Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
net/publication/277119984
CITATIONS READS
10 1,922
2 authors, including:
Lukviarman Niki
Universitas Andalas
40 PUBLICATIONS 73 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Corporate Governance Research in Indonesia: the Use of Theoretical and Conceptual Framework View project
All content following this page was uploaded by Lukviarman Niki on 20 September 2016.
Abstract
37
JAAI VOLUME 12 NO. 1, JUNI 2008: 37– 52
38
Pengukuran Kinerja Bank Komersial dengan Pendekatan Efisiensi ... (Vicky Rahma Putri & Niki Lukviarman)
Analysis (DEA) sebagai teknik non- bank. Namun demikian agar laporan
parametrik untuk mengukur efisiensi keuangan dapat lebih bermanfaat,
sektor perbankan Indonesia. Menurut diperlukan peralatan analisis rasio
Berger dan Humprey (1997) menyatakan keuangan. Dengan menggunakan rasio
bahwa penggunaan rasio keuangan dan keuangan, laporan keuangan bank dapat
pendekatan efisiensi secara bersamaan memberikan gambaran lebih jelas tentang
akan dapat mengukur kinerja bank secara berbagai indikator sehingga dapat
lebih baik sehingga dapat memberikan digunakan sebagai alat analisis kinerja.
manfaat lebih optimal. Tulisan ini Analisis rasio keuangan merupakan
mengaplikasikan format Halkos dan peralatan sederhana namun dapat mem-
Salamouris (2004) dalam menilai tingkat berikan bermanfaat untuk menentukan
efisiensi perbankan di Indonesia, bagaimana suatu aktivitas usaha dijalan-
khususnya berhubungan dengan penilaian kan. Disamping itu, rasio keuangan juga
efisiensi perbankan yang telah go-public. merupakan alat analisis yang dinyatakan
dalam artian relatif maupun absolut untuk
KAJIAN TEORI DAN menjelaskan hubungan tertentu antara satu
PENGEMBANGAN HIPOTESIS perkiraan dengan perkiraan lainnya dari
Perbankan dan Ukuran Kinerja seperangkat laporan keuangan yang
Berbagai penelitian sebelumnya dihasilkan perusahaan. Rasio keuangan
mengukur kinerja bank dengan dapat menginterpretasikan perkiraan ke-
menggunakan indikator tingkat kesehatan uangan atau data akuntansi serta dapat juga
bank sebagai ukuran kinerja. Dalam kaitan membantu manajemen untuk menemukan
ini kinerja sebuah bank diukur dengan keunggulan dan kelemahan perusahaan
menggunakan lima indikator penilaian (Block dan Hirt, 2002).
mencakup aspek Capital, Assets, Dalam tulisan ini, kinerja sebagai
Management, Earnings, dan Liquidity yang acuan efisiensi diukur dengan suatu vektor
lebih dikenal dengan CAMEL. Empat dari output yang terdiri dari enam rasio
lima aspek tersebut (Capital, Assets, perbankan tanpa input. Penggunaan model
Earnings, dan Liquidity) menggunakan ini merupakan suatu alternatif untuk
rasio keuangan tradisional untuk mengukur mengevaluasi efisiensi dan sebagai
kinerja dan menilai tingkat kesehatan bank pelengkap terhadap rasio keuangan yang
(lihat misalnya; Aryati dan Nasser, 2002; lazim digunakan dalam menilai kinerja
Aryati dan Manao, 2002; Febriani dan keuangan lembaga perbankan. Rasio
Rahadian, 2003). Indikator rasio keuangan efisiensi perbankan merupakan variabel
tersebut dihitung berdasarkan angka untuk mengevaluasi efisiensi, sebagai
keuangan yang terdapat laporan keuangan pengganti dari varibel-variabel input-
bank yang merupakan produk akhir dari output yang biasa digunakan pada hampir
suatu proses akuntansi dalam suatu periode semua aplikasi perbankan berdasarkan
tertentu. kualitas input, output serta harga (Halkos
Sesuai dengan SK Direksi Bank dan Salamouris, 2004).
