Вы находитесь на странице: 1из 17

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/277119984

Pengukuran kinerja bank komersial dengan pendekatan efisiensi: Studi


terhadap perbankan go-public di Indonesia

Article · January 2008

CITATIONS READS

10 1,922

2 authors, including:

Lukviarman Niki
Universitas Andalas
40 PUBLICATIONS   73 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Corporate Governance Research in Indonesia: the Use of Theoretical and Conceptual Framework View project

Center for Banking Research View project

All content following this page was uploaded by Lukviarman Niki on 20 September 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENGUKURAN KINERJA BANK KOMERSIAL
DENGAN PENDEKATAN EFISIENSI: STUDI TERHADAP
PERBANKAN GO-PUBLIC DI INDONESIA
Vicky Rahma Putri
Niki Lukviarman
Universitas Andalas, Padang
lukviarman@yahoo.com

Abstract

The study applies non-parametric analytical technique, i.e. Data


Envelopment Analysis (DEA) as performance measures of commercial banking in
Indonesia. The study observes efficiency of commercial banks listed in the Jakarta
Stock Exchange (JSX) by using suggested financial efficiency ratios for the period
of 2002-2004. The approach and technique proposed set of empirical references
by comparing operating efficiency of commercial banks listed in the JSX. The
study departs from previous studies on measures of bank performance through the
use of traditional ratios for banking institutions as the output measures and
without using the input measures. The proposed model was also compared to the
well-known input-output analysis and simple ratio analysis. The study found that,
among commercial banks listed in the JSX during 2002-2004 only 11.8%
operates in an efficiently manner. As such, the study reveals that the DEA
analysis could be used as either alternative or complementary measures to
conventional ratio analysis to evaluate organizational performance, particularly
in banking organization.

Keyword: Commercial Bank, Efficiency, Data Envelopment Analysis, Governance

LATAR BELAKANG dan stakeholder lainnya. Hal ini


Kinerja industri perbankan di diantaranya diindaksikan oleh kecen-
Indonesia dan kaitannya dengan sektor ril derungan meningkatnya kredit macet (non-
telah mengalami pasang surut dalam performing loan) yang pada akhirnya
beberapa dekade terakhir. Arah kebijakan berdampak pada perekonomian negara.
perbankan cenderung bersifat sentralistis Untuk itu dalam rangka menjaga agar
dengan regulasi dan pengarahan yang industri perbankan, khususnya lembaga
ketat, diikuti dengan besarnya campur perbankan yang beroperasi di Indonesia,
tangan bank sentral menjadi ciri pokok dari diharapkan dapat menjalankan aktifitasnya
industri perbankan yang highly regulated. dengan mengacu kepada prinsip prudential
Akibatnya, pola pengelolaan bank banking. Dalam kaitan ini Bank Indonesia
komersial cenderung bersifat konservatif, sebagai regulator telah mengeluarkan
terkekang oleh aturan yang ketat sehingga ketentuan tentang penilaian tingkat
kurang memiliki kreatifitas, serta kesehatan bank melalui Surat Edaran BI
cenderung tidak inovatif. Nomor 26/BPPP/1993 tanggal 23 Mei
Di dalam praktiknya, walaupun telah 1993. Aturan ini pada prinsipnya
diatur dengan regulasi yang ketat, beberapa menghendaki perbankan untuk tetap
bank masih kurang berhati-hati, sehingga mengacu kepada tingkat kesehatan bank
seringkali merugikan deposan, investor berdasarkan penilaian kinerja dengan

37
JAAI VOLUME 12 NO. 1, JUNI 2008: 37– 52

menggunakan ukuran CAMEL (capital diharapkan dapat menghasilkan indikator


adequacy, quality of productive asset, kinerja yang lebih baik, karena kelemahan
management of risk, earnings, liquidity). pendekatan pada suatu teknik akan dapat
Tingkat kesehatan, termasuk tingkat ditutupi oleh teknik analisis lainnya.
efisiensi lembaga perbankan dapat dinilai Data Envelopment Analysis
dengan menggunakan berbagai indikator. merupakan teknik non-parametrik yang
Salah satu sumber utama indikator yang telah banyak digunakan dalam penelitian
dijadikan dasar penilaian adalah laporan lain untuk mengukur efisiensi di berbagai
keuangan dari bank yang bersangkutan. bidang atau industri (Gattoufi et al., 2004;
Berdasarkan laporan keuangan lembaga Reisman, 2004; Cooper et al., 2004).
perbankan dapat dikalkulasikan sejumlah Beberapa penelitian sebelumnya juga telah
rasio keuangan yang dapat dimanfaatkan menggunakan DEA dalam pengukuran
untuk memprediksi tingkat keuntungan, efisiensi pada industri farmasi di India
memprediksi masa depan, dan untuk (Saranga dan Phani, 2005) dan pengukuran
mengantisipasi kondisi di masa depan efisiensi pada industri pariwisata (Bosseti,
(Halkos dan Salamouris, 2004). Namun et al., 2005; Bosseti dan Gianni, 2005).
demikian, penggunaan rasio keuangan Beberapa penelitian terdahulu, seperti
dengan basis laporan keuangan yang Grigorian dan Manole (2002), Hadad et al.
dihasilkan melalui proses akuntansi dalam (2003) serta Galadegedera dan Piyadasa
mengukur kinerja bank banyak (2004) telah menggunakan teknik DEA
mendapatkan kritikan. Hal ini diantaranya dalam mengukur tingkat efisiensi bank.
disebabkan oleh kesulitan dan validitas Lebih jauh, Athanassopoulos (1997) dan
hasil perhitungan rasio keuangan melalui Schaffnit. et al. (1997) telah
perbandingan dua perusahaan yang secara memanfaatkan teknik analisis tersebut di
relative memiliki karakteristik berbeda dalam mengukur tingkat efisiensi dari
(Weetman, 2003). Disamping itu, data cabang bank.
akuntansi yang digunakan juga tidak Penggunaan teknik DEA pada
mampu mengindikasikan periode pemak- lembaga perbankan juga dilakukan oleh
simalan nilai ekonomis karena meng- Halkos dan Salamouris (2004) untuk
abaikan nilai pasar saat ini (Kohers et al., mengukur kinerja dari bank komersial di
2000 dalam Halkos dan Salamouris, 2004). Yunani selama tahun 1997 hingga 1999
Lebih lanjut, Berger dan Humprey (dalam menggunakan pendekatan efisiensi.
Halkos dan Salamouris, 2004) menyatakan Penelitian tersebut dilakukan dalam
bahwa penggunaan rasio keuangan tidak konteks industri perbankan yang bersifat
mempertimbangkan harga input dan highly regulated industry serta dihadapkan
bauran output serta pemilihan bobot rasio pada kondisi persaingan yang kompetitif.
keuangan yang bersifat subjektif. Dengan memberikan penekanan pada
Berdasarkan penjelasan di atas dapat perlunya perhatian terhadap efisiensi
disimpulkan bahwa pendekatan analisis lembaga perbankan di dalam menghadapi
rasio keuangan di dalam menilai tingkat persaingan yang semakin ketat dalam era
kesehatan bank mempunyai beberapa globalisasi, diharapkan lembaga perbankan
kelemahan. Dalam kaitan ini, Rouse et al. dapat berkompetisi secara sehat dan
(2002) menyatakan bahwa dalam menguntungkan. Hal ini pada akhirnya
mengevaluasi kinerja lembaga perbankan dapat menjamin sustainability dari suatu
dapat digunakan rasio keuangan dengan lembaga perbankan untuk dapat bertahan
mengkombinasikannya dengan teknik non- di dalam lingkungan kompetisi yang
parametrik sehingga menjadi saling semakin ketat.
melengkapi antara satu dengan lainnya. Tulisan ini menggunakan kombinasi
Kombinasi dari kedua teknik analisis ini teknik analisis rasio dan Data Envelopment

