Вы находитесь на странице: 1из 15

Penelitian lapangan merupakan salah satu metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yang

tidak memerlukan pengetahuan mendalam akan literatur yang digunakan dan kemampuan tertentu dari
pihak peneliti.[1][2] Penelitian lapangan biasa dilakukan untuk memutuskan ke arah mana penelitiannya
berdasarkan konteks.[1] Penelitian lapangan biasa diadakan di luar ruangan.[3]

Penelitian Kepustakaan

Yang dimaksud penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan hanya berdasarkan atas karya
tertulis, termasuk hasil penelitian baik yang telah maupun yang belum dipublikasikan.

Contoh-contoh penelitian semacam ini adalah penelitian sejarah, berbagai penemuan rumus-rumus
dibidang matematika dan statiska, dan lain sebagainya.

Penelitian kuantitatif lebih sistematis, terencana, terstruktur, jelas dari awal hingga akhir penelitian. Akan
tetapi masalah-masalah pada metode penelitian kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan
tingkat variasi yang rendah, namun dari penelitian tersebut nantinya dapat berkembangkan secara luas
sesuai dengan keadaan di lapangan. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan
pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah
manusia. Pada pendekatan ini, prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif dilakukan
pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrumen
pokok. Oleh karena hal itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas agar dapat
melakukan wawancara secara langsung terhadap responden, menganalisis, dan mengkontruksikan obyek
yang diteliti agar lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai.

Jenis Data Menurut Cara Memperolehnya

1. Data Primer

Data primer adalah secara langsung diambil dari objek / obyek penelitian oleh peneliti perorangan
maupun organisasi. Contoh : Mewawancarai langsung penonton bioskop 21 untuk meneliti preferensi
konsumen bioskop.

2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti
mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode
baik secara komersial maupun non komersial. Contohnya adalah pada peneliti yang menggunakan data
statistik hasil riset dari surat kabar atau majalah.

Menurut sumbernya, data dibedakan menjadi data internal dan data eksternal. Data internal merupakan
data yang berasal dari keadaan atau kegiatan suatu kelompok atau organisasi. Misalnya, data
pengeluaran dan pembelian dari suatu perusahaan. Sedangkan data eksternal merupakan data yang
bersumber dari luar suatu kelompok atau organissi. Misalnya, agen produk susu bayi meminta data
persebaran penduduk usia 0-4 tahun untuk memasarkan produknya.

Data menurut waktu pengumpulannya. Menurut waktu pengumpulannya, data dibedakan atas data
cross section, data time series, dan data panel. Data cross section adalah data yang dikumpulkan dalam
satu periode tertentu untuk menggambarkan keadaan objek pada periode tersebut. Misalnya data
jumlah pengrajin industry keramik menurut omset yang dihasilkan, jenis kelamin, dan ukuran
perusahaan. Data time series adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu. Misalnya data
pergerakan nilai IHSG dari tahun 2000-2010 dan data harga beras mingguan selama tahun 2013.
Sedangkan data panel adalah gabungan dari data cross section dan data panel. Misalnya, data
perusahaan operator seluler di Indonesia menurut jumlah pelanggan dan omset tahun 2000-2014.

Data menurut sifatnya. Menurut sifatnya data dibedakan menjadi data kualitatif dan data kuantitatif.
Data kualitatif merupakan data yang tidak berbentuk angka, misalnya jenis kelamin dan warna.
Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka seperti tinggi badan, jumlah penduduk,
dan panjang meja.Data menurut sumbernya.

Wawancara (bahasa Inggris: interview) merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan
berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan
informasi yang tepat dari narasumber yang terpercaya. Wawancara dilakukan dengan cara penyampaian
sejumlah pertanyaan dari pewawancara kepada narasumber.

observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian
memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah
diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan
suatu penelitian.

