Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Laporan Akhir
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya
pada
Program Keahlian Akuntansi
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus :
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam kegiatan praktik kerja lapangan yang dilaksanakan sejak bulan
Februari 2018 sampai April 2018 ini ialah Sistem Pembayaran Klaim, dengan judul
Sistem Pembayaran Fasilitas Kesehatan (Klaim) pada Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Pusat.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM selaku
dosen pembimbing, Ibu Dedet Chandra dari Kantor BPJS Kesehatan Pusat sebagai
pembimbing lapangan. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada
Bapak Rizki Herdian selaku Staf Bagian DJS yang telah membantu selama
pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu,
serta keluarga atas doa dan kasih sayangnya. Tak lupa juga ungkapan terima kasih
penulis ucapkan kepada teman-teman yang telah membantu dan memberikan
semangat kepada penulis dalam pembuatan laporan tugas akhir ini.
Penulis sangat menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih terdapat banyak
kekurangan. Terlepas dari hal tersebut, penulis berharap tulisan ini bisa bermanfaat
bagi pembaca, dunia pendidikan maupun penulis sendiri.
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
1 PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Laporan tugas akhir ini memiliki tujuan:
1. Menguraikan kebijakan fasilitas kesehatan (klaim) pada BPJS Kesehatan
Pusat.
2. Menguraikan fungsi – fungsi yang terkait dengan Sistem Pembayaran
Fasilitas Kesehatan (Klaim) pada BPJS Kesehatan Pusat.
3. Menguraikan dokumen yang terkait dengan Sistem Pembayaran Fasilitas
Kesehatan (Klaim) pada BPJS Kesehatan Pusat.
4. Menguraikan prosedur dalam Sistem Pembayaran Fasilitas Kesehatan
(Klaim) pada BPJS Kesehatan Pusat.
3
2 METODE KAJIAN
1. Observasi
Dalam mencari dan mengumpulkan data penulis mengamati secara langsung
sistem akuntansi klaim pada bagian penerimaan dana klaim BPJS Kesehatan
Pusat, dengan cara melihat pada bagian fungsi yang terkait dan mengamati
langsung mulai dari proses penerimaan dana klaim, pembuatan data
penerima klaim oleh BPJS Kesehatan Pusat, dan Pengiriman dana asuransi
faskes dari kantor pusat BPJS ke kantor cabang.
2. Wawancara
4
Dana Jaminan Sosial (DJS) adalah dana amanat milik seluruh peserta
yang merupakan himpunan iuran beserta hasil pengembangannya yang
dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial untuk pembayaran
manfaat kepada peserta dan pembiayaan operasional penyelenggaraan
Program Jaminan Sosial. Dana jaminan sosial diperoleh dari iuran yang
dibayarkan secara teratur oleh Peserta BPJS Kesehatan, Pemberi Kerja, dan
Pemerintah.
Flow Direction
Symbols
Simbol Arus / Flow Menyatakan jalannya arus suatu
proses.
Processing Symbols
8
organisasi dan memberi dasar bagi cara pandang terhadap risiko dari setiap
orang dalam organisasi tersebut. Lingkungan pengendalian menciptakan
suasana pengendalian dalam suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran
personel organisasi tentang pengendalian
2. Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Aktivitas Pengendalian merupakan identifikasi dan analisis yang digunakan
oleh manajemen terhadap risiko terkait dengan pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan. Pemahaman dan manajemen dari pengendalian risiko
adalah elemen dasar dari fondasi pengendalian internal, dan sebuah
perusahaan harus memiliki proses di dalamnya untuk mengevaluasi risiko
potensial yang mungkin berdampak pada tujuan tersebut.
3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Aktivitas Pengendalian berupa kegiatan, kebijakan, prosedur, dan praktik
yang menjamin pencapaian tujuan institusi. Kegiatan ini memungkinkan
pengambilan berbagai tindakan yang diperlukan untuk mengelola risiko
terhadap pencapaian tujuan organisasi. Kegiatan pengendalian berlangsung
di seluruh organisasi, semua tingkatan dan pada semua fungsi yang ada.