38
Pengukuran Kinerja Bank Komersial dengan Pendekatan Efisiensi ... (Vicky Rahma Putri & Niki Lukviarman)

Analysis (DEA) sebagai teknik non- bank. Namun demikian agar laporan
parametrik untuk mengukur efisiensi keuangan dapat lebih bermanfaat,
sektor perbankan Indonesia. Menurut diperlukan peralatan analisis rasio
Berger dan Humprey (1997) menyatakan keuangan. Dengan menggunakan rasio
bahwa penggunaan rasio keuangan dan keuangan, laporan keuangan bank dapat
pendekatan efisiensi secara bersamaan memberikan gambaran lebih jelas tentang
akan dapat mengukur kinerja bank secara berbagai indikator sehingga dapat
lebih baik sehingga dapat memberikan digunakan sebagai alat analisis kinerja.
manfaat lebih optimal. Tulisan ini Analisis rasio keuangan merupakan
mengaplikasikan format Halkos dan peralatan sederhana namun dapat mem-
Salamouris (2004) dalam menilai tingkat berikan bermanfaat untuk menentukan
efisiensi perbankan di Indonesia, bagaimana suatu aktivitas usaha dijalan-
khususnya berhubungan dengan penilaian kan. Disamping itu, rasio keuangan juga
efisiensi perbankan yang telah go-public. merupakan alat analisis yang dinyatakan
dalam artian relatif maupun absolut untuk
KAJIAN TEORI DAN menjelaskan hubungan tertentu antara satu
PENGEMBANGAN HIPOTESIS perkiraan dengan perkiraan lainnya dari
Perbankan dan Ukuran Kinerja seperangkat laporan keuangan yang
Berbagai penelitian sebelumnya dihasilkan perusahaan. Rasio keuangan
mengukur kinerja bank dengan dapat menginterpretasikan perkiraan ke-
menggunakan indikator tingkat kesehatan uangan atau data akuntansi serta dapat juga
bank sebagai ukuran kinerja. Dalam kaitan membantu manajemen untuk menemukan
ini kinerja sebuah bank diukur dengan keunggulan dan kelemahan perusahaan
menggunakan lima indikator penilaian (Block dan Hirt, 2002).
mencakup aspek Capital, Assets, Dalam tulisan ini, kinerja sebagai
Management, Earnings, dan Liquidity yang acuan efisiensi diukur dengan suatu vektor
lebih dikenal dengan CAMEL. Empat dari output yang terdiri dari enam rasio
lima aspek tersebut (Capital, Assets, perbankan tanpa input. Penggunaan model
Earnings, dan Liquidity) menggunakan ini merupakan suatu alternatif untuk
rasio keuangan tradisional untuk mengukur mengevaluasi efisiensi dan sebagai
kinerja dan menilai tingkat kesehatan bank pelengkap terhadap rasio keuangan yang
(lihat misalnya; Aryati dan Nasser, 2002; lazim digunakan dalam menilai kinerja
Aryati dan Manao, 2002; Febriani dan keuangan lembaga perbankan. Rasio
Rahadian, 2003). Indikator rasio keuangan efisiensi perbankan merupakan variabel
tersebut dihitung berdasarkan angka untuk mengevaluasi efisiensi, sebagai
keuangan yang terdapat laporan keuangan pengganti dari varibel-variabel input-
bank yang merupakan produk akhir dari output yang biasa digunakan pada hampir
suatu proses akuntansi dalam suatu periode semua aplikasi perbankan berdasarkan
tertentu. kualitas input, output serta harga (Halkos
Sesuai dengan SK Direksi Bank dan Salamouris, 2004).
Indonesia No. 27/119/KEP/DIR tanggal 25 Tulisan ini tidak menggunakan
Januari 1995, laporan keuangan sebuah analisis CAMELS sebagai alat pengukuran
bank terdiri dari (i) neraca, (ii) laporan kinerja, sebagaimana digunakan dalam
komitmen dan kontijensi, (iii) laporan berbagai penelitian sebelumnya untuk
laba/rugi, (iv) laporan arus kas, dan (v) menilai kinerja perbankan di Indonesia.
catatan atas laporan keuangan. Laporan Hal ini disebabkan karena CAMELS
keuangan bank diharapkan dapat menilai kinerja perbankan dengan
memberikan gambaran mengenai posisi pendekatan tingkat kesehatan bank,
keuangan serta perubahan kinerja dari sementara tulisan ini menggunakan