Menurut Sugiyono pengertian Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
cara mempelajari dokumen untuk mendapatkan data atau informasi yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti.
Menurut Danial studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai
bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama
pegawai, data siswa, data penduduk; grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dsb.

Diskusi Kelompok Terarah atau Focus Group Discussion merupakan suatu proses pengumpulan informasi
mengenai suatu masalah tertentu yang sangat spesifik (Irwanto, 2007). Henning dan Columbia (1990)
menjelaskan bahwa diskusi kelompok terarah adalah wawancara dari sekelompok kecil orang yang
dipimpin seorang narasumber atau moderator yang mendorong peserta untuk berbicara terbuka dan
spontan tentang hal yang dianggap penting dan berkaitan dengan topik saat itu. Menurut Andi Prastowo
(2008) Diskusi Kelompok Terarah merupakan suatu bentuk penelitian kualitatif dimana sekelompok
orang dimintai pendapatnya mengenai suatu produk, konsep, layanan, ide, iklan, kemasan / situasi
kondisi tertentu.

studi kasus adalah suatu strategi riset, penelaahan empiris yang menyelidiki suatu gejala dalam latar
kehidupan nyata. Strategi ini dapat menyertakan bukti kuatitatif yang bersandar pada berbagai sumber
dan perkembangan sebelumnya dari proposisi teoretis. Studi kasus dapat menggunakan bukti baik yang
bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Penelitian dengan subjek tunggal memberikan kerangka kerja
statistik untuk membuat inferensi dari data studi kasus kuantitatif

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono. 2005 : 90).

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002:108).

Populasi adalah keseluruhan dari variabel yang menyangkut masalah yang diteliti (Nursalam. 2003).

Sampel adalah sebagian untuk diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili
seluruh populasi (Soekidjo. 2005 : 79).

Sampel adalah sebagian objek yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili
seluruh populasi. ( Notoatmojo, 2003

responden adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian.[1] Subjek
penelitian juga membahas karakteristik subjek yang digunakan dalam penelitian, termasuk penjelasan
mengenai populasi, sampel dan teknik sampling (acak/non-acak) yang digunakan.

Informan (juga disebut informer[1]) adalah orang yang memberikan informasi tentang seseorang atau
organisasi kepada sebuah agensi. Istilah tersebut biasanya digunakan dalam dunia penegakan hukum,
dimana mereka secara resmi disebut sebagai konfidential atau informan kriminal, dan dapat merujuk
kepada penyampaian informasi tanpa konsend ari pihak lainnya dengan bayaran dalam bentuk uang atau
pribadi.[2] Namun, istilah tersebut juga digunakan dalam bidang politik, industri dan akademia.
Kuesioner terbuka merupakan daftar pertanyaan yang memberi kesempatan kepada responden untuk
menuliskan pendapat mengenal pertanyaan yang diberikan peneliti. Contoh kuesioner terbuka dengan
judul penelitian Tingkat Kepuasan Peserta Didik terhadap Fasilitas di Perpustakaan sebagai berikut.

Apakah Anda sering memanfaatkan fasilitas perpustakaan yang ada di sekotah?

Kuesioner tertutup merupakan daftar pertanyaan yang alternatif jawabannya telah disediakan oleh
peneliti. Cara ini seringkali dianggap efektif karena responden dapat Iangsung membubuhkan tanda
centang (√) dalam kolom yang disediakan. Contoh kuesioner tertutup sebagai berikut.

Kuesioner dengan dua alternatif jawaban

Apakah buku-buku yang ada di perpustakaan sudah cukup memenuhi kebutuhan belajar Anda?

Ya ( )

Tidak ( )

Kuesioner dengan tiga atau Iebih jawaban

Bagaimana pendapat Anda apabila perpustakaan dilengkapi koneksi Internet?