Indonesia No. 27/119/KEP/DIR tanggal 25 Tulisan ini tidak menggunakan
Januari 1995, laporan keuangan sebuah analisis CAMELS sebagai alat pengukuran
bank terdiri dari (i) neraca, (ii) laporan kinerja, sebagaimana digunakan dalam
komitmen dan kontijensi, (iii) laporan berbagai penelitian sebelumnya untuk
laba/rugi, (iv) laporan arus kas, dan (v) menilai kinerja perbankan di Indonesia.
catatan atas laporan keuangan. Laporan Hal ini disebabkan karena CAMELS
keuangan bank diharapkan dapat menilai kinerja perbankan dengan
memberikan gambaran mengenai posisi pendekatan tingkat kesehatan bank,
keuangan serta perubahan kinerja dari sementara tulisan ini menggunakan
39
JAAI VOLUME 12 NO. 1, JUNI 2008: 37– 52
40
Pengukuran Kinerja Bank Komersial dengan Pendekatan Efisiensi ... (Vicky Rahma Putri & Niki Lukviarman)
dimana ukuran mengenai teknis efisiensi beberapa bank yang tidak berada pada
untuk setiap DMU selalu dipertimbangkan. garis tersebut, dengan arti bahwa bank
Operasionalisasi teknik DEA dalam tersebut belum atau tidak efisien. Untuk
mengevaluasi sebuah DMU sebagai mengukur tingkat efisiensinya dapat
sesuatu yang efisien secara teknis jika hal digunakan Tµ, untuk menentukan level
itu memiliki rasio yang “baik” dari setiap optimal dari efisiensi dan menyajikan
output dan juga setiap input. Rangkaian kombinasi dari dua rasio ts. Dengan
kegiatan tersebut mampu menunjukkan menggunakan contoh bank T5, tingkat
signifikansi dari hubungan output-input efisiensi diukur dengan menggunakan Tµ
yang akan di ukur. yang merupakan kombinasi linear dari T2
Ilustrasi dapat memberikan dan T3. Melalui gambaran tersebut, tingkat
gambaran aplikasi model tulisan ini. efisiensi dari bank T5 adalah rasio dari
Dengan mempertimbangkan bentuk jarak OT5/Otµ (lihat gambar 1).
diagram yang digambarkan ke dalam Selanjutnya dari pertimbangan
sumbu x untuk RDIBA dan sumbu y untuk matematis yang digunakan bank N
ROE (lihat gambar 1). Dalam kaitan ini menghasilkan vektor output Ri dalam
misalnya di asumsikan bahwa akan diuji bentuk rasio keuangan sebagaimana telah
tingkat efisiensi dari delapan bank dijelaskan di atas. Matrik output Ri
komersial (T1, T2, … T8). Selanjutnya (dengan i = 1,2,3…, m) diketahui untuk
agar lebih sederhana digunakan dua jenis setiap bank n (dengan n = 1,2,3…, N),
indikator kinrja; ROE dan RDIBA. sementara variabel n digunakan untuk
Dianggap bahwa bank yang mencapai menentukan suatu aturan rata-rata ( ),
efisiensi optimal adalah bank T1, T2, T3, sehingga ( 1, 2 , .. K , µ ) ditempatkan pada
dan T4. Batas efisiensi ditentukan dari setiap bank untuk membentuk batas
garis yang terbentuk dari titik T1, T2, T3, efisiensi untuk suatu bank () dan
T4 serta berhubungan dan merupakan mengukur efficiency score atau l .
kombinasi dari ROE pada sumbu x dan
RDIBA pada sumbu y. Berarti terdapat
41
JAAI VOLUME 12 NO. 1, JUNI 2008: 37– 52
Program linier yang akan digunakan untuk yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
setiap bank pada penelitian ini adalah: Sampel dalam penelitian ini seluruh bank
max l komersial yang terdaftar pada bursa yang
dengan subjek: sama dari tahun 2002 sampai dengan 2004.