4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Informasi dan komunikasi merupakan komponen yang mendukung semua
komponen pengendalian lainnya dengan mengomunikasikan tanggung
jawab pengendalian kepada seluruh pegawai dan menyediakan informasi
dalam sebuah bentuk dan kerangka waktu yang mengizinkan orang
menyeleasikan tugasnya.
5. Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan adalah suatu proses yang menilai kualitas kinerja pengendalian
intern pada suatu waktu. Monitoring menjadi peran auditor internal, yang
melakukan tinjauan untuk menilai kepatuhan dengan prosedur yang telah
diteteapkan.
Pada tahun 1984 atau selepas 16 tahun berdiri sebagai badan dibentuklah
Perusahaan Umum Husada Bhakti, yang awalnya bernama BPDPK. Perusahaan
Umum Husada Bhakti dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 dan
23 tahun 1984 yang tugasnya itu untuk meningkatkan program jaminan dan
pemeliharaan kesehatan bagi para peserta yang terdiri dari PNS, TNI/POLRI,
Pensiunan dan keluarga dari peserta mulai dari istri dan suami serta anak.
Setelah berjalan kurang lebih 8 tahun, muncul Peraturan Pemerintah Nomor
6 tahun 1992 tentang perubahan BPDPK diubah menjadi perusahaan perseroan atau
PT Persero. Pengambilan keputusan ini didasarkan pada pertimbangan fleksibilitas
pengelolaan keuangan, guna menjadi perusahaan yang mandiri sehingga dapat
melaksanakan fungsinya dengan baik. Setelah menjadi persero, nama BPDPK pun
diubah menjadi askes atau asuransi kesehatan.
PT. Askes Persero menjalankan aktivitasnya dengan cara mandiri seperti
mengurusi penyelenggaraan jaminan kesehatan khusus bagi warga – warga yang
bekerja kepada pemerintah sampai dengan tahun 2005. Pemerintah akhirnya
menerbitkan sebuah keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
124/MENKES/SK/XI/2001 dan Nomor 56/MENKES/SK/I/2005 untuk mengubah
sistem kerja PT Askes agar keluarga yang miskin yang tidak masuk ke dalam
golongan Abdi Negara juga dimasukin kedalam jaminan kesehatan. Berdasarkan
hal tersebut PT. Askes akhirnya membuat program yaitu Program Jaminan
Kesehatan Masyarakat Miskin didasarkan pada UUD 1945, UU Nomor 23/1992
tentang kesehatan, UU Nomor 40 tahun 2004 tentang SJSN (Sistem Jaminan Sosial
Nasional) dan susuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 124 tahun 2014
dan Nomor 56 tahun 2005.
Akhirnya pada tahun 2014 terjadi perubahan yang sangat pesat yaitu dengan
dibentuknya sebuah BUMN bernama BPJS Kesehatan. BPJS Kesehatan dibentuk
oleh pemerintah yang semula bernama PT Askes. BPJS Kesehatan bekerja secara
menyeluruh untuk menjamin semua fasilitas kesehatan masyarakat yang ada di
Indonesia tanpa ada yang dikecualikan. Sehingga sampai sekarang terkait dana
fasilitas kesehatan, BPJS Kesehatan menerapkan prinsip gotong royong yang
berarti saling membantu dalam proses fasilitas kesehatan.
3.2.1 Visi
3.2.2 Misi
Kepala Bagian
Pembayaran
Kasir
A. Kantor Wilayah
Kantor wilayah berperan dalam mencatat kebutuhan dana fasilitas
kesehatan yang dibutuhkan oleh semua penyedia layanan kesehatan seperti
rumah sakit, klinik kesehatan, puskesmas dan lain-lain. Kantor wilayah juga
berfungsi untuk mengirimkan kebutuhan dana dari setiap unit penyedia
kesehatan tersebut ke bagian Analisis Manajemen Kas Dana Jaminan Sosial di
Kantor BPJS Kesehatan Pusat serta bertanggung jawab atas Dana Fasilitas
Kesehatan (Klaim) yang dikirimkan oleh BPJS Kesehatan Pusat.
B. Staf Manajemen Kas DJS
Staf Manajemen Kas Dana Jaminan Sosial berperan dalam merekap
semua dana yang dikirimkan oleh Kantor Wilayah dan membuat sekaligus
mengirimkan Surat Pemberitahuan Limit ke bank.