39
JAAI VOLUME 12 NO. 1, JUNI 2008: 37– 52

pendekatan efisiensi dengan teknik DEA analisis non-parametrik yang biasa


sebagai ukuran kinerja lembaga perbankan. digunakan sebagai alat evaluasi atau
Rasio efisiensi dan rasio rentabilitas penilaian pencapaian hasil dari suatu
yang digunakan dalam tulisan ini mengacu perusahaan. Menurut Kanungo (2004),
kepada rasio keuangan yang digunakan DEA merupakan metode berdasarkan
oleh Halkos dan Salamouris (2004): program linier yang digunakan untuk
Return Difference of Interest Bearing membandingkan efisiensi dari beberapa
Assets (RDIBA), Profit/Loss per Employee unit. Pengertian yang lebih jelas diberikan
(P/L), Efficiency Ratio (EFF), Net Interest oleh Avkiran (1999, dalam Gattoufi et al.
Margin(NIM), Return on Equity (ROE), 2004) dengan mendefinisikan DEA
Return on Assets (ROA). sebagai teknik untuk mengukur efisiensi
relatif dari berbagai unit organisasi yang
Konsep Efisiensi mampu untuk mengungkap hubungan yang
Pengukuran efisiensi meliputi tepat antara input dan output yang
berbagai upaya yang dapat dilakukan pada beragam, yang sebelumnya tidak dapat
efisiensi, apa saja yang termasuk kedalam diakomodasi melalui analisis rasio secara
efisiensi dan seberapa penting efisiensi tradisional.
dalam ilmu manajemen dan ekonomi Penelitian mengenai DEA ini
(Wang et al., 2004). Dalam kaitan ini, dimulai oleh Charnes, Cooper dan Rhodes
Reynaud dan Rokhim (2005) telah pada tahun 1978. Di dalam teknik DEA
menggunakan konsep efisiensi untuk diakomodasi terdapatnya berbagai unit
menyimpulkan konsep dan permasalahan pembuat keputusan yang berbeda atau
pengukuran. different decision-making unit (DMU)
Efisiensi merupakan salah satu para- yang melakukan kegiatan atau tugas yang
meter kinerja yang secara teoritis merupa- sama. Namun demikian, setiap DMU
kan salah satu ukuran kinerja yang men- tersebut memiliki beragam input, yang
dasari seluruh kinerja organisasi. Efisiensi pada akhirnya juga diharapkan mampu
dalam dunia perbankan merupakan salah untuk menghasilkan beragam output.
satu parameter kinerja yang cukup populer Keuntungan dari penggunaan teknik
sehingga lazim digunakan karena dapat non-parametrik ini antara lain mampu ber-
memberikan jawaban atas brbagai hadapan dengan kasus input yang beragam,
kesulitan dalam menghitung berbagai seperti faktor yang berada di luar kendali
ukuran kinerja sebagaimana disebutkan manajemen. Selanjutnya, penggunaan tek-
diatas (lihat Hadad et al. 2003). nik DEA diharapkan dapat mengurangi
Lebih lanjut, Hadad et al. (2003) kesulitan yang muncul dari penggunaan
menyatakan bahwa pengukuran efisiensi metode parametrik dalam menganalisis
bank dapat dilakukan dengan rasio keuangan. Disamping itu, aplikasi
menggunakan dua pendekatan. Pertama, teknik DEA akan memudahkan perban-
menggunakan pendekatan parametrik dingan efisiensi dengan menggunakan
seperti Stochastic Frontier Approach kriteria yang seragam, melalui penggunaan
(SFA) dan Distribution Free Approach bentuk rasio yang sederhana untuk menge-
(DFA). Pendekatan kedua, menggunakan tahui efisiensi setiap organisasi, termasuk
pendekatan non-parametrik yaitu Data lembaga perbankan.
Envelopment Analysis (DEA). Hal yang paling mendasar pada
Penelitian terdahulu dengan teknik DEA adalah terdapatnya skor
pendekatan Data Envelopment Analysis efisiensi teknis dari setiap DMU
(DEA) dilakukan sebagai suatu teknik tergantung pada pencapaian sampel yang
pengukuran efisiensi dengan pendekatan hanya sebahagian. Hal ini berarti DEA
non-parametrik. DEA merupakan teknik memiliki hasil yang relatif, bukan absolut,

40
Pengukuran Kinerja Bank Komersial dengan Pendekatan Efisiensi ... (Vicky Rahma Putri & Niki Lukviarman)

dimana ukuran mengenai teknis efisiensi beberapa bank yang tidak berada pada
untuk setiap DMU selalu dipertimbangkan. garis tersebut, dengan arti bahwa bank
Operasionalisasi teknik DEA dalam tersebut belum atau tidak efisien. Untuk
mengevaluasi sebuah DMU sebagai mengukur tingkat efisiensinya dapat
sesuatu yang efisien secara teknis jika hal digunakan Tµ, untuk menentukan level
itu memiliki rasio yang “baik” dari setiap optimal dari efisiensi dan menyajikan
output dan juga setiap input. Rangkaian kombinasi dari dua rasio ts. Dengan
kegiatan tersebut mampu menunjukkan menggunakan contoh bank T5, tingkat
signifikansi dari hubungan output-input efisiensi diukur dengan menggunakan Tµ
yang akan di ukur. yang merupakan kombinasi linear dari T2
Ilustrasi dapat memberikan dan T3. Melalui gambaran tersebut, tingkat
gambaran aplikasi model tulisan ini. efisiensi dari bank T5 adalah rasio dari
Dengan mempertimbangkan bentuk jarak OT5/Otµ (lihat gambar 1).
diagram yang digambarkan ke dalam Selanjutnya dari pertimbangan
sumbu x untuk RDIBA dan sumbu y untuk matematis yang digunakan bank N
ROE (lihat gambar 1). Dalam kaitan ini menghasilkan vektor output Ri dalam
misalnya di asumsikan bahwa akan diuji bentuk rasio keuangan sebagaimana telah
tingkat efisiensi dari delapan bank dijelaskan di atas. Matrik output Ri
komersial (T1, T2, … T8). Selanjutnya (dengan i = 1,2,3…, m) diketahui untuk
agar lebih sederhana digunakan dua jenis setiap bank n (dengan n = 1,2,3…, N),
indikator kinrja; ROE dan RDIBA. sementara variabel n digunakan untuk
Dianggap bahwa bank yang mencapai menentukan suatu aturan rata-rata (  ),
efisiensi optimal adalah bank T1, T2, T3, sehingga (  1,  2 , .. K , µ ) ditempatkan pada
dan T4. Batas efisiensi ditentukan dari setiap bank untuk membentuk batas
garis yang terbentuk dari titik T1, T2, T3, efisiensi untuk suatu bank () dan
T4 serta berhubungan dan merupakan mengukur efficiency score atau l .
kombinasi dari ROE pada sumbu x dan
RDIBA pada sumbu y. Berarti terdapat

Gambar 1: Pertimbangan model dalam bentuk diagram


Sumber: Halkos dan Salamouris (2004)