N Dengan periode pengamatan selama
n Rin l Ril (i = 1,2,…, m) periode tersebut, akan digunakan berbagai
n =1 data rasio keuangan yang berasal dari
N
laporan keuangan yang terdapat pada
= 1
n =1
n
Indonesian Capital Market Directory
(ICMD).
l 0 Penentuan awal periode data
n 0 (n = 1,2,…, N) penelitian ini didasarkan atas telah
Selanjutnya, menurut Cooper (2005) terjadinya perubahan besar pada sektor
terdapat dua kondisi efisiensi yang keuangan yang ditandai dengan terjadinya
mungkin dialami bank, seperti: privatisasi bank nasional oleh pemerintah
Indonesia (Okuda dan Take, 2005).
Full atau Strong Efficiency Walaupun penelitian dengan sampel yang
Pada kondisi ini terdapat dua hal sama telah yang dilakukan Hadad et al.
yang harus dipenuhi, yaitu: (2003), namun penelitian tersebut
(i) l bernilai positif yang sama dengan 1 dilakukan untuk mengukur tingkat efisiensi
(ii) slack-nya mempunyai nilai sama perbankan di Indonesia sampai dengan
dengan nol tahun 2002. Metode pengambilan sampel
(sampling) dilakukan dengan cara
Weak Efficiency purposive sampling, dimana sampel dipilih
Kondisi ini mungkin terjadi jika dengan menetapkan berbagai kriteria
kondisi (i) tidak terpenuhi, dengan nilai tertentu sebagai berikut:
l kurang dari 1. 1. Sampel yang digunakan adalah bank-
Efficiency score atau l setiap bank bank yang telah go-public di Indonesia
diberikan positif dan kurang dari atau sama 2. Bank yang dijadikan sampel merupa-
dengan 1. Suatu bank akan semakin efisien kan bank komersial, khususnya yang
jika memiliki efficiency score atau memiliki produk dan jasa yang relatif
homogen. Dasar pemilihan bank
l mendekati nilai satu. DMU dengan
komersial sebagai sampel adalah
nilai l satu akan dinyatakan sebagai karena bank komersial memberikan
DMU yang efisien, sementara DMU kontribusi penting dalam per-
dengan nilai l kurang dari 1 dinyatakan ekonomian suatu negara. Disamping
sebagai DMU yang tidak efisien. Hasil itu, bank komersial dapat mempenga-
efficiency score atas penilaian akan meng- ruhi kondisi keuangan dari perekono-
hasilkan peringkat efisiensi bank komersial mian nasional di suatu negara (lihat
selama periode yang diamati. Hasil effi- Halkos dan Salamouris, 2004).
ciency score juga dapat digunakan untuk 3. Bank komesial yang dijadikan sampel,
memberikan pemahaman mengenai konsis- harus terdaftar di Bursa Efek Jakarta
tensi efisiensi atau kinerja dari setiap bank (BEJ) dalam periode pengamatan
komersial selama periode pengamatan. (2002-2004), dan tidak delisting
selama periode tersebut untuk
METODE PENELITIAN menghindarkan survivorship bias
Tulisan ini merupakan rangkuman dalam hasil penelitian.
dari suatu penelitian deskriptif, dengan 4. Bank komersial yang dijadikan sampel
objek penelitian berupa populasi bank telah menerbitkan dan mempublikasi-
42
Pengukuran Kinerja Bank Komersial dengan Pendekatan Efisiensi ... (Vicky Rahma Putri & Niki Lukviarman)
kan laporan keuangan selama periode c. Rasio Net Interest Margin disebut juga
pengamatan. NIM
NIt
NIM = (3)
Berdasarkan kriteria penentuan (TAt + TAt 1) / 2
sampel di atas, maka sampel bank NI adalah pendapatan bersih; TA adalah
komersial terpilih untuk diamati dari total aset; dan t adalah waktu. Semakin
sejumlah populasi perbankan komersial tinggi indikator rasio ini, akan
selama tahun 2002-2004 dapat dilihat pada menunjukkan kemampuan efisiensi yang
lampiran 1, sehingga terpilih sebanyak 17 semakin baik dalam pengelolaan aktiva
bank. bank.