C. Analisis Manajemen Kas DJS
Analisis Manajemen Kas Dana Jaminan Sosial befungsi dalam
melakukan analisis data dan rekapitulasi kebutuhan dana kantor cabang yang
dikirimkan oleh Staf Manajemen Kas Dana Jaminan Sosial serta mengirimkan
dokumen tersebut ke bagian Asisten Deputi Manajemen Kas Dana Jaminan
Sosial untuk diperiksa dan disetujui. Sebelum mengeluarkan dana Fasilitas
Kesehatan Analisis Manajemen juga bertugas untuk menyusun dan
menghitung saldo proyeksi penerimaan dan pengeluaran mingguan.
D. Asisten Deputi Manajemen Kas DJS
Dalam pembayaran fasilitas kesehatan (klaim) Asisten Deputi
Manajemen Kas DJS sangat berperan penting dalam pengelolaan dana klaim
tersebut karena Asisten Deputi Manajemen Kas DJS bertugas dalam
memberikan Surat Usulan yang dibuat oleh Staf Manajemen Kas DJS kepada
Deputi Direksi. Surat usulan tersebut diperiksa dan ditanda tangani oleh Deputi
Direksi sebelum dana dicairkan.
E. Bank
Bagian ini berfungsi menerbitkan cek pemindahan dana yang
dikirimkan oleh kasir. Pemindahan dana tersebut dilakukan oleh bank dari
Rekening BPJS Kes – Asset DJS – Pemb Klaim ke masing – masing rekening
klaim yang ada di kantor cabang. Cek ini berguna dalam pengisian kas kepada
masing – masing kantor cabang tersebut.
F. Kasir
Kasir ini berfungsi untuk membuat cek surat pemindahan dana sebelum
dilakukannya pengisian kas ke masing masing rekening yang ada dikantor
cabang. Kasir juga merupakan perantara antara Grup keuangan bagian
pembayaran klaim ke grup akuntansi.
jawab dalam proses pengeluaran dana klaim tersebut. Dengan tidak adanya
tanda tangan Deputi ini, dana tersebut tidak dapat dicairkan karena harus ada
persetujuan dari bagian ini. Deputi ini bertanggung jawab terhadap saldo
klaim bernilai 20 Miliar.
H. Direktur Keuangan dan Investasi
Dalam pembayaran klaim antara 20 Miliar sampai 250 Miliar akan
diperiksa dan disetujui oleh Direktur Keuangan dan Investasi. Jadi apabila
dana klaim sebesar nominal diatas, maka Asisten Deputi Manajemen Kas DJS
dan Deputi Direksi Treasury dan Investasi harus mengetahui saldo klaim
tersebut. Setelah dapat persetujuan dari kedua bagian tersebut maka baru
diberikan kepada Direktur Keuangan dan Investasi.
I. Direktur Utama
Dalam pembayaran klaim diatas 250 Miliar akan diperiksa dan
disetujui oleh Direktur Utama. Jadi apabila dana klaim sebesar nominal diatas,
maka Asisten Deputi Manajemen Kas DJS dan Deputi Direksi Treasury dan
Investasi serta Direktur Keuangan dan Investasi harus mengetahui saldo klaim
tersebut. Setelah dapat persetujuan dari kedua bagian tersebut maka baru
diberikan kepada Direktur Utama.
4.3 Dokumen yang terkait pada Pembayaran Fasilitas
Kesehatan (Klaim) pada BPJS Kesehatan Pusat
Adapun dokumen-dokumen yang digunakan dan berhubungan dengan
penerimaan kas bengkel adalah:
1. Data CFC dari Kantor Cabang
Data CFC (Cash Forecasting) merupakan data prediksi pengeluaran Dana
Jaminan Sosial Kesehatan di Kantor Cabang, yang menggambarkan kebutuhan
dana untuk pembayaran Jaminan Pelayanan Kesehatan (Klaim) dalam rangka
menjaga likuiditas dan solvabilitas DJS Kesehatan. Cash forecasting disusun
oleh Kantor Cabang untuk kebutuhan mingguan, yang digunakan oleh Kantor
Pusat sebagai dasar penyusunan Cash Budget dan penetapan batasan nominal
transaksi (limit) Kantor Cabang.