41
JAAI VOLUME 12 NO. 1, JUNI 2008: 37– 52

Program linier yang akan digunakan untuk yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
setiap bank pada penelitian ini adalah: Sampel dalam penelitian ini seluruh bank
max l komersial yang terdaftar pada bursa yang
dengan subjek: sama dari tahun 2002 sampai dengan 2004.
N Dengan periode pengamatan selama
 n Rin  l Ril (i = 1,2,…, m) periode tersebut, akan digunakan berbagai
n =1 data rasio keuangan yang berasal dari
N
laporan keuangan yang terdapat pada
 = 1
n =1
n
Indonesian Capital Market Directory
(ICMD).
l  0 Penentuan awal periode data
n  0 (n = 1,2,…, N) penelitian ini didasarkan atas telah
Selanjutnya, menurut Cooper (2005) terjadinya perubahan besar pada sektor
terdapat dua kondisi efisiensi yang keuangan yang ditandai dengan terjadinya
mungkin dialami bank, seperti: privatisasi bank nasional oleh pemerintah
Indonesia (Okuda dan Take, 2005).
Full atau Strong Efficiency Walaupun penelitian dengan sampel yang
Pada kondisi ini terdapat dua hal sama telah yang dilakukan Hadad et al.
yang harus dipenuhi, yaitu: (2003), namun penelitian tersebut
(i) l bernilai positif yang sama dengan 1 dilakukan untuk mengukur tingkat efisiensi
(ii) slack-nya mempunyai nilai sama perbankan di Indonesia sampai dengan
dengan nol tahun 2002. Metode pengambilan sampel
(sampling) dilakukan dengan cara
Weak Efficiency purposive sampling, dimana sampel dipilih
Kondisi ini mungkin terjadi jika dengan menetapkan berbagai kriteria
kondisi (i) tidak terpenuhi, dengan nilai tertentu sebagai berikut:
l kurang dari 1. 1. Sampel yang digunakan adalah bank-
Efficiency score atau l setiap bank bank yang telah go-public di Indonesia
diberikan positif dan kurang dari atau sama 2. Bank yang dijadikan sampel merupa-
dengan 1. Suatu bank akan semakin efisien kan bank komersial, khususnya yang
jika memiliki efficiency score atau memiliki produk dan jasa yang relatif
homogen. Dasar pemilihan bank
l mendekati nilai satu. DMU dengan
komersial sebagai sampel adalah
nilai l satu akan dinyatakan sebagai karena bank komersial memberikan
DMU yang efisien, sementara DMU kontribusi penting dalam per-
dengan nilai l kurang dari 1 dinyatakan ekonomian suatu negara. Disamping
sebagai DMU yang tidak efisien. Hasil itu, bank komersial dapat mempenga-
efficiency score atas penilaian akan meng- ruhi kondisi keuangan dari perekono-
hasilkan peringkat efisiensi bank komersial mian nasional di suatu negara (lihat
selama periode yang diamati. Hasil effi- Halkos dan Salamouris, 2004).
ciency score juga dapat digunakan untuk 3. Bank komesial yang dijadikan sampel,
memberikan pemahaman mengenai konsis- harus terdaftar di Bursa Efek Jakarta
tensi efisiensi atau kinerja dari setiap bank (BEJ) dalam periode pengamatan
komersial selama periode pengamatan. (2002-2004), dan tidak delisting
selama periode tersebut untuk
METODE PENELITIAN menghindarkan survivorship bias
Tulisan ini merupakan rangkuman dalam hasil penelitian.
dari suatu penelitian deskriptif, dengan 4. Bank komersial yang dijadikan sampel
objek penelitian berupa populasi bank telah menerbitkan dan mempublikasi-

42
Pengukuran Kinerja Bank Komersial dengan Pendekatan Efisiensi ... (Vicky Rahma Putri & Niki Lukviarman)

kan laporan keuangan selama periode c. Rasio Net Interest Margin disebut juga
pengamatan. NIM
NIt
NIM = (3)
Berdasarkan kriteria penentuan (TAt + TAt  1) / 2
sampel di atas, maka sampel bank NI adalah pendapatan bersih; TA adalah
komersial terpilih untuk diamati dari total aset; dan t adalah waktu. Semakin
sejumlah populasi perbankan komersial tinggi indikator rasio ini, akan
selama tahun 2002-2004 dapat dilihat pada menunjukkan kemampuan efisiensi yang
lampiran 1, sehingga terpilih sebanyak 17 semakin baik dalam pengelolaan aktiva
bank. bank.
d. Rasio Perbedaan Pengembalian dari
Definisi Variabel dan Pengukuran Interest Bearing Assets
Variabel yang digunakan adalah (ReturnDifference of Interest Bearring
efisiensi yang di ukur dengan Assets atau RDIBA)
menggunakan rasio keuangan. Lima IRSIt IPSCt
RDIBA =  (4)
kategori rasio keuangan yang (IBAt + IBAt  1) / 2 (IBLt + IBLt  1) / 2
dipergunakan adalah rasio yang paling IRSI merupakan piutang bunga dan
mencerminkan pencapaian efisiensi bank pendapatan yang serupa; IPSC adalah
komersial, mengacu kepada rasio yang berupa hutang bunga dan beban biaya yang
digunakan dalam penelitian Halkos dan serupa; IBA merupakan pendapatan yang
Salamouris (2004). berhubungan dengan aset; IBL adalah
pendapatan yang berhubungan dengan
Rasio Efisiensi kewajiban; sementara t adalah waktu.
Penggunaan rasio efisiensi Semakin besar nilai perbedaan ini, maka
merupakan terobosan baru dalam akan menunjukkan indikasi kinerja yang
pengukuran kinerja, karena selama ini semakin efisien.
pengukuran kinerja perbankan cenderung
menggunakan pendekatan tingkat Rasio Rentabilitas
kesehatan bank (CAMELS). a. Return on Equity (ROE)
a. Rasio Efisiensi (EFF) PBT
OEt ROE = (5)
EFF = (1) (Et + Et  1) / 2
GOPt PBT adalah laba atau rugi sebelum pajak;
OE adalah biaya operasional; GOP adalah E merupakan ekuitas; dan t adalah waktu.
laba/rugi kotor operasi; dan t adalah waktu. Rasio ini menunjukkan indikator tingkat
Semakin kecil indeks EFF yang diperoleh ROE yang semakin tinggi adalah indikator
suatu bank, maka lembaga tersebut akan semakin baik, karena bank mampu
semakin efisien, karena persentase dari menambah retained earning dan dapat
keuntungan yang dimiliki bank mampu membayar dividen lebih besar.
menutupi biayanya. b. Return on Assets (ROA)
b. Profit/Loss per Employee (P/L) PBT
PBT ROA = (6)
P/L = (2) (TAt + TAt  1) / 2
(Lt + Lt  1) / 2 PBT adalah laba atau rugi sebelum pajak;
PBT adalah laba/rugi sebelum pajak; L TA adalah total aset dan t adalah waktu.
adalah jumlah tenaga kerja yang dimiliki;
dan t adalah waktu. Dalam kaitan ini Metode Analisis
kenaikan indeks menunjukkan kenaikan Data yang diperoleh akan dianalisis
produktivitas dan sebaliknya. dengan menggunakan pendekatan non-
parametrik Data Envelopment Analysis.