Sangat setuju sekali ( )

Sangat setuju ( )

Setuju Kurang setuju ( )

Tidak setuju ( )

Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan dalam
suatu mengukur apa yang diukur. Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk
mengukur sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka alat pengukur tersebut reliable. Dengan kata lain,
realibitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam pengukur gejala yang sama

Validitas internal adalah derajat bias dari suatu studi penelitian atau tingkat di mana hasil penelitian
dapat dipercaya kebenarannya karena keakuratan alat ukur. Validitas internal mengacu pada kemampuan
alat ukur untuk membuat penjelasan yang masuk akal mengenai hasil penelitian yang didapatkan,
sedangkan validitas eksternal lebih mengacu pada generalisasi hasil penelitian studi.

Validitas internal merupakan validitas yang berhubungan dengan sejauh mana hubungan antar variabel
dalam penelitian. Validitas internal bertujuan untuk memastikan tidak adanya bias dalam penelitian
sehingga hasil penelitian dapat dipercaya dan bermakna.

Validitas eksternal berkaitan dengan generalisasi hasil penelitian studi. Dalam semua bentuk desain
penelitian, hasil dan kesimpulan penelitian ini adalah terbatas kepada para peserta dan kondisi seperti
yang didefinisikan oleh kontur penelitian dan mengacu pada sejauh mana generalisasi hasil penelitian
untuk lain kondisi, peserta, waktu, dan tempat (Graziano & Raulin, 2004).

Teknik pengukuran ulang

Untuk mengetahui reliabilitas suatu alat ukur dengan pengukuran ulang, kita harus meminta responden
yang sama agar menjawab semua pertanyaan dalam alat pengukuran sebanyak dua kali. Selang waktu
antara pengukuran pertama dengan pengukuran kedua sebaiknya tidak terlalu dekat dan tidak terlalu
jauh. Selang waktu antara 15 s.d 30 hari pada umumnya dianggap memenuhi persyaratan. Untuk
menghitung reliabilitas yaitu dengan cara mengkorelasikan jawaban pada hasil pengukuran pertama
dengan pengukuran ulangan. Bila terdapat korelasi yang signifikan antara pengukuran pertama dengan
pengukuran ulangan, maka jawaban tersebut tergolong reliabel.

Teknik paralel

Teknik ini dinamakan juga equivalent form atau alternatif form. Pada teknik ini, perhitungan reliabilitas
dilakukan dengan membuat dua jenis alat ukur yang mengukur aspek yang sama. Kedua alat pengukur
tersebut diberikan kepada responden yang sama, kemudian dicari validitasnya untuk masing-masing
jenis.Untuk menghitung reliabilitas, perlu mengkorelasikan skor total dari kedua jenis alat ukur tersebut.
Angka korelasi yang diperoleh adalah indeks reliabilitas alat pengukur yang telah disusun.

triangulasi adalah proses mencari koordinat dan jarak sebuah titik dengan mengukur sudut antara titik
tersebut dan dua titik referensi lainnya yang sudah diketahui posisi dan jarak antara keduanya. Koordinat
dan jarak ditentukan dengan menggunakan hukum sinus.
Triangulasi Sumber Data

Triangulasi sumber data adalah pengumpulan data dari beragam sumber yang saling berbeda dengan
menggunakan suatu metode yang sama. Misalnya, wawancara mendalam tentang cara-cara pengobatan
tradisionil dapat dilakukan terhadap para dukun, orang lanjut usia,tukang jamu, dan lain-lain.

Dalam triangulasi sumber data perlu diperhatikan adanya tiga tipe sumber data yaitu waktu (misalnya:
kegiatan harian atau musiman), ruang (misalnya: rumah atau dusun/desa), dan orang.

Orang sebagai sumber data juga masih dapat dibedakan ke dalam tiga kategori yaitu agregat (individu-
individu sampel terpilih), interaktif (grup kecil, keluarga, kelompok kerja), dan kolektivitas (organisasi,
komunitas, masyarakat desa).

Triangulasi Metode

Triangulasi metode adalah penggunaan sejumlah metode pengumpulan data dalam suatu penelitian.

