Вы находитесь на странице: 1из 4

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Luka adalah terputusnya kontinus jaringan karena cerdas atau pembedahan


luka bisa diklasifikasikan berdasarkan struktur anatomis,sifat,proses
penyembuhan dan penyembuhan, dan lama penyembuhan.

B. Berdasarkan sifat:
abrasi,kontusio,insisi,laserasi,terbuka,penetrasi,puncutr,sepsis,dan lain-
lain.klasifikasi berdasarkan struktur lapisan kulit meliputi: superficial yang
melibatkan lapisan lemak,fascia, dan bahkan sampai ketulang.

C. Berdasarkan proses penyembuhan


Dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu :
1. Penyembuhan primer (healing by primary inttetion) tepi luka bisa
menyatu kembali,permukaan bersih,tidak ada jaringan yang hilang
biasanya terjadi setelah suatu insisi. Penyembuhan luka berlangsung
dari internal ke eksternal.
2. Penyembuhan sekunder (healing by secondry intetion)
Sebagian jaringan hilang proses penyembuhan berlangsung mulai dari
pembentukan jaringan granulasi didasar luka dan sekitarnya
3. Delyed primary healing (tertiary healing)
Penyembuhan luka berlangsung lambat.sering disertai
infeksi,diperlukan penutupan luka secara manual.

D. Berdasarkan lama penyembuhan


Bisa dibedakan menjadi akut dan kronis,luka dikatakan akut jika
penyembuhan terjadi dalam 2-3 minggu. Luka insisi bisa dikategorikan
luka akut jika proses penyembuhan berlangsung sesuai dengan proses
penyembuhan normal,tetapi bisa juga dikatakan luka kronis jika
penyembuhan terlambat (deloyed healing) atau menujukkan tanda-tanda
infeksi

1
E. Proses penyembuhan luka
Luka akan sembuh sesuai tahapan spesifik yang dapat terjadi tumpang
tindih.

Fase-fase penyembuhan luka dibagi menjadi 3 fase, yaitu :

a.) Fase inflamasi :


1. Hari ke 0 sampai 5
2. Respons segera setelah terjadi injuri berupa pembekuan darah
untuk mencegah kehilangan darah.
3. Karateristik : tumor,ruber,dolor,color,functi laesa
4. Fase awal terjadi hemostasis
5. Fase akhir terjadi fagositosis
6. Lama fase ini bisa singkat jika tidak terjadi infeksi
b.) Fase prefolirasi atau epitelisasi
1. Hari ke3 – 14
2. Disebut juga fase granulasi karena adanya pembentukan jaringan
granulasi,luka tampak segar,mengkilat.
3. Jaringan granulasi terdiri dari kombinasi fibroblast,sel inflamasi,
pembuluh darah baru , fibrometin, asam hialuronat.
4. Epitalisasi terjadi pada 24 jam pertama ditandai dengan
penembalan lapisa epidermis pada tepian luka.
5. Epitalisasi terjadi pada 48 jam pertama pada luka insisi.
c.) Fase manurasi/remodeling
1. Berlangsung dari beberapa minggu sampai 2 tahun
2. Terbentuk kolagen baru yang mengubah bentuk luka serta
peningkatan kekuatan jaringan (tensile strength)
3. Terbentuk jaringan parut (scar tissue) 50-80 % sama kuatnya
jaringan sebelumnya
4. Pengurangan terhadap aktifitas seluler dan vaskulerasi jaringan
yang mengalami perbaikan.
F. Factor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka
a. Status imunlogi atau kekebalan tubuh, penyembuhan luka adalah
proses biologi yang kompleks terdiri dari serangkaian peristiwa
berurutan bertujuan untuk memperbaiki jaringan yang terluka titik
peran sistem kekebalan tubuh dalam proses ini tidak hanya untuk
mengenali dan memerani antigen baru dari luka, tetapi juga untuk
proses regenerasi sel.

2
b. Kadar gula darah, peningkatan kadar gula darah akibat hambatan
sekresi insulin, seperti pada penderita diabetes militus juga
menyebabkan, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel akibat terjadi
penurunan protein dan kalori tubuh.
c. Rehidrasi dan pencucian luka, dengan dilakukan dehidrasi dan
pencucian luka jumlah bakteri di dalam luka akan berkurang sehingga
eksudat yang dihasilkan bakteri akan berkurang.
d. Nutrisi, nutrisi memainkan peran tertentu dalam penyembuhan luka
misalnya, vitamin C sangat penting untuk sintesis kolagen, Vitamin A
meningkatkan epitelisafi, dan zee (zink) diperlukan untuk mtosis sel
dan poliferasi sel. Semua nutrisi,termasuk protein
e. Kadar album darah, albumin sangat berperan mencegah edema,
albumin berperan sangat besar dalam penentuan tekanan onkotik
plasma darah. Target albumin dalam penyembuhan luka 3,5-5,5 g/dl.
f. Suplai oksigen dan vaskulerisasi oksigen merupakan persyaratan untuk
proses reparatife, seperti profilerasi sel, pertahanan bakteri
angiogenesis, dan sintesis kolagen. Penyembuhan luka akan terhambat
bila terjadi hipoksia jaringan.
g. Nyeri, rasa nyeri merupakan salah satu pencetus peningkatan hormon
glukokortikoid yang menghambat proses penyembuhan luka.
h. Kortikostiroid, steroid memiliki efek antagonis terhadap factor-faktor
pertumbuhan dan deposisi kolagen dalam penyembuhan luka steroid
juga menekan sistem kekebalan tubuh atau sistem imun yang sangat
dibutuhkan dalam penyembuhan luka.

G. Cara Merawat Luka Dengan Modern Dressing

Metode perawatan luka yang berkembang saat ini adalah menggunakan


prinsip moisture balance, yang disebutkan lebih efektif dibandingkan metode
konvensional. Perawatan luka menggunakan prinsip moisture balance ini
dikenal sebagai metode modern dressing. Selama ini ,ada anggapan bahwa
suatu luka tersebut telah mongering . namun faktanya lingkungan luka yang
kelembapan ya seimbangaan emnfasilitasi pertumbuhan sel dan profelisasi
kologen dalam maktriks nonveskuler yang sehat

3
Perawatan luka modern harus tetap memperhatiakan tiga tahap yakni
mencuci luka,membuang jaringan mati dan memilih balutan. Mencuci luka
bertujuan menurunkan jumlah bakteri dan membersihkan sisa balutan
lama.debriment jaringan nektroktik atau membuang jaringan dan sel mati dari
permukaan luka

Perawatan luka konvesional harus mengganti klien kasa pembalut


luka,sedangkan perawatan luka modern memiliki prinsip menjaga
kelembapan luka dengan menggunakan bahan seperti hydorel,hydorel
berfungsi menciptakan lingkungan luka tetap lembab.balutan dapat
diaplikasikan selama 5 hari sekali sehingga tidak sering menimbulkan trauma
dan nyeri pada saat pengganti balutan.

Вам также может понравиться