43
JAAI VOLUME 12 NO. 1, JUNI 2008: 37– 52

Pengolahan data dilakukan dengan Dengan menggunakan 17 bank


menggunakan alat bantu program statistik sebagai sampel dengan periode
SPSS (Statistical Program for Social pengamatan selama 3 tahun, maka jumlah
Science) versi 10 dan program Microsoft observasi adalah sebanyak 51. Nilai
Excel. minimum ROE dari sampel yang di amati
adalah -644.3 serta nilai maksimum 38.68
Hasil Penelitian (mean -6.1118). Sementara nilai minimum
Hasil penelitian berikut merupakan EFF adalah -23.62 dengan nilai maksimum
analisis terhadap objek penelitian sejumlah sebesar 517.65 (mean 20.4841). Sementara
17 bank komersial yang berada pada pasar nilai minimum P/L adalah -685.07 dan
homogen atau memiliki produk dan jasa nilai maksimum 563.06 (mean 88.2076),
yang serupa, yang terdaftar di Bursa Efek serta nilai minimum NIM adalah -0.102,
Jakarta selama tahun 2002-2004. nilai maksimum 0.45 (mean 8.04). Lebih
Uji multikoloniaritas menunjukkan lanjut, hasil perhitungan menunjukkan
bahwa terdapat korelasi yang erat bahwa nilai minimum RDIBA adalah -
(diindikasikan oleh tingginya nilai coeffi- 0.233, dengan nilai maksimum sebesar
cient of correlation) pada besaran ROA 0.33 (mean 9.11).
(lampiran 2). Dengan menggunakan nilai Berdasarkan pada hasil perhitungan
0,8 sebagai cut off point, maka besaran angka rasio perbankan yang dijadikan
ROA dikeluarkan dari pengukuran, karena sampel, maka nilai rasio dari bank yang
memiliki koefisien korelasi yang lebih menjadi objek pengamatan disajikan pada
tinggi dari ROE (lihat Halkos & gambar-gambar di bawah ini.
Salamouris 2004).

Tabel 1: Statistik Deskriptif


Descriptive Statistics ROE EFF P/L NIM RDIBA
Minimum -644.3 -23.62 -685.07 -0.102 -0.233
Maximum 38.68 517.65 563.06 0.45 0.33
Mean -6.1118 20.4841 88.2076 8.04 9.11
Standard Deviation 104.6356 74.0818 152.1311 2.7575 9.5444

100
0
-100
-200 2002
-300
2003
-400
2004
-500
-600
-700
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17

Gambar 1: Rasio ROE Bank Komersial di Indonesia

44
Pengukuran Kinerja Bank Komersial dengan Pendekatan Efisiensi ... (Vicky Rahma Putri & Niki Lukviarman)

600
500
400
300 2002
200 2003
100 2004
0
-100
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17

Gambar 2: Rasio EFF Bank Komersial di Indonesia

600
400
200
0 2002
-200 2003
-400 2004
-600
-800
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17

Gambar 3: Rasio P/L Bank Komersial di Indonesia

0,06
0,04
0,02
0
-0,02 2002
-0,04 2003
-0,06
2004
-0,08
-0,1
-0,12
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17

Gambar 4: Rasio NIM Bank Komersial di Indonesia

45
JAAI VOLUME 12 NO. 1, JUNI 2008: 37– 52

0,4
0,3
0,2
0,1 2002
0 2003
-0,1 2004
-0,2
-0,3
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17

Gambar 5: Rasio RDIBA Bank Komersial di Indonesia

Efficiency Scores pada setiap tahun penelitian. Kolom


Efficiency score dari setiap bank pertama, keempat, dan ketujuh dari tabel
yang dijadikan sampel selama periode dimaksud menampilkan kode dari lembaga
pengamatan (2002-2004) diperoleh dengan perbankan yang menjadi sampel serta
menggunakan DEA model. Berbagai rasio tahun penelitiannya. Angka pertama
yang telah diperoleh dari hasil kalkulasi merupakan tahun penelitian dan dua angka
dibandingkan dengan rasio tertinggi pada kedua merupakan kode bank yang menjadi
rasio sejenis. Berdasarkan prosedur ini, sampel. Sementara kolom kedua, kelima
maka nilai tertinggi dari hasil perban- dan kedelapan memperlihatkan efficiency
dingan tersebut merupakan indikator effi- score bank selama tahun 2002, 2003 dan
ciency score. 2004. Efficiency score yang diperoleh
Tabel 2 menampilkan efficiency berada pada interval 0.13 sampai dengan
score dan peringkat dari bank-bank sampel 1.00.

Tabel 2: Efficiency scores dan peringkat pada setiap tahun


Kode Peringkat Kode Peringkat Kode Peringkat
Bank l Bank l Bank l
401 0.22 13 301 0.20 16 201 0.16 15
402 0.39 9 302 0.46 9 202 0.70 4
403 0.59 7 303 0.50 7 203 0.62 6
404 1.00 1 304 0.24 15 204 0.08 16
405 1.00 1 305 0.58 6 205 0.65 5
406 0.63 6 306 0.77 2 206 0.35 11
407 0.83 2 307 0.66 4 207 0.89 2
408 1.00 1 308 1.00 1 208 0.20 13
409 0.31 11 309 0.13 17 209 0.17 14
410 0.69 4 310 0.68 3 210 0.57 7
411 0.63 6 311 0.33 13 211 0.79 3
412 0.72 3 312 0.61 5 212 0.27 12
413 0.54 8 313 0.43 11 213 0.27 12
414 0.66 5 314 0.45 10 214 0.43 10
415 1.00 1 315 0.40 12 215 0.44 9
416 0.28 12 316 0.27 14 216 0.56 8
417 0.36 10 317 0.47 8 217 1.00 1
Sumber: Hasil olahan data penelitian