Triangulasi metode diperlukan karena setiap metode pengumpulan data memiliki kelemahan dan
keunggulannya sendiri.Dengan memadukan sedikitnya tiga metode, misalnya pengamatan
berperanserta, wawancara mendalam, dan penelusuran dokumen, maka satu dan lain metode akan
saling menutup kelemahan sehingga tangkapan atas realitas sosial menjadi lebih terpercaya.

Triangulasi Teori

Triangulasi teori adalah penggunaan sejumlah perspektifatau teori dalam menafsir seperangkat data.

Triangulasi teori ini sebenarnya jarang sekali tercapai dalam penelitian sosial.Soalnya berbagai teori,
karena memiliki asumsi-asumsi dasar yang berbeda, akan menerangkan seperangkat data yang sama
secara berbeda pula.

Triangulasi investigator (peneliti) adalah bahwa penelitian tersebut menggunakan lebih dari satu peneliti
untuk mengobservasi atau mewawancarai. Masing-masing peneliti memiliki gaya, cara serta penilaian
tersendiri sehingga dengan beberapa peneliti diharapkan penilaian menjadi lebih obyektif
...

1. Derajat kepercayaan (credibility).

Kriterium ini berfungsi : pertama , melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan
penemuanya dapat tercapai.Kedua, mempertunjukan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan
jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.

2. Keteralihan (Transferability),

Keteralihan sebagai persoalan empiris bergantung pada kesamaan antara konteks pengirim dan
penerima. Untuk melakukan pengalihan tersebut seorang peneliti mencari dan menggumpulkan kejadian
empiris tentang kesamaan konteks. Dengan demikian peneliti bertanggung jawab untuk menyediakan
data deskriptif secukupnya jika ia ingin membuat keputusan tentang pengalihan tersebut. Untuk
keperluan itu peneliti harus melakukan penelitian kecil untuk memastiksn usaha verifikasi tersebut.

3. Kebergantungan

Konsep kebergantungan lebih luas dari pada realibilitas . hal tersebut disebabkan peninjauan yang dari
segi bahwa konsep itu diperthitungkan segala-galanya yaitu yang ada pada realibilitas itu sendiri
ditambah factor-faktor lainya yang tersangkut.

4. Kriteria Kepastian (confirmability),

Objektivitas –subjektivitasnya sesuatu hal bergantung pada orang seorang, menurut Scriven(1971).
Selain itu masih ada unsure kualitas yang melekat pada konsep objektivitas itu. Hal itu digali dari
pengertian bahwa jika sesuatu itu objek , berarti dapat dipercaya, factual, dan dapat dipastikan.subjektif
berarti tidak dapat dipercaya, atau menceng. Pengertian terakhir inilah yang dijadikan tumpuan
pengalihan pengertian objektivitas-subjektivitas menjadi kepastian.

Simple Random Sampling

Metode sample jenis ini dilakukan dengan memberikan kesempatan yang sama pada semua elemen
untuk dapat dipilih sebagai sample.

Systematic Sampling
Metode sampling jenis ini dilakukan dengan cara peneliti memberikan batasan berupa suatu elemen dari
setiap populasi yang akan terpilih sebagai sample, dengan demikian elemen pertama dari setiap
kelipatan akan terpilih menjadi sample. Penentuan urutan elemen tetap dilakukan secara random atau
acak.

Sampling sistematik biasanya digunakan dalam traffic survey atau marketing research. Ada beberapa
peneliti menganggap sampling sistematik bukan merupakan sampling acak, padahal pada dasarnya
sampling sistematik merupakan sampling acak karena pemilihan pertama menggunakan random start
yang dilakukan secara acak. Dan ada juga beberapa peneliti yang mengatakan bahwa sampling sistematik
sebagai Quasi random sampling atau Pseudo random sampling.

