Вы находитесь на странице: 1из 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Provinsi Nusa Tenggara Barat(NTB) merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi
kekayaan laut yang tinggi karena dikelilingi laut disetiap sisinya. Salah satu potensi laut yang
dimiliki di provinsi NTB adalah berupa kekayaan akan karang laut yang ada di Pulau Lombok
yang umumnya berjenis Pinctada Maxima. Kerang Mutiara,(Pinctada maxima) termasuk dalam
kingdom invertebrata karena tidak memiliki tulang belakang. Kerang Mutiara,(Pinctada maxima)
memiliki ukuran 8-12 inchi. Cangkang kerang Mutiara dewasa berwarna kuning tua sampai kuning
kecoklatan. Namun, disamping keunggulan akan banyaknya potensi kerang mutiara tersebut
terdapat masalah yang ditimbulkan yakni menumpuknya limbah cangkang kerang mutiara. Hal ini
disebabakan karena masih minimnya pengolahan limbah cangkang kerang mutiara tersebut hanya
sebatas sebagai aksesoris saja. Perlunya peningkatan dalam pengolahan limbah cangkang kerang
mutiara tersebut dapat dilakukan dengan cara dibuat menjadi kitosan.

Kitosan merupakan turunan dari kitin dan umumnya berasal dari limbah udang, kepiting, dan
hewan laut lainya yang memiliki cangkang. Salah satu sumber kitosan adalah dari kerang Mutiara.
Kerang Mutiara,(Pinctada maxima) mengandung kalsium karbonat, kitin yang dapat digunakan
sebagai adsorben. Kitosan diperoleh melalui deasetilasi senyawa kitin yang ditemukan pada
cangkang artrhropoda, Mollusca, fungi, dan algae(Hamed et al., 2016). Menurut Anonymous
dalam Erryana Martati, dkk(2012) kitin didalam bidang industry dapat diaplikasikan untuk
mrengikat bahan pencemar baik bahan organic maupun anorganik. Menurut standford dalam
Erryana Martati, dkk(2012) kelebihan penggunaan kitin yang tidak beracun, dapat terdegradasi
oleh mikroorganisme dan ramah lingkungan. Kitin dapat digunakan sebagai pengkelat ion logam
dan dapat berperan sebagai floakulan. Kitosan tersusun atas N-acetyl-D-glukosamine dan D-
glucosamine-linked 𝛽-(1-4)(Loitkhumar et al., 2016). Kitosan terdiri dari gugus amina dan
hidroksil bersifat basa sehingga dapat bereaksi dengan asam. Kitosan bersifat mengandung gugus
amina yang apabila bereaksi dengan asam maka akan membentuk garam, sehingga untuk
melarutkan kitosan digunakan larutan asam karena kitosan tidak dapat larut dalam air. Selain itu
kitosan dapat berungsi sebagai polikationik sehingga dapat diaplikasikan sebagai adsorben logam
berat, penyerap warna tekstil, bahan pembuatan kosmetik, serta agen bakteri.

Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan densitas lebih besar dari 5 𝑔⁄𝑐𝑚3 , terletak di
sudut kanan bawah pada system periodic unsur, mempunyai afinitas yang tinggi terhadap S dan
biasanya bernomor atom 22 sampai 92, dari periode empat sampai tujuh(Ernawati, 2010). Logam
berat merupakan bahan pencemar yang berbahaya karena bersifat toksik. Jika terdapat dalam
jumlah yang besar dapat mempengaruhi aspek ekologis maupun aspek biologis perairan. Salah
satu logam erat yang berahaya bagi kesehatan adalah logam berat mangan. Dimana Mangan adalah
kimia logam aktif yang ditunjukkan pada symbol Mn dan nomor massa atom 25. Mangan adalah
unsur berlimpah di kerak bumi (sekitar 0.1 %) yang terjadi secara alamiah. Mangan merupakan
logam keras dan rapuh, sulit untuk meleleh, tetapi mudah untuk teroksidasi. Mangan bersifat
reaktif ketika murni, sebagai bubuk akan terbakar dalam oksigen., bereaksi dengan air dan alrut
dalam asam encer(Ansori, 2010). Logam berat mangan tersebut dapat diadsorbsi menggunakan
komposit dari kitosan karbon aktif.