a. Prosedur ini dimulai dari mengirimkan data kebutuhan dana kantor cabang
(cash forecasting) ke kantor pusat oleh kantor cabang, data tersebut
dikirimkan ke bagian Staf Manajemen Kas DJS. Data tersebut diolah oleh
Staf Manajemen Kas DJS pada aplikasi IN MONICA yang digunakan untuk
menyusun Cash Forecasting Kantor Cabang.
b. Staf Manajemen Kas DJS merekap kebutuhan dana kantor cabang. Setelah
direkap Staf Manajemen Kas DJS mengirimkan berkas tersebut ke bagian
Analisis Manajemen Kas DJS.
c. Setelah berkas tersebut diterima oleh Analisis Manajemen Kas DJS, bagian
ini akan melakukan Analisis data rekapitulasi kebutuhan dana kantor
cabang.
d. Setelah bagian Analisis Manajemen Kas DJS malakukan analisis, data
tersebut akan diberikan ke Asisten Deputi Manajemen Kas DJS untuk
diperiksa dan diberi persetujuan. Apabila Asisten Deputi Manajemen Kas
DJS tidak setuju dengan berkas tersebut maka akan dikembalikan ke bagian
Analisis Manajemen Kas DJS untuk diperiksa ulang.
e. Apabila Asisten Deputi Manajemen Kas DJS setuju dengan berkas tersebut,
maka bagian ini memberikan berkas tersebut ke Deputi Direksi Treasury
dan Investasi untuk diperiksa dan disetujui.
f. Dan apabila berkas tersebut telah disetujui oleh Deputi Direksi Treasury dan
Investasi makan berkas tersebut akan diberikan ke Staf Manajemen Kas
DJS. Bagian Staf Manajemen Kas DJS akan membuat Surat Pemberitahuan
Limit dan dikirimkan ke bank.
g. Setelah bank menerima Surat Pemberitahuan Limit, Bank akan kembali
mengirimkan ke Kantor Pusat bagian Analisis Manajemen Kas DJS.
2. Prosedur Penyusunan Kas Budget
a. Pada awal prosedur ini Analisis Manajemen Kas DJS menghitung saldo,
proyeksi penerimaan, dan pengeluaran mingguan. Apabila Analisis
Manajemen Kas DJS menemukan kesalahan seperti realisasi tidak sesuai
dengan proyeksi penerimaan, maka Analisis Manajemen Kas DJS
melakukan koordinasi dengan Grup Manajemen Iuran serta kesalahan dalam
saldo CMS tidak update, maka perlakuan yang dilakukan adalah meminta
data saldo dari bank.
b. Analisis Manajemen Kas DJS memberikan Proyeksi Penerimaan dan
Kebutuhan Dana yang telah diolah kepada Asisten Deputi Manajemen Kas
DJS untuk di periksa dan diberi persetujuan. Apabila Asisten Deputi
Manajemen Kas DJS menyetujui ataupun tidak menyetujui dokumen
tersebut maka diberikan kebagian Analisis Manajemen Kas DJS untuk di
proses kembali.