Stratified Random Sampling

Sampling design jenis ini dilakukan dengan cara membagi populasi yang ada menjadi beberapa kelompok
sesuai dengan klasifikasi dengan mendasarkan diri pada relevansi, kebutuhan, dan keselarasan dengan
tujuan studi. Setelah itu elemen akan dipilih dari tiap-tiap kelompok secara random atau acak.

Cluster Sampling

Desain sampel jenis ini akan cocok untuk dipilih jika peneliti ingin dalam setiap kelompok elemen
heterogenitasnya tetap terjaga. Peneliti berharap komposisi dari sample akan diusahakan sedemikian
rupa sehingga serupa dengan karakteristik populasi tersebut.

Double Sampling

Jenis sampling ini akan dipergunakan jika peneliti ingin mendapatkan data lebih detail dari data yang
telah didapatkan sebelumnya.

Proportionate stratified random sampling

Margono (2004: 126) menyatakan bahwa stratified random sampling biasa digunakan pada populasi
yang mempunyai susunan bertingkat atau berstrata. Menurut Sugiyono (2001: 58) teknik ini digunakan
bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
Misalnya suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari berbagai latar belakang pendidikan, maka
populasi pegawai itu berstrata. Populasi berjumlah 100 orang diketahui bahwa 25 orang berpendidikan
SMA, 15 orang diploma, 30 orang S1, 15 orang S2 dan 15 orang S3. Jumlah sampel yang harus diambil
meliputi strata pendidikan tersebut dan diambil secara proporsional.

c) Disproportionate stratified random sampling


Sugiyono (2001: 59) menyatakan bahwa teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila
populasinya berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari PT tertentu mempunyai
mempunyai 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang lulusan S1, 800 orang lulusan SMU, 700
orang lulusan SMP, maka 3 orang lulusan S3 dan empat orang S2 itu diambil semuanya sebagai sampel.
Karena dua kelompok itu terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU dan SMP.

Convenience Sampling

Jenis convenience sampling ini akan dipilih oleh peneliti jika peneliti telah mempunyai informasi tentang
elemen yang memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai sample penelitian tersebut.

Purposive Sampling

Sampling design jenis ini adalah metode penetapan sample dengan cara menentukan target dari elemen
populasi yang diperkirakan paling cocok untuk dikumpulkan datanya.

Judgement Sampling

Jenis judgement sampling dilakukan jika peneliti menentukan subjek dari sample yang terpilih
berdasarkan penilaian/judgement dari peneliti saja.

Quota Sampling

Quota sampling adalah jenis lain dari purposive sampling, dimana dalam penentuan banyaknya jumlah
elemen yang terpilih sebagai sample akan ditentukan berdasarkan quota maksimal sebanding dengan
komposisi masing-masing kelompok tersebut.

Sampling Aksidental

Jenis sampling aksidental ini adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yakni siapa saja
yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

Snowball Sampling

Snowball samping adalah suatu penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel
ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel. Begitu seterusnya, sehingga jumlah
sampel semakin banyak.

Pengertian Variabel Independen (Variabel Bebas)


Variabel Independen (Variabel Bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau sebab perubahan
timbulnya variabel terikat (dependen). Variabel Independen disebut juga dengan variabel perlakuan,
kausa, risiko, variabel stimulus, antecedent, variabel pengaruh, treatment, dan variabel bebas. Dapat
dikatakan variabel bebas karena dapat mempengaruhi variabel lainnya. Contoh Variabel Bebas
(Independen) seperti “Pengaruh Terapi Musik terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan”.