Komposit secara umum berarti penggabungan dua atau lebih material yang memiliki sifat
dan komposisi kimia berbeda. Komposit adalah jenis bahan baru hasil rekayasa yang terdiri dari
dua atau lebih bahan dimana sifat masing-masing bahan berbeda satu sama lain baik itu sifat kimia
maupun sifat fisikanya. Komposit dapat berasal dari bahan alam maupun bahan buatan. Komposit
dengan bahan alam saat ini sedang mengalami perkembangan, dikarenakan memiliki beberapa
keunggulan diantaranya ramah lingkungan, harga pembuatan relative murah, dan ketersediaan
bahan yang melimpah. Salah satu contoh bahan alam yang dapat dibuat sebagai komposit adalah
sekam padi. Sekam padi merupakan bahan buangan dari proses penggilingan padi. Sekam padi
terdiri dari lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua belahan yang disebut lemma
dan palea yang saling bertautan. Sekam padi tahan terhadap pelapukan, memiliki kandungan abu
yang tinggi, bersifat abrasive,menyerupai kandungan kayu, serta memiliki kandungan karbon
yang cukup tinggi sehingga sekam padi dapat dimanfaatkan sebagai adsorben. Sekam padi
tersusun dari jaringan serat-serat selulosa yang mengandung banyak silika dalam bentuk serabut-
serabut yang sangat keras(Nuryono dan Narsito, 2009). Kemudian apabila sekam padi dibakar
pada suhu terkontrol , abu sekam yang dihasilkan dari sisa pembakaran akan mengandung silika
yang tinggi(Lakum, 2009). Selain itu komposit yang dihasilkan akan lebih baik jika dibuat dalam
ukuran granul.

Granul merupakan hasil dari proses granulasi yang bertujuan untuk meningkatkan aliran
serbuk. Granulasi adalah pembentukan partikel-partkel besar dengan mekanisme pengikatan
tertentu. Granulasi juga dapt diartikan proses pembuatan ikatan partikel-partikel kecil membentuk
padatan yang lebih besar melalui penggumpalan massa sehingga granul yang dihasilkan lebih
homogen. Dimana granul komposit dibuat dengan cara hybridisasi yang merupakan penggabungan
dua unsur yang berlawanan tetapi tetap mempertahankan karakter unsur-unsur tersebut.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam penelitian ini dilakukan sintesis kitosan dari
cangkang kerrang mutiara dan pembuatan komposit kitosan karbon aktif. Penelitian ini dilakukan
untuk membuat komposit kitosan karbon aktif berbentuk granul hybrid sebagai penyerap logam
berat mangan.

1.2 Batasan Masalah

Adapun Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Penelitian ini dilakukan hanya menggunakan cangkang kerrang Mutiara berjenis (Pinctada
maxima) sebagai bahan untuk membuat kitosan .
2. Penelitian ini hanya menggunakan sekam padi sebagai bahan pembuatan komposit karbon
aktif.
3. Penelitian ini hanya dilakukan untuk melihat serapan komposit kitosan karbon aktif pada
logam mangan.

1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Berapa suhu optimal yang digunakan untuk mendapatkan luas permukaan komposit yang
paling baik sebagai adsorben?
2. Bagaimana pengaruh lama waktu pemanasan terhadap luas permukaan komposit adsorben
yang dihasilkan?

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui berapa suhu optimal yang digunakan untuk mendapatkan luas
permukaan komposit yang paling baik sebagai adsorben.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh lama waktu pemanasan terhadap luas permukaan
komposit adsorben yang dihasilkan.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini yaitu:

1. Dapat dijadikan sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya dalam hal pemanfaatan
limbah cangkang kerrang Mutiara.
2. Penelitian ini bermanfaat untuk membantu masayarakat dalam melakukan penjernihan air
yang mengandung logam berat.
3. Dengan adanya penelitian ini masayarakat dapat mengurangi keberadaan limbah cangkang
kerang Mutiara dan limbah sekam padi dengan cara dibuat menjadi komposit.

Вам также может понравиться