46
Pengukuran Kinerja Bank Komersial dengan Pendekatan Efisiensi ... (Vicky Rahma Putri & Niki Lukviarman)

Dari hasil pengujian, selama 3 tahun Namun demikian, perubahan tersebut


periode pengamatan ditemukan 6 bank hanya terjadi pada beberapa bank
(11.8%) yang masuk kategori efisien komersial tertentu sehingga belum
dalam melaksanakan operasinya. merupakan peningkatan kinerja bank
Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, komersial secara keseluruhan.
dapat dinyatakan bahwa Bank Victoria Peningkatan kinerja perbankan
Internasional merupakan bank yang tersebut dapat disebabkan oleh reformasi
beroperasi secara efisien pada tahun 2002. yang terus dilakukan dalam sektor
Sementara untuk tahun 2003, Bank Lippo perbankan di Indonesia yang dimulai pada
merupakan bank yang efisien sementara tahun 2002. Program full-scale
Bank Victoria Internasional pada tahun reorganization dikembangkan bersama
tidak masuk ke dalam kategori bank yang rekstrukturisasi terhadap struktur modal
efisien. Untuk tahun 2004, terdapat empat perbankan. Pada saat bersamaan, reformasi
bank yang terkategori sebagai bank dalam sistem perbankan dan struktur
komersial yang beroperasi secara efisien corporate governance juga telah
(Bank Century, Bank Danamon, Bank diimplementasikan sebagai solusi terhadap
Lippo, Bank Pan Indonesia). Untuk tahun masalah non-performing loans dari bank-
2004, Bank Lippo sebagai satu-satunya bank nasional dan adanya praktek kolusi
bank komersial yang efisien di tahun 2003, yang dilakukan oleh bank swasta dengan
kembali termasuk ke dalam salah satu dari perusahaan yang dimiliki oleh grup-grup
empat bank yang beroperasi secara efisien. bisnis tertentu, yang diindikasikan sebagai
Sebagaimana diuraikan pada bagian penyebab utama dari timbulnya krisis
sebelumnya, pada tahap awal akan keuangan di Indonesia (Komatsu, 2005).
dilakukan penghitungan kinerja dengan Prinsip corporate governance juga
menggunakan berbagai indikator rasio menjadi isu sentral dalam pembahasan
efisiensi. Hasil perhitungan rasio efisiensi mengenai perubahan kinerja dan perbaikan
dimaksud kemudian di analisis dengan sistem ekonomi (Rajan & Zingales, 1998).
menggunakan DEA model untuk melihat Perbaikan sistem ekonomi harus sejalan
perbedaan kinerja diantara berbagai bank dengan reformasi penegakan hukum. Di
komersial di Indonesia yang terpilih Indonesia, pada tahun 1999 Pemerintah
sebagai objek penelitian. Hasil penelitian telah mengeluarkan Undang-Undang
menemukan bahwa kedua analisis tersebut mengenai korupsi, kolusi dan nepotisme
(rasio keuangan dan DEA model) mampu yang bertujuan untuk menegakkan supre-
menjelaskan perbedaan kinerja diantara masi hukum dan sebagai landasan pene-
bank-bank komersial. Kenyataan ini ikut rapan corporate governance (Lukviarman,
mendukung pendapat Berger dan 2004). Pemerintah memegang peranan
Humphrey (1997) yang menyatakan bahwa penting dalam mendukung penerapan
pendekatan efisiensi cenderung lebih baik corporate governance, dengan menerbit-
dibandingkan dengan penggunaan rasio kan dan memberlakukan pengaturan yang
keuangan tradisional dalam pengukuran memadai misalnya tentang pendaftaran
kinerja. perusahaan, pengungkapan data keuangan
Secara kuantitas, hal ini perusahaan serta peraturan-peraturan ten-
mengindikasikan telah terjadi peningkatan tang tanggung jawab Komisaris dan
kinerja yang dicapai oleh bank komersial Direksi (FCGI, 2002). Namun perusahaan
di Indonesia berdasarkan jumlah bank memegang tanggung jawab utama untuk
yang terkategori sebagai efisien. melaksanakan sistem corporate govern-
Peningkatan ini menandakan bahwa telah ance yang baik di dalam perusahaannya.
terjadi perubahan kinerja ke arah yang Penerapan corporate governance systems
lebih baik dari sektor perbankan Indonesia. pada suatu perusahaan akan memberikan

47
JAAI VOLUME 12 NO. 1, JUNI 2008: 37– 52

dampak positif terhadap perlindungan Similar Charges (IPSC) serta


kepentingan para pemegang sahamnya, menjumlahkan Interest Paid dengan
debitur serta karyawannya, dan juga bagi Other Paid. Interest Bearing Assets
perusahaan itu sendiri yang tercermin (IBA) dihitung dengan menjumlahkan
dalam peningkatan kinerjanya. cash on hand, placement in the other
bank, dan loans. Serta menghitung
SIMPULAN Interest Bearing Liabilities (IBL)
Hasil penelitian ini menggunakan 51 dengan menjumlahkan liabilities dan
observasi dan tidak menemukan satupun other libilities. Perhitungan ini berbeda
bank yang konsisten beroperasi secara dengan perhitungan yang dilakukan
efisien selama 3 tahun periode penelitian. oleh Halkos dan Salamouris (2004),
Namun penelitian ini menemukan satu disebabkan oleh perbedaan elemen-
bank (Bank Lippo) yang konsisten elemen yang menjadi unsur dari
beroperasi secara efisien pada 2 tahun perhitungannya.
penelitian (tahun 2003 dan 2004). Hasil Oleh karena itu, disarankan bagi
penelitian ini juga menunjukkan bahwa peneliti selanjutnya untuk melakukan
hanya terdapat sebagian kecil bank penelitian ini dengan menggunakan
komersial di Indonesia yang mampu software Data Envelopment Analysis dan
berkinerja baik dan dapat digolongkan menghitung optimal target dari setiap bank
kedalam bank yang relatif efisien. Hasil komersial di Indonesia.
penelitian ini juga menunjukkan bahwa
terdapat ketidak konsistenan kinerja REFERENSI
diantara bank komersial di Indonesia untuk Aryati, T. & Manao, H. (2002). “Rasio
setiap tahunnya, yang diindikasikan Keuangan sebagai Prediktor Bank
dengan terjadinya fluktuasi kinerja selama Bermasalah di Indonesia”, Jurnal
3 tahun penelitian. Akhirnya, penelitian ini Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5,
ikut mendukung dilakukannya proses No. 2.
restrukturisasi perbankan dan penerapan
Aryati, T. & Nasser, E. M. (2000). “Model
corporate governance sebagai jawaban
Analisis CAMEL untuk
atas berbagai masalah diatas.
Memprediksi Financial Distress
Namun demikian, penggunaan
pada Sektor Perbankan yang Go
pendekatan non-parametrik Data Envelop-
Public“, Jurnal Akuntansi Auditing
ment Analysis mempunyai keterbatasan
Indonesia, Vol. 4, No. 2.
berikut ini;
1. Penelitian ini tidak menggunakan Athanassopoulos, A. D. (1997). “Service
software Data Envelopment Analysis Quality and Operating Efficiency
seperti FRONTIER atau WARWICK Synergies for Management
WINDOWS DEA untuk melakukan Control in the Provision of
pengukuran efisiensi dari data-data Financial Services: evidence from
yang telah dikumpulkan. Namun hal Greek Bank Branches”, European
tersebut tidak akan berpengaruh besar Journal Research, Vol. 98, 301-
terhadap hasil penelitian, karena hasil 318
penelitian ini tidak meliputi penentuan Avkiran, K.N. (1999). “Productivity
feasible target dari bank komersial. Analysis in The Service Sector
2. Pada saat menghitung rasio RDIBA, with Data Envelopment
Interest Receivable and Similar Analysis”, Retrieved from
Income (IRSI) dihitung dengan http://www.uq.edu.au/financesite/a
menjumlahkan Interest Income dan boutbook.htm
Other Income. Interest Payable and