d. Rasio Perbedaan Pengembalian dari
Definisi Variabel dan Pengukuran Interest Bearing Assets
Variabel yang digunakan adalah (ReturnDifference of Interest Bearring
efisiensi yang di ukur dengan Assets atau RDIBA)
menggunakan rasio keuangan. Lima IRSIt IPSCt
RDIBA = (4)
kategori rasio keuangan yang (IBAt + IBAt 1) / 2 (IBLt + IBLt 1) / 2
dipergunakan adalah rasio yang paling IRSI merupakan piutang bunga dan
mencerminkan pencapaian efisiensi bank pendapatan yang serupa; IPSC adalah
komersial, mengacu kepada rasio yang berupa hutang bunga dan beban biaya yang
digunakan dalam penelitian Halkos dan serupa; IBA merupakan pendapatan yang
Salamouris (2004). berhubungan dengan aset; IBL adalah
pendapatan yang berhubungan dengan
Rasio Efisiensi kewajiban; sementara t adalah waktu.
Penggunaan rasio efisiensi Semakin besar nilai perbedaan ini, maka
merupakan terobosan baru dalam akan menunjukkan indikasi kinerja yang
pengukuran kinerja, karena selama ini semakin efisien.
pengukuran kinerja perbankan cenderung
menggunakan pendekatan tingkat Rasio Rentabilitas
kesehatan bank (CAMELS). a. Return on Equity (ROE)
a. Rasio Efisiensi (EFF) PBT
OEt ROE = (5)
EFF = (1) (Et + Et 1) / 2
GOPt PBT adalah laba atau rugi sebelum pajak;
OE adalah biaya operasional; GOP adalah E merupakan ekuitas; dan t adalah waktu.
laba/rugi kotor operasi; dan t adalah waktu. Rasio ini menunjukkan indikator tingkat
Semakin kecil indeks EFF yang diperoleh ROE yang semakin tinggi adalah indikator
suatu bank, maka lembaga tersebut akan semakin baik, karena bank mampu
semakin efisien, karena persentase dari menambah retained earning dan dapat
keuntungan yang dimiliki bank mampu membayar dividen lebih besar.
menutupi biayanya. b. Return on Assets (ROA)
b. Profit/Loss per Employee (P/L) PBT
PBT ROA = (6)
P/L = (2) (TAt + TAt 1) / 2
(Lt + Lt 1) / 2 PBT adalah laba atau rugi sebelum pajak;
PBT adalah laba/rugi sebelum pajak; L TA adalah total aset dan t adalah waktu.
adalah jumlah tenaga kerja yang dimiliki;
dan t adalah waktu. Dalam kaitan ini Metode Analisis
kenaikan indeks menunjukkan kenaikan Data yang diperoleh akan dianalisis
produktivitas dan sebaliknya. dengan menggunakan pendekatan non-
parametrik Data Envelopment Analysis.
43
JAAI VOLUME 12 NO. 1, JUNI 2008: 37– 52
100
0
-100
-200 2002
-300
2003
-400
2004
-500
-600
-700
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17
44
Pengukuran Kinerja Bank Komersial dengan Pendekatan Efisiensi ... (Vicky Rahma Putri & Niki Lukviarman)
600
500
400
300 2002
200 2003
100 2004
0
-100
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17
600
400
200
0 2002
-200 2003
-400 2004
-600
-800
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17
0,06
0,04
0,02
0
-0,02 2002
-0,04 2003
-0,06
2004
-0,08
-0,1
-0,12
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17
45
JAAI VOLUME 12 NO. 1, JUNI 2008: 37– 52
0,4
0,3
0,2
0,1 2002
0 2003
-0,1 2004
-0,2
-0,3
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17
46
Pengukuran Kinerja Bank Komersial dengan Pendekatan Efisiensi ... (Vicky Rahma Putri & Niki Lukviarman)
47
JAAI VOLUME 12 NO. 1, JUNI 2008: 37– 52
48
Pengukuran Kinerja Bank Komersial dengan Pendekatan Efisiensi ... (Vicky Rahma Putri & Niki Lukviarman)
49
JAAI VOLUME 12 NO. 1, JUNI 2008: 37– 52
50
Pengukuran Kinerja Bank Komersial dengan Pendekatan Efisiensi ... (Vicky Rahma Putri & Niki Lukviarman)
Lampiran 2: Correlations
Correlations
51
JAAI VOLUME 12 NO. 1, JUNI 2008: 37– 52
52