena itu ada
beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pembicara, yaitu:
Menurut Hamilton Gregory, survei membuktikan, ada lima kesalahan besar yang sering
dilakukan oleh pembicara di Amerika Serikat di depan publik, yaitu:
Ø Kesalahan dalam menyiapkan bahan pembicaraan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
pendengar.
Menurut praktisi, alasan utama terjadinya seminar tidak efektif adalah penyaji yang menganggap
ringan upaya-upaya yang perlu dilakuakn untuk menghasilkan seminar yang efektif, atau dengan
kata lain penyaji kurang mempersiapkan diri dengan baik. Untuk menjadi penyaji yang efektif,
penyaji harus banyak belajar. Bahkan upaya-upaya yang lebih luas perlu dilakukan untuk
menentukan pilihan topik yang diminati. Penyaji membutuhkan kemampuan untuk meramu
teknik beerbicara dengan penyajian yang baik, termasuk penggunaan alat peraga.
Definisi sseminar yang lebih bebas adalah seminar merupakan pertemuan untuk pertukaran ide
dalam bidang tertentu. layak dicatat bahwa kata pertukaran berarti member dan menerima secara
berbalasan. Dengan kata lain, seminar harus member manfaat baik bagi penyaji maupun
pendengar. Namun, hal ini hanya akan terjadi bila peserta mendengarkan dan mengerti. Oleh
karena itu, komunikasi akan sangat bergantung pada topik ilmiah penyaji dan teknik penyajian.
Penyaji yang efektif adalah orang yang mampu membuat penyajiannya vital dan bebas dari
unsur-unsur pengganggu. Kriteria ini mampu membuat penyaji mempertahankan suasana atau
hubungan komunikatif antara penyaji dengan pendengarnya.
v Menyiapkan seminar
Tahap pertama yang dilakukan adalah menata informasi dalam bentuk outline, kemudian
mengembangkan liputannya dalam bentuk kerangka konsep naratif dengan menata seluruh ide
secara kronologis dan sistematis.
Setelah alur ide tersusun, tahap berikutnya adalah menyisipkan data/fakta/ringkasan informasi
yang akan disampaikan. Apabila konsep naratif telah dikembangkan, maka saatnya untuk
berpikir alat peraga (visual aids) yang akan digunakan untuk menggambarkan informasi tersebut.
Alat peraga yang paling sederhana dan umum digunakan adalah slide dan OHP transparansi; atau
pada era saat ini adalah dengan langsung menggunakan komputer yang dilengkapi dengan
transformator-proyektor; dengan programnya antara lain Microsoft power point.
Tips dalam penyajian seminar untuk membantu kelancaran seminar dan penyaji mampu
menguasai “suasana seminar” perlu diperhatikan beberapa hal pada saat penyaji berbicara di
depan peserta seminar, yaitu:
v Materi seminar
Materi seminar umumnya berupa ulasan, yang biasanya diminta untuk sesi gabungan dan hasil-
hasil penelitian primer. Penyusunan materi ulasan setelah judul, penulis, institusi pelaksana, dan
pendahuluan pada umumnya, biasanya bersifat bebas bergantung pada topik bahasan. Untuk
materi hasil penelitian primer, biasanya lebih baku dan tersusun sebagai berikut:
Ø Judul
Ø Penulis
Ø Institusi Pelaksana
Ø Pendahuluan
Ø Metodologi
Alat bantu peraga (ABP) memiliki peranan penting dalam menentukan keberhasilan suatu
penyajian dan oleh karena itu diperlukan persiapan yang matang serta hati-hati dalam pembuatan
ABP. Alat bantu peraga dapat membantu mencapai hasil yang diharapkan apabila:
Alat bantu peraga yang tidak memenuhi kriteria tersebut, mungkin hanya akan membuat peserta
seminar mengalihkan perhatiannya atau bahkan tertidur. Berbagai jenis ABP yang paling umum
digunakan adalah slidedan transparansi, karena dianggappaling murah, ketersediaan bahan
mudah didapat, pembuatannya mudah dan praktis. Peralatan yang lebih canggih adalah computer
dan perlengkapannya, dengan program khusus untuk penyajian, misalnya MS. Power Point.
Namun, selain mahal dan membutuhkan keterampilan dalam operasionalnya, tak semua
institusi memiliki peralatan ini, sehingga tidak menjadi praktis. Dalam pembuatan ABP sendiri
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
Penyebab kegagalan yang paling sering terjadi dalan penyajian ABP adalah:
b. Adanya anggapan bahwa apa yang dibaca dalam bentuk cetakan (missal buku atau
majalah), juga bisa dibaca dalam bentuk slide/transparansi