48
Pengukuran Kinerja Bank Komersial dengan Pendekatan Efisiensi ... (Vicky Rahma Putri & Niki Lukviarman)

Berger, A. N. & Humphrey, D. B. (1997). Forum for Corporate Governance in


“Efficiency of Financial Indonesia. (2002). “Good
Institution: International Corporate Governance: Konsep
Survey and Direction for Future dan Implementasi Perusahaan
Research”, European Journal Publik dan Korporasi di
Operational Research, Retrieved Indonesia”, Yayasan Pendidikan
from http://papers.ssrn.com Pasar Modal Indonesia (YPPMI),
Jakarta.
Berger, A. N. & Humphrey, D. B. (1992)
“Measurement and Efficiency Galadegedera, D. U. A. & Piyadasa E.
Issues in Commercial Banking. In: (2004) “Performance of Indian
Griliches, Z. (Ed.), Output Commercial Bank (1995-2002): an
Measurement in the Services Application of Data Envelopment
Sectors”, University of Chicago Analysis and Malmquist
Press, Chicago. Productivity Index”, Retrieved
from
Bosetti, V. & Gianni L. (2005). “A Data
http://papers.ssrn.com/sol3/papers.
Envelopment Analysis Approach of
cfm?abstract_id=577922.pdf
Natural Parks: Economic
Efficiency and Sustainability”, Gattoufi S., Oral M., Kumar A. &
Retrieved from: Reisman, A. (2004). “Content
http://papers.ssrn.com/sol3/papers. Analysis of Data Envelopment
cfm?abstract_id=718621.pdf Analysis Literature and It’s
Comparison with that of Other
Bosetti, V., Mariaester C. & Alessandro, L.
OR/MS Fields”, Journal of the
(2005). “Using Data Envelopment
Operational Research Society,
Analysis to Evaluate
Retrieved from
Environmentally Conciuos
http://papers.ssrn.com/sol3/papers.
Tourism Management”, Natural
cfm?abstract_id=529493.pdf
Research Management, Retrieved
from Grigorian, D. A. & Manole, V. (2002).
http://papers.ssrn.com/sol3/papers. “Determinant of Commercial
cfm?abstract_id=541124.pdf Bank Performance in Transition:
An Application of Data
Block, S. B. & Hirt, G. A. (2002).
Envelopment Analysis”, World
Foundation of Financial
Bank Policy Research Working
Management, 10th edition,
Paper 2850, Retrieved from
McGraw
- Hill, Singapore.
http://papers.ssrn.com/sol3/papers.
Cooper, W. W., Seiford, L. M., Tone, K. & cfm?abstract_id=636214.pdf
Zhu, J. (2005). “DEA: Past
Hadad, M. D., Santoso, W., Mardanugraha
Accomplishments and Future
E. & Illyas, D. (2003). “Analisis
Prospects”, McCombs Research
Efisiensi Industri Perbankan
Paper Series, Retrieved from
Indonesia: Penggunaan Metode
http://papers.ssrn.com/sol3/papers.
Non Parametric Data
cfm?abstract_id=744128.pdf
Envelopment Analysis”, Buletin
Febriani, A. & Rahadian, Z. (2003). Ekonomi Moneter dan Perbankan
“Analisis Kinerja Bank Devisa dan www.google.com/search?
Bank Non Devisa di Indone-
Halkos, G. E., & Salamouris, D., S. (2004)
sia”, Kajian Ekonomi dan
“Efficiency Measurement of the
Keuangan, Vol. 7, No. 4, 38-54.
Greek Commercial Bank with the

49
JAAI VOLUME 12 NO. 1, JUNI 2008: 37– 52

Use of Financial Ratios: a Data Retrieved from


Envelopment Analysis Approach”, http://papers.ssrn.com/sol3/papers.
ManagementAccounting Research, cfm?abstract_id=529542.pdf
Kanungo, S. (2004) “Data Envelopment Reynaud, J. & Rokhim, R. (2005). “Do
Analysis”, Retrieved from Banking Crises Enhance
www.google.com/search? Efficiency? A Case Study of 1994
Turkish and 1997 Indonesian
Kohers, T., Huang, M. & Kohers, N.
Crises”.www.google.com/search?
(2000). “Market Perception of
Efficiency in Bank Holding Rouse, P., Putterill, M. & Ryan, D. (2002)
Company Mergers: The Roles of “Integrated Performance
the DEA and SFA Models in Measurement Design: Insights
Capturing Merger Potential”, from Application in Aircraft
Review of Financial Economics, Maintenance”, Management
vol. 9. Accounting Research, Vol. 13, pp.
229-248.
Komatsu, M. (2005). “Financial Policy,
Financial Sector & Financial Crisis Saranga, H. & Phani, P. V. (2005). “The
of Indonesia”. Future Prospects of Indian Pharmaceutical Industry -
Indonesia and Aid Policies of An Overview of Internal
Japan, Japan Center for Efficiencies using Data
International Finance, Chapter 9, Envelopment Analysis”, Retrieved
pp. 147-164. from
http://papers.ssrn.com/sol3/papers.
Lukviarman, N. (2004). “Ownership
cfm?abstract_id=544802.pdf
Structure and Firm Performance:
The Case of Indonesia”, DBA Schaffnit, C., Rosen, D. & Paradi, J.C.,
Thesis, Graduate School of (1997). “Best Practice Analysis of
Business, Curtin University of Bank Branches: an Application of
Technology, Perth. DEA in a Large Canadian Bank”,
European Journal Research, Vol.
Okuda, H. & Yasushi T. (2005).
98, pp. 269-289.
“Economic Reforms and
Financing Structure of Indonesian Wang, Y., Reisman, A., Muhittin, O. &
Listed Companies after the Asians Gattoufi, S. (2004). ”Relating the
Crisis: Corporate Finance Issue CCR Model in Data Envelopment
and Solutions”, JBICI Review, Analysis to the Analysis to the
No.12. www.google.com/search? Economic Theory of the Firm
Based on the Weak Axiom of Profit
Rajan, R. & Zingales, L. (1998). “Which
Maximization”, Retrieved from
Capitalism? Lessons from the East
http://papers.ssrn.com/sol3/papers.
Asian Crisis”, Retrieved:
cfm?abstract_id=580101.pdf
December 30, 2005, from
http://papers.ssrn.com/sol3/papers. Weetman, P. (2003). “Financial and
cfm?abstract_id=137550.pdf Management Accounting an
Introduction”, 3rd Edition, Prentice
Reisman, A. (2004). “What can OR/MS
Hall, Singapore.
Academics Learn from and about
Data Envelopment Analysis”,