Pengertian Variabel Despenden (Variabel Terikat)

Variabel Despenden (Variabel Terikat) adalah variabel yang dipengaruhi, akibat dari adanya variabel
bebas. Dikatakan sebagai variabel terikat karena variabel terikat dipengaruhi oleh variabel independen
(variabel bebas). Variabel Despenden disebut juga dengan variabel terikat, variabel output, Konsekuen,
variabel tergantung, kriteria, variabel terpengaruh, dan variabel efek. Contoh Variabel Terikat
(Despenden) seperti Pengaruh Terapi Musik terhadap Penurun Tingkat Kecemasan

Menurut sifatnya, variabel dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :

a. Variabel Kategori : yaitu variabel yang dapat diklasifikasi secara pilah (mutually exclusive). Beberapa
variabel yang memiliki sifat kategoris antara lain : Jenis kelamin (laki-laki, perempuan), status perkawinan
(belum, menikah, janda/duda), warna kulit (putih, hitam, sawo matang), suku (Jawa, Sunda, Batak, Bali,
lainnya), dan sebagainya.

b. Variabel Diskrit : yaitu variabel yang dikumpulkan datanya dengan cara membilang atau mencacah.
Sebagai hasil proses membilang, maka data diskrit mempunyai satuan ukuran yang utuh, sehingga tidak
memungkinkan data berupa pecahan. Contohnya, jumlah anak, jumlah penduduk, usia, jumlah murid,
jumlah sekolah, jumlah propinsi, dan sebagainya.

c. Variabel kontinum : variabel yang datanya terdapat dalam suatu kontinum karena diperoleh dari
proses mengukur. Misalnya, data variabel berat badan diperoleh dari hasil pengukuran, misalnya 10 kg.
hasil pengukuran tersebut pada dasarnya berada dalam suatu kontinum, mungkin 9,98 kg atau 10,15 kg.
data dari variabel kontinum memungkinkan berbentuk pecahan, karena hasil pengukuran berada dalam
sebuah kontinum.

Variabel bebas (variabel independen)

Apabila ada dua variabel yang saling berhubungan, sedangkan bentuk hubungannya adalah bahwa
perubahan variabel yang satu mempengaruhi atau menyebabkan perubahan variabel yang lain, maka
variabel yang mempengaruhi atau variabel penyebab tersebut merupakan variabel bebas atau variabel
independen. variabel ini sering disebut juga sebagai variabel stimulus / prediktor / antecedent.

#B. Variabel tidak bebas (variabel dependen)

Apabila ada dua variabel yang saling berhubungan, sedangkan bentuk hubungannya adalah bahwa
perubahan variabel yang satu mempengaruhi atau menyebabkan perubahan variabel lain, maka variabel
yang mempengaruhi atau variabel yang menyebabkan merupakan variabel tidak bebas atau variabel
dependen. variabel ini sering disebut juga dengan variabel output /kriteria /konsekuen

#C. Variabel moderator / antara / intervening

Variabel moderator/ antara/ intervening adalah variabel yang memperkuat atau memperlemah
hubungan antara variabel independen dan dependen. disebut juga

sebagai veraiabel yang berada diantara variable independent dan dependent.

Desain pengukuran dibagi menjadi beberapa skala yaitu :

Skala Likert

Skala Guttman

Skala Semantic Deferensial

Skala Rating

Berikut adalah penjelasannya :

Skala Likert

Skala Likert’s digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang fenomena
sosial. Contoh:

Pelayanan rumah sakit ini sudah sesuai dengan apa yang saudara harapkan.
Sangat setuju skor 5

Setuju skor 4

Tidak ada pendapat skor 3

Tidak setuju skor 2

Sangat tidak setuju skor 1

Skala Guttman

Skala Guttman akan memberikan respon yang tegas, yang terdiri dari dua alternatif. Misalnya :

Ya Tidak

Baik Buruk

Pernah Belum Pernah

Punya Tidak Punya

Skala Semantic Deferensial

Skala ini digunakan untuk mengukur sikap tidak dalam bentuk pilihan ganda atau checklist, tetapi
tersusun dari sebuah garis kontinuem dimana nilai yang sangat negatif terletak disebelah kiri sedangkan
nilai yang sangat positif terletak disebelah kanan. Contoh:

"Bagimana tanggapan saudara terhadap pelayanan dirumah sakit ini ?" - "Sangat Buruk"