c. Setelah Analisis Manajemen Kas DJS menerima proyeksi yang diberikan
Asisten Deputi Manajemen Kas DJS, Analisis Manajemen Kas DJS
20
Mulai 1 2 3 4
1
Data Cash Forecasting Data Cash Forecasting Data Cash Forecasting Data Cash Forecasting
Kantor Cabang Kantor Cabang Kantor Cabang Kantor Cabang
5 2 6 3
4 5
Dokumen ini
dilakukan
oleh Bagian
BANK
Analisis
Manajemen
6 Kas DJS
untuk
menyusun
Flowchart
Penyusunan
Kas Budget
Selesai
BPJS Kesehatan Pusat
6 Mulai 1 4
Dokumen ini
lanjutan dari
Prosedur
Penetapan
Penyusunan Kas
Usulan Cash Budget Data Cash Forecasting Proyeksi Penerimaan Usulan Cash Budget
Kantor Cabang
Menghitung Saldo
Memeriksa Proyeksi Memeriksa Usulan
Menerima Usulan Proyeksi Penerimaan,
dan Pengeluaran
Penerimaan dan Cash Budget dan
Cash Budget
dana mingguan Memberi Persetujuan Memberi Persetujuan
Proyeksi Penerimaan
Dokumen ini 3 2 5
dilanjutkan 2 1
untuk
pembuatan
Prosedur
Pemindahan
Dana Proyeksi Penerimaan Usulan Cash Budget
Selesai
Memeriksa Usulan
Menyusun Usulan Cash Budget dan
Cash Budget Memberi Persetujuan
5 3 4
Mengirimkan Usulan
Cash Budget
Mulai 2 1
1 2
2 1
Surat Pemindahan
Dana
Melakukan
transaksi dan
mencatat pada
Buku Catatan
Surat Pemindahan
Dana
4 3
Bukti Transaksi
Menerima Bukti
Transaksi dan
Memberikan Bukti
Transaksi Ke
Grup Akuntansi
Bukti Transaksi
BPJS KESEHATAN PUSAT
STAF KEU
Selesai
1 3 4 3
Surat Pemindahan 4
Surat Pemindahan Surat Pemindahan
Dana Dana Dana
3 4 2
BPJS KESEHATAN PUSAT
5 SIMPULAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang
dilaksanakan oleh penulis pada BPJS Kesehatan Pusat, maka penulis dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembayaran Fasilitas Kesehatan (klaim) berguna untuk meringankan beban
peserta dalam pembayaran rumah sakit, klinik kesehatan maupun yang
lainnya. Peserta yang dimaksud dalam penerima klaim adalah setiap orang,
27
termasuk orang asing yang bekerja paling lambat 6 (enam) bulan di Indonesia
yang telah membayar iuran. Iuran yang dibayarkan peserta sesuai dengan
kemampuannya masing-masing. Para penerima Fasilitas Kesehatan (klaim)
ada 2 tingkatan yaitu FKTP (Fasilitas kesehatan tingkat pertama) dan FKTL
(Fasilitas kesehatan tingkat lanjutan)
2. Fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem pembayaran fasilitas kesehatan
(klaim) pada BPJS Kesehatan yaitu, Fungsi Kantor Wilayah, Staf Manajemen
Kas DJS, Analisis Manajemen Kas DJS, Asisten Deputi Manajemen Kas
DJS, Bank, Kasir, Deputi Direksi Ttreasury dan Investasi, Direktur
Keuangan dan Investasi, dan Direktur Utama.
3. Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem pembayaran fasilitas
kesehatan ( klaim ) pada BPJS Kesehatan meliputi, Data CFC (Cash
Forecasting) dari kantor cabang, Surat Pemberitahuan Limit, Proyeksi
Penerimaan, Usulan Cash Budget, Surat Pemindahan Dana, Cek / Bilyet Giro,
dan Bukti Transaksi.
4. Jaringan prosedur yang membentuk sistem pembayaran fasilitas kesehatan
(klaim) pada BPJS Kesehatan meliputi Prosedur Penetapan Penyusunan Kas
(Setting Limit), Prosedur Penyusunan Cash Budget, dan Prosedur
Pemindahan Dana.
5. Sistem pengendalian internal dalam sistem pembayaran fasilitas kesehatan
(klaim) sudah dirancang dan diterapkan dengan baik oleh perusahaan. Hal ini
terlihat dari adanya pemisahan tanggung jawab dan wewenang, prosedur
otorisasi yang dilakukan hanya oleh Kepala Departemen dan Kepala Grup,
dan praktik yang sehat dibutkikan dengan adanya rotasi pegawai dan mutasi
pegawai hingga pemilihan calon pegawai yang kompeten dibidangnya
masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi. Edisi ke-4. Jakarta (ID): Salemba Empat.
BPJS Kesehatan Pusat. 2018. File Struktur Organisasi BPJS Kesehatan
Pusat.Jakarta (ID): BPJS Kesehatan Pusat.
Faiz Zamzami dkk. 2016. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta (ID): Gadjah
Mada University Press.
Sujarweni VW. 2015. Sistem Akuntansi. Yogyakarta (ID): Pustaka Baru Press.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Struktur Organisasi Utama Pada BPJS Kesehatan Pusat