50
Pengukuran Kinerja Bank Komersial dengan Pendekatan Efisiensi ... (Vicky Rahma Putri & Niki Lukviarman)

Lampiran 1: Daftar Nama Bank Komersial Sampel Penelitian

Kode Nama Sampel Status

01 Bank Artha Niaga Kencana Tbk. PMDN


02 Bank Buana Indonesia Tbk. PMDN
03 Bank Central Asia Tbk. PMDN
04 Bank Century Tbk. PMDN
05 Bank Danamon Tbk Private
06 Bank Eksekutif Internasional Tbk. PMDN
07 Bank Internasional Indonesia Tbk. PMDN
08 Bank Lippo Tbk. PMDN
09 Bank Mayapada Internasional Tbk. PMDN
10 Bank Mega Tbk. PMDN
11 Bank Negara Indonesia Tbk. BUMN
12 Bank Niaga Tbk. PMDN
13 Bank NISP Tbk. PMDN
14 Bank Nusantara Parahyangan Tbk. PMDN
15 Bank Pan Indonesia Tbk. PMDN
16 Bank Swadesi Tbk. PMDN
17 Bank Victoria Internasional Tbk. PMDN

Lampiran 2: Correlations
Correlations

ROA ROE EFF PL NIM RDIBA


ROA Pearson Correlation 1.000 .869** -.216 .328* .757** .543**
Sig. (2-tailed) . .000 .129 .019 .000 .000
N 51 51 51 51 51 51
ROE Pearson Correlation .869** 1.000 -.086 .468** .664** .588**
Sig. (2-tailed) .000 . .548 .001 .000 .000
N 51 51 51 51 51 51
EFF Pearson Correlation -.216 -.086 1.000 -.218 -.126 .044
Sig. (2-tailed) .129 .548 . .124 .377 .757
N 51 51 51 51 51 51
PL Pearson Correlation .328* .468** -.218 1.000 .254 .293*
Sig. (2-tailed) .019 .001 .124 . .072 .037
N 51 51 51 51 51 51
NIM Pearson Correlation .757** .664** -.126 .254 1.000 .502**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .377 .072 . .000
N 51 51 51 51 51 51
RDIBA Pearson Correlation .543** .588** .044 .293* .502** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .000 .757 .037 .000 .
N 51 51 51 51 51 51
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

51
JAAI VOLUME 12 NO. 1, JUNI 2008: 37– 52

Lampiran 3: Efficiency Scores

Bank ROA ROE EFF P/L NIM RDIBA Eff. Score


401 0.224 0.219 0.014 0.060 0.144 -0.117 0.22
402 0.422 0.385 0.006 0.144 0.384 0.325 0.39
403 0.522 0.593 0.004 0.377 0.495 0.276 0.59
404 -2.324 -8.788 -0.003 1.000 -2.156 -0.412 1.00
405 1.000 0.797 0.002 0.372 1.000 0.541 1.00
406 0.205 0.183 0.009 0.063 0.633 0.120 0.63
407 0.556 0.832 0.008 0.192 0.512 0.374 0.83
408 0.783 1.000 0.009 0.268 0.604 0.380 1.00
409 0.317 0.284 0.008 0.164 0.313 0.155 0.31
410 0.422 0.687 0.006 0.350 0.453 0.229 0.69
411 0.561 0.630 0.007 0.308 0.523 0.284 0.63
412 0.522 0.722 0.007 0.069 0.440 0.129 0.72
413 0.400 0.543 0.006 0.224 0.386 0.140 0.54
414 0.295 0.499 0.009 0.157 0.220 0.657 0.66
415 0.946 0.530 0.003 0.814 0.968 0.483 0.97
416 0.266 0.283 0.008 0.105 0.273 0.026 0.28
417 0.285 0.328 0.016 0.320 0.262 0.359 0.36
301 0.190 0.196 0.028 0.048 0.092 -0.004 0.20
302 0.378 0.341 0.008 0.114 0.355 0.456 0.46
303 0.437 0.489 0.006 0.258 0.421 0.312 0.50
304 -0.044 -0.067 -0.046 0.053 -0.091 0.240 0.24
305 0.707 0.579 0.009 0.213 0.580 0.549 0.58
306 0.556 0.766 0.010 0.224 0.553 0.114 0.77
307 0.217 0.439 0.026 0.061 0.197 0.655 0.66
308 -0.476 -0.904 1.000 -0.107 -0.241 0.368 1.00
309 0.044 0.041 0.027 0.080 0.037 0.135 0.13
310 0.468 0.682 0.007 0.285 0.499 0.222 0.68
311 0.154 0.214 0.037 0.108 0.108 0.327 0.33
312 0.480 0.611 0.014 0.042 0.341 0.161 0.61
313 0.280 0.430 0.013 0.152 0.298 0.150 0.43
314 0.273 0.453 0.010 0.144 0.244 0.260 0.45
315 0.580 0.324 0.008 0.401 0.567 0.300 0.40
316 0.571 0.272 0.009 0.082 -2.265 0.015 0.27
317 0.107 0.148 0.041 0.218 0.095 0.469 0.47
201 0.156 0.154 0.028 0.036 0.126 -0.012 0.16
202 0.461 0.510 0.009 0.133 0.416 0.695 0.70
203 0.529 0.571 0.007 0.280 0.505 0.623 0.62
204 -2.122 -16.649 0.081 -1.217 -1.576 -0.707 0.08
205 0.493 0.527 0.012 0.137 0.429 0.650 0.65
206 0.180 0.316 0.018 0.095 0.348 0.126 0.35
207 0.088 -0.574 0.081 0.032 0.053 0.892 0.89
208 -0.495 -0.650 -0.022 -0.068 -0.482 0.199 0.20
209 0.071 0.072 0.055 0.034 0.075 0.173 0.17
210 0.354 0.572 0.013 0.191 0.341 0.276 0.57
211 0.488 0.787 0.011 0.320 0.431 0.501 0.79
212 0.151 0.247 0.266 0.042 0.084 0.236 0.27
213 0.210 0.268 0.015 0.122 0.222 0.126 0.27
214 0.285 0.432 0.013 0.138 0.254 0.129 0.43
215 0.154 0.074 0.050 0.103 0.108 0.440 0.44
216 0.805 0.357 0.007 0.102 0.556 0.049 0.56
217 0.095 0.192 0.051 0.148 0.017 1.000 1.00

52

View publication stats

Вам также может понравиться