Skala Rating

Dalam skala rating data yang diperoleh adalah data kuantitatif kemudian peneliti baru
mentranformasikan data kuantitatif tersebut menjadi data kualitatif. Contoh:

Kenyaman ruang tunggu RSU Kartini:

5 4 3 2 1

Kebersihan ruang parkir RSU Kartini :

5 4 3 2 1

Skala Nominal (Nominal Scale)


Skala pengukuran nominal digunakan untuk menyatakan kategori, kelompok atau klasifikasi suatu obyek,
individual atau kelompok; sebagai contoh mengklasifikasi jenis kelamin, agama, pekerjaan, dan area
geografis. Skala pengukuran jenis kelamin dapat dinyatakan dengan angka: laki-laki kita beri simbol angka
1 dan wanita angka 2.

Skala nominal merupakan tipe skala pengukuran yang paling sederhana. Angka atau atribut yang
digunakan dalam pengukuran hanyalah merupakan suatu nama untuk menyebutkan kategori atau
kelompok variable. Skala nominal, oleh karena itu, juga dinamakan skala kategoris. Nilai variable dengan
skala nominal hanya menjelaskan kategori, tetapi tidak menjelaskan peringkat, jaraj atau perbandingan.

Skala Ordinal (Ordinal Scale)

Skala pengukuran ordinal memberikan informasi tentang jumlah relatif karakteristik berbeda yang
dimiliki oleh obyek atau individu tertentu. Tingkat pengukuran ini mempunyai informasi skala nominal
ditambah dengan sarana peringkat relatif tertentu yang memberikan informasi apakah suatu obyek
memiliki karakteristik yang lebih atau kurang tetapi bukan berapa banyak kekurangan dan kelebihannya.
Peringkat nilai menunjukkan suatu urutan penilaian atau tingkat preferensi. Misalnya, peneliti ingin
mengetahui preferensi responden terhadap lima jenis produk tertentu. Responden diminta untuk
mengurutkan pilihan yang dinyatakan dalam bentuk angka 1 sampai 5. Angka-angka tersebut hanya
merupakan simbol peringkat, tidak mengekspresikan jumlah.

Skala Interval (Interval Scale)

Skala interval merupakan pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat dan jarak construct yang
diukur. Dengan demikian peneliti dapat melihat besarnya perbedaan karaktersitik antara satu individu
atau obyek dengan lainnya. Misalnya, jawaban pertanyaan responden mengenai berapa kali Anda
melakukan kunjungan ke Bali dalam satu bulan? Jawaban: 1 kali, 3 kali, dan 5 kali. Maka angka-angka 1,
3, dan 5 menunjukkan jarak atau interval 2 kali.

Skala Ratio (Ratio Scale)

Skala rasio merupakan skala pengukuran yang menunjukkan kategori, peringkat, jarak dan perbandingan
construct yang diukur. Dengan demikian, skala pengukuran ratio mempunyai semua karakteristik yang
dimiliki oleh skala nominal, ordinal dan interval dengan kelebihan skala ini menggunakan nilai 0 (nol)
empiris absolut. Nilai uang atau ukuran berat merupakan contoh pengukuran dengan skala rasio.
Misalnya, berat Baco 35 Kg sedang berat Cacong 70 Kg. Maka berat Cacong adalah dua kali lipat berat
Baco.Model analisis interaktif menurut miles dan huberman yaitu dalam penelitian kualitatif
memungkinkan dilakukan analisis data ketika peneliti berada di lapangan ataupun sesudah kembali dari
lapangan baru di adakan analisis. Dalam penelitian ini analisis data telah dilakukan bersamaan dengan
proses pengumpulan data. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Miles dan Huberman (1984: 23) alur
analisis mengikuti model analisis interaktif. Dalam penelitian proses analisis ini dilakukan melalui 4
tahap, berikut ini:

- Pengumpulan Data

Data yang didapat dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dicatat pada catatan lapangan yang
terdiri atas 2 bagian yaitu bagian deskriptif dan bagian reflektif. Pengertian catatan deskriptif yaitu
catatan alami, (merupakan catatan mengenai apa yang disaksikan, didengar, dilihat dan dialammmi
sendiri oleh peneliti tanpa adanya penafsiran dan pendapat dari peneliti terhadap fenomena yang
dialaminya). Catatan reflektif adalah catatan yang isinya kesan, pendapat, komentar serta tafsiran
peneliti mengenai apa penemuan yang dijumpai. Selain itu merupakan bahan rencana pengumpulan
data untuk tahap selanjutnya.

- Reduksi Data

Selanjutnya sesudah data terkumpul dibuat reduksi data, untuk menentukan data yang relevan dan
mempunyai maka, memfokuskan data yang mengarah pada pemecahan masalah, penemuan,
pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan penelitian. Selanjutnya melakukan penyederhanaan serta
menyususn secara sistematis dan menjabarkan hal-hal penting mengenai hasil penemuan dan
maknanya. Dalam proses reduksi data, hanya temuan data atau temuan yang berkaitan dengan
permasalahan penelitian yang direduksi. Sedangkan untuk data yang tidak ada kaitannya dengan
masalah penelitian dibuang. Atau dengan kata lain reduksi data dipakai untuk analisis yang
mengarahkan, menggolongkan, menajamkan dan membuang yang tidak penting danmengorganisasikan
data. Dengan begitu maka akan mempermudahkan peneliti untuk menarik sebuah kesimpulan.

- Penyajian Data

Penyajian data bisa berbentuk tulisan, gambar, tabel dan grafik. Tujuan penyajian data untuk
menggabungkan informasi sehingga bisa memberikan gambaran terhadap keadaan yang terjadi. Dalam
hal ini, supaya peneliti tidak mengalami kesulitan dalam penguasaan informasi secara baik dan
menyeluruh dan juga bagian-bagian tertentu dari hasil peneltian. Maka dari itulah peneliti harus
membuat naratif, grafik atau matrik untuk mempermudah penguasaan data atau informasi tersebut.
Dengan cara seperti itu maka peneliti bisa tetap menguasai data dan tidak tenggelam dalam kesimpulan
informasi yang bisa membosankan. Hal seperti ini dilakukan karena data yang tersususun kurang baik
dapat mempengaruhi peneliti dalam mengambil kesimpulan yang memihak dan dalam bertindak secara
ceroboh, dan tidak mendasar. Mengenai display data harus dissadari sebagai bagian di dalam analisis
data.

- Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan selama berlangsungnya penelitian, seperti halnya proses reduksi data,
sesudah data telah terkummpul memadai maka akan dapat diperoleh kesimpulan sementara, dan
sesudah data benar-benar lengkap maka dapat diperoleh kesimpulan akhir.

Mulai dari awal penelitian, peneliti selalu ingin berusaha menemukan makna data yang terkumpul. Oleh
sebab itu perlu untuk menemukan tema, pola, persamaan, hubungan, hipotesis, hal-hal yang sering
muncul dan lain-lain. Awalnya kesimpulan yang diperoleh bersifat kabur, tentatif dan diragukan namun
dengan bertambahnya data baik itu dari hasil observasi maupun wawancara dan dari diperolehnya
keseluruhan data hasil penelitian. Maka kesimpulan-kesimpulan tersebut harus diklarifikasikan dan
diverifikasikan selama berlangsungya penelitian.

Selanjutnya data-data yang ada disatukan ke dalam unit-unit informasi yang menjadi rumusan kategori-
kategori dengan berpegang pada prinsip holistik dan bisa ditafsirkan tanpa adanya informasi tambahan.
Data tentang informasi yang dirasa sama disatukan dalam satu kategori, sehingga memberikan
kemungkinan munculnya kategori baru dari kategori yang telah ada.

Вам также может понравиться